PEDOMAN PENGAJUAN PROPOSAL HILIRISASI edit ANW SSS maret2017 1

PEDOMAN PENGAJUAN PROPOSAL HIBAH HILIRISASI HASIL PENELITIAN
FAKULTAS TEKNIK UGM 2017
___________________________________________________________________
I.
PENDAHULUAN
Sebagai universitas dengan semboyan Mengakar Kuat Menjulang Tinggi , Universitas Gadjah
Mada (UGM) perlu mewujudkan peranan nyata pembelajaran dan penelitian yang dilakukan oleh
para dosen dan mahasiswa dapat memberikan dampak yang bisa dirasakan langsung oleh
masyarakat umum. Selaras dengan itu, sejak 2012 UGM telah merumuskan tujuan diantaranya
menjadikan UGM sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia dengan reputasi internasional
melalui produk penelitian yang menjadi rujukan nasional yang berwawasan lingkungan dan
responsif terhadap permasalahan masyarakat, bangsa, dan negara yang berbasis pada nilai-nilai
keunggulan riset.
Fakultas Teknik,sebagai bagian dari UGM yang mempunyai atmosfer meneliti yang kuat,
dipastikan telah memiliki hasil-hasil penelitian yang telah dan akan bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat maupun industri secara langsung. Dalam usaha mewujudkan hal tersebut, perlu
adanya upaya yang terukur dan sistematis agar penelitian yang dilakukan di Fakultas Teknik ini
secara bertahap bisa diterapkan oleh para pengguna. Hibah hilirisasi hasil penelitian ini adalah
salah satu cara yang ditempuh Fakutlas Teknik dalam upaya mempercepat proses dimaksud.
Diharapkan dengan adanya hibah ini, hasil penelitian yang sekarang ada, dapat ditingkatlah lebih
lanjut, sehingga semakin mendekati tahap siap diterapkan untuk pengguna.

II.
PENGERTIAN
Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan
dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan
kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia (UU18/2002);
Tingkat Kesiapterapan Teknologi (Technology Readiness Level) yang selanjutnya disingkat dengan
TKT adalah tingkat kondisi kematangan atau kesiapterapan suatu hasil penelitian dan
pengembangan teknologi tertentu yang diukur secara sistematis dengan tujuan untuk dapat
diadopsi oleh pengguna, baik oleh pemerintah, industri maupun masyarakat. TKT merupakan
ukuran yang menunjukkan tahapan atau tingkat kematangan atau kesiapan teknologi pada
skala 1 9, yang mana antara satu tingkat dengan tingkat yang lain saling terkait dan menjadi
landasan bagi tingkatan berikutnya.
Berikut ini adalah penjelasan detail mengenai indikator pada setiap Tingkat TKT.
Indikator TKT Tingkat 1
Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan
1. Asumsi dan hukum dasar (sebagai contoh fisika/kimia) yang akan digunakan pada teknologi
(baru) telah ditentukan,
2. Studi literatur (teori/empiris atas riset terdahulu) tentang prinsip dasar teknologi yang akan
dikembangkan,
3. Formulasi hipotesis riset (bila ada).


Gambar 1. Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT)

Indikator TKT Tingkat 2
Formulasi konsep dan/atau aplikasi formulasi
1. Peralatan dan sistem yang akan digunakan, telah teridentifikasi,
2. Studi literatur (teoritis/empiris) teknologi yang akan dikembangkan memungkinkan untuk
diterapkan,
3. Desain secara teoritis dan empiris telah teridentifikasi,
4. Elemen-elemen dasar dari teknologi yang akan dikembangkan telah diketahui,
5. Karakterisasi komponen teknologi yang akan dikembangkan telah dikuasai dan dipahami,
6. Kinerja dari masing-masing elemen penyusun teknologi yang akan dikembangkan telah
diprediksi,
7. Analisis awal menunjukkan bahwa fungsi utama yang dibutuhkan dapat bekerja dengan baik,
8. Model dan simulasi untuk menguji kebenaran prinsip dasar,
9. Riset analitik untuk menguji kebenaran prinsip dasarnya,
10. Komponen-komponen teknologi yang akan dikembangkan, secara terpisah dapat bekerja
dengan baik,
11. Peralatan yang digunakan harus valid dan reliable, dan
12. Diketahui tahapan eksperimen yang akan dilakukan.

Indikator TKT Tingkat 3
Pembuktian konsep fungsi dan/atau karakteristik penting
1. Studi analitik mendukung prediksi kinerja elemen-elemen teknologi,
2. Karakteristik/sifat dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar telah diidentifikasi dan diprediksi,
3. Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk menguji kelayakan penerapan teknologi
tersebut,
4. Model dan simulasi mendukung prediksi kemampuan elemen-elemen teknologi,
5. Pengembangan teknologi tsb dgn langkah awal menggunakan model matematik sangat
dimungkinkan dan dapat disimulasikan,

6. Riset laboratorium untuk memprediksi kinerja tiap elemen teknologi,
7. Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah diketahui komponen-komponen sistem teknologi
tersebut dapat bekerja dengan baik,
8. Telah dilakukan riset di laboratorium dengan menggunakan data dummy, dan
9. Teknologi layak secara ilmiah (studi analitik, model / simulasi, eksperimen).
Indikator TKT Tingkat 4
Validasi komponen/subsistem dalam lingkungan laboratorium
1. Test laboratorium komponen-komponen secara terpisah telah dilakukan,
2. Persyaratan sistem untuk aplikasi menurut pengguna telah diketahui (keinginan
adopter),

3. Hasil percobaan laboratorium terhadap komponen2 menunjukkan bahwa komponen tersebut
dapat beroperasi ,
4. Percobaan fungsi utama teknologi dalam lingkungan yang relevan,
5. Prototipe teknologi skala laboratorium telah dibuat,
6. Risetintegrasi komponen telah dimulai,
7. Proses kunci untuk manufakturnya telah diidentifikasi dan dikaji di laboratorium, dan
8. Integrasi sistem teknologi dan rancang bangun skala laboratorium telah selesai (low
fidelity).
Indikator TKT Tingkat 5
Validasi komponen/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan
1. Persiapan produksi perangkat keras telah dilakukan,
2. Riset pasar (marketing research) dan riset laboratorium untuk memilih proses fabrikasi,
3. Prototipe telah dibuat ,
4. Peralatan dan mesin pendukung telah diuji coba dalam laboratorium,
5. Integrasi sistem selesai dengan akurasi tinggi (high fidelity), siap diuji pada lingkungan
nyata/simulasi,
6. Akurasi/ fidelity sistem prototipe meningkat,
7. Kondisi laboratorium di modifikasi sehingga mirip dengan lingkungan yang sesungguhnya, dan
8. Proses produksi telah direview oleh bagian manufaktur.
Indikator TKT Tingkat 6

Demonstrasi model atau prototipe sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan
1. Kondisi lingkungan operasi sesungguhnya telah diketahui,
2. Kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses pabrikasi teridentifikasi,
3. M&S untuk kinerja sistem teknologi pada lingkungan operasi,
4. Bagian manufaktur/ pabrikasi menyetujui dan menerima hasil pengujian laboratorium,
5. Prototipe telah teruji dengan akurasi/ fidelitas laboratorium yang tinggi pada simulasi
lingkungan operasional (yang sebenarnya di luar laboratorium), dan
6. Hasil Uji membuktikan layak secara teknis (engineering feasibility).
Indikator TKT Tingkat 7
Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan sebenarnya
1. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah diidentifikasi,
2. Proses dan prosedur fabrikasi peralatan mulai diuji cobakan,
3. Perlengkapan proses dan peralatan test / inspeksi diuji cobakan didalam lingkungan
produksi,
4. Draft gambar desain telah lengkap,

5. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah dikembangkan dan mulai diujicobakan,
6. Perhitungan perkiraan biaya telah divalidasi (design to cost),
7. Proses fabrikasi secara umum telah dipahami dengan baik,
8. Hampir semua fungsi dapat berjalan dalam lingkungan/kondisi operasi,

9. Prototipe lengkap telah didemonstrasikan pada simulasi lingkungan operasional,
10.Prototipe sistem telah teruji pada uji coba lapangan, dan
11.Siap untuk produksi awal (Low Rate Initial Production- LRIP).
Indikator TKT Tingkat 8
Sistem telah lengkap dan handal melalui pengujian dan
demonstrasi dalam lingkungan sebenarnya
1. Bentuk, kesesuaian dan fungsi komponen kompatibel dengan sistem operasi,
2. Mesin dan peralatan telah diuji dalam lingkungan produksi,
3. Diagram akhir selesai dibuat,
4. Proses fabrikasi diujicobakan pada skala percontohan (pilot-line atau LRIP),
5. Uji proses fabrikasi menunjukkan hasil dan tingkat produktifitas yang dapat diterima,
6. Uji seluruh fungsi dilakukan dalam simulasi lingkungan operasi,
7. Semua bahan/ material dan peralatan tersedia untuk digunakan dalam produksi,
8. Sistem memenuhi kualifikasi melalui test dan evaluasi (DT&E selesai), dan
9. Siap untuk produksi skala penuh (kapasitas penuh).
Indikator TKT Tingkat 9
Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian
1. Konsep operasional telah benar-benar dapat diterapkan,
2. Perkiraan investasi teknologi sudah dibuat,
3. Tidak ada perubahan desain yg signifikan,

4. Teknologi telah teruji pada kondisi sebenarnya,
5. Produktivitas pada tingkat stabil,
6. Semua dokumentasi telah lengkap,
7. Estimasi harga produksi dibandingkan kompetitor, dan
8. Teknologi kompetitor diketahui.
III.
TUJUAN HIBAH HILIRISASI HASIL PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan Permen 42/2016, maka tujuan hibah ini adalah
1. Mengetahui status Kesiapterapan Teknologi,
2. Membantu pemetaan kesiapterapan teknologi,
3. Mengevaluasi pelaksanaan program atau kegiatan riset dan pengembangan;
4. Mengurangi risiko kegagalan dalam pemanfaatan teknologi; dan
5. Meningkatkan pemanfaatan hasil riset dan pengembangan.

IV.
KETENTUAN UMUM
1. Penelitian dilaksanakan oleh dosen peneliti dan dapat melibatkan laboran atau
mahasiswa sebagai pembantu peneliti. Peneliti harus memenuhi pesyaratan-persyaratan
sebagai berikut.
a. Tidak sedang tugas belajar studi lanjut atau pensiun pada tahun 2017

b. Setiap peneliti boleh mengajukan 1 (satu) proposal, sebagai peneliti pertama. Dan
diperbolehkan menjadi anggota tim penelitian lainnya sebanyak-banyaknya 2
proposal.

c. Proposal dibuat sesuai dengan template yang diberikan.
d. Penyerahan dan pengajuan proposal dapat dilakukan setiap saat sampai tanggal
31 Oktober 2017 ke KUD di setiap Departemen untuk selanjutnya diteruskan
kepada bagian P2M KPFT Lantai 3.
2. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bertujuan akhir untuk dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat, industri, pemerintah. Perlu dijelaskan posisi Tingkat
Kesiapterapan Teknologi (TKT) penelitian saat mengajukan proposal ini, serta kenaikan
TKT yang akan diraih. TKT minimum yang disyaratkan pada saat pengajuan adalah pada
level TKT 4 yaitu Validasi komponen/subsistem dalam lingkungan laboratorium.
3. Alokasi dana maksimum untuk tiap judul proposal sebesar Rp. 7.500.000,- dengan kuota
sejumlah 30 judul proposal untuk seluruh Fakultas Teknik.
4. Peneliti wajib memenuhi output penelitian berupa proposal hibah yang diajukan ke UGM/
Dikti atau instansi lainnya yang merupakan proposal hilirisasi produk hasil riset yang telah
dilakukan.
V.


PENJELASAN POS PENGGUNAAN
I. HONORARIUM
Sesuai dengan surat edaran dari Dirjen Dikti nomor 1459 /E5.1/LT/2015, honorarium dapat
diberikan jika kewajiban meneliti dosen telah didapatkan dari penelitian yang lain. Honorarium
dapat juga dibayarkan kepada pembantu peneliti. Jika peneliti mengambil pos honorarium pada
proposal ini, maka peneliti diwajibkan untuk melampirkan surat pernyataan tidak menerima
honorarium dari hibah penelitian lainnya. Ketentuan besarnya honorarium maksimal 30%
(termasuk pajak) dari total biaya penelitian dan tidak melebihi SBU.
II. BIAYA ALAT:
Biaya alat dimaksudkan untuk keperluan pengadaan alat pelengkap atau sewa alat pelengkap
kecuali PC (sewa dan pembelian), yang digunakan untuk kegiatan penelitian. Alat dimaksud
adalah alat yang termasuk dalam kategori barang inventaris bukan bahan habis pakai. Biaya untuk
pos ini tidak ditentukan jumlahnya, namun berdasarkan ketentuan yang wajar untuk keperluan
pelaksanaan kegiatan penelitian.
III. BIAYA PERJALANAN:
Biaya perjalanan dimaksudkan untuk keperluan:
1) pengumpulan data
2) koordinasi dengan industri/ pihak lain untuk pematangan produk
3) pelaksanaan operasional kegiatan penelitian dan bukan untuk keperluan pembelian
bahan.

Biaya perjalanan ke luar kota propinsi mengikuti standard biaya perjalanan sesuai surat Menteri
Keuangan yang berlaku dengan tetap memperhatikan kebutuhan yang wajar sesuai kelayakan.
Biaya perjalanan lokal dalam wilayah Propinsi DIY disesuaikan dengan kebutuhan riil.
IV. BIAYA BAHAN
Biaya yang dimaksudkan dalam pos ini adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan
habis pakai dalam kegiatan operasional penelitian baik di lapangan, laboratorium maupun studio.
Biaya untuk pos ini tidak ditentukan dengan jumlah tertentu, tetapi didasarkan atas kelayakan
sesuai dengan kegiatan penelitian.
V. BIAYA LAIN-LAIN:

Biaya lain-lain dipergunakan untuk keperluan selain pos-pos tersebut sebelumnya, seperti:
konsumsi, biaya seminar, biaya penyusunan/pembuatan buku laporan dan lain-lain. Biaya
penyebarluasan hasil, publikasi, biaya meterai, pembuatan proposal dll.
Untuk menghindari kesulitan dan komplikasi yang terkait dengan audit keuangan, peneliti
disarakan menggunakan dananya sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat, dan mengikuti
prosedur baku yang berlaku. Seluruh nota dan bukti pengeluaran wajib disimpan oleh dosen
pengusul.
VI.
AGENDA
No Kegiatan

1
Pengumuman ke semua Departemen
2
Pengumpulan proposal pengajuan ke
KUD P2M di tiap Departemen sejumlah
2 eksemplar tiap judul
3
Proposal dari Departemen diteruskan ke
bagian P2M FT UGM lantai 3
4
Review dan perbaikan proposal
5
6
7
8

9

Pengumuman proposal yang didanai
Penandatanganan
kontrak
antara
peneliti dengan FT
Peneliti membuat proposal hilirisasi ke
instansi yang dituju
Peneliti menyerahkan laporan akhir
berupa proposal hilirisasi ke instansi
yang dituju
Penyerahan dana kepada peneliti
(100%)

Batch 01

Batch 02
April 2017
April - 27 Juni 2017
27 Juni 28 Agustus
2017
28 Juni 2017

29 Agustus 2017

29 Juni 7 Juli 2017

30 Agustus
8
September 2017
11 September 2017
12 September 2017

10 Juli 2017
11 Juli 2017
Sampai 31 Juli 2017
31 Juli 2017

Sampai 31 Oktober
2017
31 Oktober 2017

7 Agustus 2017

7 November 2017

Yogyakarta, April 2017
WD P2MK

Dr. Sugeng Sapto Surjono, ST, MT.
NIP 197011021998031002