KELOLA ASET BELUM MAKSIMAL

KELOLA ASET BELUM MAKSIMAL, AMBON RAIH PREDIKAT WDP

www.bantenposnews.com

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Maluku memberikan
penilaian Wajar Dengan Pengecualian (WDP)i terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD)ii Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon Tahun 2013. Pengelolaan aset tetapiii
Pemkot Ambon dinilai kurang maksimal, sehingga gagal mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)iv.
Kedepan Pemkot Ambon harus segera membenahi sistem pengelolaan aset tetap
mereka agar satu atau dua tahun ke depan bisa mendapatkan opiniv WTP. Hal tersebut
dikemukakan oleh Kepala BPK Perwakilan Provinsi Maluku, Novian Herodwijanto ketika
menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)vi Keuangan Pemkot Ambon kepada
Walikota Ambon Richard Louhenapessy di Kantor BPK Perwakilan Provinsi Maluku, Sabtu
(9/8). Turut mendampingi Walikota Ambon pada saat penyerahan LHP tersebut diantaranya
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon, Reinhard Tomahuw dan Kepala
Inspektorat, Jacky Talahatu.
Menurut Kepala BPK Perwakilan Provinsi Maluku, jika dalam satu atau dua tahun ke
depan pengelolaan aset tetap tidak cepat diperbaiki dan dikelola dengan baik maka Pemkot
Ambon akan sulit mendapatkan opini WTP. Pada Tahun 2012, Penilaian BPK terhadap
LPKD Pemkot Ambon masih memperoleh opini disclaimervii dan Tahun 2013 naik menjadi

WDP. Oleh karena itu hal yang harus segera dibenahi lagi oleh Pemkot Ambon adalah soal
aset tetap sehingga satu atau dua tahun ke depan Pemkot Ambon pasti bisa mendapat opini
WTP.
Sementara itu, Walikota Ambon, Richard Louhenapessy di Kantor BPK Perwakilan
Provinsi Maluku mengaku pemberian opini BPK terhadap LPKD Pemkot Ambon merupakan
kado istimewa bagi masyarakat menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Ambon yang ke439 nanti.
Walikota Ambon berterima kasih kepada seluruh perangkat kerja di jajaran Pemkot
Ambon yang telah bekerja dengan baik dalam hal pengelolaan keuangan sehingga dari Hasil
Pemeriksaan BPK ternyata Pemkot Ambon mendapat penilaian WDP. Dikatakan, penilaian
WDP merupakan dambaan bagi semua Kepala Daerah baik Gubernur maupun

1

Bupati/Walikota pada saat BPK melakukan pemeriksaanviii pengelolaan keuangan di masingmasing daerah.
Walikota Ambon menyadari bahwa apresiasi ini belum maksimal karena masih
banyak yang perlu dibenahi tetapi paling tidak apa yang diberikan akan menjadi dorongan
bagi seluruh Aparat Pemkot Ambon untuk mempertahankan dan meningkatkan kerja
sehingga kita bisa memperoleh WTP di tahun mendatang. Untuk itu, ke depan, menurutnya,
Pemkot Ambon akan mengambil sebuah kebijakan dimana nantinya pengelolaan aset tetap
itu akan diserahkan kepada pihak ketiga. Selama ini pengelolaan aset hanya ditanggani oleh

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)ix secara internal dan Pemkot Ambon telah
mengucurkan banyak sekali anggaran untuk pembenahan aset namun hasilnya belum
maksimal sehingga pihaknya berharap dengan pembenahan aset ini dalam satu atau dua tahun
kedepan WTP dapat kita raih.
Di tempat yang sama Ketua DPRD Kota Ambon, Reinhard Toumahuw juga meminta
Pemkot Ambon untuk lebih baik lagi mengelola keuangan daerahx sehingga apa dilakukan
nantinya akan mendapat penilaian yang positif. Menurutnya, selama 15 tahun duduk sebagai
Anggota DPRD di Pemkot Ambon baru kali ini Pemkot Ambon mendapat penilaian WDP
dari BPK. Oleh karena itu ke depan diharapkan bisa dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan
lagi.
Sumber Berita :
Harian Siwalima, 11 Agustus 2014
i

Opini Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion), pendapat wajar dengan pengecualian
menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperiksa menyajikan secara wajar: dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk hal-hal yang dikecualikan.
ii
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat/Daerah (LKPP/D), laporan pertanggungjawaban

pemerintah atas pelaksanaan APBN/APBD yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
iii
Pengertian Aset Tetap dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) adalah aset
berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
iv

Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan
bahwa laporan keuangan entitas yang diperikasa menyajikan secara wajar : dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
v

Opini, pernyataan profesional adalah kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan; Pernyataan atau pendapat professional yang merupakan
kesimpulan pemeriksa mengenai tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
yang didasarkan pada kriteria (1) kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, (2) kecukupan
pengungkapan (Adequate Disclosures), (3) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan
(4) efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

2

vi

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), Laporan tertulis mengenai hasil pelaksanaan pemeriksaan
yang dilakukan oleh tim pemeriksa dan disampaikan kepada DPR, DPD, dan DPRD.
vii
Opini Pernyataan Menolak Memberikan Opini (Disclaimer Of Opinion), Pemeriksa tidak
menyatakan pendapat atas laporan keuangan, karena bukti pemeriksaan tidak cukup untuk membuat
kesimpulan.
viii
Pemeriksaan, proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen,
objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
ix
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang
bertanggungjawab kepada gubernur/bupati/walikota dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
yang terdiri dari sekretaris daerah, dinas daerah dan lembaga teknis daerah, kecamatan, desa, dan
satuan polisi pamong praja sesuai dengan kebutuhan daerah.
x

Keuangan Negara/Daerah, semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut [vide: UU No. 17/2003, Pasal 1 dan 2].

3