Majalah Sains - Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

(1)

O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l | M e i 2 0 1 6

SAINS

MENGEMBALIKAN INTEGRITAS

DALAM PENDIDIKAN


(2)

2

R U B R I K A S I

Fot

o : Seno A


(3)

3

R E D A K S I

Fot

o : Seno A

ji

Fot

o : Bambang

SALAM REDAKSI

PENGARAH Dirjen Dikdasmen PENASIHAT Sesditjen Dikdasmen PENANGGUNG JAWAB Yudistira W PEMIMPIN REDAKSI Guritno W WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Mukhidin REDAKTUR PELAKSANA Margo Subekti REDAKTUR M. Adib Minanurokhim | Billy Antoro REPORTER Mustoik Slamet | Benny Susanto | Juju Surgana| M. Rizal Amsar | Gunawan Laksono | Ekky Fajrie | Mashuri | Ngadirun | Sulaeman Abdul R | Dwi Riyanto | Jamal Abdillah | T. Ikhwanul Ghofur | Muhammad Fitrah | Aip Saepudin | Harrys Kristanto | Robert Leo T | Udin Syamsudin | Rizal FOTOGRAFER Bambang Suprianto | Alvein Damardanto | Seno Aji | Raiiandi DESAIN DAN TATA LETAK Ihyak Ulumuddin | Achmad Mauludy | Muhammad Anhar SEKRETARIAT Sulistiyawati | Usman Supriadi | Wahyu Purnomo

Alamat Redaksi:

Bag. Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 5, Senayan, Jakarta

Telepon: (021) 5725613

Laman: http://dikdasmen.kemdikbud.go.id REDAKSI Olimpiade Sains Nasional (OSN) kembali dihelat. Seluruh siswa jenius di negeri ini berkumpul

di Kota Palembang, adu

prestasi dan kompetensi dalam sebuah kompetisi akbar. Dari sinilah, kelak, muncul generasi X. Generasi yang berisi anak-anak muda pembangun negeri, yang sikap dan cara berpikirnya ilmiah.

Begitulah OSN XV ini diselenggarakan, membina dan mengembangkan bakat, minat, dan prestasi siswa dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Tema yang diangkat demikian kuat: Membangun Integritas Melalui Prestasi Sains. Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, tahun ini peserta OSN adalah siswa-siswi jenius dari tiga satuan pendidikan: SD, SMP, dan SMA. Sebab OSN berorientasi akademik. “Sedangkan SMK dan

SLB dilaksanakan dalam bentuk lomba kompetensi siswa yang berorientasi keterampilan,” kata Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad dalam pembukaan OSN di Palembang Sport & Convention Center, Selasa (16/5/2016).

Untuk mempublikasikan ajang akbar tahunan ini ke masyarakat luas, Sekretariat Ditjen Dikdasmen menerbitkan Majalah

Sains. Melalui penerbitan ini, diharapkan semua aktivitas peserta OSN dapat direkam dan diabadikan.

Tak ada gading yang tak retak, begitu pula majalah ini. Semoga sajian ini memberi gambaran umum terkait pelaksanaan OSN 2016. Selamat membaca!

Pemimpin Redaksi, Guritno Wahyu W


(4)

4

D A F T A R I S I

SD, SMP

SMA

8

9

JAWABAN

MATEMATIKA

BUTUH CARA

PENYELESAIANNYA

ANTARA DOKTER

DAN SASTRAWAN

RASA SYUKUR ACHMAD

LAHIRKAN OPTIMISME

10

MENGGAPAI MIMPI

LEWAT ASTRONOMI

SOAL TEORI

DILUAR PREDIKSI

23

HEBAT ALA

BRIAN


(5)

5

D A F T A R I S I

BAGI BHARGO,

FISIKA ILMU YANG

MENYENANGKAN

KAJIAN UTAMA

Tahun 2016 ini, komposisi peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) XV di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, lebih merata. Mereka tidak hanya berasal dari satuan pendidikan di bawah naungan Kementerian

Integritas adalah syarat mutlak menjadi seorang saintis. Syarat ini, menjadi titik temu untuk bersama-sama saintis muda Indonesia,

PESERTA OSN XV LEBIH MERATA

MENGEMBALIKAN INTEGRITAS DALAM

PENDIDIKAN

TAK MENYANGKA BISA

IKUT OSN

BERHASIL

MENYELESAIKAN TUGAS

KONTEN

GALERI 13

27 28 - 29

GALERI

MOMEN TERBAIK

4 KARAKTER

SAINTIS

TAHUN LALU SEMPAT

GAGAL IKUT OSN

18

18

18

15

16

17

19

Pendidikan dan Kebudayaan, ada juga peserta yang berasal dari satuan pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA).

mengembalikan integritas dalam dunia pendidikan. Harapannya, akan lahir generasi yang lebih kompeten dan berintegritas.


(6)

(7)

7

R E D A K S I


(8)

8

J E N J A N G S D

T

es eksplorasi bidang matematika pada Olimpiade Sains Nasional tingkat SD tak hanya membutuhkan jawaban, melainkan juga proses mendapatkan jawaban. Dari 6 soal yang diujikan pada Rabu pagi (18/5/2016), Khaif Al Fansyuri, siswa kelas V SD Negeri 1 Bireun, Aceh, hanya mampu menyelesaikan 4 soal secara utuh. Dua soal lainnya, tentang aljabar dan geometri, luput ia tulis dalam proses mendapatkan jawaban. “Tidak bisa kita tulis karena itu cara pemikiran,” ujarnya usai menjalani ujian di Hotel Emilia. Padahal, saat menjalani karantina selama 3 hari di Banda Aceh, ia telah mempelajari materi itu.

Menanggapi hal tersebut, Lukita A m b a r w a t i , Ketua Juri, mengatakan, tes OSN bidang m a t e m a t i k a m e n d o r o n g siswa untuk menuangkan proses mendapatkan jawaban langkah

demi langkah dalam bentuk uraian. “Mereka menuangkan ide dan gagasan di dalam jawaban yang runut yang bisa kita baca alurnya,” ungkapnya.

Selama ini, tambahnya, pembelajaran matematika di Indonesia tidak menekankan aspek bercerita dan mendorong siswa untuk menguraikan jawaban. Proses berpikir berada di dalam kepala namun anak tidak diajarkan untuk menuangkan isi kepala ke dalam bentuk tulisan. “Pengajaran matematika itu sebaiknya membangun logika berpikir yang benar,” tegasnya.

Di rumah, orang tua dapat membantu anaknya belajar matematika dengan menyediakan alat peraga yang dibuat secara sederhana. Misalnya dengan memberikan sapu lidi saat anak belajar bilangan satuan dan puluhan.*

(Billy Antoro)

JAWABAN

MATEMATIKA

BUTUH CARA

PENYELESAIANNYA

TENANG, CARA

AMPUH KERJAKAN

SOAL SULIT

S

aat keluar dari ruang ujian Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Hotel Emilia Palembang, Sumatera Selatan, Selasa siang (17/5/2016), wajah Raja Moses Nesta tampak kusut. Ada materi soal matematika yang membuatnya kelimpungan, yaitu geometri. “Sudah dipelajari, tapi saya lemah tentang itu,” kata siswa SD Santo Yosef Sidikalang, Dairi, Sumatera Utara, ini.

Sebelum berangkat ke Palembang, ia sempat menjalani karantina selama

MATEMATIKA

dua hari. Dua guru pembimbing m e m b e r i ka n ny a m a te r i eksplorasi dan bahasan soal-soal OSN tahun lalu, termasuk geometri. Namun ternyata tak semua materi yang diberikan keluar dalam soal ujian. Kendati demikian ia tahu apa yang harus dilakukannya. “Tadi saya pakai rumus dan tenang saja,” ungkapnya.

Dari 25 soal isian singkat dan 13 soal uraian, Raja mengaku optimis dapat nilai baik sekitar 75%. Tapi ia tak berani memancang target tinggi. Ia menargetkan dapat perak pada OSN tahun ini.

Menjadi sukses dan berprestasi di bidang matematika bukan hal mudah. Raja punya pesan kepada siswa yang ingin berprestasi seperti dirinya. “Rajin belajar, berdoa kepada Tuhan, dan tetap semangat,” ucap siswa berkulit putih yang bercita-cita menjadi profesor di bidang matematika ini.*

(Billy Antoro)

Fot

o : Billy Ant

or

o

Fot

o : Billy Ant

or


(9)

9

J E N J A N G S D

IPA

INGIN JUARA

SEPERTI KAKAK

I

ngin seperti kakaknya yang pernah juara Olimpiade Sains Nasional (OSN), Ahmad Maulana, siswa kelas V SD Islam Integral Luqman Al-Hakim, Kota Batam, Kepulauan Riau, berusaha memberikan yang terbaik saat lomba. “Kakak saya pernah ikut OSN jenjang SD dan berhasil juara 3 pada tahun 2007,” ungkapnya dengan bangga saat ditemui usai tes hari pertama yang diselenggarakan di Hotel Horison Ultima, Palembang, Selasa (17/5/2016).

Prestasi yang pernah ditoreh oleh kakaknya m e n j a d i m o t i v a s i tersendiri. Bidang yang ia ambil juga sama dengan kakaknya yaitu IPA. “Semoga saja kalau lancar, saya juga bisa juara kayak kakak,” harapnya.

Kini kakaknya sedang kuliah di Turki, mengambil jurusan kimia. Di awal persiapan OSN, ia sempat minta bimbingan belajar kepada kakaknya yang

ANTARA

DOKTER

DAN

SASTRAWAN

H

obi membaca membuat Rianti Rahmadani, siswi kelas V SD Negeri 06 Perawang Barat,

Kabupaten Siak, Riau, juga menggemari puisi. Ia pun berkeinginan menjadi sastrawan dan dokter.

“Cita-citaku jadi dokter, tapi aku suka sastra,” ungkap peserta Olimpiade Sains Nasional bidang IPA tingkat SD ini di Hotel Horison, Palembang, Rabu (18/5/2016).

Menurut Rianti, puisi itu menarik. Ia sudah menyukainya sejak kelas III SD dan beberapa kali mengikuti lomba cipta puisi. “Aku pernah ikut Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional kategori cipta puisi, tapi belum juara,” ungkap putri sulung dari empat bersaudara ini. Kegemaran membaca mendorong Rianti mempunyai perpustakaan mini di rumahnya. Berbagai buku sains, puisi, iksi, dan komik menghiasi lemari kaca perpustakaannya. Rianti ingin jadi dokter karena ia suka biologi. Di bidang IPA, ia pernah mengikuti Olimpiade Fisika-Universitas Riau pada 2015 dan meraih medali perunggu.

Persiapannya menjelang OSN cukup matang. Bersama rekan-rekannya, ia mendapatkan bimbingan belajar selama 15 hari. Sebelumnya, ia belajar intensif dengan guru kelas tiga kali seminggu. Belajar di sekolah selepas jam pelajaran berakhir dengan 2 jam per pertemuan.*

(Dwi Riyanto)

pulang dalam rangka liburan.

Setelah kakaknya kembali ke Turki, ia belajar mandiri. Soal-soal yang diberikan oleh guru diselesaikan di rumah sendirian. Apabila menemukan kesulitan, Google

m e n j a d i t e m p a t bertanya.

“Bapak kontraktor dan ibu saya guru bahasa Indonesia. Jadi kalau mau tanya tentang IPA, mereka tidak mengerti,” k a t a n y a s a m b i l tersenyum.

Maulana bercita-cita menjadi ahli biologi. Sebab ia menyukai bidang biologi di antara bidang-bidang lain yang ada di IPA. Ia tidak mau mengikuti jejak kakaknya menjadi ahli kimia karena kimia dianggap banyak berhitung.*

(Dwi Riyanto)

Fot

o : Dwi Riyant

o

Fot

o : Dwi Riyant


(10)

10

J E N J A N G S M P

A

chmad Reynaldi Faturahman, siswa SMP Negeri 1 Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, adalah sosok yang sangat gigih. Sebelum berangkat ke Palembang, ia mengikuti karantina selama

seminggu. Kendati demikian, ia tetap belajar sendiri. “Hari minggu pun saya harus belajar,” kata peserta OSN tingkat SMP bidang Matematika di SMP Indo Global Mandiri, Palembang, ini, Selasa (17/5/2016).

Walau sudah mempersiapkan diri dengan matang,

RASA SYUKUR ACHMAD

LAHIRKAN OPTIMISME

A

rika Alam Juarri, siswi SMP Negeri 2 Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, merasa kesal. Dari lima soal yang diberikan, ia hanya mampu menjawab tiga soal. “Padahal

sudah belajar dan soalnya itu ada di materi yang dipelajari,” ujar peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang matematika tingkat SMP di SMP Lifeskill Teknologi Informatika Indo Global Mandiri, Palembang, ini, Rabu (18/5/2016).

Ia merasa situasi ini membuatnya sulit meraih medali. Persiapan OSN tahun ini telah dilakukannya

tak otomatis semua soal mudah dijawab. Ada satu soal, katanya, yang tingkat kesulitannya sangat tinggi. Waktunya habis untuk menjawab soal itu. “Tapi saya optimis bisa lanjut lagi di OSN ini,” ujar siswa yang hobi baca novel ini.

Optimisme dan kegigihan tersebut merupakan bentuk syukur Achmad atas dukungan orang-orang terdekatnya. “Saya bisa berhasil masuk di OSN karena didukung oleh guru-guru, orang tua, dan teman-teman,” ungkap juara umum di kelas VII sekolahnya ini. Sekolah pun memberi bantuan berupa pelatihan soal baik di sekolah maupun di rumah.*

(Ekky Fajrie)

dengan sangat matang. Termasuk membalas kegagalan tahun lalu di mana ia tak lolos seleksi OSN di tingkat provinsi.

Belum lagi masa karantina yang telah dijalani selama dua minggu. Juga dukungan guru dan orang tua yang terus memotivasinya untuk berprestasi di bidang matematika.

Belakangan ia tahu apa yang membuatnya tak dapat menyelesaikan dua soal itu. “Terlalu terburu-buru dalam mengerjakan soal,” ungkapnya. Namun ia terus berdoa agar tetap dapat medali. Sebab, baginya, satu-satunya cara untuk membahagiakan orang tua adalah mempersembahkan medali OSN kepada mereka.*

(Ekky Fajrie)

DUA SOAL

MEMBUAT KESAL

Fot

o :Ekky F

ajrie

Fot

o :Ekky F

ajrie

Fot

o : R

aifiandi


(11)

11

J E N J A N G S M P

Fot

o :M. F

itr

ah

Fot

o :M. F

itr

ah

Fot

o : R

aifiandi

IPS

R

ezqi Kurniawati yakin jadi juara 1. Siswi SMP Negeri 1 Nanggulan Kulon Progo, D.I. Yogyakarat, ini merupakan peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang IPS. Lomba digelar di SMP Lifeskill Teknologi Informatika Indo Global Mandiri, Palembang, Selasa (18/5/2016). Ia punya resep di balik keyakinannya itu. “Saya berhasil menghilangkan rasa gugup di saat mengisi soal,” ungkapnya.

Sebelum ke Palembang, Rezqi mengikuti seleksi tingkat provinsi selama tiga hari. Ia bersaing dengan siswa lain dari sejumlah SMP yang ada di Yogyakarta. Seleksi dilakukan bersamaan dengan seleksi OSN tingkat SD dan SMA.

Menurut Rezqi, dukungan semangat yang diberikan orang tuanyalah yang membuatnya yakin menjadi juara. Meskipun ayahnya seorang petani dan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga, dukungan keduanya begitu besar sehingga mampu mengantarkannya ke tingkat nasional. “Walaupun ini pengalaman pertama saya ikut lomba, saya merasa senang karena bisa membawa nama baik sekolah dan nama baik Provinsi D.I.Yogyakarta,” ucapnya.*

(M.Fitrah)

HILANGKAN GUGUP,

RESEP JUARA 1

S

opi Badriah, siswi SMP Negeri 3 Karang Tanjung, Banten, merasa ragu meraih emas. Keraguan itu muncul setelah ia melihat respon peserta lain yang tampak santai menghadapi soal.

“Saya melihat peserta dari provinsi lain lebih yakin dan lebih baik dalam menjawab soal-soal yang dilombakan,” ujarnya di Museum Bala Putra Dewa Palembang, Rabu (18/5/2016). Museum ini menjadi lokasi ujian praktik bidang IPS pada Olimpiade Sains Nasional tingkat SMP.

Sebenarnya persiapan Sopi cukup matang. Ia telah membaca banyak buku dan berlatih soal-soal yang berhubungan dengan pelajaran IPS. Namun, entah mengapa, perasaan pesimis itu muncul.*

(M. Fitrah)

SOPI RAGU

RAIH EMAS


(12)

12

J E N J A N G S M P

O

limpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMP bidang IPA diselenggarakan di SMA Lifeskill Teknologi Informatika Indo Global Mandiri (LTI IGM), Palembang, Selasa (17/5/2016). Seusai melaksanakan praktikum isika, Deonatan Dinata, siswa kelas VIII SMP Xaverius 1 Bandar Lampung, Lampung, bercerita tentang keberhasilannya menjadi peserta OSN.

Sebelum datang ke Palembang, Deonatan menjalani pembinaan akademik selama seminggu. Pembinaan diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Ia banyak mendapat masukan dari para pembimbing. Namun, saat mengerjakan soal, ia mengaku mengalami kesulitan. Sebab, soal yang diujikan bersifat aplikatif. Beda dengan teori yang dirasa lebih mudah. Deonatan mengungkapkan bahwa siswa Indonesia terbiasa dengan teori namun kekurangan waktu untuk mengaplikasikannya.

Deonatan terbilang sering mengikuti seleksi OSN di Kota Bandar Lampung dan mengukir prestasi. Ia pernah

jadi juara 1 bidang isika saat seleksi di tingkat provinsi namun belum lolos ke tingkat nasional. Kegagalan itulah yang memicunya untuk terus berjuang mempersiapkan diri agar bisa mengikuti OSN pada tahun mendatang.

* (Juju Surgana)

PERJUANGAN DEONATAN

MENGHADAPI OSN

M

e n j e l a n g pelaksanaan O l i m p i a d e Sains Nasional (OSN), hari-hari Irhasy Muhamad Maulud, siswa kelas VIII SMP Negeri 40 Jakarta, diwarnai dengan belajar dan belajar. Kepala Sekolah mewanti-wantinya agar belajar lebih keras dari biasanya.

“Saya diberi pesan oleh Bapak Kepala Sekolah untuk belajar lebih keras lagi daripada biasanya sebelum menghadapi OSN,” ucapnya di SMA  Lifeskill  Teknologi Informatika Indo Global Mandiri (LTI IGM), Palembang, Rabu (18/5/2016).

Perjalanan Irhasy menuju

Palembang juga tergolong berat. Setelah lolos seleksi OSN tingkat kota, mulai Maret hingga April 2016, ia dan 99 siswa lainnya mengikuti pelatihan dan seleksi yang sangat ketat.

Pelatihan tahap pertama dilakukan selama tiga hari. Pada hari keempat diadakan tes. Seminggu berikutnya, usai pelatihan tahap pertama selesai, dilaksanakan pembinaan atau pelatihan tahap ke-2. Pelatihan tahap ke-2 ini berlangsung empat hari dan diikuti 36 siswa. Pada hari ke-5, ke-36 siswa diseleksi lagi. Tercatat siswa yang lolos 18 siswa.

Kedelapan belas siswa kemudian mengikuti Olimpiade Sains Provinsi (OSP), termasuk dirinya. Pembina tahap I dan II berasal dari guru-guru yang ada di Jakarta. Sedangkan pembina tahap III adalah dosen Universitas Negeri Jakarta.

Sejumlah prestasi telah diukir Irhasy, di antaranya juara I kompetisi IPA MGMP tingkat kota madya, juara VII kompetisi bahasa Inggis MGMP se-DKI Jakarta, peringkat II di kota madya, dan hingga juara I bidang IPS MGMP sewali kota madya.*  (Juju Surgana)

JELANG OSN, BELAJAR

IRHASY SEMAKIN KERAS

Fot

o :Juju Surgana

Fot

o :Juju Surgana

Fot

o : R

aifiandi

Fot

o : R

aifiandi


(13)

13

G A L E R I


(14)

Anak-anak peserta OSN, harus menjadi anak-anak yang aktif di sekitarnya. Republik ini membutuhkan tokoh-tokoh yang bisa mengubah, dan mereka tidak boleh hanya bergerak di

ruang-ruang tertentu, harus aktif dan terlibat. Kita membutuhkan lebih dari sekedar saintis, kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang bisa dan mampu

menggunkan metode sainsnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di bangsa ini, dan adik-adik peserta OSN adalah harapan kita. Jangan hanya hebat di

dalam ruang kelas, jangan hanya hebat di laboratorium. Jadilah pemimpin-pemimpin pelajar indonesia.

Anies Baswedan - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Foto : Seno Aji


(15)

15

K A J I A N U T A M A

T

ahun 2016 ini, komposisi peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) XV di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, lebih merata. Mereka tidak hanya berasal dari satuan pendidikan di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ada juga peserta yang berasal dari satuan pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). “Para peserta juga berasal dari MI, MTS, dan MA. Selamat datang anak-anakku dari madrasah, kita berkumpul kembali setelah tahun 2009 kita berpisah sementara,” ujar Hamid Muhammad, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Memengah, di Palembang Sport Convention Center, Senin, 16 Mei 2016. Jumlah peserta OSN XV dari MI ada 7 siswa, MTs 6 siswa, dan MA 45 siswa.

Hamid menambahkan, OSN XV juga diikuti para siswa dari SD-SMP Satu Atap, dan dari kabupaten yang masuk kategori 3T. Peserta dari SD-SMP Satu Atap ada 4 siswa, sementara dari kabupaten 3T untuk tingkat SD ada 51 siswa (12,5%), SMP 26 siswa (6%), dan SMA 26 siswa (6%).

“Hal ini menunjukkan bahwa distribusi para peserta OSN tiap tahun semakin merata, dari

Peserta OSN XV juga ada dari madrasah

anak-anak kita yang terbaik, dari pelosok tanah air,” tegas Hamid.

Sementara itu, untuk siswa-siswi SMK dan PKLK tidak ikut pada OSN tahun ini, karena mereka akan mengikuti Lomba Kompetensi Siswa.

“Pada OSN XV ini, hanya diikuti siswa SD, SMP, dan SMA, mengingat orientasinya bidang akademik. Sedangkan untuk SMK dan PKLK itu dilaksanakan dalam bentuk Lomba Kompetensi Siswa yang orientasinya adalah keterampilan,” ujar Hamid. Lomba Kompetensi Siswa yang diikuti siswa SMK akan dilaksanakan di Malang. Sementara PKLK akan dilaksanakan di Bandung.*

(M. Adib Minanurokhim)

PESERTA OSN XV LEBIH MERATA

Fot

o : Mauludy

Fot


(16)

16

K A J I A N U T A M A

Fot

o : Seno A

ji

P

endapat Ki Hadjar Dewantara di atas sangat menarik, karena memuat tiga komponen yang selama ini dianggap penting dalam dunia pendidikan, yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorif. Hingga kemudian, Pemerintah Indonesia memasukkan ketiga komponen itu dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Hal itu bisa ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

MENGEMBALIKAN INTEGRITAS DALAM PENDIDIKAN

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Selama bertahun-tahun, fungsi dan tujuan pendidikan di atas senantiasa diupayakan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar mewujud dalam perilaku bangsa Indonesia. Namun tak semua daya upaya yang dilakukan membuahkan hasil yang sesuai harapan. Masih banyak ditemukan perilaku yang tak sesuai fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, salah satu masalah terbesar

dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah merosotnya integritas dalam perilaku bangsa Indonesia. Mendikbud

mencontohkan, dalam perdagangan di dunia maya

seringkali laman toko maya luar negeri menolak melayani pembelian dari Indonesia.

“Pesannya sederhana, we do not sell to indonesia. Mengapa? karena toko-toko online itu sudah kapok! Sudah kapok menerima pesanan yang tidak dibayar. Apakah ini dilakukan pejabat? Tidak. Apakah anggota dewan? Bukan. Ini dilakukan secara kolosal, oleh kita semua!” ungkap Mendikbud, saat menyampaikan arahan kepada peserta OSN di Palembang Sport Convention Center, Kota Palembang, Senin 16 Mei 2016.

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak bol kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. (Ki Hadjar Dewantar


(17)

17

K A J I A N U T A M A

ALAM PENDIDIKAN

Menyadari fakta perilaku bangsa Indonesia tersebut, Mendikbud mengajak seluruh stakeholder pendidikan untuk bersama-sama berikhtiyar mengembalikan integritas dalam dunia pendidikan. Mendikbud juga mengajak seluruh peserta Olimpiade Sain Nasional (OSN) XV yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia untuk bersama-sama membangun integritas melalui prestasi sains.

“Dari OSN ini mari kita berikhtiyar, mengembalikan integritas dalam pendidikan kita. Kita tunjukkan dan buktikan bahwa di OSN ini semuanya

berbasiskan meritokrasi, berbasiskan prestasi!” tegas Mendikbud.*

(M. Adib Minanurokhim)

an, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar (Ki Hadjar Dewantara)

G

enerasi Abad 21 dihadapkan

permasalahan yang pelik sekaligus kompetitif. Di

antaranya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang bergulir sejak tahun 2015. Pada masa ini, persaingan antarwarga ASEAN di bursa tenaga kerja semakin meningkat. MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya.

Karena itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, pada pembukaan OSN XV di PSCC, Palembang, mengatakan bahwa generasi Abad 21 harus memiliki 4 kemampuan untuk dapat bersaing. 4 kemampuan itu

4 KARAKTER SAINTIS

adalah berikir kritis, kreatif, mampu berkolaborasi, dan berkomunikasi.

Untuk menumbuhkembangkan 4 kemampuan itu, para pelajar harus memiliki 4 karakter. Pertama, curiosity. Kedua, kegemaran bereksperimen. Ketiga, skeptis positif, dimana seseorang tak mudah percaya tanpa melakukan analisis yang ilmiah; dan keempat, integritas. “Kejujuran dalam sains, dijunjung tinggi. Seorang saintis harus menjaga kemurnian dan otentisitas proses keilmuannya. Siapa yang menjaga? Diri sendiri. Integritas ini menjadi kunci!” tegas Mendikbud.* (M. Adib Minanurokhim)

Para peserta OSN harus memiliki 4 karakter yang bisa mendorong lahirnya 4 kemampuan

Fot


(18)

18

J E N J A N G S M A

Fot

o : Harr

ys K

ristant

o

Tak Menyangka Bisa Ikut OSN

Saya belajar sendiri karena pustaka di kabupaten masih kurang, di provinsi juga sama. Saya juga belajar melalui internet untuk mencari informasi. karena saya tidak mau ambil gampang, tapi harus mencari dan mendapatkan yang terbaik.

Tahun lalu saya sempat gagal mengikuti OSN 2015 karena tereleminasi pada saat tes tingkat kabupaten. Karena itu, saya gak nyangka juga bila akhirnya bisa ikut OSN.

Tahun Lalu Sempat Gagal Ikut OSN Tahun lalu saya ikut OSN, namun gagal pada tingkat provinsi. Sekarang saya berhasil menjadi peserta OSN XV di Kota Palembang.

Sekarang, saya lebih menguasai Ilmu Kebumian karena sudah punya pengalaman pada tahun lalu, namun ada beberapa alat peraga yang masih belum saya kuasai untuk ujian praktik esok.

Amalia Annas Prasetyo Siswi kelas XI SMA Averos jurusan IPA, Sorong, Papua Barat. Peserta OSN tingkat SMA Kebumian.

Juan Calfrin Koly Siswa SMA Negeri 1 Seram Barat, Provinsi Maluku. Peserta OSN tingkat SMA Kebumian

Berhasil Menyelesaikan Tugas

Pada OSN bidang Kebumian di tahap ujian praktik, saya kesulitan mengendalikan teleskop dan cara mengatur alat pengukur suhu udara, karena belum pernah menggunakan alat tersebut. Tapi alhamdulilah, akhirnya ujian lancar. Gangguan tadi ada di bagian teleskop pada saat melihat sun spot.

Iin Mutmainnah Siswi SMAN 1 Kota Ternate, Maluku Utara. Peserta OSN tingkat SMA Kebumian

(Harrys Kristanto)


(19)

19

J E N J A N G S M A

Fot

o : Guna

wan

Fot

o : Guna

wan

Fot

o : Jamal Abdillah

B

agi Putu Bhargo Abhimana Chrysnanda, Peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA bidang Fisika, Ilmu Fisika merupakan ilmu yang menyenangkan. Karena Fisika menuntun manusia untuk berikir tentang proses kejadian yang terjadi di sekitar manusia.

“Belajar Fisika itu menyenangkan, karena kita dituntut berpikir tentang proses-proses di alam sekitar, yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang proses tersebut sehingga ada keinginan untuk mencari jawaban,” ucap Bhargo, setelah mengikuti ujian teori OSN bidang Fisika di SMK Negeri 2 Palembang, Selasa, 17 Mei 2016. Menurut siswa kelas XI SMA Negeri 1 Singaraja, Provinsi Bali ini, ada kepuasan tersendiri saat berhasil memecahkan sebuah permasalahan Fisika.

“Dapat memecahkan soal isika itu ada rasa kepuasan dan buat saya itu seru sekali,” lanjutnya. Bagi Bhargo, OSN XV di Palembang ini memberikan pengalaman baru untuknya. Ia mendapatkan teman baru dan tantangan saat menjawab soal Fisika yang dilombakan. Menurut Putu, soal-soal OSN bidang Fisika tergolong sulit. Selain itu, soal-soal teori Fisika yang diujikan tahun ini

berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu soal yang dilombakan hanya mengenai mekanika dan listrik. Tapi tahun ini, selain mekanika dan listrik, terdapat juga soal tentang gas termodimanika.

“Tahun ini ada campurannya yaitu tentang soal gas termodinamika,” ucap Bargo. “Tidak ada soal yang mudah, semuanya sulit, dan saya pesimis bisa mendapatkan medali, karena saya merasa jawaban yang saya kerjakan belum maksimal,” pungkasnya. *

(Jamal Abdillah)

BAGI BHARGO, FISIKA ILMU YANG

MENYENANGKAN


(20)

20

J E N J A N G S M A

Berbekal persiapan yang telah dilakukan, Fadli berharap usahanya pada OSN XV di Kota Palembang ini berbuah manis dengan keberhasilan meraih emas.

“Saya baru kali ini mengikuti OSN Tingkat SMA bidang Kimia, dan saya akan berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik buat daerah saya,” ungkapnya dengan wajah ceria.

Meski tahun sebelumnya saya hanya sampai pada tingkat Olimpiade Sains Provinsi (OSP) dan gagal menuju ke tingkat nasional, hal ini tak me-nyurutkan rasa optimis saya untuk meraih medali emas.

Stheril Andini Siswa SMA 1 Polewali Man-dar. Peserta OSN tingkat SMA bidang Kimia

Muhammad Fadli Hidayat Siswa kelas 11 SMA Al-Azhar Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Peserta OSN tingkat SMA bidang Kimia

“Tahun lalu saya pernah ikut OSN tingkat SMA bidang Kimia, tapi gagal meraih medali. Semoga tahun ini dapat meraih medali, karena ingin membawa pulang medali yang akan saya persembahkan buat sekolah, dan kedua orang tua saya,” ungkapnya.

Amelia Antakusuman, siswa SMAK Eben Haezar Manado, Sulawesi Utara. Peserta OSN tingkat SMA bidang Kimia.

(Sulaeman Abdul Rahman)

Fot

o : Sulaeman

3 SISWA

BERHARAP EMAS


(21)

21

J E N J A N G S M A

Foto : Seno Aji

Foto : Mustofik

Q

otrun Nada, peserta OSN

XV tingkat SMA bidang Astronomi, merupakan gadis yang memiliki mimpi menjadi seorang astronom. Mimpi ini, menurutnya bermula dari gurauan yang ia terima dari orangtuanya saat ia masih kecil. Tak ia kira, ternyata gurauan itu menuntunnya mendalami Astronomi, yaitu ilmu yang

mempelajari tentang matahari, bulan, bintang, dan planet-planet yang ada di luar angkasa. Astronomi biasa juga disebut sebagai ilmu falak. “Awalnya dari candaan saja dengan orangtua saat masih kecil, cita-citanya ingin menjadi seorang Astronot,” ujar Nada di SMA Xaverius, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 17 Mei 2016. “Jadi sampai sekarang pun masih mempunyai keinginan menjadi Astronom.”

Sementara itu, ketika ditanya seputar soal-soal teori Astronomi yang dilombakan dalam OSN XV, siswa asal Sumatera Barat ini mengatakan bahwa soal yang diujikan kurang sesuai dengan yang ia prediksi.

“Jadi lumayan susah,” ujar Nada di sela-sela waktu istirahat setelah menjalani tes teori Astronomi. Meski demikian, Nada menyadarinya. Tak mungkin soal-soal OSN semudah membalikkan telapak tangan. Karena itu ia telah siap dengan tantang-tantangan baru. Ia selalu teringat pesan dan dukungan dari orangtua, keluarga, guru dan teman-teman agar tetap optimis.

“Penyelenggaraan OSN tahun ini sudah baik banget, tapi ke depan lebih the bestlah,” pungkasnya.* (Mustofik Slamet)

MENGGAPAI MIMPI

LEWAT ASTRONOMI


(22)

22

J E N J A N G S M A

(M. Rizal Amsar)

Fot

o : M. Rizal Amsar

Emas Target Kedua, Pengalaman Yang Utama

Mulai dari seleksi kabupaten sampai Provinsi, itu sudah sangat cukup bagi saya untuk menghadapi OSN Tahun 2016 kali ini.

Bagi saya, medali emas adalah target kedua, pengalaman yang paling utama.

Bercita-Cita Menjadi Programmer Dengan prestasi yang saya dapat dari Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) dan Olimpiade Sains Provinsi (OSP), saya lebih giat dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti OSN ini.

Memang, soal-soal OSN susah dan rumit. Tapi saya tidak putus asa dalam mencapai cita-cita. Saya akan terus giat berlajar dan selalu semangat untuk mencapai cita-cita menjadi seorang programmer.

Donny Valentinus Chiara Siswa SMAK Immanuel Pontianak, Kalimantan Barat. Peserta OSN tingat SMA bidang Informatika.

KOMPUTER

Panji Ramadhan Siswa SMAN 3

Pangkalanbun Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Peserta OSN tingat SMA bidang Informatika.

Tetap Semangat Meski Harus Naik Turun Bukit

Untuk mendapatkan informasi dan materi guna persiapan OSN, saya harus naik turun bukit, dan berjalan kaki kurang lebih 1 jam, melalui perbuktin untuk sampai ke lokasi yang ada koneksi internet.

Bagi saya, OSN merupakan ajang untuk dapat memotivasi peserta didik untuk lebih giat belajar dan mencapai cita-cita yang diinginkan.

Gregorius Yoseph Laba siswa SMAN 1 Nubatukan, Lembata, NTT. Peserta OSN tingat SMA bidang Informatika.


(23)

23

J E N J A N G S M A

Fot

o R

ober

t

Fot

o R

ober

t

SOAL TEORI DI LUAR PREDIKSI

D

imas Ahmad Rizaldi, peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA bidang Geograi merasa bahwa soal-soal Geograi yang diujikan di luar prediksi yang telah ia buat jauh-jauh hari. ”Soal-soal yang ditanyakan dalam ujian teori tadi di luar perkiraan saya, saya cukup mengalami kesulitan, terutama pada pertanyaan mengenai bahasa-bahasa yang terdapat di Eropa, tapi mudah-mudahan besok pada ujian praktek saya

akan lebih siap,” ujar Dimas di SMA 3 Palembang, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 17 Mei 2016.

Menyadari bahwa soal-soal teori Geograi dalam OSN XV tidak mudah ditaklukkan, Dimas tidak ingin terlalu tinggi menetapkan target. Sesuai keadaan, ia hanya mentargetkan medali perunggu.

“Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan medali perunggu pada bidang geograi ini, karena pada pelaksanaan OSN tahun-tahun sebelumnya Provinsi Sulawesi Selatan belum pernah mendapatkan peringkat juara di bidang ini,” kata Dimas yang kini duduk di kelas XI MIPA SMAN 2 Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Sebelum terpilih sebagai duta OSN dari Provinsi Sulawesi Selatan, Dimas telah mengikuti tahapan seleksi OSN. Terakhir ia berhasil menjadi juara satu pada seleksi di itngkat provinsi.*

(Robert L. Tenggara)


(24)

24

J E N J A N G S M A

Fot

o :Seno A

ji

Fot

o :Must

ofik

L

Muhammad F a d l u l Hadi Wibawa, p e s e r t a O l i m p i a d e Sains Nasional (OSN) tingkat SMA bidang Ekonomi dari SMAN 1 Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), sangat optimis dapat meraih juara. Pasalnya, ia telah membuat makalah yang membahas tentang perekonomian syariah. Hadi mengatakan, makalahnya tersebut tak mungkin sempurna tanpa dukungan dari orangtua, guru, dan teman-teman serta dukungan dana dari pemerintah. Karena itu, Hadi menyampaikan ucapan terima kasih atas do’a

BERMODAL MAKALAH, HADI OPTIMIS JUARA

dan dukungan dari orangtua,

guru dan teman-teman serta dari seluruh jajaran Dinas Pendidikan Kota Mataram dan Provinsi NTB. Menurut Hadi, Dinas Pendidikan Kota Mataram dan Dinas Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan pembinaan selama 5 hari, bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung. Selama pembinaan itu, ia memperoleh materi antara lain mengenai mikro dan makro akuntansi, ekonomi syariah, bank central, OJK, dan lainnya.

Hadi menceritakan, sistem perekonomian syariah yang saat ini sedang populer, belum banyak diminati di Provinsi

Nusa Tenggara Barat, karena ada kekuatiran akan ditinggalkan oleh investor. “Ada pendapat dari beberapa pengusaha bahwa jika diterapkan sistem perekonomian syariah, maka akan mengurangi investor asing menanamkan modalnya ke Lombok khusus pada sektor pariwisata,” ujar Hadi, di palembang Sport Convention Center (PSCC), Senin, 16 Mei 2016.

Di akhir wawancara, Hadi mengatakan bahwa anak Indonesia harus optimis meraih mimpi yang setinggi-tingginya.* (Mustofik Slamet)


(25)

25

J E N J A N G S M A

Fot

o :M. A

dib Minanur

okhim

MATEMATIKA AJARKAN PERSPEKTIF ALTERNATIF

Reynan Henry Tandoyo William Kho

B

agi sebagian siswa, Matematika merupakan mata pelajaran yang dihindari. Alasannya, karena Matematika rumit dan membutuhkan pemikiran yang jeli serta teliti. Namun hal ini tidak berlaku bagi William Kho dan Reynan Henry Tandoyo, peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) XV tingkat SMA bidang Matematika. Bagi kedua siswa asal SMA Kristen Petra 1 Surabaya, Provinsi Jawa Timur ini, Matematika merupakan mata pelajaran yang menyenangkan, bahkan mengajarkan perspektif alternatif dalam memecahkan sebuah masalah. “Menurut saya, tiap soal dalam Matematika itu tidak hanya satu solusi. Misalkan, dalam geometri itu kan banyak teorema-teorema, nah tiap soal itu bisa dikerjakan dengan teorema A, atau teorema B,” ujar William di Palembang Sport Convention Center, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Senin, 16 Mei 2016.

William mencontohkan penjumlahan 14 x 59 + 14 x 31, yang menurutnya bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dijumlah terlebih dahulu baru kemudian dikalikan. Kedua, dikali terlebih dahulu, dan kemudian dijumlahkan.

“Nah biasanya, jawaban dilakukan melalui pengkalian langsung dan kemudian dijumlah. Padahal soal itu bisa dipecahkan dengan cara lain dengan memfaktorkan 14 dulu, baru kemudian

dijumlah,” tutur William, yang diamini Reynan. Menurut William, di Matematika ada teori yang disebut kombikatorik, yang memberi peluang bagi orang untuk menggunakan teori lain saat teori pertama gagal memecahkan persoalan.

Integritas Datang dari Diri Sendiri

Sementara itu, ketika ditanya tentang integritas dalam dunia sains, Reynan mengatakan bahwa integritas merupakan syarat mutlak bagi seseorang yang menekuni dunia sains. “Kalau dalam dunia sains, bila ada yang menjiplak itu langsung dicoret,” ujarnya.

Reynan menambahkan, kejujuran merupakan perilaku yang berasal dari diri sendiri. “Ilmuan yang berintegritas itu kan dari diri sendiri ya. Bukan masalah di sainsnya. Jadi masalah moral orangnya,” pungkasnya.

Di akhir perbincangan, Reynan berharap agar pemerintah lebih memperhatikan keberlanjutan para saintis muda.

“Meski banyak orang Indonesia yang pandai dalam sains, namun perlu ada perhatian lebih dari pemerintah,” ujar siswa yang ingin ada tali silaturahmi antaralumni pasca OSN XV di Kota Palembang.*

(M. Adib Minanurokhim)


(26)

26

J E N J A N G S M A

Foto :Seno Aji

A

hmad Faizal, salah satu Juri OSN tingkat SMA bidang Biologi mengatakan bahwa jumlah peserta ada 88 siswa. OSN bidang Biologi ini diselenggarakan di SMA 3 Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Faisal juga memberi informasi bahwa dalam OSN Biologi ini ada dua jenis tes, yaitu tes praktikum dan tes

teori. Tes praktikum dibagi menjadi 4 kelompok dari seluruh jumlah peserta 88 orang siswa.

“Jadi setiap kelompok berjumlah 22 orang siswa,” katanya, di SMA 3, Kota Palembang. “Topik praktikum ada empat, yaitu Biologi Sel dan Molekuler, Anatomi dan Fisiologi Hewan, Anatomi dan Sistematika Tumbuhan, dan Mikrobiologi.” Empat kelompok yang berjumlah 22 orang itu, tambah Faisal, melakukan tes praktikum dengan topik yang berbeda dan pada ruangan yang berbeda juga. “Setiap topik diberikan 90 menit kemudian mengerjakan tes praktikum tiga topik berikutnya dalam satu hari selesai,” jelasnya. Menurut Faisal, peralatan tes praktikum dibawa dari dari ITB oleh Tim Juri Biologi.

“Untuk peniliaian jenis lomba Biologi bobotnya 50% tes teori dan 50% tes praktikum. Penentuan nilai akhir dan ranking peserta dari hasil penggabungan nilai tes teori dan tes praktikum,” tegasnya.* (Mashuri)

88 SISWA SMA

MENGIKUTI OSN

BIDANG BIOLOGI

Fot

o : Mashuri


(27)

27

G A L E R I


(28)

(29)

29

M O M E N T E R B A I K


(30)

30

I N S P I R A S I

Fot

o : Mauludy

Ia orang paling muda di dunia yang memiliki daya ingat super dalam menghafal berbagai kombinasi angka. Ia orang Indonesia.

HEBAT ALA BRIAN

Siapa remaja pemilik daya ingat paling unggul di muka bumi saat ini? Dia adalah Dominic Brian, lelaki berkulit putih asal Bali yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 26 November 1996. Tiga rekor Guinness World Records telah tersandang di bahunya; rekor mengingat angka non binary (biner) dalam 1 menit (kemudian dipecahkan kembali dengan mengingat 84 angka dalam 1 menit), rekor mengingat angka binary (216) dalam 1 menit, dan rekor mengingat 90 angka secara berturut atau sebaliknya dan secara acak.

Sebelumnya, lelaki yang suka berkhayal dan bercerita ini, di usia 5 tahun, telah menyabet dua rekor Museum Rekor Indonesia

(MURI), yaitu mengingat 100 angka dalam waktu 12 menit dan mengingat 52 kartu dalam waktu 100 detik. Senin pagi, 16 Mei 2016, kemampuan itu ditunjukkan Brian saat tampil di hadapan ribuan partisipan

dalam acara pembukaan Olimpiade Sains Nasional di Palembang Sport & Convention Center, Palembang, Sumatera Selatan.

Saat itu, di atas kertas flipchart, Brian ditantang menebak deretan kotak berisi angka yang telah diisi oleh para pejabat, di antaranya Mendikbud Anies Baswedan, Wagub Sumatera Selatan Ishak Mekki, dan Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad. Setelah melihat dan mengingat deretan angka yang terdiri dari 10 kolom dan 5 baris itu, ia kemudian diminta menebak angka. Kemampuan Brian menjawab semua pertanyaan secara akurat memukau dan mengundang decak kagum ribuan orang di gedung itu.

Lantas, dengan kemampuan dan ketenaran yang disandangnya, apakah membuat remaja itu angkuh dan sombong? Brian jauh dari gambaran itu. Sebaliknya, ia sangat rendah hati dan murah senyum. Menurut Brian, kemampuan yang

dimilikinya juga bisa dimiliki oleh semua anak karena kemampuan tersebut dapat dilatih. “Ini membutuhkan daya kreativitas dan imajinasi,” katanya di belakang panggung usai tampil.

Untuk menyalurkan bakat dan minatnya, Brian membuat ilm pendek dan komik. Ia memandang kemampuan mengingat tak identik dengan matematika. “Ini kan teknik menghafal. Menghafal dan menghitung lain. Justru yang terbantu adalah pelajaran sejarah, IPS, rumus-rumus,” ujarnya. Memiliki daya ingat yang kuat memudahkan Brian mencerna informasi. Pelajaran sekolah cukup mudah dipahami. Ia berpesan, untuk menjadi orang hebat, tak perlu memaksakan diri, misalnya dengan menguasai semua pelajaran. Memang sebaiknya berusaha mencapai semua hal dengan upaya optimal, namun akan lebih mudah menjadi yang terbaik dengan menekuni sesuatu yang disukai. “Kita anak-anak muda Indonesia bisa hebat kok di mata dunia,” ungkapnya. Gidion Hindarto, ayah sekaligus pelatih dan manajer Brian, mendukung penuh semua hal yang dilakukan anaknya. Kuncinya yaitu menjaga hubungan baik dan saling percaya. “Saya dengan Brian lebih dekat sebagai teman daripada orangtua dan anak,” ujarnya.

Satu hal yang selalu ia nasihatkan kepada Brian adalah memberi kontribusi sebanyak mungkin kepada lingkungan sekitar. Semakin tinggi prestasi yang diraih, katanya, semain banyak utang yang harus dibayar. *


(31)

31

G A L E R I

15 TAHUN PENYELENGGARAAN OSN

i

yogyakarta

d.i. yogyakarta 10 septermber

2002

ii

balikpapan

kalimantan timur 15 - 19 septermber

2003

iii

pekanbaru

riau 24 - 29 agustus

2004

iv

semarang

jawa tengah 4 - 9 september

2005

v

vi

jakarta

d.k.i. jakarta 4 - 9 september

2006

vii

makassar

sulawesi selatan 8 - 14 agustus

2008

viii

jakarta

d.k.i. jakarta 3 - 9 agustus

2009

ix

medan

sumatera utara 1 - 7 agustus

2010

x

manado

sulawesi utara 15 - 20 juli 11 - 16 september

2011

xv

palembang

sumatera selatan 15 - 21 mei

2016

xiv

yogyakarta

d. i. yogyakarta

palu

sulawesi tengah 17 - 23 mei

2015

XIII

xII

surabaya

jawa timur 3 - 8 september

2007

XI

pontianak

kalimantan barat 28 juni - 4 juli

JAKARTA

D. K. I. JAKARTA 2 - 7 SEPTEMBER

2012

2014

DENPASAR

BALI 4 - 9 MEI

PADANG

SUMATERA BARAT 15 - 12 MEI

mataram

ntb

1 - 7 september

BATAM

KEP. RIAU 15 - 21 MEI

BANDUNG

JAWA BARAT 2 - 7 september

2013

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH


(32)

SAMPAI JUMPA PADA

OSN XVI TAHUN 2017


(1)

27

G A L E R I

O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l | 2 0 1 6 Foto : Raifiandi, Bambang, Seno Aji, Harrys, Robert


(2)

28

M O M E N T E R B A I K


(3)

O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l | 2 0 1 6 29


(4)

30

I N S P I R A S I

Fot

o : Mauludy

Ia orang paling muda di dunia yang memiliki daya ingat super dalam menghafal berbagai kombinasi angka. Ia orang Indonesia.

HEBAT ALA BRIAN

Siapa remaja pemilik daya ingat paling unggul di muka bumi saat ini? Dia adalah Dominic Brian, lelaki berkulit putih asal Bali yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 26 November 1996. Tiga rekor Guinness World Records telah tersandang di bahunya; rekor mengingat angka non binary (biner) dalam 1 menit (kemudian dipecahkan kembali dengan mengingat 84 angka dalam 1 menit), rekor mengingat angka binary (216) dalam 1 menit, dan rekor mengingat 90 angka secara berturut atau sebaliknya dan secara acak.

Sebelumnya, lelaki yang suka berkhayal dan bercerita ini, di usia 5 tahun, telah menyabet dua rekor Museum Rekor Indonesia

(MURI), yaitu mengingat 100 angka dalam waktu 12 menit dan mengingat 52 kartu dalam waktu 100 detik. Senin pagi, 16 Mei 2016, kemampuan itu ditunjukkan Brian saat tampil di hadapan ribuan partisipan

dalam acara pembukaan Olimpiade Sains Nasional di Palembang Sport & Convention Center, Palembang, Sumatera Selatan.

Saat itu, di atas kertas flipchart, Brian ditantang menebak deretan kotak berisi angka yang telah diisi oleh para pejabat, di antaranya Mendikbud Anies Baswedan, Wagub Sumatera Selatan Ishak Mekki, dan Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad. Setelah melihat dan mengingat deretan angka yang terdiri dari 10 kolom dan 5 baris itu, ia kemudian diminta menebak angka. Kemampuan Brian menjawab semua pertanyaan secara akurat memukau dan mengundang decak kagum ribuan orang di gedung itu.

Lantas, dengan kemampuan dan ketenaran yang disandangnya, apakah membuat remaja itu angkuh dan sombong? Brian jauh dari gambaran itu. Sebaliknya, ia sangat rendah hati dan murah senyum. Menurut Brian, kemampuan yang

dimilikinya juga bisa dimiliki oleh semua anak karena kemampuan tersebut dapat dilatih. “Ini membutuhkan daya kreativitas dan imajinasi,” katanya di belakang panggung usai tampil.

Untuk menyalurkan bakat dan minatnya, Brian membuat ilm pendek dan komik. Ia memandang kemampuan mengingat tak identik dengan matematika. “Ini kan teknik menghafal. Menghafal dan menghitung lain. Justru yang terbantu adalah pelajaran sejarah, IPS, rumus-rumus,” ujarnya. Memiliki daya ingat yang kuat memudahkan Brian mencerna informasi. Pelajaran sekolah cukup mudah dipahami. Ia berpesan, untuk menjadi orang hebat, tak perlu memaksakan diri, misalnya dengan menguasai semua pelajaran. Memang sebaiknya berusaha mencapai semua hal dengan upaya optimal, namun akan lebih mudah menjadi yang terbaik dengan menekuni sesuatu yang disukai. “Kita anak-anak muda Indonesia bisa hebat kok di mata dunia,” ungkapnya. Gidion Hindarto, ayah sekaligus pelatih dan manajer Brian, mendukung penuh semua hal yang dilakukan anaknya. Kuncinya yaitu menjaga hubungan baik dan saling percaya. “Saya dengan Brian lebih dekat sebagai teman daripada orangtua dan anak,” ujarnya.

Satu hal yang selalu ia nasihatkan kepada Brian adalah memberi kontribusi sebanyak mungkin kepada lingkungan sekitar. Semakin tinggi prestasi yang diraih, katanya, semain banyak utang yang harus dibayar. *


(5)

31

G A L E R I

O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l | 2 0 1 6

15 TAHUN PENYELENGGARAAN OSN

i

yogyakarta

d.i. yogyakarta 10 septermber

2002

ii

balikpapan

kalimantan timur 15 - 19 septermber

2003

iii

pekanbaru

riau 24 - 29 agustus

2004

iv

semarang

jawa tengah 4 - 9 september

2005

v

vi

jakarta

d.k.i. jakarta 4 - 9 september

2006

vii

makassar

sulawesi selatan 8 - 14 agustus

2008

viii

jakarta

d.k.i. jakarta 3 - 9 agustus

2009

ix

medan

sumatera utara 1 - 7 agustus

2010

x

manado

sulawesi utara 15 - 20 juli 11 - 16 september

2011

xv

palembang

sumatera selatan 15 - 21 mei

2016

xiv

yogyakarta

d. i. yogyakarta

palu

sulawesi tengah 17 - 23 mei

2015

XIII

xII

surabaya

jawa timur 3 - 8 september

2007

XI

pontianak

kalimantan barat 28 juni - 4 juli

JAKARTA

D. K. I. JAKARTA 2 - 7 SEPTEMBER

2012

2014

DENPASAR

BALI 4 - 9 MEI

PADANG

SUMATERA BARAT 15 - 12 MEI

mataram

ntb

1 - 7 september

BATAM

KEP. RIAU 15 - 21 MEI

BANDUNG

JAWA BARAT 2 - 7 september

2013

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

d.k.i. jakarta

juara umum

JAWA TENGAH

juara umum

JAWA TENGAH


(6)

SAMPAI JUMPA PADA

OSN XVI TAHUN 2017