Zona Kebidanan | Blogger Lampung Tengah

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Menyusui adalah suatu proses yang alamiah dan merupakan suatu seni yang

harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan
kesempatan kepada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik saja
tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang stabil, perkembangan spiritual
yang baik serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli,2000)
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena ASI adalah makanan bayi
yang paling sempurna baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan
tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 – 6
bulan (Khairuniah , 2004)
Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) periode 19972003, hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif
kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI
eksklusif


kurang

dari

dua

bulan

(Media

Indonesia,

2008,



1

http://www.mediaindonesia.com, tanggal 15 Oktober 2009)


Universitas Sumatera Utara

Selama ini banyak ibu – ibu tidak menyusui bayinya karena merasa ASI-nya
tidak cukup, encer, atau tidak keluar sama sekali. Padahal menurut penelitian WHO
hanya ada satu dari seribu orang yang tidak bisa menyusui (Widjaja, 2004)
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan berpendapat, faktor sosial budaya
ditandai menjadi faktor utama pada pemberian ASI eksklusif pada balita di Indonesia.
Ketidaktahuan masyarakat, gencarnya promosi susu formula, dan kurangnya fasilitas
tempat menyusui di tempat kerja dan publik menjadi kendala utama. Seharusnya
tidak ada alasan lagi bagi seorang ibu untuk tidak menyusui bayinya, faktor sosial
budaya berupa dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif menjadi faktor
kunci kesadaran sang ibu untuk memberikan gizi terbaik bagi bayinya. Dukungan
suami terhadap ibu untuk menyusui harus ditingkatkan. Keluarga dan masyarakat
juga harus memberikan arahan dan ruang bagi ibu menyusui, karena minimnya
dukungan keluarga dan suami membuat ibu sering kali tidak semangat memberikan
ASI kepada bayinya. Tidak sedikit bayi baru berumur dua bulan sudah diberi
makanan pendamping karena ketidaktahuan ibu terhadap manfaat ASI. Berdasarkan
riset yang sudah dibuktikan di seluruh dunia, ASI merupakan makanan terbaik bagi
bayi hingga enam bulan, dan disempurnakan hingga umur dua tahun (Media
Indonesia, 2008, ¶ 4, http: //mediaindonesia.com, tanggal 15 Oktober 2009)

Faktor pekerjaan juga mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI. Di tempat
bekerja banyak kantor atau institusi kerja tidak mendukung program pemberian ASI.
Tidak ada upaya penyiapan ruangan khusus untuk tempat menyusui atau memompa
ASI ibu bekerja, bahkan ada yang ditegur oleh atasan karena dianggap terlalu sering

Universitas Sumatera Utara

memompa ASI di tempat kerja (Widodo, 2006, ¶ 1, http://blogspot.com, tanggal 8
Agustus 2008)
Semakin banyak ibu tidak memberikan ASI pada bayinya semakin menurun
angka pemberian ASI terutama ASI eksklusif. Seperti data status kesehatan
masyarakat Kota Bandung tahun 2005, ibu yang menyusui bayinya dengan ASI
sebanyak 57.974 (65,41%), dan yang diberikan ASI eksklusif dari 0-6 bulan tanpa
makanan tambahan sebesar 39,37%. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan pemberian
ASI eksklusif di kota Bandung masih rendah (Profil Dinkes Kota Bandung , 2005).
Berdasarkan dari laporan tahunan Puskesmas Sukawarna(2005), yang berada di
Kota Bandung letaknya di Kecamatan Sukajadi, kasus gizi buruk yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Sukawarna menunjukan angka peningkatan yaitu dari tahun
2003/2004 sebanyak dua kasus menjadi sembilan kasus pada tahun 2005. Data
pemberian ASI ekslusif dari bayi 391 hanya 170 orang (43,25%) diberi ASI secara

ekslusif, selebihnya 221 (56,7%) tidak diberi ASI secara ekslusif. Sedangkan angka
target cakupan ASI ekslusif yang harus dicapai adalah 80 %. Sehingga terdapat
kesenjangan 36,75 % (Handayani, 2006)
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hellen Keller International (2002) di
Indonesia, kini rata-rata bayi Indonesia hanya mendapatkan ASI esklusif selama 1,7
bulan, padahal berdasarkan kajian WHO yang dituangkan dalam Kepmen No.450
tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberikan ASI Esklusif selama enam bulan
(Keller, 2002, ¶1 http://www.menkokesra.go.id, diperoleh tanggal 13 November
2009)

Universitas Sumatera Utara

Dari hasil penelitian Arnila A.R (2008) di Lingkungan V Kelurahan Deli Tua
Timur terdapat 74,4% ibu- ibu yang masih percaya dan menganggap benar mitosmitos tentang ASI terutama tentang kolustrum yang merupakan ASI kotor yang harus
dibuang dan bayi yang diberikan ASI saja akan kekurangan gizi sehingga ibu – ibu
memberikan makanan tambahan kepada bayinya.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu pada tanggal 6 November 2009 kepada
10 ibu yang mempunyai bayi di Dusun IX Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei
Tuan, hanya terdapat satu orang yang memberikan ASI Ekslusif. Ibu tidak
memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. dengan alasan ibu bekerja, pengalaman ibu

yang telah memberikan susu formula kepada anaknya yang terdahulu, dan anjuran
orang tua serta merasa ASI nya tidak cukup untuk bayinya
Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi ibu untuk tidak memberikan ASI ekslusif
kepada bayi di Dusun IX Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
Serdang

B.

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang di atas maka peneliti dapat merumuskan

masalah faktor apa yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya di Dusun IX Desa Sei Rotan Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang

Universitas Sumatera Utara

C.

TUJUAN PENELITIAN


1.

Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor yang

mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI ekslusif di Dusun IX Desa Sei Rotan
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
2.

Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang tidak memberikan ASI
ekslusif di Dusun IX Desa Sei Rotan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang
b. Untuk

mengidentifikasi

pengetahuan,


mitos-mitos,

sosial

budaya,

lingkungan, pengalaman ibu tentang menyusui, dukungan keluarga terhadap
pemberian ASI, dan pandangan ibu terhadap payudaranya mempengaruhi
ibu tidak memberikan ASI Ekslusif
c.
D.

MANFAAT PENELITIAN

1.

Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor yang
mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI ekslusif di Dusun IX Desa Sei Rotan
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang sehingga tenaga kesehatan

dapat membuat perencanaan dalam mengatasi faktor yang mempengaruhi ibu
tidak memberikan ASI Ekslusif dan pemberian ASI Ekslusif dapat lebih
ditingkatkan

Universitas Sumatera Utara

2.

Masyarakat
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi dan perubahan cara
penerapan pemberian ASI yang selama ini masih kurang tepat di masyarakat
sehingga masyarakat dengan adanya penelitian ini dapat memberikan dukungan
bagi ibu-ibu yang menyusui agar tetap memberikan ASI kepada bayinya

3.

Peneliti Selanjutnya
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI Ekslusif sehingga peneliti
selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI Ekslusif dapat melihat apakah
faktor pengetahuan, mitos-mitos, sosial budaya, lingkungan, pengalaman ibu
tentang menyusui, dukungan keluarga terhadap pemberian ASI, dan pandangan
ibu terhadap payudaranya masih besar pengaruhnya sehingga pemberian ASI
Ekslusif tidak dapat dilaksanakan

4.

Pendidikan kebidanan
Penelitian ini Diharapkan dapat menjadi informasi yang penting bagi
mahasiswa untuk mengetahui faktor-faktor apa-apa saja yang masih
mempengaruhi para ibu tidak memberikan ASI Ekslusif sehingga demikian
mahasiswa sejak dini dapat memikirkan tindakan-tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi faktor-faktor tersebut dan dapat diaplikasikan
langsung ke lapangan praktek atau kerja.

Universitas Sumatera Utara