penundaan transaksi bisnis

PERNYATAAN KOMITMEN
DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT JASA RAHARJA (PERSERO)
Dewan Komisaris dan Direksi PT Jasa Raharja (Persero), dengan ini menyatakan bahwa
dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenang masing-masing senantiasa menerapkan
Pedoman Good Corporate Governance (GCG Code), Pola Hubungan Kerja Dewan
Komisaris dan Direksi (Board Manual), Pedoman Perilaku (Code of Conduct), Pedoman
Pengendalian Gratifikasi, Pedoman Kepatuhan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN) dan Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System)
serta pedoman lainnya yang terkait dengan penerapan Good Corporate Governance.

Jakarta,

November 2016

Dewan Komisaris

Direksi

Sulistyo Ishak
Komisaris Utama


Budi Setyarso
Direktur Utama

Winata Supriatna
Komisaris

Budi Rahardjo Slamet
Direktur Operasional

Yuni Suryanto
Komisaris

Zayad Ghani
Direktur Keuangan

Achmad Sofyan
Komisaris

M. Wahyu Wibowo
Direktur MR dan Teknologi Informasi


Setya Utama
Komisaris

Wiranto
Direktur SDM dan Umum

BAGIAN I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam r angka lebih menumbuhkan keper cayaan masyar akat kepada PT JASA
RAHARJA (Per ser o) sebagai BUMN, maka per usahaan har us menghindar i tindakan
penyimpangan dan/ atau kecur angan dalam tr ansaksi bisnis, diantar anya dengan car a
melakukan penundaan tr ansaksi bisnis yang ter indikasi adanya penyimpangan
dan/ atau kecur angan ter sebut.
Bahw a sehubungan dengan amanat Per atur an Menter i BUMN Nomor PER19/ MBU/ 2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Pedoman Penundaan Tr ansaksi
Bisnis yang Ter indikasi Penyimpangan dan/ atau Kecur angan, Pasal 3.(1). “Dir eksi
BUMN w ajib menyusun ketentuan inter nal ber upa St andar d Oper at ing Pr ocedur e
(SOP)


mengenai

tata

car a

Penundaan

Tr ansaksi

Bisnis

yang

Ter indikasi

Penyimpangan dan/ atau Kecur angan, dengan ber pedoman pada Per atur an Menter i
ini, paling lambat 3 (tiga) bulan ter hitung sejak ber lakunya Per atur an Menter i ini.”
a. Maksud, Tujuan dan Manfaat
1) Maksud : Penyusunan Pedoman Penundaan Tr ansaksi Bisnis dimaksudkan

sebagai acuan bagi PT Jasa Rahar ja (Per ser o) dalam melakukan Penundaan
Tr ansaksi Bisnis yang Ter indikasi Penyimpangan dan/ atau Kecur angan yang
mer ugikan per usahaan.
2) Tujuan : Pedoman ini ber tujuan untuk melindungi PT Jasa Rahar ja (Per ser o)
dar i ker ugian akibat adanya tr ansaksi bisnis yang ter indikasi penyimpangan
dan/ atau kecur angan.
3) Manfaat :
a) Menciptakan lingkungan pengendalian yang

ber sih dan mencegah

ter jadinya pr aktek kor upsi, kolusi, dan nepotisme sesuai dengan tujuan
Sistem

Pengendalian

Inter n

(SPIn)


yang

memungkinkan

untuk

mengidentifikasi pr aktik pengendalian inter n yang dapat mencegah tindak
penyimpangan/ penyelew engan, dan dapat meningkatkan efisiensi ser ta
efektivitas oper asional per usahaan.

Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

1

b) Membantu meningkatkan penegakkan hukum di PT Jasa Rahar ja (Per ser o)
Sesuai dengan Instr uksi Pr esiden Nomor 17 tahun 2011, tanggal 19
Desember 2011, tentang Aksi Pencegahan dan Pember antasan Kor upsi.

b. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan pedoman ini adalah sebagai ber ikut ;

1) Undang-Undang
a) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Per tanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang.
b) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Per tanggungan
Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
c) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Usaha Per asur ansian.
d) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar aan Negar a
Yang Ber sih dan Bebas dar i Kor upsi, Kolusi, dan Nepotisme.
e) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001, tentang
Per ubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun
1999, tentang Pember antasan Tindak Pidana Kor upsi.
f) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negar a.
g) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2002, tentang Tindak
Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2003.
h) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Per ser oan Ter batas.
i) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2008, tentang
Infor masi dan Tr ansaksi Elektr onik.
j) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keter bukaan Infor masi
Publik.

2) Peraturan Pemerintah
a) Per atur an

Pemer intah Nomor

15 Tahun

1961 tentang Pendir ian

Per usahaan Negar a Asur ansi Ker ugian Eka Kar ya.
b) Per atur an Pemer intah Nomor
Ketentuan

Pelaksanaan

Dana

17 Tahun 1965 tentang Ketentuan
Per tanggungan


Wajib

Kecelakaan

Penumpang.
c) Per atur an Pemer intah Nomor

18 Tahun 1965 tentang Ketentuan

Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

2

d) Per atur an

Pemer intah

Nomor


8

Tahun

1965

tentang

Pendirian

Per usahaan Negar a Asur ansi Ker ugian Jasa Rahar ja.
e) Per atur an Pemer intah Nomor 39 Tahun 1980 tentang Pengalihan Bentuk
Per usahaan Umum Asur ansi Ker ugian Jasa Rahar ja menjadi Per usahaan
Per ser oan (Per ser o).
f) Per atur an Pemer intah Nomor 12 tahun 2001 tentang Per usahaan
Per ser oan (Per ser o), jo Per atur an Pemer intah Nomor 45 Tahun 2001.
g) Per atur an

Pemer intah Nomor


45 tahun

2005 tentang Pendir ian,

Pengur usan dan Pembubar an Badan Usaha Milik Negar a.
3) Instruksi Presiden
a) Instr uksi Pr esiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Per ubahan atas Instr uksi
Pr esiden Nomor 8 Tahun 2005 tentang Pengangkatan anggota Dir eksi
dan/ atau Komisar is/ Dew an Pengaw as Badan Usaha Milik Negar a.
b) Instr uksi Pr esiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pencegahan dan
Pember antasan Kor upsi.
4) Peraturan, Keputusan, dan Surat Edaran Menteri
a) Per atur an Menter i Negar a BUMN, Nomor PER-07/ MBU/ 2010 tentang
Pedoman penetapan penghasilan Dir eksi, Dew an Komisar is dan Dew an
Pengaw as Badan Usaha Milik Negar a.
b) Per atur an Menter i Negar a BUMN, Nomor : Per -01/ MBU/ 2011, tentang
Pener apan Tata Kelola Per usahaan Yang Baik ( Good Cor por at e Gover nance)
Pada Badan Usaha Milik Negar a.
c) Per atur an Menter i Negar a BUMN, Nomor : Per -06/ MBU/ 2012, tentang
per ubahan Per atur an Menter i Negar a BUMN, Nomor : Per -01/ MBU/ 2011,

tentang Per syar atan dan Tata Car a Pengangkatan dan Pember hentian
Anggota Dir eksi Badan Usaha Milik Negar a.
d) Per atur an Menter i Negar a BUMN, Nomor Per -09/ MBU/ 2012, tentang
per ubahan Per atur an Menter i Negar a BUMN, Nomor Per-01/ MBU/ 2011,
tentang Pener apan Tata Kelola Per usahaan Yang Baik ( Good Cor por at e
Gover nance) Pada Badan Usaha Milik Negar a.

e) Per atur an Menter i Negar a BUMN Nomor PER-12/ MBU/ 2012 tentang
Or gan Pendukung Dew an Komisair s/ Dew an Pengaw as Badan Usaha Milik
Negar a.

Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

3

f) Per atur an Menter i Negar a BUMN Nomor PER-16/ MBU/ 2012 tentang
Per ubahan Kedua atas Per atur an Menter i Negar a Badan Usaha Milik
Negar a Nomor PER-01/ MBU/ 2012 tentang Per syar atan dan Tata Car a
Pengangkatan dan Pember hentian Anggota Dir eksi Badan Usaha Milik
Negar a.
g) Per atur an Menter i Negar a BUMN, Nomor Per -19/ MBU/ 2012, tentang
Pedoman Penundaan Tr ansaksi Bisnis yang ter indikasi Penyimpangan
dan/ atau Kecur angan.
h) Keputusan Sekr etar is Kementer ian BUMN Nomor SK-16/ S-MBU/ 2012
tentang Indikator / Par ameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penetapan Tata
Kelola Per usahaan Yang Baik ( Good Cor por at e Gover nance) Pada Badan
Usaha Milik Negar a.
5) Anggaran Dasar Perusahaan
Akta Nomor 49 tanggal 28 Febr uar i 1981 yang dibuat dihadapan Imas
Fatimah, Sar jana Hukum, Notar is di Jakar ta, yg telah beber apa kali diubah
dan ditambah, ter akhir dengan Akta Nomor 16, tanggal 12 Juni 2015 yang
dibuat dihadapan Julius Pur naw an, Sar jana Hukum, Magister Sains, Notar is
Jakar ta.

2. Pengertian Umum
a. Perusahaan adalah PT Jasa Rahar ja (Per ser o) sesuai dengan Anggar an Dasar PT
Jasa Rahar ja (Per ser o) sebagaimana dimuat dalam Akta Nomor 49 tanggal 28
Febr uar i 1981 yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, Sar jana Hukum, Notar is di
Jakar ta, yang telah beber apa kali diubah dan ditambah, ter akhir dengan Akta
Nomor 16 tanggal 12 Juni 2015 yang dibuat dihadapan Julius Pur naw an, Sar jana
Hukum, Magister Sains, Notar is di Jakar ta.
b. Direksi adalah Dir eksi PT Jasa Rahar ja (Per ser o).
c. Dewan Komisaris adalah Dew an Komisar is PT Jasa Rahar ja (Per ser o).
d. Transaksi Bisnis adalah selur uh kegiatan yang menimbulkan hak dan/ atau
kew ajiban atau menimbulkan hubungan hukum lainnya dalam Tr ansaksi Bisnis
dengan Per usahaan.

Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

4

e. Mitra Kerja adalah or ang per seor angan atau badan usaha atau badan hukum yang
memiliki ker jasama atau hubungan hukum lainnya dalam Tr ansaksi Bisnis dengan
Per usahaan.

3. Sistematika
Pedoman Penundaan Tr ansaksi Bisnis Yang Ter indikasi Penyimpangan Dan/ Atau
Kecur angan ter dir i dar i 4 (empat) bagian, yaitu:
a. Bagian I

: Pendahuluan

b.Bagian II : Penundaan Tr ansaksi Bisnis
c. Bagian III : Tata Car a Penundaan Tr ansaksi Bisnis
d.Bagian IV : Pener apan Ketentuan dalam Sur at Per janjian/ Kontr ak

Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

5

BAGIAN II
PENUNDAAN TRANSAKSI BISNIS
1. Prinsip Dasar
a. Per usahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya dilakukan ber dasar kan itikad
baik dan penuh tanggung, mener apkan pr insip–pr insip tata kelola per usahaan
yang baik (GCG) dan prinsip kehati–hatian ser ta ber landaskan pada ketentuan
ser ta per undang-undangan dan anggar an dasar Per usahaan.
b. Jajar an Dir eksi dan manajemen dalam menjalankan kegiatan usaha agar
menghindar i tindakan–tindakan penyimpangan dan/ atau kecur angan yang dapat
mer ugikan Per usahaan.

2. Ruang Lingkup
a. Pedoman ini mengatur tentang ketentuan dan pr osedur penundaan pelaksanaan
tr ansaksi bisnis yang ter indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan di
lingkungan PT Jasa Rahar ja (Per ser o).
b. Pedoman ini diter apkan pada jenis tr ansaksi bisnis sebagai ber ikut :
1) Adanya indikasi manipulasi har ga baik penggelembungan ( mar k up) atau
mengur angi ( mar k down ) dalam pr oses pengadaan bar ang dan jasa,
2) Adanya pr oyek fiktif,
3) Adanya indikasi pemalsuan identitas Mitr a Ker ja/ pihak lain,
4) Adanya indikasi bar ang/ jasa dibaw ah spesifikasi/ kualitas yang disepakati,
5) Adanya indikasi manipulasi biaya per aw atan kor ban kecelakaan lalu lintas jalan
dan angkutan penumpang umum pada Per janjian Ker ja Sama dengan Mitr a
Ker ja/ pihak lain,
6) Jenis tr ansaksi bisnis lainnya yang menur ut per timbangan Dir eksi mempunyai
tingkat mater ialitas dan r isiko bisnis yang tinggi.

3. Dasar Temuan
a. Penundaan

Tr ansaksi

Bisnis

dapat

dilakukan

apabila

ter dapat

indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan ber dasar kan:
1) Temuan

Dir eksi,

Dew an

Komisar is

atau

unsur

Pemegang

Saham

(ter masuk masukan dar i Komite Audit),
2) Temuan audit dar i Satuan Pengaw asan Inter n,
Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

6

3) Lapor an dar i auditor ekster nal,
4) Per mintaan dar i penyidik, Penuntut Umum, atau Majelis Hakim.
b. Atas temuan dan lapor an yang disampaikan sebagaimana ter sebut pada butir 3.a
diatas, ber sifat ter tulis diser tai bukti yang cukup, diver ifikasi dan ditandatangani
pejabat ber w enang.

4. Pejabat Yang Berwenang
Dalam hal ditemukan adanya indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan, maka
pejabat ber w enang yang dapat melakukan penundaan tr ansaksi bisnis, adalah
sebagai ber ikut :
a. Direktur Utama, apabila indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan dilakukan
oleh anggota Dir eksi lainnya dan/ atau pejabat di baw ah Dir eksi.
b. Dewan Komisaris, dengan memer intahkan anggota Dir eksi yang tidak ter libat
apabila indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan dilakukan oleh Dir ektur
Utama dan/ atau ber sama-sama dengan anggota Direksi lainnya.
c. Dewan Komisaris, apabila indikasi

penyimpangan

dan/ atau kecur angan

dilakukan oleh selur uh anggota Dir eksi.
d. RUPS/ Kuasanya, apabila indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan dilakukan
oleh selur uh anggota Dir eksi dan selur uh anggota Dew an Komisar is.

5. Persyaratan Penundaan
a. Per usahaan dapat melakukan penundaan pelaksanaan tr ansaksi bisnis apabila
ter dapat potensi ker ugian bagi Per usahaan akibat adanya penyimpangan dan/ atau
kecur angan dalam tr ansaksi bisnis, dengan per syaratan sebagai ber ikut :
1) Ter dapat penyampaian temuan, lapor an dan/ atau per mintaan dar i pihak–pihak
sebagaimana ter sebut pada bagian II. 3.
2) Tindakan penyimpangan dan/ atau kecur angan, dapat ber upa, namun tidak
ter batas pada :
a) Adanya indikasi manipulasi har ga baik penggelembungan ( mar k up) atau
mengur angi ( mar k down ) dalam pr oses pengadaan bar ang dan jasa,
b) Adanya indikasi pr oyek fiktif,
c) Adanya indikasi pemalsuan identitas Mitr a Ker ja/ pihak lain,
d) Adanya indikasi bar ang/ jasa dibaw ah spesifikasi/ kualitas yang disepakati,

Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

7

e) Adanya indikasi manipulasi biaya per aw atan kor ban kecelakaan lalu lintas
jalan dan angkutan penumpang umum pada Per janjian Ker ja Sama dengan
Mitr a Ker ja/ pihak lain,
f) Jenis tr ansaksi

bisnis lainnya yang menur ut

per timbangan

Dir eksi

mempunyai tingkat mater ialitas dan r isiko bisnis yang tinggi.
b. Dalam r angka penundaan tr ansaksi bisnis, Dir eksi atau Dew an Komisar is atau
RUPS dapat dibantu pihak–pihak sebagai ber ikut :
1) Tim inter nal yaitu SPI dan/ atau Tim Lintas Unit Ker ja,
2) Auditor Ekster nal dan atau Badan Pengaw asan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP),
3) Pihak independen yang kompeten.
c. Penundaan tr ansaksi bisnis tidak dapat dilakukan apabila :
1) Ker ugian

per usahaan

yang ditimbulkan

akibat

indikasi

penyimpangan

dan/ atau kecur angan dapat diatasi,
2) Penundaan

tr ansaksi

bisnis menyebabkan

ker ugian

lebih

besar

bagi

Per usahaan.

Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

8

BAGIAN III
TATA CARA PENUNDAAN TRANSAKSI BISNIS
Pr osedur yang ditetapkan dalam penundaan tr ansaksi bisnis adalah sebagai ber ikut :
1. Ber dasar kan temuan, lapor an dan/ atau per mintaan sebagaimana dimaksud pada
bagian

II.3, pejabat

ber w enang

(Dir ektur

Utama, Dew an

Komisar is, atau

RUPS/ kuasanya) dapat meminta Tim inter nal, Auditor Ekster nal, BPKP dan/ atau
pihak independen yang kompeten untuk melakukan evaluasi ter lebih dahulu
ter hadap tr ansaksi bisnis yang ter indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan
ter sebut.
2. Tim inter nal, Auditor Ekster nal, BPKP dan/ atau Pihak Independen yang kompeten
melaksanakan evaluasi tr ansaksi bisnis, untuk memastikan :
a. Adanya indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan,
b. Adanya ker ugian Per usahaan atas penyimpangan dan/ atau kecur angan ter sebut,
c. Ada tidaknya potensi ker ugian yang lebih besar atau hambatan bagi Per usahaan.
3. Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud bagian III.2, w ajib disampaikan kepada
pejabat ber w enang sebagaimana dimaksud bagian II.4, selambat-lambatnya 12 (dua
belas) har i ker ja sejak tanggal penugasan.

4. Selama masa evaluasi, Dir eksi dapat meminta Bagian Teknis ter kait (sebagai second
opinion ) untuk membuat :

a. Kajian mengenai dampak penundaan tr ansaksi bisnis ter hadap Per usahaan;
dan/ atau
b. Langkah-langkah

atau

str ategi

untuk

mengatasi

potensi

ker ugian

yang

ditimbulkan akibat indikasi penyimpangan dan/ atau kecur angan ter hadap
tr ansaksi bisnis.
5. Kajian mengenai dampak dan/ atau str ategi untuk mengatasi ker ugian sebagaimana
ter sebut pada bagian III.4, w ajib disampaikan Bagian Teknis ter kait kepada Dir eksi
selambat-lambatnya 6 (enam) har i ker ja sejak tanggal penugasan.
6. Apabila ber dasar kan hasil evaluasi pada bagian III.3, yang dilakukan Ti m
Inter nal/ Auditor

Ekster nal/ BPKP/ pihak

independen

yang

kompeten,

tidak

menemukan adanya bukti penyimpangan dan/ atau kecur angan ter hadap tr ansaksi
Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

9

bisnis, maka pelaksanaan tr ansaksi bisnis tetap dilanjutkan.
7. Apabila ber dasar kan hasil evaluasi ditemukan bukti per mulaan yang cukup bahw a
telah ter jadinya penyimpangan dan/ atau kecur angan ter hadap tr ansaksi bisnis yang
dapat mengakibatkan ker ugian bagi Per usahaan, maka pejabat ber w enang (Dir ektur
Utama, Dew an Komisar is atau RUPS/ kuasanya) dapat menunda tr ansaksi bisnis
setelah memenuhi per syar atan sebagaimana disebut pada bagian II.5.
8. Per usahaan w ajib menyampaikan pember itahuan ter lebih dahulu kepada mitr a
ker ja/ pihak lain sehubungan penundaan tr ansaksi bisnis dengan diser tai alasan
dan/ atau hasil evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya pada bagian III.3.
Penundaan dilaksanakan paling lama 30 har i kalender sejak pember itahuan
penundaan tr ansaksi disampaikan kepada mitr a ker ja/ pihak lain. Selama masa
penundaan maka segala hak dan kew ajiban par a pihak dihentikan sementar a.
9. Jika ber dasar kan temuan, lapor an dan/ atau per mintaan sebagaimana dimaksud
pada bagian II.3 sudah dir asa cukup untuk menunjukkan ter jadinya indikasi
penyimpangan dan/ atau kecur angan ter hadap tr ansaksi bisnis yang ber potensi
mengakibatkan ker ugian bagi Per usahaan, maka tidak per lu dilakukan evaluasi
sebagaimana ter sebut pada bagian III.1 dan III.2. Kemudian ber dasar kan temuan
dimaksud Per usahaan w ajib menyampaikan pember itahuan ter lebih dahulu kepada
mitr a ker ja/ pihak lain, sehubungan penundaan tr ansaksi bisnis dengan diser tai
alasan dar i temuan sebelumnya sebagaimana ter sebut pada bagian II.3. Penundaan
dilaksanakan paling lama 30 har i kalender sejak pember itahuan penundaan
tr ansaksi disampaikan kepada mitr a ker ja/ pihak lain. Selama masa penundaan maka
segala hak dan kew ajiban par a pihak dihentikan sementar a.
10. Selama masa penundaan sementar a sebagaimana ter sebut pada bagian III.7 atau
bagian III.9 diatas, Pejabat Ber w enang selanjutnya meminta Tim Inter nal/ BPKP
dan/ atau pihak independen yang kompeten untuk melakukan audit secar a
menyelur uh (audit tujuan ter tentu) ter hadap indikasi penyimpangan dan/ atau
kecur angan ser ta ker ugian yang ditimbulkan oleh tr ansaksi bisnis dimaksud.
11. Ber dasar kan hasil audit sebagaimana ter sebut pada bagian III.10 diatas dan hasil
kajian ( second opinion ) Bagian Teknis ter kait sebagaimana ter sebut pada bagian III.4
diatas, Dir eksi w ajib memutuskan untuk melanjut kan atau membatalkan tr ansaksi
bisnis dengan mitr a ker ja/ pihak lain ter sebut.
Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

10

12. Apabila tr ansaksi bisnis dengan mitr a ker ja/ pihak lain ter sebut dibatalkan, maka
Dir eksi w ajib melaksanakan hal–hal sebagai ber ikut :
a. Memper hitungkan hak dan kew ajiban par a pihak secar a pr opor sional,
b. Menetapkan

r encana

tindak

lanjut

( act ion

plan )

untuk

melanjutkan

pr oyek/ kegiatan usaha yang telah dibatalkan tr ansaksi bisnisnya.
13. Mengacu ketentuan pada Bagian II.4 maka setiap pejabat yang ber w enang untuk
melakukan penundaan tr ansaksi bisnis, w ajib melaksanakan pr osedur sebagaimana
ditetapkan dalam bagian III.1 sampai dengan bagian III.12 diatas.

Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

11

BAGIAN IV
PENERAPAN KETENTUAN DALAM SURAT
PERJANJIAN/ KONTRAK

Dalam pembuatan Sur at Per janjian/ Kontr ak yang dibuat antar a Per usahaan dengan
mitr a ker ja/ pihak lain w ajib menuangkan pada suatu pasal, dengan bunyi sebagai
ber ikut :

Pasal…..
Penundaan Tr ansaksi Bisnis Yang Ter indikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecur angan
(1) Sesuai Per atur an Menter i BUMN No. PER-19/ MBU/ 2012 tanggal 27
Desember 2012, Pihak Per tama (PT Jasa Rahar ja (Per ser o)) dapat melakukan
penundaan atas pelaksanaan tr ansaksi bisnis ini jika dijumpai adanya indikasi
penyimpangan dan/ atau kecur angan yang menyebabkan ker ugian bagi
Per usahaan.
(2) Pedoman dan tata car a penundaan tr ansaksi bisnis sebagaimana disebut pada
SK Dir eksi Nomor …………. .

Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan Dan/ Atau Kecurangan

12