Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga T1 162009038 BAB I

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai,sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan adalah lapangan kerja terbatas yang membuat orang mencari jalan untuk bertahan hidup agar dapat hidup layak. Kewirausahaan merupakan salah satu cara untuk mengatasi dampak tersebut. Di Indonesia, kesadaran warga negara untuk berwirausaha tumbuh dengan cepat. Sejumlah alasan seseorang untuk menjadi wirausaha, diantaranya adalah dorongan diri untuk mandiri, keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk berwirausaha, korban putus hubungan kerja, sulitnya mencari perkerjaan dan bnayaknya pengangguran, faktor orang tua atau keluarga.(sisnuhadi dan wijwya.2008:57). Karena dorongan dan keadaan ekonomi yang menghimpit sehingga membuat warga Indonesia untuk berwirausaha dan banyak cara yang dilakukan untuk membuka usaha sendiri/berwirausaha dibidang usaha yang sesuai


(2)

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang di dapat selama studi di perguruan tinggi (Inrayanti dan Rostiani,2008:5).

Berdasarkan jumlah penelitian yang telah dilakukan terhadap motivasi seseorang untuk berwirausaha, dapat disimpulkan bahwa niat kewirausahaan sese-orang dipengaruhi sejumlah faktor yang dapat dilihat dalam suatu kerangka integral yang melibatkan berbagai faktor internal, faktor eksternal dan faktor kontekstual. Faktor internal berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa karakter sifat, maupun faktor sosio demografi seperti umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, latar belakang keluarga dan lain-lain yang dapat mempengaruhi perilaku kewirausahaan seseorang (Nishanta, 2008). Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entre-preneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar dan kondisi kontekstual.

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,dan sumberdaya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi kewirausahaan, merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambahan di pasar melalui proses pengelolaan sumberdaya dengan cara baru dan berbeda. Selain itu, tumbuhnya minat berwirausaha juga tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga siswa sebagai salah satu faktor yang ikut mendukung. Suryana (2003:39) menyebutkan bahwa perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternalnya yang meliputi lingkungan keluarga. Hal ini karena lingkungan keluarga terutama orang tua jelas berperan sebagai pengarah bagi masa depan


(3)

anaknya, sehingga orang tua juga dapat mempengaruhi minat bagi anak di masa yang akan datang untuk berwirausaha.

Berdasarkan tujuan tersebut maka siswa SMA dibekali dengan pengetahuan teknologi dan ketrampilan khusus yang dapat dijadikan modal atau pendorong untuk menjadi seorang wirausaha.

Peter F. Drucker (Kasmir, 2011:20)mengatakan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru. Menurut Kasmir kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. (Kasmir, 2011:21)

Menurut David Mc Clelland, negara yang mempunyai banyak entrepreneur wirausaha adalah negara yang perekonomiannya mempunyai potensi yang cepat untuk maju dan menjadi negara yang makmur. Oleh karena itu apabila pembelajaran entrepreneuship tidak ada dalam agenda nasional sebuah Negara, cita-cita untuk lepas dari kemiskinan dan bangkit meraih kemakmuran hanyalah utopia. Suatu Negara akan makmur apabila mempunyai sedikitnya 2 persen entrepreneur dari jumlah penduduk.

Menurut Mecllan Clelland yang dikutip oleh Rivai (2000) menyatakan bahwa motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi, sehingga mengakibatkan seseorang mengalami ketidakseimbangan dan untuk mengurangi tekanan tersebut individu dalam memenuhi kebutuhan tersebut,


(4)

sehingga keseimbangan tercapai kembali. Dari pengertian motivasi tersebut terdapat tiga hal,yaitu :

(1). Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.

(2). Motivasi ditandai oleh dorongan efektif yang kadang sulit diamati .

(3). Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mancapai tujuan. Berpijak pada serangkaian uraian diatas, maka diambil kesimpulan bahwa siswa akan berusaha sekuat tenaga apabila ia memiliki motivasi belajar.

Sekolah atau pendidikan menjadi tempat yang sangat strategis untuk menumbuhkan wirausaha. Beberapa sekolah formal dapat menumbuhkan bakat berwirausaha, yaitu : pertama, sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat dipercaya masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Kedua, jaringan sudah ada di seluruh pelosok negeri. Ketiga, melalui sekolah juga bisa menjangkau dan mempengaruhi keluarga anak didik (Dr. Riant Nugroho, 2009:192).

Mata pelajaran kewirausahaan semacam pendidikan yang mengajarkan agar orang mampuh menciptakan kegiatan usaha sendiri. Hasil akhir yang di ingin di capai dari pembelajaran kewirausahaan ialah tertanam atau terbentuknya jiwa berwirausaha pada diri seseorang, sehingga yang bersangkutan menjadi wirausaha dengan kompetensinya. Jiwa wirausaha akan mengubah pola pikir siswa dari pencari kerja menjadi cipta lapangan perkerjaan kewirausahaan termasuk mata pelajaran yang membutuhkan kreatifitas dan ketelitian yang tinggi.


(5)

Kreatifitas di perlukan untuk menumbuh kembangan kemampuan berpikir inovasi. Sedangkan ketelitian diperlukan dalam menganalisis data-data usaha, terutama pengadaan modal. Proses kreaktifitas hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orang yang percaya diri ( yakin,optimis, penuh kotmitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorietasi hasil dan berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (suka tantangan ).

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari guru kewirausahaan di SMA Negeri 1 Salatiga menunjukkan bahwa sebagian peserta didik berasal dari golongan keluarga yang menengah ke bawah, peserta didik cenderung tidak memiliki gambaran untuk melanjutkan sekolah lagi di perguruan tinggi serta peserta didik merasa bingung jika membuat lapangan pekerjaan sendiri.

Masalah yang biasa muncul pada peserta didik yang berkenaan dengan berwirausaha pada masa depan salah satunya adalah bagaimana peserta didik mengeluhkan tentang tidak punya modal jika harus membuka usaha sendiri setelah siswa lulus sekolah. Oleh karena itu, siswa merasa tidak yakin pada minat untuk berwirausaha, tidak bisa memotivasi diri, masih menggantungkan diri pada orang lain, tidak memiliki kreativitas yang tinggi, merasa rendah diri, dan tidak memiliki orientasi karir masa depan sehingga jiwa wirausaha masih rendah. Disisi lain ada beberapa masalah dalam wirausaha yang dapat menghambat perkembangan jiwa wirausaha peserta didik, ketidak mampuan managemen yang dapat menyebabkan kegagalan wirausaha, lemahnya kendali keuangan, gagal


(6)

mengembangkan perencanaan strategis, lokasi yang buruk, menyebabkan ketakutan tersendiri bagi peserta didik untuk membuka usaha sendiri dan mengembangkan jiwa wirausaha yang telah dimiliki. Rendahnya jiwa wirausaha merupakan masalah yang serius dan memerlukan penanganan khusus oleh orangtua dan guru di sekolah, maka dalam rangka penanganan masalah ini dibutuhkan kerjasama yang sinergis antara orangtua, dan guru di sekolah. Terutama peran guru bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru yang mempunyai pengetahuan psikologis dan mempunyai ketrampilan dalam berkonseling. Hal ini diberikan dalam rangka membentuk jiwa wirausaha. Penanaman jiwa wirausaha tersebut dapat ditangani salah satunya melalui bimbingan karir yang di implementasikan dalam format klasikal.

Peneliti memilih di SMA ingin mengetahui seberapa besar minat siswa berwirausaha di bandingkan dengan SMK dan peneliti milih kelas X karena mengambil dari kelas dasar. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa SMA Negeri 1 Salatiga kelas X sejumlah 10 siswa. Berdasarkan wawancara diperoleh keterangan bahwa 3 siswa ingin bekerja setelah lulus dari SMA, 5 siswa ingin melanjutkan kuliah dan 2 siswa ingin berwirausaha untuk mengembangkan bisnis keluarga. Hasil wawancara ini menunjukan bahwa motivasi siswa untuk berwirausaha masih rendah, siswa masih takut karena resiko yang akan dihadapi dan untuk berwirausaha membutuhkan modal oleh sebab itu siswa memilih melanjutkan keperguruan tinggi setelah lulus dari SMA. Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa untuk berwirausaha hal ini ditunjukan dari 2 siswa yang ingin menjadi seorang wirausaha karena didukung


(7)

oleh keluarga yang sudah memiliki usaha jadi siswa sudah diajarkan untuk berwirausaha dan mereka juga akan diberikan modal jika ingin menjadi wirausaha. Tidak seperti SMK, SMA menyiapkan lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Meskipun demikian, dengan terbatasnya peluang kerja menjadi Pengawi Negeri maka tidak sedikit dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan tetapi langsung masuk kedunia kerja. Ada pula yang melanjutkan pendidikan ke Akademik atau ke Diploma dengan masuk untuk persiapan ke dunia kerja dengan berwirausaha. Itu sebabnya dalam kurikulum SMA disajikan mata pelajaran kewirausahaan. Dalam kaitan itu penelitian ini dilakukan di kalangan siswa SMA kelas X untuk mengetahui minat mereka berwirausaha sehingga guru kewirausahaan dapat merancang metode pembelajaran yang tepat sebagai bekal mereka berwirausaha.

Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu diperhatikan adanya pengaruh penguasaan pengetahuan tentang kewirausahaan juga perlu dimantapkan agar nantinya bisa diaplikasikan.Selanjutnya sebagai faktor yang juga penting dan perlu diperhatikan adalah dorongan dari lingkungan keluarga yang menjadi pendorong dari luar diri siswa.

Hal ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga”.


(8)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Adapu permasalahan yang akan dibahas adalah :

Bagaimanakah Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga.

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

a. Mengetahui seberapa besar minat berwirausaha siswa SMA Negeri 1 Salatiga?

b. Mengetahui faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan minat berwirausaha, dalam penelitian ini yaitu motivasi siswa dan dukungan keluarga pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga.

1.4 Signifikasi Penelitian 1.4.1 Signifikasi Teori

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan sebagai penunjang untuk berbagi studi yang berkenaan dengan keberhasilan belajar.Penelitian ini mendukung teori dari Kasmir yang menyatakan bahwa: Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk menjadi wirausaha (Kasmir 2011:6).


(9)

1.4.2.1Signifikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada SMA Negeri 1 Salatiga dalam menentukan langkah-langkah yang tepat untuk membantu peningkatan program pengajaran kewirausahaan agar dapat meningkatkan minat siswa berwirausaha.

1.5 Keterbatasan Masalah

Mengingat akan keterbatasan kemampuan, jangkauan penulis dalam meneliti, perolehan ijin meneliti, dan waktu maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini hanya dilakukan di SMA Negeri 1 Salatiga. 2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini hanya pada hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga.


(1)

sehingga keseimbangan tercapai kembali. Dari pengertian motivasi tersebut terdapat tiga hal,yaitu :

(1). Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang.

(2). Motivasi ditandai oleh dorongan efektif yang kadang sulit diamati .

(3). Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mancapai tujuan. Berpijak pada serangkaian uraian diatas, maka diambil kesimpulan bahwa siswa akan berusaha sekuat tenaga apabila ia memiliki motivasi belajar.

Sekolah atau pendidikan menjadi tempat yang sangat strategis untuk menumbuhkan wirausaha. Beberapa sekolah formal dapat menumbuhkan bakat berwirausaha, yaitu : pertama, sekolah adalah lembaga pendidikan yang sangat dipercaya masyarakat untuk masa depan yang lebih baik. Kedua, jaringan sudah ada di seluruh pelosok negeri. Ketiga, melalui sekolah juga bisa menjangkau dan mempengaruhi keluarga anak didik (Dr. Riant Nugroho, 2009:192).

Mata pelajaran kewirausahaan semacam pendidikan yang mengajarkan agar orang mampuh menciptakan kegiatan usaha sendiri. Hasil akhir yang di ingin di capai dari pembelajaran kewirausahaan ialah tertanam atau terbentuknya jiwa berwirausaha pada diri seseorang, sehingga yang bersangkutan menjadi wirausaha dengan kompetensinya. Jiwa wirausaha akan mengubah pola pikir siswa dari pencari kerja menjadi cipta lapangan perkerjaan kewirausahaan termasuk mata pelajaran yang membutuhkan kreatifitas dan ketelitian yang tinggi.


(2)

Kreatifitas di perlukan untuk menumbuh kembangan kemampuan berpikir inovasi. Sedangkan ketelitian diperlukan dalam menganalisis data-data usaha, terutama pengadaan modal. Proses kreaktifitas hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan, yaitu orang yang percaya diri ( yakin,optimis, penuh kotmitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorietasi hasil dan berwawasan kedepan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (suka tantangan ).

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari guru kewirausahaan di SMA Negeri 1 Salatiga menunjukkan bahwa sebagian peserta didik berasal dari golongan keluarga yang menengah ke bawah, peserta didik cenderung tidak memiliki gambaran untuk melanjutkan sekolah lagi di perguruan tinggi serta peserta didik merasa bingung jika membuat lapangan pekerjaan sendiri.

Masalah yang biasa muncul pada peserta didik yang berkenaan dengan berwirausaha pada masa depan salah satunya adalah bagaimana peserta didik mengeluhkan tentang tidak punya modal jika harus membuka usaha sendiri setelah siswa lulus sekolah. Oleh karena itu, siswa merasa tidak yakin pada minat untuk berwirausaha, tidak bisa memotivasi diri, masih menggantungkan diri pada orang lain, tidak memiliki kreativitas yang tinggi, merasa rendah diri, dan tidak memiliki orientasi karir masa depan sehingga jiwa wirausaha masih rendah. Disisi lain ada beberapa masalah dalam wirausaha yang dapat menghambat perkembangan jiwa wirausaha peserta didik, ketidak mampuan managemen yang dapat menyebabkan kegagalan wirausaha, lemahnya kendali keuangan, gagal


(3)

mengembangkan perencanaan strategis, lokasi yang buruk, menyebabkan ketakutan tersendiri bagi peserta didik untuk membuka usaha sendiri dan mengembangkan jiwa wirausaha yang telah dimiliki. Rendahnya jiwa wirausaha merupakan masalah yang serius dan memerlukan penanganan khusus oleh orangtua dan guru di sekolah, maka dalam rangka penanganan masalah ini dibutuhkan kerjasama yang sinergis antara orangtua, dan guru di sekolah. Terutama peran guru bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru yang mempunyai pengetahuan psikologis dan mempunyai ketrampilan dalam berkonseling. Hal ini diberikan dalam rangka membentuk jiwa wirausaha. Penanaman jiwa wirausaha tersebut dapat ditangani salah satunya melalui bimbingan karir yang di implementasikan dalam format klasikal.

Peneliti memilih di SMA ingin mengetahui seberapa besar minat siswa berwirausaha di bandingkan dengan SMK dan peneliti milih kelas X karena mengambil dari kelas dasar. Peneliti melakukan wawancara dengan siswa SMA Negeri 1 Salatiga kelas X sejumlah 10 siswa. Berdasarkan wawancara diperoleh keterangan bahwa 3 siswa ingin bekerja setelah lulus dari SMA, 5 siswa ingin melanjutkan kuliah dan 2 siswa ingin berwirausaha untuk mengembangkan bisnis keluarga. Hasil wawancara ini menunjukan bahwa motivasi siswa untuk berwirausaha masih rendah, siswa masih takut karena resiko yang akan dihadapi dan untuk berwirausaha membutuhkan modal oleh sebab itu siswa memilih melanjutkan keperguruan tinggi setelah lulus dari SMA. Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap motivasi siswa untuk berwirausaha hal ini ditunjukan dari 2 siswa yang ingin menjadi seorang wirausaha karena didukung


(4)

oleh keluarga yang sudah memiliki usaha jadi siswa sudah diajarkan untuk berwirausaha dan mereka juga akan diberikan modal jika ingin menjadi wirausaha. Tidak seperti SMK, SMA menyiapkan lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi. Meskipun demikian, dengan terbatasnya peluang kerja menjadi Pengawi Negeri maka tidak sedikit dari lulusan SMA yang tidak melanjutkan tetapi langsung masuk kedunia kerja. Ada pula yang melanjutkan pendidikan ke Akademik atau ke Diploma dengan masuk untuk persiapan ke dunia kerja dengan berwirausaha. Itu sebabnya dalam kurikulum SMA disajikan mata pelajaran kewirausahaan. Dalam kaitan itu penelitian ini dilakukan di kalangan siswa SMA kelas X untuk mengetahui minat mereka berwirausaha sehingga guru kewirausahaan dapat merancang metode pembelajaran yang tepat sebagai bekal mereka berwirausaha.

Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu diperhatikan adanya pengaruh penguasaan pengetahuan tentang kewirausahaan juga perlu dimantapkan agar nantinya bisa diaplikasikan.Selanjutnya sebagai faktor yang juga penting dan perlu diperhatikan adalah dorongan dari lingkungan keluarga yang menjadi pendorong dari luar diri siswa.

Hal ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga”.


(5)

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Adapu permasalahan yang akan dibahas adalah :

Bagaimanakah Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga.

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

a. Mengetahui seberapa besar minat berwirausaha siswa SMA Negeri 1 Salatiga?

b. Mengetahui faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan minat berwirausaha, dalam penelitian ini yaitu motivasi siswa dan dukungan keluarga pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga.

1.4 Signifikasi Penelitian 1.4.1 Signifikasi Teori

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan sebagai penunjang untuk berbagi studi yang berkenaan dengan keberhasilan belajar.Penelitian ini mendukung teori dari Kasmir yang menyatakan bahwa: Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk menjadi wirausaha (Kasmir 2011:6).


(6)

1.4.2.1Signifikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada SMA Negeri 1 Salatiga dalam menentukan langkah-langkah yang tepat untuk membantu peningkatan program pengajaran kewirausahaan agar dapat meningkatkan minat siswa berwirausaha.

1.5 Keterbatasan Masalah

Mengingat akan keterbatasan kemampuan, jangkauan penulis dalam meneliti, perolehan ijin meneliti, dan waktu maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini hanya dilakukan di SMA Negeri 1 Salatiga. 2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini hanya pada hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Kristen salatiga T1 162009095 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Kristen salatiga T1 162009095 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Kristen salatiga T1 162009095 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Kristen salatiga T1 162009095 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMK Kristen salatiga

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga T1 162009038 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga T1 162009038 BAB IV

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga T1 162009038 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Motivasi Siswa dan Dukungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha pada Siswa SMA Negeri 1 Salatiga

0 0 21