TRIGEMINAL NEURALGIA Referat

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:15:15 2017 / +0000 GMT

TRIGEMINAL NEURALGIA Referat
LINK DOWNLOAD [380.50 KB]
BAB I
PENDAHULUAN
Trigeminal Neuralgia merupakan suatu keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang berulang. Disebut Trigeminal neuralgia, karena
nyeri di wajah ini terjadi pada satu atau lebih saraf dari tiga cabang saraf Trigeminal. Saraf yang cukup besar ini terletak di otak dan
membawa sensasi dari wajah ke otak. Rasa nyeri disebabkan oleh terganggunya fungsi saraf Trigeminal sesuai dengan daerah
distribusi persarafan salah satu cabang saraf Trigeminal yang diakibatkan oleh berbagai penyebab.
Serangan neuralgia Trigeminal dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan,
kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap, berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik.
Prevalensi penyakit ini diperkirakan sekitar 107.5 pada pria dan 200.2 pada wanita per satu juta populasi. Penyakit ini lebih sering
terjadi pada sisi kanan wajah dibandingkan dengan sisi kiri (rasio 3:2), dan merupakan penyakit pada kelompok usia dewasa (dekade
enam sampai tujuh). Hanya 10 % kasus yang terjadi sebelum usia empat puluh tahun.
Sumber lain menyebutkan, penyakit ini lebih umum dijumpai pada mereka yang berusia di atas 50 tahun, meskipun terdapat pula
penderita berusia muda dan anak-anak.
Trigeminal Neuralgia merupakan penyakit yang relatif jarang, tetapi sangat mengganggu kenyamanan hidup penderita, namun
sebenarnya pemberian obat untuk mengatasi Trigeminal neuralgia biasanya cukup efektif. Obat ini akan memblokade sinyal nyeri
yang dikirim ke otak, sehingga nyeri berkurang, hanya saja banyak orang yang tidak mengetahui dan menyalahartikan Neuralgia

Trigeminal sebagai nyeri yang ditimbulkan karena kelainan pada gigi, sehingga pengobatan yang dilakukan tidaklah tuntas.

BAB II
TRIGEMINAL NEURALGIA

Defenisi
Trigeminal neuralgia adalah sindrom nyeri pada wajah pada area persarafan Nervus Trigeminus pada satu cabang atau lebih,
secara paroksismal berupa nyeri tajam yang tidak diketahui penyebabnya dan biasanya terjadi pada umur 40 tahun keatas.

Anatomi Fisiologis Nervus Trigeminus
Nervus Trigeminus merupakan saraf cranial terbesar yang memiliki 3 percabangan yaitu :

- Nervus Opthalmicus bersifat sensoris murni. Berjalan ke depan pada dinding lateral sinus cavernosus dalam fossa crania
media dan bercabang tiga; n. lacrimalis, frontalis, dan nasociliaris, yang masuk ke orbita melalui fissure orbitalis superior.
Saraf ini disebarkan ke kornea mata, kulit dahi dan kepala, kelopak mata, mukosa sinus paranasales, dan cavum nasi.
- Nervus maxillaries bersifat sensoris murni. Meninggalkan cranium melalui foramen rotumdum dan kemudian disebarkan ke
kulit muka di atas maxilla, gigi rahang atas, mukosa hidung, sinus maxillaries dan palatum.
- Nervus mandibularis bersifat motoris dan sensoris. Radiks sensoris meninggalkan ganglion trigeminal dan berjalan keluar
cranium melalui foramen ovale. Radiks motoris n.trigeminus juga keluar dari cranium melalui foramen yang sama dan
bergabung dengan akar sensoris membentuk truncus n.mandibularis. Serabut sensoris n.mandibularis mensarafi kulit pipi dan

kulit atas mandibula dan sisi kepala. Juga mensarafi articulation temporomandibularis dan gigi rahang bawah, mukosa pipi,
dasar mulut, dan bagian depan lidah. Serabut motoris n.mandibularis mensarafi otot-otot pengunyah.
Nervus Trigeminus merupakan saraf sensoris utama kepala dan saraf otot-otot pengunyah. Dan juga menegangkan palatum molle

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:15:15 2017 / +0000 GMT

dan membrane tympani.
Fungsi nervus Trigeminus dapat dinilai melalui pemeriksaan rasa suhu, nyeri dan raba pada daerah inervasi N. V (daerah muka dan
bagian ventral calvaria), pemeriksaan refleks kornea, dan pemeriksaan fungsi otot-otot pengunyah. Fungsi otot pengunyah dapat
diperiksa, misalnya dengan menyuruh penderita menutup kedua rahangnya dengan rapat, sehingga gigi-gigi pada rahang bawah
menekan pada gigi-gigi rahang atas, sementara m. Masseter dan m. Temporalis dapat dipalpasi dengan mudah.

Etiologi
Mekanisme patofisiologis yang mendasari trigeminal neuralgia belum begitu pasti, walau sudah sangat banyak penelitian
dilakukan. Kesimpulan Wilkins, semua teori tentang mekanisme harus konsisten dengan:

1.Sifat nyeri yang paroksismal, dengan interval bebas nyeri yang lama.

- Umumnya ada stimulus 'trigger' yang dibawa melalui aferen berdiameter besar (bukan serabut nyeri) dan sering melalui
divisi saraf kelima diluar divisi untuk nyeri.
- Kenyataan bahwa suatu lesi kecil atau parsial pada ganglion gasserian dan/ atau akar-akar saraf sering menghilangkan nyeri.
- Terjadinya trigeminal neuralgia pada pasien yang mempunyai kelainan demielinasi sentral (terjadi pada 1% pasien dengan
sklerosis multipel)
Kenyataan ini tampaknya memastikan bahwa etiologinya adalah sentral dibanding saraf tepi. Paroksisme nyeri analog dengan
bangkitan dan yang menarik adalah sering dapat dikontrol dengan obat-obatan anti kejang (karbamazepin dan fenitoin).
Tampaknya sangat mungkin bahwa serangan nyeri mungkin menunjukkan suatu cetusan 'aberrant' dari aktivitas neuronal yang
mungkin dimulai dengan memasukkan input melalui saraf kelima, berasal dari sepanjang traktus sentral saraf kelima, atau pada
tingkat sinaps sentralnya.
Berbagai keadaan patologis menunjukkan penyebab yang mungkin pada kelainan ini. Pada kebanyakan pasien yang dioperasi untuk
trigeminal neuralgia ditemukan adanya kompresi atas ?nerve root entry zone' saraf kelima pada batang otak oleh pembuluh darah
(45-95% pasien). Hal ini meningkat sesuai usia karena sekunder terhadap elongasi arteria karena penuaan dan arteriosklerosis dan
mungkin sebagai penyebab pada kebanyakan pasien.
Otopsi menunjukkan banyak kasus dengan keadaan penekanan vaskuler serupa tidak menunjukkan gejala saat hidupnya. Kompresi
nonvaskuler saraf kelima terjadi pada beberapa pasien. 1-8% pasien menunjukkan adanya tumor jinak sudut serebelopontin
(meningioma, sista epidermoid, neuroma akustik, AVM) dan kompresi oleh tulang (misal sekunder terhadap penyakit Paget). Tidak
seperti kebanyakan pasien dengan NT, pasien ini sering mempunyai gejala dan/atau tanda defisit saraf kranial.

Penyebab lain yang mungkin, termasuk cedera perifer saraf kelima (misal karena tindakan dental) atau sklerosis multipel, dan
beberapa tanpa patologi yang jelas.

Gambaran Klinik
Serangan trigeminal neuralgia dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai semenit, unilateral (97%), Paling sering pada
cabang ke 2 dan 3 Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang
cukup berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik, kena pukulan jab, atau ada kawat di sepanjang wajahnya. nyeri yang muncul
mendadak, berat, seperti sengatan listrik, biasanya pada satu sisi rahang atau pipi. Pada beberapa penderita, mata, telinga atau
langit-langit mulut dapat pula terserang. Pada kebanyakan penderita, nyeri berkurang saat malam hari, atau pada saat penderita
berbaring.
Serangan ini hilang timbul. Bisa jadi dalam sehari tidak ada rasa sakit. Namun, bisa juga sakit menyerang setiap hari atau sepanjang
Minggu. Lalu, tidak sakit lagi selama beberapa waktu. Trigeminal neuralgia biasanya hanya terasa di satu sisi wajah, tetapi bisa juga
menyebar dengan pola yang lebih luas. Jarang sekali terasa di kedua sisi wajah dalam waktu bersamaan.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:15:15 2017 / +0000 GMT


Insiden 4,3 per 100.000 populasi/tahun, perempuan > laki-laki, sering pada usia dewasa setelah 40 tahun, ditemukan juga pada anak
usia 12 tahun.

Klasifikasi
Neuralgia Trigeminal (NT) dapat dibedakan menjadi:

NT Tipikal, 2. NT Atipikal, 3. NT karena Sklerosis Multipel,
NT Sekunder, 5. NT Paska Trauma, dan 6. Failed Neuralgia Trigeminal.
Bentuk-bentuk neuralgia ini harus dibedakan dari nyeri wajah idiopatik (atipikal) serta kelainan lain yang menyebabkan nyeri
kranio-fasial.

Diagnosa
Cara menegakkan diagnosa Trigeminal Neuralgia hanya berdasarkan anamnesa pasien secara teliti dan cermat.
3 Karakter umum terhadap nyeri kraniofasial :
Kunci diagnosis adalah riwayat. Umumnya, pemeriksaan dan test neurologis (misalnya CT scan) tak begitu jelas. Faktor riwayat
paling penting adalah distribusi nyeri dan terjadinya 'serangan' nyeri dengan interval bebas nyeri relatif lama. Nyeri mulai pada
distribusi divisi 2 atau 3 saraf kelima, akhirnya sering menyerang keduanya. Beberapa kasus mulai pada divisi 1.
Biasanya, serangan nyeri timbul mendadak, sangat hebat, durasinya pendek (kurang dari satu menit), dan dirasakan pada satu
bagian dari saraf Trigeminal, misalnya bagian rahang atau sekitar pipi. Nyeri seringkali terpancing bila suatu daerah tertentu

dirangsang (trigger area atau trigger zone).
Trigger zones sering dijumpai di sekitar cuping hidung atau sudut mulut. Yang unik dari trigger zone ini adalah
rangsangannya harus berupa sentuhan atau tekanan pada kulit atau rambut di daerah tersebut. Rangsang dengan cara lain, misalnya
dengan menggunakan panas, walaupun menyebabkan nyeri pada tempat itu, tidak dapat memancing terjadinya serangan neuralgi.
Pemeriksaan neurologik pada neuralgi Trigeminal hampir selalu normal. Tidak terdapat gangguan sensorik pada neuralgi Trigeminal
murni.
Suatu varian neuralgia Trigeminal yang dinamakan tic convulsive ditandai dengan kontraksi sesisih dari otot muka yang
disertai nyeri yang hebat. Keadaan ini perlu dibedakan dengan gerak otot muka yang bisa menyertai neuralgi biasa, yang dinamakan
tic douloureux. Tic convulsive yang disertai nyeri hebat lebih sering dijumpai di daerah sekitar mata dan lebih sering dijumpai pada
wanita.
Secara sistematis, anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan sebagai berikut:
Anamnesis

- Lokalisasi nyeri, untuk menentukan cabang nervus trigeminus yang terkena.
- Menentukan waktu dimulainya neuralgia Trigeminal dan mekanisme pemicunya.
- Menentukan interval bebas nyeri.
- Menentukan lama, efek samping, dosis, dan respons terhadap pengobatan.
- Menanyakan riwayat penyakit herpes.
Pemeriksaan Fisik


Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:15:15 2017 / +0000 GMT

- Menilai sensasi pada ketiga cabang nervus trigeminus bilateral (termasuk refleks kornea).
- Menilai fungsi mengunyah (masseter) dan fungsi pterygoideus (membuka mulut, deviasi dagu).
- Menilai EOM.
Pemeriksaan penunjang diagnostik seperti CT-scan kepala atau MRI dilakukan untuk mencari etiologi primer di daerah posterior
atau sudut serebelo-pontin.

Mekanisme Nyeri
- Nyeri Sederhana (Fisiologi) ; berlangsung singkat tidak menimbulkan kerusakan jaringan. Berperan penting sebagai refleks
menghindar, meningkatkan kewaspadaan.
- Nyeri Nosiseptif (Inflamasi) ; Nyeri yang didahului dengan kerusakan atau inflamasi jaringan.
- Nyeri Neuropatik ; Nyeri yang didahului/disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf.
Penyebab nyeri neuropatik :


- Lesi penyakit pada system saraf perifer; Polineuropati Diabetika.
- Lesi pada sisem saraf pusat; Stroke, Multiple sclerosis, Spinal injury.
- Kelainan system saraf pusat setelah kelainan perifer; Postherpetic Neuralgia.
- Nyeri neuropatik & Nosiseptif timbul bersama; Low back pain.

Diagnosa Banding
- Post Herpetic Neuralgia
Dengan Gejala; nyeri terbakar yang hebat dengan eksaserbasi yang tajam, berifat unilateral, kuntinu, diprovokasi oleh raba
ringan, tidak ada factor yang dapat mengurangi gejala secara total, biasanya terdapat gangguan sensorik.

- Cluster headache
Sakit kepala yang hebat, menusuk, nyeri terbakar, unilateral dan sering daerah trigeminal, sering terjadi pada malam hari,
diprovokasi oleh minuman alcohol, mata merah, hidung tersumbat, muka merah, sering terjadi pada usia muda.

- Glossopharingeal Neuralgia
Sakit yang hebat dan berlangsung cepat, unilateral pada distribusi saraf glosopharingeal, paroksismal serangan dalam bentuk
kelompok, diprovoakasi oleh raba ringan, berkurang dengan pemberian antikonvulsan.

- Kelainan Temporomandibuler (Conten's Sindrom)
Rasa sakit tumpul, berdenyut, unilateral atau bilateral pada daerah aurikular, intermitten bertahun-tahun, diprovokasioleh

gerakan rahang, sering menetap walaupun stress telah berkurang.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:15:15 2017 / +0000 GMT

- Sinusitis
Rasa sakit sedang, berdenyut, mengenai satu atau dua sinus, nyeri kontinu, akut/kronik, memberat dengan gerakan,
dekompresi akan mengurangi sakitnya, sering timbul nasal discharge.

- Migrain
Nyeri hebat, berdenyut, unilateral dan sering berpindah ke sisi lainnya, nyeri berlangsung beberapa jam, pasien dapat
mengidentifikasi faktor pencetus.

- Giant Cell Arteritis
Nyeri hebat berdenyut dan menyengat, bersifat unilateral/bilateral atau temporal, Intermitten/kontinu, Memberat bila mengunyah,
membaik dengan steroid, tampak arteri yang menebal dan berkelok-kelok.


- Atypical Facial Pain
Nyeri yang berfariasi, lokasi bervariasi, kontinu dengan eksserbasi tajam, diprovokasi oleh stress, disembuhkan dengan terapi yang
tepat.

Terapi
Non Medikamentosa

Rhizotomi termal selektif radiofrekuensi pada ganglion atau radiks trigeminus yang dilakukan melalui kulit dengan anastesi local
sisertai barbturat kerja singkat. Efek sampingnya ialah anesthesia dolorosa. Tindakan untuk destruksi serabut nyeri dalam nervus
trigeminus dapat dilakukan juga dengan bedah dingin (cryosurgery) dan inflasi balon dalam rongga meckel.
- Injeksi gliserol ke dalam sisterna trigeminus (rongga Meckel) dapat dilakukan perkutan. Tindakan ini dapat menyembuhkan
nyeri dengan gangguan sensorik pada wajah yang minimal.
- Bagi kebanyakan pasien terutama yang lebih muda, kraniektomi suboksipital dengan bedah mikro untuk memperbaiki posisi
pembuluh darah yang menekan radiks saraf trigeminus pada tempat masuknya pons, lebih dapat diterima karena tidak
menyebabkan defisit sensorik.
Medikamentosa

- Karbamazepin; 400-1200 mg/hari, 80% memberikan respon baik terhadap pengobatan awal. Bila dipakai bersamaan dengan
phenitoin dapat menimbulkan ataksia. Komplikasinya; leucopenia, trombositopenia, namun jarang terjadi

- Phenitoin; 200-450 mg/hari
- Klonazepam 0,5-1,0 mg 3x/hari; efektif pada beberapa kasus
- Asam Valproat
- Baclofen 5-10 mg 3x/hari; dapat diberikan tersendiri maupun kombinasi dengan phenitoin / karbamazepin.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 5/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:15:15 2017 / +0000 GMT

Algoritme Terapi Trigeminal Neuralgia

BAB III
KESIMPULAN
Trigeminal neuralgia adalah sindrom nyeri pada wajah pada area persarafan Nervus Trigeminus pada satu cabang atau lebih, secara
paroksismal berupa nyeri tajam yang tidak diketahui penyebabnya dan biasanya terjadi pada umur 40 tahun keatas. Sering pada
perempuan disbanding lakilaki dan muncul pada usia diatas 40 tahun
Nervus Trigeminus merupakan saraf sensoris utama kepala dan saraf otot-otot pengunyah. Dan juga menegangkan palatum molle
dan membrane tympani.
Neuralgia trigeminal kadang disebabkan oleh penekanan arteri terhadap saraf yang terletak di dekat otak. Pada keadaan ini dilakukan
pembedahan untuk memisahkan arteri dari saraf dan untuk mengurangi nyeri.
Serangan trigeminal neuralgia dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai semenit, unilateral (97%), Paling sering pada cabang
ke 2 dan 3 Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup
berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik, kena pukulan jab, atau ada kawat di sepanjang wajahnya. nyeri yang muncul mendadak,
berat, seperti sengatan listrik, biasanya pada satu sisi rahang atau pipi. Pada beberapa penderita, mata, telinga atau langit-langit
mulut dapat pula terserang. Pada kebanyakan penderita, nyeri berkurang saat malam hari, atau pada saat penderita berbaring.
Serangan ini hilang timbul. Bisa jadi dalam sehari tidak ada rasa sakit. Namun, bisa juga sakit menyerang setiap hari atau sepanjang
Minggu. Lalu, tidak sakit lagi selama beberapa waktu.
Terapi pada trigeminal neuralgia dapat dilakukan secara pembedahan maupun pemberian obat diantaranya; Karbamazepin;
400-1200 mg/hari, Phenitoin; 200-450 mg/hari, Klonazepam 0,5-1,0 mg 3x/hari, Asam Valproat, Baclofen 5-10 mg 3x/hari.

DAFTAR PUSTAKA

David A. Greenberg, Michael J. Aminoff, Roger P.Simon: Clinical Neurology. Fifth edition, Lange Medical Books/McGraw-Hill,
The United States of America, 2002: 84-85
Richard S. Snell: Anatomi Klinik. Bagian 3, EGC, Jakarta, 1997: 187
http://emedicine.medscape.com/article/1145144-overview
http://en.wikipedia.org/wiki/Trigeminal_neuralgia
http://medicastore.com/penyakit/331/Neuralgia_Trigeminal_tic_douloureux.html

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 6/7 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 17:15:15 2017 / +0000 GMT

Dito Anurogo. http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20080414210025
Wahyu Ika Wadhani, dkk. Kapita Selekta Kedokeran. Team Media Aesculapius, Jakarta, 2000: 44

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 7/7 |