S TE 1103304 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat maka pendidikan dituntut untuk maju dan turut mengikuti
perkembangan yang ada. Peningkatan mutu pendidikan nasional salah
satunya melalui metode belajar mengajar yang diterapkan di sekolah dapat
menumbuhkan sikap serta perilaku yang inovatif dan kreatif kepada diri
siswa. Pendidikan nasional perlu dilaksanakan secara teratur, terpadu dan
serasi sesuai dengan perkembangan pembangunan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Menurut UU Republik Indonesia No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3 (2003:5) menyatakan
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Salah satu fungsi dan tujuan umum pembelajaran di sekolah adalah
untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan,

melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan serta
menggunakan ide-ide pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas,
2006). Sedangkan secara khusus, yaitu untuk membentuk peserta didik
sebagai individu yang memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Mengacu pada tujuan-tujuan tersebut, secara spesifik dapat dikatakan
tujuan pembelajaran salah satunya adalah untuk meningkatkan cara berpikir
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2

kritis dalam diri siswa. Terlebih pada kurikulum yang terbaru, yakni
kurikulum 2013, pembelajaran yang dilakukan dituntut untuk lebih berpusat
kepada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator dan pengarah dalam proses

pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang cara berpikir kritis pada siswa. Berpikir kritis dimasukkan ke dalam
penelitian karena dianggap mampu menjadi indikator apakah suatu metode
pembelajaran sudah dapat dikatakan berhasil dan optimal untuk dilaksanakan.
Karena pada dasarnya cara berpikir kritis, menuntut adanya kemampuan
interaksi sosial dari siswa. Melalui berpikir kritis, siswa mampu
mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah dengan
pendapat-pendapat maupun sanggahan pada waktu diskusi dalam proses
pembelajaran.
Sementara pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Project Based Learning (PjBL) didasarkan atas karakteristik dari
model pembelajaran ini sendiri yang menitikberatkan pada peran sentral
siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Selain itu melalui proses pemecahan
masalah dalam pembelajaran, siswa dapat menemukan konsep-konsep,
prinsip-prinsip dan berbagai pengalaman belajar melalui proses mentalnya
sendiri, sehingga membuat siswa menjadi lebih termotivasi (menjadi lebih
aktif, kritis, dan kreatif) dalam mengikuti pelajaran. Sebagai contoh siswa
mampu menemukan sendiri konsep cara belajar dan memahami suatu materi
pelajaran sesuai dengan kondisi siswa itu sendiri, dan hal ini hanya bisa

diperoleh dari proses belajar yang melibatkan mereka sendiri.
Adapun objek yang diteliti adalah siswa SMK dengan mata diklat
produktif (mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik) karena selama ini
penelitian mengenai cara berpikir kritis lebih banyak mengangkat objek
siswa-siswa SMA dengan latar belakang kemampuan MIPA (Matematika dan
IPA). Kalaupun ada penelitian yang mengangkat objek siswa SMK, tetapi
tetap pada mata diklat MIPA (mata diklat adaptif). Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3

Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis melalui Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan Problem Based Learning
(PBL)” untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis juga dapat
diterapkan pada mata diklat produktif di SMK, khususnya mata diklat

Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan

yang dapat dirumuskan yaitu :
1. Bagaimana perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat
kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL)?
2. Bagaimana perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat
kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)?

C. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki
tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang memiliki
tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

D. Batasan Masalah
Di karenakan masalah yang penulis kemukakan masih terlalu luas,
maka perlu dibatasi agar permasalahan yang dikaji dalam penelitian lebih
spesifik, terarah dan terkontrol. Adapun batasan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :

Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4

1. Pokok bahasan yang disampaikan hanya pada mata diklat Pengetahuan
Dasar Instalasi Listrik (PDIL) khususnya materi tentang instalasi listrik

rumah tinggal.
2. Objek penelitian terdiri dari dua kelas, yaitu siswa program studi keahlian
Kontrol Proses (KP) kelas X-KP.A dan X-KP.B.
3. Aspek yang dibandingkan hanya hasil belajar siswa berdasarkan tingkat
kemampuan berpikir kritis pada masing-masing model pembelajaran,
tidak

membandingkan

hasil

belajar

siswa

berdasarkan

model

pembelajaran yang digunakan.


E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam
bidang pendidikan, khususnya pada pendidikan kejuruan. Penelitian ini
diharapkan akan menambah strategi yang dapat digunakan dalam bidang
pendidikan khususnya dalam penerapan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada siswa SMK khususnya untuk
mata diklat produktif.
Hasil penelitian akan menjadi tidak berarti jika tidak memberikan
kegunaan bagi peneliti sendiri maupun bagi lingkungan atau bidang yang
berhubungan dengan aspek yang diteliti. Kegunaan yang hendak dicapai
sebagai berikut :
1. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka meningkatkan mutu lulusan
khususnya bagi program studi keahlian Kontrol Proses (KP).
2. Memberikan

data

informasi


tentang

pemahaman

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan

siswa

melalui

Project Based

Learning (PjBL) terhadap kompetensi mata diklat Pengetahuan Dasar
Instalasi Listrik (PDIL) bagi program studi keahlian Kontrol Proses (KP).
3. Memberikan gambaran informasi tentang perbedaan hasil belajar siswa
berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kritis pada mata diklat
Pengetahuan dasar Instalasi Listrik (PDIL).
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5

F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman isi dari laporan skripsi ini, maka
laporan ini dibagi dalam 5 (Lima) bab. Adapun kelima bab tersebut adalah :

1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah penelitian dan sistematika
penulisan.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang teori-teori pendukung yang berhubungan dengan
cara berpikir kritis dan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dan Project Based Learning (PjBL).
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang metodologi dari penelitian yang dilakukan yang

meliputi desain penelitian, partisipan dalam penelitian, populasi dan sampel,
instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik analisis data yang akan
digunakan. Dalam bab ini juga

dijelaskan mengenai teknik pengujian

instrumen penelitian.
4. BAB IV HASIL DAN ANALISIS
Bab ini menguraikan tentang deskripsi data setiap tindakan dan pembahasan
hasil penelitian.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan hasil yang dicapai serta kesimpulan dari penelitian
berdasarkan dari hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data yang
dilakukan. Dalam bab ini juga disajikan implikasi dan rekomendasi kepada
pihak terkait agar hasil penelitian ini dapat digunakan dan dimanfaatkan
secara optimal.
6. DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

6

Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu