S TE 1103304 Chapter3
Kirfianda, 2015
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Secara konseptual penelitian ini akan membandingkan hasil belajar antara siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dan
Problem Based Learning (PBL).
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan metode statistik faktorial.
Desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tingkat Berpikir
Kritis (B)
Model Pembelajaran (A) PjBL (A1) PBL (A2)
Berpikir Kritis
Tinggi (B1) A1.B1 A2.B1
Berpikir Kritis
Rendah (B2) A1.B2 A2.B2
Keterangan:
A1.B1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran PjBL dan memiliki tingkat berpikir kritis tinggi.
A2.B1 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran PBL dan memiliki tingkat berpikir kritis tinggi.
A1.B2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran PjBL dan memiliki tingkat berpikir kritis rendah.
(2)
Kirfianda, 2015
A2.B2 = Hasil belajar siswa pada model pembelajaran PBL dan memiliki tingkat berpikir kritis rendah.
B. Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah empat orang, yaitu dua orang guru mata pelajaran Pengetahuan Dasar Instalasi Listrik (PDIL) sebagai ahli judgement dan dua orang rekan peneliti yang merupakan praktikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 1 Cimahi sebagai observer.
Dasar pertimbangan pemilihan partisipan pada penelitian ini yaitu karena guru yang bersangkutan merupakan seorang ahli dibidang instalasi listrik, terlebih guru yang bersangkutan merupakan guru mata pelajaran untuk mata diklat pengetahuan dasar instalasi listrik. Sedangkan praktikan PPL dipilih karena penelitian ini membutuhkan lebih dari satu orang agar mempermudah dalam melakukan penilaian karena dalam pelaksanaannya tidak mungkin peneliti melakukan sendiri proses pemberian materi ajar dan penilaian terhadap aktivitas siswa dikelas. Oleh karena itu peneliti membutuhkan observer untuk mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran.
C. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan populasi dan sampel siswa SMKN 1 Cimahi kelas X dengan penentuan sampel random sebagai berikut :
1. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X kompetensi keahlian Kontrol Proses dan Teknik Otomasi Industri.
2. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 2 kelas antara lain siswa kelas X.KP-A dan kelas X.KP-B kompetensi keahlian Kontrol Proses.
(3)
Kirfianda, 2015
D. Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes yang digunakan berupa soal tes kemampuan berpikir kritis untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dan soal
posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa (ranah kognitif) setelah diberikan perlakuan melalui model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Project Based Learning (PjBL). Sedangkan instrumen non-tes yang digunakan berupa lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa untuk ranah afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). 1. Instrumen Tes
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat dua instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen tes yang pertama yaitu soal tes kemampuan berpikir kritis yang digunakan untuk mengetahui tingkat berpikir kritis siswa dan hasil tes kemampuan berpikir kritis ini dijadikan acuan untuk pengelompokkan antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.
Instrumen tes yang kedua yaitu soal posttest yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dari segi kognitif (pengetahuan) setelah diberikan perlakuan melalui model pembelajaran PBL dan PjBL. Dari hasil posttest ini akan diketahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah, baik yang menggunakan model PBL maupun PjBL.
Kisi-kisi dari instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dilihat pada tabel-tabel berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator kemampuan berpikir kritis
Materi No. Item (Butir Soal)
C1 C2 C3 C4 C5
1. Memfokuskan pertanyaan. Instalasi listrik rumah tinggal
1
2. Menganalisis argumen. Penggunaan fitting lampu 2
(4)
Kirfianda, 2015
suatu penjelasan/tantangan. tinggal 4. Mempertimbangkan kredibilitas
sumber.
Diagram pengawatan saklar
4 5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi.
Instalasi listrik rumah tinggal (aturan)
5
6. Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi.
Jenis-jenis pemasangan saklar
6 7. Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
Aturan penggunaan kabel listrik
7 8. Membuat dan mempertimbangkan
hasil keputusan.
Jenis-jenis kabel listrik 8 9. Mengidentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definisi.
Jenis-jenis fitting lampu 9 10. Mengidentifikasi asumsi. Instalasi listrik rumah
tinggal
10 11. Memutuskan suatu tindakan. Diagram pengawatan
saklar
11 12. Berinteraksi dengan orang lain. Instalasi listrik rumah
tinggal
12
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Posttest
Kompetensi Inti Kompetensi
Dasar Indikator
No. Item (Butir Soal)
C1 C2 C3 C4 C5
Memahami, menerapkan dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam Menerapkan pekerjaan dasar elektrik pada sistem instrumentasi industri . a. Mengetahui aturan perancangan instalasi rumah tinggal. 1, 6, 7, 20 12, 24
13 18, e5 4 b. Membuat drawing/gambar instalasi rumah tinggal. 10, 11, e3
21 22, 23, e2
(5)
Kirfianda, 2015
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
c.Menentukan jenis material dan menghitungan rekapitulasi daya dalam
perancangan instalasi rumah tinggal.
15, 16, 19
8, 9, 17
2, e1,
e4 3, 14,
25 5
Ket. e erupaka soal essay.
e1 = soal essay nomor 1, e2 = soal essay nomor 2, dst.
2. Instrumen Observasi
Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar penilaian hasil belajar siswa untuk ranah afektif dan psikomotor. Adapun intrumen tes dan intrumen observasi yang digunakan dapat dilihat pada lembar lampiran.
3. Pengujian Instrumen
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Validitas adalah suatu aturan yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesalahan instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009).
Dalam penelitian ini butir soal diujicobakan pada kelas X.TOI-A dan X.TOI-B kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri. Soal tes kemampuan berpikir kritis diujikan pada kelas X.TOI-A dan soal posttest
diujikan pada kelas X.TOI-B untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda dari instrumen tes tersebut.
a. Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium (Arikunto, 2012). Untuk mengetahui tingkat validitas dari instrumen yang telah dibuat, peneliti menggunakan teknik korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu sebagai berikut:
(6)
Kirfianda, 2015
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
(Arikunto, 2012)
Dimana:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan.
Dalam menentukan valid atau tidaknya suatu butir soal/item dilakukan dengan uji signifikansi dengan taraf signifikansi 5 %, yaitu jika nilai rhitung lebih besar atau sama dengan nilai kritik dalam rtabel maka butir soal/item tersebut telah signifikan atau valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data. Apabila rhitung < rtabel,
maka dikatakan butir soal tersebut tidak signifikan atau tidak valid. b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2012). Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus K-R 20 untuk soal pilihan ganda dan rumus Alpha untuk soal uraian.
Pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus K-R 20 yaitu sebagai berikut:
∑
(Arikunto, 2010) Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
(7)
Kirfianda, 2015
(proporsi subjek yang mendapat skor 1).
q = proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 0).
Vt = varians total, yaitu:
∑ ∑
(Arikunto, 2012) Sedangkan pengujian reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha yaitu sebagai berikut:
∑
(Arikunto, 2012) Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
= banyaknya butir pertanyaan.
Sama halnya dengan menentukan validitas, dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu butir soal/item juga dilakukan dengan uji signifikansi dengan taraf signifikansi 5 %, yaitu jika nilai rhitung lebih besar atau sama dengan nilai kritik dalam rtabel maka butir soal/item tersebut telah signifikan atau reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data. Apabila rhitung < rtabel, maka dikatakan butir
soal tersebut tidak signifikan atau tidak reliabel. Pada tabel berikut disajikan kriteria dari reliabilitas soal.
(8)
Kirfianda, 2015
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,810 – 1,000 Sangat tinggi
0,610 – 0,809 Tinggi
0,410 – 0,609 Cukup
0,210 – 0,409 Rendah
0,000 – 0,209 Sangat rendah
c. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya (Arikunto, 2012).
Untuk mengetahui taraf kesukaran dari suatu soal harus diketahui besarnya indeks kesukaran dari soal tersebut, yaitu sebagai berikut:
(Arikunto, 2012) Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks kesukaran (P) Klasifikasi
0,00 - 0,30 Sukar
0,31 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah
(9)
Kirfianda, 2015
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2012).
Untuk mengetahui daya pembeda dari suatu soal harus diketahui besarnya indeks diskriminasi dari soal tersebut, yaitu sebagai berikut:
(Arikunto, 2012) Dimana:
D = indeks diskriminasi
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PA = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Indeks diskriminasi atau daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Diskriminasi atau Daya Pembeda Indeks diskriminasi (D) klasifikasi
0,00 - 0,20 Jelek (poor)
0,21 - 0,40 Cukup (satistifatory)
0,41 - 0,70 Baik (good)
0,71- 1,00 Baik sekali (excellent) Nilai D negatif Tidak baik, sebaiknya dibuang
(10)
Kirfianda, 2015
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian pada penelitian ini meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini diantaranya:
a) Menentuan lokasi penelitian dan mengurus perijinannya.
b) Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui permasalahan di lapangan dengan cara observasi kegiatan di kelas dan wawancara kepada guru mata pelajaran.
c) Melakukan studi literatur untuk memperoleh landasan atau dasar teori yang kuat mengenai permasalahan yang akan diteliti.
d) Mempelajari silabus untuk menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.
e) Membuat instrumen-intrumen yang akan digunakan dalam penelitian. f) Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada ahli (melakukan
expert judgement).
g) Menguji instrumen yang akan digunakan yang meliputi uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Cimahi pada semester genap tahun ajaran 2014/2015, tepatnya tanggal 27 April – 27 Mei 2015. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, yaitu kelas X.KP-A dan X.KP-B kompetensi keahlian Kontrol Proses sebagai kelas yang akan diberi perlakuan model pembelajaran PBL dan PjBL, serta kalas X.TOI-A dan X.TOI-B kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri sebagai kelas untuk uji coba instrumen penelitian.
Dalam penelitian ini, menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol, diantaranya:
(11)
Kirfianda, 2015
a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran PBL dan model pembelajaran PjBL.
b) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes setelah pembelajaran dengan menerapkan model PBL dan PjBL pada mata diklat Pengetahuan Dasar instalasi Listrik.
c) Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah guru, materi pelajaran, alokasi waktu KBM dan soal posttest.
Terdapat dua tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
a) Data observasi dan wawancara awal yang diperoleh dengan pengamatan dan wawancara kepada guru mata diklat Pengetahuan Dasar instalasi Listrik, serta data kemampuan berpikir kritis yang diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis siswa.
b) Data hasil belajar posttest diperoleh dengan memberikan posttest
kepada siswa setelah diberikan perlakuan dengan model pembelajaran PBL dan PjBL.
Langkah-langkah atau alur dari penelitian ini dapat dilihat pada digram alir atau flowchart berikut:
(12)
Kirfianda, 2015
Mulai
Identifikasi Masalah
Membuat Rancangan Penelitian
Membuat Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Merumuskan Hipotesis
Studi literatur
Menyusun Instrumen
Tes - Tes KBK - Soal Posttest
Non-Tes - Rubrik Penilaian Afektif dan Psikomotor
Uji Instrumen (Validitas, Reliabilitas,
Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda) Uji Instrumen (Expert
Judgement)
Pengumpulan Data
Analisis Data - Uji Normalitas - Uji Homogenitas
- Uji Hipotesis
Hasil
Simpulan dan Rekomendasi
Selesai
Tidak Tidak
Tidak
Ya
(13)
Kirfianda, 2015
Gambar 3.1 flowchart penelitian 3. Tahap Akhir Penelitian
Setelah didapat data-data yang diperlukan untuk penelitan, selanjutnya tahap akhir yang dilakukan diantaranya:
a) Melakukan analisis data.
b) Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. c) Penyusunan laporan berdasarkan hasil penelitian yang didapat.
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pemaparan berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini yang diuji normalitas adalah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (model PjBL) maupun kontrol (model PBL) menggunakan Uji Liliefors.
Menurut Sudjana (2010) prosedur yang digunakan untuk menguji kenormalan dengan menggunakan uji Liliefors yaitu sebagai berikut (misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil pengamatan x1, x2,
... xn):
a. Pengamatan x1, x2, ... xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ... zn dengan
menggunakan rumus:
̅
Dimana ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.
b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z ≤ Zi).
c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ... zn yang lebih kecil atau sama
(14)
Kirfianda, 2015
d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L0.
Untuk mengetahui bahwa populasi berdistribusi normal atau tidak, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors sesuai dengan
taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah : populasi berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar
dan sebaliknya. Untuk nilai kritis L dari uji Liliefors dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors
Ukuran sampel
Taraf nyata (α)
0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
n = 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 n > 30
0,417 0,405 0,364 0,348 0,331 0,311 0,294 0,284 0,275 0,268 0,261 0,257 0,250 0,245 0,239 0,235 0,231 0,200 0,187 √ 0,381 0,337 0,319 0,300 0,285 0,271 0,258 0,249 0,242 0,234 0,227 0,220 0,213 0,206 0,200 0,195 0,190 0,173 0,161 √ 0,352 0,315 0,294 0,276 0,261 0,249 0,239 0,230 0,223 0,214 0,207 0,201 0,195 0,189 0,184 0,179 0,174 0,158 0,144 √ 0,319 0,299 0,277 0,258 0,244 0,233 0,224 0,217 0,212 0,202 0,194 0,187 0,182 0,177 0,173 0,169 0,166 0,147 0,136 √ 0,300 0,285 0,265 0,247 0,233 0,223 0,215 0,206 0,199 0,190 0,183 0,177 0,173 0,169 0,166 0,163 0,160 0,142 0,131 √
(15)
Kirfianda, 2015
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians sample yang digunakan homogen. Dalam penelitian ini yang diuji homogenitas adalah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun kontrol. Langkah-langkah untuk melakukan uji homogenitas adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis H0 : varians homogen
H1 : varian tidak homogen
b. Menentukan taraf signifikan (α = 0,05) c. Uji statistik
(Sudjana, 1996)
d. Kriteria pengujian
Tolak H0 jika sebaliknya terima H0 jika
. 3. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini yang akan dibandingkan adalah hasil belajar siswa antara kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah, baik yang menerima perlakuan model pembelajaran PjBL maupun PBL menggunakan analisis of variance (anova). Langkah-langkah dari anova yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
1) Hipotesis dalam bentuk kalimat
a) H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PjBL.
(16)
Kirfianda, 2015
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PjBL.
b) H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PBL.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PBL.
2) Hipotesis statistik
a) H0 : µA1.B1 = µA1.B2
H1 : µA1.B1 ≠ µA1.B2
b) H0 : µA2.B1 = µA2.B2
H1 : A2.µB1 ≠ µA2.B2
Keterangan:
µA1.B1 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi pada model pembelajaran PjBL.
µA1.B2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah pada model pembelajaran PjBL.
µA2.B1 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi pada model pembelajaran PBL.
µA2.B2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah pada model pembelajaran PBL.
b. Uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKtot):
JKtot = ∑ Xtot2
2) Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKantar):
JKantar =
N X n
X tot
A A
2 2
3) Menghitunng Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JKdal):
N Xtot
2
(17)
Kirfianda, 2015
JKdal = JKtot─ JKantar
4) Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (RJKantar):
RJKantar = 1
a JKantar
a = banyaknya kelompok
5) Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (RJKdal)
RJKdal =
a N JKantar
N = jumlah seluruh sampel
6) Menghitung harga Fhitung dengan rumus:
Fhitung =
dalam antar
RJK RJK
7) Konsultasikan pada tabel F dengan db pembilang (a-1) dan db penyebut (N-1)
8) Aturan keputusan : Jika F hitung lebih besar daripada F tabel pada taraf signifikansi tertentu (Misalnya: ts 5% atau 1%), maka H1
(1)
Mulai
Identifikasi Masalah
Membuat Rancangan Penelitian
Membuat Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, dan Merumuskan Hipotesis
Studi literatur
Menyusun Instrumen
Tes - Tes KBK - Soal Posttest
Non-Tes - Rubrik Penilaian Afektif dan Psikomotor
Uji Instrumen (Validitas, Reliabilitas,
Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda) Uji Instrumen (Expert
Judgement)
Pengumpulan Data
Analisis Data - Uji Normalitas - Uji Homogenitas
- Uji Hipotesis
Hasil
Simpulan dan Rekomendasi
Selesai
Tidak Tidak
Tidak
Ya
(2)
Kirfianda, 2015
Gambar 3.1 flowchart penelitian 3. Tahap Akhir Penelitian
Setelah didapat data-data yang diperlukan untuk penelitan, selanjutnya tahap akhir yang dilakukan diantaranya:
a) Melakukan analisis data.
b) Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. c) Penyusunan laporan berdasarkan hasil penelitian yang didapat.
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pemaparan berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini yang diuji normalitas adalah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (model PjBL) maupun kontrol (model PBL) menggunakan Uji Liliefors.
Menurut Sudjana (2010) prosedur yang digunakan untuk menguji kenormalan dengan menggunakan uji Liliefors yaitu sebagai berikut (misalkan kita mempunyai sampel acak dengan hasil pengamatan x1, x2,
... xn):
a. Pengamatan x1, x2, ... xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ... zn dengan
menggunakan rumus:
̅
Dimana ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.
b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z ≤ Zi).
c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ... zn yang lebih kecil atau sama
(3)
d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L0.
Untuk mengetahui bahwa populasi berdistribusi normal atau tidak, kita bandingkan L0 dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors sesuai dengan
taraf nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah : populasi berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar
dan sebaliknya. Untuk nilai kritis L dari uji Liliefors dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.7 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors Ukuran
sampel
Taraf nyata (α)
0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
n = 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 n > 30
0,417 0,405 0,364 0,348 0,331 0,311 0,294 0,284 0,275 0,268 0,261 0,257 0,250 0,245 0,239 0,235 0,231 0,200 0,187 √ 0,381 0,337 0,319 0,300 0,285 0,271 0,258 0,249 0,242 0,234 0,227 0,220 0,213 0,206 0,200 0,195 0,190 0,173 0,161 √ 0,352 0,315 0,294 0,276 0,261 0,249 0,239 0,230 0,223 0,214 0,207 0,201 0,195 0,189 0,184 0,179 0,174 0,158 0,144 √ 0,319 0,299 0,277 0,258 0,244 0,233 0,224 0,217 0,212 0,202 0,194 0,187 0,182 0,177 0,173 0,169 0,166 0,147 0,136 √ 0,300 0,285 0,265 0,247 0,233 0,223 0,215 0,206 0,199 0,190 0,183 0,177 0,173 0,169 0,166 0,163 0,160 0,142 0,131 √
(4)
Kirfianda, 2015
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians sample yang digunakan homogen. Dalam penelitian ini yang diuji homogenitas adalah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun kontrol. Langkah-langkah untuk melakukan uji homogenitas adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis H0 : varians homogen
H1 : varian tidak homogen
b. Menentukan taraf signifikan (α = 0,05) c. Uji statistik
(Sudjana, 1996)
d. Kriteria pengujian
Tolak H0 jika sebaliknya terima H0 jika .
3. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini yang akan dibandingkan adalah hasil belajar siswa antara kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah, baik yang menerima perlakuan model pembelajaran PjBL maupun PBL menggunakan analisis of variance (anova). Langkah-langkah dari anova yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis
1) Hipotesis dalam bentuk kalimat
a) H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PjBL.
(5)
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PjBL.
b) H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PBL.
H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah pada model pembelajaran PBL.
2) Hipotesis statistik
a) H0 : µA1.B1 = µA1.B2
H1 : µA1.B1 ≠ µA1.B2
b) H0 : µA2.B1 = µA2.B2
H1 : A2.µB1 ≠ µA2.B2
Keterangan:
µA1.B1 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi pada model pembelajaran PjBL.
µA1.B2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah pada model pembelajaran PjBL.
µA2.B1 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis tinggi pada model pembelajaran PBL.
µA2.B2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan berpikir kritis rendah pada model pembelajaran PBL.
b. Uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKtot):
JKtot = ∑ Xtot2
2) Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (JKantar):
JKantar =
N X n
X tot
A A
2 2
3) Menghitunng Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (JK ):
N Xtot
2
(6)
Kirfianda, 2015
JKdal = JKtot─ JKantar
4) Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (RJKantar):
RJKantar = 1
a JKantar
a = banyaknya kelompok
5) Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (RJKdal)
RJKdal =
a N JKantar
N = jumlah seluruh sampel
6) Menghitung harga Fhitung dengan rumus:
Fhitung =
dalam antar RJK
RJK
7) Konsultasikan pada tabel F dengan db pembilang (a-1) dan db penyebut (N-1)
8) Aturan keputusan : Jika F hitung lebih besar daripada F tabel pada taraf signifikansi tertentu (Misalnya: ts 5% atau 1%), maka H1