Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

] izyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
13. Desember 2007. TH. XIII, N p . 3

PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI KETERAMPlUN
BERMAIN SOFTBALL BERBASISzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
AUTHENTIC ASSESSMENT zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLK
000
UPAYA PENCEGAHANtEDBRAPADA PERSENDIAN BAHU PETENIS
000
PEMETAAN QLAHRAGA UNGGUUN PROVINSILAMPUNG
000
ASPEK PSIKOLOGIS: EFEK UTIHANIMAJERI MENTAL TERHADAP
PERFORMA PUNCAK DALAM OUHRAGA PRESTASI
000
IDENTIFIKASIFAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT KELULUSAN
MAHASISWA DAUM MENEMPUH MATA KULIAH DASAR GERAK RENANG
000
KENDALA MAHASISWA PGSD PENJAS DALAM BELAJAR GERAK SENAM
0 00
k

TEKNIK DASAR BAG! ATLET PEMUbA PANAHAN
%
^
00 0
RESENSIBUKU:
SEHAT ITU MURAH

FAKULTAS ILMU K E O L A H R A G A A N • UNIVERSITAS NEGERI Y O G Y A K A R T A

O

L

A

H

R

A


G

A

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

D A F T A R I S I zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSR

Terbit tiga kali setahun, pada bulan April, Agustus, dan Desember. Berisi tulisan
yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analisis-kritis di bidang
keolahragaan.

,



Pengembangan Mat Evaluasi Keterampilan
Bermain Soft Ball BerbasiszyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONM
Authentic Assesment

Oleh Hari Amirullah Rachman
275



Upaya Pencegahan Cedera Pada Persendian Bahu Petenis
Oleh Sukadiyanto

297

Pen:ietaan Olahraga Unggulan Provinsi Lampung
Oleh H. Moch. Asmawi

314

K e t u a Penyunting
Sukadlyanto
Penyunting P e l a k s a n a
Yustinus Sukarmin
Margono

Djoko Pekik Irianto
Eka Swasta Budayati
Dimyati
Sumaryanto

Penyunting Ahli
Harsuki (Universitas Negeri Jakarta)
; •
KRT. Sukintaka (UTP Surakarta)
Jumhan Pida (Universitas Negeri Yogyakarta)
Setyo Nugroho (Universitas Negeri Yogyakarta)
BM. Wara Kushartanti (Universitas Negeri Yogyakarta)
M. Furchon Hidayatullah Universitas Negeri Sebelas Maret)
Pelaksana Tata Usaha
Joko Purwanto
Dasmi
Sugiri
Sumardiyanto
A l a m a t Penyunting dan T a t a U s a l i a :
FIK-UNY, Jl. Kotombo 1, Yogyakarta. Telepon /Fax. (0274) 513092












Aspek Psikologis: Efek Latihan Imajeri Mental
Terhadap Performa Puncak Dalam Olahraga Prestasi
Oleh Sarwono
Identifikasi Faktor-faktor Yang Mcivs imbat Mahasiswa
Dalam Menempuh Mata Kuliah Dasar Oerak Renang
Oleh Sisniadiyanto

331


353

Kendala Mahasiswa PGSD Penjas Dalam Beiajar
Gerak Senam
Oleh Heri Purwanto

366

Teknik Dasar Bagi Altet Pemula Panahan
Oleh Yudik Prasetyo dan Suryanto

381

Resensi Buku: Sehat Itu Murah

O L A H R A G A diterbitkan s e j a k April 1995 dengan terbitan p e r d a n a .
Oleh FX Sugiyanto
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan
oleh media lain. Naskah diketik pada kertas HVS kuarto, spasi ganda,
panjang 15 s.d 20 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman

kulit dalam-belakang. Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk
keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

396

Olmhrmga,

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Edisi
Desem ber
2007
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Keniiaia Mahasiswa PGSD Penjas Dalam Belafar Gerak Senam

PENDAHULUAN
K E N D A L A MAHASISWA PGSD PENJAS D A L A M B E L A J A R
Program PGSD merupakan program pendidikan yang para
G E R A K S E N A M zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
lulusannya disiapkan untuk mengajar pada jenjang pendidikan sekolah

dasar. Demikian juga program PGSD pendidikan jasmani (penjas)
Oleh:
adalah program pendidikan yang lulusannya disiapkan untuk mengajar
Heri Purwanto
penjas
di sekolah dasar. Untuk itu, mahasiswa PGSD adalah seseorang
Dosen Jurusan FOR FIK UNY
yang telah lulus pada pendidikan SLTA dan yang sederajat, dan telah
lulus serta memenuhi kriteria tes yang dipersyaratkan oleh Lembaga
Abstrak
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) penjas. Dalam hal ini LPTK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa kendala
yang ditunjuk untuk mempersiapkan salah satunya adalah Fakultas
mahasiswa D2 PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta dalam beiajar
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) IKIP Yogyakarta. Hal itu
gerak senam.
sesuai dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor: 0851/0/1989, tertanggal 30 Desember 1989, tentang
Metode yang digunakan adalah survci, teknik pengumpulan
pengadaan dan penyetaraan guru sekolah dasar.

data dengan menggunakan kuisioner. Analisis data dilakukan secara
deskriptif menggunakan perscntase. Populasi yang digunakan adalah
Dalam SK Menteri P dan K tersebut ditetapkan bahwa
mahasiswa D2 PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta angkatan tahun
kualifikasi dasar pendidikan guru sekolah dasar perlu ditingkatkan dari
jenjang tamatan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yaitu sekolah
1992 dan 1993. Oleh karena semua populasi digunakan sebagai
pendidikan guru (SPG) dan sekolah guru olahraga (SGO), menjadi
sampel, maka teknik pengambilan sampel secarazyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
population sampling,
jenjang pendidikan tinggi yaitu jenjang pendidikan diploma dua (D2)
jumlah seluruh sampel 72 mahasis a.
pendidikan guru sekolah dasar (PGSD). Secara nasional pelaksana
Hasil penelitian nienLicuai -.csulitan beiajar senam dari faktor:
program
D2 PGSD teknisnya dilaksanakan pada bekas SPG dan SGO
(1) Mahasiswa, sangat lidak r..onyulitkan sebesar 4,7%, tidak
yang
diintegrasikan
ke dalam unit-unit pelaksana program (UPP) di

menyulitkan 17,0%, menyulitkan 25,3%, dan sangat menyulitkan
bawah naungan lembaga pendidikan tenaga pendidikan, yaitu IKIP
11,3%. (2) Dosen, sangat tidak menyulitkan sebesar 4,6%, tidak
setempat.
Oleh karena itu, FPOK IKIP Yogyakarta mendapatkan
menyulitkan 10,1%, menyulitkan 10,6%, dan sangat menyulitkan
mandat
salah
satunya mengelola program D2 PGSD untuk guru bidang
3,9%. (3) Sarana dan prasaranti, sangat tidak menyulitkan sebesar
studi
penjas.
0,9%, tidak menyulitkan 4,2%, menyulitkan 5,0%, dan sangat
Di depan telah dijelaskan bahwa mahasiswa PGSD adalah
menyulitkan 2,4%. Dari ketiga faktor tersebut secara keseluruhan
seseorang
yang telah lulus pada pendidikan SLTA dan yang sederajat,
menunjukkan bahwa kesulitan beiajar senam karena faktor mahasiswa
dan
telah

lulus
serta memenuhi kriteria tes yang dipersyaratkan oleh
sebesar 58,3%, faktor dosen sebesar 29,2%, dan faktor sarana serta
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) penjas. Artinya,
sarana sebesar 12,5%, sedangkan 10% sisanya kemungkinan faktor
semua
lulusan SLTA dan yang sederajat dapat mendaftarkan diri
lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
menjadi
mahasiswa D2 PGSD. Dari berbagai jenis pendidikan di
Kata kunci: Kendala, mahasiswa PGSD, beiajar, senam zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
SLTA tersebut, nampaknya para mahasiswa D2 PGSD memiliki
'Tulisan ini sudah seijin dari an^^ota peneliti yang lainnya. yaitu: Subagyo dan
karakteristik dan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda.
Sudardiyono

366 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

367

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Edisi
Desem ber2007
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

KMttala Mahasiswa PGSD Penjas Dalam Batafar Gerak Senam

Olahrmgm,

kemahiran, keterampilan, kepribadian, sikap, dan kebiasaan. Hal itu
Kondisi itu sangat berbeda dengan pada waktu masih menjadi SGO,
diperkuat
oleh Good dan Brophy (1990: 124) bahwa beiajar
para siswanya benar-benar dipersiapkan secara tcori maupun praktek
merupakan proses perubahan yang relatif permanen meliputi
untuk menjadi guru penjas di sekolah dasar. Oleh karena itu, jika
pemahaman,
sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan
lulusan SGO mendaftarkan diri ke FPOK tentu tidak terlalu
keterampilan
individu
melalui pengalaman. Oleh karena yang
mengalami kesulitan dalam hal beiajar keterampilan gerak, khususnya
disajikan
dalam
mated
kuliah
gerak senam, maka perubahan yang
senam. Berdasarkan kenyataan tersebut, terbukti bahwa mahasiswa D2
diharapkan
antara
lain
berupa
tercapainya pemahaman, sikap,
PGSD yang diterima di FPOK IKIP Yogyakarta banyak mengalami
pengetahuan, informasi, dan kemampuan (keterampilan) mahasiswa
kendala khususnya pada mata kuliah gerak senam. Hal itu disebabkan
terhadap
gerak senam. Selain itu, proses pendidikan dikatakan
oleh keanekaragaman latar belakang asal pendidikan para mahasiswa
berhasil
bila
terjadinya perubahan perilaku mahasiswa dicapai dalam
pada jenjang pendidikan sebelumnya.
waktu yang telah ditentukan. Perkuliahan gerak senam selama satu
Mata kuliah gerak senam merupakan salah satu mata kuliah
semester dengan 16 kali tatap muka, diharapkan setelah mahasiswa
wajib lulus bagi mahasiswa D2 PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta.
menempuh selama waktu tersebut, pada akhir perkuliahan dievaluasi
Hal itu dikarenakan mata kuliah gerak senam merupakan mata kuliah
untuk mengetahui tingkat keberhasilan mahasiswa dalam beiajar.
wajib dan sebagai dasar untuk membekali calon guru penjas di SD.
Beiajar merupakan istilah yang sudah biasa terdengar dalam
Untuk itu, agar setelah lulus nanti para calon guru SD tersebut mampu
kehidupan
sehari-hari. Menurut Kimble dalam Hergenhahn (1976: 3) zyxwvutsrq
mengajar gerak senam dengan aman dan menyenangkan. Pada
learning
is
a relatively permanent change in behavioral potentiality
akhirnya tujuan pembelajaran penjas di SD dapat tercapai sesuai
that
occurs
as a result of reinforced practice. Selanjutnya, mrnurut
dengan yang diharapkan.
Keogh dan Sugden (1985: 6) beiajar merupakan bagian dari
Berdasarkan hasil pembelajaran gerak senam pada mahasiswa
pengalaman dan sebagai fungsi dari perkembangan. Untuk itu, beiajar
angkatan tahun ajaran 1991/1992 terbukti masih ada sejumlah 5%
merupakan proses perubahan pada individu sebagai hasil dari
mahasiswa yang belum lulus mata kuliah gerak senam. Selanjutnya,
pengalaman atau latihan melalui aktivitas yang berulang-ulang (Craig,
mahasiswa angkatan tahun 1992/1993 meningkat menjadi 7,6% yang
1983: 12). Dengan demikian, pengertian beiajar mengandung tiga
belum lulus pendidikan gerak senam. Berdasarkan fakta-fakta tersebut,
elemen, yaitu: (1) merupakan perubahan perilaku yang dapat
maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: apakah
mengarah ke perilaku yang lebih baik atau yang lebih buruk, (2)
kendala yang dialami oleh mahasiswa D2 PGSD Penjas FPOK IKIP
perubahan terjadi melalui proses latihan atau pengalaman, (3) hasil
Yogyakarta dalam beiajar gerak senam? Dari hasil penelitian ini
perubahan bersifat relatif permanen (Sukadiyanto, 2006: 22). Untuk
diharapkan dapat mengetahui berbagai kendala mahasiswa dalam
memahami kegiatan beiajar, perlu dilakukan analisis untuk
beiajar gerak senam. Selanjutnya, dapat mencarikan solusi yang tepat
menemukan persoalan yang ada dalam kegiatan beiajar. Menurut
guna membantu kelancaran para mahasiswa dalam mengikuti mata
model analisis sistem, kegiatan beiajar dapat digambarkan sebagai
kuliah pendidikan gerak senam.
berikut.
Beiajar di Perguruan Tinggi, sama halnya dengan beiajar
dalam arti luas, yang tujuan utamanya adalah terjadinya suatu
perubahan perilaku yang diperlukan untuk situasi tertentu. Perubahan
INPUT ^ PROSES => OUTPUT
perilaku yang diharapkan antara Iain dicapainya suatu pengetahuan. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

368 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

369

Olrnhnga,

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
EdIsI
Desem ber
2007
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Kendaia Mahasiswa PGSD Penjas Dalam Beiajar Gerak Senam

internal dan eksternal. Selanjutnya beberapa
faktor
yang
Pendekatan sederhana yang bermula darizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
output (hasil beiajar),
mempengaruhi
hasil
beiajar
siswa
adalah
(1)
kemampuan
siswa,
(2)
yang selanjutnya dari output dicari keterangan mengenai input dan
minat, perhatian, dan motivasi beiajar, (3) kebiasaan beiajar, (4)
proses. Proses beiajar tidak dapat diamati secara langsung, tetapi
pengetahuan awal, (5) karaktedstik siswa, (6) sumber beiajar dan
hanya dapat diketahui dari hasilnya. Sebab proses merupakan
sarana beiajar, (7) kudkulum, dan (8) kemampuan guru mengajar
perubahan yang bersifat internal yang tidak dapat dilihat, tetapi dapat
(Nana Sudjana, 1989: 143). Hal itu diperkuat oleh Siti R.H (1976: 14)
diduga dari perilaku/penampilan {performance) (Wuest dan Bucher,
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap hasil beiajar siswa adalah
1995: 214). Untuk itu, perubahan dari beiajar bersifat permanen
(1) cara penyajian bahan, (2) hubungan guru dengan mudd, (3)
(konstan) dan perubahan itu terjadi setelah individu melakukan
hubungan sesama murid, (4) penetapan standar hasil beiajar siswa, (5)
interaksi dengan lingkungan.
tersedianya peralatan, (6) kudkulum, (7) waktu, (8) keadaan gedung
Hasil beiajar berupa perubahan kemampuan individu yang
sekolah, dan (9) tingkat kedisiplinan.
berlangsung selama waktu tertentu dan perubahan yang terjadi bukan
karena faktor pertumbuhan (Gagne, 1985: 2). Oleh karena itu
Hasil beiajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya
pengalaman dan pengetahuan juga merupakan hasil beiajar. Dalam
faktor mahasiswa itu sendiri, dosen, mated, metode, dan sarana
pendidikan gerak senam, hasil beiajar mahasiswa antara lain ditandai
prasarana pembelajaran. Faktor mahasiswa tergantung dari kondisi
dengan meningkatnya keterampilan mahasiswa D2 PGSD penjas di
psikologisnya, antara lain tingkat kecerdasan, bakat, minat, aspirasi,
bidang pendidikan gerak senam. Selain itu, hasil beiajar mahasiswa
keterampilan, dan motivasi dalam beiajar. Diasumsikan tingkat
merupakan cerminan dari apa yang disajikan oleh dosen selama proses
kecerdasan mahasiswa D2 PGSD penjas FPOK IKIP Yogyakarta
beiajar mengajar mated pendidikan gerak senam. Cara "^.engetahuinya
minimal telah memenuhi standar, sebab mahasiswa yang ditedma di
melalui tes, pengukuran, dan evaluasi, yang berupa w keterampilan
FPOK IKIP telah lulus seleksi tes secara tertulis dan tes keterampilan.
yang telah disiapkan oleh dosen senam untuk mcnguku: keterampilan
Namun, faktor lain seperti minat, aspirasi, dan motivasi dalam beiajar
mahasiswa. Setelah diadakan tes dan pengukuran sccar.i keterampilan,
tergantung dari mahasiswa itu sendiri, sehingga kegagalan mahasiswa
langkah selanjutnya dievaluasi untuk menentukan tingkat keberhasilan
dalam beiajar dapat dikarenakan faktor minat, aspirasi, dan motivasi.
atau pencapaian mahasiswa. Dengan demikian hasil beiajar yang
Tidak ada dosen yang senang bila mahasiswanya gagal dalam
dimaksud dalam penelitian ini adalah pencapaian nilai akhir
beiajar, termasuk pada mata kuliah beiajar gerak senam. Untuk itu,
mahasiswa setelah diadakan tes, pengukuran, dan evaluasi mated
ditempuh berbagai upaya pembelajaran oleh dosen agar mahasiswa
pendidikan gerak senam. D i mana hasil beiajar mahasiswa dalam
cepat terampil dalam menguasai materi beiajar gerak senam. Faktor
mated pendidikan gerak senam berupa akumulasi nilai yang diperoleh
dosen ikut menentukan keberhasilan mahasiswa, sehingga dosen harus
mahasiswa selama pembelajaran, yang dilakukan tes pada ujian
menguasai teknik mengajar, mated sajian, dan mampu bednteraksi
tengah semester ditambah hasil ujian akhir semester dibagi dua.
dengan mahasiswa agar proses pembelajaran menjadi lebih baik.
Apabila hal itu dipenuhi dosen, dimungkinkan proses pembelajaran
Pada dasarnya hasil beiajar mahasiswa dipengaruhi oleh
akan berjalan lancar dan hasil beiajar mahasiswa menjadi lebih baik.
beberapa faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang
Selanjutnya, kelengkapan sarana dan prasarana merupakan salah
lainnya, di antaranya adalah faktor dad dalam did siswa dan dan luar
faktor
utama dalam beiajar gerak senam. Sebab, kondisi matras yang
siswa (Entang, 1985: 13) atau menurut Syamsu Mappa dkk. (1983:
25) bahwa yang mempengarui proses beiajar berasal dad faktor zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

370 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

371

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
DBsem ber
2007
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Kendala Mahasiswa PGSD Penjas Dalam Beiajar Gerak Senam

Olmhrmam, Edfsl

(dosen), dan (3) sarana dan prasarana, yang kisi-kisi instrumennya
tidak memadaizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
akan mengakibatkan mahasiswa takut melakukan
seperti
terangkum pada tabel 1 berikut ini.
gerakan.
Berdasarkan pendapat tersebut, beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap hasil beiajar siswa adalah faktor: (1) siswa, (2)
guru (dosen), dan (3) sarana dan prasarana yang meliputi kurikulum,
alat peraga, dan gedung sekolah. Sejalan dengan hasil penelitian
Suharjana (1992: 19) bahwa penyebab keterlambatan penyelesaian
studi mahasiswa Jurusan PKR FPOK IKIP Yogyakarta dipengaruhi
oleh faktor mahasiswa 11%, dosen dan tenaga administrasi 15%,
kurikulum dan peraturan akademik 13,5%, sarana dan prasarana
12,67%, serta faktor lingkungan beiajar sebesar 6,18%.
Dengan demikian keberhasilan beiajar mahasiswa antara lain
dipengaruhi oleh faktor mahasiswa, guru (dosen), dan sarana
prasarana yang dimiliki guna mendukung kegiatan beiajar mengajar.
Untuk itu, dalam penelitian ini faktor-faktor yang akan dipakai untuk
mengumpulkan data penelitian mengenai kendala mahasiswa D2
PGSD penjas beiajar gerak senam, terdiri dari faktor (1) siswa, (2)
guru (dosen), dan (3) sarana dan prasarana.
Cara Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa
kesulitan yang muncul dan yang dialami oleh para mahasiswa D2
PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survei dan alat yang dipakai untuk
mengumpulkan data menggunakan kuisioner. Analisis data dilakukan
secara deskriptif, yang dilanjutkan dengan penghitungan berdasarkan
persentase. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa D2 PGSD
penjas FPOK IKIP Yogyakarta angkatan tahun 1992 dan 1993, yang
berjumlah 72 orang mahasiswa. Oleh karena semua populasi
digunakan sebagai sampel penelitian, maka teknik pengambilan
sampel bersifatzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
population sampling.
Variabel dalam penelitian ini adalah kendala mahasiswa D2
PGSD penjas dalam beiajar gerak senam. Instrumen yang dipakai
dalam mengumpulkan data terdiri dari faktor: (1) siswa, (2) guru

372 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Tabel 1: Kisi-kisi Instrumen Penelitian zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWV
Variabel

Faktor

Kendala
mahasiswa
D2 PGSD penjas
beiajar senam

Mahasiswa
Dosen
Sarana dan
prasarana

Nomor butir
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15
16, 17, 18, 19. 20, 21, 22
23, 24, 25

Kuisioner dalam penelitian ini mengacu pada modifikasi dari
Skala Likert, yaitu memakai altematif empat jawaban. Oleh karena itu,
setiap pertanyaan dalam instrumen penelitian memiliki altematif
empat jawaban, yaitu sangat tidak menyulitkan (STM), tidak
menyulitkan (TM), menyulitkan (M), dan sangat menyulitkan (SM).
Adapun besarnya nilai jawaban untuk kategori STM = 1, T M = 2, M =
3, dan SM = 4. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis melalui
langkah-langkah (1) penghitungan kesahihan butir, (2) keandalan tes,
(3) normalitas, dan (4) penghitungan secara deskriptif persentase.
Dalam penghitungan kesahihan butir memakai statistik korelasi
bagian total, yang selanjutnya dipakai program statistik dari SPSS
dengan memakai taraf signifikansi 5%. Setelah dilakukan analisis data,
dari 25 butir pertanyaan yang disusun gugur satu, yaitu butir nomor I
yang berasal dari faktor mahasiswa. Selanjutnya, berdasarkan
rangkuman hasil penghitungan kesahihan butir tes diperoleh 24
pertanyaan yang sahih sebagai instrumen untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini. Untuk itu, ke 24 butir pertanyaan tersebut sebagai
instrumen yang memiliki kesahihan imtuk mengumpulkan data
mengenai berbagai kendala mahasiswa D2 PGSD penjas dalam beiajar
gerak senam.
Berdasarkan rangkuman hasil penghitungan keandalan butir tes
yang memakai penghitungan statistik dari Alpha Cronbach, hasilnya
menujukkan bahwa semua instrumen yang digunakan adalah handal
(R„ = 0,877 dan p = 0,000). Hal itu mengandung arti bahwa semua
instrumen yang ada memiliki keandalan bila digunakan untuk

373

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
EdIsi
DBBem her2007
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Otmlirmga,

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPO
Kendala Mahasiswa PGSD Penjas Dalam Beiajar Gerak Sensm

i.

mengumpulkan data mengenai berbagai kendala mahasiswa D2 PGSD
PEMBAHASAN
penjas dalam beiajar gerak senam.
Berdasarkan hasil penghitungan yang dirangkum seperti dalam
Selanjutnya, berdasarkan rangkuman hasil penghitungan
tabel 2 di atas, dari faktor mahasiswa sebesar 58,3% yang terbagi
normalitas data yang menggunakan ujizyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
kai kuadrat hasilnya % =
menjadi 21,7% kategori tidak menyulitkan dan kategori menyulitkan
10,373, p = 0,511. Hasil tersebut menujukkan bahwa semua data
sebesar 36,6%. Dengan demikian sebesar 36,6% kendala yang
jawaban dari sampel berdistribusi normal. Dengan demikian dari hasil
menyebabkan mahasiswa D2 PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta
penghitungan kesahihan, keandalan, dan normalitas, hasilnya
mengalami kesulitan dalam beiajar gerak senam dikarenakan faktor
menunjukkan bahwa instrumen dan data yang diperoleh memenuhi
mahasiswa itu sendiri. Hal itu dapat terjadi karena yang mendaftar
syarat untuk diolah. Hal itu mengandung arti bahwa analisis
menjadi mahasiswa D2 PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta latar
parametrik dapat dilakukan guna analisis lebih lanjut.
belakang pendidikan sebelumnya heterogen. Artinya, mahasiswa D2
Berdasarkan hasil penghitungan secara statistik yang
PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta berasal dari SMU, SMK, M A N
menggunakan tabulasi silang, diperoleh hasil yang menyulitkan (M)
dan yang sederajat.
dan sangat menyulitkan (SM) pada mahasiswa D2 PGSD penjas dalam
Dari latar belakang asal sekolah mahasiswa D2 PGSD Penjas
beiajar gerak senam urutannya disebabkan oleh faktor (1) mahasiswa
FPOK IKIP Yogyakarta yang heterogen menyebabkan bekal
sebesar 36,6%, (2) dosen sebesar 14,5%, dan (3) faktor dari sarana
keterampilan penjas yang didapat pada saat pendidikan sebelumnya
prasarana sebesar 7,4%. Sebaliknya hasil yang tidak menyulitkan
tentu berbeda-bcda. Meskipun kurikulum penjas yang dipakai adalah
(TM) dan yang sangat tidak menyulitkan (STM) pada mahasiswa D2
sama untuk semua sekolah tersebut, tetapi kepemilikan kualitas guru,
PGSD penjas dalam beiajar gerak senam urutannya disebabkan oleh
sarana, dan prasarana untuk penjas belum tentu sama. Kondisi seperti
faktor (1) mahasiswa sebesar 21,7%, (2) dosen sebesar 14,7%, dan (?)
itu, tentu akan berdampak pada kemampuan dan kualitas para lulusan
faktor dari sarana prasarana sebesar 5,1%. Secara keseluruhan baik
SMTA dalam menguasai materi penjas. Hal itu masih diperparah lagi
hasil yang sangat menyulitkan maupun yang sangat tidak menyulilkan
selama siswa di SMTA tidak pernah mendapatkan pelajaran gerak
mahasiswa D2 PGSD penjas dalam beiajar gerak senam urutannya
senam yang memadai, karena berbagai kendala seperti kurangnya
disebabkan oleh faktor (1) mahasiswa sebesar 58,3%, (2) dosen
sarana dan prasarana, sehingga guru penjas tidak dapat mengajarkan
sebesar 29,2%, dan (3) faktor dari sarana prasarana sebesar 12,5%.
senam secara memadai.
Selanjutnya, hasil penghitungan untuk setiap faktor selengkapnya
Untuk itu, meskipun faktor mahasiswa merupakan kendala
seperti yang terangkum pada tabel 2 di bawah ini.
terbesar dalam menguasai materi perkuliahan gerak senam, namun
Tabel 2. Rangkuman untuk setiap Faktor
dibalik itu semua FPOK IKIP Yogyakarta sebagai salah satu lembaga
Persentase (%)
Faktor-faktor
pendidikan tinggi penghasil tenaga pendidik di bidang penjas, periu
SM zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
M
STM T M zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
T. Total
7,
melakukan instropeksi. Artinya, perlu dikaji ulang mengenai proses
58,3
4,7
17 21,7 25,3 11,3 36.6 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Mahasiswa
penyiapan calon guru penjas di FPOK IKIP Yogyakarta. Jika
14.5 29,2
10,1 14.7 10,6 3,9
4,6
Dosen
penyiapan calon guru penjas memenuhi standar kualitas, tentu
7,4 12,5
2,4
4,2
Sarana
dan 0,9
5.1 5,0
dampaknya akan sampai kepada para siswa di sekolah-sekolah seperti
prasarana
di SD, SMP, dan SMTA. Dengan demikian dari hasil penelitian ini
58.5
100
41.5
merupakan cara yang bijak untuk melakukan mawas diri pada lembaga

374 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

375

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Desem ber
2007
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Olmhrmgm, Edfsl

FPOK IKIP Yogyakarta khususnya dan lembaga sejenis pada
umumnya. Oleh karena mahasiswa D2 PGSD penjas di FPOK IKP
Yogyakarta berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, sehingga
dampak dari penelitian tersebut merupakan tanggung jawab lembaga
FPOK dan JPOK yang ada di Indonesia.
Selanjutnya, faktor dosen memberikan andil sebesar 14,5%
sebagai kendala yang menyulitkan dan menghambat mahasiswa D2
PGSD penjas FPOK IKIP Yogyakarta dalam beiajar gerak senam.
Besar kemungkinan faktor dosen menjadi salah satu penghambat,
karena materi gerak senam diajarkan secara tim yang terdiri dari
senam lantai, senam irama, dan senam pembentukan. Di mana ketiga
materi tersebut diajarkan dan dinilai oleh dosen yang berbeda-beda,
sehingga perbedaan persepsi pada setiap dosen dalam penilaian dapat
mempengaruhi pencapaian nilai mahasiswa. Selain itu, perbedaan
karakter setiap dosen bisa jadi yang mengakibatkan perbedaan
penilaian pada materi gerak senam. Adapun sistem penilaiannya dari.
ketiga nilai materi senam itu dijadikan satu, selanjutnya dibagi tiga
yang hasilnya merupakan nilai hasil beiajar senam mahasiswa.
Oleh karena itu, dari hasil penelitian ini dapat digunakan oleh
para dosen yang mengajar pendidikan gerak senam di program D2
PGSD Penjas FPOK IKIP Yogyakarta sebagai sarana instrospeksi dan
memperbaiki kinerja dalam pembelajarannya. Hal itu dapat ditempuh
melalui diskusi atau lokakarya antar dosen pengajar gerak senam di
lingkungan FPOK IKIP Yogyakarta. Melalui kegiatan tersebut, para
dosen pengajar gerak senam dapat menyamakan persepsi, diskripsi,
dan silabus mata kuliah gerak senam, lengkap dengan standar
penilaiannya.
Faktor sarana dan prasarana memberikan andil sebesar 7,4%
dalam menghambat mahasiswa D2 PGSD penjas FPOK IKIP
Yogyakarta dalam beiajar gerak senam. Pada dasarnya sarana dan
prasarana untuk senam di FPOK IKIP Yogyakarta sangat lengkap,
sehingga faktor ini hanya menghambat sebesar 7,4%. Hambatan
sarana dan prasarana sejumlah itu bisa disebabkan oleh belum
diopdmalkannya sarana dan prasarana yang tersedia oleh dosen untuk

/fe/idate zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQ
mhas\swa PGSD Penjas Dalam Beiajar Gerak Senam

mendukung kegiatan beiajar mengajar senam. Hal itu dapat terjadi
karena fasilitas untuk menyusun peralatan senam di FPOK IKIP
Yogyakarta masih sangat terbatas dan kekurangan gedung. Akibatnya
peralatan senam hanya menumpuk di satu gedung yang dimanfaatkan
untuk kegiatan yang serba guna, seperti untuk kegiatan bolavoli dan
bulutangkis. Untuk itu, FPOK IKIP Yogyakarta perlu menambah
gedung khusus untuk mengatur dan menyusun peralatan senam yang
dimiliki sangat lengkap, sehingga pembelajaran gerak senam dapat
dilakukan secara optimal. Dengan adanya gedung khusus senam di
FPOK IKIP Yogyakarta, pada akhirnya akan berpengaruh positif
terhadap kualitas lulusan mahasiswa.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan, maka
dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini, bahwa faktor mahasiswa
itu sendiri merupakan faktor terbesar yang menyebabkan kendala
dalam beiajar gerak senam. Namun demikian faktor dosen dan sarana
serta prasarana juga memberikan andil, meskipun kecil, terhadap
penguasaan mahasiswa D2 PGSD dalam beiajar gerak senam.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
sarana instrospeksi bagi lembaga FPOK IKIP Yogyakarta dalam
penyelenggaraan program D2 PGSD penjas, khususnya dalam
membekali mahasiswa pada mata kuliah gerak senam. Meskipun
penelitian ini sudah dirancang dan dilaksanakan secara seksama sesuai
dengan prosedur penelitian yang benar, namun tidak menutup
kemungkinan hasil penelitian ini masih banyak kelemahan.
Kelemahan tersebut di antaranya adalah sampel yang digunakan masih
terbatas pada mahasiswa D2 PGSD penjas FPOK IKIP Yogyakarta.
Selain itu, kemungkinan adanya perasaan takut pada mahasiswa,
sehingga dalam menjawab kuisioner cenderung ke arah dirinya sendiri
yang menyulitkan dalam beiajar gerak senam. Jika mereka memilih
dosen sebagai penyebab kendala dalam beiajar gerak senam, mungkin
ada perasaan takut mereka tidak lulus mata kuliah senam. Meskipun
kuisioner yang disusun tidak mencantumkan identitas diri mahasiswa.
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

376 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

377

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Desam t er2007
zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Olmhrmgm, Edisi

Kendala Mahasiswa PGSD Penjas Dalam Beiajar Gerak Senam

Joyce, Bruce and Well, Marsha. (1996). Models of Teaching, 5'^
edition. Needham Heights, Mass.: A Simon & Schuster
. Company.
Abemethy, Bruce, et al. (1997).zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
The Biophysical Foundations of
Human Movement, l " " * edition. South Melbourne, Victoria:
human Kinetics.
'
'• ^
Keogh, Jack and Sugden, David. (1985). Movement
Skill
Development. New York: Macmillan Publishing Company.
Craig, Grace J. (1983). Human Development, 3"^ edition. Englewood
Leighbody, Gerald B and Kidd, Donald M . (1966). Methods of
Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, Inc.
Teaching Shop and Technical Subjects. Albany, New York:
Delmar Publishers.
Dakir. (1984). Dasar-dasar Psikologi. Yogyakarta: FIP IKIP
Yogyakarta.
Nana Sudjana. (1989). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Jaya.
Entang, M . (1985). Diagnosis Kesulitan Beiajar dan Pengajaran
Remidi. Jakarta: Depdikbud.
Schmidt, Richard A. (1988). Motor Control and Learning: A
Behavioral Emphasis. Champaign, Illinois: Human Kinetics
Publishers, Inc.
Gagne, Robert M . (1985). The Condition of Learning, 4"" edition. New
York: CBS College Publishing.
S i r - r , Robert N . and Dick, Walter. (1980). Teaching Physical
Gagne, Robert M and Brings, Leslie J. (1979). Principles of
Education A Systems Approach. 2""^ edition, Boston: Hougthon
Mifflin Company.
Instructional Design, 2 edition. New York: Holt, Rinehait and
Winston.
, •
Siti Rahayu H. (1976). Kesukaran-kesukaran dalam Beiajar.
Good, Thomas L and Brophy, Jere E. (1990). Educational
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Psychology: A Realistic Approach, 4"^ edition. New York:
Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Longman.

D A F T A R P U S T A K A zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Hergenhahn, B. R. (1976). An Itroduction to Theories of Learning.
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.
Heri Purwanto, Subagyo, dan Sudardiyono. (1995). "Identifikasi
Kesulitan Beiajar Senam Bagi Mahasiswa PGSD Penjas di
Yogyakarta", Laporan Penelitian. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian IKIP Yogyakarta.

378 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Suharjana.
(1992).
"Identifikasi
Penyebab
Keterlambatan
Penyelesaiana Studi Mahasiswa Jurusan PKR FPOK IKIP
Yogyakarta", Laporan Penelitian. Yogyakarta:
Lembaga
Penelitian IKIP Yogyakarta.
Sukadiyanto. (2005). "Perbedaan Model Pembelajaran dengan Tugas
dan Tanya Jawab terhadap Pencapaian Nilai Mata Kuliah

379

J

Olmhrmgm, Edisi

Desember

2007

zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Psikologi Olahraga Mahasiswa PKL FIK U N Y "zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Laporan
Penelitian. Yogyakarta: FIK UNY.
Sutrisno Hadi. (1991). Analisis Butir untuk Instrumen.
Andi Offset.

Yogyakarta:

Syamsu Mappa, dkk. (1983). Teori Beiajar Mengajar.
Depdikbud Dirjen Dikti.

Jakarta:

Wuest, Deborah A and Bucher, Charles A. (1995). Foundations of
Physical Education and Sport,lf^ edition. St. Louis, Missouri:
Mosby-Year Book, Inc. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

380