TATA KERJA PEJABAT PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI KABUPATEN KOTA

KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 58 TAHUN 2002
TENTANG
TATA KERJA PEJABAT PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP
DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 21 Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2001 tentang Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup dan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah, dipandang perlu
menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkugan Hidup tentang Tata Kerja
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Di Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota:
b. bahwa dalam Pasal 56A, Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara
bahwa Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
di alihkan ke Menteri Negara Lingkungan Hidup;
c. bahwa sehubungan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan, Hidup tentang Tata Kerja Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup Di Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota.
Mcngingat : 1.


Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Nomor
3699);

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
4. Keputusan Presiden RI Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet
Gotong Royong;
5. Keputusan Presiden RI Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas. Fungsi,
Kewenangan. Susunan Organisasi. dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2002;

2185

6. Keputusan Presiden RI Nomor 108 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I Menteri Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden

RI Nomor 4 Tahun 2002;
7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Talnm 2001 tentang
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
Daerah.

MEMUTUSKAN :
Menetupkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG TATA KERJA PEJABAT
PENGAWSAS LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI/KABUPATEN/KOT A.

BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan :
1.

Pengawasan lingkungan hidup di provinsi/kabupaten/kota adalah kegiatan yang dilaksanakan secara
langsung atau tidak langsung oleh pejabat pengawas lingkungan hidup di provinsi/kabupaten/
kota untuk mengetahui tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup;


2.

Pejabat pengawas lingkungan hidup di propinsi/kabupaten/kota adalah pegawai negeri sipil yang
berada di badan/instansi yang bertanggung jawab di propinsi/kabupaten/kota yang telah memenuhi
persyaratan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 07 Tahun 2001
tentang Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dan Pejabat Pengawas

4.

Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi ;

6.

Kepala Badan/Pimpinan instansi yang bertanggung jawab di provinsi/kabupaten/kota adalah kepala
badan/pimpinan instansi yang bertanggung jawab di bidang pengendalian dampak lingkungan di
provinsi/kabupaten/kota.

BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG PEJABAT
PENGAWAS LINGKUNGAN HIDUP DI

PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA
Bagian pertama
Kedudukan
Pasal 2
(1) Pejabat pengawas lingkungan hidup propinsi berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Gubernur melalui Kepala badan/pimpinan instansi yang bertanggungjawab di provinsi.
(2) Pejabat pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di unit kerja teknis
operasional dinas/instansi yang bertanggungjawab di provinsi.

2186

Pasal 3
(1) Pejabat pengawas lingkungan hidup di kabupaten/kota berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati/Walikota melalui Kepala badan/instansi yang bertanggungjawab di kabupaten/kota.
(2) Pejabat pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan di unit kerja teknis
operasional badan/instansi yang bertanggung jawab di kabupaten/kota.
Bagian Kedua
Tugas
Pasal 4
Pejabat pengawas lingkungan hidup di propinsi/kabupaten/kota mempunyai tugas untuk melakukan

pengawasan terhadap penaatan penanggungjawab usaha dan atau kegiatan atas ketentuan yang
telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
Bagian Ketiga
Kewenangan Pejabat Pengawas
Paragraf 1
Umum
Pasal 5
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, pejabat pengawas lingkungan hidup
di provinsi/kabupaten/kota mempunyai wewenang :
a.

memantau usaha dan atau kegiatan yang mempunyai potensi menimbulkan pencemaran dan
atau perusakan lingkungan hidup;

b.

meminta keterangan dari pihak penanggung jawab usaha dan atau kegiatan mengenai upayaupaya yang dilakukan dalam pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup;

c.


membuat salinan dari dokumen dan atau membuat catatan yang diperlukan;

d.

memasuki tempat tertentu yang diduga menjadi penyebab terjadinya pencemaran dan atau
perusakan lingkungan hidup;

e.

mengambil contoh (sample) pada titik-titik yang diperlukan pada lokasi usaha dan atau kegiatan;

f.

rnemeriksa peralatan dan atau instalasi yang digunakan untuk pengendalian pencemaran dan
atau perusakan lingkungan hidup;

g.

memeriksa alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan dan atau mengangkut limbah
dan atau bahan kimia lainnya;


h.

meminta keterangan dari pihak yang bertanggungjawab atas usaha dan atau kegiatan.
Paragraf 2
Kewenangan Pejabat Pengawas Di Daerah Propinsi
Pasal 6

Pejabat pengawas lingkungan hidup di provinsi dalam menjalankan kewenangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5, mempunyai lingkup wilayah kerja :

2187

a.

lokasi usaha dan atau kegiatan serta darnpak lingkungan yang bersifat lintas kabupaten/kota
dalam 1 (satu) propinsi;

b.


lokasi usaha dan atau kegiatan serta dampak lingkungan yang penanganannya tidak atau belum
dapat dilaksanakan kabupaten/kota:

c.

lokasi usaha dan atau kegiatan serta dampak lingkungan yang penanganannya dilimpahkan kepada
Gubernur selaku wakil pemerintah;

d.

Usaha atau kegiatan yang keputusan kelayakan lingkungan hidup diberikan oleh Komisi AMDAL Propinsi.
Pasal 7

Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 yang tidak dapat dilakukan oleh pejabat
pengawas propinsi dapat diserahkan pengawasannya kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup yang
didasarkan kepada Keputusan Gubernur.
Paragraf 3
Kewenangan Pejabar Pengawas Kabupaten/Kota
Pasal 8
Pejabat pengawas lingkungan hidup kabupaten/kota, melakukan pengawasan terhadap penaatan

penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang menimbulkan dampak lingkungan hidup dalam
lingkup kabupaten/kota yang bersangkutan.
Pasal 9
Pelaksanaan kewenangan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 yang tidak dapat dilakukan
oleh pejabat pengawas lingkungan kabupaten/kota, dapat diserahkan pengawasannya kepada Gubernur
berdasarkan keputusan Bupati/Walikota.

BAB III
KEWAJIBAN
Pasal 10
Setiap pejabat pengawas lingkungan hidup di provinsi/kabupaten/kota dalam menjalankan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, wajib untuk:
a.

mengenakan tanda pengenal yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang;

b.

membawa dan menunjukkan surat penugasan pelaksanaan pengawasan yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang;


c.

memperhatiken nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di tempat pengawasan;

d.

mengikuti prosedur pengawasan yang diatur dalam pedoman umum dan pedoman teknis
pelaksanaan pengawasan lingkungan hidup;

e.

melakukan koordinasi dengan dinas/instansi terkait sesuai dengan kewenangan, lingkup wilayah
kerja, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f.

membuat berita acara pelaksanaan pengawasan lingkungan hidup;

g.


membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pengawasan kepada pejabat yang
berwenang mengeluarkan surat penugasan.

2188

BAB IV
IDENTITAS PEJABAT PENGAWAS
Bagian Pertama
Tanda Pengenal
Pasal 11
(1) Tanda pengenal pejabat pengawas lingkungan hidup di propinsi dikeluarkan oleh Kepala badan/
Pimpinan instansi yang bertanggung jawab di propinsi atas nama Gubernur.
(2) Tanda pengenal pejabat pengawas lingkungan hidup di kabupaten/kota dikeluarkan oleh Kepala
badan/Pimpinan instansi yang bertanggung jawab di kabupaten/kota atas nama Bupati/Walikota.
Pasal 12
(1) Masa berlakunya tanda pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 untuk jangka waktu tiga
tahun, terhitung mulai tanggal dikeluarkan,
(2) Tanda pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang kembali sepanjang
yang bersangkutan masih menjadi pejabat pengawas lingkungan hidup di propinsi/kabupaten/
kota,
(3) Perpanjangan tanda pengenal pejabat pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diajukan
selambat-lambatnya dalam waktu dua minggu sebelum berakhir masa berlakunya oleh Kepala
badan/instansi yang membawahkan pejabat pengawas lingkungan hidup di propinsi/kabupaten/
kota kepada Kepala badan/Pimpinan instansi yang bertanggung jawab di propinsi/kabupaten/
kota.
Bagian Kedua
Surat Penugasan
Pasal 13
(1) Surat penugasan pejabat pengawas lingkungan hidup provinsi dikeluarkan oleh Kepala badan/
instansi yang bertanggung jawab propinsi atas nama Gubernur.
(2) Surat penugasan pejabat pengawas lingkungan hidup kabupaten/kota dikeluarkan oleh Kepala
badan/Pimpinan instansi yang bertanggung jawab kabupaten/kota atas nama Bupati/Walikota,
Pasal 14
Format surat penugasan pejabat pengawas lingkungan hidup provinsi, kabupaten/kota sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.

BAB V
PELAKSANAAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 15
Pejabat pengawas lingkungan hidup di provinsi/kabupaten/kota yang telah dilantik melaksanakan
pengawasan sesuai dengan kewenangan dan lingkup wilayah kerja masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2189

Pasal 16
(1) Pejabat pengawas lingkungan hidup di provinsi/kabupaten/kota menetapkan prioritas pengawasan
dengan mempertimbangkan:
a. potensi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh penanggung jawab usaha dan atau kegiatan;
b. kewenangan dan lingkup wilayah kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
c. kemampuan sumber daya kelembagaan yang meliputi sumber daya manusia, sumber
pendanaan, sarana, dan prasarana pendukunglainnya.
(2) Berdasarkan prioritas pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pejabat pengawas
lingkungan hidup di provinsi/kabupaten/kota melakukan kegiatan pengawasan secara berkala atau
sewaktu-waktu apabila dipandang perlu untuk menentukan status ketaatan penanggung jawab
usaha dan atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
Pasal 17
(1) Apabila dari hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) menunjukkan
ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan
di bidang lingkungan hidup, maka dilakukan pembinaan secara, berkala dan terprogram untuk
lebih meningkatkan kinerja pengendalian dampak lingkungan oleh unit kerja yang
bertanggungjawab.
(2) Apabila dari hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) menunjukkan
ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangm, di bidang lingkungan hidup, maka dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. mengusulkan kepada pejabat yang memberi penugasan untuk memberikan peringatan dan
atau teguran berdasarkan kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. memberikan saran tindak kepada badan/Pimpinan instansi pemberi izin usaha dan atau kegiatan
untuk dilakukan pencabutan izin;
c. memberikan saran tindak kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan paksaaan
pemerintahan;
d. memberikan saran tindak penyelesaian secara perdata di pengadilan, atau di luar pengadilan
apabila terdapat konf1ik antara masyarakat dengan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan
akibat dampak lingkungan yang ditimbulkannya;
e. memberikan saran tindak penyelesaian melalui penegakan hukum pidana.
Pasal 18
Pejabat pengawas lingkungan hidup di provinsi/kabupaten/kota melakukan pengelolaan data hasil
pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) secara baik dan
terdokumuntasi.

2190

BAB VI
PELAPORAN
Pasal 19
(1) Pejabat pengawas lingkungan hidup provinsi dalam menjalankan tugasnya untuk menyampaikan
laporan hasil pelaksanaan pengawasan kepada Kepala badan/Pimpinan instansi yang
bertanggungjawab daerah propinsi.
(2) Pejabat pengawas lingkungan hidup kabupaten/kota dalam menjalankan tugasnya wajib untuk
menyampaikan laporan hasil pelaksanaan pengawasan kepada Kepala badan/Pimpinan instansi
yang bertanggung jawab di kabupaten/kota,
(3) Laporan hasil pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan ayat (2) segera
dilaporkan setelah selesai pelaksanaan pengawasan,

BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 20
(1) Pembinaan pejabat pengawas lingkungan hidup di provinsi secara administratif dilakukan oleh
Gubernur dan secara teknis dilakukan oleh Kepala Badan/Pimpinan instansi yang bertanggung
jawab di propinsi.
(2) Pembinaan pejabat pengawas lingkungan hidup di kabupaten/kota secara administratif dilakukan
oleh Bupati/Walikota dan secara teknis dilakukan oleh Kepala badan/Pimpinan instansi yang
bertanggung jawab di kabupaten/kota.
Pasal 21
Pengembangan sumber daya manusia bagi pejabat pengawas lingkungan hidup di provinsi/kabupaten/
kota dilakukan oleh Instansi Pendidikan dan Pelatihan di provinsi/kabupaten/kota bekerja sama dengan
Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Pengelolaan Lingkungan Hidup melalui pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan yang terprogram, terencana dan terkoordinasi.
Pasal 22
Dalam rangka pembinaan karier pejabat pengawas lingkungan hidup provinsi/kabupaten/kota dapat
dibentuk jabatan fungsional.

BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 23
Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan tugas pejabat pengawas lingkungan hidup provinsil
kabupaten/kota dibebankan pada:
a.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi dan sumber biaya lainnya untuk pejabat
pengawas lingkungan hidup dacrah propinsi;

2191

b.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota dan sumber biaya lainnya untuk
pejabat pengawas lingkungan hidup kabupaten/kota.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 16 Agustus 2002
Menteri Negara
Lingkungan Hidup,
ttd.
Nabiel Makarim, MPA., MSM.
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum dan Kepegawaian,
ttd.
Nadjib Dahlan, SH.

2192

Lampiran : Keputusan Menten Negara
Lingkungan Hidup
Nomor
: 58 Tahun 2002
Tentang : Tata Kerja Pejabat Pengawas
Lingkungan Hidup Di
Provinsi/ Kabupaten/Kota
Tanggal : 16 Agustus 2002

SURAT PENUGASAN
Nomor : SP-……………………………………
Menimbang

: bahwa dalam rangka untuk kepentingan pengawasan terhadap penaatan penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup, maka perlu dikeluarkan Surat
Penugasan.

Mengingat

: 1. Pasal 23 dan Pasal 24 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pcngelolaan
Lingkungan Hidup;
2. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Keputusan
Presiden Nomor 108 Tahun 2001 Tentang Unit Organisasi Dan Tugas Eselon I
Menteri Negara;
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nornor 07 Tahun 2001 tentang
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dan Pejabat Pengawas lingkungan Hidup
Daerah;
MENUGASKAN

1. Nama

: ................................................................................................................

No. PPLH

: ................................................................................................................

Jabatan

: Pejabat Pengawas Lingkugan Hidup

Dinas/Instansi : ................................................................................................................

2. Nama

: ................................................................................................................

No. PPLIH

: ................................................................................................................

Jabatan

: Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

Dinas/lnstansi

: ................................................................................................................

2193

Untuk

: 1. Melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab PT/CV/
NV..................................................................................atas ketentuan
yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang
lingkungan hidup.
2. Batas waktu penugasan dari tanggal ..............s/d tanggal.............................
3. Melaksanakan penugasan ini dengan penuh rasa tanggung jawab dan
melaporkan hasilnya setelah pelaksanaan pengawasan.
Dikeluarkan di :...............................................
Pada langgal
:...............................................
a.n. Kepala Badan/Pimpinan Instansi yang
bertanggung jawab: di Propinsi/ Kabupaten/Kota

(.......................................................................
Yang menerima tugas, .
1. (............................................. )
2. (.............................................. )
3. ( ..............................................)

Menteri Negara
Lingkungan Hidup,
ttd.
Nabiel Makarim, MPA., MSM
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum dan Kepegawaian,
ttd
Nadjib Dahlan, SH.

2194