186 masyarakat jangan lakukan panic buying

Masyarakat Jangan Lakukan 'Panic Buying'
Oleh
Jum'at, 01 Desember 2006 07:00 - Update Terakhir Rabu, 06 Desember 2006 22:11

Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) meminta masyarakat agar tidak terpengaruh isu-isu
tidak benar dan melakukan panic buying terhadap pasokan minyak tanah di wilayah Jakarta
dan sekitarnya. PT Pertamina (Persero) menegaskan bahwa pasokan minyak tanah di Jakarta
mencukupi, Masyarakat jangan panik terhadap pasokan minyak tanah. Kita akan penuhi
semua kebutuhan masyarakat, tapi memang butuh waktu untuk mencukupinya, tidak bisa
sekaligus sehari langsung selesai tandas Ahmad Faisal, Direktur Pemasaran dan Niaga PT
Pertamina (Persero)..

Ahmad Faisal menjelaskan, bila sebelumnya pasokan minyak tanah di wilayah Jabodetabek
sebanyak 4922 kilo liter (KL) per hari, maka mulai Selasa (28/11) sudah dipasok sebesar 5450
KL per hari. Bahkan hari berikutnya dinaikkan lagi menjadi 6340 KL. Selain itu, Pertamina juga
akan membuka Depo pada hari Minggu, yang biasanya libur, agar para agen dapat mengambil
pasokan minyak tanah tambahnya.

Konsumsi BBM Nasional

Sementara itu, Kepala BPH MIgas Tubagus Haryono mengatakan, sampai dengan Oktober

2006, realisasi volume konsumsi BBM bersubsidi sejumlah 30,165 juta kiloliter, dari pagu
APBN-P yang ditetapkan sebesar 37,9 juta KL, dengan rincian realisasi Premium sebesar 13,9
juta KL (81,88%), Minyak Tanah 8,3 juta KL dari pagu 9,9 juta KL (84,04%), dan Minyak Solar
8,8 juta KL dari pagu 11 juta KL (79,9%).

Kalau dilakukan perkiraan konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir tahun 2006, maka konsumsi
Premium diperkirakan akan mencapai 16,76 juta KL, minyak tanah 10,37 juta KL, dan minyak
solar 10,632 juta KL. Kalau hal ini terealisasi memang akan terjadi shortage sebesar 1,4%
untuk minyak tanah, tapi untuk untuk premium surplus 1,4% dan minyak solar surplus 3,3%.
Dengan kata lain, secara volume, secara keseluruhan ini masih mencukupi tegas Tubagus
Haryono.

Selain itu, bila mengacu pada pagu APBN-P, volume pasokan minyak tanah yang sebesar 9,9
juta KL memang belum mencukupi. Tapi kalau dilihat dari jumlah rupiahnya, ini sesungguhnya
masih mencukupi. Jadi yang diperlukan adalah fleksibiltas untuk memenuhinya ujar Kepala
BPH Migas.

1/1