PENYUSUNAN NERACA BATUBARA DAN GAMBUT

PENYUSUNAN NERACA BATUBARA DAN GAMBUT
Oleh :
Eddy R. Sumaatmadja
Kelompok Program Penelitian Energi Fosil

ABSTRACT
Coal is a strategic fossil fuel and has important role in national energy-mix. Information on coal
resources and reserves becoming important not only for national energy planning but also for the
development of the regions.
The compilation of Indonesia Low Rank Coal Distribution Map was carried out to find out coal
quality, resources and reserves in every province in Indonesia. These data, eventually, become a valuable
information for development planning in every province throughout Indonesia.
Data was collected from Government investigation reports as well as from private company
reports. It consists of coal quality, resources and reserves of each group of calorie. Indonesia Low Rank
Coal Distribution Map was then created based on these data.
Based on coal calorific values, the Indonesia coal resources of 2006 have been estimated as
64,480 billion tons, which can be classified into :
Low rank coal:
15.677,62 million tons (24,32%)
Medium rank coal: 37.550,12 million tons (58,23%)
High rank coal:

10.554,64 million tons(16,37 %)
Very high rank coal:
698,10 million tons(1,08%)
The Indonesia Coal reserves of 2006 have beed calculated as about 9.010,13 billion tons.
The Indonesian Peat Resources of 2006 have been estimated as 8,221 bilion tons, which can be
classified into :
• Peat resources of Sumatera 5,356 bilion ton
• Peata resources of Kalimantan
2,864 bilion ton
• Peat resources of Sulawesi 0.001 bilion ton
SARI
Batubara adalah bahan galian strategis dan merupakan salah satu bahan baku energi nasional
yang mempunyai peranan besar dalam pembangunan nasional. Informasi sumberdaya dan cadangan
batubara menjadi hal penting dalam merencanakan strategi kebijaksanaan bidang energi nasional.
Penyusunan Peta Sebaran Batubara dan Gambut Indonesia ini dilaksanakan untuk mengetahui
kualitas, sumberdaya dan cadangan batubara Indonesia di masing-masing provinsi yang memiliki
endapan batubara, sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh daerah, terutama untuk
perencanaan pengembangan energi batubara di masing-masing provinsi.
Pengumpulan data berasal dari laporan hasil penyelidikan APBN, DIK-S, serta laporan hasil
penyelidikan pihak swasta. Berdasarkan laporan tersebut kemudian dibuat neraca batubara dan gambut

Indonesia. Dalam neraca tersebut memuat data mengenai, kualitas, sumberdaya dan cadangan batubara
dan gambut..
Sumberdaya batubara Indonesia tahun 2005 adalah sebesar 64.480 milyar ton yang terdiri dari
Kalori rendah 7100 kal/gr, adb
69.10 juta ton (1,08%)
Cadangan batubara Indonesia yang tercantum berdasarkan laporan beberapa perusahaan
pemegang ijin usaha PKP2B adalah sebesar 9.010,13 juta ton

Sumberdaya Gambut Indonesia tahun 2006 adalah sebesar 8.221 juta ton yang terdiri dari :
• Sumberdaya Gambut P. Sumatera sebesar
5,356 jutar ton
• Sumberdaya Gambut P. Kalimantan sebesar
2,864 milyar ton
• Sumberdaya Gambut P. Sulawesi sebesar
0,001 milyar ton
sumberdaya batubara yang dapat dipakai sebagai
acuan untuk mengembangkan potensi sumberdaya
PENDAHULUAN
batubara dan gambut pada masing - masing
daerah di wilayah Indonesia.

Latar Belakang
Pembuatan
peta sebaran batubara berdasarkan
Kegiatan eksplorasi batubara dan gambut di
nilai
kalori
dengan tujuan untuk mengetahui
Indonesia semakin meningkat terutama sejak
sebaran
kualitas
batubara diseluruh Indonesia
tahun 1985, baik yang dilakukan oleh instansi
sehingga diharapkan dapat membantu dalam
pemerintah maupun swasta. Hal ini disebabkan
menentukan kebijaksanaan di bidang energi
karena semakin meningkatnya kebutuhan
terutama energi batubara dan gambut secara
batubara, baik untuk kebutuhan dalam negeri
nasional.
maupun untuk dieksport. Endapan batubara dan

gambut di Indonesia cukup melimpah terutama di
Pulau Sumatera dan Kalimantan, serta sebagian
kecil di Pulau Jawa, Papua dan Sulawesi.
Batubara di Indonesia berdasarkan data 2005,
kalori rendah (24,36%), kalori sedang (61,42%),
kalori tinggi (13,08%) dan kalori sangat tinggi
(1,14%) dengan jumlah sumberdaya sebesar
61.273,99 milyar ton; sedangkan sumberdaya
gambut sekitar 8.221.40 juta ton.
Selain itu dengan semakin meningkatnya
permintaan batubara dengan berbagai kualitas,
maka dirasakan sangat perlu dibuat suatu neraca
sumberdaya, cadangan yang dikaitkan dengan
kalori, sehingga dapat mengetahui dimana saja
kualitas batubara dan gambut yang diperlukan
sesuai dengan kebutuhan.
Pembuatan Neraca Sumberdaya Batubara dan
Gambut Indonesia, merupakan kegiatan lanjutan
tahun 2004; mengacu pada Keppres No. 13 Tahun
2000 diperbaharui dengan PP No. 45 Tahun 2004

tentang : Tarif atas jenis penerimaan Negara
bukan pajak yang berlaku pada Departemen
Pertambangan dan Energi bidang Pertambangan
Umum. Selain itu modifikasi dari US System
(ASTM (ASA), International System (UN-ECE)
dan Amandemen I-SNI 13-50414-1998.
Maksud dan Tujuan
Maksud pembuatan peta sebaran batubara
berdasarkan kalori ini adalah untuk mengetahui
dan melengkapi data sumberdaya, cadangan dan
kualitas batubara dan gambut Indonesia secara
nasional sampai dengan tahun 2006 yang
merupakan kelanjutan kegiatan tahun 2005;
Sebagai media informasi mengenai data

Waktu Pelaksanaan dan Tahap Pekerjaan
Pembuatan neraca batubara dan gambut
dilaksanakan selama 4 bulan yaitu mulai bulan
Agustus hingga Desember 2006. Pelaksanaan
pekerjaan dibagi menjadi tahapan-tahapan sebagai

berikut :
¾ Pengumpulan data dan pengecekan ulang
data-data dari berbagai sumber
¾ Evaluasi data-data yang telah dikumpulkan
¾ Pembuatan peta geologi/formasi pembawa
batubara, yang merupakan peta dasar
pekerjaan selanjutnya
¾ Pemasukan data-data yang telah dievaluasi
kedalam peta geologi yang telah disiapkan
¾ Penyusunan neraca sumberdaya dan cadangan
batubara berdasarkan nilai kalori
¾ Evaluasi draf akhir
¾ Pembuatan Peta Sebaran Batubara dan
Gambut
Peralatan yang dibutuhkan
Dalam pembuatan Peta Sebaran Batubara dan
Gambut, diperlukan beberapa peralatan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
diantaranya :


¾ 3 (tiga) unti komputer lengkap, yaitu 1 (satu)
unit untuk pembuatan peta geologi seluruh
Indonesia skala 1 : 250.000, 1 (satu) unit
untuk pemasukan data-data kedalan peta
geologi dan 1 (satu) unit untuk penyusunan
data – data kualitas batubara.
¾ 1 (satu) unit printer untuk pencetakan peta
ukuran A0
¾ 1 (satu) unit untuk pencetakan ukuran A4 atau
A3
¾ Kertas ukuran A4, A3 dan A0 secukupnya

¾ USB
Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapakan dari kegiatan ini adalah
dapat mengetahui jumlah sumberdaya/cadangan
batubara dan gambut secara menyeluruh serta
dapat mengetahui perubahan jumlah sumberdaya
dan cadangan batubara dan gambut setipa
tahunnya. Selain itu dapat mengetahui pula

wilayah provinsi mana yang mempunyai
kandungan batubara dan gambut yang cukup
potensial sehingga dapat membantu pemerintah
dalam menentukan kebijakan energi secara
nasional, Khususnya batubara dan gambut.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengumpulan Data dan Tahapan Pekerjaan
Dalam melakukan pekerjaan penyusunan neraca
batubara dan gambut 2006, tentunya diperlukan
terlebih dahulu pengumpulan data yang kemudian
akan dilakukan pengerjaannya melalui tahapantahapan pekerjaan seperti tertulis dibawah ini :
1. Pengumpulan data internal seperti :
• Pencarian Laporan di Perpustakaan Unit
• Ploting daerah penyelidikan di peta skala
• kecil ( 7100 kal/gr
d. Hipotetik
Hasil Survey Tinjau

Tabel 2. Kualitas, Sumberdaya dan Cadangan Batubara Indonesia Tiap Pulau, 2006

Kualitas
Provinsi

No.

Kelas

1

Jawa

Sumberdaya ( Juta Ton)
Kriteria
(Kal/gr, adb)

2

0.00

0.82


0.00

0.00

0.82

0.00

5.47

2.86

0.00

2.09

10.42

0.00


Kalori Tinggi

6100 - 7100

0.00

2.97

0.00

0.00

2.97

0.00

5.47

6.65

0.00

2.09

14.21

0.00

Kalori Rendah

7100

0.00

27.32

0.00

14.37

41.69

14.00

763.96

12,605.86

12,140.25

3,608.51

29,111.89

4,680.43

Kalori Rendah

7100

90.11

430.08

5.80

104.90

630.88

109.92

2,587.40

22,330.74

757.17

9,287.45

34,962.77

4,338.64

Jumlah Sumberdaya Batubara Kalimantan

Sulawesi

Kalori Rendah

7100 kal/gr

ers
3 Kelas Sumberdaya batubara
4. Kelas Cadangan
a. Terukur
Hasil Eksplorasi Rinci Proven
b. Tertunjuk
Hasil Eksplorasi Pend Probable
c. Tereka
Hasil Prospeksi
d. Hipotetik
Hasil Survey Tinjau

Hasil FS
Hasil Pra FS