s 00596 mk 05 2012 langkah langkah mengatasi penumpukan spm ke kppn tahun 2012
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
S- 596
Nomor
Sifat
Hal
14 Ag us tu s
IMK.05/2012
2012
Segera
LangkahLangkah Mengatasi Penumpukan
Penyampaian Surat Perintah Membayar ke
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Menjelang Akhir Tahun Anggaran 2012
Yth. Para MenterilPimpinan Lembaga
Selaku Pengguna Anggaran
DaJam rangka langkahIangkah mengatasi penumpukan penyampaian Surat Perintah
Membayar (SPM) ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) menjelang Akhir
Tahun Anggaran 2012, dengan ini dapat kami sampaikan halhal sebagai berikut:
1. Sesuai hasil evaluasi pelaksanaan anggaran dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir
peningkatan volume penyampaian SPM ke KPPN selama periode 3 (tiga)
senantiasa エ・セ。、ゥ@
bulan pada akhir tahun anggaran. Ratarata peningkatan volume penyampaian SPM
berdasarkan data total KPPN seluruh Indonesia sebagai berikut:
Tahun
Jumlah ratarata
SPM per bulan
(JanuariSeptember)
(% ) Kenaikan SPM per bulan dibanding ratarata
bulan Januari sampai dengan September
Oktober
November
Desember
2009
205.986
134%
160%
310%
2010
231 .651
134%
157%
299%
2011
267.454
130%
148%
299%
2. Berdasarkan data tersebut, kecenderungan satuan kerja menumpuk penyampaian SPM ke
KPPN pada akhir tahun anggaran khususnya pada bulan Desember, daJam pengelolaan
keuangan negara mengindikasikan pola penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran
yang sangat tidak sehat dan berpotensi menimbulkan kesalahan baik pada satuan kerja
maupun KPPN. Hal tersebut diharapkan tidak terjadi pada tahun 2012.
3. Sebagai informasi, dapat kami kemukakan bahwa kemampuan KPPN dalam melayani
proses penyelesaian SPM sampai dengan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) memiliki keterbatasan, baik dari sisi waktu layanan maupun jumlah petugas yang
dapat dikerahkan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. KPPN di wilayah Provinsi DKI Jakarta maksimum dapat melayani sebanyak 1.000
(seribu) SPM per hart. Dengan kemam puan tersebut, setiap satuan kerja di wilayah
Provinsi DKI Jakarta dapat menyampaikan SPM maksimum sebanyak 72 (tujuh puluh
dual SPM per hart;
b. KPPN tipe A1 di ibukota Provinsi maksimum dapat melayani sebanyak 640 (enam ratus
empat puluh) SPM per hari;
c. KPPN tipe A1 di luar ibukota Provinsi maksimum dapat meJayani sebanyak 430 (empat
ratus ti9a puluh) SPM per hari;
d. KPPN tipe A2 maksimum dapat melayani sebanyak 210 (dua ratus sepuluh) SPM per
hari.
Gedung Djuanda Ilantai 3 Jalan DR. Wahidin Nomor 1 Jakarta 10710
Telepon (021) 3500840, 3814324, 3440458 Faksimile (021) 3500842 www.depkeu.go.id
4. Sehubungan ct.engan hal tersebut, guna mengatasi penumpukan penyampaian SPM oleh
satuan kerja ke KPPN pada akhir tahun anggaran , diminta kepada Kementerian Negaral
Lembaga mengambil langkahIangkah sebagai berikut:
a. Menginstruksikan satuan ォ・セ。@
di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga masingmasing untuk:
1) mengatur penyampaian SPM sehingga tidak menumpuk pada akhir tahun anggaran.
KPPN hanya akan melayani proses penyelesaian SPM sampai dengan penerbitan
SP2D sesuai batasbatas maksimum sebagaimana tersebut pada angka 3 di atas.
2) me-review rencana penarikan dana yang lebih realistis dengan tidak menumpuk
penarikan dana pada akhir tahun anggaran dan melaksanakan rencana penarikan
dana secara konsisten.
b. Menerapkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
170/PMK.05/2010 tentang Penyelesaian Tagihan atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Pada Satuan Kerja secara tertib dan konsekwen. Diminta kepada
Inspektorat Jenderal untuk mengawasi dan dipandang perlu untuk menerapkan sanksi
kepegawaian kepada pejabat/pegawai yang melanggar ketentuan Peraturan Menteri
Keuangan tersebut;
c. Dalam hal dibutuhkan, segera melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA), khususnya revisi DIPA yang membutuhkan persetujuan Direktorat Jenderal
Anggaran dan Dewan Perwakilan Rakyat (OPR);
d. Segera melakukan proses pelelangan pengadaan barang/jasa atas kegiatankegiatan
yang teralokasi pada APBNP Tahun 2012 setelah usulan RKAKJL atas APB NP
terse but disetujui DPR. Kontrak pengadaan barang/jasa ditandatangani setelah DIPAI
Revisi DI PA dari APBNP tersebut disahkan;
e. Meminta penyedia barang/jasa yang mengadakan ikatan kontrak untuk segera
mengajukan tagihan atas ー・ォセ。
。 ョOェ。ウ@
yang telah selesai.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama Saudara diucapkan terima
kasih .
セ
Bjセ
セN@
\U Z[セ
セ Z セ セ G L@
ente
, .;'
REPUBLIK INDONESIA
S- 596
Nomor
Sifat
Hal
14 Ag us tu s
IMK.05/2012
2012
Segera
LangkahLangkah Mengatasi Penumpukan
Penyampaian Surat Perintah Membayar ke
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Menjelang Akhir Tahun Anggaran 2012
Yth. Para MenterilPimpinan Lembaga
Selaku Pengguna Anggaran
DaJam rangka langkahIangkah mengatasi penumpukan penyampaian Surat Perintah
Membayar (SPM) ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) menjelang Akhir
Tahun Anggaran 2012, dengan ini dapat kami sampaikan halhal sebagai berikut:
1. Sesuai hasil evaluasi pelaksanaan anggaran dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir
peningkatan volume penyampaian SPM ke KPPN selama periode 3 (tiga)
senantiasa エ・セ。、ゥ@
bulan pada akhir tahun anggaran. Ratarata peningkatan volume penyampaian SPM
berdasarkan data total KPPN seluruh Indonesia sebagai berikut:
Tahun
Jumlah ratarata
SPM per bulan
(JanuariSeptember)
(% ) Kenaikan SPM per bulan dibanding ratarata
bulan Januari sampai dengan September
Oktober
November
Desember
2009
205.986
134%
160%
310%
2010
231 .651
134%
157%
299%
2011
267.454
130%
148%
299%
2. Berdasarkan data tersebut, kecenderungan satuan kerja menumpuk penyampaian SPM ke
KPPN pada akhir tahun anggaran khususnya pada bulan Desember, daJam pengelolaan
keuangan negara mengindikasikan pola penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran
yang sangat tidak sehat dan berpotensi menimbulkan kesalahan baik pada satuan kerja
maupun KPPN. Hal tersebut diharapkan tidak terjadi pada tahun 2012.
3. Sebagai informasi, dapat kami kemukakan bahwa kemampuan KPPN dalam melayani
proses penyelesaian SPM sampai dengan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) memiliki keterbatasan, baik dari sisi waktu layanan maupun jumlah petugas yang
dapat dikerahkan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a. KPPN di wilayah Provinsi DKI Jakarta maksimum dapat melayani sebanyak 1.000
(seribu) SPM per hart. Dengan kemam puan tersebut, setiap satuan kerja di wilayah
Provinsi DKI Jakarta dapat menyampaikan SPM maksimum sebanyak 72 (tujuh puluh
dual SPM per hart;
b. KPPN tipe A1 di ibukota Provinsi maksimum dapat melayani sebanyak 640 (enam ratus
empat puluh) SPM per hari;
c. KPPN tipe A1 di luar ibukota Provinsi maksimum dapat meJayani sebanyak 430 (empat
ratus ti9a puluh) SPM per hari;
d. KPPN tipe A2 maksimum dapat melayani sebanyak 210 (dua ratus sepuluh) SPM per
hari.
Gedung Djuanda Ilantai 3 Jalan DR. Wahidin Nomor 1 Jakarta 10710
Telepon (021) 3500840, 3814324, 3440458 Faksimile (021) 3500842 www.depkeu.go.id
4. Sehubungan ct.engan hal tersebut, guna mengatasi penumpukan penyampaian SPM oleh
satuan kerja ke KPPN pada akhir tahun anggaran , diminta kepada Kementerian Negaral
Lembaga mengambil langkahIangkah sebagai berikut:
a. Menginstruksikan satuan ォ・セ。@
di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga masingmasing untuk:
1) mengatur penyampaian SPM sehingga tidak menumpuk pada akhir tahun anggaran.
KPPN hanya akan melayani proses penyelesaian SPM sampai dengan penerbitan
SP2D sesuai batasbatas maksimum sebagaimana tersebut pada angka 3 di atas.
2) me-review rencana penarikan dana yang lebih realistis dengan tidak menumpuk
penarikan dana pada akhir tahun anggaran dan melaksanakan rencana penarikan
dana secara konsisten.
b. Menerapkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
170/PMK.05/2010 tentang Penyelesaian Tagihan atas Beban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Pada Satuan Kerja secara tertib dan konsekwen. Diminta kepada
Inspektorat Jenderal untuk mengawasi dan dipandang perlu untuk menerapkan sanksi
kepegawaian kepada pejabat/pegawai yang melanggar ketentuan Peraturan Menteri
Keuangan tersebut;
c. Dalam hal dibutuhkan, segera melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA), khususnya revisi DIPA yang membutuhkan persetujuan Direktorat Jenderal
Anggaran dan Dewan Perwakilan Rakyat (OPR);
d. Segera melakukan proses pelelangan pengadaan barang/jasa atas kegiatankegiatan
yang teralokasi pada APBNP Tahun 2012 setelah usulan RKAKJL atas APB NP
terse but disetujui DPR. Kontrak pengadaan barang/jasa ditandatangani setelah DIPAI
Revisi DI PA dari APBNP tersebut disahkan;
e. Meminta penyedia barang/jasa yang mengadakan ikatan kontrak untuk segera
mengajukan tagihan atas ー・ォセ。
。 ョOェ。ウ@
yang telah selesai.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerja sama Saudara diucapkan terima
kasih .
セ
Bjセ
セN@
\U Z[セ
セ Z セ セ G L@
ente
, .;'