S IKOR 1000324 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tentu memerlukan Populasi dan Sampel untuk memperoleh data yang iinginkan. Dalam penelitian kali ini, peneliti menentukan populasi, sampel dan lokasi penelitian sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian

Pada penelitian yang berjudul Kemampuan Kondisi Fisik Dan Psikologi (pengendalian emosional) Atlet Gulat Pelatda Jabar Dikaitkan Dengan Prestasi Pada Babak Kualifkasi Pekan Olahraga Daerah ini, Lokasi penelitian mengenai judul tersebut akan dilaksanakan di GOR Pajajaran yang beralamatkan di jalan raya pajajaran no 37c Bandung, alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan tempat latihan atlet pelatda gulat jawa barat berada dikawasan gor pajajaran no 37c Bandung serta pelaksanaan babak kualifikasi yang dilakukan di gor tersebut pula.

2. Populasi dan sampel

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini diperlukan sumber data, dan pada umumnya disebut populasi dan sampel penelitian. Berdasarkan kutipan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010, hlm. 173). Maka populasi dari penelitian ini adalah atlet pelatda gulat Jawa Barat sebanyak 24 orang.

Sedangkan tentang jumlah sampel penelitian, penulis menggunakan total sampling. Pemilihan sampel tersebut berpedoman pada Arikunto (2002, hlm. 112) yang mengatakan bahwa “apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika semua objeknya besar dapat diambil sebagai perwakilan yang mewakili populasi yang ada.” Berdasarkan pada penjelasan tersebut maka jumlah sampel penelitian ini ditetapkan sebanyak 24 orang atlet pelatda Jawa Barat cabang olahraga Gulat.


(2)

B. Metode penelitian

Pada sebuah penelitian tentu selalu diperlukan metode, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan dan analisis data. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksnaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian.

Sejalan dengan penelitian yang akan dilaksanakan ini, Arikunto (2006, hlm. 160) mengemukakan bahwa: “metode penelitian adalah cara yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya”. Adapun metode yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2006) menjelaskan “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diwujudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan

gejala menurut apa adanya pada suatu penelitian yang digunakan”.

Metode deskriptif dapat memecahkan serta menyelidiki masalah yang diteliti dan dapat menggambarkan keadaan yang terjadi dengan maksud untuk mendapatkan gambaran umum yang jelas, sistematis, dan akurat mengenai, fakta-fakta, sifat-sifat hubungan fenomena yang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif. Karena pada penelitian ini tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Metode yang dimaksud untuk mengumpulkan data-data mengenai kondisi fisik dan psikologis atlet pelatda gulat jawa barat yaitu meliputi tes.

C. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dan ketidak cocokan atau mengaburkan pengertian. Oleh karena itu, penulis menafsirkan penjelasan ini dengan mengacu pada pakar olahraga sebagai berikut:


(3)

1. Kondisi Fisik adalah semua kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang realisasinya dilakukan melalui kesanggupan pribadi (kemampuan dan motivasi).

2. Pengendalian adalah salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. 3. Prestasi adalah suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah dilakukan.

D. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan harus sesuai dengan pertanyaan penelitian. Artinya instrumen yang digunakan harus dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur. Tentang hal tersebut oleh Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 6) dikatakan

“Dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu obyek tertentu,

sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan obyek tersebut secara

obyektif.”

Untuk memperoleh data mengenai kondisi fisik atlet maka instrumen yang digunakan adalah tes kondisi fisik atlet pelatda gulat jawa barat yang diantaranya adalah : Sit and reach, shuttle run, lari 20 meter, 3 hop, bleep test.

Adapun lebih lanjut mengenai instrumen penelitian diatas dan pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

1. Sit and Reach

Tujuan : Untuk mengukur fleksibilitas dari pinggul dan punggung juga elastisitas otot hamstring.

Alat/Fasilitas : Lembar observasi pencatat hasil tes dan alat tulis.

Pelaksanaan : Subjek duduk tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua ibu jari kaki rata dengan pinggir alat ukur. Subjek kemudian melakukan gerakan membungkukan atau merenggut badan ke depan sambil meluruskan tangan yang sejajar dengan kaki.

Skor : Besarnya kekuatan tarikan otot punggung subjek dapat dilihat pada alat pengukuran setelah melakukan tes tersebut yang terukur dalam satuan centimeter.


(4)

Tabel 3.1 Penilaian Sit and Reach

Putra Kriteria Putri

> 19,5 Baik Sekali > 20,0

17,0 – 19,0 Baik 18,5 – 19,5

14,5 – 16,6 Cukup 17,0 – 18,0

12,5 – 14,0 Kurang 15,0 – 16,5

< 12,0 Kurang Sekali < 14,5

2. Lari 20 meter

Tujuan : mengukur komponen kecepatan Alat : a. stop watch

b. meteran c. lintasan d. pluit

Pelaksanaan : Subjek coba berdiri di belakang garis start dengan sikap start melayang. Pada aba-aba “ya” ia berusaha lari secepat mungkin mencapai finis. Tiap orang di berikan kesempatan dua kali percobaan.

Skor : Jumlah waktu tempuh terbaik dari dua kali percobaan.

Tabel 3.2

Kriteria tes lari 20 meter

Rentang skor Kategori

>2,96 Sempurna

2,97 - 3,15 Baik sekali

3,16 – 3,40 Baik

3,41 – 3,55 Cukup


(5)

3. Shuttle run 5 x 5 Meter

Tujuan : Mengukur kelincahan dan kordinasi

Alat/fasilitas : Stop watch dan bidang dasar selebar 15 meter Pelaksanaan :

Orang coba berdiri di belakang garis start dengan salah satu kaki di letakan di depan. Pada aba-aba “ya” di berikan, orang coba dan secepat mungkin lari ke depan menuju garis akhir dan menyentuh garis tersebut, kemudian berputar lagi dan segera lari. Demikian seterusnya di lakukan dengan lari sebanyak 6 x 10 m. Orang coba di beri kesempatan melakukan tes tersebut sebanyak 2 kali.

Skor :

Waktu terbaik dari dua kali kesempatan, yang di catat sampai 1/10 detik.

Tabel 3.3

Kriteria tes shuttle run

Shuttle Run Putra Ktegori Shuttle Run Putri

< 7.5 Sempurna < 8,7

7,6 – 7,8 Baik sekali 8,8 – 9

7,9 – 8,1 Baik 9,1 – 9,3

8,2 – 8,4 Cukup 9,4 – 9,6

8,5 – 8,7 Kurang 9,8 – 10

4. Tes 3 (Three) Hop

Tujuan : Mengukur kekuatan otot tungkai

Alat/Fasilitas : Meteran untuk mengukur jarak melompat, garis pembatas atau kerucut, lembar observasi pencatat hasil tes dan alat tulis.

Pelaksanaan : Tes ini dilakukan dengan menggunakan satu kaki, dengan cara melompat sebanyak tiga kali sejauh mungkin agar mendapatkan nilai yang baik. Subjek berdiri di belakang garis dengan satu kaki, aba-aba dimulai dengan, subjek melompat sebanyak tiga kali berturut-turut. Tandai lompatan terakhir subjek, kemudian ukur berapa jarak yang didapatkan oleh subjek tersebut.


(6)

Skor : Pengukuran diambil dari take-off line ke titik terdekat dari kontak pada pendaratan melompat ketiga (belakang tumit). Catat jarak terpanjang melompat, yang terbaik dari tiga percobaan.

Mengenai Kriteria penilaian 3 hop, penulis membuat sendiri kriteria penilaian hasil dari lompatan atlet guna sebagai nilai berbentuk kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kriteria 3 Hop

Hasil Nilai

>80% Sempurna

70-79% Baik

60-69% Cukup

50-59% Kurang

>49% Kurang Sekali

5. Bleep Test

Tujuan : Untuk mengukur daya tahan kardiovaskular VO2 Max Alat/Fasilitas : a. Pita Candence (irama) untuk lari bolak-balik

b. Laptop/Komputer c. Audio System

d. Lintasan lari jarak 20 meter pada permukaan datar dan tidak licin

e. Stopwatch

f. Kerucut pembatas

g. Formulir tes dan alat tulis Pelaksanaan :

1. Lari kearah ujung/akhir yang berlawanan dan sentuhkan satu kaki di belakang

garis batas pada saat terdengar bunyi “tut”

2. Apabila telah sampai pada bunyi “tut” harus bertumpu pada titik putar menanti

bunyi kemudian lari kearah yang berlawanan agar dapat mencapai tepat pada saat tanda berikutnya berbunyi


(7)

3. Kecepatan lari harus semakin bertambah cepat karena waktu akan pada semakin pendek.

4. Harus mencapai garis ujung pada waktu yang ditentukan

5. Gerakan balikan yaitu berputar bukan membuat belokan karena akan memakan waktu lebih banyak

6. Panitia harus memberhentikan peserta apabila peserta tertinggal tanda bunyi

“tut” dua kali lebih dari dua langkah di belakang garis ujung.

Penilaian

Catat level terakhir yang dapat dilakukan atau diselesaikan oleh peserta lalu di komversikan ke dalam tabel untuk dapat di ketahui prediksi kemampuan aerobiknya.


(8)

Gambar 3.1


(9)

Tabel 3.5

Penilaian Tingkat VO2 Max

Kemudian instrumen untuk mengetahui tingkat psikologis atlet digunakan angket yang berupa tes psikologis atlet, dengan angket sebagai berikut, ...

Kemudian untuk prestasi hanya dilihat berdasarkan lolos atau tidaknya atlet tersebut pada saat babak kualifikasi.

Selain instrument di atas, untuk mencari kondisi psikologis dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan instrument berupa angket untuk memperoleh gambaran mengenai kontrol diri dan disiplin atlet di lapangan. Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket berjenis tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sesuai

dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan cek (√). Angket yang

digunakan menggunakan skala Likert dengan alternated respon pertanyaan terentang antara satu sampai lima. Kelima alternatif respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, yaitu: 1) Sangat Sesuai (SS); 2) Sesuai (S); 3) Kadang-kadang (K); 4) Tidak Sesuai (TS); dan 5) Sangat Tidak Sesuai (STS).

Kisi-kisi instrument untuk mengungkap pengendalian emosi atlet dikembangkan dari definisi operasional variable penelitian. Kisi-kisi instrument disajikan dalam Tabel 3.6 pada halaman 44.

Kategori VO2 Max

< 30 Tahun 30 – 39 Tahun 40 – 49 Tahun > 50 Tahun Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik < 25,0 25,0 – 33,7 33,8 – 42,5 42,6 – 51,5

> 51,6

< 25,0 25,0 – 30,1 30,2 – 39,1 39,2 – 48

> 48

< 25,0 25,0 – 26,4 26,5 – 35,4 35,5 – 45,0

> 45,1

< 25,0 25,0 – 33,7 33,8 – 43,0


(10)

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Pengendalian Emosi (Sebelum Uji Coba)

Kisi-Kisi Angket Tentang Pengendalian Emosi Pada Diri Atlet Gulat Pelatda Jawa Barat

Komponen Indikator Sub indikator Nomor

Soal Jumlah Positif Negatif

Konsep pengendalian emosi 1. Kesadaran diri 1. Waspada 2. Mengenali diri sendiri 3. Individualisme

1 – 12 12 1,3,7,8,9,12 2,4,5,6,10,11

2.

Pengendalian diri

1. Kecemasan 2.

Ketersinggungan 3. Menghibur diri sendiri

13 – 24

12 14,15,17,20,22,24 13,16,18,19,21,23

3 .Motivasi 1. Inisiatif 2. Frustasi 3. Menggerakan seseorang menuju sasaran

25 – 36

12 25,26,30,32,33,35 27,28,29,31,34,36

4. Empati

1. Peduli

2. Peka terhadap perasaan orang lain

3. Memiliki kesadaran yang tinggi

37 – 48

12 37,40,41,44,47,48 38,39,42,43,45,46

5. Keterampilan sosial 1. Cermat membaca situasi 2. Berinteraksi 3. Bekerjasama

49 – 60

12 49,50,53,55,57,58 51,52,54,56,59,60

Jumlah 60 30 30

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sub indikator telah diwakili oleh sebuah pertanyaan atau bahkan lebih. Hal tersebut dilakukan karena apabila saat


(11)

instrument telah di uji coba kan dan telah di uji validitasnya, jika salah satu pertanyaan dari sub indikator itu tidak valid, maka akan dapat terwakili oleh pertanyaan lainnya yang masih berkaitan.

E. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Item

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkapkan pengendalian emosi atlet. Pengujian alat pengumpul data menggunakan rumus product-moment yang dituliskan dalam Riduwan (2012, hlm. 138) sebagai berikut :

r hitung = n Σ xy –( Σx )(Σy)

{n Σ x2 –(Σ x)2 } {n Σ y2 –(Σ y)2

Keterangan :

r hitung = Koefisien Korelasi

Σ xi = Jumlah skor item

Σ yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Pengujian validitas dilakukan terhadap 60 item angket pengendalian emosi atlet dengan jumlah subjek 30 atlet tampak bahwa hasil pengujian validitas terhadap 60 item untuk mengukur pengendalian emosi atlet menunjukan bahwa 18 item dinyatakan tidak valid yakni nomor 1,2,5,8,10,20,22,25,26,31,33,40,41,43, 46,47,50 serta 57. Dengan demikian maka ke 18 item tersebut tidak akan diikut sertakan dalam analisis data selanjutnya. Dengan kata lain, instrument yang digunakan untuk analisis data variable pengendalian emosi atlet terdiri dari 42


(12)

item. Adapun item pertanyaan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada table 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pengendalian Emosi

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid 3,4,6,7,9,11,12,13,14,15,16,17,18,19,21,23,24,27, 28,29,30,32,34,35,36,37,38,39,42,44,45,48,49,51,

52,53,54,55,56,58,59,60

42

Tidak Valid 1,2,5,8,10,20,22,25,26,31,33,40,41,43,46,47,50, 57

18

Setelah dilakukannya uji validitas instrument, maka diperoleh item soal yang telah valid dan akan diikut sertakan dalam pengolahan data. Berikut adalah kis-kisi angket pengendalian emosi atlet setelah dilakukan uji validitas.

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Pengendalian Emosi (Setelah Uji Coba)

Kisi-Kisi Angket Tentang Pengendalian Emosi Pada Diri Atlet Gulat Pelatda Jawa Barat

Komponen Indikator Sub indikator Nomor

Soal Jumlah Positif Negatif Konsep

pengendalian emosi

1. Kesadaran diri

1. Waspada 2. Mengenali diri sendiri 3.

Individualisme


(13)

2.

Pengendalian diri

1. Kecemasan 2.

Ketersinggungan 3. Menghibur diri sendiri

8 – 17 10 9,10,12,17 8,11,13,14,15,16

3 .Motivasi 1. Inisiatif 2. Frustasi 3. Menggerakan seseorang menuju sasaran

18 – 25

8 21,22,24 18,19,20,23,25

4. Empati

1. Peduli

2. Peka terhadap perasaan orang lain

3. Memiliki kesadaran yang tinggi

26 – 32

7 26,30,32 27,28,29,31

5. Keterampilan sosial 1. Cermat membaca situasi 2. Berinteraksi 3. Bekerjasama

33 – 42

9 33,36,38,40 34,35,37,39,41,42

Jumlah 42 18 24

2. Uji reliabilitas Item

Setelah validitas masing-masing item diuji, selanjutnya instrument tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. (Arikunto, 2006, hlm. 178). Instrument yang sudah dapat dipercaya atau reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrument merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dengan kondisi yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur tentang kontrol diri dan disiplin adalah dengan rumus metode Alpha yang dituliskan dalam Riduwan (2009, hlm. 115) sebagai berikut:


(14)

Keterangkan :

r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item St = Varians total

K = Jumlah item

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel 2007, maka diperoleh koefisien reliabilitas pada angket tersebut sebesar 0.972970531929152. Berdasarkan kriteria Riduwan yang dapat dilihat pada tabel 3.9, angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas Tinggi. Dengan demikian, angket pengendalian emosi atlet gulat Jawa Barat dapat dikatakan memadai untuk digunakan sebagai instrument penelitian.

Tabel 3.9

Interpretasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi)

Antara 0, 800 – 1, 000 Sangat Tinggi

Antara 0, 600 – 0, 799 Tinggi

Antara 0, 400 – 0, 599 Cukup Tinggi

Antara 0, 200 – 0, 399 Rendah

Antara 0, 000 – 0, 199 Sangat Rendah

(Riduwan, 2012: hlm 98)

F. Teknik pengumpulan data

Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data ini bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah, dengan cara memilih lembar daftar cek yang telah diisi dengan lengkap. Dari hasil verifikasi tersebut diperoleh data yang diisikan responden menunjukan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan


(15)

1. Pensekoran

Instrumen dalam penelitian kuantitatif adalah menggunakan kuisioner atau angket. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup, yaitu atlet diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan pengendalian emosi atlet disertai dengan alternative jawaban. Angket tertutup jawaban sudah disediakan sehingga atlet hanya bertugas memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist (√) pada soal yang telah disediakan dengan jawaban seperti pada Tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 3.10

Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Summated Ratings (Likert)

Pertanyaan

Skor Empat Opsi Alternatif Respon

SS S K TS STS

Favorable (+) 5 4 3 2 1

Un-Favorable (-) 1 2 3 4 5

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1-5 dengan bobot tertentu. Bobotnya ialah:

a. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 5 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

b. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 4 pada pertanyaan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.

c. Untuk pilihan jawaban kadang-kadang (K) memiliki skor 3 pada pertanyaan positif atau skor 3 pada pertanyaan negatif

d. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif atau 4 pada pernyataan negatif.

e. Untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) memiliki skor 1 pada pertanyaan positif atau skor 5 pada pernyataan negatif.


(16)

2. Analisis Data

Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancar, maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak sah. Setelah angket dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk melihat dan memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut. Karena dikhawatirkan dalam pengisian angket responden tidak mengisi pertanyaan sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan. 2. Memberikan nilai pada setiap butir pertanyaan dalam angket yang telah

dijawab oleh responden dengan criteria penilaian sebagaimana telah dijelaskan pada sub judul sebelumnya mengenai pensekoran.

3. Mengelompokan setiap butir pertanyaan

4. Menjumlahkan nilai seluruh pertanyaan untuk setiap responden. 5. Menganalisa data untuk memperoleh kesimpulan penelitian.

Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa gambaran pengendalian emosi atlet gulat Jawa Barat, penulis menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan :

P = Jumlah atau besarnya persentase yang dicari

Σx1 = Jumlah skor berdasarkan alternative jawaban

Σxn = Jumlah skor total

Dengan menggunakan rumus tersebut di atas, maka akan diperoleh data yang hendak dicari. Untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan data, dalam hal ini penulis memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto dalam Sarwanto (2010, hlm. 54), dengan menafsirkan kriteria penilaian persentase sebagai berikut :


(17)

TABEL 3.11

KRITERIA FREKUENSI PERSENTASE

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100% Baik

56 – 75% Cukup

40 – 55% Kurang


(1)

item. Adapun item pertanyaan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada table 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pengendalian Emosi

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid 3,4,6,7,9,11,12,13,14,15,16,17,18,19,21,23,24,27, 28,29,30,32,34,35,36,37,38,39,42,44,45,48,49,51,

52,53,54,55,56,58,59,60

42

Tidak Valid 1,2,5,8,10,20,22,25,26,31,33,40,41,43,46,47,50, 57

18

Setelah dilakukannya uji validitas instrument, maka diperoleh item soal yang telah valid dan akan diikut sertakan dalam pengolahan data. Berikut adalah kis-kisi angket pengendalian emosi atlet setelah dilakukan uji validitas.

Tabel 3.8

Kisi-kisi Instrumen Pengungkap Pengendalian Emosi (Setelah Uji Coba)

Kisi-Kisi Angket Tentang Pengendalian Emosi Pada Diri Atlet Gulat Pelatda Jawa Barat

Komponen Indikator Sub indikator Nomor

Soal Jumlah Positif Negatif Konsep

pengendalian emosi

1. Kesadaran diri

1. Waspada 2. Mengenali diri sendiri 3.

Individualisme


(2)

2.

Pengendalian diri

1. Kecemasan 2.

Ketersinggungan 3. Menghibur diri sendiri

8 – 17 10 9,10,12,17 8,11,13,14,15,16

3 .Motivasi 1. Inisiatif 2. Frustasi 3. Menggerakan seseorang menuju sasaran

18 – 25

8 21,22,24 18,19,20,23,25

4. Empati

1. Peduli

2. Peka terhadap perasaan orang lain

3. Memiliki kesadaran yang tinggi

26 – 32

7 26,30,32 27,28,29,31

5. Keterampilan sosial 1. Cermat membaca situasi 2. Berinteraksi 3. Bekerjasama

33 – 42

9 33,36,38,40 34,35,37,39,41,42

Jumlah 42 18 24

2. Uji reliabilitas Item

Setelah validitas masing-masing item diuji, selanjutnya instrument tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik. (Arikunto, 2006, hlm. 178). Instrument yang sudah dapat dipercaya atau reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas instrument merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dengan kondisi yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur tentang kontrol diri dan disiplin adalah dengan rumus metode Alpha yang dituliskan dalam Riduwan (2009, hlm. 115) sebagai berikut:

r11 =

1 –


(3)

Keterangkan :

r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varian skor tiap-tiap item

St = Varians total

K = Jumlah item

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan bantuan program Microsoft excel 2007, maka diperoleh koefisien reliabilitas pada angket tersebut sebesar 0.972970531929152. Berdasarkan kriteria Riduwan yang dapat

dilihat pada tabel 3.9, angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas Tinggi. Dengan demikian, angket pengendalian emosi atlet gulat Jawa Barat dapat dikatakan memadai untuk digunakan sebagai instrument penelitian.

Tabel 3.9

Interpretasi Nilai Keeratan Hubungan (Korelasi) Antara 0, 800 – 1, 000 Sangat Tinggi Antara 0, 600 – 0, 799 Tinggi Antara 0, 400 – 0, 599 Cukup Tinggi Antara 0, 200 – 0, 399 Rendah Antara 0, 000 – 0, 199 Sangat Rendah

(Riduwan, 2012: hlm 98) F. Teknik pengumpulan data

Verifikasi data adalah suatu langkah pemeriksaan terhadap data yang diperoleh dalam rangka pengumpulan data, sehingga verifikasi data ini bertujuan untuk menyeleksi atau memilih data yang memadai untuk diolah, dengan cara memilih lembar daftar cek yang telah diisi dengan lengkap. Dari hasil verifikasi tersebut diperoleh data yang diisikan responden menunjukan kelengkapan dan cara pengisian yang sesuai dengan petunjuk, atau jumlah data sesuai dengan subjek dan semuanya memenuhi persyaratan untuk dapat diolah.


(4)

1. Pensekoran

Instrumen dalam penelitian kuantitatif adalah menggunakan kuisioner atau angket. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup, yaitu atlet diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan pengendalian emosi atlet disertai dengan alternative jawaban. Angket tertutup jawaban sudah disediakan sehingga atlet hanya bertugas memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist (√) pada soal yang telah disediakan dengan jawaban seperti pada Tabel 3.10 sebagai berikut.

Tabel 3.10

Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Summated Ratings (Likert)

Pertanyaan

Skor Empat Opsi Alternatif Respon

SS S K TS STS

Favorable (+) 5 4 3 2 1

Un-Favorable (-) 1 2 3 4 5

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1-5 dengan bobot tertentu. Bobotnya ialah:

a. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 5 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

b. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 4 pada pertanyaan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.

c. Untuk pilihan jawaban kadang-kadang (K) memiliki skor 3 pada pertanyaan positif atau skor 3 pada pertanyaan negatif

d. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif atau 4 pada pernyataan negatif.

e. Untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) memiliki skor 1 pada pertanyaan positif atau skor 5 pada pernyataan negatif.


(5)

2. Analisis Data

Agar analisis data dalam penelitian ini berjalan dengan lancar, maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak sah. Setelah angket dibagikan kepada sumber data, penulis mengumpulkan kembali yang kemudian diperiksa untuk melihat dan memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut. Karena dikhawatirkan dalam pengisian angket responden tidak mengisi pertanyaan sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan. 2. Memberikan nilai pada setiap butir pertanyaan dalam angket yang telah

dijawab oleh responden dengan criteria penilaian sebagaimana telah dijelaskan pada sub judul sebelumnya mengenai pensekoran.

3. Mengelompokan setiap butir pertanyaan

4. Menjumlahkan nilai seluruh pertanyaan untuk setiap responden. 5. Menganalisa data untuk memperoleh kesimpulan penelitian.

Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa gambaran pengendalian emosi atlet gulat Jawa Barat, penulis menggunakan perhitungan dengan rumus sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan :

P = Jumlah atau besarnya persentase yang dicari Σx1 = Jumlah skor berdasarkan alternative jawaban

Σxn = Jumlah skor total

Dengan menggunakan rumus tersebut di atas, maka akan diperoleh data yang hendak dicari. Untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan data, dalam hal ini penulis memilih parameter yang dikemukakan oleh Arikunto dalam Sarwanto (2010, hlm. 54), dengan menafsirkan kriteria penilaian persentase sebagai berikut :


(6)

TABEL 3.11

KRITERIA FREKUENSI PERSENTASE

Rentang Nilai Kriteria

76 – 100% Baik

56 – 75% Cukup

40 – 55% Kurang