Bulletin Warta NTT 5

5

TRIWULAN II/TAHUN 2014

Dua Kabupaten di NTT Dapat Proyek
Kemakmuran Hijau didanai Amerika Serikat

G

ubernur Nusa Tenggara
Timur Drs. Frans Lebu
Raya menghadiri
penandatanganan
Nota kesepahaman (MoU) green
prosperity project ( Proyek
Kemakmuran Hijau) yang
ditandatangani oleh Wakil Menteri
PPN RI pada Jumad 25 April
2014, bertempat di Museum
Perumusan Proklamasi, Jakarta
Pusat.

Kegiatan ini merupakan
tindaklanjut dari program
Millenium Challenge Account (MCA)
Indonesia, yang mengumumkan
bahwa, pada tahun 2014 ,
terdapat 12 kabupaten sebagai
calon mitra bagi implementasi
Green Prosperity Project atau
Proyek Kemakmuran Hijau yang
didanai Amerika Serikat (AS).
Kesepuluh kabupaten tersebut
tersebar di enam provinsi, masingmasing Kabupaten Kerinci dan
Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Provinsi Jambi, Kabupaten
Solok Selatan Provinsi Sumatera
Barat, Kabupaten Malinau
dan Kabupaten Berau Propinsi
Kalimantan Timur, Kabupaten
Kapuas Hulu Propinsi Kalimantan


Barat, Kabupaten Lombok
Tengah dan Kabupaten Lombok
Timur Propinsi Nusa Tenggara
Barat Kabupaten Sumba Timur
dan Kabupaten Sumba Barat,
Kabupaten Sumba Tengah dan
Kabupaten Sumba Barat Daya
Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Tampak Bupati Sumba Barat
Jubilete Pieter Pandango, Bupati
Sumba Timur Gideon Mbiliyora,
Bupati Sumba Tengah Umbu Sappi
Pateduk dan Plt. Bupati Sumba
Barat Daya Umbu Zaza turut
menandatangani Mou tersebut
bersama beberapa Bupati dari
daerah lainnya. Disampaikan
bahwa
tujuan dari program sendiri
adalah untuk mengurangi

kemiskinan dengan mendorong
pertumbuhan ekonomi secara
berkesinambungan demikian
ujar Wakil Menteri PPN – RI, di
harapkan pula pemerintah daerah
harus bisa menjalankan program

sesuai dengan komitmen.
Proyek kemakmuran hijau
itu merupakan proyek utama,
karenanya dalam program
tersebut akan menyediakan
bantuan hibah dan pendanaan
komersial untuk mendukung
pengembangan ekonomi dengan
jumlah dana hibah compact
sebesar US$ 332,5 juta, separuh
dari dari total dana hibah yang
mencapai US$ 600 juta.
Proyek kemakmuran hijau

ini terbagi dalam dua tema
yaitu, energi terbarukan, yang
mencakup pembangkit listrik skala
kecil (kurang dari 10 megawatt)
yang bersumber dari tenaga air,
limbah pertanian-perkebunan,
biogas dan tenaga surya, Skema
kedua adalah penggunaan lahan
dan pengelolaan sumber daya
alam yang berkelanjutan, yang
mencakup pertanian, kehutanan,
perikanan dan pengelolaan
daerah aliran sungai.