SITI KHOPSOH 22010112130196 LAPORAN KTI 2016 BAB 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah yang
bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera.1
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program JKN yang diatur dalam UU
No.24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.2
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (PKTP) merupakan tempat pertama
yang dikunjungi setiap kali mendapat masalah kesehatan. Sehingga dikatakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama ini menjadi ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan masyarakat.3
Puskesmas termasuk pelayanan kesehatan tingkat pertama di era JKN
yang bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, dan bermutu. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014. Tentunya, puskesmas
memegang peranan paling penting dalam suksesnya pelaksanaan program BPJS.2
Tingkat pemanfaatan pelayanan puskesmas oleh masyarakat di Indonesia
masih rendah. Hal ini terlihat antara lain pada tingkat pemanfaatan puskesmas
1
2
pada tahun 2012 sebesar 12,0%, pemanfaatan pustu 4,5%, dan poskesdes atau
polindes 1,5%. Banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Anderson (1995) mengemukakan bahwa dalam menggunakan
pelayanan kesehatan terdapat 3 kategori, yaitu
predisposing characteristic,
enabling characteristic, dan need characteristic atau karakteristik kebutuhan yang
dirasakan.4,5
Kota Semarang Memiliki 37 Puskesmas Induk dan 33 Puskesmas
Pembantu. Tiga puluh tujuh buah puskesmas induk yang tersebar di kota
Semarang guna melayani 1.481.640 jiwa penduduk (profil kesehatan Kota
Semarang: 2008). Puskesmas-puskesmas ini dikelompokkan berdasarkan
wilayahnya. Pemanfaatan puskesmas oleh peserta BPJS dapat dilihat dari angka
kunjungan peserta BPJS ke pemberi pelayanan kesehatan (PPK) setiap bulan nya.6
Di Kota Semarang sampai dengan tahun 2014 total kunjungan pasien pada unit
rawat jalan di Puskesmas Kota Semarang sebanyak 21.872.944 kunjungan.
Sedangkan untuk kunjungan rawat inap Puskesmas yaitu sebesar 615.725
kunjungan pasien.7
Di Kota Semarang sampai dengan tahun 2011 terdapat masyarakat miskin
dan yang memiliki kartu jamkesmas mencapai 306.701 jiwa (68.4%) dari 448.398
masyarakat miskin yang ada. Sedangkan sejumlah 141.697 jiwa dicakup
Jamkesmaskot Kota Semarang. Berdasarkan data yang dilaporkan, pemanfaatan
Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (ASKESKIN) oleh masyarakat miskin
(jamkesmas dan Jamkesmaskot) dalam pelayanan kesehatan pada tahun 2011
berupa kunjungan rawat jalan pelayanan kesehatan dasar sebanyak 389.535 orang
3
(86.87 %) dan rawat inap pelayanan kesehatan dasar sebanyak 1176 orang
(0.26%). 8
Puskesmas Rowosari merupakan salah satu puskesmas di wilayah
pinggiran kota Semarang. Angka kunjungan peserta BPJS ke Puskesmas
Rowosari yaitu 1.301 kunjungan baru dan 17.384 kunjungan lama, terhitung
dalam januari hingga oktober 2013. Angka kunjungan menunjukan pemanfaatan
Puskesmas oleh peserta.7
Kondisi masyarakat di kelurahan Rowosari, kecamatan Tembalang,
Semarang, sebagian besar penduduknya berada pada tingkat ekonomi menengah
ke bawah, artinya rerata pendapatan keluarga dibawah Rp. 2.500.000 (Klasifikasi
pendapatan berdasarkan BPS). Adapun mata pencaharian penduduk Kelurahan
Rowosari dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Pekerjaan Penduduk Kelurahan Rowosari (2012)9
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis Pekerjaan
Petani
Buruh Tani
Pengusaha
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Pedagang
Pengangkutan
PNS/ABRI
Pensiunan
Jasa/Lainnya
Jumlah
Frekuensi
588
801
17
2189
1428
664
95
33
49
1107
6971
Persentase
8.43
11.49
0.24
31.40
20.48
9.52
1.36
0.47
0.73
15.88
100
Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui
hubungan sosial ekonomi peserta BPJS di Kelurahan Rowosari dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
Tembalang, Semarang pada tahun 2016.
di
Puskesmas
Rowosari,
Kecamatan
4
1.2 Permasalahan Penelitian
Apakah terdapat hubungan antara sosial ekonomi peserta BPJS di
Kelurahan Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sosial ekonomi peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik peserta BPJS di Kelurahan Rowosari.
2. Mengetahui tingkat pendidikan peserta BPJS di Kelurahan Rowosari
3. Mengetahui berbagai pekerjaan peserta BPJS di Kelurahan Rowosari
4. Mengetahui tingkat pendapatan peserta BPJS di Kelurahan Rowosari
5. Mengetahui hubungan pendidikan peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari
6. Mengetahui hubungan pekerjaan peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari
7. Mengetahui hubungan pendapatan peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari
5
8. Mengetahui hubungan sosial ekonomi peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari
1.4 Manfaat Penelitian
1. Pada bidang penelitian.
Memberikan masukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas pada peserta
BPJS. Khususnya hubungan tingkat sosial ekonomi peserta BPJS dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas.
2. Pada bidang pelayanan kesehatan.
Sebagai skrining pemanfaatan program BPJS pada sosial ekonomi yang
berbeda.
3. Pada bidang pendidikan/ilmu pengetahuan.
Menambah
wawasan
dan
pengetahuan
mengenai
faktor
yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas pada peserta
BPJS khususnya tentang hubungan tingkat sosial ekonomi.
1.5 Orisinalitas Penelitian
Tabel 2. Orisinalitas Penelitian
No
1
Orisinalitas
Metode Penelitian
Hasil
Gaol, Tiomarni Lumban. Desain : Cross sectional
2013.
Pengaruh
Faktor Subyek
Sosiodemografi,
Sosioekonomi,
Kebutuhan
penelitian
Faktor
kebutuhan
: paling
dominan
Seluruh Kepala Keluarga memengaruhi
dan (KK)
di
terhadap Medan Kota .
Perilaku Masyarakat dalam
Kecamatan pencarian
pengobatan.
6
Pencarian
Pengobatan
Kecamatan Medan Kota.
2
di
10
Ranti Meiriska, et al. 2014.
Desain : Cross sectional
Faktor-Faktor
Subyek
yang
penelitian
Berhubungan
dengan Seluruh
Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan
Kesehatan
: pengetahuan
BPJS sikap
dan
peserta
yang berhubungan
Peserta berkunjung di wilayah dengan
oleh
BPJS Kesehatan di Wilayah
Kerja
pasien
Pendidikan,
Puskesmas
kerja.
pemanfaatan
Lima
pelayanan
Kaum I Tanah Datar.5
kesehatan. Fasilitas
kesehatan
tidak
berhubungan
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
3
Noviana Sampeluna, et al.
2013.
Faktor
Yang Subyek
Dengan kepala
Berhubungan
penelitian
keluarga
Pelayanan ditentukan
Pemanfaatan
Kesehatan
Desain : Cross sectional
Di
Tidak
ada
: hubungan
umur,
yang pekerjaan,
dengan pendapatan dengan
RSUD accidental sampling.
pemanfaatan
Lakipadada Kabupaten Tana
pelayanan
Toraja.11
kesehatan.
Ada
hubungan
antara keluarga dan
kelompok
acuan
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
4
Kristian J. Madunde, et al.
Desain : Cross sectional
2013. Faktor-Faktor yang
Subyek
penelitian
Variabel
: persepsi
tingkat
7
Berhubungan
Pemanfaatan
Kesehatan
Kema
dengan Semua Kepala Keluarga masyarakat
Pelayanan yang menetap di wilayah memiliki hubungan
di
Puskesmas kecamatan Kema
Kecamatan
Kabupaten
Kema
Minahasa
Utara.12
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
Sedangkan variabel
variabel pendidikan
dan
pendapatan
tidak
hubungan
memiliki
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian-penelitian
sebelumnya dalam hal variabel yang diteliti dan subyek penelitian.
1. Variabel penelitian ini yaitu sosial ekonomi dengan subvariabel
pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
2. Subyek penelitiannya adalah peserta BPJS di Kelurahan Rowosari,
Kecamatan Tembalang, Semarang.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah yang
bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat, produktif dan sejahtera.1
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program JKN yang diatur dalam UU
No.24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.2
Pelayanan kesehatan tingkat pertama (PKTP) merupakan tempat pertama
yang dikunjungi setiap kali mendapat masalah kesehatan. Sehingga dikatakan
pelayanan kesehatan tingkat pertama ini menjadi ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan masyarakat.3
Puskesmas termasuk pelayanan kesehatan tingkat pertama di era JKN
yang bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, dan bermutu. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014. Tentunya, puskesmas
memegang peranan paling penting dalam suksesnya pelaksanaan program BPJS.2
Tingkat pemanfaatan pelayanan puskesmas oleh masyarakat di Indonesia
masih rendah. Hal ini terlihat antara lain pada tingkat pemanfaatan puskesmas
1
2
pada tahun 2012 sebesar 12,0%, pemanfaatan pustu 4,5%, dan poskesdes atau
polindes 1,5%. Banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Anderson (1995) mengemukakan bahwa dalam menggunakan
pelayanan kesehatan terdapat 3 kategori, yaitu
predisposing characteristic,
enabling characteristic, dan need characteristic atau karakteristik kebutuhan yang
dirasakan.4,5
Kota Semarang Memiliki 37 Puskesmas Induk dan 33 Puskesmas
Pembantu. Tiga puluh tujuh buah puskesmas induk yang tersebar di kota
Semarang guna melayani 1.481.640 jiwa penduduk (profil kesehatan Kota
Semarang: 2008). Puskesmas-puskesmas ini dikelompokkan berdasarkan
wilayahnya. Pemanfaatan puskesmas oleh peserta BPJS dapat dilihat dari angka
kunjungan peserta BPJS ke pemberi pelayanan kesehatan (PPK) setiap bulan nya.6
Di Kota Semarang sampai dengan tahun 2014 total kunjungan pasien pada unit
rawat jalan di Puskesmas Kota Semarang sebanyak 21.872.944 kunjungan.
Sedangkan untuk kunjungan rawat inap Puskesmas yaitu sebesar 615.725
kunjungan pasien.7
Di Kota Semarang sampai dengan tahun 2011 terdapat masyarakat miskin
dan yang memiliki kartu jamkesmas mencapai 306.701 jiwa (68.4%) dari 448.398
masyarakat miskin yang ada. Sedangkan sejumlah 141.697 jiwa dicakup
Jamkesmaskot Kota Semarang. Berdasarkan data yang dilaporkan, pemanfaatan
Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (ASKESKIN) oleh masyarakat miskin
(jamkesmas dan Jamkesmaskot) dalam pelayanan kesehatan pada tahun 2011
berupa kunjungan rawat jalan pelayanan kesehatan dasar sebanyak 389.535 orang
3
(86.87 %) dan rawat inap pelayanan kesehatan dasar sebanyak 1176 orang
(0.26%). 8
Puskesmas Rowosari merupakan salah satu puskesmas di wilayah
pinggiran kota Semarang. Angka kunjungan peserta BPJS ke Puskesmas
Rowosari yaitu 1.301 kunjungan baru dan 17.384 kunjungan lama, terhitung
dalam januari hingga oktober 2013. Angka kunjungan menunjukan pemanfaatan
Puskesmas oleh peserta.7
Kondisi masyarakat di kelurahan Rowosari, kecamatan Tembalang,
Semarang, sebagian besar penduduknya berada pada tingkat ekonomi menengah
ke bawah, artinya rerata pendapatan keluarga dibawah Rp. 2.500.000 (Klasifikasi
pendapatan berdasarkan BPS). Adapun mata pencaharian penduduk Kelurahan
Rowosari dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Pekerjaan Penduduk Kelurahan Rowosari (2012)9
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jenis Pekerjaan
Petani
Buruh Tani
Pengusaha
Buruh Industri
Buruh Bangunan
Pedagang
Pengangkutan
PNS/ABRI
Pensiunan
Jasa/Lainnya
Jumlah
Frekuensi
588
801
17
2189
1428
664
95
33
49
1107
6971
Persentase
8.43
11.49
0.24
31.40
20.48
9.52
1.36
0.47
0.73
15.88
100
Oleh sebab itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui
hubungan sosial ekonomi peserta BPJS di Kelurahan Rowosari dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
Tembalang, Semarang pada tahun 2016.
di
Puskesmas
Rowosari,
Kecamatan
4
1.2 Permasalahan Penelitian
Apakah terdapat hubungan antara sosial ekonomi peserta BPJS di
Kelurahan Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sosial ekonomi peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari.
1.3.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik peserta BPJS di Kelurahan Rowosari.
2. Mengetahui tingkat pendidikan peserta BPJS di Kelurahan Rowosari
3. Mengetahui berbagai pekerjaan peserta BPJS di Kelurahan Rowosari
4. Mengetahui tingkat pendapatan peserta BPJS di Kelurahan Rowosari
5. Mengetahui hubungan pendidikan peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari
6. Mengetahui hubungan pekerjaan peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari
7. Mengetahui hubungan pendapatan peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari
5
8. Mengetahui hubungan sosial ekonomi peserta BPJS di Kelurahan
Rowosari dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Rowosari
1.4 Manfaat Penelitian
1. Pada bidang penelitian.
Memberikan masukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas pada peserta
BPJS. Khususnya hubungan tingkat sosial ekonomi peserta BPJS dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas.
2. Pada bidang pelayanan kesehatan.
Sebagai skrining pemanfaatan program BPJS pada sosial ekonomi yang
berbeda.
3. Pada bidang pendidikan/ilmu pengetahuan.
Menambah
wawasan
dan
pengetahuan
mengenai
faktor
yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas pada peserta
BPJS khususnya tentang hubungan tingkat sosial ekonomi.
1.5 Orisinalitas Penelitian
Tabel 2. Orisinalitas Penelitian
No
1
Orisinalitas
Metode Penelitian
Hasil
Gaol, Tiomarni Lumban. Desain : Cross sectional
2013.
Pengaruh
Faktor Subyek
Sosiodemografi,
Sosioekonomi,
Kebutuhan
penelitian
Faktor
kebutuhan
: paling
dominan
Seluruh Kepala Keluarga memengaruhi
dan (KK)
di
terhadap Medan Kota .
Perilaku Masyarakat dalam
Kecamatan pencarian
pengobatan.
6
Pencarian
Pengobatan
Kecamatan Medan Kota.
2
di
10
Ranti Meiriska, et al. 2014.
Desain : Cross sectional
Faktor-Faktor
Subyek
yang
penelitian
Berhubungan
dengan Seluruh
Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan
Kesehatan
: pengetahuan
BPJS sikap
dan
peserta
yang berhubungan
Peserta berkunjung di wilayah dengan
oleh
BPJS Kesehatan di Wilayah
Kerja
pasien
Pendidikan,
Puskesmas
kerja.
pemanfaatan
Lima
pelayanan
Kaum I Tanah Datar.5
kesehatan. Fasilitas
kesehatan
tidak
berhubungan
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
3
Noviana Sampeluna, et al.
2013.
Faktor
Yang Subyek
Dengan kepala
Berhubungan
penelitian
keluarga
Pelayanan ditentukan
Pemanfaatan
Kesehatan
Desain : Cross sectional
Di
Tidak
ada
: hubungan
umur,
yang pekerjaan,
dengan pendapatan dengan
RSUD accidental sampling.
pemanfaatan
Lakipadada Kabupaten Tana
pelayanan
Toraja.11
kesehatan.
Ada
hubungan
antara keluarga dan
kelompok
acuan
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
4
Kristian J. Madunde, et al.
Desain : Cross sectional
2013. Faktor-Faktor yang
Subyek
penelitian
Variabel
: persepsi
tingkat
7
Berhubungan
Pemanfaatan
Kesehatan
Kema
dengan Semua Kepala Keluarga masyarakat
Pelayanan yang menetap di wilayah memiliki hubungan
di
Puskesmas kecamatan Kema
Kecamatan
Kabupaten
Kema
Minahasa
Utara.12
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
Sedangkan variabel
variabel pendidikan
dan
pendapatan
tidak
hubungan
memiliki
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian-penelitian
sebelumnya dalam hal variabel yang diteliti dan subyek penelitian.
1. Variabel penelitian ini yaitu sosial ekonomi dengan subvariabel
pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
2. Subyek penelitiannya adalah peserta BPJS di Kelurahan Rowosari,
Kecamatan Tembalang, Semarang.