The Land Residual Technical Method Metod
TUGAS APLIKASI METODE PENILAIAN LANJUTAN
“The Land Residual Technical (Teknik Nilai Sisa Tanah)”
Nama Anggota Kelompok:
Akhmad Sururi
Debrian Ruhut Saragih
Hermanus Lintang A.
Miskul Itam
Tino Rahmat R.
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
SPESIALISASI PENILAI/PBB
2009
THE LAND RESIDUAL TECHNICAL METHOD (METODE NILAI
SISA TANAH)
I.
PENGERTIAN NILAI SISA
Nilai sisa digunakan untuk menetukan nilai harta tanah yang
mempunyai potensi pembangunan. Setelah tanah dan bangunan
selesai dibangun, harta tanah tersebut dapat dipindah
tangankan/milik dengan nilai yang lebih tinggi. Selisih antara nilai
tanah yang telah dibangun dengan biaya pembangunan disebut nilai
sisa atau The Residual Technical Method. Nilai sisa digunakan
petunjuk nilai harta tanah pada masa kini.
II.
KONSEP NILAI SISA
Dengan menggunakan metoda nilai sisa, nilai suatu harta tanah
bergantung pada potensi pembangunannya. Potensi pembangunan
ditunjukkan oleh nilai sisanya, yaitu selisih antara nilai pembangunan
kasar (setelah pembangunan) dan biaya pembangunan. Semakin
tinggi nilai sisanya, maka semakin tinggi pula nilainya.
NPK – BP = Nilai
Sisa
TEMPO PEMBANGUNAN
Nilai Harta
Nilai Sisa
Tanah
(NPK-BP)
Sekarang
(NPK-BP)NK
NILAI KINI (NK)
Ket:
NPK = Nilai Pembangunan Kasar (Hasil Pembangunan)
BP = Biaya Pembangunan /Biaya yang dikeluarkan
NK =
1
(1+i)n
Dalam proses mendiskontokan sisa ke masa kini melibatkan 2
faktor:
-
n yaitu tempo mendiskontokan dalam tahun;
2
Tempo Pembangunan menunjukkan masa yang diperlukan untuk
menyiapkan/menyelesaikan sesuatu pembangunan. Pembangunan dapat
dipasarkan dan mendatangkan hasil setelah banguan tersebut selesai
dibangun.
Untuk menggambarkan nilai tanah pada masa kini (pada saat tanggal
penilaian), digunakan formula :
Nilai Harta Tanah = [NPK – BP] x [NK]
a. Nilai Pembangunan Kasar (NPK)
Adalah nilai bagi pembangunan yang direncanakan/cadangan.
Meskipun bangunan tersebut hanya akan selesai/siap dimasa yang
akan datang, tapi dalam perhitungan NPK seolah-olah sudah siap
atau selesai untuk dipasarkan. Berarti bahwa dalam perhitungan NPK
nilai pembangunan merupakan nilai pada masa kini, bukan nilai pada
akhir tempo pembangunan.
b. Biaya pembangunan ( BP )
Adalah biaya yang ditanggung oleh Pembina atau developer
untuk membangun harta tanah. Pembiayaan (BP) ini bertahap, bukan
sekaligus. Setiap peringkat atau tahapan mempunyai biaya yang
berlainan dan sebagian besar dilakukan bila pekerjaan yang
dilaksanakan selesai dibangun. Biasanya tempo pembangunan yang
makan waktu lama akan mengakibatkan peningkatan biaya terutama
kenaikan harga bahan bangunan, biaya mesin atau peralatan dan
buruh. Dalam hitungan biaya ini diandaikan dibayar sekaligus.
Biaya digolongkan dalam tiga hal :
1. Biaya sebelum pembangunan
2. Biaya semasa pembangunan
3. Biaya sesudah atau selesai pembangunan
c. Nilai harta tanah
Dalam konsep nilai sisa, nilai harta tanah pada masa kini
diperoleh dengan mendiskonkan sisa ke masa kini. Nilai harta tanah
pada masa sekarang adalah bersamaan dengan sisa ( NPK – BP )
dikalikan dengan faktor nilai kini ( NK ). Nilai sisa perlu didiskon
karena nilai tersebut merupakan nilai harta tanah setelah selesai
pembangunan, maka nilai harta tanah yang dimaksudkan adalah nilai
pada masa sekarang.
Contoh Soal:
3
Pembangunan yang direncanakan adalah pembangunan sebuah
kompleks perumahan pada sebidang tanah seluas 3000 m2. Kompleks
diperkirakan bernilai Rp. 25 Milyar setelah selesai tempo pembangunan
(yaitu setelah kompleks perumahan itu setelah selesai dibangun siap untuk
digunakan). Tempo pembangunan selama 3 tahun dan pinjaman dikenakan
bunga sebesar 12% setahun. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan
kompleks dan fasilitas tersebut sebesar Rp. 20 Milyar. Maka berapa Nilai sisa
dan Nilai harta tanahnya?
Jawab:
Nilai Sisa = Nilai Pembangunan Kasar (NPK) – Biaya Pembangunan
(BP)
= Rp. 25 Milyar – Rp. 20 Milyar
= Rp. 5 Milyar
Nilai Kini Kompleks selama 3 tahun @ 12% setahun =
0.712
Nilai Harta Tanah saat ini = Nilai Sisa X Nilai Kini (NK)
= Rp. 5 Milyar X (0.712)
= Rp. 3.560.000.000
Jadi, Nilai Harta Tanah per m2 =
Rp . 3 .560 . 000 . 000
3000 m 2
= Rp. 1.186.600 per m2
4
1
(1+12 )3
=
“The Land Residual Technical (Teknik Nilai Sisa Tanah)”
Nama Anggota Kelompok:
Akhmad Sururi
Debrian Ruhut Saragih
Hermanus Lintang A.
Miskul Itam
Tino Rahmat R.
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
SPESIALISASI PENILAI/PBB
2009
THE LAND RESIDUAL TECHNICAL METHOD (METODE NILAI
SISA TANAH)
I.
PENGERTIAN NILAI SISA
Nilai sisa digunakan untuk menetukan nilai harta tanah yang
mempunyai potensi pembangunan. Setelah tanah dan bangunan
selesai dibangun, harta tanah tersebut dapat dipindah
tangankan/milik dengan nilai yang lebih tinggi. Selisih antara nilai
tanah yang telah dibangun dengan biaya pembangunan disebut nilai
sisa atau The Residual Technical Method. Nilai sisa digunakan
petunjuk nilai harta tanah pada masa kini.
II.
KONSEP NILAI SISA
Dengan menggunakan metoda nilai sisa, nilai suatu harta tanah
bergantung pada potensi pembangunannya. Potensi pembangunan
ditunjukkan oleh nilai sisanya, yaitu selisih antara nilai pembangunan
kasar (setelah pembangunan) dan biaya pembangunan. Semakin
tinggi nilai sisanya, maka semakin tinggi pula nilainya.
NPK – BP = Nilai
Sisa
TEMPO PEMBANGUNAN
Nilai Harta
Nilai Sisa
Tanah
(NPK-BP)
Sekarang
(NPK-BP)NK
NILAI KINI (NK)
Ket:
NPK = Nilai Pembangunan Kasar (Hasil Pembangunan)
BP = Biaya Pembangunan /Biaya yang dikeluarkan
NK =
1
(1+i)n
Dalam proses mendiskontokan sisa ke masa kini melibatkan 2
faktor:
-
n yaitu tempo mendiskontokan dalam tahun;
2
Tempo Pembangunan menunjukkan masa yang diperlukan untuk
menyiapkan/menyelesaikan sesuatu pembangunan. Pembangunan dapat
dipasarkan dan mendatangkan hasil setelah banguan tersebut selesai
dibangun.
Untuk menggambarkan nilai tanah pada masa kini (pada saat tanggal
penilaian), digunakan formula :
Nilai Harta Tanah = [NPK – BP] x [NK]
a. Nilai Pembangunan Kasar (NPK)
Adalah nilai bagi pembangunan yang direncanakan/cadangan.
Meskipun bangunan tersebut hanya akan selesai/siap dimasa yang
akan datang, tapi dalam perhitungan NPK seolah-olah sudah siap
atau selesai untuk dipasarkan. Berarti bahwa dalam perhitungan NPK
nilai pembangunan merupakan nilai pada masa kini, bukan nilai pada
akhir tempo pembangunan.
b. Biaya pembangunan ( BP )
Adalah biaya yang ditanggung oleh Pembina atau developer
untuk membangun harta tanah. Pembiayaan (BP) ini bertahap, bukan
sekaligus. Setiap peringkat atau tahapan mempunyai biaya yang
berlainan dan sebagian besar dilakukan bila pekerjaan yang
dilaksanakan selesai dibangun. Biasanya tempo pembangunan yang
makan waktu lama akan mengakibatkan peningkatan biaya terutama
kenaikan harga bahan bangunan, biaya mesin atau peralatan dan
buruh. Dalam hitungan biaya ini diandaikan dibayar sekaligus.
Biaya digolongkan dalam tiga hal :
1. Biaya sebelum pembangunan
2. Biaya semasa pembangunan
3. Biaya sesudah atau selesai pembangunan
c. Nilai harta tanah
Dalam konsep nilai sisa, nilai harta tanah pada masa kini
diperoleh dengan mendiskonkan sisa ke masa kini. Nilai harta tanah
pada masa sekarang adalah bersamaan dengan sisa ( NPK – BP )
dikalikan dengan faktor nilai kini ( NK ). Nilai sisa perlu didiskon
karena nilai tersebut merupakan nilai harta tanah setelah selesai
pembangunan, maka nilai harta tanah yang dimaksudkan adalah nilai
pada masa sekarang.
Contoh Soal:
3
Pembangunan yang direncanakan adalah pembangunan sebuah
kompleks perumahan pada sebidang tanah seluas 3000 m2. Kompleks
diperkirakan bernilai Rp. 25 Milyar setelah selesai tempo pembangunan
(yaitu setelah kompleks perumahan itu setelah selesai dibangun siap untuk
digunakan). Tempo pembangunan selama 3 tahun dan pinjaman dikenakan
bunga sebesar 12% setahun. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan
kompleks dan fasilitas tersebut sebesar Rp. 20 Milyar. Maka berapa Nilai sisa
dan Nilai harta tanahnya?
Jawab:
Nilai Sisa = Nilai Pembangunan Kasar (NPK) – Biaya Pembangunan
(BP)
= Rp. 25 Milyar – Rp. 20 Milyar
= Rp. 5 Milyar
Nilai Kini Kompleks selama 3 tahun @ 12% setahun =
0.712
Nilai Harta Tanah saat ini = Nilai Sisa X Nilai Kini (NK)
= Rp. 5 Milyar X (0.712)
= Rp. 3.560.000.000
Jadi, Nilai Harta Tanah per m2 =
Rp . 3 .560 . 000 . 000
3000 m 2
= Rp. 1.186.600 per m2
4
1
(1+12 )3
=