Etika Bisnis Norma dan etika dalam pemas

TUGAS PERKULIAHAN

Etika Bisnis
Pokok Bahasan : Norma dan etika
dalam pemasaran, produksi,
manajemen sumber
daya manusia dan finansial

Fakultas
Ekonomi

Program
Studi

Tatap
Kode MK
Muka/Materi

Manajemen

04


Abstract
Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai
bagaimana orang-orang dan masyarakat
membuat pilihan, dengan atau tanpa
penggunaan uang, dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang terbatas tetapi
dapat digunakan dalam berbagai cara
untuk menghasilkan berbagai jenis barang
dan jasa dan mendistribusikannya
untuk keperluan konsumsi sekarang
dan dimasa datang, kepada berbagai
orang dan golongan masyarakat.

211PB52
70

Disusun Oleh
KELOMPOK 5 D


Kompetensi






Pemanfaatan SDM
Etika kerja
Hak-hak pekerja
Hubungan saling menguntungkan
Persepakatan penggunaan dana

201
5

2

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D


Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Pembahasan
Pemanfaatan Sumber Daya Manusia
2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen SDM (sumber daya manusia) merupakan suatu proses menangani
berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja
lainnya, untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen sumber daya
manusia atau HRD (human resource department).
Menurut A.F. Stoner, manajemen SDM merupakan suatu prosedur yang berkelanjutan,
yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang
yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya.
Fungsi operasional dalam Manajemen SDM merupakan dasar pelaksanaan proses
MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
Fungsi operasional tersebut terbagi lima, secara singkat sebagai berikut:

1. Fungsi Pengadaan, yaitu proses penarikan seleksi,penempatan,orientasi,dan
induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan (the
right man in the right place).
2. Fungsi Pengembangan, yaitu proses peningkatan ketrampilan teknis,
teoritis,konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan
masa kini maupun masa depan.
3. Fungsi Kompensasi, yaitu pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung
berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang
diberikannya kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai
prestasi dan tanggung jawab karyawan tersebut.
4. Fungsi Pengintegrasian, yaitu kegiatan untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan
saling menguntungkan. Dimana Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit
dalam Manajemen SDM, karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang
bertolak belakang antara karyawan dan perusahaan.
5. Fungsi Pemeliharaan, yaitu kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang.
Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) .

Tidak bisa dipungkiri, perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan usahanya. Perubahan tersebut telah
menggeser fungsi-fungsi manajemen SDM yang selama ini hanya dianggap sebagai
kegiatan administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan pegawai staffing, coordinating
yang dilakukan oleh bagian personalia saja. Saat ini manajemen SDM berubah dan fungsi
spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi
lainnya di dalam organisasi, untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan
201
5

3

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

serta memiliki fungsi perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain
fungsi SDM lama menjadi lebih bersifat strategik. Oleh karena itu, manajemen SDM

mempunyai kewajiban untuk memahami perubahan yang semakin komplek yang selalu
terjadi di lingkungan bisnis. Ia juga harus mengantisipasi perubahan teknologi, dan
memahami dimensi internasional yang mulai memasuki bisnis, akibat informasi yang
berkembang cepat. Perubahan paradigma dari manajemen SDM tersebut telah memberikan
fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya didalam organisasi. Ada
kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan pemusatan
perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan strategi
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan pembuatan
keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM. Dengan demikian, maka akan semakin
besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
Berdasarkan uraian pengertian etika dan manajemen sumber daya manusia maka etika
manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai ilmu yang menerapkan prinsipprinsip etika tehadap hunungan dengan sumber daya manusia dan kegiataannya.

2.2 Konsekuensi Dari Perilaku Tidak Etis
Perilaku etis sangat penting dalam kesuksesan bisnis jangka panjang. Tapi apabila yang
timbul dan tumbuh adalah perilaku yang tidak etis maka akan berakibat pada harapan yang
tidak sesuai dengan keinginan. Dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif mikro dan
perspektif makro. Perspektif mikro etika diasosiasikan dengan adanya kepercayaan.
Kepercayaan yang dibangun melalui perilaku etika akan mempengaruhi hubungan
perusahaan dengan supplier, customer maupun dengan karyawan.Apabila kepercayaan

dibangun melalui perilaku yang tidak etis maka kepercayaan customer akan berkurang
kepada karyawan maupun organisasi. Sedangkan perspektif makro etika meliputi suapmenyuap, paksaan, penyalahgunaan informasi, pencurian dan diskriminasi akan
mengakibatkan inefisiensi dalam pengalokasian sumberdaya.

2.3 Sebab Perilaku Yang Tidak Etis
Penyebab perilaku tidak etis meliputi tiga aspek yaitu:
1. karyawan memiliki kemampuan kognitif yang rendah menyebabkan tingkat
penerimaan yang kurang baik,
2. adanya pengaruh orang lain, keluarga ataupun norma sosial menjadi lebih
menentukan dalam mempengaruhi perilaku karyawan,
3. adanya ethical dilemma yaitu situasi yang menyebabkan adanya pilihan-pilihan yang
muncul yang berpotensi menghasilkan perilaku yang tidak dapat diterima, ethical
dilemma muncul dikarena adanya ketidaksesuaian antara personel, organisasional
dan profesional.

201
5

4


Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

2.4 Konsep Etika Bukan Sekedar Kote Etik
Kode etik menetapkan aturan kehidupan organisasi, termasuk tanggungjawab
professional, pengembangan professional, kepemimpinan yang etis, kejujuran dan keadilan,
konflik kepentingan, dan megunakan informasi. Banyak organisasi yang mempunyai kode
etik yang formal dalam organisasi tetapi pengaruh kode etik dalam perilaku anggotanya
perlu dipertanyakan. Banyak anggota yang menganggap kode etik hanya sebagai hiasan
saja. Kode etik perusahaan tidak akan efektif jika tidak didukung dengan norma-norma
informal yang berlaku. Bagaimanapun juga kode etik harus sesuai dengan norma-norma
dalam organisasi , disebarluaskan kepada karyawan dan benar-benar dijalankan. Kode etik
perusahaan belum bisa mampu membangun sebuah peusahaan etis. Oleh sebab itu perlu
adanya konsep etika yang matang yang tidak hanya mampu mengurangi kerugian yang
berakibatkan perilaku karyawan yang tidak etis, tetapi juga membuat suatu konsep etika
yang mampu membangun budaya etis organisasial.
Salah satu prinsip dasar dari kode etik perhimpunan Manajer SDM dan Standar

Profesional dalam MSDM ditetapkan bahwa ”Sebagai Profesional SDM, mempunyai
tanggungjawab untuk memberikan nilai tambah pada organisasi yang dilayani dan
memberikan kontribusi bagi keberhasilan etika organisasi”.
Manajer SDM dapat membantu mendorong budaya etis, artinya lebih dari sekedar
menggantung poster kode etik di dinding. Sebaliknya, karena pekerjaan utama profesional
SDM adalah berhubungan dengan orang, mereka harus membantu untuk mempraktekkan
etika ke dalam budaya perusahaan. Mereka perlu membantu membangun lingkungan
dimana karyawan bekerja di seluruh organisasi untuk mengurangi penyimpangan etika.

2.5 Perencanaan Strategi Konsep Etika
Manajemen sumber daya manusia tidak hanya berperan sebagai penyusun kode etik
perusahaan, merencanakan sumber daya manusia yang etis yang mampu menciptakan nilai
tambah ekonomi juga harus berperan sebagai perencanaan strategi konsep etika.langkahlangkahnyayaitu :
1. Menentukan standar etika yang ingin ditanamkan.
2. Mengindentifikasi faktor-faktor etis kritikal yang dapat digunakan dalam
mendorongnya konsep etika perusahaan.
3. Mengindentifikasi kemampuan, prosedur, kompetensiyang diperlukan.
4. Mengintegrasikan konsep etika dalam strategi bisnis yang dilakukan.
5. Mengembangkanlangkah-langkah
konkret

yang
dapat
digunakan
dalammengimplementasikan, mengawasi dan mengevaluasi konsep etika yang
dijalankan.
2.6 Implementasi Konsep Etika Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia, konsep etika dapat di implementasikan dalam
bentuk pengawasan organisasional yang didasarkan pada sosialisasi aturan-aturan,
memonitor perilaku dan disilpin karyawan, serta mempengaruhi perilaku melalui pemberian
hukuman bagi mereka yang sering melanggar etika. Penerapan yang terlalu kuat pada
konsep etika yang berorentasi pada pemenuhan etika tersebut, mempunyai akibat yang
kurang baik pada outcome yang dihasilkan, karena perhatian karyawan akan tertumpu pada
201
5

5

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D


Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

usaha-usaha untuk menghindari hukuman saja. Dengan demikian, hanya akan tercipta
atmosfir dimana karyawan berusaha untuk tidak tekena hukuman, sedangkan keinginan
ataupun cita-cita untuk meningkatkan mentalitas yamg lebih etis dan bermoral mungkin
kurang dapat diwujudkan. Pemenuhan etika secara umum dapat membantu mengurangi
pelanggaran etika meskipun tidak mempunyai derajat yang sama dengan konsep etika yang
berorientasi pada penanaman nilai-nilai etika.
Tujuan utama dalam konsep penanaman nilai-nilai etika ini bukan untuk kedisiplinan,
tetapi lebih pada usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap
perkembangan nilai-nilai etika yang lebih berarti. Tujuan tersebut disosialiasasikan dengan
adanya sharing nilai-nilai etika dalam organisasi. Dalam hai ini setiap anggota organisasi
mempunyai status yang sama. Dengan begitu organisasi membawa komitmen bersama
yamg diaplikasikan secara sama pada semua anggota. Karena karyawan mendapat
perhatian atas kontribusinya, maka mereka akan merasa bangga dengan nilai-nilai etika
dalam organisasi.
Konsep penanaman nilai-nilai etika lebihmenekankan pada aktivitas-aktivitas yang
membantu karyawan dalam pembuatan keputusan, menyediakan nasihat-nasihat dan
konsultasi etika, serta mendukung konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen sumber
daya manusia mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara
penanaman nilai-nilai etika dan pemenuhan etika tersebut.
Implementasi konsep etika harus mampu diintegrasikan dalam setiap aktivitas
manajemen sumber daya manusia. Adanya konsistensi antara kebijakan dan praktek
diharapkan dapat menghindari persepsi yang ambigu yang diterima karyawan. Sebagai
contoh, jika karyawan didorong untuk melaksanakan suatu standar etika tertentu, tetapi
standar tersebut tidak diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja, reward, sistem
kompensasi serta sistem manajemen sumber daya manusia lainnya, maka akan
menimbulkan perasaan ketidakadilan bagi karyawan. Dengan mengintegrasikan program
etika ke dalam fungsi-fungsi organisasional diharapkan akan menjadikan pelaksanaan
konsep etika menjadi lebih efektif.
Hak-hak yang harus dipenuhi sebagai seorang karyawan agar konsep etika dapat
menghasilkan keputusan yang etis setiap level manajemen sumber daya manusia adalah
1. Hak atas pekerjaan , kerja merupakan hak asasi manusia karena dengan hak dapat
mempertahankan kelangsungan hidup.
2. Hak atas upah yang adil sehingga tidak ada diskriminaitif dalam pemberian upah.
3. Hak untuk berserikat dan berkumpul, dapat menjadi media advokasi bagi pekerja.
4. Hak untuk perlindungan keamanan dan kesehatan.
5. Hak untuk diproses hukum secara sah &hak untuk diperlakukan sama.
6. Hak atas rahasia pribadi.
7. Hak atas kebebasan suara hati.
Walaupun hak-hak para pekerja telah di penuhi kadang terjadi suatu permasalahanpermasalahan yang di alami oleh para pekerja yaitu
1. Kolusi bentuk penyogokan yang terjadi pada calon karyawan yang ingin naik jabatan
(promosi jabatan).
2. Lamaran peluang kerja yang mencantumkan agama dan ras suku pada media
massa.
201
5

6

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

3. Pelatihan-pelatihan (training) yang dilakukan hanya berdasarkan untuk mendapatkan
proyek tender saja. Jadi pelatihan dilaksanakan tidak berdasarkan kebutuhan yang
ada.
4. Pemberian hasil penilaian psikologis (ex: psikotest) kepada seseorang yang berada
di luar bidang yang berwenang. Contohnya, pemberian hasil penilaian psikologis
yang dimiliki secara otoritas oleh bidang HRD dalam proses kegiatan rekrutmen
kepada di luar bidang HRD.
5. Pemberitahuan besaran nominal jumlah gaji kepada pihak yang tidak berwenang.
Penjelasan dari permasalahan diatas, problem pertama termasuk dalam permasalahan
etika terkait dengan satu diantara tiga pengertian etika dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1988), yaitu nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
bermasyarakat. Perilaku kolusi menyogok jelas sekali merupakan tindakan jalur pintas demi
mencapai tujuannya. Jalan pintas yang dilakukan sebenarnya tidak akan menjadi masalah
jika dilakukan dalam kerangka norma kebaikan yang dapat diterima oleh masyarakat.
Namun, permasalahannya adalah jalan pintas yang digunakan bertentangan dengan norma
kebaikan yang semestinya tertera dalam kehidupan bermasyarakat. Perjalanan untuk
mencapai suatu tujuan yang baik haruslah pula menggunakan cara yang baik. Cara yang
baik itu adalah dengan memberikan usaha yang optimal melalui kemampuan dirinya sendiri.
Sehingga, promosi jabatan itu didapat melalui keringatnya sendiri bukan berdasarkan unsur
lain yang menyalahi noma kebaikan yang berlaku.
Problem etika yang kedua berkaitan erat dengan pengertian etika yang lain (masih
dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988) yaitu, ilmu tentang yang baik dan
apa yang buruk. Norma baik yang tertanam dalam masyarakat umum adalah tidaklah etis
ketika pencantuman hal-hal yang bersifat pribadi dicantumkan dalam media massa yang
melibatkan berbagai macam kalangan pihak. Sehingga ketika pencatuman tersebut dalam
hal ini adalah ras agama ditampilkan, maka tentu menimbulkan ketidaksukaan masyarakat
akan hal tersebut. Lagi pula pencantuman kedua hal tersebut tidaklah menjadi hal esensi
dalam kompetensi yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan..
Permasalahan ketiga juga termasuk permasalahan etika dalam kategori pengertian
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Dalam kode etik yang ditetapkan
dalam dunia SDM tidak dibenarkan jika pelaksanaan training hanya dijalankan semata-mata
untuk proyek saja. Buat apa menghabiskan banyak uang atau mendulang banyak uang,
namun tujuan sebenarnya dari pelatihan tidaklah didapat. Jadi, pelatihan hanya formalitas
kegiatan saja. Hal itu tentu saja merendahkan martabat.pelatihan itu sendiri. Berkaitan
dengan hal itulah menurut kelompok kami, kode etik itu ditetapkan.
Permasalahan keempat ini juga termasuk dalam etika dalam kategori pengertian
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Tidak etis ketika sumber data
mengenai deskripsi psikologis yang dimiliki oleh seseorang diketahui oleh banyak pihak.
Pengetahuan akan deskripsi psikologis tersebut haruslah mempertimbangkan izin dari orang
bersangkutan yang memiliki deskripsi psikologis tersebut dan tujuan yang jelas kenapa data
tersebut dibutuhkan. Selama kedua pertimbangan tersebut tidak ada, maka tindakan
mengetahui hasil data deskripsi psikologis tersebut tidak dibenarkan (tidak etis).
Problem kelima merupakan permasalahan etika dalam pengertian yang sama seperti
sebelumnya, yaitu kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Gaji
merupakan ranah area pribadi yang secara etis diketahui oleh orang yang bersangkutan
201
5

7

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

saja dan pihak diatas yang mengelola keuangan penggajian. Suatu hal pribadi jelas tidak
diperkenankan untuk diketahui oleh pihak lain tanpa seizin dari pihak yang memiliki otoritas.
Pemahaman itulah yang menjadi kumpulan dari nilai-nilai yang terbentuk dalam suatu
masyarakat sehingga membentuk perilaku akhlak seperti apa yang seharusnya dilakukan.
Cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyelesaikan permasalahan diatas
dengan cara menciptakan hubungan kerja yang sukses diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.

Membentuk komite karyawan dan manajemen.
Membuat buku pegangan karyawan.
Sistem pengupahan yang profesional.
Menciptakan suasana kerja yang kondunsif
Menampung keluhan, saran, kritik karyawan.

2.7 Integrasi Konsep Etika Dengan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia yang mempunyai peran dalam mendukung dan
memberikan inisiatif dalam pelaksanaan konsep etika perusahaan mempunyai tugas dalam
mengontrol dan mengintegrasikannya ke dalam fungsi-fungsi organisasional yang
diembannya. Integrasi konsep etika ke dalam fungsi-fungsi manajemen sumber daya
manusia yaitu
1. Seleksi, perilaku karyawan tidak terlepas pada karakter pribadi yang
dibawanya.Seperti contoh karyawan dengan kemampuan perkembangan moral yang
tinggi akan menunjukkan perilaku dan pemikiran yang lebih etis. Hal ini menjadi
penting dalam proses seleksi karyawan karena jika calon karyawan memiliki
kemampuan perkembangan moral yang tinggi maka akan lebih mudah menerima
prinsip-prinsip moral universal dibanding karyawan yang memiliki kemampuan
perkembangan moral yang rendah. Dalam hal ini biasanya manajemen mengunakan
tes untuk mengukur kemampuan perkembangan moral untuk menentukan kejujuran
dan personalitas serta sebagia alat untuk melihat karakteristik karyawan. Hal yang
penting juga dalam proses seleksi karyawan yang lebih menitikberatkan pada
penanaman nilai-nilai etika. Karyawan harus mempunyai komitmen pada etika dan
menjadi nyaman berbicara mengenai etika. Jika konsep etika diintegrasikan dalam
organisasi, maka calon karyawan yang dibutuhakan adalah orang-orang yang
menginginkan standar etika dapat diaplikasikan dalam pekerjaan.
2. Orientasi Karyawan, tujuan yang penting dalam konsep orientasi karyawan adalah
mengajarkan mereka norma-norma, attitude, dan beliefs yang berlaku dalam
organisasi. Nilai-nilai organisasi dapat dikomunikasikan melalui presentasi formal dan
secara implisit melalui sejarah dan mitos organisasi.
3. Training, dalam integrasi training menanamkan nilai-nilai etika agar karyawan
memilki lebih luas pengembangannya dan aktivitas training untuk karyawan memiliki
fokus yang berbeda-beda. Karena karyawan diharuskan untuk tahu mengenai
aturan- aturan regulasi maupun kebajikan, maka penanaman nilai-nilai etika juga
harus memfokuskan pada sharing etika antar organisasi. Training juga dapat
digunakan untuk memperluas pengetahuan karyawan dan manajer mengenai
kemampuan dalam mengaplikasikan framework etika dalam pemecahan masalah.
201
5

8

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

4.

Penilaian Kinerja, proses penilaian kinerja juga dapat diartika sebagai perwujudan
proses keadilan yang mempunyai kriteria seperti konsisten, bebas dari bias,
didasarkan pada informasi yang akurat, dapat dikoreksi dan merupakan representasi
dari kinerja yang sebenarnya.. penilaian kinerja seharusnya dikomunikasikan dalam
cara penyampaian informasi mengenai keadilan antar individu. Karyawan
seharusnya diberikan keterangan, khususnya untuk hasil yang negatif dan mereka
seharusnya diperlakukan sesuai martabat dan rasa hormat.
5. Reward dan Hukuman, pendekatan yang kompleks dapat dilakukan dengan
pemberian reward untuk perlakuan yang etis dan hukuman untuk perlakukan kurang
etis. Dengan adanya reward, diharapkan bahwa tuntunan adanay perilaku yang lebih
beretika tidak dianggap sebagai suatu tambahan beban. Tentunya reward untuk
perilaku yang etis dapat menjadi sesuatu yang berlebih-lebihan. Manajemen sumber
daya manusia harus menunjukkan dukungan kepada karyawan yang menginginkan
standar etika yang tinggi. Sehingga melalui dukungan tersebut aspirasi program
penanaman nilai-nilai etika dapat dibicarakan sungguh-sungguh dan lebih berarti.
Hukuman menyediakan pembelajaraan sosial yang penting bagi karyawan untuk
menjadi lebih sadar dan mempunyai kemauan dalam menegakkan nilai-nilai dan
etika organisasi. Jika perlu tidak etis tidak perlu diberkan sanksi, maka karyawan
akan beranggapan bahwa mereka juga dapat terhindar dari hukuman.
Etika Kerja
Masalah yang begitu kompleks yang sering dihadapi oleh para manajer adalah dalam
menghadapi tingkah laku karyawan. Keadaan ini bisa menjadi tekanan dan bahkan
tantangan dalam menerapkan aspek etika kerja seperti ketidak-jujuran, ketidak-disiplinan,
ketidak-adilan, kecurangan pertanggung-jawaban administrasi, keegoan dsb. Karena itu
munculah perhatian yang besar bagaimana caranya agar para karyawan dan tentunya juga
manajer bekerja dengan standar etika tertentu.
Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral
yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam
perusahaan. Agregasi dari perilaku karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran
etika kerja karyawan dalam perusahaan. Karena itu etika kerja karyawan secara normatif
diturunkan dari etika bisnis. Konsekuensinya etika tidak diterapkan atau ditujukan untuk para
karyawan saja. Artinya kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan seharusnya pula
beretika, misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karir, dan evaluasi
kinerja karyawan. Jadi setiap keputusan etika dalam perusahaan tidak saja dikaitkan dengan
kepentingan manajemen tetapi juga karyawan.
Etika kerja terkait dengan apa yang seharusnya dilakukan karyawan atau manajer.
Untuk itu etika kerja setiap karyawan didasari prinsip-prinsip:
· Melaksanakan tugas sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan,
· Selalu berorientasi pada budaya peningkatan mutu kinerja,
· Saling menghormati sesama karyawan,
· Membangun kerjasama dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan,

201
5

9

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

· Memegang amanah atau tanggung jawab, dan kejujuran,
· Mananamkan kedisiplinan bagi diri sendiri dan perusahaan.
Menurut Mathis dan Jackson, etika memiliki dimensi-dimensi konsekuensi luas,
alternatif ganda, akibat berbeda, konsekuensi tak pasti, dan efek personal.
Ø Konsekuensi Luas : keputusan etika membawa konsekuensi yang luas. Misalnya,
karena menyangkut masalah etika bisnis tentang pencemaran lingkungan maka diputuskan
penutupan perusahaan dan pindah ke tempat lain yang jauh dari karyawan. Hal itu akan
berpengaruh terhadap kehidupan karyawan, keluarganya, masyarakat dan bisnis lainnya.
Ø Alternatif Ganda : beragam alternatif sering terjadi pada situasi pengambilan keputusan
dengan jalur di luar aturan. Sebagai contoh, memutuskan seberapa jauh keluwesan dalam
melayani karyawan tertentu dalam hal persoalan keluarga sementara terhadap karyawan
yang lain menggunakan aturan yang ada.
Ø Akibat Berbeda : keputusan-keputusan dengan dimensi-dimensi etika bisa menghasilkan
akibat yang berbeda yaitu positif dan negatif. Misalnya mempertahankan pekerjaan
beberapa karyawan di suatu pabrik dalam waktu relatif lama mungkin akan mengurangi
peluang para karyawan lainnya untuk bekerja di pabrik itu. Di satu sisi keputusan itu
menguntungkan perusahaan tetapi pihak karyawan dirugikan.
Ø Ketidakpastian Konsekuensi : konsekuensi keputusan-keputusan bernuansa ketika
sering tidak diketahui secara tepat. Misalnya pertimbangan penundaan promosi pada
karyawan tertentu yang hanya berdasarkan pada gaya hidup dan kondisi keluarganya
padahal karyawan tersebut benar-benar kualifaid.
Ø Efek Personal : keputusan-keputusan etika sering mempengaruhi kehidupan karyawan
dan keluarganya, misalnya pemecatan terhadap karyawan disamping membuat sedih si
karyawan juga akan membuat susah keluarganya. Misal lainnya, kalau para pelanggan
asing tidak menginginkan dilayani oleh “sales” wanita maka akan berpengaruh negatif pada
masa depan karir para “sales” tersebut.
Dalam prakteknya penerapan etika kerja di kalangan karyawan tidaklah mudah. Tidak
jarang bukan saja di karyawan tetapi juga di kalangan manajer banyak yang kurang
memahami makna etika kerja. Hal itu ditunjukkan oleh adanya sekelompok karyawan dan
bahkan manajer yang egoistis dan menjadi penyebab konflik serta ketidakpuasan di
kalangan karyawan. Kalau ini dibiarkan maka lambat laun akan menggangu proses
pekerjaan dan mutu kinerja secara keseluruhan. Karena itu diperlukan peranan perusahaan
dalam membangun etika kerja para karyawan.
Perusahaan dapat berperan dalam berbagai bentuk upaya:
Ø Membuat kode etika kerja dengan melibatkan para karyawan,
Ø Pelatihan tentang pengertian dan penerapan etika kerja,
Ø Melaksanakan proses sosialisasi dan internalisasi etika kerja,

201
5

10

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Ø Meningkatkan komunikasi horisontal dan vertikal: formal dan informal,
Ø Meningkatkan fungsi pengawasan kerja,
Ø Memberikan penghargaan kepada para karyawan yang beretika kerja tinggi sebagai
motivasi bagi karyawan lainnya dalam meningkatkan etika kerjanya.
ETIKA PROFESI
Untuk menangkap makna etika profesi dibidang profesi kita masing-masing, khususnya
dalam hal ini profesi bisnis, ada baiknya kita bicarakan terlebih dahulu apa arti profesi itu
dan apa saja ciri-cirinya.
a. Pengertian Profesi
Kecenderungan yang semakin kuat ke arah spesialisasi dalam segala bidang pekerjaan,
semakin banyak timbul kelompok yang mengidentifikasikan dirinya sebagai sebuah profesi.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang pekerjaan seperti kedokteran,
guru, militer pengacara dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang
manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris, dan sebagainya. Sejalan dengan itu
menurut de George, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri
sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul karena banyak
orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam pengertian profesi.
Supaya tidak menimbulkan kerancuan dan kebingungan di sini kita dapat merumuskan
bahwa profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Dengan demikian
seorang profesional yang mempunya profesi dalam pengertian tersebut adalah orang yang
melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan
keahlian yang tinggi. Atau, seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan
mempraktikkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu
yang menuntut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar
hobi, untuk senang-senang, atau untuk mangisi waktu luang.
b. Prinsip-prinsip etika profesi
Tuntutan profesional sangat erat hubungannya dengan suatu kode etik profesi untuk
masing-masing bidang profesi. Di sini akan dikemukakan tiga prinsip etika profesi yang
paling kurang berlaku untuk semua profesi pada umumnya, Tentu saja prinsip-prinsip ini
sangat minimal sifatnya, karena prinsip-prinsip etika pada umumnya yang berlaku bagi
semua orang berlaku juga bagi kaum profesional ini.
Pertama tanggung jawab, setiap orang yang mempunyai profesi tertentu diharapkan
selalu bersikap bertanggung jawab dalam dua arah:
1. Terhadap pelaksanaan pekerjaa itu dan terhadap hasilnya. Maksudnya, kaum
profesional itu diharapkan agar bekerja sebaik mungkin dengan standar di atas
rata-rata, dengan hasil yang sangat baik. Tugasnya dapat dipertanggung
jawabkan dari segi tuntutan profesionalnya. Untuk bertanggung jawab dalam hal
pelaksanaan dan hasil dari tugasnya, maka diandaikan adanya kompensasi yang
prima (ciri keahlian dan keterammpilan khusus), kondisi yang prima (fisik,
psikologis, ekonomis-keluarga, suasana dan lingkungan kerja dan sebagainya)
dan bekerja secara efisien dan efektif.
2. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya. Setiap profesional diharapkan bertanggung jawab atas dampak
dari tugasnya terhadap perusahaanya, teman sekerja, buruh, keluarganya.,
201
5

11

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

masyarakat luas, lingkungan, dan generasi yang akan datang. Dalam hal ini
setiap orang yang mempunyai suatu profesi tertentu dituntut : Wajib tidak
melakukan hal yang merugikan kepentingan orang lain (minimal), bahkan lebih
dari itu wajib mengusahakan hal yang berguna bagi orang lain (maksimal).
Kedua keadilan , prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya. Dalam rangka pelaksanaan sebuah profesi, tuntutan itu berati : Di
dalam menjalankan profesinya setiap orang profesional tidak boleh melangar hak orang lain,
atau pihak lain, lembaga atau negara. Sebaliknya, kaum profesional perlu menghargai hak
pihak-pihak lain itu, sebagaimana ia sendiri mengharapkan agar pihak lain menghargai
haknya serta hak kelompok atau perusahaan yang di wakilinya. Karena itu, jika dia tahu
bahwa pelaksanaan profesinya akan melanggar hak orang atau pihak lain, maka dia harus
menghentikan tindakan itu.
Ketiga otonomi , prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya. Dari satu pihak profesional memiliki kode etik
profesinya, tetapi dipihak lain ia tetap memiliki kebebasan dalam mengemban profesinya,
termasuk dalam mewujudkan kode etik profesinya itu dalam situasi konkret. Kode etik
adalah pegangan umum yang mengikat setiap anggota, dan suatu pola bertindak yang
berlaku bagi setiap anggota profesi. Tetapi pelaksanaan dan perwujudannya dalam tugas
konkret yang dihadapi setiap anggota, tetap berlangsung dalam iklim kebebasan setiap
anggota. Artinya, dengan pegangan kode etik profesinya, setiap anggota mempunyai
kebebasan untuk memutuskan apa yang terbaik untuk dijalankan dalam situasi dan tugas
konkret yang dihadapinya. Karena pada akhirnya, walaupun organisasi profesi ikut
bertanggung jawab atas pelaksanaan profesi anggotanya, yang paling bertanggung jawab
adalah anggota itu secara pribadi. Otonomi juga menuntut agar organisasi profesi secara
keseluruhan bebas dari campur tangan yang berlebihan dari pihak pemerintah atau pihakpihak lain manapun juga. Karena anggota profesi itulah yang paling tahu mengenai seluruh
seluk beluk profesinya, maka tidak pada tempatnya kalau ada campur tangan yang
berlebihan dari pihak lain. Ini sekaligus membedakan organisasi profesi dari organisasi
massa atau organisasi lain pada umumnya.

Hak – Hak Pekerja
1.

Macam – Macam Hak Pekerja

A. Hak Atas Pekerjaan, yaitu hak atas pekerjaan merupakan hak azasi manusia,
karena:

201
5



Kerja melekat pada tubuh manusia. Kerja adalah aktifitas tubuh dan karena itu tidak
bisa dilepaskan atau difikirkan lepas dari tubuh manusia.



Kerja merupakan perwujudan diri manusia, melalui kerja manusia merealisasikan
dirinya sebagai manusia dan sekaligus membangun hidup dan lingkungannya yang
lebih manusiawi. Maka melalui kerja manusia menjadi manusia, melalui kerja
mamnusia menentukan hidupnya sendiri sebagai manusia yang mandiri.

12

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id



Hak atas kerja juga merupakan salah satu hak asasi manusia karena kerja berkaitan
dengan hak atas hidup, bahkan hak atas hidup yang layak.

Hak atas pekerjaan ini tercantum dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2
yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”.
B. Hak Atas Upah Yang Adil, yaitu hak atas upah yang adil merupakan hak legal yang
diterima dan dituntut seseorang sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan.
Dengan hak atas upah yang adil sesungguhnya bahwa:


Bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan upah, artinya setiap pekerja berhak
untuk dibayar.



Setiap orang tidak hanya berhak memperoleh upah, ia juga berhak memperoleh
upah yang adil yaitu upah yang sebanding dengan tenaga yang telah
disumbangkannya.



Bahwa prinsipnya tidak boleh ada perlakuan yang berbeda atau diskriminatif dalam
soal pemberian upah kepada semua karyawan, dengan kata lain harus berlaku
prinsip upah yang sama untuk pekerjaan yang sama.

C. Hak untuk berserikat dan berkumpul, yaitu untuk bisa memperjuangkan
kepentingannya, khususnya hak atas upah yang adil, pekerja harus diakui dan dijamin
haknya untuk berserikat dan berkumpul. Yang bertujuan untuk bersatu memperjuangkan hak
dan kepentingan semua anggota mereka. Menurut De Geroge, dalam suatu masyarakat
yang adil, diantara perantara-perantara yang perlu untuk mencapai suatu sistem upah yang
adil, serikat pekerja memainkan peran yang penting.
Ada dua dasar moral yang penting dari hak untuk berserikat dan berkumpul :


Ini merupakan salah satu wujud utama dari hak atas kebebasan yang merupakan
salah satu hak asasi manusia.



Dengan hak untuk berserikat dan berkumpul, pekerja dapat bersama-sama secara
kompak memperjuangkan hak mereka yang lain, khususnya atas upah yang adil.

D. Hak atas perlindungan kesehatan dan keamanan, yaitu selain hak-hak diatas,
dalam bisnis modern sekarang ini semakin dianggap penting bahwa para pekerja dijamin
keamanan, keselamatan dan kesehatannya. Karena itu pada tempatnya pekerja
diasuransikan melalui asuransi kecelakaan dan kesehatan. Ini terutama dituntut pada
perusahaan yang bergerak dalam bidang kegiatan yang penuh resiko. Karena itu
perusahaan punya kewajiban moral untuk menjaga dan menjamin hak ini, paling kurang
dengan mencegah kemungkinan hidup pekerjanya terancam dengan menjamin hak atas
perlindungan keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja. Beberapa hal yang perlu
dijamin dalam kaitan dengan hak atas keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja:

201
5

13

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id



Setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan atas keamanan, keselamatan dan
kesehatan melalui program jaminan atau asuransi keamanan dan kesehatan yang
diadakan perusahaan itu.



Setiap pekerja berhak mengetahui kemungkinan resiko yang akan dihadapinya
dalam menjalankan pekerjaannya dalam bidang tertentu dalam perusahaan tersebut.



Setiap pekerja bebas untuk memilih dan menerima pekerjan dengan resiko yang
sudah diketahuinya itu atau sebaiknya menolaknya.



Jika ketiga hal ini bisa dipenuhi, suatu perusahaan sudah dianggap menjamin secara
memadai hak pekerja atas perlindungan keselamatan, keamanan dan kesehatan
kerja. Kalaupun pada akhirnya terjadi risiko tertentu, secara etis perusahaan tersebut
tetap dinilai baik.

E. Hak untuk diproses hukum secara sah, yaitu hak ini terutama berlaku ketika
seorang pekerja dituduh dan diancam dengan hukuman tertentu karena diduga melakukan
pelanggaran atau kesalahan tertentu. pekerja tersebut wajib diberi kesempatan untuk
mempertanggungjawabkan tindakannya, dan kalau ternyata ia tidak bersalah ia wajib diberi
kesempatan untuk membela diri. Ini berarti baik secara legal maupun moral perusahaan
tidak diperkenankan untuk menindak seorang karyawan secara sepihak tanpa mencek atau
mendengarkan pekerja itu sendiri
F. Hak untuk diperlakukan secara sama, yaitu pada prinsipnya semua pekerja harus
diperlakukan secara sama, secara fair. Artinya tidak boleh ada diskriminasi dalam
perusahaan entah berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya,
baik dalam sikap dan perlakuan, gaji, maupun peluang untuk jabatan, pelatihan atau
pendidikan lebih lanjut. Perbedan dalam hal gaji dan peluang harus dipertimbangkan secara
rasional. Diskriminasi yang didasrkan pada jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya
adalah perlakuan yang tidak adil.
G. Hak atas rahasia pribadi, yaitu karyawan punya hak untuk dirahasiakan data
pribadinya, bahkan perusahan harus menerima bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh
diketahui oleh perusahaan dan ingin tetap dirahasiakan oleh karyawan. Hak atas rahasia
pribadi tidak mutlak, dalam kasus tertentu data yang dianggap paling rahasia harus
diketahui oleh perusahaan atau karyawan lainnya, misalnya orang yang menderita penyakit
tertentu. Ditakutkan apabila sewaktu-waktu penyakit tersebut kambuh akan merugikan
banyak orang atau mungkin mencelakakan orang lain. Umumnya yang dianggap sebagai
rahasia pribadi dan karena itu tidak perlu diketahui dan dicampuri oleh perusahaan adalah
persoalan yang menyangkut keyakinan religius, afiliasi dan haluan politik, urusan keluarga
serta urusan sosial lainnya.
H. Hak atas kebebasan suara hati, yaitu pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan
tindakan tertentu yang dianggapnya tidak baik, atau mungkin baik menurut perusahaan jadi
pekerja harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang menurut suara hatinya adalah hal yang
baik.

201
5

14

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

2. WHISTLE BLOWING
Whistle blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang
karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau
atasannya kepada pihak lain. Pihak yang dilapori itu bisa saja atasan yang lebih tinggi atau
masyarakat luas.
Rahasia perusahaan adalah sesuatu yang konfidensial dan memang harus dirahasiakan,
dan pada umumnya tidak menyangkut efek yang merugikan apa pun bagi pihak lain, entah
itu masyarakat atau perusahaan lain.
Whistle blowing umumnya menyangkut kecurangan tertentu yang merugikan baik
perusahaan sendiri maupun pihak lain, dan kalau dibongkar memang akan mempunyai
dampak yang merugikan perusahaan, paling kurang merusak nama baik perusahaan
tersebut. Contoh whistle blowing adalah tindakan seorang karyawan yang melaporkan
penyimpangan keuangan perusahaan. Penyimpangan ini dilaporkan pada pihak direksi atau
komisaris. Atau kecurangan perusahaan yang membuang limbah industri ke sungai.
Ada dua macam whistle blowing :
1) Whistle blowing internal
Hal ini terjadi ketika seorang atau beberapa orang karyawan tahu mengenai kecurangan
yang dilakukan oleh karyawan lain atau kepala bagiannya kemudian melaporkan
kecurangan itu kepada pimpinan perusahaan yang lebih tinggi. Motivasi utama dari
whistleblowing adalah motivasi moral: demi mencegah kerugian bagi perusahaan tersebut.
Motivasi moral ada dua macam motivasi moral baik dan motivasi moral buruk. Untuk
mencegah kekeliruan ini dan demi mengamankan posisi moralnya, karyawan pelapor perlu
melakukan beberapa langkah:


Cari peluang kemungkiann dan cara yang paling cocok tanpa menyinggung
perasaan untuk menegur sesama karyawan atau atasan itu.



Karyawan itu perlu mencari dan mengumpulkan data sebanyak mungkin sebagai
pegangan konkret untuk menguatkan posisinya, kalau perlu disertai dengan saksisaksi kuat.

2) Whistle blowing eksternal
Menyangkut kasus dimana seorang pekerja mengetahui kecurangan yang dilakukan
perusahaannnya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena dia tahu bahwa
kecurangan itu akan merugikan masyarakat. Misalnya; manipulasi kadar bahan mentah
dalam formula sebuah produk. Motivasi utamanya adalah mencegah kerugian bagi
masyarakat atau konsumen. Pekerja ini punya motivasi moral untuk membela kepentingan
konsumen karena dia sadar semua konsumen adalah manusia yang sama dengan dirinya
dan karena itu tidak boleh dirugikan hanya demi memperoleh keuntungan. Tentu saja hal
201
5

15

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

yang perlu diperhatikan adalah langkah yang tepat sebelum sampai membocorkan kasus itu
ke luar, khususnya untuk mencegah sebisa mungkin agar nama perusahaan tidak tercemar
karena laporan itu,,kecuali kalau terpaksa.


Memastian bahwa kerugian yang ditimbulkan oleh kecurangan tersebut sangat
serius dan berat dan merugikan banyak orang. Dalam hal ini etika utilitarianisme
dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan.



Kalau menurut penilaiannya kecurangan itu besar, serius dan berakibat merugikan
banyak orang, membawa kasus tersebut kepada staf manajemen untuk mencari
jalan untuk memperbaiki dan menghentikan kecurangan itu.

Kalau langkah langkah intern semacam itu tidak memadai, sementara itu kecurangan
tersebut tetap berlangsung, maka secara moral dibenarkan bahwa karyawan itu perlu
membocorkan kecurangan itu kepada publik.Dalam sistem sosial dimana melakukan whistle
blowing akan menempatkan seorang karyawan dalam posisi yang sulit, secara moral
karyawan itu diimbau untuk memutuskan sendiri apakah membocorkan atau tidak
membocorkan kecurangan itu. Syaratnya keputusan itu harus diambil berdasarkan
pertimbangan suara hatinya atas berbagai pro dan kontra, atas berbagai untung dan rugi
yang menurut suara hatinya merupakan keputusan terbaik.
Dengan mempertimbangkan segala unsur konkret yang dihadapi, karyawan itu secara
moral tidak boleh dipaksa, melainkan dibiarkan untuk memutuskan sendiri apa sikap dan
tindakan yang akan diambilnya sesuai dengan suara hatinya sendiri.
Hubungan dan Prinsip Saling Menguntungkan Dalam Etika Bisnis
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu
sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa
melahirkan suatu win-win situation.
Misalnya seperti hubungan desain dan marketing yang memiliki hubungan dengan prinsip
saling menguntungkan.
Desain dan Marketing = Simbiosis Mutualisme ( Saling menguntungkan)

Desain dan marketing memiliki hubungan yang amat erat sehingga keduanya amat
sulit dipisahkan. Amatlah penting untuk mengetahui hubungan antara keduanya,
memahami strategi keduanya serta menyadari bahwa hubungan antara desain dan
marketing adalah simbiosis mutualisme yaitu hubungan yang saling menguntungkan.
Marketing merupakan sebuah kegiatan bisnis untuk mempromosikan atau menjual produk
dan service termasuk didalamnya kegiatan riset dan advertising. Hubungan antara desain
dan marketing yang erat adalah bahwa desain yang baik membantu orang memahami
informasi yang ingin disampaikan oleh marketing.
Promosi sendiri berawal dari pengetahuan atau informasi mengenai produk atau
service yang ditawarkan sebuah bisnis. Informasi ini tentu didalamnya menyangkut
keuntungan produk atau service tersebut terhadap target audience. Strategi komunikasi
dari marketing semakin berkembang menggunakan banyak cara termasuk adalah desain.
201
5

16

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Untuk itu hubungan antara desain dan marketing amatlah erat dan saling membutuhkan.
Desainer berpengalaman akan mampu menterjemahkan sebuah pesan marketing menjadi
desain yang indah serta menarik perhatian banyak orang. Karena keindahan desain akan
sangat mempengaruhi marketing.
Begitupula halnya dengan desainer berpengalaman tentunya menginginkan marketing
brief yang jelas sehingga ia akan mampu menjalankan pekerjaan desain yang diberikan
kepadanya sesuainya dengan tujuan marketing. Tujuan marketing dan strategi desain
amat terkait satu sama lain untuk memberikan klien konsep strategik dan jelas yang
mampu mengangkat imej produk dan meni
Berbagai campaign advertising menggambarkan betapa kuatnya hubungan antara
desain dan marketing. Brand Marks and Spencer’s misalnya pernah sukses menggunakan
campaign Your M&S dengan memakai icon twiggy untuk mengangkat kembali kredibilitas
produk dan kualitas brand. Contoh lainnya yang menggambarkan keterkaitan antara
desain dan marketing adalah promosi De Beers yang sukses dengan campaign “Diamond
is forever” sebagai icon cincin pertunangan. Sementara keterkaitan desain dan marketing
juga ada pada brand coca cola di tahun 1939 yang menggunakan icon father christmas
untuk mempromosikan soft drink tersebut dan menjadikannya amat sukses.
Desain dan marketing selalu berjalan seiring . Setiap desainer pastinya akan
menginginkan marketing knowledge yang jelas untuk bisa menghasilkan desain yang
mampu meningkatkan brand awareness sebuah produk.
Marketing sendiri merupakan framework bagi desain berkualitas untuk bisa mencuri
perhatian banyak orang. Dalam konteks bisnis framework ini biasanya didapatkan dari
riset baik kualitatif maupun kuantitatif. Marketing framework ini akan menggunakan desain
sebagai tools untuk mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

Dibalik setiap marketing plan ada berbagai agenda untuk mengantarkan pesan bisnis
melalui berbagai channel dan salah satunya adalah desain. Desain dan marketing akan
terus berhubungan erat karena desain digunakan dalam marketing untuk mengantarkan
sebuah pesan bisnis hingga mampu mengakar dalam benak orang yang akhirnya
diharapkan tertarik untuk membeli produk atau service tersebut.
Hubungan antara desain dan marketing juga bisa dikatakan merupakan simbiosis
mutualisme. Jika marketing merupakan framework untuk mengantarkan sebuah pesan
bisnis maka desain merupakan action agar pesan tersebut bisa diterima oleh banyak
orang. Marketing framework memiliki banyak points yang didalamnya terdapat strategi
serta channel untuk menterjemahkannya.
Desain dan marketing jika keduanya diterapkan dengan baik maka bisa menjadi alat
komunikasi yang efektif. Dalam konteks bisnis desain tanpa marketing akan tak terarah
sementara itu marketing tanpa desain juga akan menjadi tanpa makna dan tak menarik.
Jika melihat semua ini maka semakin jelas bahwa hubungan antara desain dan marketing
amat erat dan sulit dipisahkan dikarenakan keduanya saling membutuhkan.
Desain dan marketing merupakan dua sisi dari mata uang dan apa yang mengikat
keduanya adalah fokus serta pemahaman mengenai apa yang dibutuhkan oleh target
customer. Untuk membuat strategi marketing yang baik tentu pemilik brand harus
memahami siapa target customer mereka. Untuk menghasilkan karya desain yang baik
maka setiap desainer juga harus memahami strategi marketing yang ingin dijalankan oleh
pemilik brand serta siapa target customer mereka.

201
5

17

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Persepakatan Penggunaan Dana
Norma dan Etika di Dalam Bidang Manajemen Keuangan/Financial
- Peranan dan manfaat etika bisnis di bidang manajemen keuangan
Manajemen keuangan adalah manajemen yang mengaitkan pemerolehan (acquisition),
pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen aktiva dengan tujuan secara
menyeluruh dari suatu perusahaan. Manajemen terhadap fungsi keuangan adalah semua
kegiatan/aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.
Manajemen keuangan dalam perkembangannya telah berubah:
a)

Dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi analisis dan teori yang
normatif.

b)

Dari bidang yang meliputi penggunaan dana/alokasi dana menjadi manajemen dari
aktiva dan penilaian perusahaan di dalam pasar secara keseluruhan.

c)

Dari bidang yang menekankan pada analisis eksternal perusahaan menjadi bidang yang
menekankan pada pengambilan keputusan di dalam perusahaan.

Pada dasarnya masalah manajemen keuangan adalah:
"Menyangkut masalah keseimbangan finansial di dalam perusahaan, yaitu mengadakan
keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dibutuhkan serta mencari susunan
kualitatif daripada aktiva dan pasiva tersebut dengan sebaik-baiknya."


Pemilihan susunan kualitatif daripada aktiva akan menentukan "Struktur Kekayaan
Perusahaan". Dengan mengklasifikasi aktiva produktif akan dapat meningkat kinerja
keuangan perusahaan tersebut, seperti: tanah, modal, dan sebagainya.



Pemilihan susunan kualitatif daripada pasiva akan menentukan "Struktur Finansial" dan
"Struktur Modal" Perusahaan.

Dengan pemilihan susunan yang tepat komposisi ini akan membantu perusahaan dalam
mengatur neraca maupun cash fine perusahaan dengan baik dalam mencapai profit.


Peranan Manajemen Keuangan dalam Perusahaan (Peluang Karier dalam
Manajemen Keuangan)
Peranan manajemen keuangan dalam perusahaan adalah sebagai berikut:



201
5

o

Bertanggung jawab terhadap tiga keputusan pokok manajemen keuangan
pemerolehan (acquisition), pembiayaan/pembelanjaan (financing), dan manajemen
aktiva secara efisien.

o

Meningkatkan
meningkat.

o

Menghadapi tantangan dalam mengelola aktiva secara efisien dalam perubahan
yang terjadi pada: persaingan antarperusahaan, perekonomian dunia yang tidak
menentu, perubahan teknologi, dan tingkat inflasi dan bunga yang berfluktuasi.

pertumbuhan

ekonomi,

sehingga

kesejahteraan

Fungsi-fungsi Manajemen Keuangan

18

Etika Bisnis
KELOMPOK 5D

Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

masyarakat

Adapun fungsi-fungsi dari manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
1.

2.



Fungsi penggunaan dana (allocation of fund)
a)

Keputusan investasi/capital budgeting/investment decision

b)

Pembelanjaan aktif

c)

Bagaimana menggunakan dana secara efisien

d)

Alokasi ke AL & AT (aktiva riil)

Fungsi mendapatkan dana (raising decision)/obtion of funds
a)

Keputusan pembelanjaan/mancmg decision

b)

Pembelanjaan pasif

c)

Bagaimana memperoleh dana yang paling efisien (murah)

d)

Tercermin di neraca sisi pasiva

Lingkup Manajemen Keuangan
Lingkup manajemen keuangan adalah suatu ruang lingkup kegiatan perusahaan
dalam mengelola keuangan secara optimal dengan sumber daya keuangan yang
terbatas tapi dapat didayagunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai
keuntungan yang optimal se