Definisi dan Penggolongan Obat ID

Pendahuluan
Kesehatan adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, yang memungkinkan
seseorang hidup produktif baik secara ekonomi maupun sosoial.
OBAT
A. Definisi obat
Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sistem fisioligi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
B. Penggolongan obat
Ada beragam kriteria yang digunakan untuk menggolongkan jenis-jenis obat, diantaranya
berdasarkan cara kegunaan obat, cara penggunaan obat, cara kerja obat, undang-undang,
sumber obat, bentuk sediaan obat, serta proses fisiologi dan biokimia didalam tubuh.
Masing-masing penggolongan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menurut cara kegunaannya
Berdasarkan kegunaannya didalam tubuh, obat digolongkan menjadi 3 macam. Yaitu :
a. Untuk penyembuhan (terapeutik)
b. Untuk pencegahan (prophylactic), dan
c. Untuk diagnosis (diagnostic)
2. Menurut cara penggunaannya
Berdasarkan penggunaannya didalam tubuh, obat digolongkan menjadi 2 macam. Yaitu :
a. Medicamentum ad usum internum (penggunaan dalam), melalui oral-dan diberi etiket

putih
b. Medicamentum ad usum externum (penggunaan luar), melalui implantasi, injeksi,
membran mukosa, rektal, vaginal, nasal, dll. Dan diberi etiket biru.
3. Menurut cara kerjanya
Berdasarkan kerja obat didalam tubuh, obat digolongkan menjadi 2 macam. Yaitu :
a. Obat lokal, yaitu obat yang bekerja pada jaringan setempat, seperti pemakaian topikal.
b. Obat sistemik, yaitu obat yang didistribusikan keseluruh tubuh, seperti obat analgesik.
4. Menurut sumbernya
Berdasarkan sumbernya, obat yang digunakan dapat bersumber dari :
a. Tanaman (flora dan fauna), misalnya digitalis, kinin
b. Hewan (fauna atau hayati), misalnya adeps lanae, hormon insulin
c. Sintesis kimiawi, misalnya parasetamol, aspirin
d. Mikroorganisme
e. Mineral
f. Biokimiawi

5. Menurut sediaannya
Berdasarkan sediaannya, obat dibagi menjadi :
a. Bentuk padat, misalnya serbuk, tablet, kapsul, pil, dll.
b. Bentuk setengah padat, misalnya salep, krim, pasta, gel, dll.

c. Bentuk cair/larutan, misalnya injeksi, obat tetes mata, dll.
d. Bentuk gas, misalnya aorosol/inhalasi/spray.
6. Menurut proses fisiologi dan biokimia didalam tubuh
Berdasarkan proses fisiologi dan biokimia didalam tubuh, obat dibagi menjadi :
a. Obat farmakodinamik, yaitu obat yang bekerja terhadap inang dengan jalan
mempercepat atau memperlambat proses fisiologi dan fungsi biokimia didalam tubuh,
seperti hormon, diuretik, hipnotik, dan obat otonom.
b. Obat terapeutik, yaitu obat yang dapat membunuh parasit dan kuman didalam tubuh
inang.
c. Obat diagnostik, yaitu obat yang dapat membantu mendiagnosis (pengenalan
penyakit).
7. Menurut undang-undang
Berdasarkan undang- undang obat digolongkan menjadi 4 macam :
a. Obat bebas, Yaitu obat yang dijual bebas dipasaran. Contoh : parasetamol
b. Obat bebas terbatas, yaitu obat yang sebenarnya obat keras tetapi masih bisa dijual
bebas dan bisa dibeli tanpa resep dokter, dan diberi tanda peringatan. Contoh : CTM
c. Obat keras dan psikotropika
Obat keras, yaitu obat yang hanya bisa dibeli di apotik dan dengan resep dokter.
Contoh : asam mefenamat
Obat psikotropika, yaitu obat keras baik sintesis maupun semi sintesis bukan narkotik,

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada mental dan prilaku.
Contoh : diazepam dan penobarbital
d. Obat narkotika, yaitu obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik
sintesis maupun semi sentesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
menimbulkan ketergantungan.
Contoh : morfin dan petidin

Berikut adalah pengelompokan golongan obat narkotika dan psikotropika
Gol I
Gol II
Gol III
Gol IV
Pavaper, opium
Morfin
Kodein
Kokain/crack
Petidin
Difenoksilat

Ganja/marihuan Fentanil
Dll
Narkotika
a
Metadon
Heroin/putaw
Cannabis
MDMA/Ectasy
Sekobarbital
Amobarbital
Allobarbital
Lisergida/LSD
Metamfetamin/shab Pentazosine
Diazepam
u
Halozepam
Lorazepam
Psikotropika
Triazolam
Dietil propion

klordiazepoksid
a
C. Obat tradisional
1. Definisi
Obat tradisional adalah bahan obat atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut,
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
2. Dasar hukum
a. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
b. Peraturan mentri kesehatan No. 246/menkes/per/v/1990 tentang izin usaha industri
obat tradisional dan pendaftaran obat tradisional
c. Permenkes No.659/menkes/sk/X/1991 tentang cara pembuatan obat tradisional yang
baik
d. Permenkes No.661/menkes/sk/VII/1994 tentang persyaratan obat tradisional
3. Sediaan farmasi
Berdasarkan uu no.36 tahun 2009 tentang kesehatan sediaan farmasi dibagi menjadi :
a. Obat
b. Bahan obat
c. Obat tradisional
d. Kosmetik

4. Pengelompokan obat bahan alam indonesia
Obat bahan alam indonesia yaitu obat bahan alam yang diproduksi di indonesia.
OAI dibagi menjadi :
a. Jamu, yaitu obat tradisional indonesia
 Kriteria
1. Aman
2. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris

3. Memenuhi persyaratan mutu
b. Obat herbal terstandar, yaitu sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan bahan bakunya telah
distandarisasi.
 Kriteria
1. Aman
2. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan secara ilmiah dengan uji praklinis
3. Bahan baku yang digunakan telah terstandar
4. Memenuhi persyaratan mutu
c. Fitofarmaka, yaitu sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan khasiat dan
keamanannya secara ilmiah dengan uji praklinis dan uji klinis, bahan baku dan produk
jadinya telah distantarisasi

 Kriteria
1. Aman
2. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan uji praklinis dan uji klinis
3. Bahan baku yang digunakan telah terstandar dan produk jainya distandarkan
4. Memenuhi persyaratan mutu
D. Penggunaan obat tanpa aturan
 Mengkonsumsi satu obat tidak akan menimbulkan bahaya karena obat yang
dikonsumsi akan dimetabolisme di hati, setelah itu obat yang tidak lagi diperlukan
akan dinetralisir.
 Mengkonsumsi obat lebih dari satu, akan menimbulkan bahaya karena kerja hati
untuk metabolisme akan semakin berat, dan dapat mengakibatkan kerusakan pada hati
sehingga hati tidak dapat bekerja sesuai fungsinya yaitu menetralisir racun.