alat dan bahas untuk memasak mantan

III.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan Tri Dharma Banguntapan, Bantul,
Yogyakarta untuk penanaman jagung, Laboratorium Ilmu Tanaman dan Laboratorium
Manajemen Produksi, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta untuk kegiatan pengamatan. Penelitian akan dilaksanakan dari
bulan Oktober 2016 sampai dengan bulan Januari 2017.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah benih 2 jenis varietas jagung, asam humat, dosis
rekomendasi pupuk fosfor yaitu 100 kg/ha (Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
2014) sehingga diberi perlakuan pupuk fosfor dengan dosis 0,55 gr/polybag (setara 18 kg/ha);
1,1 gr/polybag (setara 36 kg/ha); 1,6 gr/polybag (setara 54 kg/ha) ,tanah vulkanik, pupuk
NPK, polybag. Alat yang digunakan yaitu alat tulis, timbangan, oven, penggaris/meteran,
keranjang plastik, pisau, gunting, timbangan elektronik, serta gelas ukur.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan tiga blok
sebagai ulangan. Dalam satu blok percobaan terdapat 10 kombinasi perlakuan yang masingmasing unit percobaan terdiri dari 8 tanaman jagung sehingga terdapat 80 tanaman jagung
untuk setiap blok percobaan. Faktor pertama yaitu V1 : varietas jagung1; dan V2 : varietas

jagung2, faktor kedua yaitu P0 : 0 gr/polybag P1 : 0,55gr/polybag ; P2 : 1,1 gr/polybag ; P3 :
1,63 gr/polybag dan K : NPK majemuk. Parameter pertumbuhan yang diamati meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah akar, bobot segar kering tajuk, bobot segar kering
akar, bobot kering total, dan analisis pertumbuhan (LAI, CGR, NAR, SLW). Data yang
diperoleh dianalisis dengan sidik ragam α = 5 %, apabila terdapat beda nyata antar perlakuan
maka dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) α = 5 %.
D. Tata Laksana Penelitian
Tata laksana penelitian di lapangan, yaitu dari penanaman hingga panen meliputi
beberapa kegiatan berikut:
1. Persiapan media tanam
Media yang digunakan yaitu tanah vulkanik dengan campuran humat 2:1 yang
diisi di polybag sebanyak 5 kg.
2. Penanaman

Sebelum ditanam, benih direndam terlebih dahulu selama 30 menit di dalam
air yang telah dicampur insektisida. Setelah itu, ditiriskan dan diberi fungisida
berbentuk tepung. Kedua perlakuan ini bertujuan menghindarkan kemungkinan benih
terserang hama dan jamur. Kemudian benih ditanam sebanyak 2 benih per lubang
3. Pemeliharaan
a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan sehari dua kali pada waktu padi dan sore hari.
b. Penyulaman
Penyulaman jagung dilakukan pada umur 1 minggu setelah tanam.
Penyulaman merupakan penggantian tanaman baru yang berumur kurang lebih
sama dengan umur tanaman yang ditumbuhkan. Penyulaman dilakukan pada
tanaman yang tidak tumbuh, tumbuh abnormal, terserang hama dan penyakit,
maupun tanaman rusak.
c. Penyiangan
Penyiangan merupakan kegiatan pengendalian gulma. Gulma yang tumbuh
disekitar tanaman apabila tidak dikendalikan akan mengganggu dan menimbulkan
persaingan dalan penyerapan air dan hara.
d. Pemupukan
Dosis pupuk rekomendasi yaitu Urea 300, SP36 100, KCl 100 kg/ha dan
pupuk organik 2 – 3 ton/ha. Pemupukan SP-36 sesuai perlakuan P0 : 0 gr/polybag
P1 : 0,55gr/polybag ; P2 : 1,1 gr/polybag ; P3 : 1,63 gr/polybag.
e. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
Pengendalian dilakukan apabila tanaman mulai mengalami gejala serangan
hama dan terinfeksi penyakit.
4. Panen
Pemanenan pada umur 100-115 hari. Panen dilakukan pada pagi hari dengan

cara mengambil seluruh bagian tanaman. Setelah dipanen dilahan maka padi dibawa
ke laboratorium untuk diamati beberapa variabel pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2014. Kalender Tanam Terpadu Musim Tanam
(MT) III. Kementerian Pertanian Kab. Sleman Prov. Yogyakarta
Cicek, N. and H. Cakirlar. 2002. The effect of salinity on some physiological parameters in
two maize cultivars. Bulg. J. Plant Physiol. 28(1-2): 66-74.

Dinata, Ketut Kartha. 1985. Pengaruh Salinitas terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi
Varietas Atomita II dan IR 32.
Gagneul ,D. Aimouche ,A. Duhazé ,C. Lugan ,F. Larher and Bouchereau. 2007. A
reassessment of the function of the so-called compatible solutes in the halophytic
plum baginaceae. Limonium Latifolium. Plant .Physiol. 144. (1):598-611.
Maqsood T. 2009. Response of maize (Zea mays L.) to salinity and potassium supply.
Institute Of Soil & Environmental Sciences University Of Agriculture, Faisalabad
Pakistan
Setyono, B. dan Suradal. 2010. Kelayakan Usaha Tani Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai
dengan Teknologi Ameliorasi di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing Agribisnis
Berorientasi Kesejahteraan Petani.

Sipayung R. 2003. Stres Garam dan Mekanisme Toleransi Tanaman. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Suyanto H.1995. Pemupukan Kalium dan tanah Vertizol. Dalam M. Syam, Hermanto, Arif
Musaddad, Sumhardi (penyunting). Prosiding Simposium Penelitian Tanaman pangan
Ill.
Tester, M. dan Davenport, R. 2003. “Na+ tolerance and Na+ transport in higher plants”. Ann.
Bot., 91: 503−527.