mengevaluasi proses dan hasil belajar

A. PENDAHULUAN
1. Defenisi Evaluasi Belajar
Kata Evaluation berasal
Kata

evaluation, dengan

dengan penilaian.

dari value yang

berarti

demikian, diterjemahkan

Sehingga

antara

“penilaian”


nilai.
juga
dan

“evaluasi” dapat dipandang sebagai semakna. Secara istilah,
evaluasi diartikan sebagai suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai dari suatu obyek. Istilah (term) ini pada
awalnya dikaitkan dengan prestasi belajar siswa, akan tetapi
seiring dengan perkembangan waktu, term ini telah memasuki
setiap aspek kehidupan manusia. Tokoh yang mempopulerkan
term ini pertama kali adalah Ralph Tyler, dengan memaknai
evaluasi sebagai proses pengumpulan data guna menentukan
sejauh mana, dalam hal apa dan bagian mana dari tujuan
pendidikan sudah tercapai.
Secara umum ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang
pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama yaitu :
a. Evaluasi program pengajaran
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan
mencakup tiga hal, yaitu:
1) Evaluasi terhadap tujuan pengajaran

2) Evaluasi terhadap isi program pengajaran
3) Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.
b. Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran
Evaluasi mengenai proses peaksanaan pengajaran akan
mencakup:
1) Kesesuaian
berlangsung,

antara

proses

dengan

belajar

mengajar

yang


garis-garis

besar

program pengajaran yang telah ditentukan.
2) Kesiapan
guru
dalam
melaksanakan

program

pengajaran.
3) Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
4) Minat atau perhatian siswa didalam mengikuti pelajaran.

d:ahmadfaisal/paper.docx

1


5) Keaktifan

atau

partisipasi

siswa

selama

proses

pembelajaran berlangsung.
6) Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa
yang memerlukannya.
7) Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama
proses pembelajaran berlangsung
8) Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa.
9) Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka
penerapan teori-teori yang diperoleh didalam kelas dan

upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul
sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di
sekolah.
c. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:
1) Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik
terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam
unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas.
2) Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik
terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.
2. Tujuan Evaluasi
Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu bahwa
evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait
dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan:
a. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa.
b. Mengetahui tingkat keberhasilan PBM
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian
d. Memberikan pertanggung jawaban (accountability)
3. Fungsi Evaluasi
Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang

dilakukan juga memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah
fungsi:
a.
b.
c.
d.

Selektif
Diagnostik
Penempatan
Pengukur keberhasilan

d:ahmadfaisal/paper.docx

2

Selain keempat fungsi di atas Asmawi Zainul dan Noehi
Nasution menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari
evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi:
a. Remedial

b. Umpan balik
c. Memotivasi dan membimbing anak
d. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
e. Pengembangan ilmu
4. Manfaat Evaluasi Belajar
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan
evaluasi dalam pembelajaran, yaitu :
a. Memahami sesuatu: siswa (entry behavior, motivasi, dll),
sarana dan prasarana, dan kondisi guru
b. Membuat keputusan: kelanjutan program, penanganan
“masalah”, dll
c. Meningkatkan kualitas PBM: komponen-komponen PBM
d. Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi
manfaat

bagi

pihak-pihak

yang


terkait

dengan

pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah.
e. Bagi Siswa
Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran :
Memuaskan atau tidak memuaskan
f. Bagi Guru
1) mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai
tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan
2) ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat
kesulitan, dll.
3) ketepatan metode yang digunakan
g. Bagi Sekolah
1) hasil belajar cermin kualitas sekolah
2) membuat program sekolah
3) pemenuhan standar
5. Prinsip-Prinsip Evaluasi Belajar

Evaluasi adalah suatu proses, yakni proses menentukan
sampai berapa jauh kemampuan yang dapat dicapai oleh
siswa dalam proses belajar mengajar. Kemampuan yang
d:ahmadfaisal/paper.docx

3

diharapkan tersebut sebelumnya sudah ditetapkan secara
operational. Selanjutnya juga ditetapkan patokan pengukuran
hingga dapat diperoleh penilaian (value judgement), Karena
itu dalam evaluasi diperlukan prinsip-prinsip sebagai petunjuk
agar dalam pelaksanaan evaluasi dapat lebih efektif. Prinsipprinsip itu antara lain:
a.

Kepastian dan kejelasan.
Evaluasi akan dapat dilaksanakan apabila tujuan
evaluasi tidak dirumuskan dulu secara jelas dalam definisi
yang operational. Bila kita ingin mengevaluasi kemajuan
belajar siswa maka pertama-tama kita identifikasi dan kita
definisikan

barulah

tujuan-tujuan

kita

instruksional

kembangkan

alat

pengajaran

evaluasinya.

dan

Dengan


demikian efektifitas alat evaluasi tergantung pada deskripsi
yang jelas apa yang akan kita evaluasi.
b.

Teknik evaluasi
Teknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan
evaluasi.

Hendaklah

evaluasi

yang

pendidikanl

diingat

cocok

Tiap-tiap

bahwa

tidak

ada

teknik

keperluan

dalam

untuk

semua

tujuan

(pendidikan)

yang

ingin

dicapai dikembangkan tekmk evaluasi tersendiri yang
cocok dengan tujuan tersebut. Kecocokan antara tujuan
evaluasi
c.

dan

teknik

yang

digunakan

perlu

dijadikan

pertimbangan utama.
Komprehensif.
Evaluasi

yang

komprehensif

memerlukan

tehnik

bervariasi. Tidak adalah teknik evaluasi tunggal yang
mampu

mengukur

tingkat

kemampuan

siswa

dalam

belajar, meskipun hanya dalam satu pertemuan jam
pelajaran. Sebab dalam kenyataannya tiap-tiap teknik
evaluasi mempunyai keterbatasan-keterbatasan tersendiri.

d:ahmadfaisal/paper.docx

4

Test obyektif misalnya akan memberikan bukti obyektif
tentang tingkat kemampuan siswa.
d.

Kesadaran adanya kesalahan pengukuran
Evaluator

harus

menyadari

keterbatasan

dan

kelemahan dalam teknik evaluasi yang digunakan. Atas
dasar kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-hati
dalam

kebijakan-kebijakan

yang

diambil

setelah

melaksanakan evaluasi. Evaluator menyadari bahwa dalam
pengukuran yang dilaksanakan, hanya mengukur sebaglan
(sampel) saja dari suatu kompleksitas yang seharusnya
diukur, lagi pula pengukuran dilakukan hanya pada saat
tertentu saja. Maka dapat terjadi salah satu aspek yang
sifatnya menonjol yang dimi liki siswa tidak termasuk
dalam sampel pe¬ngukuran. Inilah yang disebut sampling
error dalam evaluasi.
e.

Evaluasi adalah alat, bukan tujuan
Sumber kesalahan (error) yang lain terletak pada
alat/instrument yang diguriakan dalam proses evaluasi.
Penyusunan alat evaluasi tidak mudah, lebih-Iebih bila
aspek

yang

sebagai

diukur

data

sifatnya

kuantitatif

komplek.
yang

Dalam

skoring

diharapkan

dapat

mencerminkan objektivitas, tidak luput dari “error of
measurement”. Test obyektif tidak luput dari guessing,
main

terka,

untung-untungan,

sedangtest

essai

subyektivitas penilai masuk di dalamnya. Karena itu dalam
laporan hasil evaluasi, evaluator perlu melaporkan adanya
kesalahan

pengukuran

ini.

Pengukuran

dengan

test,

kesalahan pengukuran dapat ditunjukkan dengan koefisien
kesalahan pengukuran.
6. Macam-macam Evaluasi Belajar
Macam-macam evaluasi belajar yang dikenal secara umum
dewasa ini antara lain :
d:ahmadfaisal/paper.docx

5

a. Formatif
b. Sumatif
c. Diagnostik

d:ahmadfaisal/paper.docx

6

B. MENGEVALUASI PROSES BELAJAR
Evaluasi proses pembelajaran merupakan tahap yang perlu
dilakukan oleh guru untuk menentukan kualitas pembelajaran.
Kegiatan

ini

sering

disebut

juga

sebagai

refleksi

proses

pembelajaran, karena kita akan menemukan kelebihan dan
kekurangan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses
dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk
menentukan

kualitas

pembelajaran

secara

keseluruhan,

mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi
proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:


Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru



dengan standar proses
Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran

sesuai dengan kompetensi guru
1. Evaluasi Diri Guru
Evalusi proses pembelajaran dapat dilakukan oleh guru
yang bersangkutan secara mandiri. Guru dapat menuangkan
evaluasi

yang

telah

dilakukannya

dalam

jurnal

refleksi

pembelajaran. Guru dapat mengisi jurnal ini pada setiap
pelajaran yang telah diberikan/diajarkan atau selama guru
tersebut

melaksanakan

pekerjaan

sehari-harinya

sebagai

guru.
Jurnal guru idealnya merekam renungan dan refleksi
dari pikiran guru dalam setiap akhir pembelajaran, seperti:
a. Apa yang saya ajarkan hari ini?
b. Apa yang masih membingunkan bagi siswa?
c. Apakah saya menemukan masalah dan issu yang tidak
diharapkan?
d. Apa jenis pembelajaran
sampaikan?
e. Apa jenis pembelajaran
sampaikan?

d:ahmadfaisal/paper.docx

7

tingkat
tingkat

tinggi

yang

saya

rendah

yang

saya

f. Apakah siswa saya dapat menerima materi yang saya
g.
h.
i.
j.

ajarkan?
Apakah saya telah membelajarkan siswa?
Bagaimana saya memperbaiki tehnik pembelajaran?
Apa yang ingin dan perlu kuketahui lebih banyak lagi?
Apa
sumber
belajar
yang
memberi
ilham
dan

menyenangkan saya (photo, websites, dll)?
k. Apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai?
2. Evaluasi Kolaboratif
Guru dapat melakukan evaluasi proses pembelajaran
secara kolaboratif. Kolaborasi dapat dilakukan dengan rekan
guru

atau

siswa.

mengasumsikan

Metode

pentingnya

pembelajaran
kerjasama

yang

kolaboratif
koperatif,

bekerja bersama dalam komunitasnya. Dalam satu komunitas
atau kelompok tidak terjadi persaingan, namun lebih kepada
kerja sama demi tercapainya tujuan bersama
3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Proses Pembelajaran
Dalam

Pelakasanaannya

Suatu

Evaluasi

dalam

pendidikan akan dapat berjalan dengan lancar dan terlaksana
dengan baik apabila telah memenuhi beberapa Prinsip dasar,
yaitu sebagai berikut :
a.

Prinsip Keseluruhan (Conprehensive)
Adalah
pelaksanaan
evaluasi
hasil

belajar

yang

dilaksanakan secara Bulat, Utuh dan menyeluruh, dalam
hal ini evaluasi di harapkan dapat mengungkap aspek
berfikir (cognetif domain) juga dapat mengungkap Aspek
kejiawaan lainnya, dan dengan menggunakan evaluasi
hasil belajar secara menyeluruh akan diperoleh

bahan

keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan
dan perkembangan subyek didik yang sedang dijadikan
b.

sasaran Evaluasi
Prinsip Kesinambungan (contunuity)
Adalah Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan
secara teratur dan sambung menyambung dari waktu
kewaktu, dengan perencanaan yang matang dan terjadwal

d:ahmadfaisal/paper.docx

8

dapat dimungkinkan seorang evaluator dapat mengetahui
perkembangan dari peserta didik, dan hal ini juga berguna
bagi evaluator untuk memberikan langkah-langkah dan
kebijakan yang perlu diambil untuk langkah yang akan
datang, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
c.

Prinsip Obyektifitas (Objectivity)
Adalah Evaluasi hasil belajar yang terlepas dari
factor-faktor yang bersifat subyektif, dalam memberikan
evaluasi, seorang evaluator harus memberikan evaluasi
dengan benar dan apa adanya (sesuai dengan kenyataan)
dan tidak memasukkan kepentingan apapun didalam
pemberian evaluasi tersebut, sehingga evaluasi yang
dilakukan benar-benar murni dan tidak terkontaminasi oleh
kepentingan sepihak

4. Evaluasi Dokumen Proses Pembelajaran
Dalam evaluasi proses pembelajaran,

yang

perlu

diperhatikan juga adalah mendokumentasikan berbagai hal
yang menyangkut proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu
didokumentasikan adalah:
a. Dokumen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP)
b. Dokumen

hasil

diskusi,

kliping,

laporan

hasil

analis

terhadap suatu masalah yang menunjukkan keterlibatan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar
c. Dokumen
pemanfaatan
berbagai

fasilitas

yang

menunjukkan difungsikannya sumber-sumber belajar
d. Dokumen
yang
menunjukkan
adanya
kegiatan
mengunjungi perpustakaan, mengakses internet, kelompok
ilmiah remaja, kelompok belajar bahasa asing (bahasa
inggris, bahasa arab, bahasa jepang, bahasa mandarin,
bahasa perancis, dan lain-lain), mengunjungi sumber
belajar di luar lingkungan sekolah (museum, kebun raya,
pusat industri, dan lain-lain) yang menunjukkan adanya
d:ahmadfaisal/paper.docx

9

program pembiasaan mencari informasi/pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai sumber belajar
e. Dokumen pemanfaatan lingkungan baik di dalam maupun
di luar kelas seperti kebun untuk praktek biologi, daur
ulang sampah, kunjungan ke laboratorium alam, dan
sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman belajar
untuk memanfaatkan lingkungan secara produktif dan
bertanggung jawab
f. Dokumen kegiatan pekan bahasa, seni dan budaya, pentas
seni, pameran lukisan, teater, latihan tari, latihan musik,
ketrampilan membuat barang seni, karya teknologi tepat
guna dan lain sebagainya yang menunjukkan adanya
pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni
dan budaya
g. Dokumen kegiatan megunjungi pameran lukisan, konser
musik, pagelaran tari, musik, drama, dan sebagainya yang
menunjukkan adanya pengalaman mengapresiasikan karya
seni dan budaya
h. Dokumen kegiatan mengikuti pertandingan antar kelas,
tingkat

kabupaten/propinsi/nasional

yang

menunjukkan

adanya pengalaman belajar untuk menumbuhkan sikap
kompetitif dan sportif.
i. Dokumen pembiasaan dan pengamalan ajaran agama
seperti aktivitas ibadah bersama, peringatan hari-hari
besar agama, membantu warga sekolah yang memerlukan
j. Dokumen penugasan latihan ketrampilan menulis siswa,
seperti: hasil portofolio, buletin siswa, majalah dinding,
laporan penulisan karya tulis, laporan kunjungan lapangan,
dan lain-lain
k. Dokumen laporan kepengawasan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh kepala sekolah

d:ahmadfaisal/paper.docx

10

C. MENGEVALUASI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
1. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar peserta didik adalah suatu proses
menentukan nilai prestasi belajar peserta didik dengan
menggunakan

patokan-patokan

tertentu

guna

mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Ketika kata evaluasi ini dirangkai dengan kata ”hasil belajar”
(EHB) berarti, suatu tindakan atau proses untuk menentukan
nilai

keberhasilan

siswa

setelah

melakukan

proses

pembelajaran pada waktu tertentu. Ketika dirangkai dengan
kata pendidikan (evaluasi pendidikan) berarti suatu proses
untuk menentukan nilai pertumbuhan dan kemajuan siswa ke
arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.
Dan

ketika

dirangkai

pengajaran) berarti

dengan

suatu

proses

pengajaran (evaluasi
(sistematis)

untuk

menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana
tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Evaluasi selalu diawali dengan sebuah proses. Proses
tersebut

berupa

kemampuan

siswa

tindakan

membandingkan

dengan tujuan

pembelajaran.

antara
Hal

ini

dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa
(assesment) yang mana pertanyaan tersebut disesuaikan
dengan

tujuan

pembelajaran,

kemudian

jawaban

yang

diberikan siswa dibandingkan dengan kunci jawaban dari
pertanyaan tersebut (yang tentunya juga sesuai dengan
tujuan pembelajaran) (pengukuran. Baru setelah itu penilaian
terhadap siswa bisa diberikan. Jika jawaban siswa sama
dengan kunci (tujuan pembelajaran) maka siswa dapat dinilai
sebagai menguasai materi. Jika jawaban siswa tidak sesuai
dengan kunci maka ia dinilai tidak menguasai dan seterusnya.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Hasil Belajar

d:ahmadfaisal/paper.docx

11

Menurut Bukhori tujuan evaluasi hasil belajar peserta
didik adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kemajuan anak didik setelah peserta
didik menyadari selama jangka waktu tertentu
b. Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan

yang

dipergunakan selama jangka waktu tertentu
Menurut Sahertian fungsi evaluasi hasil belajar peserta didik
adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar
b. Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan belajar
dan kemunduran murid, dapat pula berfungsi sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan kenaikan kelas
siswa
c. Untuk menentukan murid dalam suatu kemajuan tertentu
d. Untuk memperoleh data bagi pekerjaan bimbingan dan
penyuluhan
e. Untuk memberikan informasi kepada guru, murid dan
orang tua tentang apa dan sampai dimana hasil kemajuan
yang dicapai
Jadi jelaslah bahwa tujuan dan fungsi evaluasi hasil
belajar peserta didik adalah untuk mengetahui seberapa jauh
peserta didik menampilkan performa sebagaimana yang
dikehendaki. Pengetahuan mengenai peserta didik demikian,
dimaksudkan untuk mengambil keputusan-keputusan penting
mengenai pesertya didik; apakah perlu dilakukan pengayaan,
nasehat,

bimbingan

penyuluhan,

dipromosikan, dinaikan

kelas, diluluskan, dimutasikan, dan lain sebagainya. Dengan
kata lain dengan diadakannya evaluasi hasil belajar peserta
didik untuk diambil langkah-langkah penting yang berkaitan
dengan peserta didik.
3. Prinsip-Prinsip Evaluasi hasil belajar
Dalam

pelaksanaan

penilaian,

guru

memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:

d:ahmadfaisal/paper.docx

12

perlu

1.

Valid
Penilaian

pembelajaran

bahasa

oleh

pendidik

harus

mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam
standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar)
2.

Edukatif
Penilaian

dilakukan

untuk

memotivasi

siswa

dalam

mencpai kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi
dan standar kompetensi.
3.

Objektif
Penilaian dilakukan untuk mengukur prestasi siswa yang
sesungguhnya

sesuai

dengan

kompetensi

yang

dibelajarkan. Penilaian hendaknya tidak dipengaruhi oleh
perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya,
gender, dan hubungan emosional.
4.

Transparan
Kriteria penilaian bersifat terbuka bagi semua pihak yang
berkepentingan

5.

Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus
menerus untuk memperoleh gambaran yang lengkap
tentang perkembangan belajar siswa.

6.

Menyeluruh
Penilaian dilakukan dengan berbagai cara (teknik dan
prosedur) untuk memperoleh informasi yang utuh dan
lengkap tentang perkembangan belajar siswa, baik yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

7.

Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai
arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua
pihak terutama guru, siswa, dan orang tua.

8.

Ketuntasan Belajar

d:ahmadfaisal/paper.docx

13

Berdasarkan pada pedoman penyusunan KTSP dari Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bahwa ketuntasan
belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
standar

kompetensi

dasar

berkisar

0-100%.

Kriteria

ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan
pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan kemampuan rata-rata peserta
didik., kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber
daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Satuan

pendidikan

diharapkan

meningkatkan

kriteria

ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal.
4. Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar
Teknik adalah suatu cara yang dapat ditempuh oleh
seseorang dalam melakukan sesuatu. Berarti teknik evaluasi
adalah suatu cara yang ditempuh oleh seseorang dalam
mengadakan evaluasi. Secara garis besar,teknik evaluasi
dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yakni teknik
tes dan teknik non tes.
a. Tes
Secara terminologis tes dapat diartikan sebagai
sejumlah tugas yang diberikan oleh seseorang kepada
orang lain,dan orang yang di tes tersebut mengerjakannya.
Adapun jenis-jenis tes yang umum di gunakan dalam
evaluasi hasil belajar oleh guru dalam praktiknya sebagai
berikut :
1) Tes Formatif
Adalah suatu jenis tes yang dilaksanakan setelah selesai
pokok bahasan tertentu atau kompetensi dasar (KD)
tertentu, maksud tes formatif adalah untuk mengetahui
seberapa jauh pokok bahasan yang baru saja diberikan.
Tes formatif ini memang sangat ideal dilaksanakan
d:ahmadfaisal/paper.docx

14

dalam proses pembelajaran terkait dengan penggunaan
RPP sesuai SK/KD. Pada tes formatif, aksentuasinya
adalah mengetahui tingkat penyerapan peserta didik
terhadap materi yang sudah diajarkan.
2) Tes Sumatif
Dalam

paradigma

mengevaluasi

proses

dan

hasil

pembelajaran setiap pokok bahasan atau SK/KD bentuk
tes sumatif sangat tidak direkomendasikan karena sifat
tesnya yang akumulatif.
Tes Sumatif adalah tes yang dilaksanakan pada ahir
periode tertentu. Tes sumatif untuk mengetahui daya
serap

peserta

didik

terhadap

keseluruhan

pokok

bahasan yang dipaketkan untuk suatu periode tertentu.
Misalnya dalam jangkauan Catur Wulan, Semester atau
Tahun pelajaran.
3) Tes Subyektif
Adalah suatu tes yang para peserta didiknya harus
mengerjakan dengan memberi uraian atas soal-soal
yang diteskan. Tes ini dapat diaplikasikan pada tes
formatif untuk mendokumentasikan tingkat penyerapan
siswa dalam proses pembelajaran terhadap materi yang
telah dipelajari.
Tes subjektif terdiri atas tes uraian bebas, tes uraian
terbatas dan tes isean. Tes uraian bebas adalah suatu
tes yang peserta tesnya boleh menjawab dengan
memberikan uraian bebas, Tes uraian terbatas adalah
suatu tes yang peserta tesnya hanya boleh memberikan
uraian sesuai dengan batasan yang diberikan oleh
tester,sementara tes isean adalah suatu tes yang
pesertanya memberikan jawaban dengan cara mengisi
titik-titik pada soal tes.
4) Tes Obyektif
d:ahmadfaisal/paper.docx

15

Adalah suatu tes yang jawaban atas soal-soal tesnya
telah tersedia dan tinggal memilih saja. Sama dengan
tes subyektif, dapat sama-sama diaplikasikan untuk
evaluasi hasil belajar siswa.
Tes obyektif terdiri atas tes benar-salah,pilihan ganda
dan

menjodohkan. Tes

benar

salah

mengharuskan

peserta didik untuk memilih jawaban benar (B) jika
persyaratan

dalam

tes

benar

dan

mengharuskan

memilih salah (S) jika persyaratan dalam tes salah. Tes
pilihan ganda adalah suatu tes yang peserta tesnya
tinggal memilih jawaban yang tersedia,dengan cara
melingkari atau menyilang huruf-huruf jawaban. Tes
menjodohkan adalah suatu tes yang peserta tesnya
harus menjodohkan pasangan-pasangan yang ada pada
bagian soal tes dan bagian soal tes dan bagian jawaban
tes.
5) Pree test
Adalah suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur
kemmapuan prasyarat mengenai apa yang diajarkan
telah

ada

pada

diaplikasikan

diri peserta

pada

awal

didik.

Tes

ini

pembelajaran

dapat
untuk

memetakan kemampuan konsep siswa terhadap materi
yang akan diajarkan.
6) Post Test
Adalah suatu tes yang dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan

suatu

materi

yang

diajarkan

kepada

peserta didik dibandingkan dengan hasil pre-testnya.
Oleh

karena

diadakannya post-

itu,

adanya pre-test mengharuskan

test.

Bentuk

tes

ini

cenderung

digunakan guru untuk memperoleh informasi tentang
kemajuan belajar siswa pada pokok bahasan atau SK/KD
yang telah dipelajari.
d:ahmadfaisal/paper.docx

16

7) Tes buatan guru
Adalah suatu tes yang tidak terlalu penting dipersoalkan
validitas, reabilitasnya dan lazimnya disusun oleh guru
tanpa bantuan para ahli dibidang tes. Tes ini paling
banyak di gunakan guru sebagai bagian integral dalam
tugas guru dalam mengevaluasi proses dan hasil belajar
di dalam kelas.
8) Tes Standar
Adalah suatu tes yang memenuhi suatu persyaratan
validitas, reliabilitas, kepraktisan

dan

lainnya. Tes

standar umunya dibuat oleh suatu tim (guru, ahli
psikologi, ahli bidang studi) yang sebelum diteskan, diuji
dahulu

validitas, reliabilitas, kepraktisan

dan

daya

bedanya.
b. Non Tes
Yang dimaksud non tes adalah teknik evaluasi hasil
belajar selain menggunakan bentuk tes.
1) Observasi
Observasi adalah suatu pengamatan dan memberikan
perhatian terhadap suatu obyek tertentu. Observasi
sebagai alat evaluasi hasil belajar peserta didik adalah
pengamatan terhadap perubahan tingkah laku peserta
didik sebagai akibat dari adanya proses belajar.
Contoh :
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN/KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR
Sekolah / Kelas
Hari / Tanggal
Nama Guru
Nama Observer

:
:
:
:

_________________
_________________
_________________
_________________

Tujuan :
1.
Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar atau memperoleh
informasi
2.
Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa dalam kelas pembelajaran
Petunjuk :
1.
Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi
tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan siswa.
2.
Observer memberikan skor sesuai dengan petunjuk berikut:
3.
Banyak siswa : 0 sampai > 20% ; 2 bila 20% sampai > 40% ; 3 bila 40% sampai >

d:ahmadfaisal/paper.docx

17

60% skor 4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80% sampai 100% aktif.
Kualitas : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baik sekali

4.

No.

1.
2.
A
3.

1.
2.

B

3.

1.
2.
3.
4.
5.

C

1.
2.

D

3.

Aktivitas Belajar Siswa
Pengetahuan dialami,
dipelajari, dan ditemukan oleh
siswa
Melakukan pengamatan atau
penyelidikan
Membaca dengan aktif (misal
denganpen di tangan untuk
menggarisbawahi atau membuat
catatan kecil atau tanda-tanda
tertentu pada teks)
Mendengarkan dengan aktif
(menunjukkan respon, misal
tersenyum atau tertawa saat
mendengar hal-hal lucu yang
disampaikan, terkagum-kagum
bila mendengar sesuatu yang
menakjubkan, dsb)
Siswa melakukan sesuatu
untuk memahami materi
pelajaran (membangun
pemahaman)
Berlatih (misalnya mencobakan
sendiri konsep-konsep misal
berlatih dengan soal-soal)
Berpikir kreatif (misalnya
mencoba memecahkan masalahmasalah pada latihan soal yang
mempunyai variasi berbeda
dengan contoh yang diberikan)
Berpikir kritis (misalnya mampu
menemukan kejanggalan,
kelemahan atau kesalahan yang
dilakukan orang lain dalam
menyelesaikan soal atau tugas)
Siswa mengkomunikasikan
sendiri hasil pemikirannya
Mengemukakan pendapat
Menjelaskan
Berdiskusi
Mempresentasi laporan
Memajang hasil karya
Siswa berpikir reflektif
Mengomentari dan menyimpulkan
proses pembelajaran
Memperbaiki kesalahan atau
kekurangan dalam proses
pembelajaran
Menyimpulkan materi
pembelajaran dengan katakatanya sendiri

Banyak
Siswa
yang Aktif

Kualitas
Keaktifan

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

---

-------------

-------------

---

---

---

---

---

--Pasarwajo, ................
............
Observer
(.................................
.............)

2) Wawancara
Wawancara adalah pengajuan pertanyaan-pertanyaan
oleh seeorang kepada orang lain dengan maksud
mendapat informasi mengenai suatu hal. Dalam hal ini
guru

terhadap

siswa

untuk

mengetahui

kemajuan

belajar siswa atau pengauasaan konsep siswa terhadap
pokok bahasan atau materi yang telah diajarkan.
d:ahmadfaisal/paper.docx

18

Contoh sederhana wawancara guru kimia:

3) Angket
Angket adalah suatu instrumen yang berisi daftar
pertanyaan yang ditujukan kepada responden atau
siswa

dengan

memberikan

maksud

jawaban,

agar

informasi

responden/siswa
dan

keterangan

sebagaimana yang dikehendaki oleh pembuat angket
dalam hal ini guru yang bersangkutan.
Contoh sederhana angket kebiasaan belajar siswa :

d:ahmadfaisal/paper.docx

19

4) Sosiometri
Sosiometri adalah suatu metode yang dimaksudkan
untuk mengetahui kedudukan responden di dalam
kelompoknya.

Bagaimana

pola

hubungan

yang

dibangun oleh responden di dalam kelompoknya dapat
diketahui melalui teknik sosiometri ini.
d:ahmadfaisal/paper.docx

20

Contoh

sosiometri

aktivitas

belajar

siswa

dalam

kelompok :

5) Catatan berskala
Catatan berskala atau yang dikenal dengan anecdotal
record adalah instrumen pengumpul data yang dapat
melengkapi observasi. Pencatatan ini dilakukan oleh
pengamat terhadap kejadian-kejadian mengenai peserta
didik secara insidental.

d:ahmadfaisal/paper.docx

21

6) Skala penilaian
Skala penilaian atau yang disebut rating scale adalah
suatu daftar pertanyaan yang dipergunakan sebagai
pelengkap

observasi

untuk

menjelaskan,

menggolongkan dan menilai peserta didik dalam suatu
situasi.

5. Kriteria Evaluasi Hasil Belajar Peserta Didik
d:ahmadfaisal/paper.docx

22

Yang dimaksud kriteria adalah acuan- acuan yang
diberikan dalam memberikan penilaian terhadap peserta
didik.

Acuan

demikian

perlu

ditetapkan,

agar

dapat

menjadikan sebagai pedoman oleh para pendidik dalam
membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik.
Ada dua kriteria penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik yaitu:
a. Kriteria acuan patokan
Menurut kriteria ini peserta didik dinilai baik dan memenuhi
syarat untuk dinaikan, diluluskan atau dipromosikan, jika
yang bersangkutan memenuhi standar yang ditetapkan
sebelumnya oleh pendidik. Konskuensinya adalah jika
seluruh peserta didik berada diatas standar, akan dinaikan
semua,

dipromosikan

semua

atau

diluluskan

semua.

Sebaliknya jika dibawah standar maka tidak dinaikan, tidak
dipromosikan dan tidak diluluskan.
b. Kriteria acuan norma
Kriteria ini mengharuskan pendidik mendasarkan tafsiran
penilaian pada keberhasilan rata-rata peserta didik di
dalam kelas. Yang dijadikan pembanding keberhasilan
adalah nilai peserta didik dalam kelas. Jika salah seorang
peserta

didik

ternyata

diatas

rata-

rata,

maka

diidentifikasikan sebagai berhasil. Maka sebaliknya yang
berada dibawah rata-rata kelas, dianggap belum berhasil.
6. Teknik Evaluasi Portofolio
Penilaian portofolio merupakan salah satu pendekatan
dalam penilaian pembelajaran di sekolah, di samping alat
penilaian yang selama ini digunakan, terutama tes. Penilaian
portofolio tidak menggunakan data kuantitatif dalam bentuk
angka-angka.

Penilaian portofolio

disebut

juga

penilaian

alternatif (alternative asessment). Dengan penilaian portofolio

d:ahmadfaisal/paper.docx

23

dapat diamati perbedaan kemampuan setiap anak dalam
melaksanakan tugas sekolah dari waktu ke waktu.
a. Fungsi Portofolio
Dalam sistem penilaian, portofolio dapat berfungsi untuk :
1) melihat perkembangan dan tanggung jawab anak dalam
belajar
2) perluasan dimensi belajar
3) pembaharuan kembali proses belajar mengajar
4) penekanan

pada

pengembangan

pandangan

anak

dalam belajar
b. Tujuan Penggunaan Portofolio dalam Penilaian
Sebelum menetapkan untuk menggunakan portofolio
sebagai alat penilaian, guru menentukan terlebih dahulu
maksud

dan

tujuan

portofolio.

Apakah

penggunaan

portofolio tersebut untuk mengkomunikasikan kemajuan
perkembangan

anak

kepada

orang

tua;

atau

untuk

menentukan tindakan yang tepat bagi kemajuan individual
anak didik; atau untuk mengetahui kinerja guru.
Portofolio
kemajuan

dapat

suatu

digunakan
kegiatan,

untuk

mengakses

misalnya

kemajuan

perkembangan anak; pelaksanaan program pembelajaran;
atau

program

lainnya

jika

dianalisis/dievaluasi.

Jadi

portofolio itu sendiri tidaklah secara serta merta bermakna,
sampai bahan-bahan yang dikoleksi itu telah dievaluasi
oleh guru untuk maksud tujuan tertentu. Dalam buku
Penulisan Portofolio disebutkan bahwa tujuan penilaian
portofolio adalah :
1) menghargai perkembangan yang dialami anak didik
2) mendokumentasikan

proses

pembelajaran

yang

berlangsung
3) memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik
yang terbaik
d:ahmadfaisal/paper.docx

24

4) merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dalam
melakukan eksperimentasi
5) meningkatkan efektivitas proses pembelajaran
6) bertukar informasi dengan orang tua peserta didik dan
guru lain
7) membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri
yang positif pada peserta didik
8) meningkatkan kemampuan refleksi diri
9) membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan
pembelajaran
c. Keunggulan penilaian berbasis portofolio
1) Merupakan paradigma baru dalam penilaian
2) Akuntabilitas
3) Anak berperan secara aktif
4) Identifikasi
5) Keterlibatan Orang tua dan masyarakat
6) Penilaian diri
7) Fleksibel
8) Tanggung jawab bersama
9) Keadilan
Dengan penilaian portofolio, akan tercipta rasa keadilan.
Anak yang pandai akan dapat menunjukkan kelebihankelebihan

yang

ada

pada

dirinya

secara

optimal,

sedangkan anak yang kurang pandai akan dapat dibantu
dalam meningkatkan kemampuannya .
d. Kelemahan penilaian berbasis portofolio
1) Memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan dengan
tes biasa
2) Tingkat reliabilitas rendah. Tingkat reliabilitas yang
rendah dalam arti penilaian portofolio tidak adapat
menjamin keajegan hasil penilaian. Hal ini disebabkan
karena banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap
hasil penilaian, baik dari alat ukurnya, faktor anak dan
faktor-faktor lain. Misal, seorang anak diberi tugas
mewarnai gambar. Jika diberikan tugas yang sama pada

d:ahmadfaisal/paper.docx

25

lain waktu pasti hasilnya akan lebih baik, karena tugas
itu merupakan tugas yang diulang.
3) Walaupun dalam pendekatan ini

mengarah

pada

penilaian proses dan hasil, tetapi ada kecenderungan
bahwa penilaian lebih terfokus pada hasil, karena
pengoleksian hasil belajar lebih mudah dibandingkan
dengan proses.
e. Landasan Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan salah satu cara/alat dalam
sistem penilaian yang dilandasi oleh berbagai pemikiran
berikut.
1) Membelajarkan Kembali.
Salah

satu

tujuan

dari

kegiatan

penilaian

adalah

mencari informasi tentang pengalaman belajar anak
didik dan informasi tersebut berfungsi sebagai balikan
untuk membelajarkan mereka kembali. Semua informasi
yang diperoleh kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil
analisis tersebut guru membuat kesimpulan mengapa
anak

tersebut

tidak

berhasil

dengan

baik

dalam

mewarnai gambar. Jika hasil analisis menunjukkan
bahwa anak tersebut tidak bekerja dengan sungguhsungguh, dan banyak bercanda, maka guru dapat
mengambil keputusan untuk mengendalikan kondisi
lingkungan, saat anak mewarnai gambar.
2) Merefleksi Pengalaman Belajar
Dengan penilaian portofolio, guru dan anak dapat
merefleksi (merenung) berbagai hal yang terkait dengan
program dan pengalaman belajar, dan dengan penilaian
menggunakan portofolio anak diajak untuk menilai
kembali berbagai proses dan hasil belajarnya.
f. Prinsip Dasar Penilaian Portofolio
1) Prinsip Penilaian Proses dan Hasil

d:ahmadfaisal/paper.docx

26

Penilaian

berbasis

portofolio

menerapkan

prinsip

penilaian proses dan hasil. Penilaian pada proses belajar
dapat dilihat dari catatan perilaku harian atau catatan
anekdot mengenai sikap anak dalam belajar, antusias
anak dalam mengikuti pelajaran, dan sebagainya. Aspek
lain dari penilaian proses misalnya menilai tugas-tugas
terstruktur yang diberikan guru. Penilaian proses dapat
juga dilakukan terhadap laporan aktivitas anak di
sekolah.
2) Prinsip Penilaian Berkala dan Sinambung
Penilaian berkala

adalah

penilaian

yang

dilakukan

berdasarkan satuan waktu yang ditetapkan, misalnya
mingguan, kuartalan, semesteran, dan sebagainya.
Sedangkan sinambung dapat diartikan bahwa antara
kegiatan penilaian ke dua dan seterusnya merupakan
lanjutan dari kegiatan penilaian sebelumnya. dilanjutkan
dengan kegiatan penilaian tahap berikutnya.
3) Prinsip Penilaian yang Adil
Penilaian yang adil juga harus dilakukan terhadap
produk dan prosesnya. Hal tersebut perlu dilakukan
dikarenakan mungkin saja anak tidak tidak dapat
menghasilkan

produk

yang

baik,

walaupun

sudah

berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu dalam
penilaian portofolio, usaha anak (proses) tersebut juga
harus diperhitungkan dalam penilaian.
4) Prinsip Penilaian Implikasi Sosial Belajar
Di luar kegiatan belajar dapat kita amati apakah pesan
yang

terbungkus

dalam

permainan

tersebut

mempunyai dampak yang nyata dalam kehidupan anak
dengan

sesama

teman.

Apakah

anak-anak

bekerjasama dalam kegiatan yang lain.
Contoh Format Penilaian Portofolio

d:ahmadfaisal/paper.docx

27

dapat

No

Nam
a
Sisw
a

Puis
i

Karya Portofolio
Rumus
Laporan
Matemati Eksperim
ka
en

Pet
a

Nilai
Rerat
a

Ket
.

1
2
3
Catatan:
Kolom karya portofolio disi dengan angka yang
sesuai:
1
= sangat kurang
2
= kurang
3
= sedang
4
= baik
5
= amat baik

d:ahmadfaisal/paper.docx

28

D. KESIMPULAN
Evaluasi sangat diperlukan dalam berbagai hal terutama
dalam

bidang

memperoleh

pendidikan.

suatu

hasil

Evaluasi

dipergunakan

maksimal. Aktivitas

belajar

untuk
perlu

diadakan evaluasi, hal ini penting karena dengan evaluasi kita
dapat mengetahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan
dapat tercapai atau tidak. Melalui eavaluasi dapat diketahui
kemajuan-kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat
ditetapkan

keputusancpenting

mengenai

apa

yang

telah

diperoleh dan diketahui anak serta dapat merencanakan apa
yang

seharusnya

dilakukan

pada

tahap

berikutnya.

Hasil belajar ideal meliputi segenap psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa
namun pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu,
khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal itu disebabkan
perubahan hasil belajar itu yang bersifat intangible (tak dapat
diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini
adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang
dianggap

penting

dan

diharapkan

dapat

mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang
berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

d:ahmadfaisal/paper.docx

29

DAFTAR PUSTAKA

2012. Dasar-Dasar

Arikunto, Suharsimi.

Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Daryanto.2005. Evaluasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta.
Depdiknas.2006. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Sekolah Dasar .
Depdiknas. Jakarta
Hana,

Mahmud

Ahia. 1978.

Bimbingan

Pendidikan

dan

Pekerjaan II. PT. Bulan Bintang.
Hamalik, Oemar. 2000. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. PT. Bumi Aksara.
Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
PT. Remaja Rosdakarya
-------------. 2006. Psikologi Belajar. PT. Raja Grafindo Persada.
Purwanto, Ngalim. 2000. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sanjaya,

Wina.

2008.

Perencanaan

dan

Desain

Sistem

Pembelajaran. Jakarta: Prenada media Group
Sholihin, Muchlis. 2006. Buku Ajar Psikologi Belajar PAI. STAIN
Pamekasan Press. Syah,.
Sudijono, Anas. 1996. Pengantar Teknik Evaluasi Pendidikan.
Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

d:ahmadfaisal/paper.docx

30