Laporan Praktikum Bentuk dan Struktur Se
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
BENTUK DAN STRUKTUR SEL
SINDY FEBRIYANTI
140210103010
A REG BIO
KELOMPOK 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I.
JUDUL
Bentuk dan Struktur Sel
II.
TUJUAN
Pada akhir praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
2. Menggambarkan bermacam-macam bentuk sel.
III.
DASAR TEORI
Sel merupakan unit dasar secara struktural dan fungsional. M.I Schleiden dan T.
Schwann ialah yang pertama kali menyatakan bahwa sel merupakan unit dasar dari
tubuh makhluk hidup. Teori-teori tentang sel mulai berkembang pada abad ke-19,
teori sel menyatakan bahwa sel adalah unit dasar dari tubuh makhluk hidup. Dengan
menggunakan mikroskop biasa, para ahli telah menemukan berbagai komponen
seluler (Waluyo, 2010:6).
Ada 2 tipe sel, yaitu sel prokariotik (pro = primitif ; karyon = inti) dan sel
eukariotik (eu = baik ; kariotik = berinti). Sel prokariotik strukturnya masih
sederhana, belum mempunyai selaput inti dan organel sel. Inti sel prokariotik tidak
dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun telah diberi pewarnaan yang disebabkan
karena zat inti pada sel prokariotik belum mempunyai pembungkus selaput inti,
sehingga tidak dapat terlihat dengan pewarnaan. Sel prokariotik terdiri dari materi inti
(DNA, RNA, dan protein inti), sitoplasma dan dibagian luarnya dibungkus oleh
selaput sel. Pada sitoplasma terdapat organel-organel sel seperti, golgi, RE,
mitokondria, sentriol, dsb. Sedangkan sel eukariotik telah mempuntai inti sel yang
jelas dan dengan pewarnaan tertentu dapat dilihat di bawah mikroskop biasa. Inti sel
pada sel eukariotik dibangun oleh selaput inti (membran inti). Membran inti ini
berhubungan dengan membran lainnya. Bentuk ukuran dan fisiologi sel eukariotik
sangat bervariasi, tapi pada dasarnya mempunyai persamaan yaitu terdiri dari
membran plasma, inti sel (nukleus) dan sitoplasma yang didalamnya terdapat RE,
badan golgi, mitokondria, lisosom, dll (Winatasasmita, 1985:2)
Bentuk-bentuk sel, terutama yang mempunyai fungsi khusus atau terkumpul
menjadi suatu jaringan tertentu sangat bervariasi. Misalnya jaringan yang terdapat
pada tumbuhan memiliki sifat masih meristem atau jaringan muda. Bentuk sel
cenderung seragam dan kebanyakan isodiametris, artinya diameter panjang dan
lebarnya relatif sama (Ratnaningsih, 1999:26).
Pada sel, jaringan yang berfungsi sebagai jaringan pelindung adalah jaringan
epidermis yang terbentuk dari sel epidermis dengan dinding tebal akibat penebalan
primer. Pada beberapa sel epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata, rambut
dan kelenjar. Ada pula jaringan pengangkut yang fungsinya mengangkut air, mineral
maupun hasil fotosintesis. Struktur sel pada tumbuhan, mempunyai bentuk yang stabil
akibat adannya dinding sel. Sedangkan sel hewan bentuknya tidak stabil karena tidak
memiliki dinding sel. Yang berpengaruh pada bentuk sel hewan adalah mikro filamen
dan mikro tubula yang berperan sebagai endoskeleton sel (Dariatmo, 1999:19).
IV.
METODE PRAKTIKUM
IV.1
Alat
a. Mikroskop
b. Gelas obyek dan gelas penutup
c. Pipet tetes
d. Beaker glass
e. Silet
f. Lap dari kain kaos
g. Skalpel
h. Tissue
IV.2
Bahan
a. Sel epitel rongga mulut
b. Umbi lapis bawang merah
c. Serabut buah kapuk randu
d. Helaian daun bayam
e. Helaian daun rumput
f. Jaringan meristem tumbuhan (awetan)
g. Penampang melintang batang (awetan)
h. Air
i. Alkohol 70%
j. Larutan Methilen Blue
k. Kertas Hisap
IV.3
Cara Kerja
a. Mengamati sel hewan (bahan: epitel rongga mulut)
Membersihkan tangkai skalte dengan alkohol 70% kemudian
menggunakannya untuk mengorek bagian dalam pipi
Mengoleskan korekan tadi pada gelas benda, kemudian menetesinya
dengan larutan methilen blue
Mengamati dibawah mikroskop mulai dari perbesaran lemah dahulu
kemudian ke perbesaran kuat
Menggambar 2 atau 3 sel dan memberi keterangan bagian-bagian sel yang
tampak
b. Mengamati sel tumbuhan (bahan: sel umbi lapis bawang merah)
Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah
Meletakkan diatas gelas benda dan kemudian menetesinya dengan air lalu
menutupnya dengan gelas penutup
Menggambar 2 atau 3 sel dan memberi keterangan bagian-bagiannya
c. Mengamati sel tumbuhan yang berbentuk panjang (serabut kapuk
randu)
Menyiapkan kaca benda dan menetesinya dengan air
Meletakkan 1 atau 2 helai serabut kapuk randu dan menutupnya dengan
gelas penutup
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
d. Melihat sel berbentuk pipih (epidermis daun bayam)
Menyiapkan kaca benda
Menyayat bagian epidermis (kulit) pada daun bayam, kemudian
meletakkannya diatas kaca benda dan menetesinya dengan air lalu
menutupnya dengan kaca penutup
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
e. Melihat sel berbentuk kubus panjang (epidermis daun rumput)
Menggambar 3 atau 4 sel yang saling berdekatan
Menyiapkan kaca benda
Menyayat bagian epidermis (kulit) pada daun rumput, kemudian
meletakkannya diatas kaca benda dan menetesinya dengan air lalu
menutupnya dengan kaca penutup
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menggambar beberapa sel yang bentuknya berlainan
Meletakkan preparat dibawah mikroskop kemudian mengamatinya dari
perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menggambar beberapa sel
f. Jaringan meristem ujung batang (preparat awetan)
g. Mengamati berbagai bentuk sel penampang lintang batang (preparat
awetan)
Meletakkan preparat dibawah mikroskop kemudian mengamatinya dari
perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menggambar beberapa sel
V.
HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan untuk bahan a
Gambar 5.1
Keterangan:
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel/nukleus
b. Hasil pengamatan untuk bahan b
Gambar 5.2
Keterangan:
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel/nukleus
c. Hasil pengamatan untuk bahan c
Gambar 5.3
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Gelembung udara
3. Ruang sel
d. Hasil pengamatan untuk bahan d
Gambar 5.4
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Bentuk sel
4. Fungsi sel
e. Hasil pengamatan untuk bahan e
Gambar 5.5
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Sel bentuk kubus
4. Sel bentuk panjang
5. Fungsi sel
f. Hasil pengamatan untuk bahan f
Gambar 5.6
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Inti sel
4. Sel bentuk
g. Hasil pengamatan untuk bahan g
Gambar 5.7
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Jaringan epidermis
4. Jaringan korteks
5. Jaringan berkas pengangkut
6. Jaringan penguat
VI.
PEMBAHASAN
Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup dan memiliki
ukuran mikroskopis yang artinya sel tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada
makhluk hidup bersel tunggal (uni-seluler) segala fungsi kehidupan dilakukan oleh
sel itu sendiri. Pada makhluk hidup bersel banyak (multi-seluler), berbagai fungsi
kehidupan dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda yang membentuk
suatu jaringan, organ atau membentuk suatu sistem. Sel hewan dan sel tumbuhan
merupakan makhluk hidup bersel banyak (multi-seluler) yang memilki perbedaan
masing-masing, namun tetap mempunyai persamaan-persamaan dasar tertentu
mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian-bagian selnya.
Perbedaan utama antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah bahwa, sel tumbuhan
memiliki dinding sel, dimana sel hewan tidak memiliki dinding sel. Dinding sel
terdiri dari selulosa yang memberikan kekakuan pada sel tumbuhan sehingga sel
tumbuhan mempunyai bentuk yang tetap. Dinding sel memungkinkan menahan
tekanan tinggi dalam sel tumbuhan tanpa meledak, karenanya sel tumbuhan mampu
menerima sejumlah besar cairan melalui osmosis tanpa meledak. Sedangkan sel
hewan tidak memiliki kekakuan tersebut, maka sel hewan cenderung memiliki bentuk
bulat dan tidak beraturan serta penampilannya cenderung bervariasi. Sel hewan hanya
memiliki membran tipis yang membatasi akses ke sel dan cenderung meledak jika sel
tersebut menyerap terlalu banyak air tambahan. Selain itu, sel tumbuhan mempunyai
vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan tidak lazim mempunyai vakuola dan
kloroplas. Seperti yang tampak pada saat pengamatan, sel tumbuhan bentuknya lebih
teratur karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menjaga bentuk sel.
Sedangkan sel hewan cenderung tidak beraturan karena sel hewan tidak memiliki
dinding sel.
Pada saat melakukan pengamatan pada jaringan epitel rongga mulut, korekan
bagian dalam rongga mulut ditetesi methilen blue yang bertujuan untuk memperjelas
tampilan pengamatan sel epitel rongga mulut dibawah mikroskop. Metilena biru
adalah senyawa kimia aromatik heterosiklik dengan rumus kimia C16H18N3SCl.
Senyawa ini banyak digunakan pada bidang biologi dan kimia. Pada suhu ruangan
senyawa ini berbentuk padatan, tak berbau, berbentuk bubuk warna hijau tua yang
akan menghasilkan larutan warna biru tua bila dilarutkan dalam air. Bentuk hidratnya
mengandung 3 molekul air per molekul metilena biru. Pada pengamatan sel, perlu
pula untuk meneteskan air steril untuk memisahkan sel-sel agar tidak saling tumpang
tindih yang bisa menyulitkan pengamatan.
VII.
PENUTUP
VII.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, bentuk sel tumbuhan tersusun rapi akibat
adanya dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung dan penunjang bentuk sel.
Dengan strukturnya yang terdiri dari inti sel/nukleus, dinding sel dan sitoplasma.
Sedangkan pada sel hewan bentuknya tidak beraturan karena tidak mempunyai
dinding sel.
VII.2
Saran
Pada saat melakukan pengamatan, mulailah mengamati obyek dengan perbesaran
lensa lemah hingga ke perbesaran kuat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sridianti.com/mengenal-perbedaan-sel-hewan-dan-tumbuhan.html
(29 September 2014)
Winatasasmita, Djamhur. 1985. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta:Universitas
Terbuka Depdikbud
Dariatmo, Widjoyo. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta:Universitas Terbuka
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember:Universitas Jember
Ratnaningsih, Anna. 1999. Organisasi Tubuh Organisme. Jakarta:Universitas Terbuka
BIOLOGI DASAR
BENTUK DAN STRUKTUR SEL
SINDY FEBRIYANTI
140210103010
A REG BIO
KELOMPOK 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
I.
JUDUL
Bentuk dan Struktur Sel
II.
TUJUAN
Pada akhir praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
2. Menggambarkan bermacam-macam bentuk sel.
III.
DASAR TEORI
Sel merupakan unit dasar secara struktural dan fungsional. M.I Schleiden dan T.
Schwann ialah yang pertama kali menyatakan bahwa sel merupakan unit dasar dari
tubuh makhluk hidup. Teori-teori tentang sel mulai berkembang pada abad ke-19,
teori sel menyatakan bahwa sel adalah unit dasar dari tubuh makhluk hidup. Dengan
menggunakan mikroskop biasa, para ahli telah menemukan berbagai komponen
seluler (Waluyo, 2010:6).
Ada 2 tipe sel, yaitu sel prokariotik (pro = primitif ; karyon = inti) dan sel
eukariotik (eu = baik ; kariotik = berinti). Sel prokariotik strukturnya masih
sederhana, belum mempunyai selaput inti dan organel sel. Inti sel prokariotik tidak
dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun telah diberi pewarnaan yang disebabkan
karena zat inti pada sel prokariotik belum mempunyai pembungkus selaput inti,
sehingga tidak dapat terlihat dengan pewarnaan. Sel prokariotik terdiri dari materi inti
(DNA, RNA, dan protein inti), sitoplasma dan dibagian luarnya dibungkus oleh
selaput sel. Pada sitoplasma terdapat organel-organel sel seperti, golgi, RE,
mitokondria, sentriol, dsb. Sedangkan sel eukariotik telah mempuntai inti sel yang
jelas dan dengan pewarnaan tertentu dapat dilihat di bawah mikroskop biasa. Inti sel
pada sel eukariotik dibangun oleh selaput inti (membran inti). Membran inti ini
berhubungan dengan membran lainnya. Bentuk ukuran dan fisiologi sel eukariotik
sangat bervariasi, tapi pada dasarnya mempunyai persamaan yaitu terdiri dari
membran plasma, inti sel (nukleus) dan sitoplasma yang didalamnya terdapat RE,
badan golgi, mitokondria, lisosom, dll (Winatasasmita, 1985:2)
Bentuk-bentuk sel, terutama yang mempunyai fungsi khusus atau terkumpul
menjadi suatu jaringan tertentu sangat bervariasi. Misalnya jaringan yang terdapat
pada tumbuhan memiliki sifat masih meristem atau jaringan muda. Bentuk sel
cenderung seragam dan kebanyakan isodiametris, artinya diameter panjang dan
lebarnya relatif sama (Ratnaningsih, 1999:26).
Pada sel, jaringan yang berfungsi sebagai jaringan pelindung adalah jaringan
epidermis yang terbentuk dari sel epidermis dengan dinding tebal akibat penebalan
primer. Pada beberapa sel epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata, rambut
dan kelenjar. Ada pula jaringan pengangkut yang fungsinya mengangkut air, mineral
maupun hasil fotosintesis. Struktur sel pada tumbuhan, mempunyai bentuk yang stabil
akibat adannya dinding sel. Sedangkan sel hewan bentuknya tidak stabil karena tidak
memiliki dinding sel. Yang berpengaruh pada bentuk sel hewan adalah mikro filamen
dan mikro tubula yang berperan sebagai endoskeleton sel (Dariatmo, 1999:19).
IV.
METODE PRAKTIKUM
IV.1
Alat
a. Mikroskop
b. Gelas obyek dan gelas penutup
c. Pipet tetes
d. Beaker glass
e. Silet
f. Lap dari kain kaos
g. Skalpel
h. Tissue
IV.2
Bahan
a. Sel epitel rongga mulut
b. Umbi lapis bawang merah
c. Serabut buah kapuk randu
d. Helaian daun bayam
e. Helaian daun rumput
f. Jaringan meristem tumbuhan (awetan)
g. Penampang melintang batang (awetan)
h. Air
i. Alkohol 70%
j. Larutan Methilen Blue
k. Kertas Hisap
IV.3
Cara Kerja
a. Mengamati sel hewan (bahan: epitel rongga mulut)
Membersihkan tangkai skalte dengan alkohol 70% kemudian
menggunakannya untuk mengorek bagian dalam pipi
Mengoleskan korekan tadi pada gelas benda, kemudian menetesinya
dengan larutan methilen blue
Mengamati dibawah mikroskop mulai dari perbesaran lemah dahulu
kemudian ke perbesaran kuat
Menggambar 2 atau 3 sel dan memberi keterangan bagian-bagian sel yang
tampak
b. Mengamati sel tumbuhan (bahan: sel umbi lapis bawang merah)
Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah
Meletakkan diatas gelas benda dan kemudian menetesinya dengan air lalu
menutupnya dengan gelas penutup
Menggambar 2 atau 3 sel dan memberi keterangan bagian-bagiannya
c. Mengamati sel tumbuhan yang berbentuk panjang (serabut kapuk
randu)
Menyiapkan kaca benda dan menetesinya dengan air
Meletakkan 1 atau 2 helai serabut kapuk randu dan menutupnya dengan
gelas penutup
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
d. Melihat sel berbentuk pipih (epidermis daun bayam)
Menyiapkan kaca benda
Menyayat bagian epidermis (kulit) pada daun bayam, kemudian
meletakkannya diatas kaca benda dan menetesinya dengan air lalu
menutupnya dengan kaca penutup
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
e. Melihat sel berbentuk kubus panjang (epidermis daun rumput)
Menggambar 3 atau 4 sel yang saling berdekatan
Menyiapkan kaca benda
Menyayat bagian epidermis (kulit) pada daun rumput, kemudian
meletakkannya diatas kaca benda dan menetesinya dengan air lalu
menutupnya dengan kaca penutup
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menggambar beberapa sel yang bentuknya berlainan
Meletakkan preparat dibawah mikroskop kemudian mengamatinya dari
perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menggambar beberapa sel
f. Jaringan meristem ujung batang (preparat awetan)
g. Mengamati berbagai bentuk sel penampang lintang batang (preparat
awetan)
Meletakkan preparat dibawah mikroskop kemudian mengamatinya dari
perbesaran lemah ke perbesaran kuat
Menggambar beberapa sel
V.
HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan untuk bahan a
Gambar 5.1
Keterangan:
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel/nukleus
b. Hasil pengamatan untuk bahan b
Gambar 5.2
Keterangan:
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel/nukleus
c. Hasil pengamatan untuk bahan c
Gambar 5.3
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Gelembung udara
3. Ruang sel
d. Hasil pengamatan untuk bahan d
Gambar 5.4
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Bentuk sel
4. Fungsi sel
e. Hasil pengamatan untuk bahan e
Gambar 5.5
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Sel bentuk kubus
4. Sel bentuk panjang
5. Fungsi sel
f. Hasil pengamatan untuk bahan f
Gambar 5.6
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Inti sel
4. Sel bentuk
g. Hasil pengamatan untuk bahan g
Gambar 5.7
Keterangan:
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Jaringan epidermis
4. Jaringan korteks
5. Jaringan berkas pengangkut
6. Jaringan penguat
VI.
PEMBAHASAN
Sel merupakan satuan struktural terkecil dari suatu organisme hidup dan memiliki
ukuran mikroskopis yang artinya sel tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada
makhluk hidup bersel tunggal (uni-seluler) segala fungsi kehidupan dilakukan oleh
sel itu sendiri. Pada makhluk hidup bersel banyak (multi-seluler), berbagai fungsi
kehidupan dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda yang membentuk
suatu jaringan, organ atau membentuk suatu sistem. Sel hewan dan sel tumbuhan
merupakan makhluk hidup bersel banyak (multi-seluler) yang memilki perbedaan
masing-masing, namun tetap mempunyai persamaan-persamaan dasar tertentu
mengenai sifat, bentuk dan fungsi dari bagian-bagian selnya.
Perbedaan utama antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah bahwa, sel tumbuhan
memiliki dinding sel, dimana sel hewan tidak memiliki dinding sel. Dinding sel
terdiri dari selulosa yang memberikan kekakuan pada sel tumbuhan sehingga sel
tumbuhan mempunyai bentuk yang tetap. Dinding sel memungkinkan menahan
tekanan tinggi dalam sel tumbuhan tanpa meledak, karenanya sel tumbuhan mampu
menerima sejumlah besar cairan melalui osmosis tanpa meledak. Sedangkan sel
hewan tidak memiliki kekakuan tersebut, maka sel hewan cenderung memiliki bentuk
bulat dan tidak beraturan serta penampilannya cenderung bervariasi. Sel hewan hanya
memiliki membran tipis yang membatasi akses ke sel dan cenderung meledak jika sel
tersebut menyerap terlalu banyak air tambahan. Selain itu, sel tumbuhan mempunyai
vakuola dan kloroplas. Sedangkan sel hewan tidak lazim mempunyai vakuola dan
kloroplas. Seperti yang tampak pada saat pengamatan, sel tumbuhan bentuknya lebih
teratur karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menjaga bentuk sel.
Sedangkan sel hewan cenderung tidak beraturan karena sel hewan tidak memiliki
dinding sel.
Pada saat melakukan pengamatan pada jaringan epitel rongga mulut, korekan
bagian dalam rongga mulut ditetesi methilen blue yang bertujuan untuk memperjelas
tampilan pengamatan sel epitel rongga mulut dibawah mikroskop. Metilena biru
adalah senyawa kimia aromatik heterosiklik dengan rumus kimia C16H18N3SCl.
Senyawa ini banyak digunakan pada bidang biologi dan kimia. Pada suhu ruangan
senyawa ini berbentuk padatan, tak berbau, berbentuk bubuk warna hijau tua yang
akan menghasilkan larutan warna biru tua bila dilarutkan dalam air. Bentuk hidratnya
mengandung 3 molekul air per molekul metilena biru. Pada pengamatan sel, perlu
pula untuk meneteskan air steril untuk memisahkan sel-sel agar tidak saling tumpang
tindih yang bisa menyulitkan pengamatan.
VII.
PENUTUP
VII.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, bentuk sel tumbuhan tersusun rapi akibat
adanya dinding sel yang berfungsi sebagai pelindung dan penunjang bentuk sel.
Dengan strukturnya yang terdiri dari inti sel/nukleus, dinding sel dan sitoplasma.
Sedangkan pada sel hewan bentuknya tidak beraturan karena tidak mempunyai
dinding sel.
VII.2
Saran
Pada saat melakukan pengamatan, mulailah mengamati obyek dengan perbesaran
lensa lemah hingga ke perbesaran kuat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sridianti.com/mengenal-perbedaan-sel-hewan-dan-tumbuhan.html
(29 September 2014)
Winatasasmita, Djamhur. 1985. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta:Universitas
Terbuka Depdikbud
Dariatmo, Widjoyo. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta:Universitas Terbuka
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember:Universitas Jember
Ratnaningsih, Anna. 1999. Organisasi Tubuh Organisme. Jakarta:Universitas Terbuka