Teknik Produksi Proses Pemesinan (1)

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

I. Teknik Produksi
Di dalam teknik produksi , terdapat 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Persiapan
a. Peralatan, mesin, bahan / material.
b. Kompetensi (skill, knowledge, attitude).
c. Biaya produksi.

2. Pelaksanaan
a. Mengoperasikan mesin / alat dengan aman.
b. Menerapkan kompetensi seehingga tercapai hasil produksi yang
presisi.
3. Evaluasi
a. Cek / periksa produk yang dihasilkan.
b. Cek setiap proses kerja yang telah selesai dilaksanakan.
c. Membereskan mesin dan peralatan yang dipergunakan.

II. Manajemen Produksi

Adalah salah satu bagian dari cara pengaturan organisasi / perusahaan,
yang khusus berhubungan atas sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi
sesuatu.
Prinsip pokok manajemen produksi adalah mengatur fasilitas – fasilitas
yang tersedia dalam rangka memenuhi permintaan pasar.

Gambar 1. Prinsip Pokok Manajemen.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 1

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Tujuan manajemen produksi adalah kegiatan perencanaan, implementasi
dan pengendalian produksi dengan menetapkan tujuan yang disempurnakan dan
disesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan yang berubah dari waktu ke
waktu.

III. Sistem Produksi,

Sistem produksi didasarkan pada sifat / ciri yang langsung mempengaruhi
sistem operasional, selain sistem produksi (pengaruh intern) ada yang perlu
dipertimbangkan juga seperti permintaan pasar (pengaruh extern).
Ada tiga ciri dasar dari sistem produksi, yaitu :
1. Sifat struktur produk
Perusahaan untuk membuat produk tunggal atau produk rakitan.
2. Organisasi sistem arus bahan
a. Organisasi Fungsional.
b. Organisasi Lini.
c. Organisasi Grup.
3. Sifat pemesanan / pelanggan
a. Produksi berdasarkan permintaan / pesanan pelanggan :
a) Job order.

b) Pekerjaan kontrak.
c) Pesanan berulang (Batch).
d) Jadwal berulang.
b. Produksi berdasarkan persediaan (Produksi massal). Adapun kunci
produksi tergantung dari :
a) Kapasitas.

b) Tingkat persediaan produk jadi.
c) Waktu pengiriman.
d) Pemenuhan distribusi serta ramalan penjualan.
e) Tak terjadi beban lebih
c. Perencanaan dalam produksi.
d. Kapasitas produksi.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 2

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

a) Kapasitas.
b) Kapasitas yang efektif.
c) Effisiensi.
e.

Perencanaan Proses.


f.

Penjadwalan.

IV. Penetapan Biaya Produksi,
1. Pengertian Biaya
Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang.
2. Penggolongan Biaya Produksi
a.

Biaya manufaktur / produksi.

Gambar 2. Biaya Manufaktur.

b.

Biaya komersial.

Gambar 3. Biaya Komersial.
3. Penetapan biaya standar produksi

a. Tujuan biaya standar produksi
a) Mengendalikan biaya serta mengatur efisiensi.
b) Menilai persediaan.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 3

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

c) Menyusun laporan keuangan.
d) Menyusul anggaran perusahaan.
e) Memilih alternatif yang dihadapi perusahaan.
f) Menentukan harga jual.
g) Mengusahakan pengurangan / penghematan yang mungkin atas
biaya.
b. Unsur – unsur biaya produksi
a) Biaya bahan langsung.
b) Biaya tenaga kerja langsung.
c) Biaya umum pabrik / overhead.

c. Penetapan biaya standar produksi
a) Mempelajari dan menetapkan spesifikasi dan metoda produksi.
b) Menetapkan harga bahan dan upah tenaga kerja langsung.
c) Menetapkan biaya standar dengan cara mengalikan antara
jumlah dengan biaya standar.
d. Standar biaya bahan
a) Jumlah kebutuhan / pemakaian bahan.
b) Harga bahan.
e. Standar biaya tenaga kerja langsung
a) Tingkat upah standar.
b) Efesiensi kerja.
f. Standar biaya umum pabrik (Overhead)
a) Variabel.
b) Tetap (Fix).
g. Pengertian titik impas (Break Event Point/BEP)
Titik yang jumlah hasil penjualan (dalam rupiah) sama dengan
biaya yang dikeluarkan.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 4


M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Gambar 4. Break Event Point (BEP)

V. Mesin Bubut,
Kecepatan potong pada proses mesin bubut ditentukan oleh :
1. Kekerasan bahan yang dipotong.
2. Bahan dari pisau / alat potong.
3. Bentuk dan cara pengerasan alat potong.
4. Penggeseran pemakanan pisau terhadap benda kerja (Feed).
5. Dalamnya pemakanan pahat / pisau (Depth).
6. Bahan pendingin.
7. Tenaga dari mesin perkakas, bentuk dan kondisi mesin.

Kecepatan potong adalah kecepatan bergeraknya ujung pahat
terhadap bahan-bahan kerja yang akan dipotong. Kecepatan memotong
dihitung / disebut dalam satuan “ meter per menit”.
Waktu pemotongan diperlukan untuk penentuan waktu dalam

menyelesaikan suatu produk / benda kerja.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 5

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Rumus nya :
12







� �

� � �










= Waktu
Waktu =

12








A. Membubut Tirus

Gambar 5. Membubut Tirus Dengan Menggeser Eretan Atas.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 6

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Gambar 6. Membubut Tirus Dengan menggeser Kepala lepas.
DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 7

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

B. Mengulir
Untuk membubut / memotong ulir diperlukan dua ketentuan untuk
menghitung roda gigi yang harus dipasang,

1. Kisar ulir yang hendak dipotong (dalam mm atau inchi)
Jumlah jalan ulir yang harus dipotong pada suatu panjang tertentu.
2. Kisar ulir transporteur (dalam mm atau inchi)
Jumlah jalan ulir sepanjang satu inchi atau satuan panjang lainnya
dalam mm.
Dari ketentuan diatas, maka menghitung roda gigi pengganti dapat
dikelompokkan dalam dua cara,
1. Menghitung roda gigi pengganti untuk membubut ulir Whitworth
(Kesatuan inchi).
2. Menghitung roda gigi pengganti untuk membuat ulir Metric
(Kesatuan mm).

a. Menghitung roda gigi pengganti untuk membubut ulir whitworth

Gambar 7.Cara Menghitung Roda gigi pengganti untuk membubut ulir whitworth.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 8

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Gambar 8. Contoh menghitung roda gigi pengganti untuk ulir withworth.
b. Menghitung roda gigi pengganti untuk ulir metric

Gambar 9. Cara menghitung roda gigi pengganti untuk membubut metric.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 9

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Gambar 10. Daftar Tangen.

VI. Mesin Skrap
Mesin skrap adalah mesin perkakas logam dengan gerak utama “Lurus”.
(yang termasuk mesin perkakas dengan gerak utama berputar, yaitu mesin bubut,
gerinda, frais)

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 10

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Gambar 11. Pandangan Samping Mesin Skrap.

Gambar 12. Pandangan Samping dan Potongan Mesin Skrap.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 11

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

A. Pelumasan Mesin Skrap
Pelumasan merupakan hal yang sangat penting dalam pengoperasian suatu
mesin termasuk pada mesin skrap. Pelumasan dilakukan pada bagian-bagian yang
saling bergesekan / berputar (roda gigi, batang / bidang yang saling bergesek,
poros dan dudukannya dll).
Tujuan dari pelumasan yaitu :
a. Mengurangi / melindungi bagian-bagian mesin yang bergesekan.
b. Mendinginkan bagian tersebut dari panas yang terjadi akibat
gesekan.

Gambar 13. Daftar Bahan dan Jenis Pelumas.

B. Mengoperasikan / Menjalankan Mesin Skrap
a. Atur handel - handel pengaturan pengatur kecepatan, feed /
penggeseran meja pada kondisi aman / netral.
b. Atur panjang langkah lengan sesuai kebutuhan.
c. Atur kedudukan / posisi / letak gerak lengan sesuai posisi benda
kerja.
d. Atur kecepatan gerak lengan sesuai pedoman.
C. Kecepatan Potong dan Feed Penyayatan
1. Penyayatan pahat. Maksudnya adalah :
a. Mengupas bagian bahan/logam guna mendapatkan ukuran tertentu.
b. Mencapai hasil yang baik/rata pada proses pemotongan.
DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 12

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

2. Kecepatan potong
a. Jenis macam bahan benda kerja.
b. Pemotongan ringan dapat dilakukan dengan cepat dari pada
pemotongan berat / tebal.
c. Kondisi mesin yang dioperasikan.

Gambar 14. Tabel Kecepatan Potong dan Feed Dari Pahat HSS

VII. Harga Pembuatan / Penjualan Produk
Harga pembuatan dan penjualan suatu benda kerja kerja terdiri dari sejumlah
faktor antar lain yaitu :
1. Harga bahan mentah
2. Tarif mesin, yang terdiri dari :
a. Upah
b. Harga mesin dan perlengkapan
c. Biaya pabrik yang lain
3. Biaya lain sehubungan administrasi dan pemasaran
4. Keuntungan
5. Resiko

Perhitungan tarif mesin per jam
Tarip mesin = upah + harga mesin + biaya pabrik

Uraian tarif mesin,
a. Upah
DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 13

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

b. Biaya pabrik / perusahaan
c. Harga mesin
d. Penurunan harga
Biaya perawatan dan perbaikan,
Harga tempat,
Memperhitungkan ruang untuk tiap mesin,
Biaya energi,
Harga alat,
Perhitungan tarif mesin

Gambar 15. Rumus Perhitungan Tarif Mesin.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 14

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Gambar 16. Kalkulasi Biaya.

Gambar 17. Komponen – komponen Biaya Dasar.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 15

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1

2016

Gambar 18. Kurva Titik Impas.

Biaya Variabel
Karakteristik :
 Perubahan jumlah keseluruhan relative berubah secara proporsional
terhadap perubahan volume produk.
 Biaya per unit relatif konstan dengan perubahan volume dalam rentang
yang relevan.
 Biaya dapat dibebankan kepada departemen operasi dengan cukup mudah
dan tepat.
 Tanggung jawab pengendalian oleh kepala departemen tertentu.
Biaya Tetap
Karakteristik :
 Jumlah keseluruhan relative tetap dengan berubah nya volume produk.
DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 16

M. RAYHAN JATNIKA NIM.MK121002 - PROSES PEMESINAN 1




2016

Dapat dibebankan kepada departemen - departemen berdasarkan
keputusan manajemen atau menurut metode alokasi biaya.
Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen
eksekutif daripada oleh penyedia operasi.

Gambar 19. Penentuan Biaya Penggunaan listrik.

DIV – MEKATRONIKA POLITEKNIK TEDC BANDUNG | 17