2017 Kesling Sesi 7 ADI Limbah Padat dan Cair
LIMBAH PADAT DAN CAIR:
KEMUNGKINAN DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT AKIBAT
PERUBAHAN KUALITAS AIR DAN UDARA DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
(Kajian Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Pemantauan Lingkungan Tahun 2007)
Oleh
KRT.Adi Heru Husodo
Pusat Studi Ilmu Kesehatan Lingkungan dan Ilmu Kesehatan Kerja
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
PENGANTAR
Dampak terhadap kesehatan manusia sudah seharusnya mendapatkan perhatian
yang amat besar, apalagi bila dampak kesehatan itu mengenai manusia dalam jumlah
yang banyak, maka dampak terhadap kesehatan masyarakat jelas amat penting sekali
maknanya.
Kualitas air dan kualitas udara amat penting sekali kegunaan dan manfaatnya bagi
kehidupan manusia, sebab kedua komponen lingkungan itu merupakan kebutuhan
langsung untuk manusia untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya.
Adanya pencemaran udara dan pencemaran air, maka beberapa kemungkinan
dapat terjadi sebagai berikut dibawah ini :
-
Keracunan (Plumbisme, Asbestosis, Ferrosis/siderosis, Stanosis,
Mercury/minamata,dsb)
Sakit (Gastroenteritis, typhoid,helmintiasis,dsb)
Penurunan kualitas motorik
Penurunan IQ
Anak rewel
Dan sebagainya
BAHAN DAN CARA
Kajian ini dilakukan berdasarkan pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh :
1.Maryono (2007), yaitu : PENCEMARAN AIR SUNGAI
(Studi Kasus Sungai Winongo ),Fakultas Teknik UGM,
Bapedalda DIY, Yogyakarta
2.Sugiarto (2007), yaitu : EVALUASI TERHADAP KUALITAS UDARA YOGYA,
Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, Yogyakarta :
- Pb di udara tinggi
- CO di udara tinggi
- debu
- dsb.
Selanjutnya dilakukan kajian pustaka dengan mengacu pada temuan tersebut
diatas yang dibandingkan terhadap penelitian-penelitian yang terdahulu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Terhadap hasil pemantauan kualitas air sungai Winongo, terlihat bahwa :
1.BOD :
- di hulu masih dibawah NAB golongan B (untuk minum & rumah tangga)
- di hilir melewati NAB golongan B, masuk golongan C (untuk perikanan dan
peternakan)
- Berdasar BOD sungai Winongo yang meningkat, makin kualitas sungai
Winongo makin memburuk (makin tercemar). Mungkin ini karena
pengambilan data memakai metoda Cross-Sectional
2.COD :
- dari hulu ke hilir diatas NAB golongan B
- secara keseluruhan COD menurun dari waktu ke waktu
- kondisi sungai Winongo dari waktu ke waktu makin membaik. Mungkin ini
karena pengambilan data memakai metoda Time-Series.
3.PH :
- tidak ada masalah
4. COLIFORM TINJA :
-dari hulu ke hilir sungai Winongo tercemar oleh bakteri Coli, namun di bagian
Kota Yogyakarta adalah yang tertinggi.
-Ini berarti bahwa bila air sungai itu digunakan untuk air minum, maka air itu
harus diproses dulu, sebab bila tidak akan menyebabkan terjadinya infeksi saluran
pencernaan (Salmonelosis, gastroenteritis,dsb)
5. SANITASI KOLAM RENANG :
Untuk kolam renang yang perlu dipikirkan adalah :
- sumber air kolam :
Air sungai
Air PDAM : Kolam Renang Umbang Tirta Kota Yogyakarta, Kolam
Renang IKIP Karang Malang Yogyakarta (UNY).
Air mata air : Kolam Renang Tirtayasa Kota Kediri, Kolam Renang
Sumber Bedug
Air tanah dalam (sumur Bor)
- Proses air sumber :
Chlorinasi : air PDAM
Alami
: mata air alami yang bersih, segar, nyaman; sumber mata
air panas,
Dipanaskan : Kolam Renang di Eropah
Dsb.
- Polutan di Kolam Renang :
Lumut
Ganggang
Bakteri : E.Coli,
Bahan kimia : Pb, Chlor, Flour, dsb
- faktor risiko pencemaran lingkungan kolam renang:
- jumlah pemakai kolam renang/ hari
- frekuensi pembersihan kolam renang
- PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pemakai kolam renang
- dsb.
- pengelolaan kolam renang:
- swasta : hotel, universitas, klub renang, rumah tangga, dsb.
- pemerintah
- dsb
- pembiayaan kolam renang :
- gratis
- bayar ============>operasional sanitasi kolam renang
- dsb
- fungsi kolam renang :
- olahraga : relatif lebih bersih ketimbang untuk rekreasi
- rekreasi : kotor oleh sampah, tua dan muda dan anak-anak, dsb.
- dsb.
6.Sumber Pencemaran ke Sungai Winongo :
-
PT Samitex : Tekstil
o Zat Pencemar :
NaOH
Na2CO3 ------- Batu dalam ginjal
Deterjen ---------Mengganggu kulit
Zat Warna ----- Biasanya Karsinogenik
Kanji
Malam
-
-
Petins
Alkohol -------- Mengganggu kulit
Asam-asam
Zat Organik
dsb
PT PG Madubaru : Gula
o Zat Pencemar :
Zat tersuspensi
Glukosa
Ampas
Malam
Tebu
CaCO3 ------- Batu dalam ginjal.
Ca-Oksalat----- Batu dalam ginjal
Garam Fosfat -kerusakan jaringan,mengganggu metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein dalam hati
SiO2
Garam Ca --- Batu dalam ginjal dan gangguan jantung
dsb
PT Genteng Mutiara : Genting
o Zat Pencemar :
Debu (kayu,tanah,daun padi,dsb)===HC carcinogenik
Lumpur===========cacing, logam, mineral,dsb
-
PT Margorejo : Makanan
o Zat Pencemar :
Zat Tersuspensi
Protein
Padatan (lemak)=======bau sekali
Minyak=======bau
-
PT GE Lighting : Lampu
o Zat Pencemar :
Mercury ----- Penyakit Minamata
Gejala : hipersalivasi, tremor,stomatitis, erethisme,
mercurialentis
-
Pecahan kaca - iritasi atau laserasi
Hotel Borobudur : Hotel
o Zat Pencemar :
Flour ------ Fluorosis (NAB = 1,7 mg/l), gigi coklat
E.Coli ---- Gastroenteritis
Protein
Padatan
Minyak
Lemak
Penelitian Hadmanudin (2006) di Bantaran Sungai Gajah WongKotagede pada 29 perajin perak, 22 perajin emas dan 42 perajin
alumunium.Pada 5 responden dari kelompok cor alumunium, ternyata
urinnya mengandung Merkuri (Memakai metoda AAS) sebesar : 0,250
ppb, 0,710 ppb, 0,310 ppb, 0,420 ppb dan 0,200 ppb.
Penelitian Suwerda et al (2007) di IPAL Sewon yang selanjutnya
air buangannya dibuang ke Sungai Bedok (lanjutan Sungai Winongo)
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kandungan Fe dan Pb pada ikan di tiap Unit IPAL Sewon
No. Pemeriksaan Kolam Aerasi Kolam Aerasi Kolam Pematangan
Rerata (3X) Fakultatif 1
Fakultatif 2
(ug/g)
(ug/g)
(ug/g)
1
Fe
379,805
337,385
333,149
2
Pb
58,001
39,483
38,082
Sumber : Suwerda et al (2007)
Selanjutnya mengenai kualitas udara di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
sebagai berikut dibawah ini :
1.Kebisingan
Hasil pemantauan hampir seluruhnya mendekati dan melebihi Baku Mutu
Dampak Medis : Gangguan pendengaran (tuli atau deafness)
2.Pb (timbal)
Pada tahun 2003 yang melebihi baku mutu lingkungan adalah :
- Depan Hotel Shapir Jl.Solo
- Depan RS PKU Jl.KHA.Dahlan
- Depan Apotik Tina Farma Jl.Kaliurang
Pada tahun 2006 yang melebihi baku mutu lingkungan adalah :
- Depan Mirota Jl.Godean
- Depan Mirota Kampus Jl.Simanjutak
- Depan Apotik Tina Farma, Jl.Kaliurang
Dampak Medis : Kerusakan organ dalam, Kejang, kerusakan ginjal, ,
anemia, kerusakan system syaraf dan otak , insomnia,vertigo, mual, penurunan
IQ, gangguan tumbuh kembang pada anak-anak
Penelitian Irwansyah et al (2003) memperlihatkan bahwa kandungan
timbal dalam urine masyarakat sekitar jalan raya kota Yogyakarta tidak dapat
diabaikan (lihat table dibawah ini), meskipun kandungan itu belum melampaui
Nilai Ambang Batas 2 ug/meter kubik.
Tabel 2. Kadar timbal urine masyarakat sekitar jalan raya kota Yogyakarta
Kadar Timbal
Malioboro Jl.Mgl Jl.Solo Jl.RS PKU n
%
Urine
Rendah (< 0,15 ug/m3)
2
6
1
0
9 22,5
Tinggi (> 0,15 ug/m3)
9
6
8
8
31 77,5
Jumlah
11
12
9
8
40 100
Sumber : Irwansyah et al (2003)
Selain tersebut diatas, Sutomo et al (2001) meneliti kandungan Pb dalam
air minum dari 36 sampel air minum di Kota Yogyakarta, hasilnya sebagai berikut
:
Tabel 3.Gambaran Obyektif Pb Dalam Air Minum di Kota Yogyakarta
No.
Pb dalam air minum/kecamatan
%
1.
Kec.Wirobrajan Pb > 0,05 mg/liter
12,5%
2.
Kec.Gedongtengen Pb > 0,05 mg/liter
12,5%
3.
Kec.Kotagede Pb > 0,05 mg/liter
12,5%
4.
Pb < 0,05 mg/liter
33,3%
Jumlah
100%
Sumber : Sutomo et al (2001)
Tabel 2 dan 3 memperlihatkan bahwa kandungan Pb dapat dilihat
keberadaannya dalam urine maupun air minum
Tabel 4.Kecerdasan Anak Usia 6 Tahun Per Kecamatan
No.
Kecamatan
IQ Dibawah Rerata
1. Kec.Wirobrajan
14,3% dari 14 anak diperiksa
2. Kec.Gedongtengen (Kel.Sosromenduran)
40% dari 10 anak diperiksa
3. Kec.Kotagede (Kel.Rejowinangun)
33,3% dari 12 anak diperiksa
Sumber : Sutomo et al (2001)
Tabel 4 memperlihatkan bahwa kecerdasan anak-anak yang
mengkonsumsi air minum tersebut diatas beberapa diantaranya berada dibawah
rerata, meskipun dalam hal ini keraguan atas penelitian ini dapat saja muncul,
namun uji eksperimental pada manusia adalah TIDAK MUNGKIN
DILAKUKAN.
3.OZON (O3)
Seluruh lokasi pemantauan memperlihatkan hasil masih jauh dibawah
baku mutu lingkungan
Dampak Medis : Mematikan, karena bila dihirup diatas NAB (0,1 bds atau
0,2 mg per meter kubik udara) menyebabkan kepala
pusing dan rangsangan pada paru karena sifatnya korosif.
4.HIDROKARBON
Pada tahun 2002 hampir semua lokasi memperlihatkan kandungan hidrokarbon
diatas baku mutu lingkungan (160 ug/meter kubik, kecuali untuk :
- Depan Kampus STTL Jl.Janti
- Depan Apotik Tina Farma Jl.Kaliurang
Pada tahun 2003 hampir semua lokasi pemantauan berada dibawah baku mutu
lingkungan, kecuali :
- Depan Kantor Kecamatan Jetis Jl.Diponegoro
- Depan Ruko Janti, Jl.Prambanan
- Depan Pasar Sepeda Jl.Menteri Supeno
Dampak Medis : tidak begitu berbahaya terhadap kesehatan, karena
normal terdapat di alam, namun karena dengan pengaruh matahari bereaksi dengan gas
Nitrogen Oksida sehingga membentuk polutan baru yaitu : Photokimia Oksida, maka
seseorang akan mudah terkena Influenza atau Common Cold.
5.CO (Karbon Monoksida)
Kandungan CO yang sudah melebihi baku mutu lingkungan adalah depan
kantor Kecamatan Jetis Jl.Diponegoro dan depan TVRI Jl.Magelang
Dampak Medis : Gangguan Pernapasan
6.NO2
Seluruh lokasi pemantauan menunjukkan kandungan NO2 jauh dibawah
baku mutu lingkungan.
Dampak Medis : Iritasi dan mutasi sel
7.SO2
Seluruh lokasi pemantauan memperlihatkan hasil masih jauh dibawah
baku mutu lingkungan.
Dampak Medis : Bronkitis, alergi, mutasi sel
8.DEBU (TSP)
Pada tahun 2004 yang melebihi baku mutu adalah depan Hotel Shapir Jl.Solo.
Pada tahun 2005 yang melebihi baku mutu adalah :
o Depan Ruko Bayeman Jl.Wates
o Depan Ruko Janti Jl.Prambanan
o Depan Mirota Jl.Godean
o Depan Hotel Shapir Jl.Solo
o Depan RS PKU Jl.KHA.Dahlan
o Depan Kampus STTL, Jl.Janti
Pada tahun 2006 yang melebihi baku mutu lingkungan adalah :
o Depan Mirota Jl.Godean
o Depan RS PKU Muhammadiyah Jl.KHA.Dahlan
Dampak Medis : Bronkitis, alergi, asma
Secara garis besar Oksidan Inhalan yang berasal dari udara tercemar (Afriyanti et
al ,2006) seperti :
-
Gas NO2
Gas SO2
HC
Pb
CO
Partikel debu
Asap rokok
Ozon (O3)
Dapat mempengaruhi fungsi mukosiliar saluran pernapasan bagian
proksimal.Udara tercemar ini menyebabkan :
-
Peradangan pada saluran pernapasan
Menghambat dan mematikan fungsi silia
Meningkatkan produksi lender,sehingga terjadi penyempitan saluran napas
-
Menghambat sel pembunuh bakteri (makrofag) di alveoli sehingga tidak dapat
menangkis benda asing termasuk bakteri dan mikro-organisme lain, sehingga
memudahkan terjadinya INFEKSI SALURAN PERNAPASAN.
Terkait dengan uraian tersebut diatas telah dilakukan penelitian pada
ANAK JALANAN dan BUKAN ANAK JALANAN yang terpapar udara
tercemar di Kota Yogyakarta oleh Afriyanti et al (2006), hasilnya sebagai berikut
:
Tabel 5. Kadar Malondialdehid Anak Jalanan dan Bukan Anak Jalanan di Kota
Yogyakarta Tahun 2006
Variabel
Mean + SD
t
P
CI
(mmol/L)
Kadar MDA
7,514+ 0,767 -7,210
0,000 -2,35 - -1,32
Kelompok Anak
Jalanan
Kadar MDA
5,677+ 0,843
Bukan Kelompok
Anak Jalanan
----------------------------------------------------------------------------------------------Sumber : Afriyanti et al (2006).
Tabel tersebut diatas memperlihatkan bahwa penelitian yang dilakukan
pada 24 anak jalanan (4 anak drop out karena pembuluh darahnya sangat kecil)
Dan 23 anak bukan anak jalanan (3 anak drop out karena pembuluh darahnya
amat kecil).
MDA plasma pada anak jalanan lebih tinggi dibanding pada bukan anak
jalanan sebesar 32%.Ini menunjukkan adanya peningkatan stress oksidatif pada
anak jalanan lebih tinggi dibanding pada anak bukan anak jalanan.
Stress Oksidatif adalah keadaan dimana oksidan (NO2,SO2,Pb,CO,dsb)
jumlahnya berlebihan dibanding anti-oksidan yang meredamnya. Stress Oksidatif
juga meningkat pada keadaan-keadaan (Kelly) :
-
Mengkonsumsi alcohol
Mengkonsumsi obat-obatan (termasuk Narkoba)
Trauma
Polusi udara
Toksin
Terkena radiasi
Dengan demikian kiranya cukup lengkap sudah gambaran mengenai
kemungkinan dampak kesehatan masyarakat yang dapat terjadi bila kualitas
udara dan air sungai di Yogyakarta mengalami penurunan.
KESIMPULAN
Bila air Sungai Winongo akan dikonsumsi, maka air itu harus diproses dulu,
karena terbukti bahwa kandungan didalamnya (kimiawi dan biotic) amat bervariasi
sekali. Mengenai kualitas udara di Yogyakarta, walaupun di berbagai lokasi pemantauan
belum melampaui baku mutu lingkungan, namun sebenarnya ACCUMULATIVE
EFFECT HARUS DIPERHITUNGKAN, sebab besar kemungkinan ini telah terjadi.
SARAN
Kepada pihak-pihak yang terkait dengan penurunan atau peningkatan kualitas
lingkungan, mohon segera dilakukan tindakan- tindakan yang sesuai dan dianggap perlu,
sebab bila tidak maka temuan-temuan yang amat serius pasti akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto,Eko 2007.EVALUASI TERHADAP KUALITAS UDARA YOGYAKARTA,
Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Maryono, Agus 2007.PENCEMARAN AIR SUNGAI (Studi Kasus Sungai Winongo),
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada- Bapedalda DIY, Yogyakarta.
Amsyari, Fuad 1986.PRINSIP-PRINSIP MASALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Azwar,Azrul 1983.PENGANTAR ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN, Penerbit
Mutiara, Jakarta.
KMN-KLH RI 1990.KUALITAS LINGKUNGAN DI INDONESIA 1990, Kantor
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.
Hadmanudin, Dagdo Purwo 2006.PERBEDAAN RASIO BUN/KREATININ ANTARA
PENGRAJIN PERAK, PENGRAJIN EMAS DAN PENGRAJIN COR ALUMUNIUM
YANG TERPAPAR MERKURI, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Irwansyah, T; Sutomo,Adi Heru and Broto,Maryadi 2003.HUBUNGAN KEPADATAN,
JENIS KENDARAAN TERHADAP KADAR TIMBAL UDARA DAN URIN
MASYARAKAT SEKITAR JALAN RAYA KOTA YOGYAKARTA, Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Afriyanti, Esi 2006.PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHID ANAK JALANAN
YANG TERPAJAN DAN TIDAK TERPAJAN UDARA TERCEMAR DI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Kelly,F.J 2003.OXIDATIVE STRESS : Its Role in Air Pollution and Adverse Health
Effect, Occupational and Environmental Medicine, 60: 612: 616., USA.
Sutomo,Adi Heru; Sarwono,R.D; Rubiyo; Priyono,Heru; H,Eny; Kasjono,H.S; Wi,
Bambang; Priyanto, Bambang;Waluyo,H; Sumaryoto,M and Fadhila, Afin
2001.DAMPAK PENCEMARAN TIMBAL TERHADAP TUMBUH KEMBANG
ANAK DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2000,ENERGI Informasi
Teknologi,Ekonomi dan Lingkungan, Edisi No.13 Oktober-Nopember 2001, Yogyakarta.
KEMUNGKINAN DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT AKIBAT
PERUBAHAN KUALITAS AIR DAN UDARA DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
(Kajian Kesehatan Lingkungan Berdasarkan Pemantauan Lingkungan Tahun 2007)
Oleh
KRT.Adi Heru Husodo
Pusat Studi Ilmu Kesehatan Lingkungan dan Ilmu Kesehatan Kerja
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
PENGANTAR
Dampak terhadap kesehatan manusia sudah seharusnya mendapatkan perhatian
yang amat besar, apalagi bila dampak kesehatan itu mengenai manusia dalam jumlah
yang banyak, maka dampak terhadap kesehatan masyarakat jelas amat penting sekali
maknanya.
Kualitas air dan kualitas udara amat penting sekali kegunaan dan manfaatnya bagi
kehidupan manusia, sebab kedua komponen lingkungan itu merupakan kebutuhan
langsung untuk manusia untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya.
Adanya pencemaran udara dan pencemaran air, maka beberapa kemungkinan
dapat terjadi sebagai berikut dibawah ini :
-
Keracunan (Plumbisme, Asbestosis, Ferrosis/siderosis, Stanosis,
Mercury/minamata,dsb)
Sakit (Gastroenteritis, typhoid,helmintiasis,dsb)
Penurunan kualitas motorik
Penurunan IQ
Anak rewel
Dan sebagainya
BAHAN DAN CARA
Kajian ini dilakukan berdasarkan pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh :
1.Maryono (2007), yaitu : PENCEMARAN AIR SUNGAI
(Studi Kasus Sungai Winongo ),Fakultas Teknik UGM,
Bapedalda DIY, Yogyakarta
2.Sugiarto (2007), yaitu : EVALUASI TERHADAP KUALITAS UDARA YOGYA,
Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, Yogyakarta :
- Pb di udara tinggi
- CO di udara tinggi
- debu
- dsb.
Selanjutnya dilakukan kajian pustaka dengan mengacu pada temuan tersebut
diatas yang dibandingkan terhadap penelitian-penelitian yang terdahulu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Terhadap hasil pemantauan kualitas air sungai Winongo, terlihat bahwa :
1.BOD :
- di hulu masih dibawah NAB golongan B (untuk minum & rumah tangga)
- di hilir melewati NAB golongan B, masuk golongan C (untuk perikanan dan
peternakan)
- Berdasar BOD sungai Winongo yang meningkat, makin kualitas sungai
Winongo makin memburuk (makin tercemar). Mungkin ini karena
pengambilan data memakai metoda Cross-Sectional
2.COD :
- dari hulu ke hilir diatas NAB golongan B
- secara keseluruhan COD menurun dari waktu ke waktu
- kondisi sungai Winongo dari waktu ke waktu makin membaik. Mungkin ini
karena pengambilan data memakai metoda Time-Series.
3.PH :
- tidak ada masalah
4. COLIFORM TINJA :
-dari hulu ke hilir sungai Winongo tercemar oleh bakteri Coli, namun di bagian
Kota Yogyakarta adalah yang tertinggi.
-Ini berarti bahwa bila air sungai itu digunakan untuk air minum, maka air itu
harus diproses dulu, sebab bila tidak akan menyebabkan terjadinya infeksi saluran
pencernaan (Salmonelosis, gastroenteritis,dsb)
5. SANITASI KOLAM RENANG :
Untuk kolam renang yang perlu dipikirkan adalah :
- sumber air kolam :
Air sungai
Air PDAM : Kolam Renang Umbang Tirta Kota Yogyakarta, Kolam
Renang IKIP Karang Malang Yogyakarta (UNY).
Air mata air : Kolam Renang Tirtayasa Kota Kediri, Kolam Renang
Sumber Bedug
Air tanah dalam (sumur Bor)
- Proses air sumber :
Chlorinasi : air PDAM
Alami
: mata air alami yang bersih, segar, nyaman; sumber mata
air panas,
Dipanaskan : Kolam Renang di Eropah
Dsb.
- Polutan di Kolam Renang :
Lumut
Ganggang
Bakteri : E.Coli,
Bahan kimia : Pb, Chlor, Flour, dsb
- faktor risiko pencemaran lingkungan kolam renang:
- jumlah pemakai kolam renang/ hari
- frekuensi pembersihan kolam renang
- PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pemakai kolam renang
- dsb.
- pengelolaan kolam renang:
- swasta : hotel, universitas, klub renang, rumah tangga, dsb.
- pemerintah
- dsb
- pembiayaan kolam renang :
- gratis
- bayar ============>operasional sanitasi kolam renang
- dsb
- fungsi kolam renang :
- olahraga : relatif lebih bersih ketimbang untuk rekreasi
- rekreasi : kotor oleh sampah, tua dan muda dan anak-anak, dsb.
- dsb.
6.Sumber Pencemaran ke Sungai Winongo :
-
PT Samitex : Tekstil
o Zat Pencemar :
NaOH
Na2CO3 ------- Batu dalam ginjal
Deterjen ---------Mengganggu kulit
Zat Warna ----- Biasanya Karsinogenik
Kanji
Malam
-
-
Petins
Alkohol -------- Mengganggu kulit
Asam-asam
Zat Organik
dsb
PT PG Madubaru : Gula
o Zat Pencemar :
Zat tersuspensi
Glukosa
Ampas
Malam
Tebu
CaCO3 ------- Batu dalam ginjal.
Ca-Oksalat----- Batu dalam ginjal
Garam Fosfat -kerusakan jaringan,mengganggu metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein dalam hati
SiO2
Garam Ca --- Batu dalam ginjal dan gangguan jantung
dsb
PT Genteng Mutiara : Genting
o Zat Pencemar :
Debu (kayu,tanah,daun padi,dsb)===HC carcinogenik
Lumpur===========cacing, logam, mineral,dsb
-
PT Margorejo : Makanan
o Zat Pencemar :
Zat Tersuspensi
Protein
Padatan (lemak)=======bau sekali
Minyak=======bau
-
PT GE Lighting : Lampu
o Zat Pencemar :
Mercury ----- Penyakit Minamata
Gejala : hipersalivasi, tremor,stomatitis, erethisme,
mercurialentis
-
Pecahan kaca - iritasi atau laserasi
Hotel Borobudur : Hotel
o Zat Pencemar :
Flour ------ Fluorosis (NAB = 1,7 mg/l), gigi coklat
E.Coli ---- Gastroenteritis
Protein
Padatan
Minyak
Lemak
Penelitian Hadmanudin (2006) di Bantaran Sungai Gajah WongKotagede pada 29 perajin perak, 22 perajin emas dan 42 perajin
alumunium.Pada 5 responden dari kelompok cor alumunium, ternyata
urinnya mengandung Merkuri (Memakai metoda AAS) sebesar : 0,250
ppb, 0,710 ppb, 0,310 ppb, 0,420 ppb dan 0,200 ppb.
Penelitian Suwerda et al (2007) di IPAL Sewon yang selanjutnya
air buangannya dibuang ke Sungai Bedok (lanjutan Sungai Winongo)
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kandungan Fe dan Pb pada ikan di tiap Unit IPAL Sewon
No. Pemeriksaan Kolam Aerasi Kolam Aerasi Kolam Pematangan
Rerata (3X) Fakultatif 1
Fakultatif 2
(ug/g)
(ug/g)
(ug/g)
1
Fe
379,805
337,385
333,149
2
Pb
58,001
39,483
38,082
Sumber : Suwerda et al (2007)
Selanjutnya mengenai kualitas udara di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
sebagai berikut dibawah ini :
1.Kebisingan
Hasil pemantauan hampir seluruhnya mendekati dan melebihi Baku Mutu
Dampak Medis : Gangguan pendengaran (tuli atau deafness)
2.Pb (timbal)
Pada tahun 2003 yang melebihi baku mutu lingkungan adalah :
- Depan Hotel Shapir Jl.Solo
- Depan RS PKU Jl.KHA.Dahlan
- Depan Apotik Tina Farma Jl.Kaliurang
Pada tahun 2006 yang melebihi baku mutu lingkungan adalah :
- Depan Mirota Jl.Godean
- Depan Mirota Kampus Jl.Simanjutak
- Depan Apotik Tina Farma, Jl.Kaliurang
Dampak Medis : Kerusakan organ dalam, Kejang, kerusakan ginjal, ,
anemia, kerusakan system syaraf dan otak , insomnia,vertigo, mual, penurunan
IQ, gangguan tumbuh kembang pada anak-anak
Penelitian Irwansyah et al (2003) memperlihatkan bahwa kandungan
timbal dalam urine masyarakat sekitar jalan raya kota Yogyakarta tidak dapat
diabaikan (lihat table dibawah ini), meskipun kandungan itu belum melampaui
Nilai Ambang Batas 2 ug/meter kubik.
Tabel 2. Kadar timbal urine masyarakat sekitar jalan raya kota Yogyakarta
Kadar Timbal
Malioboro Jl.Mgl Jl.Solo Jl.RS PKU n
%
Urine
Rendah (< 0,15 ug/m3)
2
6
1
0
9 22,5
Tinggi (> 0,15 ug/m3)
9
6
8
8
31 77,5
Jumlah
11
12
9
8
40 100
Sumber : Irwansyah et al (2003)
Selain tersebut diatas, Sutomo et al (2001) meneliti kandungan Pb dalam
air minum dari 36 sampel air minum di Kota Yogyakarta, hasilnya sebagai berikut
:
Tabel 3.Gambaran Obyektif Pb Dalam Air Minum di Kota Yogyakarta
No.
Pb dalam air minum/kecamatan
%
1.
Kec.Wirobrajan Pb > 0,05 mg/liter
12,5%
2.
Kec.Gedongtengen Pb > 0,05 mg/liter
12,5%
3.
Kec.Kotagede Pb > 0,05 mg/liter
12,5%
4.
Pb < 0,05 mg/liter
33,3%
Jumlah
100%
Sumber : Sutomo et al (2001)
Tabel 2 dan 3 memperlihatkan bahwa kandungan Pb dapat dilihat
keberadaannya dalam urine maupun air minum
Tabel 4.Kecerdasan Anak Usia 6 Tahun Per Kecamatan
No.
Kecamatan
IQ Dibawah Rerata
1. Kec.Wirobrajan
14,3% dari 14 anak diperiksa
2. Kec.Gedongtengen (Kel.Sosromenduran)
40% dari 10 anak diperiksa
3. Kec.Kotagede (Kel.Rejowinangun)
33,3% dari 12 anak diperiksa
Sumber : Sutomo et al (2001)
Tabel 4 memperlihatkan bahwa kecerdasan anak-anak yang
mengkonsumsi air minum tersebut diatas beberapa diantaranya berada dibawah
rerata, meskipun dalam hal ini keraguan atas penelitian ini dapat saja muncul,
namun uji eksperimental pada manusia adalah TIDAK MUNGKIN
DILAKUKAN.
3.OZON (O3)
Seluruh lokasi pemantauan memperlihatkan hasil masih jauh dibawah
baku mutu lingkungan
Dampak Medis : Mematikan, karena bila dihirup diatas NAB (0,1 bds atau
0,2 mg per meter kubik udara) menyebabkan kepala
pusing dan rangsangan pada paru karena sifatnya korosif.
4.HIDROKARBON
Pada tahun 2002 hampir semua lokasi memperlihatkan kandungan hidrokarbon
diatas baku mutu lingkungan (160 ug/meter kubik, kecuali untuk :
- Depan Kampus STTL Jl.Janti
- Depan Apotik Tina Farma Jl.Kaliurang
Pada tahun 2003 hampir semua lokasi pemantauan berada dibawah baku mutu
lingkungan, kecuali :
- Depan Kantor Kecamatan Jetis Jl.Diponegoro
- Depan Ruko Janti, Jl.Prambanan
- Depan Pasar Sepeda Jl.Menteri Supeno
Dampak Medis : tidak begitu berbahaya terhadap kesehatan, karena
normal terdapat di alam, namun karena dengan pengaruh matahari bereaksi dengan gas
Nitrogen Oksida sehingga membentuk polutan baru yaitu : Photokimia Oksida, maka
seseorang akan mudah terkena Influenza atau Common Cold.
5.CO (Karbon Monoksida)
Kandungan CO yang sudah melebihi baku mutu lingkungan adalah depan
kantor Kecamatan Jetis Jl.Diponegoro dan depan TVRI Jl.Magelang
Dampak Medis : Gangguan Pernapasan
6.NO2
Seluruh lokasi pemantauan menunjukkan kandungan NO2 jauh dibawah
baku mutu lingkungan.
Dampak Medis : Iritasi dan mutasi sel
7.SO2
Seluruh lokasi pemantauan memperlihatkan hasil masih jauh dibawah
baku mutu lingkungan.
Dampak Medis : Bronkitis, alergi, mutasi sel
8.DEBU (TSP)
Pada tahun 2004 yang melebihi baku mutu adalah depan Hotel Shapir Jl.Solo.
Pada tahun 2005 yang melebihi baku mutu adalah :
o Depan Ruko Bayeman Jl.Wates
o Depan Ruko Janti Jl.Prambanan
o Depan Mirota Jl.Godean
o Depan Hotel Shapir Jl.Solo
o Depan RS PKU Jl.KHA.Dahlan
o Depan Kampus STTL, Jl.Janti
Pada tahun 2006 yang melebihi baku mutu lingkungan adalah :
o Depan Mirota Jl.Godean
o Depan RS PKU Muhammadiyah Jl.KHA.Dahlan
Dampak Medis : Bronkitis, alergi, asma
Secara garis besar Oksidan Inhalan yang berasal dari udara tercemar (Afriyanti et
al ,2006) seperti :
-
Gas NO2
Gas SO2
HC
Pb
CO
Partikel debu
Asap rokok
Ozon (O3)
Dapat mempengaruhi fungsi mukosiliar saluran pernapasan bagian
proksimal.Udara tercemar ini menyebabkan :
-
Peradangan pada saluran pernapasan
Menghambat dan mematikan fungsi silia
Meningkatkan produksi lender,sehingga terjadi penyempitan saluran napas
-
Menghambat sel pembunuh bakteri (makrofag) di alveoli sehingga tidak dapat
menangkis benda asing termasuk bakteri dan mikro-organisme lain, sehingga
memudahkan terjadinya INFEKSI SALURAN PERNAPASAN.
Terkait dengan uraian tersebut diatas telah dilakukan penelitian pada
ANAK JALANAN dan BUKAN ANAK JALANAN yang terpapar udara
tercemar di Kota Yogyakarta oleh Afriyanti et al (2006), hasilnya sebagai berikut
:
Tabel 5. Kadar Malondialdehid Anak Jalanan dan Bukan Anak Jalanan di Kota
Yogyakarta Tahun 2006
Variabel
Mean + SD
t
P
CI
(mmol/L)
Kadar MDA
7,514+ 0,767 -7,210
0,000 -2,35 - -1,32
Kelompok Anak
Jalanan
Kadar MDA
5,677+ 0,843
Bukan Kelompok
Anak Jalanan
----------------------------------------------------------------------------------------------Sumber : Afriyanti et al (2006).
Tabel tersebut diatas memperlihatkan bahwa penelitian yang dilakukan
pada 24 anak jalanan (4 anak drop out karena pembuluh darahnya sangat kecil)
Dan 23 anak bukan anak jalanan (3 anak drop out karena pembuluh darahnya
amat kecil).
MDA plasma pada anak jalanan lebih tinggi dibanding pada bukan anak
jalanan sebesar 32%.Ini menunjukkan adanya peningkatan stress oksidatif pada
anak jalanan lebih tinggi dibanding pada anak bukan anak jalanan.
Stress Oksidatif adalah keadaan dimana oksidan (NO2,SO2,Pb,CO,dsb)
jumlahnya berlebihan dibanding anti-oksidan yang meredamnya. Stress Oksidatif
juga meningkat pada keadaan-keadaan (Kelly) :
-
Mengkonsumsi alcohol
Mengkonsumsi obat-obatan (termasuk Narkoba)
Trauma
Polusi udara
Toksin
Terkena radiasi
Dengan demikian kiranya cukup lengkap sudah gambaran mengenai
kemungkinan dampak kesehatan masyarakat yang dapat terjadi bila kualitas
udara dan air sungai di Yogyakarta mengalami penurunan.
KESIMPULAN
Bila air Sungai Winongo akan dikonsumsi, maka air itu harus diproses dulu,
karena terbukti bahwa kandungan didalamnya (kimiawi dan biotic) amat bervariasi
sekali. Mengenai kualitas udara di Yogyakarta, walaupun di berbagai lokasi pemantauan
belum melampaui baku mutu lingkungan, namun sebenarnya ACCUMULATIVE
EFFECT HARUS DIPERHITUNGKAN, sebab besar kemungkinan ini telah terjadi.
SARAN
Kepada pihak-pihak yang terkait dengan penurunan atau peningkatan kualitas
lingkungan, mohon segera dilakukan tindakan- tindakan yang sesuai dan dianggap perlu,
sebab bila tidak maka temuan-temuan yang amat serius pasti akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiarto,Eko 2007.EVALUASI TERHADAP KUALITAS UDARA YOGYAKARTA,
Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Maryono, Agus 2007.PENCEMARAN AIR SUNGAI (Studi Kasus Sungai Winongo),
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada- Bapedalda DIY, Yogyakarta.
Amsyari, Fuad 1986.PRINSIP-PRINSIP MASALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Azwar,Azrul 1983.PENGANTAR ILMU KESEHATAN LINGKUNGAN, Penerbit
Mutiara, Jakarta.
KMN-KLH RI 1990.KUALITAS LINGKUNGAN DI INDONESIA 1990, Kantor
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Jakarta.
Hadmanudin, Dagdo Purwo 2006.PERBEDAAN RASIO BUN/KREATININ ANTARA
PENGRAJIN PERAK, PENGRAJIN EMAS DAN PENGRAJIN COR ALUMUNIUM
YANG TERPAPAR MERKURI, Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.
Irwansyah, T; Sutomo,Adi Heru and Broto,Maryadi 2003.HUBUNGAN KEPADATAN,
JENIS KENDARAAN TERHADAP KADAR TIMBAL UDARA DAN URIN
MASYARAKAT SEKITAR JALAN RAYA KOTA YOGYAKARTA, Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Afriyanti, Esi 2006.PERBEDAAN KADAR MALONDIALDEHID ANAK JALANAN
YANG TERPAJAN DAN TIDAK TERPAJAN UDARA TERCEMAR DI DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Kelly,F.J 2003.OXIDATIVE STRESS : Its Role in Air Pollution and Adverse Health
Effect, Occupational and Environmental Medicine, 60: 612: 616., USA.
Sutomo,Adi Heru; Sarwono,R.D; Rubiyo; Priyono,Heru; H,Eny; Kasjono,H.S; Wi,
Bambang; Priyanto, Bambang;Waluyo,H; Sumaryoto,M and Fadhila, Afin
2001.DAMPAK PENCEMARAN TIMBAL TERHADAP TUMBUH KEMBANG
ANAK DI KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2000,ENERGI Informasi
Teknologi,Ekonomi dan Lingkungan, Edisi No.13 Oktober-Nopember 2001, Yogyakarta.