MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL PASAR MONOPOL

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL
PASAR MONOPOLI
Sebagai syarat dalam memenuhi tugas Ekonomi Manajerial

Mata Kuliah

: Ekonomi Manajerial

Dosen

: Ika Makherta, SE., MM

Disusun oleh :
Anggi Pribadi
Deby Anita Ratnaningtyas

13.11.106.401101.2374
13.11.106.401101.2396

Heryansyah Masdar
Lukman Hakim


13.11.106.401101.2385
13.11.106.401101.2395

Program Pendidikan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Balikpapan
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur khadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan izin-Nya
kepada para penyusun sehingga makalah yang berjudul ‘PASAR MONOPOLI’ ini dapat
terselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun agar para pembaca mengetahui mengenai Pasar Monopoli dan
hal-hal yang mencangkup didalamnya. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan
kualitas dalam makalah ini. Harapan kami, makalah ini dapat memberi pemikiran baru
kepada para pembaca.
Masih terdapat banyak sekali kekurangan didalam makalah ini, sehingga kritik dan

saran yang bersifat membangun diperlukan bagi penyempurnaanya. Penulis berharap walau
dengan segala kekurangannya, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada para pembaca dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB 1 ................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
2.1 Definisi Pasar Monopoli ...................................................................... 6
2.2 Ciri-ciri Pasar Monopoli ...................................................................... 7
2.3 Jenis-jenis Pasar Monopoli .................................................................. 8
2.4 Faktor-faktor yang Menimbulkan Pasar Monopoli ............................. 9

2.5 Memaksimalkan Keuntungan dalam Pasar Monopoli ....................... 12
2.6 Diskriminasi Harga dalam Pasar Monopoli ....................................... 13
2.7 Dampak Pasar Monopoli .................................................................... 14
2.8 Kelebihan dan Kelemahan Pasar Monopoli ....................................... 15
2.8.1 Efisiensi Kegiatan Monopoli .......................................................... 15
2.8.2 Perbandingan Efisiensi Monopoli dan Persainagn Sempurna ....... 16
2.8.3 Perkembangn Teknologi dan Inovasi ............................................ 16
BAB III ................................................................................................................17
PENUTUP ......................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 17

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ditinjau dari segi fungsinya, salah satu jenis perbankan yang paling utama dan paling
penting adalah bank sentral. Bank sentral di tiap Negara hanya ada satu dan mempunyai
cabang hampir di setiap provinsi. Fungsi utama Bank Sentral adalah mengatur masalahmasalah yang berhubungan dengan keuangan disuatu Negara secara luas, baik di dalam
negeri maupun ke luar negeri. Di Indonesia tugas Bank Sentral dipegang oleh Bank
Indonesia (BI).

Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral atau sering juga disebut bank to bank
dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan keberadaannya. Hal ini
disebabkan bahwa pembangunan disektor apa pun selalu membutuhkan dana dan dana
ini diperoleh dari sector lembaga keuangan termasuk bank. Bank Indonesia juga
mengurus dana yang dihimpun dari masyarakat agar disalurkan kembali kemasyarakat
benar-benar efektif pembangunannya sesuai dengan tujuan pembangunan.
peranan lain dari bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang terutama uang
kartal (kertas dan logam) di mana bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk
menyalurkan uang kartal. kemudian mengendalikan jumlah uang yang beredardan suku
bungan dengan maksud untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. Disamping itu, hubungan
bank Indonesia dengan pemerintah adalah sebagai pemegang kas pemerintah. begitu pula
hubungan keuangan dengan dunia internasional juga ditangani oleh Bank Indonesia
seperti menerima pinjaman luar negeri.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas:
1. sejarah bank sentral di Indonesia
2. kebijakan Moneter Bank Indonesia
3. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
4. Sistem Pembayaran Bank Indonesia
5. Tugas dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia


1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk membarikan pemahaman kepada pembaca
tentang bank Indonesia sebagai bank sentral yang bertugas mengontrol seluruh bank
yang ada di Indonesia juga menstabilkan nilai rupiah.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam makalah ini yaitu dengan menggunakan metode
Kualitatif berupa pengambilan data-data dari sumber bacaan berupa buku-buku
pengetahuan dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bank Sentral di Indonesia
Bank sentral adalah bank yang bertugas memelihara agar sistem moneter berjalan
atau bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tecapainya tingkat pertumbuhan
kredit/uang yang beredar sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi tanpa mengakibatkan inflasi.
De Javasche Bank adalah bank asing pertama yang dinasionalisasikan dan
kemudian menjelma menjadi BI sebagai bank sentral Indonesia. Sejarah kelembagaan
Bank Indonesia dimulai sejak berlakunya Undanh-Undang (UU) No. 11/1953 tentang

penetapan undang-undang pokok Bank Indonesia pada tanggal 1 Juli 1953. Dalam
melakukan tugasnya sebagai bank sentral, bank Indonesia dipimpin oleh Dewan
Moneter, Direksi, dan Dewan Penasehat. Ditangan dewan Moneter inilah, kebijakan
Moneter ditetapkan, meski tanggung jawabnya berada pada pemerintah. Setelah sempat
dilebur kedalam bank tunggal, pada masa awal orde baru, landasan Bank Indonesia
berubah melalui UU No. 13/1968 tentang bank sentral. Sejak saat itu bank Indonesia
berfungsi sebagai bank sentral dan sekaligus membantu pemerintah dalam pembangunan
dengan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dengan bantuan dewan
moneter. Dengan demikian, Bank Indonesia tidak lagi dipimpin Dewan Moneter.
Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen
dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23/1999 tentang Bank
Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah
dengan UU. No 3/2004 tanggal 15 Januari 2004. Undang-undang ini memberikan status
dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang independen dan bebas dari campur
tangan Pemerintah ataupun pihak lainnya.

2.2 Kebijakan Moneter
Setelah berdirinya bank Indonesia, kebijakan moneter diIndonesia secara umum
ditetapkan oleh Dewan Moneter dan pemerintah bertanggung jawab atasnya. Mengingat
buruknya perekonomian pasca perang, yang ditempuh pertama kaki dalam bidang

moneter adalah upaya perbaikan posisi cadangan devisa melalui kegiatan ekspor dan
impor. Pada periode ekonomi terpimpin, pembiayaan divisit spending keuangan Negara

terus meningkat, terutama untuk membiayai proyek politik pemerintah. Laju inflasi terus
membumbung tinggi sehingga dua kali melakukan mengetatan moneter, yaitu tahun 1959
dan 1965.
2.3 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia berdasarkan UU No.23 Th. 1999 tentang Bank Indonesia
adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilah rupiah. Kestabilan rupiah yang
diinginkan adalah:


Kestabilah nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan atau

tercermin dari perkembangan laju inflasi.
 Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang Negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua
tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. dengan
kestabilan nilai mata uang rupiah, maka akan sangat banyak manfaat yang akan
diperoleh terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Agar kestabilan nilai rupiah dapat tercapai dan
terpelihara, maka bank Indonesia memiliki tugas lain:
1. menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. mengatur dan mengawasi bank.
Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang
harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian,
tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.
Tugas Bank Indonesia sebagai Bank sentral adalah:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter bank Indonesia
berwenang:
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
yang ditetapkannya.
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang
termasuk, tetai tidak terbatas pada:
 Operasi pasar terbuka di pasar uang
 Penetapan tingkat diskonto
 Penetapan cadangan wajib minimum
 Pengaturan kredit atau pembiayaan

c. Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, paling lama 90
hari kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang
bersangkutan

d. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah
ditetapkan.
e. Mengelola cadangan devisa
f. Menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu diperlukan yang
dapat bersifat makro dan mikro.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
b.

sistem pembayaran
Mewajibkan penyelenggaraan jasa ssistem pembayaran untuk menyampaikan

laporan kegiatannya
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
d. Mengatur sistem kliring antar bank
e. Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar bank

f. Menetapkan macam, harga, cirri uang yang akan dikeluarkan bahan yang
g.

digunakan dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah
Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan
memusnahkan uang dari peredaran, termasuk memberikan penggantian dengan

nilai sama
3. Mengatur dan mengawasi Bank Umum dan BPR \
a. Menetapkan ketentukan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian
b. Memberikan dan mencabut izin usaha bank
c. Memberikan izin pembukaan, penutup dan pemindahan kantor bank
d. Memberikan izin atas kepemilihan dan kepengurusan bank
e. Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiataan usaha tertentu
f. Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan
sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia
g. Melakukan pemerikaan terhadap bank
h.
Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagaian atau
keseluruhan kegiatan apabila diduga merupakan tindak pidana

i. Mengatur dan mengembangkan informasi antar bank
j. Mengambil tindakan terhadap suatu bank apabila membahayakan
k. Tugas mengwasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa
l.

yang independen dan dibentuk berdasarkan UU
Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai RAPBN

serta kebijakan lain tang berkaian dengan tugas dan wewenang BI
m. Dealam hal pemerintah menerbitkan surat-surat hutang Negara, pemerintah
n.

wajib berkonsultasi dengan BI dan DPR
Bank Indonesia dapatr membantu penerbitan surat-surat hutang Negara yang

diterbitkan oleh pemerintah
o. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah
4. Hubungan dengan Pemerintah dan Internasional

Hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah sepert yang tertuang dalam UndangUndang nomor 23 tahun 1999 adalah sebagai berikut:
a. Bertindak sebagai pemenang kas pemerintah
b. Untuk dan atas nama pemerintah BI dapat menerima pinjaman luar negeri,
menata usahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan
c.

pemerintah terhadap pihak luar negeri.
Pemerintah wajib meminta pendapat BI dalam siding cabinet yang membahas

d.

masalah ekonomi, perbankan dan keuangan
Dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral Negara lain dan

e.

organisasi/lembaga internasional.
BI bertindak untuk dan atas nama Negara RI sebagai lembaga internasional dan

f.

lembaga multilateral
Bank Indonesia dapat membantu penerbitan surat-surat utang Negara yang

diterbitkan pemerintah.
g. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah.
Dalam hal hubungan Bank Indonesia dengan dunia internasional, maka bank
Inddonesia:
a.

Dapat melakukan kerja sama dengan
 Bank Sentral Negara lain
 Organisasi dan Lembaga Internasional
b. Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota Internasional atau lembaga
Multilateral adalah Negara, maka Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan
atas nama Negara Republik Indonesi sebagai anggota.
5. Akuntabilitas dan Anggaran
2.4 Sistem Pembayaran Bank Indonesia
Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga,
dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi
suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Dan komponen dari sistem
pembayaran Sudah barang tentu harus ada alat pembayaran, ada mekanisme kliring
hingga penyelesaian akhir (settlement). Nah, selain itu juga ada komponen lain seperti
lembaga yang terlibat dalam menyelenggarakan sistem pembayaran. Termasuk dalam hal
ini adalah bank, lembaga keuangan selain bank, lembaga bukan bank penyelenggara
transfer dana, perusahaan switching bahkan hingga bank sentral (lihat Perkembangan).
Sistem pembayaran di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu sistem pembayaran
tunai dan non tunai. Dalam Undang-Undang (UU) No. 11/1953 ditetapkan bahwa bank
Indonesia hanya mengeluarkan uang kertas dengan nilai lima rupiah ke atas, sedangkan
pemerintah berwewenang mengeluarkan uang kertas dan uang logam dalam pecahan di

bawah lima rupiah. Berdasarkan UU No. 13/1968, BI mempunyai hak tunggal untuk
mengeluarkan uang kertas dan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah dalam
semua pecaahan. Sejak saat itu, pemerintah tidak lagi menerbitkan uang kertas dan uang
logam. Uang logam pertama yang dikeluarkan oleh BI adalah emisi tahun 1970. Pada era
1990-an, BI mengeluarkan uang dalam pecahan besar, yaitu Rp 20.000 (1992), Rp
50.000 (1993) dan Rp. 100.000 (1999). Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan
uang pecahan besar seiring dengan perkembangan ekonomi tangah berlansung saat itu.
Sementara itu bidang pembayaran non tunai, BI telah memulai langkahnya
dengan menetapkan diri sebagai kantor perhitungan sentral menjelang akhir tahun 1954.
Sebagai bank sentral sejak awal Bi telah berupaya keras dalam pengawasan dan
penyehatan sistem pembayaran giral. Bi juga terus berusaha untuk menyempurnakan
sebagai sistem pembayaran giral dalam negeri dan luar negeri.

2.5 Tugas Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran
Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah adalah tujuan Bank Indonesia sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Untuk
menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan akan kelancaran
Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Kelancaran SPN ini juga perlu didukung oleh
infrastruktur yang handal (robust). Jadi, semakin lancar dan hadal SPN, maka akan
semakin lancar pula transmisi kebijakan moneter yang bersifat time critical. Bila
kebijakan moneter berjalan lancar maka muaranya adalah stabilitas nilai tukar.
Selain itu masih ada tugas BI dalam SPN, misalnya, peran sebagai penyelenggara
sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank sentral juga
adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat
pembayaran tunai seperti uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik hingga
memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran.

BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bank sentral adalah bank yang bertugas memelihara agar sistem moneter berjalan atau
bekerja secara efisien sehingga dapat menjamin tecapainya tingkat pertumbuhan
kredit/uang yang beredar sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan
2.

ekonomi tanpa mengakibatkan inflasi.
Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang

negara lain.
3. Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan
dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari
peredaran.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru bagi para pembaca, dan
diharapkan kritik dan sarannya.

Daftar Pustaka
Dicki Hartanto, MM, Bank dan Lembaga Keuangan lain, Aswaja Pressindo, Yokyakarta,
2012
Kasmir, S.E. M.M, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Rajawali Pers, Jakarta, 2008

Dicki Hartanto, MM, bank dan Lembaga Keuangan, Aswaja Pressindo, Yogyakarta, 2012,
h.31
[2] Kasmir, S.E. M.M, Bank dan lembaga keuangan, Rajawali Pers, 2008, h. 180
[1]