Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Fenomena penundaan audit atau yang dikenal dengan istilah “audit
delay”, tidak henti-hentinya dialami perusahaan maupun dilakukan akuntan
publik, sehingga masalah penudaan audit senantiasa menarik untuk dibahas, baik
bagi kalangan perusahaan

sebagai objek audit, auditor sebagai pelaku audit

maupun akademisi didalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya
tentang audit.
Bappepam-LK melalui Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-36/PMK/2003 Tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, telah mewajibkan setiap perusahaan
publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib menyampaikan laporan
keuangan tahunan yang disertai dengan laporan audit independen kepada
Bapepam-LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah
tanggal laporan keuangan tahunan.

Sekalipun tenggang waktu yang diisyaratkan Bapepam-LK sudah cukup
lama, namun tidak sedikit perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan
audited-nya tidak tepat waktu, Bahkan penundaan audit (audit delay) yang terjadi
terkadang jauh melampaui waktu yang telah ditetapkan.

Imam Subekti dan

Widiyanti dalam Dharma (2008 : 127), menyebutkan bahwa pada tahun 2001 ratarata waktu tunggu pelaporan ke Bapepam dari waktu antara tanggal laporan
sampai tanggal laporan auditor independent membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal

1
Universitas Sumatera Utara

2

ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan Bapepam, terlihat masih
banyak perusahaan publik belum mematuhi peraturan tersebut.
Fenomena ini juga masih terjadi pada sebahagian besar perusahaan publik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang laporan keuangannya diaudit
Akuntan Publik yang terdaftar di Bapepam-LK hingga saat ini (termasuk

perusahaan sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia), seperti
tercantum pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Audit Delay Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011 hingga Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Nama Perusahaan
Holcim Indonesia Tbk.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Asahimas Flat Glass Tbk.
Intikeramik Alamasri Industri Tbk.

Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
Mulia Industrindo Tbk
Surya Toto Indonesia, Tbk
Alumindo Light Metal Industry Tbk.
Betonjaya Manunggal Tbk
Citra Tubindo Tbk
Gunawan Dianjaya Steel Tbk.
Indal Aluminium Industry Tbk.
Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk
Jaya Pari Steel Tbk
Krakatau Steel, Tbk
Lion Metal Works Tbk.
Lion Mesh Prima Tbk.
Pelangi Indah Canindo Tbk.
Pelat Timah Nusantara Tbk
Tembaga Mulia Semanan Tbk.
Barito Pacific Tbk.
Duta Pertiwi Nusantara Tbk
Ekadharma International Tbk.
Eterindo Wahanatama Tbk.

Indo Acidatama Tbk.
Intanwijaya Internasional Tbk.
Sorini Agro Asia Corporinndo Tbk.*)
Unggul Indah Cahaya Tbk.
Argha Karya Prima Industries Tbk.

Lama Audit (Hari)
2011
2012
2013
111
88
126
90
96
103
85
84
96
150

146
151
128
118
136
102
96
101
126
134
135
135
136
137
141
83
142
135
96
133

88
110
115
111
141
86
118
132
133
90
123
126
93
114
116
86
132
136
91
141

142
100
128
147
101
136
156
84
142
151
98
113
133
110
96
126
132
94
138
133

75
124
141
78
99
145
114
88
133
126
138
132
123
136
122
146
85

Universitas Sumatera Utara


3
Tabel 1.1. (Lanjutan)
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77

Asiaplast Industries Tbk.
Berlina Tbk.
Sekawan Intipratama Tbk.
Siwani Makmur Tbk.
Titan Kimia Nusantara Tbk. (lotte)
Trias Sentosa Tbk
Yanaprima Hastapersada Tbk.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.
Malindo Feedmill Tbk
Sierad Produce Tbk.
Tirta Mahakam Resources Tbk
Fajar Surya Wisesa Tbk.
Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk.
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk.
Suparma Tbk.
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
Toba Pulp Lestari Tbk.
Astra International Tbk.
Astra Otoparts Tbk.
Gajah Tunggal Tbk
Goodyear Indonesia Tbk.
Indo Kordsa Tbk.
Indomobil Sukses Internasional Tbk.
Indospring Tbk
Multi Prima Sejahtera Tbk.
Multistrada Arah Sarana Tbk.
Nipress Tbk.
Prima Alloy Steel Universal Tbk
Selamat Sempurna Tbk
APAC Citra Centertex Tbk.
Argo Pantes Tbk.
Century Textil Industry (Centex) PS Tbk
Century Textil Industry (Centex) Tbk. (Seri B)
Delta Dunia Makmur Tbk.
Eratex Djaja Tbk
Hanson Internasional Seri B Tbk
Hanson Internasional Tbk
Indorama Syntetics Tbk
Nusantara Inti Corpora Tbk.
Pan Brothers Tbk.
Panasia Indosyntex Tbk. (Indo Resources)
Polychem Indonesia Tbk.
Asia Pacific Fibers Tbk
Ricky Putra Globalindo Tbk.
Roda Vivatex Tbk.
Sunson Textile Manufacturer Tbk.
(Tifico) Teijin Indonesia Fiber Tbk.

111
109
103
111
81
76
118
101
123
89
88
115
123
114
88
78
123
120
114
117
126
124
123
90
96
91
98
93
89
89
87
89
76
83
113
110
114
132
114
87
96
99
113
87
90
85
124
114

123
114
107
92
96
123
96
118
123
114
123
104
125
113
91
86
114
132
114
142
113
129
88
123
96
76
74
128
113
101
105
91
90
114
142
138
151
89
91
134
109
126
87
97
136
114
132
114

136
110
90
99
91
126
132
143
156
161
79
141
136
84
101
126
131
133
134
141
132
136
110
132
87
134
96
125
123
128
164
90
89
111
88
86
86
154
156
142
123
133
114
123
134
87
126
143

Universitas Sumatera Utara

4
Tabel 1.1. (Lanjutan)
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116

Unitex Tbk.
96
115
Primarindo Asia Infrastructure Tbk.
98
116
Sepatu Bata Tbk
85
86
Jembo Cable Company Tbk.
85
119
Kabelindo Murni Tbk.
94
132
Sumi Indo Kabel Tbk.
91
114
Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. (Sucaco)
126
131
Voksel Electric Tbk
124
133
Sat Nusapersada, Tbk
113
114
Akasha Wira International Tbk.
114
126
Cahaya Kalbar Tbk.(Wilmar Cahaya Indonesia,)
126
132
Davomas Abadi Tbk.
133
129
Delta Djakarta Tbk
121
89
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
89
92
Mayora Indah Tbk
90
123
Multi Bintang Indonesia Tbk
96
126
Prashidha Aneka Niaga Tbk.
112
104
Sekar Laut Tbk.
124
115
Siantar TOP Tbk
111
106
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
110
132
Ultra Jaya Milk Tbk
95
141
Gudang Garam Tbk
86
96
HM Sampoerna Tbk
116
126
Bentoel International Investama Tbk
114
123
Taisho Pharmaceutical I. Tbk.
123
122
Taisho Pharmaceutical I Tbk (PS)
123
126
Darya-Varia Laboratoria Tbk
114
119
Indofarma Tbk.
120
89
Kalbe Farma Tbk.
104
78
Kimia Farma (Persero) Tbk.
89
93
Merck Tbk.
90
128
Pyridam Farma Tbk.
96
114
Tempo Scan Pacific Tbk.
91
123
Mandom Indonesia Tbk.
108
125
Mustika Ratu Tbk.
103
123
Unilever Indonesia Tbk.
101
125
Kedaung Indah Can Tbk.
123
131
Kedawung Setia Industrial Tbk.
92
101
Langgeng Makmur Industri Tbk.
111
88
Minimum
76
74
Maksimum
150
151
Rata - Rata
106.80 114.03
Standar Deviasi
17.28
18.53
*. Laporan Keuangan 31 Mei 2013
Sumber : Lampiran 2
Sumber : IDX Fact Book 2011 – 2013, www.idx.co.id/, diakses tanggal 27 Januari 2015

136
132
114
134
141
134
133
138
132
97
123
141
91
101
113
134
111
121
128
133
142
123
132
86
86
134
134
132
112
90
128
89
133
132
126
141
156
123
126
79
164
122.75
20.85

Universitas Sumatera Utara

5

Tabel 1.1. di atas menunjukkan audit delay perusahaan manunfaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun 2011 hingga 2013 tercepat 74
hari, terlama 164 hari. Audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sepanjang tahun 2011 hingga tahun 2013 melampaui ketentuan
Bappepam melalui Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor KEP-36/PMK/2003, yaitu 90 hari. Secara rata – rata, pada tahun
2011 audit delay perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 106.80 hari dengan standar deviasi 17.28 hari, naik menjadi 114.03 hari
dengan standar deviasi 18.53 pada tahun 2012, kemudian kembali naik menjadi
122.75 hari dengan standar deviasi 20.85 pada tahun 2013.
Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang
penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa
perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu
maka akan dikenakan sanksi administrative berupa denda Rp 1.000.000 (satu juta
rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan
jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
Berdasarkan data audit delay pada Tabel 1.1. di atas, dapat dihitung denda
perusahaan manunfaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun
2011 hingga 2013 sebagai berikut :
Tabel 1.2.

Denda Audit Delay Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 hingga Tahun 2013

Denda Audit Delay
Rata - Rata
Standar Deviasi

2011
16,801,724.14
17,275,375.70

2012
24,025,862.07
18,530,098.29

2013
32,750,000.00
20,849,721.09

Sumber : Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara

6

Tabel 1.2. di atas menunjukkan pada tahun 2011 rata – rata denda audit
yang diderita perusahaan manunfaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebesar Rp. 16,801,724.14 dengan standar deviasi 17,275,375.70, naik menjadi
Rp. 24,025,862.07 dengan standar deviasi 18,530,098.29 pada tahun 2012, dan
terus meningkat hingga mencapai Rp. 32,750,000.00 dengan standar deviasi
20,849,721.09.
Halim (2000 : 83) mengatakan Audit delay adalah lamanya waktu
penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal
diselesaikan laporan audit independen. Audit delay yang terjadi tentu saja akan
berdampak negatif bagi kelangsungan perusahaan karena lamanya waktu
penyelesaian proses audit laporan keuangan (audit delay) akan mempengaruhi
ketepatan waktu dalam publikasi informasi laporan keuangan auditan.
Keterlambatan ini akan berdampak pada ketidakpastian keputusan yang
didasarkan pada informasi dan sangat merugikan investor karena dapat
meningkatkan asimetri informasi di pasar dan memunculkan rumor yang membuat
pasar menjadi tidak pasti. Suwardjono (2002 : 119) mengatakan ketepatan waktu
informasi mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan
kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan.
Dengan demikian, informasi yang memiliki prediksi tinggi dapat menjadi tidak
relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan. Petronila (2007 : 81)
mengatakan pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen yang
bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan memerlukan
waktu yang cukup panjang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti

Universitas Sumatera Utara

7

terbatasnya jumlah karyawan yang akan melakukan audit, banyaknya transaksi
yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi, dan pengendalian intern yang kurang
baik.
Generally Accepted Auditing Standards (GAAS),

khususnya standar

umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh
kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan memuat
pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan
pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Trianto, 2006). Hal ini
yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan, sehingga
publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat.
Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya penudanaan audit
(audit delay), 5 (lima) diantaranya : (1) Ukuran Perusahaan, (2) Opini Auditor,
(3) Ukuran Kantor Akuntan Publik, (4) Solvabilitas dan (5) Profitabilitas. Ukuran
Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang di ukur dari besarnya
total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Hasil penelitian
Febrianty (2011 : 317) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin besar
Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya semakin
kecil ukuran perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan
perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian internal yang baik,
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan
keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan.
Temuan penelitian Febrianty (2011 : 317) tidak sejalan dengan penelitian Kartika

Universitas Sumatera Utara

8

(2011 : 166) yang menemukan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
audit delay, dan penelitian Simbolon (2009 : 71); Widosari (2012 : 92) dan
Prasongkoputra (2013 : 67)

yang menemukan ukuran perusahaan tidak

mempengaruhi audit delay. Boynton dan Kell dalam Utami (2006:5) yang
berpendapat bahwa, ”Audit Delay akan semakin lama apabila Ukuran Perusahaan
yang akan di audit semakin besar”. Ini berkaitan dengan semakin besar
perusahaan maka semakin banyak jumlah sampel (anak perusahaan) yang harus
diambil maka semakin luas juga prosedur audit yang dilakukan.
Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independent
atas laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Widosari (2012 : 92) dan
Saputri (2012 : 68) menemukan opini auditor mempengaruhi terjadinya Audit
Delay. Pada perusahaan yang tidak menerima pendapat unqualified opinion akan
menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan
yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan karena
peusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap sebagai
kabar buruk, sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat.
Pandangan di atas berbeda dengan penelitian Kartika (2011 : 166) yang justeru
menemukan opini audit tidak mempengaruhi terjadinya audit delay atas suatu
laporan keuangan perusahaan.
Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri
Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaanya.
Pengukuran kantor akuntan publik (KAP) dibagi menjadi dua yaitu KAP the big
four dan KAP non the big four. Lestari (2010 : 68); Yuliyanti (2011 : 83);

Universitas Sumatera Utara

9

Widosari (2012 : 92); Saputri (2012 : 68) dan Prasongkoputra (2013 : 67);
membuktikan bahwa ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap Audit
Delay. Sebagian besar perusahaan yang telah menggunakan jasa audit kantor
akuntan publik yang bermitra dengan the big four dapat melakukan auditnya
dengan cepat dan efisien. Selain itu, KAP the big four lebih banyak mengeluarkan
pendapat going concern perusahaan dari pada KAP non the big four, sehingga
banyak menarik klien. Berbeda dengan Simbolon (2009 : 71); Kartika (2011 :
166) dan Febrianty (2011 : 317) yang membuktikan bahwa ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Audit Delay, karena baik KAP besar
maupun KAP kecil memiliki standar audit yang sama yang terdapat dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam melaksanakan audit LK.
Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua
kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang ataupun jangka pendek. Lestari
(2010 : 68); Kartika (2011 : 166) dan Febrianty (2011 : 317) menemukan
pengaruh yang signifikan antara Solvabilitas terhadap Audit Delay. Proses
pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
pengauditan ekuitas, khususnya apabila jumlah debt holder-nya banyak. Berbeda
dengan Simbolon (2009 : 71); Prasongkoputra (2013 : 67) dan Yuliyanti (2011 :
83) menemukan bahwa variabel Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap Audit Delay. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan
utang yang besar ataupun perusahaan dengan utang kecil sama-sama tidak
mempunyai pengaruh terhadap lamanya Audit Delay.

Universitas Sumatera Utara

10

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu. Secara umum, faktor ini diukur dengan menggunakan
return on asset (ROA). Dalam kaitannya dengan audit delay, Simbolon (2009 :
71); Lestari (2010 : 68); Saputri (2012 : 68) dan Prasongkoputra (2013 : 68) dalam
penelitiannya membuktikan bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Audit Delay. Hal ini terjadi karena perusahaan yang
mengumumkan Profitabilitas yang relatif rendah mengacu pada kemunduran
publikasi laporan keuangan yang telah diaudit. Berbeda dengan Kartika (2011 :
166) dan Yuliyanti (2011 : 83) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay.
Disamping kelima faktor di atas, beberapa penelitian terdahulu
mengungkap beberapa faktor lain diluar kelima faktor di atas, Saputri (2012)
dalam penelitiannya membuktikan kompleksitas perusahaan juga mempengaruhi
terjadinya audit delay.
Berdasarkan fenomena audit delay yang berkembang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, banyaknya faktor – faktor
yang mempengaruhi terjadinya suatu audit delay, dan hasil penelitian terdahulu
juga masih inkonsisten merupakan ide yang mendasari dan memotivasi peneliti
melakukan penelitian lanjutan dengan judul : “Analisis faktor – faktor yang
mempengaruhi Audit Delay Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”.

Universitas Sumatera Utara

11

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dirumuskan
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini kedalam bentuk pertanyaan
penelitian (research question), yaitu : “Apakah ukuran perusahaan, opini auditor,
reputasi kantor akuntan publik, solvabilitas, profitabilitas dan kompleksitas
operasional perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor,
reputasi kantor akuntan publik, solvabilitas, profitabilitas dan kompleksitas
operasional perusahaan terhadap audit delay perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak
pihak, antara lain :
a. Bagi Peneliti, menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya tentang
faktor – faktor yang mempengaruhi audit delay
b. Bagi Peneliti Lanjutan, sebagai bahan masukan didalam melakukan
pengembangan hasil penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

12

c. Bagi Investor, memberikan informasi agar mengetahui faktor – faktor
yang mempengaruhi audit delay, sehingga dapat dijadikan sebagai
pertimbangan sebelum melakukan investasi.
d. Bagi Praktisi Akuntansi dan Analis Keuangan, sebagai bahan masukan
didalam menyikapi fenomena yang berkembang sehubungan audit delay
dan faktor – faktor yang mempengaruhinya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 30 143

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014.

1 7 22

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2010.

0 5 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2010.

0 7 19

SKRIPSI DEWI LESTARI

0 0 100

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 41

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 7

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Industri Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 35