PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa inggris, “Manage” yang memiliki arti
mengelola/mengurus, mengendalikan, mengusahakan dan juga memimpin. Secara
sederhana manajemen berarti mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Jadi, manajemen merupakan
suatu proses atau kegiatan yang teratur/tersusun guna mewujudkan tujuan yang
direncanakan.
Ada beberapa pengertian manajemen yang telah ada sebelumnya oleh para
ahli. Berikut ini pengertian manajemen menurut The Liang Gie (1982:19) :
“Manajemen adalah proses yang menggerakkan tindakan-tindakan
dalam usaha kerja sama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan
benar-benar tercapai.”
Sedangkan menurut Solihin (2009:05), manajemen didefinisikan sebagai
berikut :
“Manajemen
didefinisikan
sebagai
proses
perencanaan,
pengeorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian dari berbagai
sumber organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.”
Dari definisi menurut ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan suatu ilmu yang melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan oleh
suatu organisasi.
2.1.2 Fungsi Manajemen
Umumnya, ada beberapa proses dan fungsi yang biasa diimplementasikan
dalam kegiatan manajemen, fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
13
1. Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses menyusun strategi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dan merancang aktivitas kerja yang akan dilakukan guna mencapai tujuan
dari suatu organisasi tersebut.
Perencanaan bisa diartikan upaya dalam mengantisipasi adanya kecenderungan di
masa mendatang dan penentuan sebuah strategi yang tepat agar bisa merealisasikan
tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses yang meliputi bagaimana strategi yang telah
direncanakan, dijalankan pada sebuah struktur organisasi. Pengorganisasian
merupakan pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang dimiliki
agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan
yang di inginkan.
Pengorganisasian bisa memberikan kepastian bahwa pihak-pihak yang berada dalam
organisasi bisa bekerja sama dengan efektif dan efisien.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah tahap mengarahkan susunan kegiatan kerja yang harus dilakukan
guna menciptakan suasana kerja yang baik dan menghasilkan kinerja yang efektif dan
efisien.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah upaya untuk memastikan semua kegiatan yang dijalankan sesuai
dengan yang semestinya, sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan dan sesuai
dengan standar yang telah dibuat. Pengendalian juga berfungi untuk memperbaiki
kinerja yang tidak sesuai dengan standar yang telah direncanakan sejak awal.
2.1.3 Jenis-Jenis Manajemen
Dalam sebuah perusahaan, manajemen dibagi menjadi empat jenis, antara lain
adalah sebagai berikut :
14
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Manajemen SDM merupakan suatu rangkaian proses yang menangani masalahmasalah yang terkait dengan pegawai, karyawan, manajer, buruh dan tenaga kerja
yang lain yang menunjang kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan yang sudah ditentukan.
2. Manajemen Operasional
Manajemen Operasional adalah suatu usaha pengelolaan semua faktor produksi
dalam perusahaan, baik itu tenaga kerja (SDM), mesin, peralatan, raw material
(bahan mentah) dan faktor produksi lain yang memproses berbagai macam
produk atau jasa dalam suatu perusahaan.
3. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu proses penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaa dan pengawasan terhadap kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk
menciptakan pertukaran dengan pasar yang dituju guna mencapai tujuan suatu
perusahaan.
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
mendapatkan, mengalokasikan, dan menggunakan dana perusahaan secara efektif
dan efisien.
Karena penelitian ini didasari ilmu manajemen keuangan, maka penulis lebih
memfokuskan kepada tinjauan teori manajemen keuangan.
2.2 Manajemen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan
yang sangat penting diantara fungsi operasional lainnya seperti manajemen
pemasaran, manajemen operasional dan manajemen sumber daya manusia.
Manajemen keuangan juga menjelaskan bagaimana seorang manajer keuangan
15
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengambil keputusan keuangan
yang akan digunakan perusahaan.
Manajemen keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan
setiap orang dan perusahaan. Manajemen keuangan sangat berperan dalam segala
aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Pengertian manajemen keuangan menurut Sutrisno (2009:3) adalah sebagai
berikut :
“Manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan, diartikan
sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usahausaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta
usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara
efisien”
Selain itu, pengertian manajemen keuangan menurut Weston dan Copeland
(2001:3) adalah sebagai berikut :
“Manajemen keuangan dapat dirumuskan oleh fungsi dan tanggung
jawab para manajer keuangan. Fungsi manajemen keuangan antara
lain menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan
kegiatan usaha dan pembagian dividen pada suatu perusahaan.”
Adapun pengertian manajemen keuangan menurut Keown, dkk. (2005:4)
adalah sebagai berikut :
“Financial management is concerned with the maintenance and creation of
economic value wealth”
Artinya manajemen keuangan berhubungan dengan pemeliharaan dan
penciptaan nilai ekonomi atau kemakmuran.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan
meliputi
aktivitas
perusahaan
untuk
mendapatkan
dana
dan
mengalokasikan dana tersebut dalam berbagai macam bentuk pembiayaan investasi
dan pembelanjaan secara efisien. Sehingga perusahaan tidak hanya dana saja,
16
melainkan juga mengolah dana tersebut dengan baik dan menggunakannya untuk
mencapai tujuan perusahaan.
2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Dalam kegiatan manajemen keuangan, terdapat tiga keputusan yang harus
dilakukan oleh manajer keuangan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan,
dan keputusan investasi. Setiap keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan
perusahaan. Keputusan tersebut merupakan fungsi dari manajemen keuangan.
Adapun beberapa fungsi manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003:5),
antara lain :
1. Keputusan Investasi, yaitu masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang.
2. Keputusan Pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang
ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi
serta kegiatannya.
3. Keputusan Dividen, dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh
perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan
penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham.
2.2.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham
atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud
semakin tingginya harga saham, yang merupakan percerminan dari keputusankeputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen. Dalam mengambil keputusan
perusahaan, seorang manajer harus memilki tujuan dan sasaran yang digunakan
sebagai standar dalam memberikan penilaian terhadap keputusan keuangan
perusahaan.
17
Menurut Sutrisno (2003:5), tujuan dari manajemen keuangan adalah sebagai
berikut :
“Tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan
mengelola baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana
guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran para pemegang
saham”
Kemudian menurut Irawati (2006:4), tujuan manajemen keuangan adalah :
“Untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan
biaya (expense atau cost) guna mendapatkan suatu pengambilan
keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah
perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan
expantion.”
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan
yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah mengelola dana guna memaksimalkan
nilai perusahaan yang nantinya akan memakmurkan para pemegang saham atau
pemilik perusahaan.
2.3 Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan, pada suatu periode atau jangka waktu tertentu akan
melaporkan semua kegiatan keuangannya melalui laporan keuangan. Laporan
keuangan ini bertujuan memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada
pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan tersebut.
Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila dengan informasi tersebut dapat memprediksi apa yang akan
terjadi pada perusahaan yang berkaitan di masa mendatang. Semakin baik kualitas
laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal
dalam melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut.
18
Pengertian laporan keuangan menurut Kasmir (2008:6) adalah sebagai
berikut :
“Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat
ini atau dalam suatu periode tertentu.”
Selain itu, pengertian laporan keuangan menurut Fahmi (2012:22) adalah :
“Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu
informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.”
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa laporan keuangan merupakan pernyataan tertulis mengenai kondisi keuangan
dan kinerja keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan pada suatu periode tertentu
yang digunakan sebagai salah satu dasar untuk proses pengambilan keputusan oleh
para penggunanya.
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Pada dasarnya laporan keuangan mempunyai tujuan memberikan informasi
keuangan suatu perusahaan menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu.
Laporan keuangan tersebut bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Kasmir (2008:21) tujuan laporan keuangan adalah :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
19
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva
dan kewajiban suatu perusahaan, serta informasi aktivitas pembiayaan dan
investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakain laporan, seperti
informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Sedangkan menurut Fahmi (2012:26), menyatakan bahwa :
“Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada pihak
yang berkepentingan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut
angka-angka dalam satuan moneter.”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para penggunanya
dalam pengambilan keputusan terhadap perusahaan yang mengeluarkan laporan
keuangan tersebut.
2.3.3 Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai laporan keuangan
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Menurut Prastowo dan Juliarty (2010:6), karakteristik laporan keuangan
meliputi :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna laporan
keuangan.
2. Relevan
Informasi
memiliki
kualitas
relevan
apabila
informasi
tersebut
dapat
mempengaruhi keputusan para pengguna laporan keuangan dengan membantu
20
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan
datang (predictive) menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa
lalu (confirmatory).
3. Keandalan
Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang
tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan lapran keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pengguna juga harus dapat
meperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.3.4 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masingmasing laporan keuangan memiliki arti tersendiri dalam melihat kondisi keuangan
perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam
praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri
sendiri maupun kepentingan pihak lain.
Laporan keuangan disajikan oleh manajemen perusahaan untuk semua pihak
yang berkepentingan, dimana semua pihak tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda
terhadap informasi keuangan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, pengguna laporan
keuangan akan mencari informasi mana yang akan dibutuhkan untuk dianalisa lebih
lanjut, sehingga laporan keuangan perlu diklarifikasi dalam berbagai jenis laporan
keuangan.
21
Adapun jenis-jenis laporan keuangan menurut Harahap (2006:106) adalah :
1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba rugi
perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan sumber dan penggunaan dana.
4. Laporan arus kas dalam suatu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur apa yang
diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.
6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan
kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham
dalam perusahaan perseroan.
8. Dalam suatu kajian dikenal laporan kegiatan keuangan, ini menggambarkan
transaksi laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi kas.
Sedangkan jenis-jenis laporan keuangan menurut Samryn (2011:30) adalah :
1. Neraca
Neraca merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan
perusahaan pada suatu tertentu yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu ihktisar yang menggambarkan total
pendapatan dan total biaya, serta laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu
periode akuntansi tertentu. Laba atau rugi yang dihasilkan dari ikhtisar ini menjadi
bagian dari kelompok ekuitas dalam neraca.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menunjukkan saldo akhir perusahaan yang dirinci atau arus kas
bersih dari aktivitas operasi, arus kas bersih dari aktivitas investasi, serta arus kas
bersih dari aktivitas pendanaan.
22
4. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar yang menunjukkan perubahan
modal dari awal periode akuntansi menjadi saldo modal akhir tahun setelah
ditambah dengan laba tahun berjalan dan dikurangi dengan pembagian laba seperti
prive dalam perusahaan perorangan atau dividen dalam perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas.
5. Catatan atas laporan keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya memuat catatan atas laporan keuangan
yang menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, kebijakan akuntansi
perusahaan, serta penjelasan atas pos-pos signifikan dari laporan keuangan
perusahaan.
Menurut Gitman (2006:46) jenis-jenis laporan keuangan adalah :
“The four key financial required by the SEC for reporting to shareholders
are (1) the income statement, (2) the balance sheet, (3) the statement of
stockholders equity and (4) the statement of cash flows.”
Artinya terdapat empat kunci laporan keuangan oleh SEC untuk pelaporan
bagi pemegang saham yaitu (1) laporan laba rugi, (2) neraca, (3) laporan modal
sendiri dan (4) laporan arus kas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat tiga jenis
laporan keuangan yang utama, yaitu income statement (laporan laba rugi), balance
sheet (neraca), dan statement of cash flow (laporan arus kas).
2.3.5 Pihak-Pihak yang Berkepentingan dengan Laporan Keuangan
Pihak-pihak yang berpentingan dalam laporan keuangan adalah pihak yang
berpengaruh terhadap perusahaan. Pihak-pihak berpekentingan ini terdiri dari pihak
internal dan pihak eksternal. Masing-masing pihak memiliki kepentingan dan tujuan
yang berbeda terhadap penggunaan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Laporan keuangan tersebut diperlukan pihak internal dan eksternal untuk
23
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
Menurut Harahap (2006:120) pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan diantaranya :
1. Pemegang Saham
Para pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, prestasi
perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah, jumlah
dividen yang akan diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba ditahan,
dan juga perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, dan membandingkan
sahamnya, menjual atau menambah investasi.
2. Investor
Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor
potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh
dari perusahaan yang dilaporkan.
3. Analsis Pasar Modal
Para analisis ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan
perusahaan. Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau
dipertahankan.
4. Manajer
Manajer selalu ingin mengetahui keadaan perusahaan yang dipimpinnya dan juga
menggunakan informasi laporan keuangan untuk mengambil keputusan.
5. Karyawan dan Serikat Kerja
Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan
apakah mereka akan terus bekerja disitu atau pindah dan juga untuk mengetahui
apkah penghasilan yang mereka terima adil atau tidak.
6. Instansi Pajak
Perusahaan selalu memiliki kewajiban dalam membayar pajak dan semua
kewajiban pajak ini akan tergambar di dalam laporan keuangan, dengan demikian
instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar menentukan
24
kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, restitusi dan juga sebagai dasar
penindakan.
7. Pemberi Dana (Kreditur)
Kreditur juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan
baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman.
8. Pemasok (Supplier)
Laporan keuangan bisa menjadi informasi untuk mengetahui apakah perusahaan
layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana
potensi risiko yang dimiliki perusahaan.
9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Bagi pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk
mengetahui kemajuan dan kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan
moneter
dan
pengembangan
sektor-sektor
industri
tertentu.
Mengingat
kedudukannya yang sangat strategis tersebut tidaklah mengherankan apabila Bank
Indonesia merasa perlu mengadakan pengawasan dan pembinaan yang intensif
terhadap bank-bank pemerintah maupun bank-bank swasta. Bahkan jika perlu
akan ikut campur tangan langsung apabila ada suatu bank mengalami berbagai
kesulitan yang serius, dan sudah tentu hal ini pula cukup melegakan bagi para
penyimpan dana.
10. Langganan atau Lembaga Konsumen
Langganan juga perlu mengetahui tentang harga equilibrium, dan terlindungi dari
segala macam aspek yang dirasakan akan merugikan pihak konsumen.
11. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga swadaya masyarakat atau LSM memerlukan laporan keuangan untuk
mengetahui
sejauh
mana
perusahaan
melindungi
pihak
tertentu
yang
dilindunginya.
12. Peneliti/akademisi/lembaga peringkat
Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai data
primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan
25
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang
diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang
dilakukan.
2.3.6 Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Untuk melihat posisi keuangan
perusahaan tidaklah cukup dengan melihat laporan keuangan saja, tetapi perlu adanya
analisis laporan keuangan terhadap laporan keuangan tersebut.
Menurut Harahap (2006:190) menjelaskan bahwa :
“Analisa laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara
satu dengan yang lain baik antara data kuantitaif, maupun data non
kauntitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses mengahasilkan keputusan yang
tepat.”
Adapun pengertian analisis laporan keuangan menurut Bringham &
Ehrdardt (2004:75) adalah :
“Financial statement analysis is useful both to help anticipate future
condition and more important as a starting point for planning action that
will improve the firm’s future performance”
Artinya analisis laporan keuangan sangat berguna baik untuk membantu
mengantisipasi kondisi masa depan dan lebih penting sebagai titik awal untuk
merencanakan tindakan yang akan meningkatkan kinerja masa depan perusahaan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan
merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu perusahaan
yang dapat digunakan untuk perencanaan keuangan maupun untuk memperbaiki hasil
perusahaan dimasa mendatang.
26
2.3.7 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menganalisis antara pos-pos yang
ada dalam satu laporan keuangan sehingga dapat menambah informasi yang sudah
ada dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai
kemajuan atau kinerja manajemen dari periode ke periode.
Tujuan dan manfaat analisis lapora keuangan menurut Kasmir (2008:68)
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode waktu tertentu,
baik harta/asset, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelamahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depannya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depannya apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.
2.3.8 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Sebelum dilakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah-langkah
atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses
analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan
dalam analisis keuangan menurut Kasmir (2008:69) adalah :
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap
mungkin, baik satu periode maupun beberapa periode.
27
2. Melakukan
pengukuran-pengukuran
atau
perhitungan-perhitungan
dengan
rumusan-rumusan tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara
cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.
3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan secara cermat.
4. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah
dibuat.
5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis
laporan keuangan tersebut.
Dalam praktikya Kasmir (2008:69) juga menulis bahwa teradapat dua macam
metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu :
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode
laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu
periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak
diketahui perkembangan dari periode ke periode.
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan
laporan keuangan untuk beberapa periode. Hasil analisis ini akan terlihat
perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
2.4 Rasio Keuangan
2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan
Untuk dapat memperoleh informasi tentang perkembangan keuangan suatu
perusahaan, perlu diadakan suatu analisa terhadap data keuangan suatu perusahaan,
dan data keuangan tersebut tercermin dalam laporan keuangan. Dalam melakukan
analisa laporan keuangan suatu perusahaan, maka diperlukan adanya ukuran tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah rasio keuangan.
28
Pengertian rasio keuangan menurut Harahap (1999:297) adalah sebagai
berikut :
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti”
Adapun pengertian rasio keuangan menurut Sawir (2009:6) sebagai berikut :
“Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan
kondisi keuangan suatu perusahaan”
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan
merupakan suatu perbandingan angka-angka dengan angka lainnya dalam suatu
laporan keuangan perusahaan, dimana perbandingan angka tersebut saling
berhubungan dan signifikan atau berarti. Perbandingan angka tersebut mencerminkan
kondisi atau kinerja suatu perusahaan.
2.4.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja
keuangan suatu perusahaan, menurut Munawir (2002:62) pengelompokkan rasio
keuangan yaitu sebagai berikut :
1. Likuiditas, rasio yang berhubungan dengan kemampuan jangka pendek suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jatuh temponya.
2. Aktivitas, rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi suatu perusahaan
menggunakan asetnya.
3. Profitabilitas, rasio yang menunjukkan pada keberhasilan sebuah perusahaan
dalam mendapatkan atau meraih laba.
4. Solvabilitas, rasio yang menunjukkan pada kemampuan sebuah perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
2.4.3 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah suatu analisis terhadap rasio-rasio keuangan
yang terdapat dalam laporan keuangan yang dapat menggambarkan kinerja
29
perusahaan, mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Menurut
Kasmir (2008:104) analisis rasio keuangan merupakan :
“Kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”
Analisis
rasio
keuangan
dapat
memungkinkan
manajer
keuangan
memperkirakan reaksi para calon kreditur dan investor serta dapat digunakan untuk
bahan memperoleh dana. Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan
dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
neraca.
2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
bersumber dari laporan laba rugi.
3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data
campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi atau
kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan membandingkan rasio keuangan
perusahaan dari tahun ke tahun akan dapat memberikan informasi perubahan
perusahaan, apakah perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan kondisi atau
kinerja perusahaan. Selain itu, membandingkan rasio keuangan dapat dilakukan antar
perusahaan sejenis untuk dapat membantu mengidentifikasi dan membandingkan
kondisi atau kinerja keuangan antar perusahaan.
Menghitung rasio hanya merupakan titik awal dalam menganalisan atau
mengevaluasi sebuah perusahaan. Rasio ini tidak memberikan jawaban, namun rasio
ini memberikan bukti terhadap apa yang mungkin diharapkan.
2.4.4 Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Tujuan dan manfaat dari analisis rasio keuangan dari pihak manajemen
keuangan suatu perusahaan adalah mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan
laporan keuangannya, sedangkan tujuan dan manfaat analisis rasio keuangan bagi
30
pihak eksternal yaitu kreditur dan investor adalah sebagai bahan dasar informasi
mengenai kinerja suatu perusahaan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan.
Menurut Arief Sugiono (2009:65), perusahaan dikatakan mempunyai kinerja
yang baik atau tidak dapat diukur sebagai berikut :
1. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (hutang) yang akan jatuh
tempo (liquidity).
2. Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan
antara hutan dan modal (leverage).
3. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profitability).
4. Kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth).
5. Kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksimal (activity).
Adapun manfaat menurut Fahmi (2012:109) adalah sebagai berikut :
1. Analisis rasio keuangan sangant bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat untuk
menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan
untuk membuat perencanaan.
3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi
suatu keuangan suatu perusahaan.
4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor untuk memperkirakan
potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran bunga pengembalian pokok pinjaman.
5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder
perusahaan.
2.5 Kinerja Perusahaan
2.5.1 Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang
dicapai perusahaan dalam operasinya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran,
penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi, maupun sumber daya manusia.
31
Kinerja menunjukkan hubungan antara kelemahan dan kekuatan suatu perusahaan.
Kekuatan perusahaan harus diketahui agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien, sedangkan kelemahan harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah
perbaikan.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar
sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang
dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut Munawir (2010:30), menyatakan bahwa :
“Kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar
penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan
berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang
berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja
keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan
tingkat
keberhasilan
perusahaan
dalam
menjalankan
kegiatan
operasionalnya”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan
merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu
organisasi atau perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Perusahaan melakukan
evaluasi kinerja di setiap akhir periode akuntansi. Kinerja perusahaan yang meningkat
dari periode ke periode menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek
masa depan yang baik.
32
2.5.2 Tahap-Tahap dalam Menganalisis Kinerja Perusahaan
Analisis kinerja keuangan suatu perusahaan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan kegiatan atau
operasionalnya dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan secara baik dan
benar. Dalam menganalisis kinerja perusahaan, terdapat tahap-tahap yang dapat
dilakukan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan.
Menurut Fahmi (2012:53), ada lima tahapan dalam menganalisis kinerja
keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu :
1. Melakukan review terhadap laporan keuangan
Review disini dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut
sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia
akuntansi,
sehingaa
dengan
demikian
hasil
laporan
keuangan
dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Melakukan perhitungan
Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut
akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh
Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan
perbandingan dengan hasil perhitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode
yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada 2 yaitu :
1. Time series Analysis, yaitu membandingkan antar waktu atau antar periode,
dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
2. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil
hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antar satu perusahaan dan
perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara
bersamaan.
33
4. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahan adalah setelah
dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat
apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan
tersebut.
5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan
yang ditemukan
Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang di hadapi
maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang
menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.
2.5.3 Tujuan dan Manfaat Analisis Kinerja Perusahaan
Analisis kinerja keuangan suatu perusahaan penting untuk dilakukan karena
hasil analisis kinerja keuangan suatu perusahaan dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan bagi pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Analisis
kinerja perusahaan bermanfaat bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan
untuk pengambilan keputusan, baik keputusan dalam pengumpulan dana, penyaluran
dana, dan keputusan investasi. Menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan
bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi kinerja keuangan suatu
perusahaan, apakah perusahaan sedang dalam kondisi yang buruk ataukah dalam
kondisi yang baik, yang nantinya akan mempengaruhi pengambilan keputusan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Menurut Munawir (2002:31), terdapat empat tujuan dilaksanakannya analisis
kinerja keuangan suatu perusahaan, yaitu :
1. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, kewajiban
34
keuangan yang dimaksud mencakup keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
3. Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva
atau modal secara produktif.
4. Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan
dan mempertahankan usahanya sehingga tetap stabil. Kemampuan yang dimaksud
diukur dari kemampuan perusahaan membayar pokok hutang dan beban bunga
tepat pada waktunya.
2.5.4 Hubungan Kinerja Perusahaan dengan Rasio Keuangan
Tingkat kinerja perusahaan dapat diketahui dengan melakukan analisis
terhadap rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan suatu perusahaan. Dari
hasil analisis dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan
sehingga hasil analisis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Sebagai mana telah dijelaskan pada uraian rasio keuangan di atas, kinerja
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam meraih atau
mendapatkan keuntungan, semakin banyak keuntungan maka menunjukkan bahwa
perusahaan mempunyai kinerja yang baik begitupun sebaliknya.
Rasio profitabilitas dihitung menggunakan ukuran ringkasan utama dari
laporan laba rugi (laba dan penjualan) dan neraca (asset dan ekuitas). Rasio
profitabilias diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu rasio profitabilitas dalam
kaitannya dengan penjualan dan rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi
(Husnan, 1992:89).
Berkaitan dengan penjualan, rasio profitabilitas dapat diukur dengan Gross
Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), dan Net Profit Margin
(NPM). GPM menunjukkan rasio laba kotor terhadap penjualan. Berkaitan dengan
35
biaya pokok produksi, GPM berguna untuk menganalisis efisiensi biaya pada bagian
produksi. OPM menunjukkan rasio laba operasi terhadap penjualan. OPM berguna
untuk menganalisis apakah perusahaan masih bisa going concern atau tidak. NPM
menunjukkan rasio laba bersih terhadap penjualan. NPM berkaitan dengan kebijakan
pendanaan perusahaan.
Berikutnya, berkaitan dengan investasi, rasio profitabilitas dapat diukur
dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA menunjukkan
rasio laba bersih terhadap total asset. ROA berguna untuk mengetahui tingkat
keuntungan yang didapatkan perusahan dari asset yang dimilikinya. Sementara ROE
menunjukkan rasio laba bersih terhadap total ekuitas. ROE berguna untuk mengetahui
tingkat pengembalian bagi pemegang saham atas modal yang diinvestasikannya
(Subramanyam dan Wild, 2010:126).
Kinerja perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan ROE. ROE
adalah ukuran profitabilitas perusahaan penting yang mengukur pengembalian untuk
pemegang saham (Jones et al. 2009:7). ROE digunakan karena dapat menjadi ukuran
efisiensi penggunaan modal sendiri yang dioperasionalkan dalam perusahaan.
Semakin besar ROE, semakin besar pula kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bagi pemegang saham.
2.6 Rasio Profitabilitas
2.6.1 Pengertian Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hal penting bagi perusahaan karena disamping dapat
menilai efisiensi kerja perusahaan, juga merupakan alat untuk meramal laba di masa
yang akan datang dan merupakan alat pengendalian bagi manajemen. Dengan
berpedoman pada profitablitas, manajemen dapat mengambil dan menentukan
langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan profitabilitas dimana yang akan
datang. Hasil perhitungan profitabilitas merupakan media bagi manajemen untuk
menganalisa variabel-variabel penyebab kenaikan atau penutunan suatu usaha pada
periode tertentu. Menurut Kasmir (2008:196) :
36
“Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada
dasarnya penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efisiensi
suatu perusahaan.”
Sedangkan menurut Houston dan Brigham (2013:146) :
“Profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi
dari pengaruh rasio likuiditas, manajemen asset dan hutang pada hasil
operasi.”
Adapula menurut Gitman (2006:629) yang mengemukakan :
“Profitability is the relationship berween revenue and cost generated by
using the firm’s assets both current and fixed in productive activities.”
Artinya hubungan antara pendapatan dan biaya-biaya yang dihasilkan dalam
aktivitas produktif dengan penggunaan asset lancar dan asset tetap perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas
merupakan alat tentang efektivitas manajemen perusahaan untuk mengahasilkan laba.
2.6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Profitabilitas
Menurut Riyanto (2001:36), rasio profitabilitas dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu sebagai berikut :
1. Volume Penjualan
Salah satu indicator untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan adalah
penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan maka akan menaikan
volume pendapatan yang diperoleh perusahaan sehingga biaya-biaya akan
tertutup pula.
2. Efisiensi Penggunaan Biaya
Modal yang diperoleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya harus
dipelihara dan dipertanggungjawabkan secara terbuka. Dengan kata lain
37
penggunaan modal harus digunakan untuk usaha yang tepat dengan pengeluaran
yang hemat sehingga keberhasilan usaha akan tercapai secara tidak langsung pula
akan mempengaruhi rasio profitabilitas.
3. Profit Margin
Profit Margin adalah laba yang diperbandingkan dengan penjualan. Profit margin
digunakan utnuk mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oelh
perusahaan berkaitan dengan penjualan perusahaan.
2.6.3 Mengukur Rasio Profitabilitas
Untuk mengukur rasio profitabilitas, terdapat bermacam rasio keuangan yang
memiliki fungsi berbeda pada setiap elemen yang dianalisis. Menurut Kasmir
(2012:197), ukuran rasio profitabilitas dihitung dengan rasio sebagai berikut :
1. Profit Margin (Profit Margin on Sales), merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini
adalah dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan
penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.
2. Return on Assets (ROA), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan salah satu
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
3. Return on Equity (ROE), merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Makin tinggi rasio ini makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan
semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
4. Earning per Share (EPS), EPS atau laba per lembar saham merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang
saham. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa manajemen belum berhasil untuk
memuaskan para pemegang saham, sebaliknya denga rasio yang tinggi, maka
kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain bahwa tingkat
pengembalian tinggi.
38
Ukuran rasio profitabilitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
Return on Equity (ROE). Alasan penulis menggunakan ROE sebagai ukuran rasio
profitabilitas karena rasio ini merupakan rasio yang efisien untuk mengukur
keseluruhan kinerja manajemen dalam mengelola modal sendiri suatu perusahaan.
Pengelolaan modal sendiri tersebut ditujukan untuk pengembalian atau return bagi
para pemegang saham perusahaan. Semakin besar ROE, maka semakin besar
pengembalian kepada para pemegang saham yang artinya para pemegang saham
semakin sejahtera.
2.7 Return on Equity (ROE)
2.7.1 Pengertian Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan salah satu dari peniliain dalam rasio
profitabilitas. Profitabilitas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas
ekuitas yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian laba yang dihasilkan
dari investasi pemegang saham. Insvestor memandang return on equity merupakan
indicator untuk mengukur keberjasilan manajemen dalam melakukan tugasnya yakni
menghasilkan modal yang maksimal.
Analisis return on equity penting untuk dilakukan karena dengan analisis
tersebut dapat diketahui keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan modal
sendiri suatu perusahaan, serta dapat mengetahui pengembalian atas modal para
pemegang saham. Bagi investor, analisis return on equity sangat diperlukan karena
untuk mengetahui keuntungan yang akan diperoleh setelah melakukan investasi pada
perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan sendiri, analisis ini menjadi penting karena
merupakan faktor penarik calon investor untuk melakukan investasi. Sehingga
dengan bagusnya tingkat return on equity suatu perusahaan maka akan menarik
banyak calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan.
Menurut Kasmir (2012:204) menyatakan bahwa :
“Return on Equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.”
39
Kemudian menurut Fahmi (2012:98) bahwa :
“ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu
perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk
mampun memberikan laba atas ekuitas.”
Adapun pengertian ROE menurut Gitman (2012:82) adalah sebagai berikut :
“Return on common equity measures the return earned on the common
stockholders;s investment in the firm.”
Artinya bahwa return on equity secara umum mengukur pengembalian yang
diperoleh atas investasi pemegang saham biasa di perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return on equity (ROE)
merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat
keuntungan atau pengembalian yang diperoleh atas penggunaan modal sendiri atau
investasi yang dilakukan pada suatu perusahaan. Apabila nilai ROE semakin tinggi,
maka suatu perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar
bagi para pemegang saham. Dalam hal ini, mencerminkan bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik di bidang keuangan.
2.7.2 Pengukuran Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba setelah pajak
(dikurangi dividen saham biasa) dengan ekuitas yang tersedia bagi pemegang saham
yang telah menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan selama waktu periode
tertentu.
Menurut Gitman (2012:82) return on equity (ROE) dapat dihitung sebagai
berikut :
=
40
ℎ
100%
Atau ukuran yang pada umumnya digunakan adalah sebagai berikut :
=
"
!
#
100%
Menurut Irawati (2006:61) penjelasan rumus diatas dapat berarti bahwa
Return on Equity (ROE) yang tinggi, perusahaan tersebut memiliki peluang untuk
memberikan pendapatan yang besar bagi pemegang saham dan hal ini akan
berdampak pada peningkatan harga saham.
Laba yang digunakan dalam menganalisis kinerja tersebut adalah laba bersih
dipotong pajak dan bunga atau disebut Earning After Tax (EAT) yaitu laba bersih.
Rasio ini sangat umum digunakan oleh investor karena rasio ini merefleksikan
kemungkinan tingkat laba yang bisa diperoleh pemegang saham, karena pemegang
saham berarti sebagai pemilik perusahaan.
Dengan demikian Return on Equity yang tinggi berarti perusahaan tersebut
memiliki peluang untuk memberikan pendapatan atau laba yang besar bagi para
pemegang saham. Kondisi dan kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan laba
ynag tinggi sehingga kemungkinan menghasilkan tingkat pengembalian saham yang
besar.
2.7.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur sebarapa banyak
keuntungan yang dimiliki perusahaan sebagai pengembalian terhadap para pemegang
saham. Semakin tinggi ROE maka akan semakin baik karena memberikan tingkat
pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Untuk meningkatkan ROE,
maka terdapat beberapa faktor yang mempengeruhinya.
Menurut Keown et.al (2001:105) untuk meningkatkan tingkat pengembalian
ekuitas dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1. Meningkatkan penjualan tanpa meningkatkan beban dan biaya secara proposional.
2. Mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi perusahaan.
41
3. Meningkatkan penjualan secara relatif atas dasar nilai aktiva, baik dengan
meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva
perusahaan.
4. Meningkatkan penggunaan hutang secara relatif terhadap ekuitas, sampai titik
yang tidak membahayakan kesejahteraan keuangan perusahaan.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang dapat meningkatkan Return on
Equity (ROE), maka akan memudahkan pihak perusahaan untuk lebih meningkatkan
lagi kinerja perusahaan untuk meraih keuntungan yang lebih besar melalui
pengembalian atas modal perusahaan. Sehingga para investor akan lebih banyak lagi
dalam menginvestasikan modalnya kepada perusahaan, dan perusahaan akan dengan
mudah menarik para investor baru untuk berinvestasi pada perusahaan.
2.8 Struktur Kepemilikan
2.8.1 Pengertian Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah komposisi kepemilikan
dalam perusahaan yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Menurut Sugiarto
(2009:59) pengertian struktur kepemilikan perusahaan adalah sebagai berikut :
“Struktur kepemilikan perusahaan merupakan tingkat kepemilikan
saham pihak tertentu (manajemen/institutional/public) yang secara aktif
ikut dalam pengambilan keputusan, diukur oleh proporsi saham yang
dimiliki salah satu pihak tersebut pada akhir tahun yang dinyatakan
dalam persen.”
Sedangkan menurut Sudana
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa inggris, “Manage” yang memiliki arti
mengelola/mengurus, mengendalikan, mengusahakan dan juga memimpin. Secara
sederhana manajemen berarti mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan
diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Jadi, manajemen merupakan
suatu proses atau kegiatan yang teratur/tersusun guna mewujudkan tujuan yang
direncanakan.
Ada beberapa pengertian manajemen yang telah ada sebelumnya oleh para
ahli. Berikut ini pengertian manajemen menurut The Liang Gie (1982:19) :
“Manajemen adalah proses yang menggerakkan tindakan-tindakan
dalam usaha kerja sama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan
benar-benar tercapai.”
Sedangkan menurut Solihin (2009:05), manajemen didefinisikan sebagai
berikut :
“Manajemen
didefinisikan
sebagai
proses
perencanaan,
pengeorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian dari berbagai
sumber organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.”
Dari definisi menurut ahli diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan suatu ilmu yang melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan oleh
suatu organisasi.
2.1.2 Fungsi Manajemen
Umumnya, ada beberapa proses dan fungsi yang biasa diimplementasikan
dalam kegiatan manajemen, fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
13
1. Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses menyusun strategi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dan merancang aktivitas kerja yang akan dilakukan guna mencapai tujuan
dari suatu organisasi tersebut.
Perencanaan bisa diartikan upaya dalam mengantisipasi adanya kecenderungan di
masa mendatang dan penentuan sebuah strategi yang tepat agar bisa merealisasikan
tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses yang meliputi bagaimana strategi yang telah
direncanakan, dijalankan pada sebuah struktur organisasi. Pengorganisasian
merupakan pengaturan sumber daya manusia dan sumber daya fisik yang dimiliki
agar bisa menjalankan rencana-rencana yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan
yang di inginkan.
Pengorganisasian bisa memberikan kepastian bahwa pihak-pihak yang berada dalam
organisasi bisa bekerja sama dengan efektif dan efisien.
3. Pengarahan
Pengarahan adalah tahap mengarahkan susunan kegiatan kerja yang harus dilakukan
guna menciptakan suasana kerja yang baik dan menghasilkan kinerja yang efektif dan
efisien.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah upaya untuk memastikan semua kegiatan yang dijalankan sesuai
dengan yang semestinya, sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan dan sesuai
dengan standar yang telah dibuat. Pengendalian juga berfungi untuk memperbaiki
kinerja yang tidak sesuai dengan standar yang telah direncanakan sejak awal.
2.1.3 Jenis-Jenis Manajemen
Dalam sebuah perusahaan, manajemen dibagi menjadi empat jenis, antara lain
adalah sebagai berikut :
14
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Manajemen SDM merupakan suatu rangkaian proses yang menangani masalahmasalah yang terkait dengan pegawai, karyawan, manajer, buruh dan tenaga kerja
yang lain yang menunjang kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan yang sudah ditentukan.
2. Manajemen Operasional
Manajemen Operasional adalah suatu usaha pengelolaan semua faktor produksi
dalam perusahaan, baik itu tenaga kerja (SDM), mesin, peralatan, raw material
(bahan mentah) dan faktor produksi lain yang memproses berbagai macam
produk atau jasa dalam suatu perusahaan.
3. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu proses penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaa dan pengawasan terhadap kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk
menciptakan pertukaran dengan pasar yang dituju guna mencapai tujuan suatu
perusahaan.
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan
mendapatkan, mengalokasikan, dan menggunakan dana perusahaan secara efektif
dan efisien.
Karena penelitian ini didasari ilmu manajemen keuangan, maka penulis lebih
memfokuskan kepada tinjauan teori manajemen keuangan.
2.2 Manajemen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan
yang sangat penting diantara fungsi operasional lainnya seperti manajemen
pemasaran, manajemen operasional dan manajemen sumber daya manusia.
Manajemen keuangan juga menjelaskan bagaimana seorang manajer keuangan
15
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengambil keputusan keuangan
yang akan digunakan perusahaan.
Manajemen keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan
setiap orang dan perusahaan. Manajemen keuangan sangat berperan dalam segala
aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Pengertian manajemen keuangan menurut Sutrisno (2009:3) adalah sebagai
berikut :
“Manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan, diartikan
sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usahausaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta
usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara
efisien”
Selain itu, pengertian manajemen keuangan menurut Weston dan Copeland
(2001:3) adalah sebagai berikut :
“Manajemen keuangan dapat dirumuskan oleh fungsi dan tanggung
jawab para manajer keuangan. Fungsi manajemen keuangan antara
lain menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan
kegiatan usaha dan pembagian dividen pada suatu perusahaan.”
Adapun pengertian manajemen keuangan menurut Keown, dkk. (2005:4)
adalah sebagai berikut :
“Financial management is concerned with the maintenance and creation of
economic value wealth”
Artinya manajemen keuangan berhubungan dengan pemeliharaan dan
penciptaan nilai ekonomi atau kemakmuran.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
keuangan
meliputi
aktivitas
perusahaan
untuk
mendapatkan
dana
dan
mengalokasikan dana tersebut dalam berbagai macam bentuk pembiayaan investasi
dan pembelanjaan secara efisien. Sehingga perusahaan tidak hanya dana saja,
16
melainkan juga mengolah dana tersebut dengan baik dan menggunakannya untuk
mencapai tujuan perusahaan.
2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Dalam kegiatan manajemen keuangan, terdapat tiga keputusan yang harus
dilakukan oleh manajer keuangan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan,
dan keputusan investasi. Setiap keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan
perusahaan. Keputusan tersebut merupakan fungsi dari manajemen keuangan.
Adapun beberapa fungsi manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003:5),
antara lain :
1. Keputusan Investasi, yaitu masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang.
2. Keputusan Pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang
ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi
serta kegiatannya.
3. Keputusan Dividen, dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh
perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan
penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham.
2.2.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham
atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud
semakin tingginya harga saham, yang merupakan percerminan dari keputusankeputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen. Dalam mengambil keputusan
perusahaan, seorang manajer harus memilki tujuan dan sasaran yang digunakan
sebagai standar dalam memberikan penilaian terhadap keputusan keuangan
perusahaan.
17
Menurut Sutrisno (2003:5), tujuan dari manajemen keuangan adalah sebagai
berikut :
“Tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan
mengelola baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana
guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran para pemegang
saham”
Kemudian menurut Irawati (2006:4), tujuan manajemen keuangan adalah :
“Untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan
biaya (expense atau cost) guna mendapatkan suatu pengambilan
keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah
perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan
expantion.”
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan
yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah mengelola dana guna memaksimalkan
nilai perusahaan yang nantinya akan memakmurkan para pemegang saham atau
pemilik perusahaan.
2.3 Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan, pada suatu periode atau jangka waktu tertentu akan
melaporkan semua kegiatan keuangannya melalui laporan keuangan. Laporan
keuangan ini bertujuan memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada
pemilik, manajemen, maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan tersebut.
Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan
keputusan apabila dengan informasi tersebut dapat memprediksi apa yang akan
terjadi pada perusahaan yang berkaitan di masa mendatang. Semakin baik kualitas
laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal
dalam melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut.
18
Pengertian laporan keuangan menurut Kasmir (2008:6) adalah sebagai
berikut :
“Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat
ini atau dalam suatu periode tertentu.”
Selain itu, pengertian laporan keuangan menurut Fahmi (2012:22) adalah :
“Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu
informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.”
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa laporan keuangan merupakan pernyataan tertulis mengenai kondisi keuangan
dan kinerja keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan pada suatu periode tertentu
yang digunakan sebagai salah satu dasar untuk proses pengambilan keputusan oleh
para penggunanya.
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Pada dasarnya laporan keuangan mempunyai tujuan memberikan informasi
keuangan suatu perusahaan menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu.
Laporan keuangan tersebut bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan.
Menurut Kasmir (2008:21) tujuan laporan keuangan adalah :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva
dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
19
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva
dan kewajiban suatu perusahaan, serta informasi aktivitas pembiayaan dan
investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakain laporan, seperti
informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Sedangkan menurut Fahmi (2012:26), menyatakan bahwa :
“Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada pihak
yang berkepentingan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut
angka-angka dalam satuan moneter.”
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para penggunanya
dalam pengambilan keputusan terhadap perusahaan yang mengeluarkan laporan
keuangan tersebut.
2.3.3 Karakteristik Laporan Keuangan
Karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai laporan keuangan
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Menurut Prastowo dan Juliarty (2010:6), karakteristik laporan keuangan
meliputi :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna laporan
keuangan.
2. Relevan
Informasi
memiliki
kualitas
relevan
apabila
informasi
tersebut
dapat
mempengaruhi keputusan para pengguna laporan keuangan dengan membantu
20
mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan
datang (predictive) menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa
lalu (confirmatory).
3. Keandalan
Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang
tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan lapran keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pengguna juga harus dapat
meperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.3.4 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,
tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masingmasing laporan keuangan memiliki arti tersendiri dalam melihat kondisi keuangan
perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan. Namun, dalam
praktiknya perusahaan dituntut untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri
sendiri maupun kepentingan pihak lain.
Laporan keuangan disajikan oleh manajemen perusahaan untuk semua pihak
yang berkepentingan, dimana semua pihak tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda
terhadap informasi keuangan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, pengguna laporan
keuangan akan mencari informasi mana yang akan dibutuhkan untuk dianalisa lebih
lanjut, sehingga laporan keuangan perlu diklarifikasi dalam berbagai jenis laporan
keuangan.
21
Adapun jenis-jenis laporan keuangan menurut Harahap (2006:106) adalah :
1. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
tanggal tertentu.
2. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan laba rugi
perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan sumber dan penggunaan dana.
4. Laporan arus kas dalam suatu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur apa yang
diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang.
6. Laporan laba ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan
kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik saham
dalam perusahaan perseroan.
8. Dalam suatu kajian dikenal laporan kegiatan keuangan, ini menggambarkan
transaksi laporan keuangan perusahaan yang mempengaruhi kas.
Sedangkan jenis-jenis laporan keuangan menurut Samryn (2011:30) adalah :
1. Neraca
Neraca merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan
perusahaan pada suatu tertentu yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu ihktisar yang menggambarkan total
pendapatan dan total biaya, serta laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu
periode akuntansi tertentu. Laba atau rugi yang dihasilkan dari ikhtisar ini menjadi
bagian dari kelompok ekuitas dalam neraca.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menunjukkan saldo akhir perusahaan yang dirinci atau arus kas
bersih dari aktivitas operasi, arus kas bersih dari aktivitas investasi, serta arus kas
bersih dari aktivitas pendanaan.
22
4. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar yang menunjukkan perubahan
modal dari awal periode akuntansi menjadi saldo modal akhir tahun setelah
ditambah dengan laba tahun berjalan dan dikurangi dengan pembagian laba seperti
prive dalam perusahaan perorangan atau dividen dalam perusahaan yang berbentuk
perseroan terbatas.
5. Catatan atas laporan keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya memuat catatan atas laporan keuangan
yang menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, kebijakan akuntansi
perusahaan, serta penjelasan atas pos-pos signifikan dari laporan keuangan
perusahaan.
Menurut Gitman (2006:46) jenis-jenis laporan keuangan adalah :
“The four key financial required by the SEC for reporting to shareholders
are (1) the income statement, (2) the balance sheet, (3) the statement of
stockholders equity and (4) the statement of cash flows.”
Artinya terdapat empat kunci laporan keuangan oleh SEC untuk pelaporan
bagi pemegang saham yaitu (1) laporan laba rugi, (2) neraca, (3) laporan modal
sendiri dan (4) laporan arus kas.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat tiga jenis
laporan keuangan yang utama, yaitu income statement (laporan laba rugi), balance
sheet (neraca), dan statement of cash flow (laporan arus kas).
2.3.5 Pihak-Pihak yang Berkepentingan dengan Laporan Keuangan
Pihak-pihak yang berpentingan dalam laporan keuangan adalah pihak yang
berpengaruh terhadap perusahaan. Pihak-pihak berpekentingan ini terdiri dari pihak
internal dan pihak eksternal. Masing-masing pihak memiliki kepentingan dan tujuan
yang berbeda terhadap penggunaan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Laporan keuangan tersebut diperlukan pihak internal dan eksternal untuk
23
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
Menurut Harahap (2006:120) pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan diantaranya :
1. Pemegang Saham
Para pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, prestasi
perusahaan dalam pengelolaan manajemen yang diberikan amanah, jumlah
dividen yang akan diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba ditahan,
dan juga perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, dan membandingkan
sahamnya, menjual atau menambah investasi.
2. Investor
Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor
potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh
dari perusahaan yang dilaporkan.
3. Analsis Pasar Modal
Para analisis ingin mengetahui nilai perusahaan, kekuatan dan posisi keuangan
perusahaan. Apakah layak disarankan untuk dibeli sahamnya, dijual atau
dipertahankan.
4. Manajer
Manajer selalu ingin mengetahui keadaan perusahaan yang dipimpinnya dan juga
menggunakan informasi laporan keuangan untuk mengambil keputusan.
5. Karyawan dan Serikat Kerja
Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan
apakah mereka akan terus bekerja disitu atau pindah dan juga untuk mengetahui
apkah penghasilan yang mereka terima adil atau tidak.
6. Instansi Pajak
Perusahaan selalu memiliki kewajiban dalam membayar pajak dan semua
kewajiban pajak ini akan tergambar di dalam laporan keuangan, dengan demikian
instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar menentukan
24
kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, restitusi dan juga sebagai dasar
penindakan.
7. Pemberi Dana (Kreditur)
Kreditur juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan
baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman.
8. Pemasok (Supplier)
Laporan keuangan bisa menjadi informasi untuk mengetahui apakah perusahaan
layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan, dan sejauh mana
potensi risiko yang dimiliki perusahaan.
9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi
Bagi pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk
mengetahui kemajuan dan kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan
moneter
dan
pengembangan
sektor-sektor
industri
tertentu.
Mengingat
kedudukannya yang sangat strategis tersebut tidaklah mengherankan apabila Bank
Indonesia merasa perlu mengadakan pengawasan dan pembinaan yang intensif
terhadap bank-bank pemerintah maupun bank-bank swasta. Bahkan jika perlu
akan ikut campur tangan langsung apabila ada suatu bank mengalami berbagai
kesulitan yang serius, dan sudah tentu hal ini pula cukup melegakan bagi para
penyimpan dana.
10. Langganan atau Lembaga Konsumen
Langganan juga perlu mengetahui tentang harga equilibrium, dan terlindungi dari
segala macam aspek yang dirasakan akan merugikan pihak konsumen.
11. Lembaga Swadaya Masyarakat
Lembaga swadaya masyarakat atau LSM memerlukan laporan keuangan untuk
mengetahui
sejauh
mana
perusahaan
melindungi
pihak
tertentu
yang
dilindunginya.
12. Peneliti/akademisi/lembaga peringkat
Bagi peneliti maupun akademisi laporan keuangan sangat penting, sebagai data
primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan
25
laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang
diolah untuk mengambil kesimpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang
dilakukan.
2.3.6 Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Untuk melihat posisi keuangan
perusahaan tidaklah cukup dengan melihat laporan keuangan saja, tetapi perlu adanya
analisis laporan keuangan terhadap laporan keuangan tersebut.
Menurut Harahap (2006:190) menjelaskan bahwa :
“Analisa laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara
satu dengan yang lain baik antara data kuantitaif, maupun data non
kauntitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses mengahasilkan keputusan yang
tepat.”
Adapun pengertian analisis laporan keuangan menurut Bringham &
Ehrdardt (2004:75) adalah :
“Financial statement analysis is useful both to help anticipate future
condition and more important as a starting point for planning action that
will improve the firm’s future performance”
Artinya analisis laporan keuangan sangat berguna baik untuk membantu
mengantisipasi kondisi masa depan dan lebih penting sebagai titik awal untuk
merencanakan tindakan yang akan meningkatkan kinerja masa depan perusahaan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan
merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu perusahaan
yang dapat digunakan untuk perencanaan keuangan maupun untuk memperbaiki hasil
perusahaan dimasa mendatang.
26
2.3.7 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menganalisis antara pos-pos yang
ada dalam satu laporan keuangan sehingga dapat menambah informasi yang sudah
ada dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar lebih tepat dalam menilai
kemajuan atau kinerja manajemen dari periode ke periode.
Tujuan dan manfaat analisis lapora keuangan menurut Kasmir (2008:68)
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode waktu tertentu,
baik harta/asset, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelamahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depannya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depannya apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.
2.3.8 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Sebelum dilakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah-langkah
atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses
analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan
dalam analisis keuangan menurut Kasmir (2008:69) adalah :
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap
mungkin, baik satu periode maupun beberapa periode.
27
2. Melakukan
pengukuran-pengukuran
atau
perhitungan-perhitungan
dengan
rumusan-rumusan tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara
cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar tepat.
3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan secara cermat.
4. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah
dibuat.
5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis
laporan keuangan tersebut.
Dalam praktikya Kasmir (2008:69) juga menulis bahwa teradapat dua macam
metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu :
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode
laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu
periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak
diketahui perkembangan dari periode ke periode.
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan
laporan keuangan untuk beberapa periode. Hasil analisis ini akan terlihat
perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
2.4 Rasio Keuangan
2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan
Untuk dapat memperoleh informasi tentang perkembangan keuangan suatu
perusahaan, perlu diadakan suatu analisa terhadap data keuangan suatu perusahaan,
dan data keuangan tersebut tercermin dalam laporan keuangan. Dalam melakukan
analisa laporan keuangan suatu perusahaan, maka diperlukan adanya ukuran tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisa keuangan adalah rasio keuangan.
28
Pengertian rasio keuangan menurut Harahap (1999:297) adalah sebagai
berikut :
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti”
Adapun pengertian rasio keuangan menurut Sawir (2009:6) sebagai berikut :
“Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja dan
kondisi keuangan suatu perusahaan”
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan
merupakan suatu perbandingan angka-angka dengan angka lainnya dalam suatu
laporan keuangan perusahaan, dimana perbandingan angka tersebut saling
berhubungan dan signifikan atau berarti. Perbandingan angka tersebut mencerminkan
kondisi atau kinerja suatu perusahaan.
2.4.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja
keuangan suatu perusahaan, menurut Munawir (2002:62) pengelompokkan rasio
keuangan yaitu sebagai berikut :
1. Likuiditas, rasio yang berhubungan dengan kemampuan jangka pendek suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jatuh temponya.
2. Aktivitas, rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi suatu perusahaan
menggunakan asetnya.
3. Profitabilitas, rasio yang menunjukkan pada keberhasilan sebuah perusahaan
dalam mendapatkan atau meraih laba.
4. Solvabilitas, rasio yang menunjukkan pada kemampuan sebuah perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
2.4.3 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah suatu analisis terhadap rasio-rasio keuangan
yang terdapat dalam laporan keuangan yang dapat menggambarkan kinerja
29
perusahaan, mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan. Menurut
Kasmir (2008:104) analisis rasio keuangan merupakan :
“Kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”
Analisis
rasio
keuangan
dapat
memungkinkan
manajer
keuangan
memperkirakan reaksi para calon kreditur dan investor serta dapat digunakan untuk
bahan memperoleh dana. Dalam praktiknya, analisis rasio keuangan suatu perusahaan
dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Rasio neraca, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari
neraca.
2. Rasio laporan laba rugi, yaitu membandingkan angka-angka yang hanya
bersumber dari laporan laba rugi.
3. Rasio antar laporan, yaitu membandingkan angka-angka dari dua sumber (data
campuran), baik yang ada di neraca maupun di laporan laba rugi.
Analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi atau
kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan membandingkan rasio keuangan
perusahaan dari tahun ke tahun akan dapat memberikan informasi perubahan
perusahaan, apakah perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan kondisi atau
kinerja perusahaan. Selain itu, membandingkan rasio keuangan dapat dilakukan antar
perusahaan sejenis untuk dapat membantu mengidentifikasi dan membandingkan
kondisi atau kinerja keuangan antar perusahaan.
Menghitung rasio hanya merupakan titik awal dalam menganalisan atau
mengevaluasi sebuah perusahaan. Rasio ini tidak memberikan jawaban, namun rasio
ini memberikan bukti terhadap apa yang mungkin diharapkan.
2.4.4 Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Tujuan dan manfaat dari analisis rasio keuangan dari pihak manajemen
keuangan suatu perusahaan adalah mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan
laporan keuangannya, sedangkan tujuan dan manfaat analisis rasio keuangan bagi
30
pihak eksternal yaitu kreditur dan investor adalah sebagai bahan dasar informasi
mengenai kinerja suatu perusahaan yang berpengaruh pada pengambilan keputusan.
Menurut Arief Sugiono (2009:65), perusahaan dikatakan mempunyai kinerja
yang baik atau tidak dapat diukur sebagai berikut :
1. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban (hutang) yang akan jatuh
tempo (liquidity).
2. Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan, yaitu perbandingan
antara hutan dan modal (leverage).
3. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profitability).
4. Kemampuan perusahaan untuk berkembang (growth).
5. Kemampuan perusahaan untuk mengelola asset secara maksimal (activity).
Adapun manfaat menurut Fahmi (2012:109) adalah sebagai berikut :
1. Analisis rasio keuangan sangant bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat untuk
menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan
untuk membuat perencanaan.
3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi
suatu keuangan suatu perusahaan.
4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor untuk memperkirakan
potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan
kelangsungan pembayaran bunga pengembalian pokok pinjaman.
5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder
perusahaan.
2.5 Kinerja Perusahaan
2.5.1 Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang
dicapai perusahaan dalam operasinya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran,
penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi, maupun sumber daya manusia.
31
Kinerja menunjukkan hubungan antara kelemahan dan kekuatan suatu perusahaan.
Kekuatan perusahaan harus diketahui agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan
efisien, sedangkan kelemahan harus diketahui agar dapat dilakukan langkah-langkah
perbaikan.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar
sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang
dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut Munawir (2010:30), menyatakan bahwa :
“Kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar
penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan
berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang
berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja
keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan
tingkat
keberhasilan
perusahaan
dalam
menjalankan
kegiatan
operasionalnya”
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan
merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu
organisasi atau perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Perusahaan melakukan
evaluasi kinerja di setiap akhir periode akuntansi. Kinerja perusahaan yang meningkat
dari periode ke periode menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek
masa depan yang baik.
32
2.5.2 Tahap-Tahap dalam Menganalisis Kinerja Perusahaan
Analisis kinerja keuangan suatu perusahaan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan kegiatan atau
operasionalnya dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan secara baik dan
benar. Dalam menganalisis kinerja perusahaan, terdapat tahap-tahap yang dapat
dilakukan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan.
Menurut Fahmi (2012:53), ada lima tahapan dalam menganalisis kinerja
keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu :
1. Melakukan review terhadap laporan keuangan
Review disini dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut
sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia
akuntansi,
sehingaa
dengan
demikian
hasil
laporan
keuangan
dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Melakukan perhitungan
Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut
akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh
Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan
perbandingan dengan hasil perhitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode
yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada 2 yaitu :
1. Time series Analysis, yaitu membandingkan antar waktu atau antar periode,
dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
2. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil
hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antar satu perusahaan dan
perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara
bersamaan.
33
4. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahan adalah setelah
dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat
apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan
tersebut.
5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan
yang ditemukan
Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang di hadapi
maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang
menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.
2.5.3 Tujuan dan Manfaat Analisis Kinerja Perusahaan
Analisis kinerja keuangan suatu perusahaan penting untuk dilakukan karena
hasil analisis kinerja keuangan suatu perusahaan dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan bagi pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Analisis
kinerja perusahaan bermanfaat bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan
untuk pengambilan keputusan, baik keputusan dalam pengumpulan dana, penyaluran
dana, dan keputusan investasi. Menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan
bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi kinerja keuangan suatu
perusahaan, apakah perusahaan sedang dalam kondisi yang buruk ataukah dalam
kondisi yang baik, yang nantinya akan mempengaruhi pengambilan keputusan bagi
pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.
Menurut Munawir (2002:31), terdapat empat tujuan dilaksanakannya analisis
kinerja keuangan suatu perusahaan, yaitu :
1. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, kewajiban
34
keuangan yang dimaksud mencakup keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.
3. Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva
atau modal secara produktif.
4. Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan
dan mempertahankan usahanya sehingga tetap stabil. Kemampuan yang dimaksud
diukur dari kemampuan perusahaan membayar pokok hutang dan beban bunga
tepat pada waktunya.
2.5.4 Hubungan Kinerja Perusahaan dengan Rasio Keuangan
Tingkat kinerja perusahaan dapat diketahui dengan melakukan analisis
terhadap rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan suatu perusahaan. Dari
hasil analisis dapat diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan
sehingga hasil analisis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Sebagai mana telah dijelaskan pada uraian rasio keuangan di atas, kinerja
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio profitabilitas.
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam meraih atau
mendapatkan keuntungan, semakin banyak keuntungan maka menunjukkan bahwa
perusahaan mempunyai kinerja yang baik begitupun sebaliknya.
Rasio profitabilitas dihitung menggunakan ukuran ringkasan utama dari
laporan laba rugi (laba dan penjualan) dan neraca (asset dan ekuitas). Rasio
profitabilias diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu rasio profitabilitas dalam
kaitannya dengan penjualan dan rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi
(Husnan, 1992:89).
Berkaitan dengan penjualan, rasio profitabilitas dapat diukur dengan Gross
Profit Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), dan Net Profit Margin
(NPM). GPM menunjukkan rasio laba kotor terhadap penjualan. Berkaitan dengan
35
biaya pokok produksi, GPM berguna untuk menganalisis efisiensi biaya pada bagian
produksi. OPM menunjukkan rasio laba operasi terhadap penjualan. OPM berguna
untuk menganalisis apakah perusahaan masih bisa going concern atau tidak. NPM
menunjukkan rasio laba bersih terhadap penjualan. NPM berkaitan dengan kebijakan
pendanaan perusahaan.
Berikutnya, berkaitan dengan investasi, rasio profitabilitas dapat diukur
dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). ROA menunjukkan
rasio laba bersih terhadap total asset. ROA berguna untuk mengetahui tingkat
keuntungan yang didapatkan perusahan dari asset yang dimilikinya. Sementara ROE
menunjukkan rasio laba bersih terhadap total ekuitas. ROE berguna untuk mengetahui
tingkat pengembalian bagi pemegang saham atas modal yang diinvestasikannya
(Subramanyam dan Wild, 2010:126).
Kinerja perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan ROE. ROE
adalah ukuran profitabilitas perusahaan penting yang mengukur pengembalian untuk
pemegang saham (Jones et al. 2009:7). ROE digunakan karena dapat menjadi ukuran
efisiensi penggunaan modal sendiri yang dioperasionalkan dalam perusahaan.
Semakin besar ROE, semakin besar pula kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bagi pemegang saham.
2.6 Rasio Profitabilitas
2.6.1 Pengertian Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hal penting bagi perusahaan karena disamping dapat
menilai efisiensi kerja perusahaan, juga merupakan alat untuk meramal laba di masa
yang akan datang dan merupakan alat pengendalian bagi manajemen. Dengan
berpedoman pada profitablitas, manajemen dapat mengambil dan menentukan
langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan profitabilitas dimana yang akan
datang. Hasil perhitungan profitabilitas merupakan media bagi manajemen untuk
menganalisa variabel-variabel penyebab kenaikan atau penutunan suatu usaha pada
periode tertentu. Menurut Kasmir (2008:196) :
36
“Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat
efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada
dasarnya penggunaan rasio ini yakni menunjukkan tingkat efisiensi
suatu perusahaan.”
Sedangkan menurut Houston dan Brigham (2013:146) :
“Profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan kombinasi
dari pengaruh rasio likuiditas, manajemen asset dan hutang pada hasil
operasi.”
Adapula menurut Gitman (2006:629) yang mengemukakan :
“Profitability is the relationship berween revenue and cost generated by
using the firm’s assets both current and fixed in productive activities.”
Artinya hubungan antara pendapatan dan biaya-biaya yang dihasilkan dalam
aktivitas produktif dengan penggunaan asset lancar dan asset tetap perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas
merupakan alat tentang efektivitas manajemen perusahaan untuk mengahasilkan laba.
2.6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasio Profitabilitas
Menurut Riyanto (2001:36), rasio profitabilitas dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu sebagai berikut :
1. Volume Penjualan
Salah satu indicator untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan adalah
penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan maka akan menaikan
volume pendapatan yang diperoleh perusahaan sehingga biaya-biaya akan
tertutup pula.
2. Efisiensi Penggunaan Biaya
Modal yang diperoleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya harus
dipelihara dan dipertanggungjawabkan secara terbuka. Dengan kata lain
37
penggunaan modal harus digunakan untuk usaha yang tepat dengan pengeluaran
yang hemat sehingga keberhasilan usaha akan tercapai secara tidak langsung pula
akan mempengaruhi rasio profitabilitas.
3. Profit Margin
Profit Margin adalah laba yang diperbandingkan dengan penjualan. Profit margin
digunakan utnuk mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oelh
perusahaan berkaitan dengan penjualan perusahaan.
2.6.3 Mengukur Rasio Profitabilitas
Untuk mengukur rasio profitabilitas, terdapat bermacam rasio keuangan yang
memiliki fungsi berbeda pada setiap elemen yang dianalisis. Menurut Kasmir
(2012:197), ukuran rasio profitabilitas dihitung dengan rasio sebagai berikut :
1. Profit Margin (Profit Margin on Sales), merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini
adalah dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan
penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.
2. Return on Assets (ROA), merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan salah satu
ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.
3. Return on Equity (ROE), merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal
sendiri. Makin tinggi rasio ini makin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan
semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
4. Earning per Share (EPS), EPS atau laba per lembar saham merupakan rasio untuk
mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang
saham. Rasio yang rendah menunjukkan bahwa manajemen belum berhasil untuk
memuaskan para pemegang saham, sebaliknya denga rasio yang tinggi, maka
kesejahteraan pemegang saham meningkat dengan pengertian lain bahwa tingkat
pengembalian tinggi.
38
Ukuran rasio profitabilitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
Return on Equity (ROE). Alasan penulis menggunakan ROE sebagai ukuran rasio
profitabilitas karena rasio ini merupakan rasio yang efisien untuk mengukur
keseluruhan kinerja manajemen dalam mengelola modal sendiri suatu perusahaan.
Pengelolaan modal sendiri tersebut ditujukan untuk pengembalian atau return bagi
para pemegang saham perusahaan. Semakin besar ROE, maka semakin besar
pengembalian kepada para pemegang saham yang artinya para pemegang saham
semakin sejahtera.
2.7 Return on Equity (ROE)
2.7.1 Pengertian Return on Equity (ROE)
Return on Equity merupakan salah satu dari peniliain dalam rasio
profitabilitas. Profitabilitas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas
ekuitas yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian laba yang dihasilkan
dari investasi pemegang saham. Insvestor memandang return on equity merupakan
indicator untuk mengukur keberjasilan manajemen dalam melakukan tugasnya yakni
menghasilkan modal yang maksimal.
Analisis return on equity penting untuk dilakukan karena dengan analisis
tersebut dapat diketahui keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan modal
sendiri suatu perusahaan, serta dapat mengetahui pengembalian atas modal para
pemegang saham. Bagi investor, analisis return on equity sangat diperlukan karena
untuk mengetahui keuntungan yang akan diperoleh setelah melakukan investasi pada
perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan sendiri, analisis ini menjadi penting karena
merupakan faktor penarik calon investor untuk melakukan investasi. Sehingga
dengan bagusnya tingkat return on equity suatu perusahaan maka akan menarik
banyak calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan.
Menurut Kasmir (2012:204) menyatakan bahwa :
“Return on Equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.”
39
Kemudian menurut Fahmi (2012:98) bahwa :
“ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu
perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk
mampun memberikan laba atas ekuitas.”
Adapun pengertian ROE menurut Gitman (2012:82) adalah sebagai berikut :
“Return on common equity measures the return earned on the common
stockholders;s investment in the firm.”
Artinya bahwa return on equity secara umum mengukur pengembalian yang
diperoleh atas investasi pemegang saham biasa di perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return on equity (ROE)
merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur tingkat
keuntungan atau pengembalian yang diperoleh atas penggunaan modal sendiri atau
investasi yang dilakukan pada suatu perusahaan. Apabila nilai ROE semakin tinggi,
maka suatu perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar
bagi para pemegang saham. Dalam hal ini, mencerminkan bahwa perusahaan
memiliki kinerja yang baik di bidang keuangan.
2.7.2 Pengukuran Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba setelah pajak
(dikurangi dividen saham biasa) dengan ekuitas yang tersedia bagi pemegang saham
yang telah menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan selama waktu periode
tertentu.
Menurut Gitman (2012:82) return on equity (ROE) dapat dihitung sebagai
berikut :
=
40
ℎ
100%
Atau ukuran yang pada umumnya digunakan adalah sebagai berikut :
=
"
!
#
100%
Menurut Irawati (2006:61) penjelasan rumus diatas dapat berarti bahwa
Return on Equity (ROE) yang tinggi, perusahaan tersebut memiliki peluang untuk
memberikan pendapatan yang besar bagi pemegang saham dan hal ini akan
berdampak pada peningkatan harga saham.
Laba yang digunakan dalam menganalisis kinerja tersebut adalah laba bersih
dipotong pajak dan bunga atau disebut Earning After Tax (EAT) yaitu laba bersih.
Rasio ini sangat umum digunakan oleh investor karena rasio ini merefleksikan
kemungkinan tingkat laba yang bisa diperoleh pemegang saham, karena pemegang
saham berarti sebagai pemilik perusahaan.
Dengan demikian Return on Equity yang tinggi berarti perusahaan tersebut
memiliki peluang untuk memberikan pendapatan atau laba yang besar bagi para
pemegang saham. Kondisi dan kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan laba
ynag tinggi sehingga kemungkinan menghasilkan tingkat pengembalian saham yang
besar.
2.7.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur sebarapa banyak
keuntungan yang dimiliki perusahaan sebagai pengembalian terhadap para pemegang
saham. Semakin tinggi ROE maka akan semakin baik karena memberikan tingkat
pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Untuk meningkatkan ROE,
maka terdapat beberapa faktor yang mempengeruhinya.
Menurut Keown et.al (2001:105) untuk meningkatkan tingkat pengembalian
ekuitas dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1. Meningkatkan penjualan tanpa meningkatkan beban dan biaya secara proposional.
2. Mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi perusahaan.
41
3. Meningkatkan penjualan secara relatif atas dasar nilai aktiva, baik dengan
meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva
perusahaan.
4. Meningkatkan penggunaan hutang secara relatif terhadap ekuitas, sampai titik
yang tidak membahayakan kesejahteraan keuangan perusahaan.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang dapat meningkatkan Return on
Equity (ROE), maka akan memudahkan pihak perusahaan untuk lebih meningkatkan
lagi kinerja perusahaan untuk meraih keuntungan yang lebih besar melalui
pengembalian atas modal perusahaan. Sehingga para investor akan lebih banyak lagi
dalam menginvestasikan modalnya kepada perusahaan, dan perusahaan akan dengan
mudah menarik para investor baru untuk berinvestasi pada perusahaan.
2.8 Struktur Kepemilikan
2.8.1 Pengertian Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan (ownership structure) adalah komposisi kepemilikan
dalam perusahaan yang mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Menurut Sugiarto
(2009:59) pengertian struktur kepemilikan perusahaan adalah sebagai berikut :
“Struktur kepemilikan perusahaan merupakan tingkat kepemilikan
saham pihak tertentu (manajemen/institutional/public) yang secara aktif
ikut dalam pengambilan keputusan, diukur oleh proporsi saham yang
dimiliki salah satu pihak tersebut pada akhir tahun yang dinyatakan
dalam persen.”
Sedangkan menurut Sudana