PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pengelolaan perusahaan meliputi banyak aspek, pengelolaan tersebut
bertujuan untuk memperoleh kinerja perusahaan yang baik. Salah satu kinerja
perusahaan dapat dilihat dari sisi keuangan perusahaan. Kinerja keuangan
menunjukkan prestasi manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu
menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan merupakan alat
ukur keberhasilan perusahaaan untuk menghasilkan laba suatu perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan sangat berguna bagi banyak pihak, baik bagi
perusahaan sendiri, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penilaian terhadap kinerja perusahaan diperlukan karena kinerja merefleksikan
kemampuan perusahan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.
Penilaian kinerja juga mutlak diperlukan mengingat risiko dan jumlah dana yang
diinvestasikan oleh investor sangatlah signifikan.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan harus didasarkan pada data keuangan
yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan. Kinerja
perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan
dari asset, ekuitas, maupun hutang. Salah satu ukuran kinerja perusahaan adalah
Return on Equity (ROE). ROE merupakan ukuran profitabilitas yang penting untuk

mengukur pengembalian kepada pemegang saham.
Dalam pengelolaan perusahaan, tidak sedikit pemilik modal menyerahkan
pengelolaan perusahaan kepada para professional dan dikelompokkan sebagai
managerial atau insider. Insider yang diangkat oleh stockholders diharapkan akan
bertindak yang terbaik bagi stockholders dengan memaksimumkan kinerja
perusahaan, sehingga kemakmuran stockholders dapat tercapai.
Penunjukan insider oleh stockholders untuk mengelola perusahaan dapat
memunculkan

perbedaan

kepentingan

antara

1

insider

dengan


stockholders.

Stockholders sebagai penyedia dana dan fasilitas untuk operasi perusahaan
berkepentingan atas keamanan dana yang diinvestasikan dalam perusahaan. Di lain
pihak, insider sebagai pengelola perusahaan akan meneriman gaji dan berbagai
bentuk kompensasi lainnya, sehingga keputusan-keputusan yang diambil oleh insider
diharapkan menjadi yang terbaik bagi stockholders, yaitu meningkatkan kemakmuran
stockholders melalui peningkatan nilai perusahaan.
Namun dalam kenyataanya, tidak jarang pihak manajemen atau manajer
(insider) perusahaan mempunyai tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan
tujuan utama tersebut, seperti tindakan-tindakan yang mementingkan kepentingan
pribadi atau pihak karyawan dan esksekutif perusahaan (melakukan ekspansi untuk
meningkatkan status dan gaji), di mana hal ini tidak dipandang konsisten dengan
kepentingan jangka panjang para pemegang saham. Dengan kondisi seperti ini akan
menimbulkan konflik kepentingan di antara para manajer dengan para pemegang
saham perusahaan, yang sering disebut agency conflict.
Konflik keagenan dapat muncul karena baik pemegang saham dan manajer
saling berusaha meningkatkan kesejahteraan masing-masing. Untuk mengurangi
konflik yang terjadi antar agent (insider) dengan stockholders, pengurangan konflik

dapat dilakukan dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh insider (insider
ownership) dalam perusahaan, sehingga insider akan bertindak secara hati-hati karena
mereka ikut menanggung segala konsekuensi dari tindakan-tindakan yang diambil.
Dengan kepemilikan saham oleh manajer akan memotivasi mereka untuk
menciptakan kinerja perusahaan secara optimal dan berusaha untuk menurunkan
agency cost, yaitu biaya-biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk
mencegah atau meminimalkan masalah-masalah keagenan dan memaksimumkan
keuntungan pemegang saham.
Konflik keagenan antara manajemen dan pemegang saham akan berkurang
apabila tingkat kepemilikan saham insider (insider ownership) semakin tinggi.
Karena semakin besarnya kepemilikan saham atas manajemen dalam perusahaan
maka akan memotivasi manajemen untuk meningkatkan kinerjanya yang akan

2

berdampak pada semakin baiknya kinerja perusahaan. Dengan kinerja yang baik
maka akan menghasilkan nilai perusahaan yang tinggi , sehingga akan meningkatkan
kemakmuran para pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri (manajer).
Namun kepemilikan saham atas manajer yang tinggi akan berdampak negative
pula terhadap kinerja perusahaan. Ketika perusahaan dengan insider ownership yang

tinggi maka manajer akan memiliki hak voting yang tinggi pula. Hal tersebut akan
memperkuat suara manajemen dalam mengambil keputusan dan mengendalikan
perusahaan. Sehingga dengan meningkatnya insider ownership maka akan
menyebabkan keputusan yang diambil oleh pihak manajemen cenderung lebih
menguntungkan kepentingan pribadi dan mengesampingkan kepentingan perusahaan
dan pemegang saham eksternal. Pada akhirnya hal tersebut merugikan perusahaan
sehingga kemungkinan nilai perusahaan akan menurun. Dengan demikian insider
ownership memiliki hubungan terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Manulu dan Natalia (2015)
bahwa insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan,
sama halnya dengan penelitian Sastriana dan Fuad (2013) yang mengatakan bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Hasil penelitian Hardiyanti dan Kholig (2012) mengatakan bahwa insider
ownership berpengaruh negative tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Selain kepemilikan saham atas insider (insider ownership), ukuran perusahaan
(firm size) dianggap mampu mempengaruhi kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan
adalah suatu skala yang dapat diklasiffikasiakn besar kecil perusahaan menurut
berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Total
asset yang dimiliki perusahaan sudah cukup untuk memperlihatkan ukuran
perusahaan. Besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan total asset yang dimiliki

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut. Perusahaan yang
memiliki ukuran besar menunjukkan bahwa perusahaan memiliki asset yang banyak,
dengan total asset yang besar tersebut mencerminkan bahwa perusahaan memiliki
kinerja yang baik dalam mengelola asset yang dimiliki oleh perusahaan.

3

Penelitian yang dilakukan Agrestya (2012) menemukan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Jadi, semakin besar
ukuran perusahaan, maka semakin bagus kinerja keuangannya. Namun, hasil
penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Fachrudin (2011) yang
menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan bukan jaminan bahwa
perusahaan akan memiliki kinerja yang baik.
Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik.
Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial policy)
perusahaan dalam menentukan struktur modal bertujuan untuk mengoptimalkan
kinerja perusahaan yang akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.
Struktur modal yang baik adalah yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara
efektif dan efisien dan mengningkatkan keuntungan perusahaan.

Struktur modal adalah proporsi pendanaan dengan hutang perusahaan. Dengan
demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan dan struktur modal
merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan. Penggunaan hutang
sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki keuntungan dan kerugian.
Keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak (bunga hutang adalah
pengurangan pajak) dan disiplin manajer (kewajiban membayar hutang menyebabkan
disiplin manajer atau pengurangan konflik keagenan), sedangkan kerugian
penggunaan hutang berhubungan dengan timbulnya biaya keagenan dan biaya
kepailitan. Struktur modal adalah perbandingan nilai hutang dengan nilai modal
sendiri yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Struktur
modal diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).
Penelitian yang dilakukan Hafsah dan Sutra (2015) mengatakan bahwa
struktur modal berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Begitu pula
dengan penelitian Ansoriyah (2012) yang mengatakan bahwa struktur modal
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Namun berbeda dengan

4

penelitian yang dilakukan oleh Rositawati (2015) yang menyatakan bahwa struktur
modal tidak berpengaruh berpengeruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Dari ketidaksinkronan peneliti-peneliti terdahulu terhadap variavel-variabel
yang sudah dijelaskan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti variabel insider
ownership, firm size, dan struktur modal terhadap kinerja perusahaan.
Industri keuangan merupakan salah satu industri yang memiliki kinerja yang
baik. Tercatat dalam website www.wordpress.com bahwa jasa keuangan adalah
industri dengan pendapatan terbaik di dunia, industri ini mewakili 20% kapitalisasi
pasar, hal tersebut menunjukkan bahwa industri keuangan memiliki kinerja yang
baik.
Tahun 2014 hingga 2015, industri keuangan Indonesia tepatnya pada sektor
perbankan mengalami penurunan laba. Junior Sub Manager-Banking System and
Systematic Risk Analyst LPS Totong Sudarto mengatakan pertumbuhan laba
perbankan turun dari tahun 2013 hingga 2015. Hal tersebut disebabkan oleh
perlambatan kinerja ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2014 hingga tahun 2015.
Sehingga perbankan lebih preventif atau lebih berhati-hati dalam melakukan
bisnisnya yang akhirnya berdampak pada penurunan laba yang menunjukkan kinerja
perusahaan yang kurang baik. (finansial.bisnis.com)
Namun beda halnya dengan industri keuangan pada sektor non bank. Dalam
uraian sebelumnya dijelaskan bahwa sektor perbankan mengalami penurunan kinerja
akibat perlambatan kinerja ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2014 hingga tahun
2015, tetapi pada industri keuangan non bank justru mengalami tren positif,

diantaranya jumlah asset yang mengalami peningkatan dari tahun 2014 hingga tahun
2015. (Mysharing.co & ojk.go.id)
Dari penjelasan fenomena mengenai industri keuangan di atas, peneliti tertarik
untuk memilih industri keuangan sebagai objek penelitian. Perbedaan kinerja antara
sektor perbankan dengan sektor non bank yang merupakan bagian dari industri
keuangan, merupakan salah satu alasan peneliti memilih industri keuangan sebagai

5

objek penelitian dan peneliti tertarik untuk menganalisis kinerja perusahaan industri
keuangan secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan menggunakan insider
ownership, firm size dan struktur modal sebagai variabel independen. Dan variabel
dependen dalam penelitian ini yaitu kinerja perusahaan yang diproksikan dengan
return on equity (ROE).
Alasan peneliti menggunakan variabel independen tersebut dikarenakan
adanya fenomena gap dari data empiris. Data empiris mengenai variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut :
Gambar 1.1
Rata-rata, Insider Ownership, Firm Size, Debt to Equity Ratio dan Return on

Equity pada Industri Keuangan periode 2012-2015
25.00

20.00

ROE

15.00

ISDR
Size

10.00

DER
5.00

0.00
2012


2013

2014

2015

Sumber : data sekunder yang telah diolah
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilakukan analisa sementara pengaruh insider
ownership, firm size dan struktur modal terhadap kinerja perusahaan industri
keuangan periode 2012-2015.

6

Pada variabel insider ownership selalu mengalami penurunan dari tahun
2012-2015, penurunan insider ownership pada tahun 2012-2013 diikuti dengan
peningkatan kinerja perusahaan yang terjadi pada tahun 2012-2013, sedangkan
penurunan insider ownership pada tahun 2014-2015 diikuti dengan penurunan kinerja
perusahaan pada tahun 2014-2015. Hal tersebut tidak sejalan dengan teori yang di
jelaskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa dengan semakin
besarnya kepemilikan atas manajemen dalam suatu perusahaan, maka manajemen

akan berupaya lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang saham, artinya
kinerja perusahaan akan meningkat karena kepemilikan atas manajer semakin besar
yang menyebabkan manajer akan bekerja secara optimal. Tetapi sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti dan Kholig (2012) yang mengatakan
bahwa insider ownership berpengaruh negatife tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Artinya dengan meningkatnya kepemilikan atas manajerial maka akan
menurunkan kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya gap antara teori dengan
fenomena pada tahun 2012-2013.
Pada variabel firm size selalu mengalami kenaikan dari tahun 2012-2015,
diikuti dengan kenaikan kinerja perusahaan pada tahun 2012-2013 tetapi mengalami
penurunan kinerja ditahun 2014-2015. Hal ini menunjukkan adanya gap antara teori
dengan fenomena pada tahun 2014-2015. Hal tersebut tentu tidak sejalan dengan teori
Saidi (2004:50) yang menyatakan ukuran perusahaan merupakan ukuran atau
besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Artinya semakin besar perusahaan maka
akan semakin besar pula asset yang dimiliki perusahaan dan hal tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. Tetapi sejalan
dengan penelitian Fachrudin (2011) yang menemukan bahwa tidak terdapat
pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan
bahwa ukura perusahaan bukan jaminan bahwa perusahaan akan memiliki kinerja
yang baik.
Pada variabel struktur modal yang menggunakan DER, memiliki nilai yang
fluktuatif atau tidak konstan dari tahun 2012-2013 mengalami penurun, lalu

7

mengalami kenaikan di tahun 2013-2014 dan mengalami penurunan kembali di tahun
2014-2015. Jika dilihat pada grafik diatas, DER pada tahun 2012-2013 mengalami
penurunan tetapi pada tahun tersebut kinerja perusahaan mengalami kenaikan,
selanjutnya DER mengalami kenaikan di tahun 2013-2014, sementara kinerja
perusahaan mengalami penurunan ditahun 2013-2014. Hal ini menunjukkan adanya
gap antara teori dan fenomena. Hal tersebut tentu saja tidak sejalan dengan teori
Sutrisno (2001:289) menyatakan bahwa struktur modal adalah perimbangan antara
modal asing atau hutang dengan modal sendiri. Semakin besar hutang yang dimiliki
perusahaan, maka akan semakin baik kinerja perusahaan. Hal tersebut dikarenakan
perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar hutang serta kuponnya kepada
penanam modal sehingga perusahaan harus bekerja seara optimal untuk dapat
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk pembayaran hutang serta
kuponnya. Tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Idamiharti (2015)
yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap kinerja
perusahaan, artinya semakin tinggi pemakaian hutang perusahaan justru akan
menurunkan tingkat kinerja perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mencoba untuk menganalisis
pengaruh insider ownership, firm size dan struktur modal terhadap kinerja perusahaan
pada industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti mengambil judul penelitian,
“PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE DAN STRUKTUR
MODAL

TERHADAP

KINERJA

PERUSAHAAN

PADA

INDUSTRI

KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2012-2015”
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh insider ownership, firm size, dan
struktur modal terhadap kinerja perusahaan, maka penulis perlu melakukan analisis

8

dan penelitian. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang akan diteliti dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan Insider Ownership, Firm Size, Struktur Modal dan
Kinerja Perusahaan pada Industri Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2012-2015?
2. Bagaimana pengaruh Insider Ownership, Firm Size dan Struktur Modal terhadap
Kinerja Perusahaan secara bersama pada Industri Keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015?
3. Bagaimana pengaruh Insider Ownership, Firm Size dan Struktur Modal terhadap
Kinerja Perusahaan secara parsial pada Industri Keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015?

1.3 Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mencari dan mengumpulkan
data-data dan informasi yang diperlukan berkaitan dengan insider ownership, firm
size, struktur modal serta kinerja perusahaan dan dalam rangka penyusunan skripsi
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mencari jawaban
atas permasalahan sebagaimana yang dimaksud dalam identifikasi masalah diatas,
yaitu :
1. Untuk menganalisis bagaimana perkembangan Insider Ownership, Firm Size,
Struktur Modal dan Kinerja Perusahaan pada Industri Keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015
2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Insider Ownership, Firm Size dan
Struktur Modal terhadap Kinerja Perusahaan secara bersama pada Industri
Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015
3. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Insider Ownership, Firm Size dan
Struktur Modal terhadap Kinerja Perusahaan secara parsial pada Industri
Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015

9

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk memperluas wawasan dan
menambah pengetahuan mengenai bagaimana penerapan konsep dan teori
sesungguhnya yang terjadi dilapangan dibandingkan dengan teori yang ada,
terutama dalam pengukuran kinerja perusahaan, dan meningkatkan kinerja
perusahaan dengan menggunakan insider ownership, firms size, dan struktur
modal pada industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2012-2015. Sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
literature ataupun referensi dibidang manajemen keuangan khususnya mengenai
insider ownership, firms size, struktur modal dan kinerja perusahaan agar didapat
penelitian yang lebih baik lagi terkait dengan topik penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan sebagai
masukan bagi perushaaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan pada industri
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015 agar
kinerja perusahaan dapat optimal, sehingga kebijakan dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan, serta diharapkan bisa bermanfaat untuk
memberikan alternative bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi terkait dengan kinerja perusahaan dan dapat mengetahui perusahaan
mana yang memiliki kinerja yang baik.
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
eksplanatori dengan metode survey yaitu penelitian pada populasi yang kemudian
diambil sampel sehingga ditemukan hubungan-hubungan antar variabel penelitian.
Adapun pengertian aksplanatori menurut Sugiyono (2012:21) :

10

“Penelitian

Eksplanatori

merupakan

penelitian

yang

bermaksud

menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan
antara satu variabel dengan yang lain.”
Karakteristik penelitian ini bersifat replikasi, sehingga hasil uji hipotesis harus
didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya, yang diulang dengan kondisi yang
kurang lebih sama.
Alasan utama peneliti memilih jenis penelitian eksplanatori ini yaitu untuk
menguji hipotesis yang diajukan agar dapat menjelaskan pengaruh variabel bebas
(Insider Ownership, Firm Size, dan Struktur Modal) terhadap variabel terikat (Kinerja
Perusahaan) baik secara parsial maupun secara simultan yang ada dalam hipotesis
tersebut.
1.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan
industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini
dilakukan secara tidak langsung ke perusahaan tetapi dengan mengakses website yang
khusus

menyediakan

laporan

tahunan

perusahaan

(www.idx.co.id,

www.sahamok.com, www.yahoo.finance.com) guna memperoleh data sekunder
berupa laporan keuangan selama 4 tahun yaitu periode 2012-2015. Waktu penelitian
di mulai pada bulan Agustus 2015 sampai dengan selesai.
1.7 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian ini dapat mempermudah penyusunan dan pembuatan skripsi.
Sistematika penelitian dalam tugas akhir ini, disusun sebagai berikut :
1. Bagian Awal
Pada bagian awal skripsi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
cover, copy cover, lembar pengesahan, lembar pernyataan orisinalitas, abstraksi,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Tengah
Pada bagian tengah skripsi, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu :

11

a. BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan secara ringkas pembahasan tentang latar belakang
masalah, identifikasi masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, metode
penelitian, waktu dan tempat penelitian serta sistematika penelitian.
b. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan teori-teori
yang menjadi dasar pemikiran, kajian penelitian terdahulu, kerangka
pemikiran, serta hipotesis penelitian.
c. BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian, jenis dan sumber data, teknik penarikan sampel dan kriterianya,
variabel penelitian lengkap dengan definisi operasionalnya, serta metode
lainnya.
d. BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bagian ini membahas mengenai hasil penelitian dalam bentuk data yang
diuraikan dan analisis hasil pengolahan data secara statistik serta interpretasi
hasil pengujian hipotesis penelitian.
e. BAB 5 : PENUTUP
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian berupa kesimpulan akhir dari
penelitian yang telah dilakukan, dan berisi saran sehubungan dengan hasil
penelitian.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir skripsi, adanya daftar pustaka yang berisi daftar referensi yang
telah digunakan dalam penelitian, serta lampiran-lampiran berupa penjelasan dari
baigna-bagian terkait.

12

Dokumen yang terkait

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 2

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 2

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 5

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 4

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 4

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 6

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 61

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 1

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 2

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, FIRM SIZE, DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2015

0 0 2