Pendidikan Pemakai Di Perpustakaan Universitas Negeri Medan

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan
perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi untuk
mencapai tujuannya. Tujuan perguruan tinggi di Indonesia dikenal dengan nama
Tri Darma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat)
maka perpustakaan perguruan tinggi pun bertujuan membantu melaksanakan
ketiga darma perguruan tinggi tersebut.
Menurut Noerhayati (1987: 1), “perpustakaan perguruan tinggi adalah
suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya
yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas
membantu

perguruan

tinggi

yang


bersangkutan

melaksanakan

Tri

Dharmanya”.Sejalan dengan pernyataan diatas, Syihabuddin Qalyubi (2007: 10),
menyatakan bahwa “perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit
pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain
turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih,
menghimpun, mengolah, merawat, dan melayankan sumber informasi kepada
lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya”.
Dalam buku pedoman (2004 : 95 & 97) menyatakan bahwa : tentang
orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan dijelaskan sebagai
berikut :
1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk
memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas
akademikan.
2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat

menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang

5
Universitas Sumatera Utara

tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan
dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan
perkembangan teknologi
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa perpustakaan perguruan
tinggi adalah suatu lembaga yang berada dibawah naungan perguruan tinggi yang
memiliki peranan penting dalam mendukung program-program pendidikan
dengan menyediakan layanan dan fasilitas bagi civitas akademik.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
2.1.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan
perguruan tingginya. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai
visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan. Menurut
Noerhayati (1987: 2), tujuan diselenggarakannya perpustakaan perguruan tinggi
adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan

program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan informasi yang meliputi
aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan
informasi, dan penyebarluasan informasi.
Selaras dengan pernyataan di atas, dalam Buku Pedoman Perpustakaan
Perguruan Tinggi (2004: 47) dirumuskan tujuan perpustakaan perguruan tinggi
sebagai berikut:
1. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh
dosen, mahasiswa dan staf lainnya bagi kelancaran program
pengajaran di perpustakaan perguruan tinggi.
2. Mengadakan buku, jurnal dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk
penelitian sejauh dana tersedia.
3. Mengusahakan, menyimpan dan merawat pustaka yang bernilai
sejarah, yang dihasilkan oleh sivitas akademik.
4. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian
perpustakaan.
5. Menyediakan tenaga yang cukup serta penuh dedikasi untuk melayani
kebutuhan pengguna perpustakaan dan bila perlu mampu memberikan
pelatihan penggunaan perpustakaan.
6. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan
program perpustakaan.


6
Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Sulistyo-Basuki

(1993:

52),

juga

menyatakan

tujuan

penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah:
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya

staf pengajar dan mahasiswa sering pula mencakup tenaga administrasi
perguruan tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat
akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga
kemahasiswa program pascasarjana dan pengajar.
3. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan.
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis
pemakai.
5. Menyediakan jenis informasi aktif yang tidak hanya terbatas pada
lingkungan perguruan tetapi juga lembaga induknya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam
menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi
ilmiah bagi masyarakat perguruan tinggi tersebut agar pelaksanaan program
kegiatan perguruan tinggi berjalan dengan lancar dan semakin berkualitas.

2.1.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Supaya tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus
menjalankan fungsinya dengan baik. Pada prinsipnya fungsi utama perpustakaan
perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Menurut Sulistyo Basuki (1991: 107), fungsi utama perpustakaan perguruan
tinggi antara lain:
1. fungsi edukatif, perpustakaan membantu mengembangkan potensi
mahasiswa dengan sistem pembelajaran yang terdapat dalam
kurikulum pendidikan,
2. fungsi informasi, perpustakaan membantu mahasiswa dalam
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya melalui penelusuran
informasi yang ada di perpustakaan,
3. menunjang kegiatan penelitian, dalam hal ini perpustakaan
menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses

7
Universitas Sumatera Utara

penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan
berdasar datadata yang diperoleh dari perpustakaan,
4. sebagai tempat rekreasi atau hiburan, mahasiswa dapat mengandalkan
perpustakaan untuk mengurangi ketegangan setelah lelah belajar
dengan bahan bacaan ringan dan menghiburkan yang ada di

perpustakaan.
Menurut perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 3-4) yaitu
perpustakaan perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para civitas akademika, oleh
karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap
program studi, koleksi strategi belajar mengajar dan materi pendukung
pelaksanaan evaluasi pengajaran.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh
pencari dan pengguna informasi
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang
paling mutakhir sebagai bahan melakukan penelitian dan pengajian ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk
membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi
pengguna perpustakaan

5. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang
dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf
non-akademik.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi puusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan
yang hasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interprestasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai
tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk
membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Dari urian diatas dapat disimpulkan, bahwa fungsi perguruan tinggi adalah
memberikan dan melengkapi fasilitas membaca untuk kepentingan pendidikan,
rekreatif dan penelitian. Melalui kegiatan yang dilakukannya meliputi:
mengumpulkan, melestarikan, mengolah, memanfaatkan dan menyebarluaskan
informasi sesuai kurikulum.

8
Universitas Sumatera Utara


2.2

Pendidikan Pemakai
Dalam bahasa Inggris ada bermacam-macam istilah yang dipakai untuk

mendefinisikan pendidikan pemakai diantaranya user education (pendidikan
pemakai, bimbingan pemakai), library orientation (orientasi perpustakaan,
penyuluhan perpustakaan), library instruction (pengajaran perpustakaan),
bibliographic instruction, library use instruction, dan user guidance.

Berikut ini ada beberapa pendapat mengenai definisi pendidikan pemakai,
1. Hazel Mews
“ ….. instruction given to readers to help them make the best use of a
library.” Pendidikan Pemakai adalah instruksi yang diberikan kepada
pemakai agar mereka dapat menggunakan perpustakaan dengan baik.
2. Renford and Hendrickson
“ …..encompass all activities designed to teach the user about library
resources and research techniques” Pendidikan pemakai adalah cara suatu
kegiatan pengajaran dengan menggunakan berbagai sumber perpustakaan
dan cara-cara penelitian.

3. Malley
“….a process whereby the library user is firstly made aware of the extend
and number of the library s resources, of its services and of the
information sources available to him or her, and secondly taught how to
use these resources, servicces and sources”Pendidikan pemakai adalah
suatu proses dimana pengguna perpustakaan untuk pertama kali diberi
pemahaman dan pengertian sumber-sumber perpustakaan, termasuk
pelayanan dan sumber-sumber informasi yang saling terkait, bagaimana
menggunakan sumber-sumber tersebut, bagaimana pelayanannya dan di
mana sumbernya

User education atau yang lebih dikenal dengan pendidikan pemakai
merupakan suatu proses dimana pemakai perpustakaan pertama-tama disadarkan
oleh luasnya dan jumlah sumber-sumber perpustakaan, jasa layanan, dan

9
Universitas Sumatera Utara

penelusuran sumber informasi yang tersedia bagi pemakai dan kedua diajarkan
bagaimana menggunakan sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber

informasi tersebut yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan perpustakaan,
menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta mengajarkan pemakai
bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia (Malley dalam Akhmad
Maskuri, 1995:10).
Sedangkan menurut Hazel Mews (1972:7) menuturkan bahwa pendidikan
pemakai adalah pemberian instruksi kepada pembaca untuk menolong mereka
menjadi pengguna yang baik. Soedibyo (1987:121) memaparkan bahwa
pendidikan pemakai merupakan suatu usaha bimbingan atau penunjang pada
pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara
efektif dan efisien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu maupun
kelompok.
Definisi lainnya menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Pendidikan Tinggi (1979:19), pendidikan pemakai merupakan usaha
bimbingan atau petunjuk kepada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan
pustaka yang disediakan secara efektif dan efisien. Selain itu pendidikan
pengguna juga didefinisikan sebagai salah satu kegiatan jasa pemanduan dari
perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam meningkatkan
ketrampilan pemakai menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan
tepat (Hasanah, 1993).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai
adalah suatu layanan bimbingan yang diberikan kepada pengguna potensial
perpustakaan untuk dapat memanfaatkan fasilitas dan informasi yang ada di
perpustakaan secara efektif dan efisien.

10
Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Pemakai
2..2.1.1 Tujuan pendidikan Pemakai
Tujuan utama diadakannya kegiatan pendidikan pengguna perpustakaan
adalah agar para pemakai dapat memperoleh informasi yang diperlukan dengan
tujuan tertentu dengan menggunakan semua sumber daya dan bahan yang tersedia
di perpustakaan
Menurut Sutarno (2006: 113) tujuan diadakannya pendidikan pemakai
adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat
pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan secara cepat dan tepat tanpa ada
banyaknya kesulitan yang dihadapi.
Rahayuningsih (2007: 126) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
pemakai yang hendak dicapai yaitu:
1. Memberi pengertian kepada pemakai perpustakaan akan tersedianya
informasi di perpustakaan dalam bentuk tercetak maupun non-cetak;
2. Memperkenalkan kepada pemakai perpustakaan jenis-jenis koleksi
dengan ciri-ciri khususnya;
3. Agar pemakai menggunakan perpustakaan dan informasi secara efektif
dan efisien;
4. Agar pemakai menggunakan sumber-sumber literatur dan dapat
menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi;
5. Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan
dan sumber-sumber informasi agar pemakai mampu meneliti suatu
masalah, menemukan materi yang relevan, mempelajari dan
memecahkan masalah;
6. Mengembangkan minat baca pemakai perpustakaan;
7. Memperpendek jarak antara pustakawan dengan penggunanya;
8. Mendidik pemakai menjadi pemakai perpustakaan yang tertib dan
bertanggung jawab.

11
Universitas Sumatera Utara

2.2.1.2 Fungsi Pendidikan Pemakai
Dalam memanfaatkan layanan perpustakaan melalui pendidikan

ada

tujuan yang ingin di capaai dan ada juga fungsi diadakannya pendidikan pemakai
tersebut.
Menurut Sutarno (2006 : 95-96) menjelaskan bahwa fungsi dilakukannya
pendidikan pemakai bagi perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar
:
1. Pendidikan perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta
mengguanakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut.
2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi
yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog dan
penunjuk yang lain.
3. Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa
yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui
kesulitan atau hambatan.
4. Perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh
pengunjung dan anggota perpustakaan.
5. Perpustakaan dapat mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian
dari
lembaga pendidikan.
2.2.2 Manfaat Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan tentunya memiliki
manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat diadakannya
pendidikan pemakai yang menjadi penyokong tercapainya fungsi dan tujuan
pendidikan pemakai.
Menurut Sutarno (2005: 116) manfaat dari pendidikan pemakai adalah
pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang
diperlukan, sehingga menghemat waktu dan tenaga serta terbentuknya suasana
kedekatan, komunikasi yang intensif dan efektif yang informal antara petugas dan
pemakai.

12
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan Ratnaningsih (1994: 2) pemberian pendidikan pemakai sangat
bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu:
1. dari segi pengguna, dengan diperolehnya bekal teknik dan strategi
pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam
penemuan koleksi informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih
informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat; dan
2. bagi perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan
citra perpustakaan dan pustakawannya

2.2.3 Jenis- jenis Pendidikan Pemakai
Adapun jenis-jenis pendidikan pemakai dalam buku Perpustakaan
Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1994 : 75-78), dinyatakan bahwa :
1. Orientasi Perpustakaan.
Orientasi perpustakaan adalah pendidikan pemakai untuk memperkenalkan
perpustakaan secara umum kepada mahasiswa baru dan pengguna baru.
Pendidikan ini meliputi wisata perpustakaan dan/atau peragaan dengan
pustaka pandang dengar mengenai fasilitas dan pelayanan perpustakaan.
2. Pengajaran Perpustakaan.
Pengajaran perpustakaan mendidik pemakai agar dapat menggunakan
sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan tempat lain.Setelah
mengikuti kegiatan ini, pemakai diharap mampu :
1) Memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik.
2) Memanfaatkan koleksi pustaka primer, sekunder, dan tersier
dengan bebas.
3) Menyusun strategi penelusuran informasi, baik secara manual
maupun elektronik.
4) Memilih dan mengevaluasi informasi dengan tepat. Persiapan
untuk pengajaran perpustakaan adalah sebagai berikut :
1. Petugas mendaftarkan calon peserta, baik perseorangan
maupun kelompok.
2. Petugas menyiapkan formulir yang diisi oleh calon peserta dan
diketahui oleh ketua jurusan dan program studi.
3. Petugas mewawancarai calon peserta.
4. Petugas menyiapkan perlengkapan penelusuran dan
menyiapkan penelusuran dengan komputer.

13
Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Materi Pendidikan Pemakai
Dalam penerapan program pendidikan pengguna ada beberapa materi yang
disampaikan, menurut Rice (1981:3) materi tersebut diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Orientasi Pustaka
Dalam tingkatan ini, materi yang disampaikan berupa pengenalan tehadap
perpustakaan secara umum, biasanya materi ini diberikan pada saat
siswa/mahasiswa baru memasuki suatu lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
2. Pengajaran Pustaka
Dalam tingkatan ini, materi yang diajarkan berupa penjelasan yang lebih
dalam mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik.
3. Pengajaran Bibliografi
Dalam tingkatan ini, materi yang diajarkan lebih mengarah sebagai
langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar dalam menyusun karya
ilmiah.
2.2.5 Metode Pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya
memiliki berbagai metode. Agar program pendidikan pengguna perpustakaan
dapat memperoleh hasil yang maksimal, perlu menentukan metode apa yang kirakira sesuai dan efektif digunakan.
Dalam memilih metode perlu pula dipertimbangkan medianya, karena
masing-masing media mempunyai daya guna yang berbeda. Metode adalah
“Suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala
masalah” (Subagyo, 1997 : 50). Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa
metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan
fasilitas perpustakaan secara sistematis.
Menurut Fjalbbrant dan Malley (Ratnaningsih, 1994) metode pengajaran
yang cocok bagi program pendidikan pengguna secara garis besar dapat dibagi
tiga kelompok yaitu:
1. Metode yang sesuai pendidikan kelompok;
2. Metode yang sesuai untuk pendidikan individu/perorangan dan
3. Metode yang dapat dipakai baik bagi pendidikan kelompok maupun
perorangan.

14
Universitas Sumatera Utara

Sementara itu Hills dalam Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran
untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:
1. Motivation
Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika
pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan
pekerjaan atau pelajaran tertentu.
2. Activity
Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih
efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu
rangkaian pekerjaan.
3. Understanding
Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan
kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan
permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang
sudah dimilikinya.
4. Feedback
Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi
para pengguna.
Menurut

Rahayuningsih

(2007:

126-129)

ada

beberapa

metode

penyampaian pendidikan pemakai, yaitu:
1. ceramah atau kuliah adalah pengenalan perpustakaan yang diberikan di
dalam ruangan yang dilengkapi dengan alat peraga, dapat berupa buku
yang telah diproses, dilengkapi dengan call number (nomor panggil) di
punggung buku. Untuk mencapai hasil yang optimal pengguna
biasanya diberi tugas dan latihan sehinnga pengguna mampu
memahami dan akrab dengan perpustakaan;
2. wisata perpustakaan, yaitu teknik pendidikan pengguna dengan cara
memandu pengguna melihat langsung ruangan, koleksi, layanan yang
ada di perpustakaan;
3. penggunaan audio visual, biasanya menggunakan VCD/DVD, film,
kaset, televisi, slide,LCD, dll. Pemakai perpustakaan dapat menjelajai
perpustakaan dengan mendengar instruksi yang direkam;
4. permainan dan tugas mandiri, metode ini merupakan salah satu cara
yang efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan
informasi yang dibutuhkan; dan
5. penggunaan pamflet dan buku pedoman, menuntut pengguna
mempelajari sendiri mengenal perpustakaan dari berbagai keterangan
yang terdapat pada pamphlet dan buku pedoman.

15
Universitas Sumatera Utara

2.2.6 Waktu dan Lokasi Pendidikan Pemakai
2.2.6.1 Waktu Program Pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu
memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting
karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan
waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan
program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang
tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan
perpustakaan.
Darmono (2001 : 168-169) menyatakan bahwa :
Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau
petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung
dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan
jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif
lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pendidikan pemakai pada perpustakaan sangat tergantung dari besarnya gedung
dan banyaknya jenis layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk perpustakaan
perguruan tinggi sebaiknya waktu untuk program pendidikan pemakai lebih baik
diadakan pada saat setelah penerimaan mahasiswa baru

2.2.6.2 Lokasi Program Pendidikan Pemakai
Lokasi untuk pelakasanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih
yang baik dan strategis. Pada umumnya lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai
ditentukan oleh perpustakaan itu sendiri.
Soedibyo (1987 : 108-109) memberikan batasan pengaturan lokasi
perpustakaan sebagai berikut :
1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak
dijadikan lalu lintas manusia.
2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan
dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang, sesuai dengan
perkembangan perpustakaan serta instansi penaungannya.
3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak
membuang-buang waktu secara sia-sia.

16
Universitas Sumatera Utara

4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedunggedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.
Selaras dengan pernyataan di atas Sulistyo-Basuki (1993 : 307) yang
menyebutkan bahwa perpustakaan universitas hendaknya terletak di tengahtengah universitas sehingga terjangkau oleh semua pihak.
Bersasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi pelaksanaan
program pendidikan pemakai harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak
baik dari segi penggguna maupun dari segi anggota perpustakaan. Dengan jarak
yang strategis dan mudah di jangkau maka pelaksanaan program pendidikan
pemakai dapat berjalan dengan baik.

2.2.7 Dampak Penerarapan Pendidikan Pemakai
Dengan diterapkannya pendidikan pemakai pada perpustakaan diharapkan
memberikan dampak positif yang signifikan di kalangan pengguna perpustakan.
Hak (2007) mengutarakan beberapa dampak yang diharapkan dari adanya
pendidikan pemakai yaitu sebagai berikut :
1. Pengetahuan, misalnya: dari yang tadinya tidak tahu penggunaan susunan
klasifikasi untuk pengelolaan buku-buku atau koleksi lainnya menjadi tahu
makna dan manfaatnya, sehingga dapat menggunakan katalog untuk
penemuan kembali buku-buku yang dibutuhkan.
2. Sikap, misalnya: dari yang tadinya bersikap perpustakaan hanya sebagai
tempat penyimpanan buku menjadi perpustakaan sebagai tempat untuk
mencari informasi (sumber belajar), sehingga selalu datang ke
perpustakaan untuk memenuhi segala kebutuhan informasinya baik itu
yang berhubungan langsung dengan perkuliahannya maupun untuk
keperluan informasi lainnya.
3. Keterampilan, misalnya: dari yang tadinya sering menyobek buku atau
koleksi lainnya menjadi perhatian untuk memelihara keberadaannya
dengan cara menjaga kerapihan dan menempatkan kembali sesuai dengan
susunan klasifikasi atau “call number” buku di rak atau sarana
perpustakaan lainnya.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat indikasi dengan adanya
pendidikan pemakai dampak positif memberikan kemungkinan yang lebih besar.
Namun demikian, faktor yang juga perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan

17
Universitas Sumatera Utara

pengaruh yang dapat ditimbulkan adalah faktor pendidikan (proses dan
aktivitasnya) dan pengguna perpustakaan (peserta didik) itu sendiri

2.2.8 Pemanfaatan Perpustakaan Oleh Pemakai
Keberhasilan suatu perpustakaan pada dasarnya dinilai dari banyaknya
pemakai maupun pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan. Hal ini
terkadang menimbulkan pertanyaan mengapa masih ada perpustakaan yang
memiliki jumlah kunjungan yang minim atau bahkan tidak pernah termanfaatkan
oleh pengguna sama sekali.
Perpustakaan sudah seharusnya telah mengantisipasi hal ini jauh hari
sebelumnya dan telah mempersiapkan (mempelajari) terlebih dahulu sebelum
gedung perpustakaan dibentuk. Namun pada akhirnya, proses memperkenalkan
fasilitas perpustakaanlah yang menjadi senjata paling ampuh untuk meningkatkan
pemanfaatan dan kunjungan perpustakaan oleh pemakai, di samping juga
kesesuaian jumlah dan jenis koleksi juga merupakan faktor pendukung.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai
Pustaka (2001 : 711) dijelaskan bahwa “pemanfaatan terambil dari kata dasar
manfaat yang artinya guna, faedah”. Selanjutnya penambahan imbuhan pe-an
pada kata tersebut memiliki arti proses, cara, perbuatan manfaat. Dengan
demikian pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam
memanfaatkan suatu benda atau obyek.
Dalam menyelenggarakan perpustakaan, unsur yang paling penting adalah
mengupayakan bagaiamana sebagian besar koleksi dan layanan perpustakaan
dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik. Tugas perpustakaan adalah untuk
mengajak, menarik dan mengundang masyarakat pengguna berkunjung ke
perpustakaan atas kesadaran dan kemauannya sendiri, agar tercipta masyarakat
yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi.
Apabila pemanfaatan perpustakaan belum digunakan secara optimal, maka
perlu diadakan pembinaan terhadap pemakai perpustakaan. Menurut Sutarno
(2003 : 102), pembinaan masyarakat pemakai perpustakaan dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

18
Universitas Sumatera Utara

1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan, yaitu menuntun,
mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan
kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman
perpustakaan yang lain.
2. Memberikan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat
perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib,
jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi
masyarakat di dalam perpustakaan. Semua itu dilakukan dalam rangka
memberikan pengetahuan dan keterampilan pemakai dalam memanfaatkan
perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan.
3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai
memilki pengaruh yang besar dalam pemanfaatan koleksi dan fasilitas yang
disediakan oleh perpustakaan.,karena melalui pendidikan pemakailah pengguna
mendapat pengetahuan atau wawasan tentang bagaimna cara memanfaatkan
koleksi, layanan dan fasilitas yang adasecara efektif dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan informasi pengguna tersebut..

2.2.9 Peran Pustakawan dalam Pelaksanaan Pendidikan Pemakai
Pustakawan memiliki peran yang paling besar dalam proses penerapan
pendidikan pemakai pada perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pustakawanlah
yang memang seharusnya benar-benar mengetahui segala seluk beluk fasilitas dan
aktivitas jasa yang ada di perpustakaan. Oleh sebab itu, para pustakawan
diharapkan harus benar-benar profesional dalam mengajarkan materi ketika
pendidikan pemakai dijalankan.
Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan pemakai pada perpustakaan
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dan staf
perpustakaan, yaitu sebagai berikut :
1) Petugas perpustakaan harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan
pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan
secara optimal.
2) Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna.

19
Universitas Sumatera Utara

3) Petugas perlu melibatkan dosen, jurusan dan fakultas.
4) Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu.
(perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman, 2004 : 95).

20
Universitas Sumatera Utara