Analisis dan Eksperimen Pengujian Balok Kayu yang Diawetkan Terhadap Kuat Lentur Balok Kayu

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kayu adalah salah satu bahan material struktur yang sudah lama dikenal
masyarakat. Bila dibandingkan dengan material struktur lain, material kayu
memiliki berat jenis yang ringan dan proses pengerjaannya dapat dilakukan
dengan peralatan yang sederhana dan ringan. Sebagai bahan dari alam, kayu dapat
terurai secara sempurna sehingga tidak ada istilah limbah pada konstruksi kayu.
Kayu merupakan material yang paling banyak digunakan dalam bidang
bidang konstruksi selain beton dan baja. Kayu memiliki nilai estetika yang tidak
dimiliki material lain seperti material-material lain yang membuat kayu disukai
masyarakat. Sifat kayu yang bergantung pada pola pertumbuhan batang dan
kondisi lingkungan pertumbuhan membuat pengguna kayu harus memahami sifat
fisis dan sifat mekanis kayu. Sifat-sifat fisis kayu adalah : kadar air, berat jenis
dan cacat kayu. Sedangkan sifat-sifat mekanis kayu adalah : kuat lentur, kuat tarik
sejajar serat, kuat tarik tegak lurus serat, kuat tekan sejajar serat, kuat tekan tegak
lurus serat, dan kuat geser sejajar serat.
Istilah kekuatan pada bahan seperti kayu erat kaitannya dengan
kemampuan bahan untuk mendukung gaya luar atau beban yang berusaha
merubah ukuran dan bentuk bahan tersebut. Gaya luar yang bekerja pada suatu
benda akan mengakibatkan timbulnya gaya-gaya dalam pada benda tersebut yang
berusaha merubah ukuran dan bentuk. Gaya-gaya dalam ini disebut dengan

tegangan/kekuatan yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas.
Besarnya pengaruh lingkungan terhadap kualitas kayu dirasa menjadi
penyebab utama perlunya dilakukan pengawetan kayu. Tindakan pengawetan
dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memperpanjang umur pakai kayu baik
secara kimia maupun fisika.
Pengawetan kayu dapat dilakukan dengan menggunakan bahan pengawet
yang dapat larut di dalam air. Salah satu bahan pengawet yang dapat digunakan
adalah boraks.

1

Universitas Sumatera Utara

Boraks merupakan bahan pengawet yang tahan terhadap api dan
mempunyai daya racun terhadap jamur. Dikatakan pula penggunaan boraks
dengan konsentrasi 5% sudah cukup untuk pengawetan, dan dianjurkan sebaiknya
kayu yang akan diawetkan itu berada dalam keadaan siap pakai (Wicaksono
Atabimo, 1982).
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan mencoba menganalisis perilaku
balok kayu yang diawetkan dan melakukan penelitian di laboratorium sesuai

dengan judul “Analisis dan Eksperimen Pengujian Balok Kayu Yang Diawetkan
Terhadap Kuat Lentur Balok Kayu”.

1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan, sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh boraks terhadap pengawetan balok kayu?
b. Bagaimana perbandingan kuat lentur balok kayu sebelum dan sesudah
diawetkan?
c. Bagaimana perbandingan hasil eksperimen pengujian kuat lentur
balok kayu dengan hasil analisis?

1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh asam borat terhadap pengawetan balok kayu
b. Mengetahui perbedaan antara kuat lentur balok kayu sebelum
diawetkan dan sesudah diawetkan
c. Mengetahui perbandingan kuat lentur balok kayu secara analisis dan
eksperimen

2


Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Tugas akhir ini diharapkan bermanfaat untuk:
a. Memberikan ilmu mengenai pengawetan kayu
b. Mahasiswa atau pihak lain yang akan membahas membahas tugas
akhir yang sama
c. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dan mempelajari hal-hal
yang dibahas dalam laporan tugas akhir

1.5 Metode Penelitian
Metodologi dan tahapan pelaksanaan yang dibuat penulis dalam
pengerjaan tugas akhir ini menggunakan beberapa pendekatan antara lain:
a. Analisis physical dan mechanical properties kayu
b. Analisis perhitungan secara teoritis
c. Analisis hasil pengujian di laboratorium
d. Membandingkan hasil analisis perhitungan dengan hasil pengujian di
laboratorium.

3


Universitas Sumatera Utara

1.6 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan jenis kayu mahoni (tanpa mutu)
b. Pengujian pada benda uji menggunakan benda uji kayu struktural
c. Pembebanan balok kayu adalah third point loading
d. Perletakan yang ditinjau adalah sendi-rol
e. Pengawet yang digunakan adalah boraks dengan konsentrasi 10%.
f. Pengawetan yang dilakukan dengan cara rendaman dingin
g. Perhitungan secara analisis hanya dilakukan pada balok kayu yang
belum diawetkan
h. Bentang benda uji yang diukur lebih kurang 2 m
i. Perhitungan kuat lentur balok kayu dan proses pengawetan kayu
berdasarkan SNI-03

4

Universitas Sumatera Utara


1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, metodologi penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II. STUDI PUSTAKA
Bab ini berisi uraian umum dan khusus tentang balok kayu dan
pengawetan kayu yang akan diteliti bersadarkan referensi-referensi yang diperoleh
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang persiapan penelitian mencakup penyediaan
bahan dan pekerjaan pertukangan hingga pelaksanaan penelitian
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis dan hasil pengujian benda uji di laboratorium
meliputi: hasil pengujian pengaruh pengawetan kayu terhadap kekuatan kayu serta
pembahasannya.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh kegiatan tugas
akhir ini dengan menitikberatkan pada pengaruh pengawetan terhadap kekuatan
balok kayu dan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya.


5

Universitas Sumatera Utara