Sistem Pengolahan dan Kualitas Air Serta Keluhan Penyakit Kulit di Beberapa Kolam Renang Kota Medan

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang
saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.
Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan
masyarakat tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tapi harus dari
seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap kesehatan.
Terwujudnya derajat kesehatan dalam masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagaimana dikemukakan Kusnoputranto (2000) yang mengutip
teori Hendrik L. Blum . Faktor-faktor dimaksud antara lain : faktor keturunan,
faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Diantara
faktor-faktor tersebut, faktor lingkungan merupakan faktor yang paling besar
memegang peranan dalam status kesehatan masyarakat.
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan,
menurut Warlina (2004), air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan
di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun
demikian, air dapat menjadi malapetaka bila tidak tersedia dalam kondisi yang
benar, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Sebagai komponen lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan , air
sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia. Namun air yang dibutuhkan
adalah air dalam penggunaannya tidak menyebabkan masalah kesehatan
sebagaimana menurut Soemirat (2001) Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan
hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak berwarna,

1
Universitas Sumatera Utara

2

tawar dan tidak berbau. Konsekuensi dari penggunaan air yang tidak bersih dan
hygiene akan menggangu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Air yang
berkualitas meliputi kualitas fisik, kimia, dan bebas dari mikroorganisme.
Faktor lingkungan (fisik, biologi dan sosio kultural) mempunyai kaitan
yang erat dengan faktor perilaku misalnya kebiasaan atau perilaku dalam
menggunakan air bersih, buang air besar serta membuang sampah di sembarang
tempat, termasuk pembuangan limbah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
pencemaran air tersebut dan penduduk menjadi rawan terhadap penyakit menular
bawaan air, seperti penyakit kulit, diare dan lain-lain (Depkes RI, 2005).

Secara epidemiologis ada keterkaitan yang erat antara masalah air bersih
dengan penyakit kulit, maka oleh sebab itu dengan adanya tingkat cakupan air
bersih yang tinggi dapat menurunkan angka penyakit kulit. Dalam kaitan dengan
hal tersebut maka seharusnya air bersih yang digunakan harus memenuhi
persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. Persyaratan kualitas tersebut telah
tertuang dalam Permenkes No 416/1999 tentang syarat-syarat dan kualitas air
bersih (Depkes RI, 1990).
Menurut Soemirat (2009), manusia sebagai mahkluk budaya juga
terpengaruh oleh sifat – sifat lingkungan air, sehingga dapat mengembangkan
teknologi dalam rangka mendayagunakannya. Air menstimulir manusia untuk
membuat wadah air, air juga menstimulir orang untuk membuat rakit, perahu,
kapal – kapal dan lainnya agar dapat mendayagunakan air sebagai media
transport. Saat ini air juga dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik,
perikanan, berbagai industry dan sebagai sarana olahraga dan rekreasi.

Universitas Sumatera Utara

3

Pemanfaatan air sebagai sarana olahraga dan rekreasi dapat kita lihat dari

keberadaannya dalam kolam renang sebagai sarana cabang olahraga renang,
dalam kolam renang diperlukan sejumlah besar air yang digunakan sebagian besar
masyarakat untuk kegiatan berenang. Olahraga renang dewasa ini sudah
merupakan cabang olahraga yang popular di lingkungan masyarakat karna selain
berolahraga, berenang juga dijadikan sebagai kegiatan untuk rekreasi bersama
keluarga.
Kepopuleran olahraga renang dapat dilihat dari banyaknya jumlah kolam
renang yang saat ini baik di kota kecil terlebih lagi di kota besar yang
keberadaannya dapat kita temui baik di lingkungan perumahan, perhotelan,
maupun gelanggang renang serta tidak jarang dewasa ini masyarakat dari
kalangan tingkat ekonomi yang tinggi membuat sarana olahraga renang di sekitar
rumah masing – masing. Banyaknya jumlah kolam renang di Kota Medan
menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di Kota Medan memiliki daya tarik
yang tinggi terhadap kegiatan berenang baik untuk berolahraga maupun untuk
sarana rekreasi keluarga pada akhir pekan.
Kolam renang merupakan suatu media yang dapat menularkan penyakit
kepada masyarakat, hal ini dapat terjadi apabila kualitas air kolam renang tidak
sesuai dengan standar persyaratan kualitas air kolam renang seperti yang
tercantum pada Permenkes No 416/1999 tentang syarat-syarat dan kualitas air
bersih. Kualitas air kolam renang yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi salah

satu penyebab berkembangnya bakteri dan kuman dalam air yang mungkin saja
telah terdapat secara langsung dalam air maupun melalui penyakit kulit pada

Universitas Sumatera Utara

4

pengguna kolam renang yang dapat berpindah pada air kolam renang yang dapat
menginfeksi pengguna kolam renang yang lain.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widhi (2007) pada kolam renang
umum Tirtomoyo Manahan dan kolam renang Tirtomoyo Jebres Surakarta di
dapatkan hasil bahwa kualitas kimiawi air yaitu pH dan kadar sisa khlor air pada
kedua kolam tersebut belum sesuai dengan standar baku mutu air kolam renang
sesuai dengan

PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 pada

Lampiran III Daftar Persyaratan Air Kolam Renang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana (2012) di peroleh hasil
bahwa kualitas air kolam renang Kenjeran Surabaya belum memenuhi syarat

sesuai dengan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 pada Lampiran
III Daftar Persyaratan Air Kolam Renang dan terdapat keluhan kesehatan pada
pengguna kolam renang Kenjeran Surabaya yaitu iritasi mata 42% dan iritasi kulit
sebesar 27%.
Kualitas air kolam renang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti
bagaimana tipe pertukaran air kolam renang tersebut, bagaimana sistem
pengolahan air yang dilakukan yang meliputi bagaimana waktu dan cara dan
pemberian desinfektan, jumlah pengunjung yang menggunakan kolam renang,
bagaimana proses pembersihan kolam renang, sumber air kolam renang dan lain
sebagainya. Demikian halnya dengan kadar sisa khlor yang berfungsi untuk
membunuh kuman pada air kolam renang, kadar sisa khlor dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain jumlah pengunjung yang menggunakan kolam renang.
Menurut hasil penelitian oleh Setiayati, Ika Nining (2004) yang dilakukan
di kolam renang Umbang Tirta Yogyakarta bahwa terdapat hubungan yang

Universitas Sumatera Utara

5

signifikan antara jumlah pemakai kolam renang dengan kadar sisa khlor. Hasil

penelitian menunjukan bahwa kadar sisa khlor pada kolam renang 75%
dipengaruhi oleh jumlah pengunjung, dan 25% dipengaruhi oleh faktor lain
seperti : sinar matahari, waktu kontak, suhu air, pH, mikroorganisme dan jumlah
khlor aktif yang ada.
Penelitian Ferdianus (2007) menunjukkan bahwa dari ketiga kolam renang
di Kota Medan yang diteliti yaitu kolam renang Selayang, kolam renang Paradiso,
kolam renang Tirta Kartika,diperoleh hasil penelitian bahwa ada 2 parameter air
kolam renang Paradiso yang tidak memenuhi syarat yaitu sisa khlor sebesar
0,05mg/l yang seharusnya berada diantara 0,2 – 0,5 mg/l dan kadar oksigen
terabsorbsi sebesar 1,95 mg/l yang seharusnya berada diantara 0 – 0,1 mg/l.
Berdasarkan hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa penggunaan
kolam renang sebagai sarana olahraga dan rekreasi keluarga dapat menjadi salah
satu penyebab terjadinya penyakit kulit pada masyarakat mengingat ada banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kualitas air yang dapat menyebabkan terjadi
keluhan penyakit kulit pada pengguna kolam renang sebagai sarana olahraga dan
rekreasi keluarga.
1.2 Perumusan Masalah
Masyarakat Kota Medan memiliki perhatian dan rasa tertarik yang tinggi
terhadap pilihan mengunjungi kolam renang untuk melakukan olahraga maupun
rekreasi keluarga. Ini terlihat dari tingginya jumlah pengunjung perharinya kolam

renang terutama pada hari libur dan akhir pekan. Kolam renang sendiri dapat
menjadi salah satu sarana yang dapat menyebabkan adanya gangguan dan keluhan
penyakit kulit pada masyarakat pengguna kolam renang hal ini terjadi apabila

Universitas Sumatera Utara

6

kualitas air kolam renang tidak sesuai standar kualitas air kolam renang seperti
yang

terdapat

pada

Peraturan

Menteri

Kesehatan


RI

Nomor

416/MENKES/PER/IX/1990.
Dengan demikian yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini
adalah Sistem pengolahan air, kualitas air dan gambaran keluhan penyakit kulit di
kolam renang Kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
sistem pengolahan air, kualitas air dan gambaran keluhan penyakit kulit di kolam
renang Kota Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Untuk mengetahui karakteristik responden pengguna kolam renang di Kota
Medan.


2.

Untuk mengetahui karakteristik kolam renang (jumlah kolam, sumber air, dan
fasilitas yang disediakan) pada keempat kolam renang di Kota Medan.

3.

Untuk mengetahui sistem pengolahan air kolam renang di Kota Medan

4.

Untuk mengetahui kualitas air kolam renang di Kota Medan.

5.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya keluhan penyakit kulit responden
(pengguna kolam renang) di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian
1.


Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dan
instansi yang terkait guna mencegah timbulnya keluhan penyakit kulit yang
disebabkan oleh penggunaan kolam renang.

Universitas Sumatera Utara

7

2.

Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai sistem pengolahan air kolam
renang.

3.

Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai kualitas air kolam renang.

4.


Sebagai masukan bagi masyarakat mengenai keluhan penyakit kulit yang
mungkin timbul setelah berenang di kolam renang.

5.

Sebagai informasi dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara