Sistem Pengolahan dan Kualitas Air Serta Keluhan Penyakit Kulit di Beberapa Kolam Renang Kota Medan

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2.1.1 Pengertian Air
Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah
kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas
dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air,
sungai rawa, danau, telaga, waduk dan muara (PP No. 82 Tahun 2001).
Menurut Soemirat (2009) air merupakan pelarut universal , hampir semua
jenis zat dapat larut di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni,
didapat di dalam tubuh semua organisme. Dengan demikian, species kimiawi
yang ada di dalam air berjumlah sangat besar.
Pengertian air tawar sebagaimana menurut Kusnoputranto (2000) adalah
air tawar yang tidak termasuk salju dan es. Di Indonesia jumlah dan pemakaian air
bersumber pada air tanah, air permukaan dan air atmosfer, yang ketersediaannya
sangat ditentukan oleh air atmosfer atau sering dikenal dengan air hujan.
2.1.2 Sumber – Sumber Air
Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai
sumber. Berdasarkan letaknya, sumber air dapat dibedakan atas (Chandra, 2007) :

1. Air Angkasa
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau
pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang
berlangsung di

atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel

debu,

mikroorganisme, dan gas misalnya karbon monoksida, nitrogen dan amonia.

8
Universitas Sumatera Utara

9

2. Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam sungai, danau,
telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari

air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.
3. Air Tanah
Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah dialami air
hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air menjadi
lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.
2.1.3 Peranan Air Bagi Kehidupan Manusia
Lingkungan air sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Kehidupan manusia dapat berlangsung hanya bila kebutuhan air secara kualitatif
dan kuantitatif dapat dipenuhi (Ricki, 2005). Air di dalam tubuh manusia, berkisar
antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Kehilangan air untuk 15% dari berat
badan dapat mengakibatkan kematian. Karenanya orang dewasa perlu minum
minimum 1,5 – 2 liter sehari (Juli Soemirat, 2009).
Adapun fungsi air bagi manusia antara lain adalah sebagai berikut (Harini,
2007):
1.

Mempertahankan kelembaban organ-organ tubuh. Jika organ tubuh
kekurangan air bentuknya akan mengempis karena kehilangan kelembaban.


2.

Untuk mempertahankan volume dan kekentalan darah dan getah bening.

3.

Mengatur suhu tubuh. Jika kekurangan air tubuh akan menjadi panas

Universitas Sumatera Utara

10

4.

Untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kulit akan menjadi kasar dan
berkerut jika kekurangan air.

5.


Sebagai mediator dan saluran dari berbagai reaksi kimia di dalam tubuh,
proses metabolisme tubuh memerlukan air.
Pendayagunaan air di berbagai bidang pada kehidupan manusia

sebagaimana menurut Soemirat (2009) adalah pendayagunaan air dalam bidang
budaya antara lain adalah untuk transportasi, membentuk tenaga mekanis ataupun
listrik, untuk industri, dan sarana olahraga dan rekreasi. Perkembangan budaya ini
terjadi sebagai akibat dari adanya kebutuhan yang dirasakan manusia dan adanya
interaksi antara manusia itu sendiri dengan lingkungan air.
Selanjutnya menurut Soemirat (2009) dari sekian banyak manfaat air,
jumlah air yang di konsumsi hanya merupakan sebagian kecil saja, yakni yang
tergolong penyediaan air minum dan bersih. Namun demikian dari kelompok
inipun, yang betul di konsumsi sangat sedikit. Manusia hanya mengkomsumsi air
2 liter per hari, demikian pula dengan jumlah air yang dikonsumsi hewan dan
tumbuhan hanya sedikit saja. Sebaliknya sebahagian besar air digunakan sebagai
media untuk mencuci ,menggelontor kotoran, membersihkan rumah dan mandi.
Masyarakat selalu mempergunakan air untuk keperluan dalam kehidupan
sehari-hari, air juga digunakan untuk produksi pangan yang meliputi perairan
irigasi, pertanian, mengairi tanaman, kolam ikan dan untuk minum ternak.
Menurut Wardhana (2001), banyaknya pemakaian air tergantung kepada kegiatan

yang dilakukan sehari-hari, rata-rata pemakaian air di Indonesia 100 liter / orang /
hari dengan perincian 5 liter untuk air minum, 5 liter untuk air masak, 15 liter
untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban.

Universitas Sumatera Utara

11

2.1.4

Peranan Air Terhadap Penularan Penyakit
Menurut Achmadi (2008) penyakit sebagian besar dikaitkan dengan

adanya hubungan interaktif antara kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan,
atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya atau
lingkungannya. Kekuatan, zat, atau bahan yang masuk ke dalam tubuh tersebut
bisa merupakan benda hidup atau benda mati. Sehingga dapat menganggu fungsi
ataupun bentuk suatu organ.
Dalam peranannya terhadap penularan penyakit sebagaimana menurut
Soemirat (2009) peran air dalam terjadinya penyakit menular dapat bermacam –

macam yaitu sebagai berikut :
1.

Air sebagai penyebar mikroba pathogen

2.

Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

3.

Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi ,sehingga orang tidak dapat
membersihkan dirinya dengan baik

4.

Air sebagai sarang hospes sementara penyakit.
Sedangkan dalam hal memindahkan penyakit, menurut Kusnoputranto

(2000) air berperan melalui 4 cara yaitu :

1.

Cara Water Borne
Cara water borne merupakan penularan penyakit dimana air sebagai
medianya. Kuman pathogen berada di dalam ar minum untuk manusia dan
hewan. Yang termasuk penyakit yang dihantarkan melalui air ini antara lain ;
penyakit kholera, typoid, hepatitis dan disentri basiler.

Universitas Sumatera Utara

12

2.

Cara Water Washed
Cara water washed merupakan penularan penyakit behubungan dengan
air yang digunakan untuk kebersihan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh
tersedianya air yang cukup, maka penyakit – penyakit tertentu dapat
dikurangi penularannya pada manusia. Yang termasuk penyakit karena
kurangnya air untuk kebersihan seseorang ini antara lain ; infeksi kulit dan

selaput lendir, infeksi oleh insekta parasit pada kulit.

3.

Cara Water Based
Cara water based merupakan penularan penyakit melalui penjamu
(host) di air. Contoh penyakit yang ditularkan melalui water based adalah
Schistomiasis. Penjamu (host) perantara ini hidup di air contohnya siput air.

Dalam hal ini larva Schistomiasis hidup dalam siput air hingga berubah
bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit manusia yang berada dalam air
tersebut. Penyakit ini disebut Schistomiasis.
4.

Cara Water Related Insecta Vector
Cara water related insect vector merupakan penularan penyakit melalui
vector yang menggunakan air sebagai tempat berkembangbiaknya. Contoh

penyakit yang ditularkan melalui vector yang hidupnya bergantung pada air
ini seperti malaria oleh vector nyamuk Anopheles dan demam berdarah oleh

vector nyamuk Aedes aegypty.
2.2 Kolam Renang
2.2.1 Pengertian Kolam Renang
Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi
dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya.

Universitas Sumatera Utara

13

Kolam renang pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan
banyak tempat dan biaya perawatan yang besar. Kolam renang umum biasanya
adalah bagian dari pusat kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitasfasilitas lainnya meliputi sauna, lapangan olahraga ( squash, tenis, dll) dan rumah
makan.
Sehubungan dengan banyaknya kolam renang yang dipandang dari
beberapa segi maka kolam renang dapat diartikan sebagai tempat pemandian yang
termasuk artivical bathing places dapat merupakan out door pool atau indoor
pool atau kombinasinya. Arivical bathing places ini sering pula digunakan sebagai

tempat sarana olahraga dan rekreasi. Jadi kolam renang yang kita maksud disini

adalah artivical bathing places yang dari segi letaknya termasuk kepada out door
pool (Ferdianus, 2007).

Sedangkan menurut Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend
PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum
tahun 1992, kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan
tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya,
menggunakan air bersih yang telah diolah.
2.2.2 Air Kolam Renang
Menurut Permenkes RI (1990) tentang syarat – syarat pengawasan kualitas
air, air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang digunakan untuk
olahraga renang dan kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan.
2.2.3 Pertukaran Air Kolam Renang
Ada tiga tipe kolam renang berdasarkan cara pertukaran air kolam renang
(Koren, 2002):

Universitas Sumatera Utara

14


1.

Fill and Draw Type

Pada tipe ini, air yang bersih dimasukkan kedalam kolam renang
digunakan dalam periode waktu tertentu dan ketika air telah tampak kotor
kolam renang akan dikosongkan dan diisi kembali dengan air yang bersih.
2.

Flow Through Type

Pada tipe ini air yang bersih dialirkan kedalam kolam renang melalui
salah satu bagian kolam dan pada bagian yang lain air dialirkan keluar kolam
sehingga air berganti secara terus menerus dan air kolam tetap dalam keadaan
bersih. Kolam renang dengan tipe ini merupakan kolam renang terbaik tetapi
membutuhkan banyak air. Kolam renang dengan tipe ini terdapat di daerah
pegunungan yang dekat dengan sumber aliran air.
3.

Recirculating Type

Pada tipe ini air yang telah dipakai dan kotor, secara terus menerus
dialirkan melalui instalasi penyaringan dan dipompakan kembali kedalam
kolam renang setelah bersih dan diberi desinfektan.
2.3 Sistem Pengolahan Air Kolam Renang
Pada umumnya kolam renang pada kapasitas besar, telah memiliki water
treatment, yang mana sistem pengelolaan mengharuskan adanya filter (saringan)
dan pompa sirkulasi. Menggunakan klorin untuk mematikan bakteri/virus,
sekaligus mencegah proses pelumutan pada kolam renang dan menggunakan
tawas dan PAC dalam mengendapkan mikroorganisme yang telah mati (Isa,
2010).

Universitas Sumatera Utara

15

2.3.1

Sistem Sirkulasi Air Kolam Renang
Secara garis besar, kolam renang dengan tipe pertukaran air resirkulasi

digolongkan atas dua sistem sirkulasi yaitu sistem sirkulasi overflow dan sistem

sirkulasi skimmer dimana keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu
memastikan air kolam yang agar tetap bersih dan dapat digunakan kembali.
1.

Sistem Sirkulasi Overflow.
Kolam renang dengan sistem sirkulasi overflow ditandai dengan air
kolam yang melimpah baik pada satu sisi atau keseluruhannya. Air kolam
yang melimpah tersebut nantinya mengalir kedalam saluran yang berada di
sisi luar kolam renang, saluran ini dikenal dengan gutter overflow. Sistem ini
mengharuskan kolam renang memiliki balancing tank yang merupakan
tempat penampungan air yang mengalir melalui saluran gutter overflow. Air
yang ada di balancing tank ini dengan menggunakan mesin pompa akan
masuk kedalam filter untuk mengalami proses penyaringan kotoran air kolam
renang sehingga air yang masuk kedalam kolam renang melalui lubang inlet
merupakan air yang bersih.

2.

Sistem Sirkulasi Skimmer
Berbeda dengan sirkulasi overflow, pada kolam renang dengan sistem
sirkulasi skimmer air kolam tidak melimpah pada bagian sisi – sisinya
karenadinding kolam di desain lebih tinggi dari elevasi kolam renang. Pada
sistem ini proses sirkulasi air kolam renang tidak memerlukan balancing
tank, air yang mengalir melalui outlet langsung dialirkan dari kolam menuju

sebuah bak pengumpul yaitu skimmer box, skimmer box ini juga menjadi
tempat pemisah air dengan sampah dan kotoran yang mengapung yang ikut

Universitas Sumatera Utara

16

masuk melalui lubang outlet. Air kolam renang yang terkumpul di box
skimmer ini kemudian dipompakan kedalam filter dan air bersih yang telah
melalui proses filterisasi dikembalikan lagi ke dalam kolam. Jika terjadi
penambahan tinggi air kolam renang akibat pengguna kolam atau air hujan,
akan langsung dibuang ke saluran buangan. Penambahan air jika terjadi
pengurangan volume akibat penguapan dan lain sebagainya dilakukan di
dalam kolam.
2.3.2 Perlengkapan Sistem Pengolahan Air Kolam Renang
1.

Pompa Sirkulasi
Pompa ini berfungsi sebagai pompa transfer yang mengirim air yang
dihisap dari dalam Balancing Tank (untuk system overflow) atau dari skimmer
(untuk system skimmer ) ke dalam kolam renang. Kapasitas pompa air yang
digunakan salam sistem pengolahan air kolam renang harus sesuai dengan
volume air dan lama sirkulasi air kolam perharinya, agar sirkulasi air berjalan
dengan baik dan menghasilkan kualitas air yang baik untuk digunakan.
Cara menentukan kapasitas pompa air yang diperlukan oleh suatu
kolam renang dimulai dengan mengukur volume air kolam renang
berdasarkan ukuran panjang, lebar dan kedalaman air kolam renang dan
kemudian membagikannya berdasarkan berapa lama proses sirkulasi
perharinya. Sebagai contoh, kolam renang dengan ukuran panjang 16 m, lebar
4 m dan kedalaman air 1,2 m maka volume air yang dibutuhkan oleh kolam
renang tersebut adalah 76,8 m3. Lamanya sirkulasi air dilakukan perharinya
berbeda – beda untuk setiap kolam renang, tergantung dengan berapa jam
operasional kolam renang dilakukan. Untuk kolam renang umum biasanya

Universitas Sumatera Utara

17

waktu pengoperasian selama 6 – 8 jam perhari, sedangkan untuk kolam
renang pribadi selama 4 – 6 jam perhari. Sebagai contoh, kolam renang
dengan volume air 76,8 m3 tersebut akan mengalami sirkulasi selama 6 jam
perhari, maka pompa yang perlukan adalah pompa yang memiliki kapasitas
pompa air sebesar 12,8 m3/ jam.
2. Filter
Sesuai namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan penyaringan atau
filtrasi terhadap air yang akan masuk ke dalam kolam. Kotoran – kotoran
dalam air akan disaring oleh alat ini, sehingga air yang kembali ke dalam
kolam dalam kondisi bersih. Ada 2 tipe filter berdasarkan medianya :
a. Sand Filter

: Media filtrasi dari filter jenis ini adalah pasir silica

dengan ukuran agregat tertentu sesuai kebutuhan.
b. Cartridge Filter : Media filtrasi dari filter jenis ini adalah berbentuk spons

atau kasa khusus dengan ukuran dan kerapatan sesuai dengan kebutuhan.
Ukuran filter yang digunakan di suatu kolam renang dapat ditentukan
berdasarkan kapasitas pompa air yang digunakan dan kekuatan aliran air ( flow
rate) yang masuk kedalam kolam renang. Standart flow rate yang sering

digunakan dalam menentukan besaran tanki filter kolam renang adalah 40
m3/jam/m2. Semakin kecil nilai flow rate semakin bagus proses filterisasinya,
namun dapat dipastikan akan semakin mahal harganya karna semakin kecilnya
nilai flow rate akan menjadikan ukuran diameter tanki filternya semakin besar.
Sebagai contoh, suatu kolam renang yang memiliki kapasitas pompa
12,8m3/jam dengan flow rate air 40 m3/ jam/m2 dapat kita tentukan ukuran

Universitas Sumatera Utara

18

diameter filter yang dibutuhkan dengan menghitungnya dengan cara sebagai
berikut :

12,8 m3 / jam

= 0,32 m2

40 m3 /jam/m2
Untuk menentukan diameter filter yang diperlukan :
¼ π D2 = 0,32 m2
0,785 D2 = 0,32 m2
0.32 m2
D2 =
0,785
D = 0,63 m = 63 cm
Dengan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa filter yang diperlukan dalam
proses filterisasi air kolam renang adalah filter dengan ukuran diameter 63cm.
3.

Balancing Tank

Alat ini juga sesuai dengan namanya, berfungsi melakukan
penyeimbangan terhadap volume air kolam dan dipergunakan untuk kolam
yang menggunakan sistem sirkulasi overflow. Ketika kolam digunakan atau
ketika terjadi hujan, air kolam akan meluap dan ditampung oleh balancing
tank. Sebaliknya, ketika pengguna kolam keluar dari kolam atau terjadi

penguapan, maka air yang tertampung dalam balancing tank tadi akan
dikirim kembali ke dalam kolam. Sehingga semaksimal mungkin tidak
terdapat air yang terbuang, kecuali jika sudah tidak tertampung lagi dalam
balancing tank.

Universitas Sumatera Utara

19

5.

Skimmer Box

Alat ini dipergunakan untuk kolam dengan sistem sirkulasi skimmer ,
fungsinya sebagai titik hisap untuk pompa sirkulasi.
6. Inlet
Inlet adalah titik dimana air masuk kembali ke dalam kolam setelah

melalui proses pengolahan. Jumlah inlet yang diperlukan oleh suatu kolam
renang dapat ditentukan berdasarkan kapasitas pompa yang digunakan oleh
kolam renang tersebut. Kapasitas
mengalirkan

air

berkisar

yang dimiliki oleh satu inlet dalam

5-7m3/jam,

maka

apabila

kolam

renang

menggunakan pompa dengan kapasitas 12,8 m3/jam maka diperlukan 2 buah
titik inlet pada kolam renang tersebut.
7.

Maindrain
Maindrain pada dasarnya dipergunakan khusus untuk membuang atau

menguras air kolam, namun pada sebagian sistem kolam yang menggunakan
sistem sirkulasi overflow, maindrain dipergunakan pula sebagai titik hisap
untuk pompa – pompa fitur kolam seperti air mancur dan lain- lain.
2.3.3 Bahan Kimia Pengolahan Air Kolam
Kejernihan air kolam tidak semata – mata tergantung pada sistem
sirkulasi. Dalam air dapat muncul bakteri atau tumbuhan kecil yang dapat
mengganggu kesehatan dan kenyamanan pengguna kolam renang dan tidak dapat
tersaring oleh filter . Oleh sebab itu, air kolam perlu mendapatkan perawatan
dengan menggunakan bahan – bahan kimia tertentu dengan kadar tertentu.
Bahan kimia yang sering dipergunakan antara lain :

Universitas Sumatera Utara

20

1.

Kaporit : Bahan kimia ini dipergunakan untuk menahan dan mencegah
timbulnya lumut atau bakteri.

2.

Soda Ash : Bahan kimia ini berfungsi untuk menaikkan kadar pH air kolam.

3. Tawas : Bahan kimia ini dipergunakan untuk mengendapkan partikel –
partikel pengotor air kolam yang tidak tersaring oleh filter.
4. Bahan – bahan kimia lain seperti HCl, PAC dan lain sebagainya (Isnanto,
2010)
Pemberian bahan kimia di air kolam renang bertujuan untuk menjaga
kualitas air kolam renang tetap baik, pemberian bahan kimia dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a.

Khlorinasi
Proses pendesinfeksian air dengan menggunakan khlor aktif bertujuan untuk

meningkatkan kualitas air sehingga dapat mengendalikan jumlah bakteri yang
ada dalam air kolam renang. Residu khlor yang ideal untuk air kolam renang
adalah 0,2 – 0,5 mg/liter. Jika residu khlor di air kurang dari baku mutu yang
ditentukan maka dilakukan penambahan sedikit demi sedikit hingga menjadi
sesuai dengan baku mutu air kolam renang. Dosis pemberian zat khlor pada air
kolam renang adalah 2 gram per m3 air kolam renang. Sebaliknya jika jumlah
residu melebihi batas baku mutu, maka sebaiknya kolam renang tidak digunakan,
dapat ditunggu beberapa jam hingga residu khlor di air turun akibat penguapan
yang tejadi. Pemberian zat khlor di air kolam renang sebaiknya dilakukan pada
sore hari menjelang malam, sebab sinar matahari yang panas dapat mengurangi
kadar khlor dalam air akibat penguapan yang terjadi.

Universitas Sumatera Utara

21

Selain pemberian zat khlor sesuai dengan dosis perharinya, perlu dilakukan
juga shock treatment perbulannya, pada beberapa jenis dari lumut dan bakteri
akan timbul kekebalan terhadap pemberian zat khlor yang berkadar rendah, oleh
karena itu perlu pemberian dengan kadar tinggi. Shock treatment ini dilakukan
sebulan sekali dengan dosis yang diberikan adalah 4 kali lipat dari dosis rata-rata
pemberian zat khlor perharinya.
b.

Pemberian Soda Ash
Soda Ash atau disebut juga Karbonat Natrium (Na2CO3) berbentuk

serbuk halus putih. Pemberian Soda Ash pada air kolam renang dimaksudkan
untuk menaikkan pH air kolam renang agar sesuai dengan baku mutu kualitas air
kolam renang. Jika hasil test pH air dinyatakan masih dibawah nilai baku mutu,
maka dilakukan pemberian soda ash pada air kolam renang sedikit demi sedikit
hingga nilai pH nya sesuai dengan baku mutu, adapun dosis yang diberikan adalah
1 Kg per 64 m3 air kolam. Setelah penambahan Soda Ash, air dalam kolam renang
di sirkulasikan kembali, setelah 1/2 jam lalu di check lagi pHnya. Jika nilai pH
nya belum ideal, tambahkanlah bahan kimia yang sesuai dengan petunjuk diatas.
c.

Pemberian Terusi
Terusi (CuSo4) pada umumnya berupa kristal biru yang mudah larut

dalam air. Bahan kimia yang ini berguna untuk mengendalikan mikro organisme
yang hidup dalam air, merupakan fungisida yaitu mencegah pertumbuhan jamur
di dinding kolam renang. Selain itu terusi ini banyak digunakan karena dapat
membirukan air kolam renang. Dosis yang dapat ditambahkan pada kolam renang
adalah dengan melarutkan terlebih dahulu terusi dengan air bersih, dengan
perbandingan 1:10. 1 kg terusi dilarutkan dalam 10 liter air bersih kemudian

Universitas Sumatera Utara

22

diaduk sampai semua terlarut dan diamkan sampai mengendap. Setelah ada
endapan hanya gunakan air larutan terusi yang bersih saja, endapan tidak
digunakan. Penggunaan terusi pada kolam renang umum sebaiknya apabila
sedang banyak pengguna kolam renang saja, pemberian dilakukan sore hari untuk
kemudian keesokan paginya dilakukan proses vakum.
d.

Pemberian Tawas
Tawas (Kal(SO4)2.12H2O) digunakan untuk menjernihkan air kolam

renang, dengan prinsip kerja sebagai koagulan yang berfungsi untuk membentuk
flokuasi partikel – partikel dalam air sehingga dapat terikat dan mengendap di
dasar kolam. Fungsi tawas hampir sama dengan penggunaan PAC yaitu sebagai
koagulan.
e.

Pemberian HCl
Hcl digunakan untuk menurunkan PH dalam air dan menurunkan anggka

sisa khlor yang terlalu tinggi di air kolam renang.
2.4 Kualitas Air Kolam Renang
Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kelayakan secara
kualitas menurut Effendi (2003) adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen lain dalam air yang mencakup kualitas fisik, kimia dan
biologis.
Menurut Permenkes RI (1990) tentang syarat – syarat pengawasan kualitas
air, air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang digunakan untuk
olahraga renang dan kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan yaitu sesuai
dengan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 pada Lampiran III
Daftar Persyaratan Air Kolam Renang.

Universitas Sumatera Utara

23

2.4.1 Kualitas Fisik
1.

Bau
Air kolam renang yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau
yang mengganggu. Biasanya bau disebabkan oleh bahan – bahan organik
yang dapat membusuk serta senyawa kimia lainnya seperti phenol, jika air
berbau maka akan mengganggu estetika.

2.

Benda Terapung
Air kolam renang yang memenuhi standar harus bebas dari benda –
benda terapung. Biasanya benda – benda terapung disebabkan oleh sampah
disekitar kolam renang.

3.

Kejernihan
Kejernihan air kolam renang dapat dilihat dengan meletakkan piringan
sechi pada dasar kolam yang terdalam dan dapat dilihat dari tepi kolam pada
jarak lurus 7 meter.Kejernihan air dapat dipengaruhi oleh banyaknya zat
padat yang tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun organik yang
menyebabkan kekeruhan pada air. Zat organik dapat menjadi makanan
bakteri yang ada pada air, sehingga mendukung perkembangbiakannya.
Bakteri ini juga merupakan zat organik tersuspensi sehingga pertambahannya
akan menambah pula kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang
berkembangbiak karena adanya zat hara N,P,K akan menambah kekeruhan
air. Air yang keruh akan sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh
zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba
tersebut pathogen (Soemirat, 2009).

Universitas Sumatera Utara

24

2.4.2 Kualitas Kimiawi
Adanya permasalahan seperti senyawa – senyawa kimia yang beracun,
perubahan warna, rasa dan bau, serta reaksi – reaksi kimia yang tidak diharapkan
menyebabkan diperlukannya standar kualitas air. Standar kualitas air memberikan
batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan diperbolehkan bagi berbagai
parameter kimia, pada konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur – unsur
tersebut dalam air akan memberikan pengaruh – pengaruh negative, baik bagi
kesehatan maupun sipemakainya (Suriawiria, 2003).
1.

Aluminium
Aluminium (Al) adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak
digunakan, sehingga banyak terdapat di lingkungan. Sumber alamiah Al
terutama adalah bauxite dan cryolit.

Dalam dosis yang tinggi Al dapat

menimbulkan luka pada usus. Al dalam bentuk debu akan diakumulasikan di
dalam paru – paru, selain itu Al juga dapat menyebabkan iritasi kulit, selaput
lendir dan saluran pernafasan (Soemirat, 2009). Dalam air kolam renang
keberadaan

Al

disebabkan

oleh

penggunaan

bahan

kimia

Tawas

(KAl(SO4)2.12H2O) yang berfungsi sebagai koagulan.
2.

Kesadahan (CaSO3)
Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa.
Kesadahan yang tinggi disebabkan sebagian besar oleh Calcium, Magnesium,
Strontium dan Ferum. Masalah yang mungkin timbul adalah sulitnya sabun
membusa (Soemirat, 2009).

Universitas Sumatera Utara

25

3.

Oksigen (O2)
Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat
dalam satu liter air. Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara
melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses
fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terabsorbsi yang tidak
sesuai standar dapat mengakibatkan bakteri / kuman yang ada dalam air
berkembang sehingga dapat menginfeksi di dalam tubuh jika tertelan (Depkes
RI, 1996).

4.

pH
pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas
keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004). Sesuai dengan
standar kualitas air kolam renang, pH air kolam renang berada pada nilai 6,5
– 8,5. Bila pH air lebih kecil atau lebih besar dari 6,5 – 8,5 akan
menyebabkan tidak efektifnya pelaksanaan proses desinfeksi yang dilakukan
pada air kolam renang dan juga dapat menyebabkan korosi pada pipa – pipa
air kolam renang. Menurut Soemirat (2009) air merupakan bahan pelarut
yang sangat baik, dengan pH yang tidak netral air dapat melarutkan berbagai
element kimia yang dilaluinya.

5.

Sisa Chlor
Bila jumlah khlor yang ditambahkan cukup banyak dan tidak semuanya
dihancurkan atau diikat maka bagian lain akan tetap tinggal bebas dalam air,
bentuk ini disebut sisa khlor bebas atau khlor bebas. Persyaratan sisa khlor
untuk air kolam renang yaitu 0,2 – 0,5 mg/liter. Apabila sisa khlor dalam air
berlebih maka dapat berikatan dengan ion natrium sehingga menimbulkan

Universitas Sumatera Utara

26

rasa asin dan merusak pipa – pipa air kolam. Sebaliknya jika sisa khlor air
kurang, maka tidak dapat membunuh bakteri dalam air sehingga menjadi
penyebab tersebarnya penyakit melalui air yang didistribusikan (Depkes RI,
1991).
6.

Tembaga (Cu)
Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia.
Tetapi, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala gastro-intestinal,
mengganggu system saraf pusat, kerusakan ginjal dan hati, muntaber, pusing
kepala, anemia, kramp, konvulsi, shock, dan dapat meninggal. Dalam dosis
rendah dalam air, Cu dapat menyebabkan kesat, perubahan warna, serta
korosi pada pipa, sambungan dan peralatan dapur (Soemirat, 2009).
Cu sering digunakan sebagai desinfektan dalam bentuk CuSO4 yaitu terusi.
Senyawa CuSO4 selanjutnya akan mengalami akumulasi, dan karena adanya
paparan sinar matahari akan mengakibatkan naiknya suhu air, hal ini
mengakibatkan aktifnya logam Cu yang bersifat toksik (Irawan, 1994).

2.4.3 Kualitas Mikrobiologi
1.

Koliform Total
Sumber – sumber air di alam umumnya mengandung bakteri, baik air
angkasa, air permukaan maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda
sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang
ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
protozoa, dan metazoan. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan
sehari – hari harus bebas dari bakteri patogen (Juli Soemirat, 2009). Air yang

Universitas Sumatera Utara

27

mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran
manusia (Sutrisno, 2004).
Sesuai dengan standar kualitas air kolam renang pada PERMENKES RI
(1990) bahwa pada air kolam renang koliform total harus berjumlah 0 per
100 l air, artinya tidak diperbolehkan adanya koliform total pada air kolam
renang.
2.

Jumlah Kuman
Sesuai dengan standar kualitas air pada PERMENKES RI (1990)
jumlah kuman /1 ml air adalah 0 – 200. Bila jumlah koloni melebihi 200
dalam 1 ml air akan banyak mengakibatkan infeksi pada kulit ataupun
jaringan selaput lendir seperti dermatitis, kurap air dan konjungtivitis.

2.5 Cara Pemeriksaan Kualitas Air
Didalam pemeriksaan air dikenal dua cara yaitu (Depkes RI, 1991):
1.

Pemeriksaan air di lapangan

2.

Pemeriksaan air di laboratorium
Pemeriksaan air dilapangan dimaksudkan untuk mengadakan pemeriksaan

air di lokasi dimana contoh air itu diambil. Biasanya pemeriksaan air dilapangan
dilakukan untuk parameter suhu, bau, rasa, warna sedangkan yang lainnya
dilakukan dilaboratorium.
2.6 Kulit
2.6.1 Anatomi Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Menurut Djuanda (2008) luas kulit orang dewasa
1.5m2 dengan berat kira – kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang

Universitas Sumatera Utara

28

essensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Pembagian
kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu:
1.

Lapisan Epidermis, terdiri atas stratum korneum atau lapisan tanduk, stratum
lusidum, stratum granulosum atau lapisan keratohialin, stratum spinosum atau
stratum malphigi dan stratum basale.

2.

Lapisan Dermis, lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada
epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat dengan
elemen – elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi atas
dua bagian yaitu pars pailare yaitu bagia yang menonjol ke epidermis yang
berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah dan pars retikulare yaitu
bagian dibawahnya yang menonjol kearah subkutan.

3.

Lapisan Subkutis, kelanjutan dari lapisan dermis yang terdiri atas jaringan
ikat longgarberisi sel – sel lemak didalamnya.

2.6.2. Fungsi Kulit
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin
kelangsungan hidup. Kulit juga menyokong penampilan dan kepribadian
seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat
penting, selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai
arti lain yaitu estetik, ras, indikator sistemik dan sarana komunikasi non verbal
antara individu satu dengan yang lainnya.
Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorbsi, ekskresi, persepsi, pengaturan
suhu tubuh, pembentukcan pigmen, pembentukan vitamin D dan keratinisasi
(Djuanda, 2008).

Universitas Sumatera Utara

29

1.

Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau
mekanis misalnya tekanan, gesekan atau tarikan, gangguan kimiawi misalnya
zat kimia yang bersifat iritan, gangguan yang bersifat panas seperti radiasi
dan sinar UV dan gangguan infeksi luar terutama kuman / bakteri maupun
jamur.

2.

Fungsi Absorbsi
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit
ikut mengambil bagian dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan
jenis vehikulum.

3.

Fungsi Ekskresi
Kelenjar – kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi
atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan
amonia.

4.

Fungsi Persepsik
Kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan – badan Ruffini di dermis
dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan – badan Krause yang
terletak di dermis.

5.

Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.

Universitas Sumatera Utara

30

6.

Fungsi Pembentukan Pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10:1.
Jumlah melanosit dan jumlah sel serta besarnya butiran pigmen (melanosom)
menentukan warna kulit ras maupun individu.

7.

Fungsi Pembentukan Vitamin D
Pembentukan vitamin D dimungkinkan dengan mengubah 7
dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan
tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga
pemberian vitamin d sitemik tetap perlu dilakukan.

8.

Fungsi Keratinisasi
Keratinosit terjadi melalui proses sintesis dan degradasi menjadi
lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal selama kira – kira 14 – 21 hari,
dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

2.6.3 Penyakit Kulit
Jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit sangat banyak, antara
lain (Fregert, 1988) :
a.

Agen – agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi
cuaca, panas, radiasi, dan serat – serat mineral. Agen – agen fisik
menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit.
Kebanyakan iritan langsung merusak kulit dengan jalan :
1. Mengubah pH nya
2. Bereaksi dengan protein – protein
3. Mengekstraksi lemak dari lapisan luarnya

Universitas Sumatera Utara

31

4. Merendahkan daya tahan kulit
b.

Agen – agen kimia terbagi menjadi empat kategori yaitu :
1. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, detergen, garam – garam,
dan logam.
2. Sensitizer berupa logam dan garam – garamnya, senyawa – senyawa yang
berasal dari analin, derivat nitro aromatik, resin, bahan – bahan kimia
karet, obat – obatan, antibiotik, kosmetik, terpentin, tanam – tanaman dan
lain – lain.
3. Agen – agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil , minyak mineral dan
lain – lain.
4. Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amino benzoat,
hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin dan lain – lain.

c.

Agen – agen biologis , seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk –
produknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu
terjadinya penyakit kulit, karena penggunaan air yang tidak meningkatkan
aktifitas mikroorgnisme yang terdapat pada kulit. Contoh : panu dan kurap.
Menurut Graham (2005) keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal –

gatal (pada saat pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari), muncul bintik –
bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah
pada kulit permukaan tubuh timbul ruam – ruam.
Menurut Mansjoer dkk (2000) , gangguan kulit bisa disebabkan oleh
jamur, parasit hewani dan disebabkan oleh bakteri bila memungkinkan untuk
menginfeksi manusia.

Universitas Sumatera Utara

32

a. Gangguan kulit oleh jamur
1. Dermatofitosis merupakan penyakit pada jaringan yang mengandung zat
tanduk misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang
disebabkan golongan jamur dermatofita . Disebut juga tinea, kurap, herpes
sirsinata.
2. Pitiriasis Versikolor adalah penyakit jamur kronik, berupa bercak
berskuama halus berwarna putih dapat kemerahan maupun coklat sampai
coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang – kadang menyerang
ketiak, lipatan paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala
yang berambut. Pitiriasis Versikolor sering disebut panu.
b. Gangguan kulit oleh parasit hewani
1. Skabies : Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi kulit
terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis . Cara penularannya yaitu dengan
kontak langsung dan kontak tidak langsung (melalui benda) misalnya
pakaian, handuk, sprai, bantal, dll.
2. Pedikulosis : Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan parasit
obligat Pediculus humanus. Pediculusis terdiri dari (1) Pedikulosis kapitis
adalah penyakit kulit yang menyerang anak usia muda dan cepat meluas
dalam lingkungan hidup yang padat misalnya asrama dan panti asuhan. (2)
Pedikulosis korporis, penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa
terutama pada orang dengan higiene yang buruk. (3) Pedikulosis Pubis,
penyakit ini mengenai orang dewasa dan dapat digolongkan dalam
penyakit menular seksual serta dapat pula mengenai jenggot dan kumis.

Universitas Sumatera Utara

33

Infeksi ini juga dapat mengenai anak – anak yaitu di alis atau bulu mata
dan pada tepi batas rambut kepala.
c. Gangguan kulit yang disebabkan oleh bakteri
Salah satu gangguan kulit yang disebabkan oleh adanya bakteri adalah
penyakitkusta yang disebabkan oleh M.leprae. M.leprae merupakan basil tahan
asam (BTA), bersifat obligat intraseluler, menyerang syaraf perifer, kulit, organ
alin seperti mukosa saluran nafas bagian atas, dan sumsum tulang kecuali susunan
saraf pusat.
Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab,
antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup sehat, alergi
dan lain-lain. Adapun gejala gangguan kulit antara lain (Widoyono, 2008) :
1.

Gatal – gatal (saat pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari)

2.

Muncul bintik – bintik merah (kemerahan), kehitaman, bercak keputihan,
bentol – bentol, berair dan bengkak.

3.

Muncul ruam – ruam, bersisik.

4.

Kadang disertai demam.
Beberapa jenis gangguan kulit antara lain (Widoyono, 2008) :

1.

Gatal, merupakan ejenis sensasi yang sebenarnya merupakan sejenis rasa
nyeri yang sangat ringan. Gatal dapat ditimbulkan oleh macam – macam
sebab dan tidak selalu menunjukkan kelainan kulit.

2.

Eksim, merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan kulit kemerah –
merahan, bersisik, pecah – pecah, terasa gatal terutama pada malam hari
(eksim kering), timbul gelembung – gelembung kecil yang mengandung air
atau nanah, bengkak, melepuh, tampak merah, sangat gatal dan terasa panas

Universitas Sumatera Utara

34

dan dingin yang berlebihan pada kulit (eksim basah). Bagian tubuh yang
sering diserang eksim yaitu tangan, kaki, lipatan paha dan telinga.
3.

Kudis, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit/tungau yang
gatal yaitu Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis lebih sering terjadi di daerah
yang hygiene perorangannya buruk.

4.

Kurap, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Gjalanya
antara lain yaitu: kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran – lingkaran,
bersisik, lembab, berair dan terasa gatal, kemudian timbul bercak keputih –
putihan. Kurap biasanya timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit.
Bagian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher dan kulit
kepala.

5.

Bisul, merupakan infeksi kulit berupa tonjolan, tampak memerah yang akan
membesar, berisi nanah dan terasa panas, dapat tumbuh di semua bagian
tubuh yang lembab. Faktor yang meningkatkan resiko terkena bisul antara
lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, kosmetik yang menyumbat
pori dan pemakaian bahan kimia.

6.

Dundruff (ketombe) yaitu sejenis eksim yang mengenai kulit kepala dan
ditandai dengan terbentuknya sisik halus yang mudah lepas dari kulit.

7.

Urtica atau Kaligata yaitu sejenis kelainan pada kulit yang ditandai rasa gatal
hampir diseluruh tubuh yang disertai munculnya penonjolan pada kulit tubuh,
sebagai akibat sifat alergi terhadap sesuatu yang dimakan, atau mengenai
tubuh orang yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

35

8.

Panu merupakan penyakit kulit akibat infeksi jamur. Infeksi jamur dapat
macam – macam, pengobatannya biasanya membutuhkan waktu lama, paling
sedikit 30 hari dengan obat khusus jamur.

9.

Jerawat

(Acne

vulgaris)

merupakan

penyakit

yang

terjadi

akibat

terganggunya aliran sebum oleh benda asing sehingga terbentuk pimple yang
diikuti infeksi ringan. Benda asing itu juga dinamakan komedo. Dengan
demikian, pangkal penyakit ini adalah sebum yang banyak diproduksi.
10. Vitiligo merupakan kelainan pada kulit yang ditandai dengan hilangnya
pigmen melanin sehingga bagian kulit itu menjadi putih. Kelainan ini yang
bersifat bawaan dan sebagai penyakit auto- immune, tetapi pada sebagian
besar penderita penyebabnya tidak jelas. Vitiligo ini harus dibedakan dengan
perubahan kulit yang menjadi lebih putih sebagai infeksi jamur.

Universitas Sumatera Utara

36

2.8 Kerangka Konsep
Sistem Pengolahan
Air Kolam Renang
1. Sistem Sirkulasi
2. Sistem Penyaringan
3. Proses Desinfeksi

Karakteristik Kolam
Renang
1. Jumlah dan luas
kolam renang
2. Sumber air
3. Tarif
4. Jumlah pengunjung
5. Fasilitas

Kualitas Air Kolam
Renang
1.Kualitas Fisik
(bau, benda terapung, dan
kejernihan)
2.Kualitas Kimiawi
(Al, CaSO3,O2, pH, Cu
dan sisa klor)
3. Kualitas Mikrobiologi
( Koliform total dan
jumlah kuman)

Keluhan
Penyakit
Kulit Pada
Pengguna
Kolam
Renang

Pemeriksaan
Laboratorium

Memenuhi syarat
Permenkes
No.416/MENKES
/PER/IX/1990

Tidak Memenuhi
syarat Permenkes
No.416/MENKES/PER/
IX/1990

Universitas Sumatera Utara