Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pembelahan Umbi pada Beberapa Jarak Tanam

ABSTRAK
WENNY DEVIANA : Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah dengan
Pembelahan Umbi pada Beberapa Jarak Tanam, dibimbing oleh MEIRIANI dan
SANGGAM SILITONGA.
Pada umumnya bawang merah diperbanyak dengan menggunakan umbi
sebagai bibit. Salah satu cara untuk menghemat pemakaian bibit adalah dengan
pembelahan umbi. Oleh karena itu, pembelahan umbi dan pengaturan jarak tanam
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah.
Penelitian dilaksanakan di lahan penduduk Jl. Pasar I No. 89 Tanjung Sari, Medan
pada Mei-Agustus 2013, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial
dengan dua faktor yaitu pembelahan umbi (tanpa pembelahan, belah 2 bagian dan
belah 4 bagian) dan jarak tanam (10x15, 15x15 dan 20x15 cm). Parameter yang
diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, jumlah anakan per
sampel, diameter umbi basah per sampel, diameter umbi kering per sampel, bobot
basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel, bobot basah umbi per plot,
bobot kering umbi per plot, total luas daun, laju asimilasi bersih, dan laju
pertumbuhan relatif.
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tanpa pembelahan umbi
menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan per tanaman, bobot
basah umbi per sampel, bobot kering umbi per sampel, bobot basah umbi per plot,
bobot kering umbi per plot, total luas daun, yang lebih tinggi dibanding perlakuan

lainnya. Namun, perlakuan belah 4 bagian menghasilkan laju pertumbuhan relatif
dan laju asimilasi bersih yang paling tinggi dibanding yang lainnya. Jarak tanam
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2-4 MST, jumlah daun 2 MST, bobot
basah umbi per plot, bobot kering umbi per plot, laju asimilasi bersih, dan laju
pertumbuhan relatif umur 30-45 HST. Interaksi kedua perlakuan berpengaruh
tidak nyata pada seluruh peubah amatan. Hasil terbaik dari penelitian ini diperoleh
pada perlakuan tanpa pembelahan umbi dan produksi tertinggi pada jarak tanam
J 1 (10x15 cm).
Kata kunci : pembelahan umbi, jarak tanam, bawang merah

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
WENNY DEVIANA : Growth and Yield of Shallot by bulbs division in some
spacing, supervised by MEIRIANI and SANGGAM SILITONGA.
Generally, propagation of shallot used bulbs as planting material. Bulbs
division is one way to decrease the use of planting material. For that purpose,
bulbs division and spacing arrangement aimed to increase growth and yields of
shallot. This research was conducted at resident field Jl. Pasar I No. 89 Tanjung
Sari, Medan in Mei-August 2013, using factorial randomized block design with

two factor, i.e; bulbs fission (no division, division 2 section, division 4 section)
and spacing arrangement (10x15, 15x15 and 20x15 cm). parameter observed were
plant height, number of leaves per plant, number of tillers per plant, wet bulb
diameter per sample, dry bulb diameter per sample, wet bulb weight per sample,
dry bulb weight per sample, wet bulb weight per plot, dry bulb weight per plot,
summarize of leaf area per plant, net assimilation rate and relative growth rate.
The result of the research showed that no bulbs division significantly
increased on plant height, number of leaves per plant, number of tillers per plant,
wet bulb weight per sample, dry bulb weight per sample, wet bulb weight per plot,
dry bulb weight per plot, summarize of leaf area per plant which is higher than the
other treatments. However, divison 4 section significantly increased on net
assimilation rate and relative growth rate which is higher than the other. Spacing
arrangement significantly affected on plant height 2-4 WAP, number of leaves per
plant 2 WAP, wet bulb weight per plot, dry bulb weight per plot,net assimilation
rate, and relative growth rate 30-45 WAP. Interaction between two factor not
significantly effected on all parameter observed. Best result showed on no
division bub and highest production on spacing arrangement J 1 (10x15 cm).
Key words: bulbs division, spacing, shallot

Universitas Sumatera Utara