ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Batubara (bahan bakar fosil) merupakan sumber energi untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Batubara sangat dianjurkan untuk dipakai sebagai sumber energi alternatif yang rendah emisi karbon, dalam rangka mengurangi emisi karbon dunia pada saat ini. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi produsen batubara, karena akan mempengaruhi permintaan batubara pada masa yang akan datang. Di dunia terdapat berbagai negara yang menghasilkan batubara. Negara yang paling tinggi produksi batubaranya adalah Cina dengan total produksi mencapai 1.827 MT pada tahun 2015. Indonesia berada pada posisi ke 5, setelah Australia dengan jumlah produksi mencapai 241.1 MT. Grafik berikut memperlihatkan sepuluh Negara penghasil batubara terbesar didunia pada tahun 2015.

Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2016

Gambar 1.1 Sepuluh besar negara penghasil batubara pada tahun 2015

Penggunaan batubara dalam Indonesia masih relatif rendah yaitu hanya sekitar 20%-30% dari total produksi batubara dalam negeri, sisanya sekitar 70%-80% diekspor ke negara – negara yang memerlukan batubara seperti negara China, Taiwan, Hongkong, dan sejumlah negara lainnya, sisanya digunakan

0 500 1000 1500

2000 1827

45.2 283.9 275 241.1 184.5 142.9 55.6 53.7 45.8


(2)

2

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (www.indonesia-investments.com/). Produksi batubara Indonesia tidak begitu berflutuasi sepanjang tahun 2011-2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar pada gambar 2.1 berikut ini:

Sumber: Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resource

Gambar 1.2 Produksi Batubara di Indonesia

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa sepanjang tahun 2011-2013 produksi batubara di Indonesia cenderung meningkat. Namun, pada tahun 2014 produksi batubara mengalami penurunan sebesar 3.38% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0.66%. Cadangan batubara Indonesia masih cukup banyak dan saat ini menempati peringkat ke-10 dengan jumlah cadangan sekitar 3.1 persen dari total cadangan batubara global, sehingga diperkirakan masih bisa dimanfaatkan sampai dengan 83 tahun mendatang. (BP Statistical Review of World Energy,2016)

Perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara Cina yang merupakan negara dengan laju ekonomi terbesar kedua di dunia dan mitra dagang yang paling penting bagi Indonesia membawa dampak negatif terhadap perusahaan batubara di Indonesia. Dampak negatifnya semakin terlihat ketika Cina juga mebuat keputusan untuk mengurangi intensitas energi yang berdampak pada pengurangan penggunaan batubara, akibatnya tingkat ekspor batubara Indonesia menurun


(3)

3

sepanjang tahun 2014-2015 (CommodityPoint, 2012). Untuk lebih jelasnya perkembangan ekspor batubara Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut:

Sumber: Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resources

Gambar 1.3 Data ekspor batubara Indonesia periode tahun 2011 – 2015

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa jumlah ekspor batubara cenderung meningkat sepanjang tahun 2011-2013. Namun, mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 5.23% dan pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 4.38%.

Harga batubara juga cenderung mengalami penurunan sepanjang tahun 2011-2015, sebagaimana terlihat pada gambar 1.4 berikut:

Sumber: Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resources

Gambar 1.4 Harga batubara berdasarkan Harga Batubara Acuan (HBA) periode tahun 2011 – 2015

0 100 200

2011 2012 2013 2014 2015 112.67

81.75 80.31

64.65 53.51

U

S

D

/T

o

n


(4)

4

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa harga batubara terus mengalami penurunan sepanjang tahun 2011-2015 yang akan berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan batubara dalam negeri, karena biaya produksi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pendapatan perusahaan. Akibatnya, sejumlah perusahaan batubara dalam negeri mengalami kerugian.

Perusahaan batubara yang mengalami kerugian selama periode 2011-2015 yaitu PT. Bumi Resources dengan tingkat kerugian mencapai -4.97 triliun, diikuti dengan PT. Bayan Resources dengan tingkat kerugian mencapai -519 juta dan PT. Darma Henwa dengan tingkat kerugian mencapai -248,6 juta, selanjutnya masih ada perusahaan yang mengalami kerugian. Akibat penurunan HBA (Harga Batubara Acuan) dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Meskipun banyak perusahaan mengalami kerugian, masih ada sejumlah perusahaan batubara yang memperoleh keuntungan selama periode 2011-2015 yaitu PT. Adaro Energy dengan tingkat keuntungan mencapai 3.17 triliun, diikuti dengan PT. Indo Tambangraya Megah dengan tingkat keuntungan mencapai 3.07 triliun, PT. Tambang Batubara Bukit Asam dengan tingkat laba mencapai 2.38 triliun dan masih ada perusahaan yang memperoleh keuntungan.

Perusahaan yang terus menerus mengalami kerugian berpotensi untuk mengalami financial distress. Financial distress dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan atau kesulitan likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan sebagaimana dikemukakan oleh Rudianto (2013:251). Selain itu perusahaan tidak dapat melakukan bertanggung jawab penuh kepada para stakeholder dalam bentuk pembagian deviden.

Risiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan merupakan alat untuk mengetahui posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Analisis kebangkrutan merupakan salah satu cara yang


(5)

5

dapat digunakan untuk melihat apakah perusahaan tersebut nantinya akan bangkrut atau tidak. Analisis ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan dan merupakan peringatan awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut ditemukan, semakin baik bagi pihak manajemen, karena dapat melakukan perbaikan sejak awal (Hanafi, 2003:263).

Rata – rata perkembangan kinerja keuangan batubara di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut ini:

Sumber : www.idx.co.id , Laporan keuangan, data diolah

Gambar 1.5 Rata-rata kinerja Keuangan Batubara

Dari gambar diatas terlihat bahwa pada rata-rata total debt dari tahun 2011 sampai 2013 terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 22.25% pada tahun 2012 dan 20.25% pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2013 hingga tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1.54% pada tahun 2014 dan 5.12% pada tahun 2015.

Sepanjang tahun 2011 – 2015 rata-rata tingkat earning after tax terus mengalami penurunan. Pada tahun 2012 menurun sebesar 65.87%, pada tahun

-5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

2011 2012 2013 2014 2015

M

il

li

o

n

s

Rata-rata kinerja keuangan

Batubara

Current Asset TOTAL DEBT


(6)

6

2013 menurun sebesar 64.85%, pada tahun 2014 menurun sebesar 154.55%, dan pada tahun 2015 menurun sebesar 674.6%.

Dilihat dari penjualan (sales) pada tahun 2011 sampai 2015 mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu sebesar 5.57%, lalu pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 4.6%, pada tahun 2014 mengalami peningkatan kembali sebesar 8.73%. Namun, pada tahun 2015 mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 37.63%. Sales mengalami fluktuasi yang mempengaruhi pada pendapatan yang diperoleh pada perusahaan batubara ini.

Pada current asset dari tahun 2011 sampai 2014 mengalami peningkatan sebesar 2.37% pada tahun 2012, 8.84% pada tahun 2013 dan 10.87% pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 27.74%.

Untuk memprediksi model kebangkrutan, terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan sebagaimana dikemukakan oleh Endri (2009:37), antara lain yaitu model Altman Z-Score pada tahun 1968, model Springate pada tahun 1978, model Ohlson pada tahun 1980, model Zmijewski pada tahun 1984, model Fulmer pada tahun 1984, serta model Grover pada tahun 2001 yang diciptakan memalui penilaian dan pendesainan ulang terhadap model Altman.

Penelitian mengenai metode untuk memprediksi kebangkrutan telah banyak dilakukan sehingga memunculkan berbagai model prediksi kebangkrutan yang digunakan sebagai alat untuk memperbaiki kondisi perusahaan sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan (Endri, 2009:37).

Dari model prediksi kebangkrutan tersebut, ditemukan perbedaan hasil prediksi. Penelitian yang dilakukan oleh Prihantini dan Maria (2013) menyatakan bahwa Model Grover memiliki tingkat keakuratan 100% dalam memprediksi kebangkrutan pada peusahaan food and beverage di BEI.


(7)

7

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati, 2014 yang berjudul “Analisis model financial distress pada perusahaan Perbankan Syariah di Indonesia”

menjelaskan bahwa hasil akurasi dari ketiga model tersebut memberikan akurasi yang tinggi, namun persentase akurasi yang paling tinggi yaitu model grover, kedua model Springate dan ketiga model altman.

Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo, 2015 yang berjudul “Analisis perbandingan model Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate dalam memprediksi kebangkrutan Perusahaan Delisting di BEI periode 2008 – 2013” menjelaskan bahwa hasil akurasi dari ketiga model tersebut memberikan akurasi yang sedikit berbeda diantaranya model Altman Z-Score dengan persentase sebesar 71%, kedua model Springate dengan persentase 70%, dan model

Zmijewski dengan persentase 65%.

Sheela dan Karthikeyan, 2012 melakukan penelitian untuk menganalisis kebangkrutan terhadap 3 perusahaan yang bergerak dibidang farmasi diantaranya, Perusahaan Cipla, Dr. Redi Laboratorium, dan Ranbaxy dengan menggunakan model Altman Z-Score. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga Perusahaan tersebut diperoleh skor 2,34 untuk perusahaan Ranbaxy, serta Perusahaan Dr. Reddy Lab. Dan Cipla berada di zona aman dengan perolehan skor di atas 3.

Penelitian ini akan menguji kemampuan model Springate, Grover dan

Zmijewski dalam memprediksi kebangkrutan. Ruang lingkup penelitian ini

membatasi pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini dimaksudkan hasil penelitian lebih akurat karena didasarkan oleh karakteristik industri yang sejenis. Selain itu, industri pertambangan batubara dipilih karena beberapa masalah yang telah diuraikan oleh peneliti sebelumnya.


(8)

8

Berdasarkan uraian diatas mengenai keadaan pasar batubara global yang berdampak pada kinerja perusahaan pertambangan batubara di Indonesia yang terdaftar di BEI, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Financial Distress Menggunakan Metode Springate, Grover dan Zmijewski Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Springate pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

2. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Grover pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 3. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode

Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil prediksi antara metode Springate, metode Grover dan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

5. Metode pengukuran yang mana yang memberikan tingkat keakuratan paling tinggi dalam mengukur tingkat financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Maksud dari analisis ini adalah dalam rangka mengumpulkan informasi, mengolah dan menganalisis mengenai financial distress yang dialami oleh perusahaan pertambangan batubara dengan metode Springate, Grover dan Zmijewski. Tujuannya adalah:


(9)

9

1. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Springate pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Grover pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil prediksi antara metode Springate, metode Grover dan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

5. Untuk mengetahui metode pengukuran yang mana yang memberikan tingkat keakuratan paling tinggi dalam mengukur tingkat financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk berbagai pihak sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan pemikiran dan peningkatan pengetahuan penulis menganai analisis financial distress perusahaan dan merupakan media perbandingan antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasi pada perusahaan tempat diadakan penelitian.

2. Bagi lingkungan akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu tambahan wawasan serta bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.


(10)

10 3. Bagi perusahaan yang diteliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan

4. Bagi investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasi dipasar modal.

1.5 Sistematika Skripsi

Sitematika penulisan penelitian ini dibagi kedalam lima bab yang disajikan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian ini dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi uraian tentang landasan-landasan teoori dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Disamping itu juga terdapat kerangka pemikiran dan hipotesis dan penelitian terdahulu yang dilakukan.

BAB III : Objek dan Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang penjelasan variabel penelitian, definisi operasional penelitian, populasi, sampel, jenis sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi uraian tentang pengujian dan analisis dari hasil temuan yang diperoleh selama penelitian


(1)

5

dapat digunakan untuk melihat apakah perusahaan tersebut nantinya akan bangkrut atau tidak. Analisis ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan dan merupakan peringatan awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut ditemukan, semakin baik bagi pihak manajemen, karena dapat melakukan perbaikan sejak awal (Hanafi, 2003:263).

Rata – rata perkembangan kinerja keuangan batubara di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut ini:

Sumber : www.idx.co.id , Laporan keuangan, data diolah

Gambar 1.5 Rata-rata kinerja Keuangan Batubara

Dari gambar diatas terlihat bahwa pada rata-rata total debt dari tahun 2011 sampai 2013 terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 22.25% pada tahun 2012 dan 20.25% pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2013 hingga tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1.54% pada tahun 2014 dan 5.12% pada tahun 2015.

Sepanjang tahun 2011 – 2015 rata-rata tingkat earning after tax terus mengalami penurunan. Pada tahun 2012 menurun sebesar 65.87%, pada tahun

-5.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00

2011 2012 2013 2014 2015

M

il

li

o

n

s

Rata-rata kinerja keuangan

Batubara

Current Asset TOTAL DEBT SALES Earning After Tax


(2)

6

2013 menurun sebesar 64.85%, pada tahun 2014 menurun sebesar 154.55%, dan pada tahun 2015 menurun sebesar 674.6%.

Dilihat dari penjualan (sales) pada tahun 2011 sampai 2015 mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu sebesar 5.57%, lalu pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 4.6%, pada tahun 2014 mengalami peningkatan kembali sebesar 8.73%. Namun, pada tahun 2015 mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 37.63%. Sales mengalami fluktuasi yang mempengaruhi pada pendapatan yang diperoleh pada perusahaan batubara ini.

Pada current asset dari tahun 2011 sampai 2014 mengalami peningkatan sebesar 2.37% pada tahun 2012, 8.84% pada tahun 2013 dan 10.87% pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 27.74%.

Untuk memprediksi model kebangkrutan, terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan sebagaimana dikemukakan oleh Endri (2009:37), antara lain yaitu model Altman Z-Score pada tahun 1968, model Springate pada tahun 1978, model Ohlson pada tahun 1980, model Zmijewski pada tahun 1984, model Fulmer pada tahun 1984, serta model Grover pada tahun 2001 yang diciptakan memalui penilaian dan pendesainan ulang terhadap model Altman.

Penelitian mengenai metode untuk memprediksi kebangkrutan telah banyak dilakukan sehingga memunculkan berbagai model prediksi kebangkrutan yang digunakan sebagai alat untuk memperbaiki kondisi perusahaan sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan (Endri, 2009:37).

Dari model prediksi kebangkrutan tersebut, ditemukan perbedaan hasil prediksi. Penelitian yang dilakukan oleh Prihantini dan Maria (2013) menyatakan bahwa Model Grover memiliki tingkat keakuratan 100% dalam memprediksi kebangkrutan pada peusahaan food and beverage di BEI.


(3)

7

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati, 2014 yang berjudul “Analisis model financial distress pada perusahaan Perbankan Syariah di Indonesia”

menjelaskan bahwa hasil akurasi dari ketiga model tersebut memberikan akurasi yang tinggi, namun persentase akurasi yang paling tinggi yaitu model grover, kedua model Springate dan ketiga model altman.

Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo, 2015 yang berjudul “Analisis perbandingan model Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate dalam memprediksi kebangkrutan Perusahaan Delisting di BEI periode 2008 – 2013” menjelaskan bahwa hasil akurasi dari ketiga model tersebut memberikan akurasi yang sedikit berbeda diantaranya model Altman Z-Score dengan persentase sebesar 71%, kedua model Springate dengan persentase 70%, dan model

Zmijewski dengan persentase 65%.

Sheela dan Karthikeyan, 2012 melakukan penelitian untuk menganalisis kebangkrutan terhadap 3 perusahaan yang bergerak dibidang farmasi diantaranya, Perusahaan Cipla, Dr. Redi Laboratorium, dan Ranbaxy dengan menggunakan model Altman Z-Score. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga Perusahaan tersebut diperoleh skor 2,34 untuk perusahaan Ranbaxy, serta Perusahaan Dr. Reddy Lab. Dan Cipla berada di zona aman dengan perolehan skor di atas 3.

Penelitian ini akan menguji kemampuan model Springate, Grover dan

Zmijewski dalam memprediksi kebangkrutan. Ruang lingkup penelitian ini membatasi pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini dimaksudkan hasil penelitian lebih akurat karena didasarkan oleh karakteristik industri yang sejenis. Selain itu, industri pertambangan batubara dipilih karena beberapa masalah yang telah diuraikan oleh peneliti sebelumnya.


(4)

8

Berdasarkan uraian diatas mengenai keadaan pasar batubara global yang berdampak pada kinerja perusahaan pertambangan batubara di Indonesia yang terdaftar di BEI, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Financial Distress Menggunakan Metode Springate, Grover dan

Zmijewski Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di BEI

Periode 2011-2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Springate pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

2. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Grover pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 3. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode

Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil prediksi antara metode Springate, metode Grover dan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

5. Metode pengukuran yang mana yang memberikan tingkat keakuratan paling tinggi dalam mengukur tingkat financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?

1.3 Tujuan Penelitian

Maksud dari analisis ini adalah dalam rangka mengumpulkan informasi, mengolah dan menganalisis mengenai financial distress yang dialami oleh perusahaan pertambangan batubara dengan metode Springate, Grover dan Zmijewski. Tujuannya adalah:


(5)

9

1. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Springate pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Grover pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil prediksi antara metode Springate, metode Grover dan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

5. Untuk mengetahui metode pengukuran yang mana yang memberikan tingkat keakuratan paling tinggi dalam mengukur tingkat financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk berbagai pihak sebagai berikut:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan pemikiran dan peningkatan pengetahuan penulis menganai analisis financial distress perusahaan dan merupakan media perbandingan antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasi pada perusahaan tempat diadakan penelitian.

2. Bagi lingkungan akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu tambahan wawasan serta bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut.


(6)

10 3. Bagi perusahaan yang diteliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan

4. Bagi investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasi dipasar modal.

1.5 Sistematika Skripsi

Sitematika penulisan penelitian ini dibagi kedalam lima bab yang disajikan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian ini dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi uraian tentang landasan-landasan teoori dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Disamping itu juga terdapat kerangka pemikiran dan hipotesis dan penelitian terdahulu yang dilakukan.

BAB III : Objek dan Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian tentang penjelasan variabel penelitian, definisi operasional penelitian, populasi, sampel, jenis sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi uraian tentang pengujian dan analisis dari hasil temuan yang diperoleh selama penelitian


Dokumen yang terkait

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 3 5

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 0 2

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 9 36

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 0 1

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 0 1

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 0 2

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 1 4

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 1 1

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 0 2

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS MENGGUNAKAN METODE SPRINGATE, GROVER DAN ZMIJEWSKI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011 - 2015

0 0 2