Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal (2)

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN
MONETER

TEORI MAKROEKONOMI MELIPUTI JUGA ANALISIS DALAM BERBAGAI ASPEK BERIKUT :

1.

2.

Masalah ekonomi yang dihadapi, terutama pengangguran
dan inflasi, dan bentuk kebijakan pemerintah untuk
mengatasinya
Peranan uang dalam penentuan kgiatan ekonomi



Masalah pengangguran dan inflasi
Pada umumnya pengeluaran agregat yang yang
sebenarnya adalah lebih rendah daripada yang
diperlukan untuk mencapai kesempatan kerja penuh.
Keadaan seperti ini akan menimbulkan pengangguran.

Ada kalanya permintaan agregat yang melebihi
kemampuan perekonomian untuk memperoduksi barang
dan jasa akan menyebabkan kenaikan harga atau inflasi.



Peranan kebijakan pemerintah
Langkah – langkah pemerintah intuk mengatasi masalah
pengangguran dan inflasi dibedakan menjadi 2 bentuk
yaitu:
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter




KEBIJAKAN FISKAL
Yaitu kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk mengolah / mengarahkan perekonomian ke
kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara

mengubah-ubah
penerimaan
dan
pengeluaran
pemerintah.
Kebijakan Fiskal mempunyai kebijakan yang sama
dengan Kebijakan Moneter. Perbedaannya terletak
pada instrument kebijakannya. Jika dalam Kebijakan
Moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang
yang beredar, maka dalam Kebijakan Fiskal
pemerintah mengendalikan penerimaan ( T ) dan
pengeluaran ( G ).

PAJAK
Secara hukum Pajak didefinisikan sebagai iuran wajib
kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal
( berdasarkan undang-undang ), sehingga pemerintah
mempunyai kekuatan hukum (misalnya denda atau
kurungan penjara ) untuk menindak wajib pajak yang tidak
memenuhi kewajiban.

Secara Ekonomi Pajak didefinisikan sebagai pemindahan
sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan
perusahaan ( dunia usaha ) ke sektor pemerintah melalui
mekanisme pemungutan tanpa memberi balas jasa
langsung.
Besarnya pajak yang diterima pemerintah dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan, sebaliknya pajak dapat mempengaruhi
pola laku produksi atau konsumsi.

KLASIFIKASI PAJAK
A. Pajak Objektif
Adalah pajak yang dikenakan berdasarkan
aktivitas ekonomi para wajib pajak.
Misalnya pajak pertambahan nilai ( PPN )
B. Pajak Subjektif
Adalah pajak yang dipungut dengan melihat
kemampuan wajib pajak. Biasanya bila
kemampuan wajib pajak makin besar, beban
pajaknya makin besar.


c. Pajak Langsung
Adalah pajak yang beban pajaknya tidak dapat digeser
kepada wajib pajak yang lain.
Misalnya pajak penghasilan ( PPh ) serta pajak bumi
dan bangunan ( PBB )
D. Pajak Tidak Langsung
Adalah pajak yang beban pajaknya dapat digeser
kepada wajib pajak yang lain
Misalnya : pajak penjualan ( PPn atau PPnBM )

TARIF PAJAK
Tarif pajak di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Pajak Nomianal
Adalah pajak yang pengenaannya berdasarkan sejumlah nilai
nominal tertentu.
Misalnya bila pengenaan pajak pendapatan sebesar 50, maka
cukup ditulis T=50
b. Pajak Persentase
Adalah pajak yang ditetapkan berdasarkan persentase
tertentu dari dasar pengenaan pajak.

Pajak persentase dapat dibedakan menjadi :
1.
Pajak Proporsional, tarif presentasenya tetap.
2.
Pajak Progresif, tarifnya makin tinggi bila dasar pengenaan
pajaknya makin tinggi.
3.
Pajak Regresif, tarif pajak makin rendah pada saat penghasilan
meningkat.

POLITIK ANGGARAN
Politik anggaran dibagi menjadi :
a. Anggaran Defisit ( Deicit Budget )
Adalah anggaran yang direncanakan untuk defisit, sebab
pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari
penerimaan pemerintah
( TT ).
Politik anggaran surplus dilakukan bila perekonomian sedang
dalam tahap memanas. Melalui anggaran ini pemerintah
mengerem

pengeluarannya
untuk
menurunkan
tekanan
pemerintah atau mengurangi daya beli dengan menaikkan pajak.
c. Anggaran Berimbang ( Balance Budget )
Adalah anggaran yang apabila pengeluaran sama dengan
penerimaan
(G=T atau T=G ). Tujuannya adlah untuk
peningkatan disiplin dan kepastian anggaran.

KEBIJAKAN MONETER

Kebijakan Moneter (istilah lainnya kebijakan
uang ketat ) adalah upaya mengendalikan atau
mengarahkan perekonomian makro ke kondisi
yang diinginkan ( lebih baik ) dengan
mengatur jumlah uang yang beredar. Melalui
kebijakan moneter pemerintah dapat
mempertahankan, menambah atau

mengurangi jumlah uang yang beredar dalam
upaya mempertahankan kemampuan ekonomi
bertumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.

INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
Ada 3 instrumen kebijakan instrumen yang digunakan untuk
mengatur jumlah uang yang beredar yaitu :
1. Operasi pasar terbuka ( open market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan
cara menjual atau membeli surat-surat berharga milik pemerintah.
Di Indonesia operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).

2. Fasilitas Diskonto ( Discount
Rate )

Salah satu fasilitasnya yaitu adanya tingkat bunga diskonto yang
maksudnya adalah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah atas
bank-bank umun yang meminjam ke bank sentral.
Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka

pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga
penjaman ( tingkat diskonto ). Dengan tingkat bunga pinjaman
yang lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk meminjam
uang dari bank sentral menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang
yang beredar bertambah dan sebaliknya

3. Rasio Cadangan Wajib ( Reserve Requirement
Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah
jumlah uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib
diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit
akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.
4. Imbaunan Moral ( Moral Persuasion )
Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba
mengarahkan atau mengendalikan jumlah uang yang
beredar.

KEBIJAKAN MONETER DAN KESEIMBANGAN
EKONOMI: ANALISIS IS-LM


Dalam perekonomian pasar, kenaikan tingkat
bunga mengidentifikasikan telah
terjadinya kelebihan permintaan investasi.
Akibatnya dapat dilihat dari 2 sisi yaitu :
Sisi Output
Kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan
ada beberapa rencana investasi yang
dibatalkan, sebagai akibatnya
pertambahan kapasitas produksi menjadi
kecil.
1.

Sisi Biaya
Kenaikan tingkat bunga akan menaikkan biaya
produksi dikarenakan naiknya biaya modal
2.

SELESAI