Pendekatan Model dan Strategi Pembelajar

Pendekatan dan Model Pembelajaran
Andi Nur Ramdani, Indri Hapsari, dan Intan Permatasari
Departemen Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI
nurramdaniandi@gmail.com
Dra. Muthia Alinawati, M.Pd. , Ence Surahman.
A. Pendahuluan
Kurikulum tidak lepas dari Pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan
yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
atau kompetensi yang diharapkan. Walaupun model dan pendekatan pembelajaran berbedabeda konsepsi dan makna yang menyebabkan strategi dan model pembelajaran yang
dikembangkan menjadi berbeda sehingga proses pembelajaran akan berbeda walaupun
dengan materi pembelajaran yang sama. Upaya untuk melakukan pendekatan pembelajaran
melalui aplikasi suatu cara pandang dan pandangan tertentu dalam memahami makna
pembelajaran yaitu pendekatan filsafati, pendekatan psikologi dan pendekatan sistem.
Selain pendekatan pembelajaran, model pembelajaran juga diperlukan untuk merancang
atau merencanakan pembelajaran. Di dalam model pembelajaran terdapat strategi
pembelajaran. Namun, model pembelajaran dengan strategi pembelajaran tidak setara
karena model pembelajaran memuat suatu strategi pembelajaran tertentu yang sebaiknya
akan diaplikasikan oleh guru.
Makalah ini memiliki tujuan untuk menambah wawasan lebih dalam tentang pembelajaran
serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum Pembelajaran. Penulis berharap agar


makalah ini memberikan manfaat bagi para pembaca dan penulis yang sedang mempelajari
studi tentang kurikulum.
Penyusunan makalah ini dibentuk dengan kutipan dari beberapa sumber buku. Buku yang
digunakan adalah buku cetakan UPI dan buku asing yang berada di perpustakaan UPI.
B. Pembahasan
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelatif yang menangani hakikat bahasa dan
hakikat pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatif. Pendekatan meberikan
hakikat bahasa yang diajarkan. (Richard & Rodgers, 2005).
Pendekatan pembelajaran adalah suatu upaya menghampiri makna pembelajaran
melalui suatu cara pandang dan pandangan tertentu, atau aplikasi suatu cara pandang dan
pandangan tertentu dalam memahami makna pembelajaran. Berbagai pendekatan yang ada
di dalamnya adalah:
a. Pendekatan filsafati terhadap pembelajaran.
Menurut G.F kneller (1971), E.J Power (1982), Callahan dan Calrk (1983)
mengemukakan ada beberapa aliran filsafat pendidikan. Yang mana di dalamya
memiliki konsepsi yang berbeda-beda yaitu; idealisme, realisme, pragmantisme,
konstruktivisme, eksistensialisme, dan filsafat pedidikan nasional (Pancasila).
b. Pendekatan psikologi terhadap pembelajaran
ada banyak aliran dalam psikologi dalam materi pendekatan pembelajaran, tapi ada

tiga aliran pokok yg digunakan dalam dunia pembelajaran, yaitu :
Behaviorisme : Guru menciptakan lingkungan sebagai stimulus,
Kognitif : Guru yang membimbing siwa melakukan proses internal agar
mengembangkan kemampuan kecerdasan, dan
Humanisme : Guru sebagai fasilitator dan menekankan atas studi-studi sosial yg
berdasarkan atas kepuasan dan keinginan pribadi siswa.
c. Pendekatan sistem terhadap pembelajaran
Pembelajaran banyak disebut sebagai suatu sistem terpadu yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berinteraksi secara fungsional. Komponen-komponen
pembelajaran itu adalah suatu tujuan yang ingin dicapai. Sebagia suatu sistem

semua komponen hendaknya berinteraksi satu dengan lainnya sesuai denggan
fungsinya masing-masing.

Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran:
1. Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran
di mana berlangsung kegiatan belajar mengajar. Contohnya terjadinya interaksi
antara siswa dan guru, yang memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar
secara efektif
2. Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yamg meliputi

prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses
pembelajaran, yang tertuju ke pencapaian tujuan pembelajaran tertentu (konsep,
prinsip, keterampilan, sikap dan nilai, kreativitas, dan sebagainya).
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51).
Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan
memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan dua
pendapat diatas bisa disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu bahan dasar
perencanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi yang merancangnya.

Adapun teori, pendekatan dan model-model pembelajaran itu digolongkan menjadi empat
model utama yaitu:

1. Model Interaksi Sosial (Social Interaction Model)
Model ini berdasarkan teori belajar Gestalt atau yang dikenal dengan field theory.
Model interaksi sosial ini menekankan pada hubungan personal dan sosial
kemasyarakatan diantara peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan
kemampuan peserta didik. untuk berhubungandengan orang lain, terlibat dalam
proses-proses yang demokratis dan bekerja secara produktif dalam masyarakat.
Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model interaksi sosial
menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat
(learning to life to¬gether).
Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut.
• Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam
proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan
discovery skill dalam bidang akademik.
• Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan
rasa tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
• Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
• Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan
keluwesan dalam kelompok.
• Model pengajaran yurisprundensi, bertujuan untuk melatih kemampuan mengolah

informasi dan memecahkan masalah sosial dengan cara berpikir yurisprundensi
• Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
• Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai
kenyataan sosial serta menguji reaksi mereka.
2. Model Proses Informasi (information processing models)
Model ini berdasarkan teori kognitif. Menurut Robert Gagne (1985), Pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses

penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam
bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi
internal (keadaan individu, proses kognitif) dan kondisi-kondisi eksternal
(rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya akan menghasilkan hasil
belajar. Pembelajaran merupakan keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa
kecakapan manusia (human capitalities) yang terdiri dari: (1) informasi verbal, (2)
kecakapan intelektual, (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
Model Proses Informasi meliputi beberapa pendekatan/strategi pembelajaran di
antaranya sebagai berikut.
• Mengajar induktif, yaitu untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan

membentuk teori
• Latihan inquiry, yaitu untuk mencari dan menemukan informasi yang memang
diperlukan
• Inquiry keilmuan, yaitu bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam
disiplin ilmu, diharapkan dapat memperoleh pengalaman dalam domain-domain
disiplin ilmu lainnya.
• Pembentukan konsep, yaitu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir individu mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
• Model pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum,
terutama berfikir logis, aspek sosial dan moral.
• Advanced Organizer Model yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
memproses informasi yang efesien untuk menyerap dan menghubungkan satuan
ilmu pengetahuan secara bermakna
3. Model Personal (Personal Models)
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada
pengembangan individu. Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam
mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini
menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta
mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh humanistik adalah Abraham
Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb. Menurut teori ini, guru

harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa
bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual.

Teori humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori
humanistik ini, pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan
sensitivitas peserta didik terhadap perasaanya.
Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut.
• Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan
perkemban pribadi (kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri).
• Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau
kepada peserta didik.
• Sinetik, bertujuan untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan
masalah secara kreatif
• Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
4. Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavior Modification Models)
Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta
ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Model ini bertitik tolak dari teori
belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk
mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara
memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek

perubahan perilaku psikologis dan perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik
model ini adalah penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih
efisien dan berurutan.
Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian
pengucapan pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta
didik. Modifikasi tingkah laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan
reward, sebagai reinforcement pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran
individual dalam pembelajaran klasikal.
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang
termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam suatu pembelajaran. Dalam pola umum rencana interaksi antara siswa

dengan guru dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi
pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran
secara spesifik. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan. ( Suparman 1997:157).
Berdasarkan pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah
serangkaian rencana kegiatan yang mencangkup pendekatan, model, dan metode
pembelajaran.
Ada 4 contoh strategi pembelajaran, yaitu ;
1. Pembelajaran penerimaan (reception learning)
menurut Ausubel. Pendekatan ini dapat disebut dengan proses informasi. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Penerimaan terhadap prinsip-prinsip umum, aturan-aturan, serta ilustrasi khusus.
b. Pemahaman terhadap prinsip umum. Pengujian dilakukan dengan tes yang
menuntut pernyataan ulang mengenai prinsip-prinsip dan contoh-contoh yang
telah diberikan.
c. Partikularisasi, penerapan prinsip umum ke dalam situasi/keadaan tertentu.
d. Tindakan, gerakan dari suasana kognitif dan proses symbol ke suasana
perbuatan/tindakan
Pendekatan pembelajaran ini dikembangkan menjadi strategi ekspositif, dengan
langkah-langkah pokok sebagai berikut:
a. Penyajian informasi yang diberikan melalui penjelasan simbolik atau
demonstrasi yang praktis.
b. Mengetes penerimaan, ungkapan dan pemahaman siswa. Bila perlu ulangi

informasi tersebut.

c. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan prinsip umum
sebagai latihan, dengan contoh tertentu. Menguji apa penerapannya sudah bagus
atau belum.
d. Menyediakan berbagai kesempatan kepada siswa untuk menerapkan informasi
yang telah dipelajari ke dalam situasi senyatanya.
2. Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
menurut Piaget dan bruner. Pendekatan ini dapat disebut dengan proses
Pengalaman. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Tindakan dalam instansi tertentu. Siswa melakukan tindakan dan mengamati
pengaruh-pengaruhnya. Pengaruh-pengaruh tersebut mungkin sebagai ganjaran
atau hukuman (operant conditioning) atau memberikan keterangan mengenai
hubungan sebab akibat.
b. Pemahaman kasus tertentu. Apabila keadaan yang sama muncul kembali, maka
dia dapat mengantisipasi pengaruh yang bakal terjadi, dan konsekuensinya apa
yang akan terasakan.
c. Generalisasi. Siswa

membuat


kesimpulan

atas

prinsip-prinsip

umum

berdasarkan pemahaman terhadap instansi tersebut
d. Tindakan dalam suasana baru. Siswa menerapkan prinsip dan mengantisipasi
pengaruhmya.

Pendekatan pembelajaran penemuan dikembangkan menjadi strategi inquirydiscovery. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menyajikan kesempatan - kesempatan kepada siswa untuk melakukan
tindakan/perbuatan dan mengamati konsekuensi dan tindakan terserbut.
b. Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab akibat dengan cara
mempertanyakan atau mengamati reaksi- reaksi siswa.
c. Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji susunan
prinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan itu.
d. Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saja
dipelajari ke dalam situasi atau masalah-masalah yang nyata.
3. Pembelajaran Penguasaan (Mastery Learning)

Menurut

Carrol, yang memadukan teori behavioristik dan humanistic. Belajar

tuntas adalah strategi pembelajaran yang individualisasikan dengan menggunakan
pendekatan kelompok (group based approach). Pendekatan ini memungkinkan para
siswa belajar bersama-sama dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa,
pemberikan waktu yang cukup dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan.
Langkah-langkahnya :
a. Mengerjakan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode kelompok
b. Meberikan tes diagnostic untuk memeriksa kemajuan belajara siswa setelah
disampaikan satuan pelajaran tersebut. Hasil tes ini menunjukkan siswa yan
telah memenuhi kriteria dan yang belum
c. Siswa yang telah memenuhi kriteeeeeeeria keberhasilan yang telah ditetapkan
diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya sedangkan bagi yang belum
diberikan kegiatan korektif.
d. Melakukan pemerikasaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah
tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu
4. Pembelajaran Terpadu (Unit Learning)
Pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan Dr. J.
Dewey, dan orang pertama yang menggunakan istilah unit adalah Morrison.
Pembelajaran terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah atau proyek, yang dipelajari oleh siswa aik secara individual maupun
secara kelompok, dengan metode bervariasi dan dengan bimbingan guru guna
mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terintegrasi.
Langkah – langkahnya :
a. Menyusun sumber unit yang luas bertitik tolak dari topic atau masalah tertentu
b. Menyusun unit pembelajaran, sebagai bagian dari sumber unit, yang dirancang
dengan pola tertentu.
c. Menyusun unit lesson dalam rangka melaksanakan unit pengajaran yang telah
dikembangkan itu.

3. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam menjalani peranan-peranan tertentu untuk mencapai
tujuan pendidikan yang sudah diterapkan.
Dalam pembelajaran banyak sekali pandangan orang-orang terhadapnya
sehingnnga memunculkan perbedaan makna pembelajaran. Untuk memaknai makna
pembelajaran maka munculah pendekatan-pendekatan seperti pendekatan filsafati
yang didalamnya terdapat banyak konsepsi pembelajaran. Pendekatan psikologi
yaitu memahami makna melalui aliran psikologi behaviorisme, kognitif, dan
humanisme. Dengan adanya berbagai pandangan dan memunculkan banyak makna
yang berbeda terhadap pembelajaran, maka hal tersebut juga berpengaruh terhadap
strategi dan model pembelajaran yang akan digunakan.
Model pembelajaran di rancang oleh guru untuk menentukan bagaimana
proses pembelajaran berlangsung bauk tatap muka dikelas ataupun si luar kelas,
model pembelajaran ini tidak lepas dari stategi pembelajaran yang mana strategi
pembelajaran adalah pola umum rencana berinteraksi antara guru dengan siswa
yang mana itu akan mempengaruhi terhadap hasil atau tujuan pembelajaran yang
optimal.
Di dalam model dan strategi pembelajaran guru dan siswa saling membantu
untuk mencapai tujuan masing-masing. Namun pada tujuan umumnya ada model
dan strategi adalah untuk melatih, membingbing, mendamingi, serta mengarahkan
siswa kepada kemampuan individu siswa. Tidak hanya kemampuan dalam bidang
akademis namun juga kemampuan dalam kehidupan sosial.

Daftar Pustaka
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. (2016). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Ismawati, Esti. (2012). TELAAH KURIKULUM Dan Pengembangan Bahan Ajar.

Yogyakarta: Penerbit Ombak.