iptek dan seni dalam islam (1)

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

IPTEK DAN SENI
DALAM ISLAM

Disusun oleh

:

1. Aoula isneni

(140641100082)

2. Reta Restya Rizky

(140641100114)

3. Intan Naumi Putri Prabasiwi

(140641100119)


4. Nova Safaria

(140641100133)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN AKADEMIK 2014

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmat,hidayah,inayah-Nya. Sehingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah dengan judul “IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM” sebagai tugas
mata kuliah Agama.
Dalam penulisan makalah ini kami bayak menerima bantuan bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ,kami tidak lupa mngucapkan
terima kasih yang sedalam- dalamnnya kepada Bapak Khoirun Nasik, MHI.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa
Universitas Trunojoyo Madura. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan
makalah ini.
Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
PENDAHULUAN................................................................................................... iv
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 4
C. Tujuan........................................................................................................... 4
PEMBAHASAN...................................................................................................... v
A. Pengertian IPTEK......................................................................................... 5

B. Pandangan Islam terhadap IPTEK............................................................... 5
C. Pengertian Seni............................................................................................. 6
D. Pandangan Islam Terhadap Seni.................................................................. 6
E. Keutamaan Orang Berilmu........................................................................... 7
F. Ilmuwan Muslim........................................................................................... 7
G. Keselarasan IMTAQ dan IPTEK................................................................. 8
H. Tanggungjawab Ilmuwan dan Seniman terhadap Lingkungan dan Agama. 9
PENUTUP............................................................................................................... xi
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

xii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma Islam ini
menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah
fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam
sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi

segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam
dapat diterima dan diamalkan, sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak
dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah
Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar
syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada
ketentuan

halal-haram

(hukum-hukum

syariah

Islam).

Umat

Islam

boleh


memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu
aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah
SWT. Ada banyak cara untuk beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan
menuntut ilmu. Menuntut ilmu ini hukumnya wajib. Seperti sabda Rasulullah SAW: “
menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban atas setiap muslim laki-laki dan
perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam dan kehidupanya keimanan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan islam terhadap IPTEKS?
2. Bagaimana tanggung jawab ilmuwan terhadap lingkungan?
3. Bagaimana keutamaanorang berilmu?

C. Tujuan
1. Untuk megetahui pandangan islam terhadap IPTEKS.
2. Untuk megetahui tanggung jawab ilmuwan terhadap lingkungan.
3. Untuk mengetahui keutamaan orang berimu.

4. Untuk memahami integrasi iman, ilmu, teknologi, dan seni.

PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEK
Sains atau ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang teratur (sistematik)
yang telah diuji atau bisa dibuktikan kebenarannya. Menurut Filsafat Ilmu,
Pengetahuan dan Ilmu itu beda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
manusia melalui tangkapan panca indra, intuisi dan firasat. Sementara Ilmu adalah
pengetahuan yg sdh diklarifikasi, diorganisasi sehingga menghasilkan kebenaran
obyektif, dan sudah diuji kebenarannya.
Setiap ilmu membatasi pada satu bidang kajian saja. Orang yang
memperdalam ilmu tertentu disebut spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu
tetapi tidak mendalam disebut generalis. Bidang-bidang keilmuan meliputi misalnya
sains fisika, kimia,biologi, astronomi, termasuk-lah cabang-cabang yang lebih detil
lagi seperti hematologi (ilmu tentang darah), entomologi, zoologi, botani, cardiologi,
metereologi (ilmu tentang kajian cuaca), geologi, geofisika, exobiologi (ilmu tetang
kehidupan di angkasa luar), hidrologi (ilmu tentang aliran air), aerodinamika (ilmu
tentang aliran udara) dan lain-lain.
Teknologi adalah aktifitas atau kajian yang menggunakan pengetahuan sains
untuk tujuan praktis dalam industri, pertanian, perobatan, perdagangan dan lain-lain.

Teknologi merupakan pengejawantahan ilmu pengetahuan dalam bentuk alat dan
wahana kehidupan, juga dapat dianggap sebagai wujud peradaban manusia dalam
setiap zamannya. Ia juga dapat didefinisikan sebagai kaedah atau proses menangani
suatu masalah teknis yang berasaskan kajian saintifik termaju seperti menggunakan
peralatan elektronik, proses kimia, manufaktur, permesinan yang canggih dan lainlain.

B. Pandangan Islam terhadap IPTEK
Ilmu dalam Islam diartikan sebagai : Segala pengetahuan yang bersifat dapat
menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang dihadapi atau
dibutuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba ataupun khalifah
Allah. Sumber ilmu dalam pandangan Islam adalah berasal dari wahyu, pemikiran
(akal), serta pengalaman manusia. Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat
perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi sebagai pedoman hidup manusia. Sedangkan
ilmu yang berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu bersifat aquired/
perolehan, relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam kehidupan manusia. Dalam
pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam. Ipteks merupakan hasil olah pikir dan
rasa manusia, karenanya harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi

manusia. Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban

manusia sebagai makhluk Allah yang berakal. Ipteks merupakan pedoman dan sarana
bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, agar
kualitas ibadah dan kesejahteraannya meningkat. Islam sangat mendorong
pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi
yang memerintahkan untuk memperhatikan penciptaan atau keberadaan alam
semesta, bahkan ayat yang pertama adalah perintah untuk membaca (dalam arti luas)
bukan perintah tentang ibadah ritual tertentu.
Sesungguhnya manusia diutus ke bumi untuk dua hal berikut:
1. Sebagai hamba Allah
“Tidak Aku jadikan jin dan manusia itu melainkan agar mereka beribadah
kepadaKu” (Ad Dzariat: 56)
2. Sebagai khalifah Allah
“Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah di muka bumi ini.” (Al
Baqarah: 30)

C. Pengertian Seni
Seni adalah ekspresi jiwa dalam bemtuk keindahan. Seni adalah hasil
ungkapan akal budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa
seseorang yang identik dengan keindahan. Keindahan yg hakiki adalah kebenaran.
Bentuk-bentuk seni antara lain: lukisan ukiran, kata-kata, gerakan,dll. Dalam bahasa

Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata
jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indak atau dihiasi
dengan indah.
D. Pandangan Islam terhadap Seni
Manusia terbentuk dari jiwa dan raga, dimana keduanya memiliki kebutuhan
yang berbeda.Hukum asal dari seni adalah mubah/boleh, akan tetapi bisa menjadi
makruh atau haram apabila seni tersebut menyimpang dari prinsip tauhidullah.
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan
keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya
ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh
jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka
apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS
50: 6].

Seni berkembang di islam pada masa Bani Umayyah, terutama seni bahasa,
seni suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).

E. Keutamaan Orang Berilmu
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi

Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran
mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan
mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun
fil Ilm” (Al Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al Imran :
190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-A'limun” (al-A'nkabut : 43), “alUlama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir : 35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia
lain.
Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang

berhak disembah), Yang

menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada

Tuhan melainkan Dia (yang berhak

disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Dalam ayat ini ditegaskan
pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat istimewa di sisi Allah SWT .
Berikut adalah ayat-ayat dari Al Quran dan hadist yang menerangkan keutamaan
orang berilmu:



Orang yang beriman dan berilmu dijamin oleh Allah akan ditinggikan
derajatnya, bahkan tidurnya orang yang berilmu itu lebih utama
daripada ibadahnya orang bodoh. (QS. Al Mujadalah :11)



Di antara yang lebih berhak untuk dijadikan sebagai pemimpin adalah
mereka yang lebih tinggi ilmunya (Q.S. Al Baqoroh : 247)



Orang yang berilmu merupakan salah satu pilar dalam tegaknya
kehidupan dunia (Al-Hadits)



Orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang berilmu
(Q.S. Al Fatir : 28)



Manusia diangkat sebagai khalifah Allah adalah karena ilmunya (Q.S.
Al Baqoroh : 30-32)

F. Ilmuwan Muslim

Banyak ilmuwan muslim yang terkenal hingga saat ini. Berikut merupakan
beberapa tokoh ilmuwan muslim:

1. Ibnu Sina (980 - 1037) (Avicenna) Disamping mendapat julukan FATHER OF
DOKTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh di
kalangan Filosuf barat. Karyanya adalah : Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa’ yang
merupakan Ensiklopedi besar tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai
tahun 1982 masih dicetak ulang di Leiden.
2. Muhammad bin Musa Al Khawarizmi, Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar wal
muqabalah (the matematic of integration an equation) karangannya, merupakan buku
pertama/terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI, merupakan referensi
utama pada universitas-universitas di Eropa. Angka 0 (nol) adalah penemuannya,
yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu pasti dewasa ini. Dua
setengah abad setelah Islam/Arab menggunakan angka nol barulah bangsa-bangsa
barat menggunakannya.
3. Abu'l-Abbas Ahmad ibnu Muhammad ibnu Kathir Al-Farghani adalah insinyur
sipil terkemuka yang terlahir di Farghana, Tansoksiana. Orang Barat biasa
menyebutnya Al-Fraganus. Sebelum terjun dalam bidang teknik sipil, sejatinya AlFarghani adalah seorang astronom. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Kitab fi
al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum (Elemen-elemen Astronomi).
4. Sang ilmuwan Muslim terkemuka di abad ke-17 M itu biasa dipanggil Katip
Celebi. Sejatinya, ia bernama Mustafa bin Abdallah. Katip merupakan geografer dan
sejarawan agung yang dimiliki Kekahlifahan Turki Usmani di masa kejayaaannya.
Selain dikenal dengan nama Katip Celebi, saintis Muslim itu juga kerap disapa Hajji
Khalifa.

G. Keselarasan IMAQ dan IPTEK

“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin
menguasai akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya juga
harus dengan ilmu” (Al-Hadist). Dalam pandangan Islam ,antara agama,Ilmu
pengetahuan ,teknologi dan seni terdapat hubungan yg harmonis dan dinamis yg
terintegrasi dlm suatu sistem yg disebut dinul Islam.Di dalamnya terkandung tiga
unsur pokok yaitu akidah,syariah dan akhlak(iman ,ilmu&amal shalih).
Islam merupakan ajaran yang sempurna,kesempurnaannyanterkandung dlm
inti ajarannya .Ada 3 intiajaran Islam yaitu Iman,Islam dan Ikhsan,ketiga inti ajaran
itudisebut Dinul Islam.Sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur’an “Tidakkah kamu
perhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yg baik(Dinul Islam) seperti
sebatang pohon yg baik,akarnya kokoh(menghujam ke bumi)dan cabangnya
menjulang ke langit.pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin
Tuhannya.Allah membuat perumpamaan –perumpamaan itu agar manusia selalu

ingat” (QS>14;24-25). Ayat diatas mengindentikkan bahwa Iman adalah akar,Ilmu
adalah

pohon

yg

mengeluarkan

dahan

dan

cabang-cabang

ilmu

pengetahuan.Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dg teknologi dan
seni.Ipteks dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal
saleh bukan kerusakan alam.

H. Tanggung jawab Ilmuwan dan Seniman terhadap Lingkungan dan Islam
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang sempurna.Kesempurnaanya karena
dibekali seperangkat potensi.potensi yang paling utama adalah akal.a kal berfungsi
untuk berfikir,hasil pemikirannya adalah ipteks. Ilmu-ilmu yg dikembangkan atas
dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,akan memberikan jaminan
kemaslahatan

umat

manusia

termasuk

lingkungannya.Allah

berjanji

dlm

firmanNya:”Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
(Al-Mujadalah,58;11).
Setiap manusia diberi peran sebagai hamba (‘abdun) dan pemimpin (khalifah)
oleh Allah di muka bumi.Sebagai seorang hamba, setiap manusia harus taat
menjalankan semua perintah Allah. Dan sebagai seorang khalifah, setiap manusia
harus mampu mengelola dan memelihara alam sekitarnya.

PENUTUP
Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran
untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian
di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek
dan seni setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam
sebagai standar penggunaan iptek dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar
manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat Islam dalam
mengaplikasikan iptek dan seni.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk
perkembangan iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada.
Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada
syari’at Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Samantho, Y.Ahmad.IPTEK dari Sudut Pandang
Islam.http://ahmadsamantho.wordpress.com
Taher, Tarmizi.Ummatan Wasathan.www.republika.co.id
http://makalah-artikel-online.blogspot.com/