Sistem Pakar Hama dan Penyakit Tanaman R (2)
BAB III
OBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS SISTEM
3.1.
Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil objek atau data dari Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor yang berlokasi di Jln. Tentara Pelajar No. 3
Bogor 16111, Telp : (0251) 8321879; Faks : (0251) 8327010, E-mail :
[email protected],
[email protected];
Website
:
http://balitro.litbang.deptan.go.id. Dengan pakar Ir. Dono Wahyuno.
3.1.1. Tinjauan Umum Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
(BALITRO)
A.
Sejarah Umum
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) Bogor,
mempunya kaitan dengan berdirinya Kebun Raya Bogor tanggal 18 Mei 1817.
Pada tahun1830-1880 Kebun Raya Bogor ini telah menjadi sumber tanaman
terutama tanaman hias, tanaman rakyat, tanaman dagang, dan obat. Pada tahun
1876 koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor sudah mencapai kurang lebih 10 ribu
spesies dan pada tahun yang sama Dr. A. C. C. Scheffer, direktur Kebun Raya
Bogor pada waktu itu membeli sebidang tanah di Cikeumah (dari Jalan Merdeka,
ujung sebelah utara hingga Cimanggu). Seluas 72,5 ha yang kemudian dibangun
“CULTURTURIN” (Economic Garden) dan masih merupakan bagian dari Kebun
Raya Bogor.
95
96
Culturturin kemudian mengalami perubahan yang dimulai tahun 1918,
antara lain dibangunnya Balai Besar Penyelidikan Pertanian di Cikeumah (Jalan
Merdeka 99). Pada tahun 1929, Dr. L. G. Den Berger mengelompokkan balaibalai yang diantaranya menjadi Balai Fisiologi Tanaman, Hama, dan Penyakit
Tanaman, Balai Penyelidikan Tanaman, dan Balai Penyelidikan Teknik Pertanian
(BPTP). Tugas dan fungsi BPTP itu terus berlangsung baik pada masa penjajahan
Jepang maupun sesudah kemerdekaan hingga tahun 1960.
Pada tahun 1961 dalam lingkungan Departemen Pertanian terjadi
reorganisasi lembaga-lembaga penelitian, khususnya BPTP yang mengakibatkan
BPTP terpecah menjadi dua lembaga yang diberi tugas untuk kegiatan penelitian
industri. Kedua lembaga tersebut ialah:
1.
Lembaga penelitian tanaman serat dan jenis-jenis tanaman
industri lainnya
2.
Lembaga penelitian kelapa dan jenis-jenis tanaman lemak
lainnya
Memasuki Orde Baru yaitu pada tahun 1976 kedua lembaga tersebut
digabung dengan nama Lembaga Penelitian Tanaman Industri, M/AP/467/67 dan
SK No.16/M/AP/468/67, dengan pimpinan Dr. Ir. Rahmat Sutiapraja. Kemudian
dialih tugas kepada A. TH. Loebis, dan terakhir Ir. Asman Azis. Hingga tahun
1973 Lembaga Penelitian Tanaman Industri masih merupakan unit Dirjen
Perkebunan dengan adanya Keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974, maka
tugas pembinaan unit penelitian dan pengembangan pertanian menjadi tugas
Balitbang Pertanian (SK Mentan No. 190 Tahun 1975). Pada tahun 1980 terjadi
97
reorganisasi yang antara lain adalah perubahan dari Lembaga Penelitian Tanaman
Industri (PUSLITBANGTRI) berdasarkan SK Mentan No. 07.210/706/Kpts/9/83
dipimpin oleh Dr. Ir. M. Soeharjan. Lembagaini membawahi empat Balai
Penelitian, diantaranya Balai Penelitian Tanaman Industri (BALITRI), Bogor
yang berkedudukan di jalan Cimanggu No. 1, dengan pimpinan balai yang
pertama adalah H. Achmad Abdullah Bsc. Perkembangan reorganisasi yang
terakhir adalah dengan keluarnya SK Mentan No. 613/Kpts/OT/210/84 tertanggal
16 Agustus 1984 antara lain berisikan6
Likuidasi BALITRI Tanjung Karang dan BALITRI Bogor menjadi Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO), berkedudukan di Jalan
Cimanggu No. 3 dipimpin oleh Dr. Ir. Pasril Wahid MS.
B.
Tugas dan Fungsi BALITRO
BALITRO mempunyai tugas untuk melaksanakan penelitian dan
pengembangan bibit unggul (pemulian), penelitian hama dan penyakit, agronomi
dan agroekonomi juga teknologi. Atas dasar tugas tersebut, balai mempunyai
fungsi:
1.
Melakukan penelitian dan pengembangan teknik produksi teknologi hasil,
budidaya serta usaha tani tanaman rempah dan obat.
2.
Melakukan penelitian pensifatan, evolusi, pemanfaatan, dan
kelestarian sumber daya alam.
3.
Melakukan urusan informasi, laporan dan perpustakaan.
4.
Mengkoordinir dan mengelola sarana penelitian
98
5.
Melakukan
urusan tata
usaha dan rumah tangga
balai.
Balai
melaksanakan penelitian komoditi seluruh tanaman rempah dan obat,
tanaman jambu mente, dan tanaman industri lainnya.
C.
Tugas Pokok BALITRO
Tugas pokok dibalai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro)
secara terstruktur telah terbagi sesuai dan fungsi jabatan masing-masing dan telah
mempunyai tugas pokok yang harus dijalankan.
Tugas pokok dari kepala Balai adalah sebagai ketua kelompok
peneliti untuk menghasilkan paket teknologi pengembangan budidaya tanaman
obat dan aromatik, serta pengembangan tanaman obat dan aromatik dengan
membentuk suatu tim penyusun program balai.
Tugas pokok kepala sub Bagian Tata Usaha adalah melaksanakan
kepegawaian, keuangan, surat menyurat, rumah tangga dan perlengkapan agar
pelaksanaan kegiatan balai sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah
ditetapkan.
Adapun tugas pokok dari kepala seksi pelayanan teknik adalah mengawasi
pemanfaatan peralatan dan lahan percobaan untuk kelancaran penelitian,
menyiapkan rencana kebutuhan perawatan sarana dan prasarana penelitian
spesifikasi.
Sedangkan tugas pokok dari kepala Seksi Jasa Penelitian adalah
mengkoordinasi dan mengawasi kinerja dari pekerja jasa penelitian yang lingkup
pekerjaanya yaitu membantu penelitian dari peneliti-peneliti untuk mensukseskan
program penelitian yang telah ditetapkan.
99
D.
Sumber Daya Manusia dan Fasilitas
BALITRO didukung oleh 368 orang pegawai terdiri atas tenaga peneliti
bergelar Doktor (S3) 18 orang, Magister (S2) 26 orang, Sarjana (S1) 57 orang,
Sarjana Muda/Diploma 10 orang, SLTA 152 orang, SLTP 31 orang, dan SD 74
orang.
Para peneliti BALITRO tergabung kedalam tiga kelompok peneliti, yaitu:
Pemuliaan, Plasma Nutfah, dan Pembenihan, Entomologi dan Fitopatologi, dan
Fisiopatologi. Fasilitas pendukung penelitian yang dimiliki BALITRO antara lain:
Lima unit laboratoriumLaboratorium agronomi, laboratorium pemulian,
laboratorium hama dan penyakit, laboratorium hasil, laboratorium mutu.
Sembilan unit rumah kaca (rumah kaca agronomi, pemuliaan dan
hama penyakit).
Sstu unit bengkel mekanisasi.
Lima kebun percobaanLokasi kebun percobaan ini terdapat di Cimanggu,
Cibinong
(Bogor),(Bogor),
Gunung
Putri
(Cianjur),
Cikampek
(Purwakarta), Monoko(Bandung), dan Sukamulya (Sukabumi).
Satu unit perpustakaan.
Satu ha petak pamer.
Empat ha Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Perkebunan.
3.1.2. Visi dan Misi BALITRO
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) memiliki Visi
yaitu menjadi balai berkelas dunia dalam penelitian dan diseminasi inovasi
tanaman rempah dan obat. Sedangkan Misi BALITRO adalah :
100
1.
Melaksanakan penelitian tanaman rempah dan obat yang berkualitas
2.
Melaksanakan diseminasi inovasi tanaman rempah dan obat secara luas
3.
Mengembangkan sumber daya dan manajemen penelitian yang berkualitas
3.1.3. Struktur Organisasi BALITRO
BALITTRO secara struktural merupakan unit pelaksana teknis di bidang
penelitian dan pengembangan yang berada di bawah Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Dalam melaksanakan tugasnya instansi ini dipimpin oleh seorang Kepala
Balai dan dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan
Teknis, dan Kepala Seksi Jasa Penelitian. Di samping Ketiga penjabat eselon IVa
tersebut, dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Balai dibantu oleh seorang
Koordinator Program yang mengkoordinir program komoditas Tanaman Rempah,
Obat dan Atsiri, Ketua Kelompok Peneliti (Kelti) yaitu : 1) Kelti Pemuliaan
Tanaman, 2) Kelti Proteksi Tanaman, dan 3) Kelti Ekofisiologi Tanaman.
101
Gambar 3.1. Struktur Organisasi
3.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM)
1.
SDM Struktural
Tabel 3.1. SDM Struktural
Nama
NIP
Jabatan
Dr. Agus Wahyudi, MS
Ir. A. Jauhari
Dr. Sukamto, M.Agr.Sc
Ir. Jusniarti
Dedi Suheryadi
Unang Mansyur, SP
Asmara, SH
Wawan Lukman
Dadang Rukmana
Indra
Sugianto
Maryudin
Ir. Ekwasita Rini P
Ir. Oktivia Trisilawati
Mulayawan
196001211985031002
Kepala Balai
Kasubag Tata Usaha
Kasie Pelayanan Teknis
Kasie Jasa Penelitian
Koordinator KP. Manoko
Koordinator KP. Sukamulya
Koordinator KP. Cikampek
Koordinator KP. Cicurug
Koordinator KP. Cimanggu
Koordinator KO. Laing
Koordinator Kepegawaian
Bendahara Keuangan
Koordinator Perencanaan
Koordinator Evlap
Koordinator Informasi &
Kerjasaman
196601191991031002
102
2.
SDM Kelti Pemuliaan
Tabel 3.2. SDM Kelti Pemuliaan
Nama
NIP
Dr. Otih
196402261989032001
Rostiana
Dra. Endang
195508031983042001
Hadipoentyani
Drs.Sukarman 195207011971061001
Dr. Nurliani
195912171986032003
Bermawie
Dra. Natalini
196412301990032001
Nova K
Drs. Cheppy S 196103111992031002
Drs. Sitti
Fatimah S
Dra. Deliah
Seswita
Ma’mun, S.Si
196307101991032001
Ir. Sri
Wahyuni
Dra. Amalia
196202131990032001
Ir. Nursalam
Surait
Wawan
Haryudin, SP
196411041992032001
3.
195710101990032001
195303271976031003
196305271989032002
19660221992031001
Jabatan
Ketua Kelti /
Peneliti madya
Peneliti Utama
Bidang Keahlian
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Utama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Utama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Pertama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Pertama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Muda
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
SDM Kelti Ekofisiologi
Tabel 3.3. SDM Kelti Ekofisiologi
Nama
NIP
Dr. Otih
196402261989032001
Rostiana
Dra. Endang
195508031983042001
Hadipoentyani
Drs.Sukarman 195207011971061001
Jabatan
Ketua Kelti /
Peneliti madya
Peneliti Utama
Dr. Nurliani
Peneliti Utama
195912171986032003
Peneliti Utama
Bidang Keahlian
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
103
Bermawie
Dra. Natalini
196412301990032001
Nova K
Drs. Cheppy S 196103111992031002
Drs. Sitti
Fatimah S
Dra. Deliah
Seswita
Ma’mun, S.Si
196307101991032001
Ir. Sri
Wahyuni
Dra. Amalia
196202131990032001
Ir. Nursalam
Surait
Wawan
Haryudin, SP
196411041992032001
4.
195710101990032001
195303271976031003
196305271989032002
19660221992031001
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Pertama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Pertama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Muda
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya
SDM Kelti Proteksi
Tabel 3.4. SDM Kelti Proteksi
Nama
NIP
Jabatan
Bidang
keahlian
Micology
Ir. Dono Wahyuno
196605081993031001
Prof. Dr. I. Wayan
Laba
Prof. Dr. Agus
Kardinan
Prof. Dr. Mesak
Tombe
Prof. Dr. Supriadi
Dr. Dyah
Manohara
Ir. Rodiah Balfas,
M.Sc
Ir. Michellia, MS
Drs. Adria
Drs. Nurmansyah
Dra. Nerwita Idris
Dr. Nasrun, MSc
195302241982031002
Ketua Kelti/
Peneliti Madya
Peneliti Utama
195708171986031001
Peneliti Utama
195201191981011001
Peneliti Utama
Environmental
Chemistry
Fitoppatology
195812211983031005
195504081979032001
Peneliti Utama
Peneliti Utama
Bacteriology
Fitoppatology
195609041982022001
Peneliti Utama
Entomology
195910181958021001
195706151986031002
195709071986031002
195808061987032001
195708031986031002
Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Madya
Peneliti Madya
Peneliti Madya
Entomology
Bology
Biology
Biology
Hama dan
Entomology
104
Penyakit
Applied
Entomology
Ir. T.L.
Mardiningsih,
M.Sc
Dr. Molide Rizal
Dr. Retno Djiwanti
196205211989032001
Peneliti Madya
196009031983031016
196110091986032001
Peneliti Madya
Peneliti Madya
Ir. Sri Yuni Hartati,
M.Sc
Dra. Rita Noveriza,
M.Sc
Sondang Suriati,
S.Si
Ir. Sri
Rahayuningsih,
M.Si
Miftahurohmah, SP
195906271986032001
Peneliti Muda
196704041994032001
Peneliti Muda
Entomology
Agricultural
Biology
Technology Of
Crops
Biology
19651007199002001
Peneliti Muda
Biology
196810061994032001
Peneliti
Pertama
Fitopatology
197706022002122001
Peneliti
Pertama
Hama dan
Penyakit
3.1.5. Tinjauan Umum Pakar
Nama
Unit Kerja
Pendidikan
Jabatan
Bidang Penelitian
E-mail
Komoditas
Ir. Dono Wahyuno
Balai Penelitiakn Tanaman
Rempah dan Obat
Doktor
Peneliti Madya
Hama dan Penyakit Tanaman
[email protected],
[email protected]
Tanaman
Obat,
Tanaman
Rempah, Aneka Tanaman
Perkebunan
Ir. Dono Wahyuno memperoleh gelar sarjana pertanian (Jurusan Hama dan
Penyakit Tanaman, dengan Program Studi Penyakit Tanaman) pada 1990 di
Universitas Brawijaya, Malang. Pada tahun 1991, diterima bekerja di Balitro
sebagai counter part proyek JICA ATA 380. Pada tahun 1996 hingga 2002
berkesempatan melanjutkan pendidikan master bidang taksonomi jamur karat di
105
University of Tsukuba, Jepang, dan di Universitas dan bidang yang sama
melanjutkan program doktor.
Ir. Dono Wahyuno bekerja sebagai staf peneliti di Laboratorium Penyakit,
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor. Jenjang
fungsional Asisten Peneliti Madya diperoleh sejak tahun 1997, tetapi kemudian
non aktif karena tugas belajar di jepang. Sampai saat ini ada sekitar 20 makalah
yang telah dipublikasi, baik di jurnal internasional (Myco Science, Japan Trop.
Agric. Culture, Tokyo Bot. Magazine) maupun di terbitkan dalam bahasa
indonesia.
Kegiatan yang ditekuni selama ini dalam melakukan identifikasi dan
koleksi cendawan-cendawan patogen dan tanaman rempah dan obat,
juga
melakukan kegiatan penelitian yang bertujuan menemukan metode untuk
menekan terjadinya serangan cendawan patogen pada tanaman rempah dan obat.
3.2.
Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan
dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
3.2.1. Analisis Sistem Berjalan
Saat ini, petani tanaman rempah, obat dan aromatik dalam mendapatkan
informasi mengenai cara mengatasi permasalahan yang ada, terutama masalah
hama dan penyakit, masih belum menggunakan media berbasis IT yang
106
menyertakan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu sebagai sumber informasi.
Sehingga informasi yang didapatkan bisa berasal dari sesama petani tanaman
rempah, obat dan aromatik, ataupun dari sumber lain. Hal ini dirasa kurang
efektif. Karena memungkinkan adanya kesalahan dalam informasi yang diterima
yang dapat menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari. Sedangkan untuk
mendatangkan seorang pakar, tidak hanya akan memakan waktu yang tidak
sedikit juga membutuhkan biaya yang mahal.
3.2.2. Analisis Kelemahan Sistem
Berdasarkan hasil analisis dari sistem yang berjalan saat ini, maka
kelemahan dari sistem yang ada, yaitu:
1.
Memungkinkan adanya kesalahan dalam informasi yang didapat dari sesama
petani tanaman rempah, obat dan aromatik yang dapat menimbulkan
permasalahan baru dikemudian hari
2.
Terbatasnya waktu untuk konsultasi kepada pakar atau seorang yang ahli
dalam bidang tersebut
3.
Keberadaan pakar tidak selalu ada di tempat
4.
Mahalnya biaya untuk mendatangkan seorang pakar
3.2.3. Analisis Sistem yang Diusulkan
Untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini, maka diajukan sebuah
sistem pakar hama dan penyakit tanaman rempah, obat dan aromatik berbasis web
yang dapat digunakan oleh user atau petani tanaman rempah, obat dan aromatik
sebagai media untuk konsultasi mengenai permasalahan yang ada, melalui media
pc ataupun mobile phone sehingga sistem ini dapat diakses kapan saja dan dimana
107
saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Sistem pakar yang akan dibangun dapat
lebih menghemat waktu para petani dalam mencari informasi untuk mendeteksi
kemungkinan penyakit yang menyerang serta penanganan dan pencegahan hama
dan penyakit yang timbul. Sistem pakar yang dibangun akan menampilkan menu
konsultasi berdasasrkan komoditas tanaman yang kemudian akan menampilakan
hasil diagnosa penyakit beserta dampak negatif, penanganan serta pencegahan
yang bisa dilakukan.
3.2.4. Analisis Kebutuhan Sistem
A.
Kebutuhan Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk memperoleh gambaran
sistem yang dibutuhkan oleh user atau pengguna. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, maka informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan petani dalam
mengatasi permasalahan mengenai hama dan penyakit tanaman rempah, obat dan
aromatik adalah:
1.
Sistem dapat menampilkan pertanyaan yang berhubungan dengan gejala
hama dan penyakit dari masing-masing komoditas tanaman rempah, obat dan
aromatik
2.
Sistem akan menampilkan hasil dari diagnosa penyakit berdasarkan jawaban
yang diberikan user seputar gejala yang timbul kemudian sistem memberikan
penjelasan mengenai hama dan penyakit yang timbul
3.
Sistem dapat memberikan informasi mengenai dampak negatif dari hama dan
penyakit tersebut beserta penanganan dan pencegahan yang bisa dilakukan
petani dalam mengatasi permasalahan yang ada.
108
Berdasarkan tujuan di atas, maka kriteria yang menjadi spesifikasi dari
sistem yang dibangun adalah sebagai berikut:
1.
Sistem dapat dijalankan melalui media pc dan juga responship dengan mobile
phone
2.
Sistem yang dibangun menerapkan metode forward chaining dalam
mendiagnosis hama dan penyakit
B.
Kebutuhan Non-Fungsional
Analisis kebutuhan non fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi
kebutuhan untuk sistem. Spesifikasi kebutuhan melibatkan analisis perangkat
keras (hardware) dan analisis perangkat lunak (software).
1.
Kebutuhan Perangkat Keras (hardware)
Kebutuhan perangkat keras (hardware) yang diperlukan untuk menunjang
pembangunan sistem pakar ini minimal memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Hardisk 250 GB
b. Processor Dual Core 2.0 GHz
c. RAM 1 GB
d. Modem GSM / CDMA
2.
Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem pakar ii
adalah sebagai berikut:
a. Microsoft Windows 7
b. Notepad ++ / Brackets
c. Xampp / apache2triad
109
d. Adobe Photoshop
e. Corel Draw
f. Mozila Firefox / Google Chrome
3.3.
Tabel Keputusan
Tabel keputusan ini dibuat untuk dapat mengklasifikasikan hama dan
penyakit yang muncul seputar tanaman rempah, obat dan aromatik pada
komoditas lada, jahe dan nilam. Dalam membuat tabel keputusan ini, diperlukan
pengetahuan dan informasi yang didapat dengan melakukan wawancara terhadap
para pakar dan mengkomninasikan dengan pengetahuan yang didapat dari
beberapa buku, baik tulisan pakar itu sendiri, maupun pakar lain yang juga ekspert
di bidangnya. Setelah melakukan kombinasi dan menyeleksi gejala / indikasi
hama dan penyakit dari sumber-sumber informasi tersebut, hasil dari proses ini
kemudian dikonfirmasi kembali dengan pakar, agar sistem pakar yang dirancang
dapat mendiagnosa hama dan penyakit yang timbul di seputar tanaman rempah,
obat dan aromatik dengan kepastian yang tinggi. Berikut ini adalah tabel
keputusan yang terdiri atas kode gejala, kode penyakit secara keseluruhan :
1.
Tabel Keputusan Pada Tanaman Lada
Tabel 3. 5. Tabel keputusan pada tanaman lada
Gejala
gjl-001
gjl-002
gjl-003
gjl-004
gjl-005
gjl-006
Penyakit
Skt-001
Skt-002
110
gjl-007
gjl-008
gjl-009
gjl-010
gjl-011
gjl-012
gjl-013
gjl-014
gjl-015
gjl-016
Keterangan Kode Penyakit
Skt-001
: Busuk Pangkal Batang (BPB)
Skt-002
: Lophobaris Piperis
Keterangan Kode Gejala Penyakit
gjl-001
: Tanaman layu dan daun-daun menjadi berwarna kuning
gjl-002
: Daun pucuk layu diikuti daun-daun di bawahnya, kemudian gugur
atau tetap menggantung
gjl-003
: Terjadi perubahan warna pada pangkal batang, semula berwarna
cokelat kekuningan, kemudian cokelat kemerahan, dan akhirnya
hitam
gjl-004
: pada keadaan lembab akan nampak lendir berwarna kebiruan pada
pangkal batang
gjl-005
: Kulit batang terkelupas dan jaringan kayu akan terlihat cokelat
kehitaman
gjl-006
: Terdapat gejala bercak daun pada bagian tengah, atau tepi ujung
daun
111
gjl-007
: apabila daun di arahkan ke cahaya, terdapat bercak berwarna
hitam dengan tepi bergerigi seperti renda
gjl-008
: infeksi pada buah menyebabkan buah berwarna hitam dan busuk
gjl-009
: Terdapat perubahan warna pada bagian cabang menjadi kuning,
cokelat kemudian hitam
gjl-010
: Cabang lada mati
gjl-011
: Terdapat bekas gigitan pada bagian tanaman yang diserang
gjl-012
: Menghitamnya bekas gigitan karena pembusukan
gjl-013
: Terdapat serangan larva penggerek yang menyebabkan
menguningnya tanaman pada bagian atas gerekan yang kemudian
mengering
gjl-014
: Tanaman mudah patah
gjl-015
: Terdapat lubang disekitar bagian tanaman yang dapat ditempati
oleh serangga-serangga kecil lainnya
gjl-016
2.
: Serangan larva umumnya dimulai pada cabang-cabang buah
Tabel Keputusan Pada Tanaman Jahe
Tabel 3.6. Tabel Keputusan Pada Tanaman Jahe
Gejala
gjl-017
gjl-018
gjl-019
gjl-020
gjl-021
gjl-022
gjl-023
gjl-024
Penyakit
Skt-003
Skt-004
112
gjl-024
gjl-026
gjl-027
gjl-028
gjl-029
Keterangan Kode Penyakit
Skt-003
: Layu Bakteri
Skt-004
: Bercak Daun
Keterangan Kode Gejala Penyakit
gjl-017
: Daun-daun menguning dan menggulung
gjl-018
: Gejala menguning pada daun, dimulai pada bagian tepi dan
berkembang ke seluruh helaian daun
gjl-019
: Seluruh daun menjadi kuning, layu, kering, dan tanaman menjadi
mati
gjl-020
: Pada pangkal yang sakit terlihat gejala busuk kebasahan “water
shocked”
gjl-021
: Pada batang yang sakit sering terlihat adanya garis yang
membujur yang berwarna hitam atau abu-abu
gjl-022
: Tanaman yang sakit batangnya akan mudah dicabut dan dilepas
dibagian rimpangnya
gjl-023
: Apabila batang ditekan, dari penampang nya akan terlihat eksudat
bakteri yang keluar yang berwarna putih susu yang berbau khas
dan menyengat
gjl-024
: Terdapat gejala bercak putih yang merata pada permukaan daun
113
gjl-025
: Pada jaringan nekrosa bagian tengah berwarna putih dan tepi
berwarna cokelat / gelap
gjl-026
: Pada awalnya terdapat bercak yang luas dengan bagian tepi
berwarna kuning
gjl-027
: Bercak melebar dengan bagian tepi berwarna gelap dan dapat
dibedakan dengan bagian yang masih sehat
gjl-028
: Terdapat titik-titik warna hitam yang tersebar secara acak pada
permukaan jaringan yang mengalami nekrosa
gjl-029
3.
: Terdapat bercak daun bergaris pada daun yang telah terbuka
Tabel Keputusan Pada Tanaman Nilam
Tabel 3.7. Tabel Keputusan Pada Tanaman Nilam
Gejala
gjl-030
gjl-031
gjl-032
gjl-033
gjl-034
gjl-035
gjl-036
gjl-037
Penyakit
Skt-005
Skt-006
Keterangan Kode Penyakit
Skt-005
: Layu Bakteri
Skt-006
: Budog
Keterangan Kode Gejala Penyakit
gjl-030
: Daun-daun pada cabang tertentu menjadi layu dan selanjutnya
114
diikuti oleh daun-daun pada cabang lainnya
gjl-031
: Pada tanaman yang sama terjadi kelayuan pada beberapa cabang
tertentu, akan tetapi cabang yang lainnya kelihatan sehat
gjl-032
: Seluruh bagian cabang menjadi layu dan mati
gjl-033
: Jaringan akar dan batang tanaman yang sakit akan menjadi busuk
dan berwarna cokelat hitam
gjl-034
: Kulit akar sekunder mengelupas
gjl-035
: Adanya kutil berupa benjolan berwarna putih yang banyak
terbentuk di permukaan batang atau daun
gjl-036
: spora (prosorus) di dalam kutil yang awal nya berwarna putih
menjadi berwarna kuning
gjl-037
: daun maupun tunas-tunas baru yang terbentukpada tanaman yang
telah terinfeksi berukuran lebih kecil, tebal dan ruasnya pendek,
sehingga tanaman menjadi kerdil
3.4.
Pohon Keputusan (Decission Tree)
Setelah dilakukan perancangan tabel keputusan, selanjutnya dilakukan
perancangan pohok keputusan yang dapat membantu dalam mengklasifikasikan
penyakit berdasarkan ciri-cirinya dan juga membantu dalam pembuatan aturan
(rule) dalam pembangunan sistem sistem. Berikut ini adalah pohon keputusan
yang dirancang berdasarkan tabel keputusan:
115
1.
Tanaman Lada
a. Pohon Keputusan Pada Tanaman Lada
gjl-001
gjl-009
gjl-002
gjl-010
gjl-003
gjl-011
gjl-004
gjl-012
gjl-005
gjl-006
gjl-013
gjl-014
gjl-007
gjl-008
gjl-015
Skt-001
gjl-016
Skt-002
Gambar 3.2. Pohon Keputusan Tanaman Lada
b. Aturan (Rule)
Rule1
IF Tanaman layu dan daun-daun menjadi berwarna kuning AND Daun
pucuk layu diikuti daun-daun di bawahnya, kemudian gugur atau tetap
menggantung AND Terjadi perubahan warna pada pangkal batang,
semula berwarna cokelat kekuningan, kemudian cokelat kemerahan,
dan akhirnya hitam AND pada keadaan lembab akan nampak lendir
berwarna kebiruan pada pangkal batang AND Kulit batang terkelupas
116
dan jaringan kayu akan terlihat cokelat kehitaman AND Terdapat gejala
bercak daun pada bagian tengah, atau tepi ujung daun AND apabila
daun di arahkan ke cahaya, terdapat bercak berwarna hitam dengan tepi
bergerigi seperti renda AND infeksi pada buah menyebabkan buah
berwarna hitam dan busuk THEN Penyakit = Busuk Pangkal Batang
(BPB)
Rule 2
IF Terdapat perubahan warna pada bagian cabang menjadi kuning,
cokelat kemudian hitam AND Cabang lada mati AND Terdapat bekas
gigitan pada bagian tanaman yang diserang AND Menghitamnya bekas
gigitan karena pembusukan AND Terdapat serangan larva penggerek
yang menyebabkan menguningnya tanaman pada bagian atas gerekan
yang kemudian mengering AND Tanaman mudah patah AND Terdapat
lubang disekitar bagian tanaman yang dapat ditempati oleh seranggaserangga kecil lainnya AND Serangan larva umumnya dimulai pada
cabang-cabang buah THEN Penyakit = Lophobaris Piperis
117
2.
Tanaman Jahe
a. Pohon Keputusan Pada Tanaman Jahe
gjl-017
gjl-018
gjl-025
gjl-019
gjl-026
gjl-020
gjl-021
gjl-024
gjl-027
gjl-022
gjl-028
gjl-023
gjl-029
Skt-001
Skt-002
Gambar 3.3. Pohon Keputusan Tanaman Jahe
b. Aturan (Rule)
Rule 1
IF Daun-daun menguning dan menggulung AND Gejala menguning
pada daun, dimulai pada bagian tepi dan berkembang ke seluruh helaian
daun AND Seluruh daun menjadi kuning, layu, kering, dan tanaman
menjadi mati AND Pada pangkal yang sakit terlihat gejala busuk
kebasahan “water shocked” AND Pada batang yang sakit sering terlihat
adanya garis yang membujur yang berwarna hitam atau abu-abu AND
Tanaman yang sakit batangnya akan mudah dicabut dan dilepas
118
dibagian rimpangnya AND Apabila batang ditekan, dari penampang
nya akan terlihat eksudat bakteri yang keluar yang berwarna putih susu
yang berbau khas dan menyengat THEN Penyakit = Layu Bakteri
Rule 2
IF Terdapat gejala bercak putih yang merata pada permukaan daun
AND Pada jaringan nekrosa bagian tengah berwarna putih dan tepi
berwarna cokelat / gelap AND Pada awalnya terdapat bercak yang luas
dengan bagian tepi berwarna kuning AND Bercak melebar dengan
bagian tepi berwarna gelap dan dapat dibedakan dengan bagian yang
masih sehat AND Terdapat titik-titik warna hitam yang tersebar secara
acak pada permukaan jaringan yang mengalami nekrosa AND Terdapat
bercak daun bergaris pada daun yang telah terbuka THEN Penyakit =
Bercak Daun
3.
Tanaman Nilam
a. Pohon Keputusan Pada Tanaman Nilam
gjl-030
gjl-031
gjl-036
gjl-032
gjl-033
gjl-034
gjl-035
gjl-037
Skt-002
Skt-001
Gambar 3.4. Pohon Keputusan Tanaman Nilam
119
b. Aturan (Rule)
Rule 1
IF Daun-daun pada cabang tertentu menjadi layu dan selanjutnya diikuti
oleh daun-daun pada cabang lainnya AND Pada tanaman yang sama
terjadi kelayuan pada beberapa cabang tertentu, akan tetapi cabang yang
lainnya kelihatan sehat AND Seluruh bagian cabang menjadi layu dan
mati AND Jaringan akar dan batang tanaman yang sakit akan menjadi
busuk dan berwarna cokelat hitam AND Kulit akar sekunder
mengelupas THEN penyakit = layu bakteri
Rule 2
IF Ada kutil berupa benjolan berwarna putih yang banyak terbentuk di
permukaan batang atau daun AND spora (prosorus) di dalam kutil yang
awal nya berwarna putih menjadi berwarna kuning AND daun maupun
tunas-tunas baru yang terbentukpada tanaman yang telah terinfeksi
berukuran lebih kecil, tebal dan ruasnya pendek, sehingga tanaman
menjadi kerdil THEN penyakit = budog
OBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS SISTEM
3.1.
Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil objek atau data dari Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor yang berlokasi di Jln. Tentara Pelajar No. 3
Bogor 16111, Telp : (0251) 8321879; Faks : (0251) 8327010, E-mail :
[email protected],
[email protected];
Website
:
http://balitro.litbang.deptan.go.id. Dengan pakar Ir. Dono Wahyuno.
3.1.1. Tinjauan Umum Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
(BALITRO)
A.
Sejarah Umum
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) Bogor,
mempunya kaitan dengan berdirinya Kebun Raya Bogor tanggal 18 Mei 1817.
Pada tahun1830-1880 Kebun Raya Bogor ini telah menjadi sumber tanaman
terutama tanaman hias, tanaman rakyat, tanaman dagang, dan obat. Pada tahun
1876 koleksi tanaman di Kebun Raya Bogor sudah mencapai kurang lebih 10 ribu
spesies dan pada tahun yang sama Dr. A. C. C. Scheffer, direktur Kebun Raya
Bogor pada waktu itu membeli sebidang tanah di Cikeumah (dari Jalan Merdeka,
ujung sebelah utara hingga Cimanggu). Seluas 72,5 ha yang kemudian dibangun
“CULTURTURIN” (Economic Garden) dan masih merupakan bagian dari Kebun
Raya Bogor.
95
96
Culturturin kemudian mengalami perubahan yang dimulai tahun 1918,
antara lain dibangunnya Balai Besar Penyelidikan Pertanian di Cikeumah (Jalan
Merdeka 99). Pada tahun 1929, Dr. L. G. Den Berger mengelompokkan balaibalai yang diantaranya menjadi Balai Fisiologi Tanaman, Hama, dan Penyakit
Tanaman, Balai Penyelidikan Tanaman, dan Balai Penyelidikan Teknik Pertanian
(BPTP). Tugas dan fungsi BPTP itu terus berlangsung baik pada masa penjajahan
Jepang maupun sesudah kemerdekaan hingga tahun 1960.
Pada tahun 1961 dalam lingkungan Departemen Pertanian terjadi
reorganisasi lembaga-lembaga penelitian, khususnya BPTP yang mengakibatkan
BPTP terpecah menjadi dua lembaga yang diberi tugas untuk kegiatan penelitian
industri. Kedua lembaga tersebut ialah:
1.
Lembaga penelitian tanaman serat dan jenis-jenis tanaman
industri lainnya
2.
Lembaga penelitian kelapa dan jenis-jenis tanaman lemak
lainnya
Memasuki Orde Baru yaitu pada tahun 1976 kedua lembaga tersebut
digabung dengan nama Lembaga Penelitian Tanaman Industri, M/AP/467/67 dan
SK No.16/M/AP/468/67, dengan pimpinan Dr. Ir. Rahmat Sutiapraja. Kemudian
dialih tugas kepada A. TH. Loebis, dan terakhir Ir. Asman Azis. Hingga tahun
1973 Lembaga Penelitian Tanaman Industri masih merupakan unit Dirjen
Perkebunan dengan adanya Keputusan Presiden No. 44 dan 45 tahun 1974, maka
tugas pembinaan unit penelitian dan pengembangan pertanian menjadi tugas
Balitbang Pertanian (SK Mentan No. 190 Tahun 1975). Pada tahun 1980 terjadi
97
reorganisasi yang antara lain adalah perubahan dari Lembaga Penelitian Tanaman
Industri (PUSLITBANGTRI) berdasarkan SK Mentan No. 07.210/706/Kpts/9/83
dipimpin oleh Dr. Ir. M. Soeharjan. Lembagaini membawahi empat Balai
Penelitian, diantaranya Balai Penelitian Tanaman Industri (BALITRI), Bogor
yang berkedudukan di jalan Cimanggu No. 1, dengan pimpinan balai yang
pertama adalah H. Achmad Abdullah Bsc. Perkembangan reorganisasi yang
terakhir adalah dengan keluarnya SK Mentan No. 613/Kpts/OT/210/84 tertanggal
16 Agustus 1984 antara lain berisikan6
Likuidasi BALITRI Tanjung Karang dan BALITRI Bogor menjadi Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO), berkedudukan di Jalan
Cimanggu No. 3 dipimpin oleh Dr. Ir. Pasril Wahid MS.
B.
Tugas dan Fungsi BALITRO
BALITRO mempunyai tugas untuk melaksanakan penelitian dan
pengembangan bibit unggul (pemulian), penelitian hama dan penyakit, agronomi
dan agroekonomi juga teknologi. Atas dasar tugas tersebut, balai mempunyai
fungsi:
1.
Melakukan penelitian dan pengembangan teknik produksi teknologi hasil,
budidaya serta usaha tani tanaman rempah dan obat.
2.
Melakukan penelitian pensifatan, evolusi, pemanfaatan, dan
kelestarian sumber daya alam.
3.
Melakukan urusan informasi, laporan dan perpustakaan.
4.
Mengkoordinir dan mengelola sarana penelitian
98
5.
Melakukan
urusan tata
usaha dan rumah tangga
balai.
Balai
melaksanakan penelitian komoditi seluruh tanaman rempah dan obat,
tanaman jambu mente, dan tanaman industri lainnya.
C.
Tugas Pokok BALITRO
Tugas pokok dibalai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro)
secara terstruktur telah terbagi sesuai dan fungsi jabatan masing-masing dan telah
mempunyai tugas pokok yang harus dijalankan.
Tugas pokok dari kepala Balai adalah sebagai ketua kelompok
peneliti untuk menghasilkan paket teknologi pengembangan budidaya tanaman
obat dan aromatik, serta pengembangan tanaman obat dan aromatik dengan
membentuk suatu tim penyusun program balai.
Tugas pokok kepala sub Bagian Tata Usaha adalah melaksanakan
kepegawaian, keuangan, surat menyurat, rumah tangga dan perlengkapan agar
pelaksanaan kegiatan balai sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah
ditetapkan.
Adapun tugas pokok dari kepala seksi pelayanan teknik adalah mengawasi
pemanfaatan peralatan dan lahan percobaan untuk kelancaran penelitian,
menyiapkan rencana kebutuhan perawatan sarana dan prasarana penelitian
spesifikasi.
Sedangkan tugas pokok dari kepala Seksi Jasa Penelitian adalah
mengkoordinasi dan mengawasi kinerja dari pekerja jasa penelitian yang lingkup
pekerjaanya yaitu membantu penelitian dari peneliti-peneliti untuk mensukseskan
program penelitian yang telah ditetapkan.
99
D.
Sumber Daya Manusia dan Fasilitas
BALITRO didukung oleh 368 orang pegawai terdiri atas tenaga peneliti
bergelar Doktor (S3) 18 orang, Magister (S2) 26 orang, Sarjana (S1) 57 orang,
Sarjana Muda/Diploma 10 orang, SLTA 152 orang, SLTP 31 orang, dan SD 74
orang.
Para peneliti BALITRO tergabung kedalam tiga kelompok peneliti, yaitu:
Pemuliaan, Plasma Nutfah, dan Pembenihan, Entomologi dan Fitopatologi, dan
Fisiopatologi. Fasilitas pendukung penelitian yang dimiliki BALITRO antara lain:
Lima unit laboratoriumLaboratorium agronomi, laboratorium pemulian,
laboratorium hama dan penyakit, laboratorium hasil, laboratorium mutu.
Sembilan unit rumah kaca (rumah kaca agronomi, pemuliaan dan
hama penyakit).
Sstu unit bengkel mekanisasi.
Lima kebun percobaanLokasi kebun percobaan ini terdapat di Cimanggu,
Cibinong
(Bogor),(Bogor),
Gunung
Putri
(Cianjur),
Cikampek
(Purwakarta), Monoko(Bandung), dan Sukamulya (Sukabumi).
Satu unit perpustakaan.
Satu ha petak pamer.
Empat ha Kebun Wisata Ilmiah Tanaman Perkebunan.
3.1.2. Visi dan Misi BALITRO
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) memiliki Visi
yaitu menjadi balai berkelas dunia dalam penelitian dan diseminasi inovasi
tanaman rempah dan obat. Sedangkan Misi BALITRO adalah :
100
1.
Melaksanakan penelitian tanaman rempah dan obat yang berkualitas
2.
Melaksanakan diseminasi inovasi tanaman rempah dan obat secara luas
3.
Mengembangkan sumber daya dan manajemen penelitian yang berkualitas
3.1.3. Struktur Organisasi BALITRO
BALITTRO secara struktural merupakan unit pelaksana teknis di bidang
penelitian dan pengembangan yang berada di bawah Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Dalam melaksanakan tugasnya instansi ini dipimpin oleh seorang Kepala
Balai dan dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan
Teknis, dan Kepala Seksi Jasa Penelitian. Di samping Ketiga penjabat eselon IVa
tersebut, dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kepala Balai dibantu oleh seorang
Koordinator Program yang mengkoordinir program komoditas Tanaman Rempah,
Obat dan Atsiri, Ketua Kelompok Peneliti (Kelti) yaitu : 1) Kelti Pemuliaan
Tanaman, 2) Kelti Proteksi Tanaman, dan 3) Kelti Ekofisiologi Tanaman.
101
Gambar 3.1. Struktur Organisasi
3.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM)
1.
SDM Struktural
Tabel 3.1. SDM Struktural
Nama
NIP
Jabatan
Dr. Agus Wahyudi, MS
Ir. A. Jauhari
Dr. Sukamto, M.Agr.Sc
Ir. Jusniarti
Dedi Suheryadi
Unang Mansyur, SP
Asmara, SH
Wawan Lukman
Dadang Rukmana
Indra
Sugianto
Maryudin
Ir. Ekwasita Rini P
Ir. Oktivia Trisilawati
Mulayawan
196001211985031002
Kepala Balai
Kasubag Tata Usaha
Kasie Pelayanan Teknis
Kasie Jasa Penelitian
Koordinator KP. Manoko
Koordinator KP. Sukamulya
Koordinator KP. Cikampek
Koordinator KP. Cicurug
Koordinator KP. Cimanggu
Koordinator KO. Laing
Koordinator Kepegawaian
Bendahara Keuangan
Koordinator Perencanaan
Koordinator Evlap
Koordinator Informasi &
Kerjasaman
196601191991031002
102
2.
SDM Kelti Pemuliaan
Tabel 3.2. SDM Kelti Pemuliaan
Nama
NIP
Dr. Otih
196402261989032001
Rostiana
Dra. Endang
195508031983042001
Hadipoentyani
Drs.Sukarman 195207011971061001
Dr. Nurliani
195912171986032003
Bermawie
Dra. Natalini
196412301990032001
Nova K
Drs. Cheppy S 196103111992031002
Drs. Sitti
Fatimah S
Dra. Deliah
Seswita
Ma’mun, S.Si
196307101991032001
Ir. Sri
Wahyuni
Dra. Amalia
196202131990032001
Ir. Nursalam
Surait
Wawan
Haryudin, SP
196411041992032001
3.
195710101990032001
195303271976031003
196305271989032002
19660221992031001
Jabatan
Ketua Kelti /
Peneliti madya
Peneliti Utama
Bidang Keahlian
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Utama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Utama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Pertama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Pertama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Muda
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
SDM Kelti Ekofisiologi
Tabel 3.3. SDM Kelti Ekofisiologi
Nama
NIP
Dr. Otih
196402261989032001
Rostiana
Dra. Endang
195508031983042001
Hadipoentyani
Drs.Sukarman 195207011971061001
Jabatan
Ketua Kelti /
Peneliti madya
Peneliti Utama
Dr. Nurliani
Peneliti Utama
195912171986032003
Peneliti Utama
Bidang Keahlian
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
103
Bermawie
Dra. Natalini
196412301990032001
Nova K
Drs. Cheppy S 196103111992031002
Drs. Sitti
Fatimah S
Dra. Deliah
Seswita
Ma’mun, S.Si
196307101991032001
Ir. Sri
Wahyuni
Dra. Amalia
196202131990032001
Ir. Nursalam
Surait
Wawan
Haryudin, SP
196411041992032001
4.
195710101990032001
195303271976031003
196305271989032002
19660221992031001
Genetika Tanaman
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Pertama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Pertama Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Muda
Pemuliaan dan
Genetika Tanaman
Peneliti Madya
SDM Kelti Proteksi
Tabel 3.4. SDM Kelti Proteksi
Nama
NIP
Jabatan
Bidang
keahlian
Micology
Ir. Dono Wahyuno
196605081993031001
Prof. Dr. I. Wayan
Laba
Prof. Dr. Agus
Kardinan
Prof. Dr. Mesak
Tombe
Prof. Dr. Supriadi
Dr. Dyah
Manohara
Ir. Rodiah Balfas,
M.Sc
Ir. Michellia, MS
Drs. Adria
Drs. Nurmansyah
Dra. Nerwita Idris
Dr. Nasrun, MSc
195302241982031002
Ketua Kelti/
Peneliti Madya
Peneliti Utama
195708171986031001
Peneliti Utama
195201191981011001
Peneliti Utama
Environmental
Chemistry
Fitoppatology
195812211983031005
195504081979032001
Peneliti Utama
Peneliti Utama
Bacteriology
Fitoppatology
195609041982022001
Peneliti Utama
Entomology
195910181958021001
195706151986031002
195709071986031002
195808061987032001
195708031986031002
Peneliti Utama
Peneliti Madya
Peneliti Madya
Peneliti Madya
Peneliti Madya
Entomology
Bology
Biology
Biology
Hama dan
Entomology
104
Penyakit
Applied
Entomology
Ir. T.L.
Mardiningsih,
M.Sc
Dr. Molide Rizal
Dr. Retno Djiwanti
196205211989032001
Peneliti Madya
196009031983031016
196110091986032001
Peneliti Madya
Peneliti Madya
Ir. Sri Yuni Hartati,
M.Sc
Dra. Rita Noveriza,
M.Sc
Sondang Suriati,
S.Si
Ir. Sri
Rahayuningsih,
M.Si
Miftahurohmah, SP
195906271986032001
Peneliti Muda
196704041994032001
Peneliti Muda
Entomology
Agricultural
Biology
Technology Of
Crops
Biology
19651007199002001
Peneliti Muda
Biology
196810061994032001
Peneliti
Pertama
Fitopatology
197706022002122001
Peneliti
Pertama
Hama dan
Penyakit
3.1.5. Tinjauan Umum Pakar
Nama
Unit Kerja
Pendidikan
Jabatan
Bidang Penelitian
Komoditas
Ir. Dono Wahyuno
Balai Penelitiakn Tanaman
Rempah dan Obat
Doktor
Peneliti Madya
Hama dan Penyakit Tanaman
[email protected],
[email protected]
Tanaman
Obat,
Tanaman
Rempah, Aneka Tanaman
Perkebunan
Ir. Dono Wahyuno memperoleh gelar sarjana pertanian (Jurusan Hama dan
Penyakit Tanaman, dengan Program Studi Penyakit Tanaman) pada 1990 di
Universitas Brawijaya, Malang. Pada tahun 1991, diterima bekerja di Balitro
sebagai counter part proyek JICA ATA 380. Pada tahun 1996 hingga 2002
berkesempatan melanjutkan pendidikan master bidang taksonomi jamur karat di
105
University of Tsukuba, Jepang, dan di Universitas dan bidang yang sama
melanjutkan program doktor.
Ir. Dono Wahyuno bekerja sebagai staf peneliti di Laboratorium Penyakit,
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor. Jenjang
fungsional Asisten Peneliti Madya diperoleh sejak tahun 1997, tetapi kemudian
non aktif karena tugas belajar di jepang. Sampai saat ini ada sekitar 20 makalah
yang telah dipublikasi, baik di jurnal internasional (Myco Science, Japan Trop.
Agric. Culture, Tokyo Bot. Magazine) maupun di terbitkan dalam bahasa
indonesia.
Kegiatan yang ditekuni selama ini dalam melakukan identifikasi dan
koleksi cendawan-cendawan patogen dan tanaman rempah dan obat,
juga
melakukan kegiatan penelitian yang bertujuan menemukan metode untuk
menekan terjadinya serangan cendawan patogen pada tanaman rempah dan obat.
3.2.
Analisis Sistem
Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke
dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan
dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan.
3.2.1. Analisis Sistem Berjalan
Saat ini, petani tanaman rempah, obat dan aromatik dalam mendapatkan
informasi mengenai cara mengatasi permasalahan yang ada, terutama masalah
hama dan penyakit, masih belum menggunakan media berbasis IT yang
106
menyertakan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu sebagai sumber informasi.
Sehingga informasi yang didapatkan bisa berasal dari sesama petani tanaman
rempah, obat dan aromatik, ataupun dari sumber lain. Hal ini dirasa kurang
efektif. Karena memungkinkan adanya kesalahan dalam informasi yang diterima
yang dapat menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari. Sedangkan untuk
mendatangkan seorang pakar, tidak hanya akan memakan waktu yang tidak
sedikit juga membutuhkan biaya yang mahal.
3.2.2. Analisis Kelemahan Sistem
Berdasarkan hasil analisis dari sistem yang berjalan saat ini, maka
kelemahan dari sistem yang ada, yaitu:
1.
Memungkinkan adanya kesalahan dalam informasi yang didapat dari sesama
petani tanaman rempah, obat dan aromatik yang dapat menimbulkan
permasalahan baru dikemudian hari
2.
Terbatasnya waktu untuk konsultasi kepada pakar atau seorang yang ahli
dalam bidang tersebut
3.
Keberadaan pakar tidak selalu ada di tempat
4.
Mahalnya biaya untuk mendatangkan seorang pakar
3.2.3. Analisis Sistem yang Diusulkan
Untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini, maka diajukan sebuah
sistem pakar hama dan penyakit tanaman rempah, obat dan aromatik berbasis web
yang dapat digunakan oleh user atau petani tanaman rempah, obat dan aromatik
sebagai media untuk konsultasi mengenai permasalahan yang ada, melalui media
pc ataupun mobile phone sehingga sistem ini dapat diakses kapan saja dan dimana
107
saja tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Sistem pakar yang akan dibangun dapat
lebih menghemat waktu para petani dalam mencari informasi untuk mendeteksi
kemungkinan penyakit yang menyerang serta penanganan dan pencegahan hama
dan penyakit yang timbul. Sistem pakar yang dibangun akan menampilkan menu
konsultasi berdasasrkan komoditas tanaman yang kemudian akan menampilakan
hasil diagnosa penyakit beserta dampak negatif, penanganan serta pencegahan
yang bisa dilakukan.
3.2.4. Analisis Kebutuhan Sistem
A.
Kebutuhan Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional bertujuan untuk memperoleh gambaran
sistem yang dibutuhkan oleh user atau pengguna. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, maka informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan petani dalam
mengatasi permasalahan mengenai hama dan penyakit tanaman rempah, obat dan
aromatik adalah:
1.
Sistem dapat menampilkan pertanyaan yang berhubungan dengan gejala
hama dan penyakit dari masing-masing komoditas tanaman rempah, obat dan
aromatik
2.
Sistem akan menampilkan hasil dari diagnosa penyakit berdasarkan jawaban
yang diberikan user seputar gejala yang timbul kemudian sistem memberikan
penjelasan mengenai hama dan penyakit yang timbul
3.
Sistem dapat memberikan informasi mengenai dampak negatif dari hama dan
penyakit tersebut beserta penanganan dan pencegahan yang bisa dilakukan
petani dalam mengatasi permasalahan yang ada.
108
Berdasarkan tujuan di atas, maka kriteria yang menjadi spesifikasi dari
sistem yang dibangun adalah sebagai berikut:
1.
Sistem dapat dijalankan melalui media pc dan juga responship dengan mobile
phone
2.
Sistem yang dibangun menerapkan metode forward chaining dalam
mendiagnosis hama dan penyakit
B.
Kebutuhan Non-Fungsional
Analisis kebutuhan non fungsional dilakukan untuk mengetahui spesifikasi
kebutuhan untuk sistem. Spesifikasi kebutuhan melibatkan analisis perangkat
keras (hardware) dan analisis perangkat lunak (software).
1.
Kebutuhan Perangkat Keras (hardware)
Kebutuhan perangkat keras (hardware) yang diperlukan untuk menunjang
pembangunan sistem pakar ini minimal memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a. Hardisk 250 GB
b. Processor Dual Core 2.0 GHz
c. RAM 1 GB
d. Modem GSM / CDMA
2.
Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem pakar ii
adalah sebagai berikut:
a. Microsoft Windows 7
b. Notepad ++ / Brackets
c. Xampp / apache2triad
109
d. Adobe Photoshop
e. Corel Draw
f. Mozila Firefox / Google Chrome
3.3.
Tabel Keputusan
Tabel keputusan ini dibuat untuk dapat mengklasifikasikan hama dan
penyakit yang muncul seputar tanaman rempah, obat dan aromatik pada
komoditas lada, jahe dan nilam. Dalam membuat tabel keputusan ini, diperlukan
pengetahuan dan informasi yang didapat dengan melakukan wawancara terhadap
para pakar dan mengkomninasikan dengan pengetahuan yang didapat dari
beberapa buku, baik tulisan pakar itu sendiri, maupun pakar lain yang juga ekspert
di bidangnya. Setelah melakukan kombinasi dan menyeleksi gejala / indikasi
hama dan penyakit dari sumber-sumber informasi tersebut, hasil dari proses ini
kemudian dikonfirmasi kembali dengan pakar, agar sistem pakar yang dirancang
dapat mendiagnosa hama dan penyakit yang timbul di seputar tanaman rempah,
obat dan aromatik dengan kepastian yang tinggi. Berikut ini adalah tabel
keputusan yang terdiri atas kode gejala, kode penyakit secara keseluruhan :
1.
Tabel Keputusan Pada Tanaman Lada
Tabel 3. 5. Tabel keputusan pada tanaman lada
Gejala
gjl-001
gjl-002
gjl-003
gjl-004
gjl-005
gjl-006
Penyakit
Skt-001
Skt-002
110
gjl-007
gjl-008
gjl-009
gjl-010
gjl-011
gjl-012
gjl-013
gjl-014
gjl-015
gjl-016
Keterangan Kode Penyakit
Skt-001
: Busuk Pangkal Batang (BPB)
Skt-002
: Lophobaris Piperis
Keterangan Kode Gejala Penyakit
gjl-001
: Tanaman layu dan daun-daun menjadi berwarna kuning
gjl-002
: Daun pucuk layu diikuti daun-daun di bawahnya, kemudian gugur
atau tetap menggantung
gjl-003
: Terjadi perubahan warna pada pangkal batang, semula berwarna
cokelat kekuningan, kemudian cokelat kemerahan, dan akhirnya
hitam
gjl-004
: pada keadaan lembab akan nampak lendir berwarna kebiruan pada
pangkal batang
gjl-005
: Kulit batang terkelupas dan jaringan kayu akan terlihat cokelat
kehitaman
gjl-006
: Terdapat gejala bercak daun pada bagian tengah, atau tepi ujung
daun
111
gjl-007
: apabila daun di arahkan ke cahaya, terdapat bercak berwarna
hitam dengan tepi bergerigi seperti renda
gjl-008
: infeksi pada buah menyebabkan buah berwarna hitam dan busuk
gjl-009
: Terdapat perubahan warna pada bagian cabang menjadi kuning,
cokelat kemudian hitam
gjl-010
: Cabang lada mati
gjl-011
: Terdapat bekas gigitan pada bagian tanaman yang diserang
gjl-012
: Menghitamnya bekas gigitan karena pembusukan
gjl-013
: Terdapat serangan larva penggerek yang menyebabkan
menguningnya tanaman pada bagian atas gerekan yang kemudian
mengering
gjl-014
: Tanaman mudah patah
gjl-015
: Terdapat lubang disekitar bagian tanaman yang dapat ditempati
oleh serangga-serangga kecil lainnya
gjl-016
2.
: Serangan larva umumnya dimulai pada cabang-cabang buah
Tabel Keputusan Pada Tanaman Jahe
Tabel 3.6. Tabel Keputusan Pada Tanaman Jahe
Gejala
gjl-017
gjl-018
gjl-019
gjl-020
gjl-021
gjl-022
gjl-023
gjl-024
Penyakit
Skt-003
Skt-004
112
gjl-024
gjl-026
gjl-027
gjl-028
gjl-029
Keterangan Kode Penyakit
Skt-003
: Layu Bakteri
Skt-004
: Bercak Daun
Keterangan Kode Gejala Penyakit
gjl-017
: Daun-daun menguning dan menggulung
gjl-018
: Gejala menguning pada daun, dimulai pada bagian tepi dan
berkembang ke seluruh helaian daun
gjl-019
: Seluruh daun menjadi kuning, layu, kering, dan tanaman menjadi
mati
gjl-020
: Pada pangkal yang sakit terlihat gejala busuk kebasahan “water
shocked”
gjl-021
: Pada batang yang sakit sering terlihat adanya garis yang
membujur yang berwarna hitam atau abu-abu
gjl-022
: Tanaman yang sakit batangnya akan mudah dicabut dan dilepas
dibagian rimpangnya
gjl-023
: Apabila batang ditekan, dari penampang nya akan terlihat eksudat
bakteri yang keluar yang berwarna putih susu yang berbau khas
dan menyengat
gjl-024
: Terdapat gejala bercak putih yang merata pada permukaan daun
113
gjl-025
: Pada jaringan nekrosa bagian tengah berwarna putih dan tepi
berwarna cokelat / gelap
gjl-026
: Pada awalnya terdapat bercak yang luas dengan bagian tepi
berwarna kuning
gjl-027
: Bercak melebar dengan bagian tepi berwarna gelap dan dapat
dibedakan dengan bagian yang masih sehat
gjl-028
: Terdapat titik-titik warna hitam yang tersebar secara acak pada
permukaan jaringan yang mengalami nekrosa
gjl-029
3.
: Terdapat bercak daun bergaris pada daun yang telah terbuka
Tabel Keputusan Pada Tanaman Nilam
Tabel 3.7. Tabel Keputusan Pada Tanaman Nilam
Gejala
gjl-030
gjl-031
gjl-032
gjl-033
gjl-034
gjl-035
gjl-036
gjl-037
Penyakit
Skt-005
Skt-006
Keterangan Kode Penyakit
Skt-005
: Layu Bakteri
Skt-006
: Budog
Keterangan Kode Gejala Penyakit
gjl-030
: Daun-daun pada cabang tertentu menjadi layu dan selanjutnya
114
diikuti oleh daun-daun pada cabang lainnya
gjl-031
: Pada tanaman yang sama terjadi kelayuan pada beberapa cabang
tertentu, akan tetapi cabang yang lainnya kelihatan sehat
gjl-032
: Seluruh bagian cabang menjadi layu dan mati
gjl-033
: Jaringan akar dan batang tanaman yang sakit akan menjadi busuk
dan berwarna cokelat hitam
gjl-034
: Kulit akar sekunder mengelupas
gjl-035
: Adanya kutil berupa benjolan berwarna putih yang banyak
terbentuk di permukaan batang atau daun
gjl-036
: spora (prosorus) di dalam kutil yang awal nya berwarna putih
menjadi berwarna kuning
gjl-037
: daun maupun tunas-tunas baru yang terbentukpada tanaman yang
telah terinfeksi berukuran lebih kecil, tebal dan ruasnya pendek,
sehingga tanaman menjadi kerdil
3.4.
Pohon Keputusan (Decission Tree)
Setelah dilakukan perancangan tabel keputusan, selanjutnya dilakukan
perancangan pohok keputusan yang dapat membantu dalam mengklasifikasikan
penyakit berdasarkan ciri-cirinya dan juga membantu dalam pembuatan aturan
(rule) dalam pembangunan sistem sistem. Berikut ini adalah pohon keputusan
yang dirancang berdasarkan tabel keputusan:
115
1.
Tanaman Lada
a. Pohon Keputusan Pada Tanaman Lada
gjl-001
gjl-009
gjl-002
gjl-010
gjl-003
gjl-011
gjl-004
gjl-012
gjl-005
gjl-006
gjl-013
gjl-014
gjl-007
gjl-008
gjl-015
Skt-001
gjl-016
Skt-002
Gambar 3.2. Pohon Keputusan Tanaman Lada
b. Aturan (Rule)
Rule1
IF Tanaman layu dan daun-daun menjadi berwarna kuning AND Daun
pucuk layu diikuti daun-daun di bawahnya, kemudian gugur atau tetap
menggantung AND Terjadi perubahan warna pada pangkal batang,
semula berwarna cokelat kekuningan, kemudian cokelat kemerahan,
dan akhirnya hitam AND pada keadaan lembab akan nampak lendir
berwarna kebiruan pada pangkal batang AND Kulit batang terkelupas
116
dan jaringan kayu akan terlihat cokelat kehitaman AND Terdapat gejala
bercak daun pada bagian tengah, atau tepi ujung daun AND apabila
daun di arahkan ke cahaya, terdapat bercak berwarna hitam dengan tepi
bergerigi seperti renda AND infeksi pada buah menyebabkan buah
berwarna hitam dan busuk THEN Penyakit = Busuk Pangkal Batang
(BPB)
Rule 2
IF Terdapat perubahan warna pada bagian cabang menjadi kuning,
cokelat kemudian hitam AND Cabang lada mati AND Terdapat bekas
gigitan pada bagian tanaman yang diserang AND Menghitamnya bekas
gigitan karena pembusukan AND Terdapat serangan larva penggerek
yang menyebabkan menguningnya tanaman pada bagian atas gerekan
yang kemudian mengering AND Tanaman mudah patah AND Terdapat
lubang disekitar bagian tanaman yang dapat ditempati oleh seranggaserangga kecil lainnya AND Serangan larva umumnya dimulai pada
cabang-cabang buah THEN Penyakit = Lophobaris Piperis
117
2.
Tanaman Jahe
a. Pohon Keputusan Pada Tanaman Jahe
gjl-017
gjl-018
gjl-025
gjl-019
gjl-026
gjl-020
gjl-021
gjl-024
gjl-027
gjl-022
gjl-028
gjl-023
gjl-029
Skt-001
Skt-002
Gambar 3.3. Pohon Keputusan Tanaman Jahe
b. Aturan (Rule)
Rule 1
IF Daun-daun menguning dan menggulung AND Gejala menguning
pada daun, dimulai pada bagian tepi dan berkembang ke seluruh helaian
daun AND Seluruh daun menjadi kuning, layu, kering, dan tanaman
menjadi mati AND Pada pangkal yang sakit terlihat gejala busuk
kebasahan “water shocked” AND Pada batang yang sakit sering terlihat
adanya garis yang membujur yang berwarna hitam atau abu-abu AND
Tanaman yang sakit batangnya akan mudah dicabut dan dilepas
118
dibagian rimpangnya AND Apabila batang ditekan, dari penampang
nya akan terlihat eksudat bakteri yang keluar yang berwarna putih susu
yang berbau khas dan menyengat THEN Penyakit = Layu Bakteri
Rule 2
IF Terdapat gejala bercak putih yang merata pada permukaan daun
AND Pada jaringan nekrosa bagian tengah berwarna putih dan tepi
berwarna cokelat / gelap AND Pada awalnya terdapat bercak yang luas
dengan bagian tepi berwarna kuning AND Bercak melebar dengan
bagian tepi berwarna gelap dan dapat dibedakan dengan bagian yang
masih sehat AND Terdapat titik-titik warna hitam yang tersebar secara
acak pada permukaan jaringan yang mengalami nekrosa AND Terdapat
bercak daun bergaris pada daun yang telah terbuka THEN Penyakit =
Bercak Daun
3.
Tanaman Nilam
a. Pohon Keputusan Pada Tanaman Nilam
gjl-030
gjl-031
gjl-036
gjl-032
gjl-033
gjl-034
gjl-035
gjl-037
Skt-002
Skt-001
Gambar 3.4. Pohon Keputusan Tanaman Nilam
119
b. Aturan (Rule)
Rule 1
IF Daun-daun pada cabang tertentu menjadi layu dan selanjutnya diikuti
oleh daun-daun pada cabang lainnya AND Pada tanaman yang sama
terjadi kelayuan pada beberapa cabang tertentu, akan tetapi cabang yang
lainnya kelihatan sehat AND Seluruh bagian cabang menjadi layu dan
mati AND Jaringan akar dan batang tanaman yang sakit akan menjadi
busuk dan berwarna cokelat hitam AND Kulit akar sekunder
mengelupas THEN penyakit = layu bakteri
Rule 2
IF Ada kutil berupa benjolan berwarna putih yang banyak terbentuk di
permukaan batang atau daun AND spora (prosorus) di dalam kutil yang
awal nya berwarna putih menjadi berwarna kuning AND daun maupun
tunas-tunas baru yang terbentukpada tanaman yang telah terinfeksi
berukuran lebih kecil, tebal dan ruasnya pendek, sehingga tanaman
menjadi kerdil THEN penyakit = budog