2018 Indonesian Translation Wewenang Isl
HOME
ABOUT US
ISSUE 22
ISSUE 21
REVIEWS
EDITORIAL COMMITTEE
ARCHIVE
Y.A.V.
VIDEOS
CONTACT
!
CENTER FOR SOUTHEAST ASIAN STUDIES, KYOTO UNIVERSITY
Wewenang Islam
dan Negara di
Brunei Darussalam
NEW | THE
BLOOMING
YEARS
Download a compilation
of all the English KRSEA
articles from Issue 13
(March 2013), to Issue 20
(September 2016). This
period marked a turning
point for KRSEA with the
re-launch of the website
in March 2013 and the
new online archive of
earlier issues.
DOMINIK M. MÜLLER
"
YOUNG
ACADEMICS
VOICE
CambodiaThailand
relations in the
post Cold-War
Era
As fellow ASEAN
member states,
Cambodia and
LATEST REVIEWS
Thailand were the only
two neighboring
countries that were
Secara tak tertandingi di wilayah Asia
1
Tenggara, Islamisasi politik di Brunei
Darussalam adalah ranah khusus negara.
Birokrasi keagamaan Brunei
mempertahankan monopoli mutlak atas
komunikasi-publik yang berkaitan dengan
Islam. Tidak ada kelompok sekuler
terorganisir atau kelompok Islam oposisi
Review— Wars
of Extinction:
Discrimination
and the Lumad
Struggle in
Mindanao
embroiled in military
clashes over border
disputes in recent
times. The Preah
Vihear dispute
between 2008 and
2011 revived media
attention and
yang pernah secara terbuka menentang
Title: Wars of
academic interests on
pendapat keagamaan yang dikemukakan
Extinction:
Cambodia-Thailand
oleh pemerintah pasca-kolonial. Pembuatan-
Discrimination and the
relations. As of 2017, at
Lumad Struggle in
least “four doctoral
Mindanao Author:
theses, two single-
kebijakan Islam hanya terjadi di antara para
#
pejabat negara, dan di balik pintu tertutup.
Arnold P. Alamon
authored monographs,
Organisasi-organisasi Islam non-negara,
Publisher: [...]
and about a dozen
book chapters and
cendekiawan agama yang independen
articles in peer-
(ulama), atau penerbitan Islam yang “liar”,
reviewed academic
secara umum tidak ada. Ulama Brunei
adalah, menurut definisi, pegawai negeri
sipil.
Dalam deklarasi kemerdekaan tahun 1984,
Sultan Hassanal Bolkiah memproklamasikan
bahwa Brunei “akan selamanya menjadi
bangsa Melayu yang berdaulat, demokratis
dan merdeka, Kesultanan Muslim atas ajaran
Review–
Thailand:
Shifting
Ground
between the
US and a Rising
China
Islam (Sunni)”. 2 Sultan menganggap Brunei
Title: Thailand: Shifting
sebagai sebuah negara “non-sekuler”.
Ground Between the
Gagasan untuk menjadi “demokratis” dapat
US and a Rising
diperdebatkan, karena Brunei tidak pernah
China (Asian
melakukan pemilihan umum, tidak memiliki
Arguments) Author:
dewan perwakilan rakyat, tidak ada golongan Benjamin Zawacki
oposisi yang teroganisir, dan diatur oleh
kabinet yang ditunjuk oleh Sultan. Sultan
Paperback. Zed Books,
konstitusional “tidak bisa berbuat salah”
(ulil amri).
Review—
Spiaking
Singlish: A
Companion to
how
Singaporeans
communicate
Pada tahun 2004, Dewan Legislatif
Title: Spiaking Singlish:
(Legislative Council, LegCo) didirikan kembali
A Companion to how
setelah pendahulunya dibubarkan tahun
Singaporeans
Menteri Pertahanan, Keuangan, Urusan Luar
Negeri dan Perdagangan, panglima polisi dan
tentara, “pemimpim agama resmi” (Pasal
3(2)), yaitu Islam, dan dianggap sebagai
“pemimpin umat Allah di bumi” (khalifah),
dan “pemimpin orang-orang yang beriman”
1983. Beberapa melihatnya sebagai “kedok”,
mengingat sebagian besar diangkat dan
kurang punya kekuatan. Pendapat lain
melihatnya sebagai sebuah langkah
terkendali menuju budaya politik baru
dengan peran-serta masyarakat. Budaya
written on [...]
ASEAN
Lacks
Commo
n Trade
Policy
on
China’s
Interna
tional
Capacit
y
Cooper
ation
Strateg
y
[...]
memegang penuh kekuasaan khusus, secara
(Pasal 84B), dan adalah Perdana Menteri,
journals have been
communicate Author:
Gwee Li Sui Publisher:
Singapore: Marshall
[...]
Gender,
Sexualit
y and
‘Songsa
ng’:
Freedo
m of
Expressi
on for
LGBT
Malaysi
ans?
Southea
st Asian
Econom
ies: Is
There
Anythin
g in
Commo
n?
seperti itu tidak ada sejak pemberontakan
berumur-pendek di tahun 1962, yang diikuti
oleh beberapa dasawarsa pemerintahan
darurat. Sekarang anggota masyarakat dapat
menyampaikan persoalan mereka kepada
para anggota LegCo, yang berkumpul setiap
tahun. Dewan juga “menyetujui” anggaran
pemerintah.
Ideologi nasional resmi Brunei, “Kesultanan
Islam Melayu” (Melayu Islam Beraja, MIB),
sangat penting secara politik. MIB
memberikan hak istimewa untuk etnis
Review—The
Khmer Lands
of Vietnam:
Environment,
Cosmology,
and
Sovereignty
Title: The Khmer Lands
of Vietnam:
Environment,
Cosmology, and
Sovereignty Author:
Melayu (M), Islam (I), dan Kesultanan (B)
Philip Taylor Publisher:
sebagai inti dari identitas nasional. Sebagai
Asian Studies [...]
tanggapan atas kritik bahwa MIB adalah
“tradisi yang diciptakan”, para cendekiawan
Brunei –yang berkewajiban untuk
mendukung MIB– mengakui penciptaan
akrononim tersebut namun menegaskan
bahwa hal itu menggambarkan hakikat dari
“budaya masyarakat Brunei” yang berusia
berabad-abad (Mohd Zain 1996:45; Müller
2015:315).
The Malaysian
Ethnic Politics
and the Ghost
of Communism
Past
Title: Absent Without
MIB telah menjadi semakin terlembagakan.
Leave, Director: Lau
Panitia Perancang Konsep MIB memulai
Kek Huat
kerjanya pada tahun 1986 dan kemudian
Hummingbird
diubah menjadi Dewan Tertinggi MBI. Pada
Productions, 2016 In
tahun 1990, pemerintah mendirikan Akademi February 2017, a
Kajian Brunei (Academy of Brunei Studies,
documentary film [...]
Political
Econom
y of
Afforda
ble
Housing
in
Malaysi
a
A
Colonial
Universi
ty for
SouthEast
Asia?
The
Indochi
nese
Universi
ty in
Hanoi
(19061945)
The
Staying
Power
of
Dynasti
c
Politicia
ns in
the
Philippi
nes
APB), yang berada di Universitas Brunei
Darussalam, yang menjadi tempat
sekretariat Dewan Tertinggi MIB. APB adalah
kekuatan kunci dalam produksi pengetahuan
akan MIB. APB menyebarluaskan MIB di tiga
tingkat: sekolah, pendidikan tinggi, dan
masyarakat umum. Kelas-kelas MIB di
Review— Maen
Pukulan:
Pencak Silat
Khas Betawi
Rising
Environ
mental
Awaren
ess in
Vietna
m
sekolah, pendidikan tinggi dan universitas
adalah wajib; tidak ada warga negara yang
Gusmanuddin
bisa tamat sekolah tanpa lulus modul MIB.
Natawijaya, Maen
“Scanda
Media berita selalu mengacu pada MIB, dan
Pukulan: Pencak Silat
acara-acara masyarakat umum khususnya
Khas Betawi (Fist-play:
dibingkai sebagai pengabdian MIB. Kompetisi the pencak silat of
seni atau puisi, misalnya, mengikuti istilahistilah khas MIB yang patriotik, dan siswa di
Betawi) Jakarta:
Yayasan [...]
luar negeri diperintahkan untuk “menjunjung
tinggi nilai-nilai MIB”. 3 Pentingnya MIB untuk
menjadi warga negara yang baik dan normanorma akan ungkapan di kalangan publik
secara mendalam dihayati di masyarakat dan
apapun pendapat yang dimiliki perorangan
mengenai MIB tetap tertutup dalam “salinan
yang tersembunyi” (Scott 1990). Bahkan para
petugas MIB juga sebenarnya sependapat
REVIEW— The
End of UMNO?:
Essays on
Malaysia’s
Dominant
Party
dengan berbagai lelucon sehari-hari yang
membuat-buat arti akronim itu. Perdebatan
serius mengenai konsep ini terjadi di dunia
maya (Müller 2010:157), sekalipun sangat
jarang.
Sarana Hukum dan
Kelembagaan dari Tata
Pemerintahan Islam menurut
MIB
Sejarah kebijakan Islamisasi Brunei adalah
sejarah penguatan monopoli negara untuk
Title: The End of
UMNO?: Essays on
Malaysia’s Dominant
Party Author: Bridget
Jaya, Malaysia:
Strategic [...]
REVIEW— Elite:
An Anthology
Title: Elite: An
pengamalan ajaran Islam. “Mobilisasi Islam”
Anthology Edited by:
yang teroganisir –tema khusus dalam Jurnal
Caroline S. Hau,
konteks oposisi atau non-negara, meskipun
ada sejumlah orang yang bersimpati pada
Commo
dificatio
n of
Culture
in
Vietna
m’s
Norther
n
Highlan
ds
Welsh (ed.) Petaling
menjelaskan isi dan garis merah ajaran dan
ini– jarang ada, setidaknya tidak dalam
l
surfers”
: Some
politicia
ns get
away
with
outrage
ous
behavio
ur
Katrina Tuvera,
Isabelita O. Reyes
Mandaluyong City: [...]
Relucta
nt
Islamist
s: Rules
and
Incentiv
es in
the
Malay
World
Southea
st Asia,
Surprisi
ngly
para milisi asing (contohnya, Jamaah
Islamiyah) dan para anggota kelompok
Muslim nir-kekerasan nan ilegal (contohnya,
Al-Arqam Malaysia) telah ditangkap di masa
lalu. Jika “Islamisme” mengacu pada ideologi
politik dan proyek sosial yang bercita-cita
untuk memanfaatkan negara dan perangkat
Rethink
ing
Approa
ches to
the
Study of
Thai
Foreign
hukumnya untuk Islamisasi dari atas ke
bawah dalam masyarakat, berdampingan
Policy
Behavio
urs
juga dengan upaya pendidikan, negara
Brunei sendiri telah dengan penuh semangat
ikut serta dalam gerakan “Islamisme” sejak
tahun 1980an.
Menurut sejarah, sebuah kitab hukum yang
diilhami Islam ada di Brunei di masa sebelum
penjajahan, berdampingan dengan
kebiasaan / adat. Selama masa pendudukan
Celebra
ting
Muham
mad’s
Birthda
y in
Yogyak
arta
Inggris (1906–1959, di bawah protektorat
sejak 1888) pejabat kolonial menganjurkan
para sultan tentang “memutakhirkan” urusan
keagamaan, yang bertujuan untuk suatu
proses pelembagaan dan kodifikasi yang
diatur dengan baik yang mengikuti
pemahaman Inggris tentang pembangunan-
Legitim
acy and
Military
Rule in
Today’s
Thailan
d
negara dan kerangka pemikiran hukum. Hal
ini menghasilkan serangkaian aturan hukum,
dimulai dengan Pengesahan Undan-undang
Hukum Islam tahun 1912, dan pendirian
sejumlah lembaga baru. Terlepas dari
persoalan ini, hukum Islam terbatas pada
bidang hukum keluarga dan pribadi, meski
beberapa tindak pidana yang diatur oleh
Reel
Justice:
Filipino
Action
Movies
in a
Time of
Killing
agama termasuk juga. Kekuasaan para sultan
menjadi terbatas pada persoalan agama dan
adat, namun mereka menggunakan bidang
ini untuk memperkuat kedudukan dan
kekuasaan simbolik mereka. Pada tahun
1959, Brunei menjadi mandiri dalam urusan
dalam negeri. Undang Undang Dasar tahun
1959 menekankan karakter bangsa sebagai
“Islam” dan “Melayu”. UUD tersebut tidak
membahas hak perorangan, kecuali untuk
“praktik … dalam kedamaian dan
The
ColourCoded
Movem
ents as
a Space
to
Enhanc
e
Women’
s
Political
Power
kkerukunan” beragama (Pasal 3).
Sultan Hassanal Bolkiah on a poster in the capital
The rise
of
Bandar Seri Begawan
Dasar-dasar dalam pemerintahan
keagamaan yang diletakkan pada masa
penjajahan, meski agak bertentangan, justru
menyediakan “bahasa kelembagaan” bagi
massmobilizi
ng
politics
in
Indones
ia
berbagai kebijakan emansipatoris yang
sesuai dengan Islamisasi pada masa pascapenjajahan. Hal-hal ini memuat hukum Islam
yang baru dan perkembangan lebih jauh dari
pengaruh sistem pemerintahan keagamaan
dan perbedaan jabatan. Pada tahun 1990,
sebuah kelompok kerja memulai meneliti
undang-undang yang ada untuk
menyeleraskannya menjadi “sejalan dengan
Islam” (Müller 2015:321). Hal ini ditujukan
atas undang-undang yang diadopsi dari
Inggris yang berlaku sejajar dengan Hukum
Misund
erstand
ing the
Interne
t,
Misund
erstand
ing the
Users:
Cases
from
Thailan
d
Syariah dalam sistem ganda. Pada tahun
1991 dan 1992, penjualan minuman keras
dan daging babi dilarang. Birokrasi negara
menjadi semakin menaruh perhatian untuk
mencabut aturan hukum yang dinilainya
(terutama oleh Mufti Negara) sebagai
“penyimpangan” dari “Islam yang hakiki”,
dimulai dengan pelarangan ajaran Bahai
(Müller 2015:328), diikuti oleh daftar “ajaran
yang menyimpang”. Sejalan untuk menjamin
bahwa ruang diskusi non-negara Islam tidak
akan bisa ada, birokrasi bermaksud untuk
“menyucikan” budaya Muslim-Melayu dari
unsur-unsur “takhayul” (Müller 2015: 327ff).
The
Product
ion of
Shared
Space:
Notes
on
Indones
ian
Migrant
Worker
s in
Hong
Kong
and
Japan
Mendefinisikan dan menentang segala
“penyimpangan” itu adalah kerja utama
birokrasi, di samping kerja sosial dan amal,
penyiaran, pembangunan dan pemeliharaan
masjid, penulisan kotbah salat Jumat, dan
urusan naik haji. Lembaga yang berpengaruh
meliputi Departemen Mufti Negara Bagian,
Kementrian Agama, Pusat Dakwah Islam, dan
Bagian Pengawasan Akidah (Ajaran agama).
An
Arms
Race in
Southea
st Asia:
The
Claims
and
Realitie
s
Dewan Agama (MUIB) memiliki “kewenangan
utama” dalam masalah-masalah Islam di
bawah Sultan, yang memberikan saran
padanya. Komite Hukum dipimpin oleh
Mufti. “Rulings” (sebuah istilah yang
digunakan sebagai persamaan kata dalam
aturan hukum bahasa-Inggris Brunei sama
dengan fatwa) yang dikeluarkan Dewan
adalah “mengikat semua Muslim (Syafi’i) …
yang bertempat tinggal di Brunei” seketika
The
good
child’s
duties:
childho
od in
militari
zed
Thailan
d
Sultan atau MUIB memerintahkan
pengumumannya dalam Berita Negara.
Negara-Islam menganut ajaran Sunni Syafi’i,
dan semua Muslim Brunei diharapkan untuk
mengikutinya.
Birokrasi bertujuan untuk menerapkan
kaidah Islam untuk “mewajibkan apa yang
benar dan melarang apa yang salah”. Bagian
Pengawasan Akidah, contohnya,
membenarkan semua pekerjaannya dengan
mengutip kaidah ini. Organisasi
Revitali
sing
Cooper
atives
of
Agricult
ural
Commu
nities:
OTOP
Organis
ations
in Thai
Villages
pendahulunya didirikan pada tahun 1986
setelah perkara “kesurupan”, yang diduga
disebabkan oleh sihir atau kemasukan arwah
(Müller 2015:328). Kekuatannya berangsurangsur bertambah. Bagian ini memiliki subunit yang mempunyai sasaran khususnya
sub-bidang yang digolongkan dalam
“penyimpangan”, di samping tata usaha,
pelaksanaan dan pengawasan. Lembaga ini
mendorong keterlibatan masyarakat,
memiliki saluran telepon cepat 24-jam, dan
memelihara jaringan informan, dua di
antaranya sudah penulis wawancarai pada
tahun 2017. Sarana lain untuk memperkuat
kekuatan negara dalam bidang Islam adalah
The
Constit
utional
Court in
the
2016
constitu
tional
draft: A
substitu
te King
for
Thailan
d in the
postBhumib
ol era?
fatwa-fatwa, yang hanya dapat dikeluarkan
oleh Mufti Negara. Mengeluarkan “fatwa
yang tidak sah” dapat dihukum selama-
Vietna
m’s
lamanya dua tahun hukuman penjara.
“Mencemooh” atau “menghina” fatwa Mufti
dapat dihukum hingga tiga tahun. Kasus
pelanggaran seperti itu jarang pernah terjadi,
dan sementara itu, kasus-kasus
“penyimpangan” biasanya diselesaikan di
luar pengadilan melalui “teguran” atau
Urban
Middle
Class:
Rapidly
Growin
g,
Slowly
Awaken
ing
“penyuluhan”.
Langkah terakhir dalam menyusun negaraIslam Brunei secara kelembagaan adalah
KUHP Syariah 2013 (SPCO). Persiapan
dimulai pada tahun 1996, tetapi
pelaksanaannya pertama kali diumumkan
“Family
”
making
in SinoThai
Relatio
ns
oleh Sultan pada tahun 2011 dan secara
resmi dideklarasikan pada 22 Oktober 2013.
SPCO diwujudkan dalam tiga tahapan: Tahap
pertama dimulai pada bulan Mei 2014 dan
meliputi 55 “pelanggaran umum” (ta’zir).
Bagian-bagian yang meliputi hukuman yang
lebih berat (hudud, qisas) menyusul dalam
tahapan kedua dan ketiga. Tahap kedua akan
dilaksanakan 12 bulan setelah Kitab Undang-
Myanm
ar Oil
and
Gas:
Manage
d by the
People
for the
People
undang Hukum Acara Pidana Syariah (CPC)
diundangkan. Sampai pada tahun 2017,
tahap kedua ini disebut telah melalui
“perbaikan akhir” oleh Kementrian Agama
dan Majelis Kejaksaan Agung. Setelah tahap
kedua dimulai (12 bulan setelah CPC), tahap
ketiga akan dimulai 24 bulan setelahnya.
Pelaksanaan bertahap ini bertujuan untuk
“memberi waktu kepada masyarakat dan
Energy
Security
in
Southea
st Asia?
Let’s
start
with
the
Future
aparat penegak hukum agar terbiasa dengan
undang-undang yang baru” (Brunei Times
2014).
Di tahun 2016, Sultan Brunei memberikan
kritik tajam kepada Kementrian Agama
(sehingga mentrinya diganti segera
setelahnya) karena tidak menyelesaikan CPC,
yang dapat membuat SPCO menjadi “terlihat
“Arrest
ed
Develop
ment”
Why
and
how the
Thai
junta
tidak berguna” (dikutip di Müller 2017:213).
SPCO secara terus menerus disebut di media
discipli
nes
labor
pemerintah. Sejumlah tantangan dalam
perubahan struktur peradilan dan
penegakan hukum yang mendasar ini
mungkin telah diremehkan. KUHP
sebelumnya akan terus berlaku, dan
peradilan tampaknya dapat memutuskan
secara praktis kasus-demi-kasus apakah
akan menerapkan SPCO atau KUHP. Untuk
itu, rincian sesuai prosedur tetap harus
ditentukan dalam CPC. SPCO mungkin
utamanya memiliki kegunaan simbolis.
Hukum-hukum yang sudah diundangkan di
“tahap pertama” telah diterapkan hanya
pada beberapa kasus (Müller 2016:167;
Müller 2017:204).
Kritik publik Sultan Brunei terhadap
keterlambatan penyelesaian CPC
menunjukkan bagaimana dalam ketiadaan
pihak oposisi atau masyarakat sipil yang
berdaulat, Sultan memainkan peran tersebut
saat ini juga. Sultan juga mempersoalkan
birokrasi Islam yang ada karena kurang
berhasil dalam penyiaran Islam (dakwah),
dan mengecam kegiatan humas yang
dilakukan (mantan) Mentri dan Wakil Menteri
Agama (Müller 2017:203). Dalam bidang lain
juga, terutama seruannya terkait
penganekaragaman ekonomi, Sultan adalah
pengkritik paling tajam terhadap
pemerintahannya.
Sultan Hassanal Bolkiah with the former President
of the People’s Republic of China, Hu Jintao. Photo:
Wikimedia
Visi 2035: Sebuah “Bangsa yang
Selalu Mengingat Allah”
The
Real
Crisis of
Philippi
ne
Democr
acy
Sultan telah mendeklarasikan tujuan
ekonomi yang ambisius di bawah slogan
Wawasan 2035 (Visi 2035). Slogan tersebut
sejalan dengan tema baru lainnya, Negara
Zikir, sebuah “bangsa yang selalu mengingat
Allah”. Ketergantungan pada minyak dan gas
tetap menjadi tantangan tersendiri. Salah
satu bidang yang diharapkan adalah
“ekonomi Islam”. Namun, pada tahun 2014,
40% dari lulusan Universitas Islam Sultan
Sharif Ali (UNISSA, didirikan pada tahun
2007), adalah pengangguran (Müller
2017:204). Sultan menegaskan bahwa SPCO
dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
UNISSA telah membentuk program gelarganda dalam bidang Hukum dan Hukum
Syariah yang menghasilkan lulusan
pertamanya pada tahun 2016. Sehubungan
dengan itu, Sultan mendeklarasikan bahwa
para lulusan UNISSA harus menjadi
“kekuatan penggerak” dalam pelaksanaan
SPCO dan “mendukung administrasi
pemerintahan” (dikutip dalam Müller
2017:204). Beberapa modul-kuliah yang
diajarkan di UNISSA membahas mengenai
hukum pidana Islam. Seperti apa orientasi
ideologi para lulusan kajian Islam generasi ini
masih belum jelas. Dahulu, para aktor
birokrasi-Islam telah melancarkan lobi untuk
kebijakan berbasis agama, seperti SPCO, dan
memutuskan isinya.
Dikenal baik oleh masyarakatnya, meski
berusia 71 tahun dan telah menjabat selama
50 tahun, Sultan tetap berada dalam posisi
yang tidak terbantahkan. Proses penggantian
kepemimpinan tampak jelas, karena Sultan
telah lama mempersiapkan Putra Mahkota
dan “Wakil Sultan” al-Muhtadee Billah untuk
menjalankan peran masa depan. Pendekatan
terpadu Sultan dikukuhkan dengan
membagi-bagi modal simbolik dan modal
materialnya dengan sangat canggih di dalam
negara, masyarakat, dan keluarga kerajaan.
Kekuasaan birokrasi agamis yang
terlembagakan akan memastikan
pengaruhnya yang kuat di tahun-tahun
mendatang. Hal itu akan tetap menjadi pusat
legitimasi kekuasaan politik. Masih harus
tetap dilihat bagaimana birokrasi agamis itu
akan berkembang, siapa yang akan menjadi
pemimpinnya di masa depan, dan
bagaimana isi wacana MIB mampu
berkembang.
Dominik M. Müller
Ketua Kelompok Penelitian Emmy Noether
“Birokratisasi Islam dan Dimensi Sosio-legal
di Asia Tenggara“
Institut Max Planck untuk Antropologi Sosial
(Halle, Jerman)
Departemen Hukum dan Antropologi
Bibliografi
Academy of Brunei Studies (2016): “Students
Studying Abroad Urged to Uphold Malay
Islamic Monarchy Values”, 28 August, URL
http://apb.ubd.edu.bn/students-studyingabroad-urged-to-uphold-malay-islamicmonarchy-values/, accessed 18 September
2017.
Brunei Times 2014: Implementation of
Shariah Law. Brunei Times, 15 December.
Brunei Times (2016) “Uphold MIB Values
through Creative Art”, 24 June.
Iik Arifin Mansurnoor 2008: “Formulating and
Implementing a Sharia-guided Legal System
in Brunei Darussalam: Opportunity and
Challenge”. Sosiohumanika 1(2), 219–248.
Muhammad Hadi bin Muhammad Melayong
(2015) “Crown of the People”, Borneo Bulletin,
24 June 2017, URL:
https://borneobulletin.com.bn/crown-of-thepeople/, accessed 18 September 2017.
Mohd Zain Serudin (1996): Melayu Islam
Beraja: Suatu Pendekatan. Bandar Seri
Begawan: Dewan Bahasa dan Pustaka
Müller, Dominik M. (2010) “Melayu Islam
Beraja: Islam, Staat und Politische
Kommunikation in Brunei Darussalam”. In H.
Warnk and F. Schulze (eds.). State and Islam in
Southeast Asia. Wiesbaden: Harrassowitz.
147–170.
Müller, Dominik M. (2015) “Sharia Law and
the Politics of ‘Faith Control’ in Brunei
Darussalam: Dynamics of Socio-Legal Change
in a Southeast Asian Sultanate”.
Internationales Asienforum: International
Quarterly for Asian Studies. 46(3-4): 313–345.
Müller, Dominik M. (2016) “Brunei in 2015: Oil
Revenues Down, Sharia on the Rise“. Asian
Survey. 56(1): 162–167.
Müller, Dominik M. (2017) “Brunei
Darussalam in 2016: The Sultan is Not
Amused”. Asian Survey. 57(1): 199–205.
Sultan Hassanal Bolkiah (1991): Titah. 14
January 1991. URL:
http://www.information.gov.bn/Malay%20Pu
blication%20PDF/EDIT%20TITAH%2019901991.pdf, accessed 18 September 2017.
Notes:
1. slamisasi cukup dapat diartikan sebagai
“bagian penting dari simbol-simbol
Islam, norma-norma, tradisi-tradisi
berkaitan dengan nalar, dan praktik
yang menyertai di dalam satu atau
lebih ranah pengalaman hidup” (Peletz
2015: 145). Istilah ini bermasalah,
antara lain alasannya karena berisiko
menunjukkan pernyataan yang
menurut kaidah yang berlaku yang
tidak disengaja dengan menganggap
sebuah proses terhadap “lebih banyak
Islam”, sedangkan Muslim lainnya
mungkin melihat perkembangan
dengan diberi nama kebalikannya,
yaitu “Islam yang kurang (sebenarnya)”.
2. Muhammad Hadi 2017
3. See e.g. Academy of Brunei Studies
2016; Brunei Times 2016, and author’s
observations at poetry competition,
Bandar Seri Begawan 17 July 2017.
!
(
"
+
&
∠ PREVIOUS
ำนาจิสลามับัฐใน
NEXT ∠
Islamic Authority and the
ประเทศบูไนดาุสซาลาม
State in Brunei
Darussalam
BE THE FIRST TO COMMENT
Leave a Reply
Your email address will not be published.
Comment
Name *
Email *
Website
POST COMMENT
Notify me of follow-up comments by email.
Notify me of new posts by email.
日本語
BAHASA
INDONESIA
Koalisi
ModeratRadikal
atas
Nama
Islam:
Islam
Konserva
tif di
Indonesi
a dan
Malaysia
ภาษาไทย
ム
教の名に
おける穏
健派と過
激派の連
合: ン
ネ
とマ ー
にお
ける保守
的
ム教
ン
Mobilisas
i Islamis
di
Indonesi
a
ネ
にお
ける
ム主義
者の動員
Gerak
laju
Transnas
ionalism
e
Salafiyah
di Asia
Tenggara
東南
におけ
るサ
ー主
義の
ン
ョ
ムの諸
相
Memasu
kkan
Agama
ke dalam
UndangUndang
現代マ
ー
における
宗教の憲
法化と政
治化
TIẾNG VIỆT
แนว่วม
สายกลางุด้วใน
นามของ
ศาสนา
ิสลาม:
ัทิ
ิสลาม
อุัก์
ิยมใน
ินโดีเีย
และ
มาเลเีย
Liên
minh Ôn
hòa-Cấp
tiến
Nhân
danh Hồi
giáo: Chủ
nghĩa Hồi
giáo Bảo
thủ ở
Indonesi
a và
Malaysia
การระดม
มวลชน
ของัทิ
ิสลาม
ิยมใน
ินโดีเีย
Phong
trào Hồi
giáo ở
Indonesi
a
ขบวนการ
ซาลาีับ
การ
เค่อนไหว
้าม
ชาิูป
ักษ์
่างๆ ใน
เอเีย
ตะันออก
เียงใ้
ศาสนาับ
ัฐธรรมู
Những
Phương
thức của
Phong
trào
Xuyên
Quốc gia
Salafi ở
Đông
Nam Á
Thể chế
hóa và
Chính trị
hóa Tôn
dan
Mempolit
isisasi
Agama di
Malaysia
Dewasa
Ini
ญและ
การเือง
ในประเทศ
มาเลเีย
ัจุัน
ネ
・ダ
サ ーム
における
ム
教の権威
と国家
ำนาจ
ิสลามับ
ัฐใน
ประเทศ
บูไนดาุส
ซาลาม
Wewena
ng Islam
dan
Negara
di Brunei
Darussal
am
HOME
ISSUE 22
EDITORIAL COMMITTEE
ISSUE 21
REVIEWS
ARCHIVE
CONTACT
Copyright © 2017 | Kyoto Review of Southeast Asia | All Rights Reserved
UA-21469080-8
Y.A.V.
VIDEOS
giáo ở
Malaysia
Hiện nay
Quyền uy
Hồi giáo
và Nhà
nước ở
Brunei
Darussal
am
ABOUT US
ABOUT US
ISSUE 22
ISSUE 21
REVIEWS
EDITORIAL COMMITTEE
ARCHIVE
Y.A.V.
VIDEOS
CONTACT
!
CENTER FOR SOUTHEAST ASIAN STUDIES, KYOTO UNIVERSITY
Wewenang Islam
dan Negara di
Brunei Darussalam
NEW | THE
BLOOMING
YEARS
Download a compilation
of all the English KRSEA
articles from Issue 13
(March 2013), to Issue 20
(September 2016). This
period marked a turning
point for KRSEA with the
re-launch of the website
in March 2013 and the
new online archive of
earlier issues.
DOMINIK M. MÜLLER
"
YOUNG
ACADEMICS
VOICE
CambodiaThailand
relations in the
post Cold-War
Era
As fellow ASEAN
member states,
Cambodia and
LATEST REVIEWS
Thailand were the only
two neighboring
countries that were
Secara tak tertandingi di wilayah Asia
1
Tenggara, Islamisasi politik di Brunei
Darussalam adalah ranah khusus negara.
Birokrasi keagamaan Brunei
mempertahankan monopoli mutlak atas
komunikasi-publik yang berkaitan dengan
Islam. Tidak ada kelompok sekuler
terorganisir atau kelompok Islam oposisi
Review— Wars
of Extinction:
Discrimination
and the Lumad
Struggle in
Mindanao
embroiled in military
clashes over border
disputes in recent
times. The Preah
Vihear dispute
between 2008 and
2011 revived media
attention and
yang pernah secara terbuka menentang
Title: Wars of
academic interests on
pendapat keagamaan yang dikemukakan
Extinction:
Cambodia-Thailand
oleh pemerintah pasca-kolonial. Pembuatan-
Discrimination and the
relations. As of 2017, at
Lumad Struggle in
least “four doctoral
Mindanao Author:
theses, two single-
kebijakan Islam hanya terjadi di antara para
#
pejabat negara, dan di balik pintu tertutup.
Arnold P. Alamon
authored monographs,
Organisasi-organisasi Islam non-negara,
Publisher: [...]
and about a dozen
book chapters and
cendekiawan agama yang independen
articles in peer-
(ulama), atau penerbitan Islam yang “liar”,
reviewed academic
secara umum tidak ada. Ulama Brunei
adalah, menurut definisi, pegawai negeri
sipil.
Dalam deklarasi kemerdekaan tahun 1984,
Sultan Hassanal Bolkiah memproklamasikan
bahwa Brunei “akan selamanya menjadi
bangsa Melayu yang berdaulat, demokratis
dan merdeka, Kesultanan Muslim atas ajaran
Review–
Thailand:
Shifting
Ground
between the
US and a Rising
China
Islam (Sunni)”. 2 Sultan menganggap Brunei
Title: Thailand: Shifting
sebagai sebuah negara “non-sekuler”.
Ground Between the
Gagasan untuk menjadi “demokratis” dapat
US and a Rising
diperdebatkan, karena Brunei tidak pernah
China (Asian
melakukan pemilihan umum, tidak memiliki
Arguments) Author:
dewan perwakilan rakyat, tidak ada golongan Benjamin Zawacki
oposisi yang teroganisir, dan diatur oleh
kabinet yang ditunjuk oleh Sultan. Sultan
Paperback. Zed Books,
konstitusional “tidak bisa berbuat salah”
(ulil amri).
Review—
Spiaking
Singlish: A
Companion to
how
Singaporeans
communicate
Pada tahun 2004, Dewan Legislatif
Title: Spiaking Singlish:
(Legislative Council, LegCo) didirikan kembali
A Companion to how
setelah pendahulunya dibubarkan tahun
Singaporeans
Menteri Pertahanan, Keuangan, Urusan Luar
Negeri dan Perdagangan, panglima polisi dan
tentara, “pemimpim agama resmi” (Pasal
3(2)), yaitu Islam, dan dianggap sebagai
“pemimpin umat Allah di bumi” (khalifah),
dan “pemimpin orang-orang yang beriman”
1983. Beberapa melihatnya sebagai “kedok”,
mengingat sebagian besar diangkat dan
kurang punya kekuatan. Pendapat lain
melihatnya sebagai sebuah langkah
terkendali menuju budaya politik baru
dengan peran-serta masyarakat. Budaya
written on [...]
ASEAN
Lacks
Commo
n Trade
Policy
on
China’s
Interna
tional
Capacit
y
Cooper
ation
Strateg
y
[...]
memegang penuh kekuasaan khusus, secara
(Pasal 84B), dan adalah Perdana Menteri,
journals have been
communicate Author:
Gwee Li Sui Publisher:
Singapore: Marshall
[...]
Gender,
Sexualit
y and
‘Songsa
ng’:
Freedo
m of
Expressi
on for
LGBT
Malaysi
ans?
Southea
st Asian
Econom
ies: Is
There
Anythin
g in
Commo
n?
seperti itu tidak ada sejak pemberontakan
berumur-pendek di tahun 1962, yang diikuti
oleh beberapa dasawarsa pemerintahan
darurat. Sekarang anggota masyarakat dapat
menyampaikan persoalan mereka kepada
para anggota LegCo, yang berkumpul setiap
tahun. Dewan juga “menyetujui” anggaran
pemerintah.
Ideologi nasional resmi Brunei, “Kesultanan
Islam Melayu” (Melayu Islam Beraja, MIB),
sangat penting secara politik. MIB
memberikan hak istimewa untuk etnis
Review—The
Khmer Lands
of Vietnam:
Environment,
Cosmology,
and
Sovereignty
Title: The Khmer Lands
of Vietnam:
Environment,
Cosmology, and
Sovereignty Author:
Melayu (M), Islam (I), dan Kesultanan (B)
Philip Taylor Publisher:
sebagai inti dari identitas nasional. Sebagai
Asian Studies [...]
tanggapan atas kritik bahwa MIB adalah
“tradisi yang diciptakan”, para cendekiawan
Brunei –yang berkewajiban untuk
mendukung MIB– mengakui penciptaan
akrononim tersebut namun menegaskan
bahwa hal itu menggambarkan hakikat dari
“budaya masyarakat Brunei” yang berusia
berabad-abad (Mohd Zain 1996:45; Müller
2015:315).
The Malaysian
Ethnic Politics
and the Ghost
of Communism
Past
Title: Absent Without
MIB telah menjadi semakin terlembagakan.
Leave, Director: Lau
Panitia Perancang Konsep MIB memulai
Kek Huat
kerjanya pada tahun 1986 dan kemudian
Hummingbird
diubah menjadi Dewan Tertinggi MBI. Pada
Productions, 2016 In
tahun 1990, pemerintah mendirikan Akademi February 2017, a
Kajian Brunei (Academy of Brunei Studies,
documentary film [...]
Political
Econom
y of
Afforda
ble
Housing
in
Malaysi
a
A
Colonial
Universi
ty for
SouthEast
Asia?
The
Indochi
nese
Universi
ty in
Hanoi
(19061945)
The
Staying
Power
of
Dynasti
c
Politicia
ns in
the
Philippi
nes
APB), yang berada di Universitas Brunei
Darussalam, yang menjadi tempat
sekretariat Dewan Tertinggi MIB. APB adalah
kekuatan kunci dalam produksi pengetahuan
akan MIB. APB menyebarluaskan MIB di tiga
tingkat: sekolah, pendidikan tinggi, dan
masyarakat umum. Kelas-kelas MIB di
Review— Maen
Pukulan:
Pencak Silat
Khas Betawi
Rising
Environ
mental
Awaren
ess in
Vietna
m
sekolah, pendidikan tinggi dan universitas
adalah wajib; tidak ada warga negara yang
Gusmanuddin
bisa tamat sekolah tanpa lulus modul MIB.
Natawijaya, Maen
“Scanda
Media berita selalu mengacu pada MIB, dan
Pukulan: Pencak Silat
acara-acara masyarakat umum khususnya
Khas Betawi (Fist-play:
dibingkai sebagai pengabdian MIB. Kompetisi the pencak silat of
seni atau puisi, misalnya, mengikuti istilahistilah khas MIB yang patriotik, dan siswa di
Betawi) Jakarta:
Yayasan [...]
luar negeri diperintahkan untuk “menjunjung
tinggi nilai-nilai MIB”. 3 Pentingnya MIB untuk
menjadi warga negara yang baik dan normanorma akan ungkapan di kalangan publik
secara mendalam dihayati di masyarakat dan
apapun pendapat yang dimiliki perorangan
mengenai MIB tetap tertutup dalam “salinan
yang tersembunyi” (Scott 1990). Bahkan para
petugas MIB juga sebenarnya sependapat
REVIEW— The
End of UMNO?:
Essays on
Malaysia’s
Dominant
Party
dengan berbagai lelucon sehari-hari yang
membuat-buat arti akronim itu. Perdebatan
serius mengenai konsep ini terjadi di dunia
maya (Müller 2010:157), sekalipun sangat
jarang.
Sarana Hukum dan
Kelembagaan dari Tata
Pemerintahan Islam menurut
MIB
Sejarah kebijakan Islamisasi Brunei adalah
sejarah penguatan monopoli negara untuk
Title: The End of
UMNO?: Essays on
Malaysia’s Dominant
Party Author: Bridget
Jaya, Malaysia:
Strategic [...]
REVIEW— Elite:
An Anthology
Title: Elite: An
pengamalan ajaran Islam. “Mobilisasi Islam”
Anthology Edited by:
yang teroganisir –tema khusus dalam Jurnal
Caroline S. Hau,
konteks oposisi atau non-negara, meskipun
ada sejumlah orang yang bersimpati pada
Commo
dificatio
n of
Culture
in
Vietna
m’s
Norther
n
Highlan
ds
Welsh (ed.) Petaling
menjelaskan isi dan garis merah ajaran dan
ini– jarang ada, setidaknya tidak dalam
l
surfers”
: Some
politicia
ns get
away
with
outrage
ous
behavio
ur
Katrina Tuvera,
Isabelita O. Reyes
Mandaluyong City: [...]
Relucta
nt
Islamist
s: Rules
and
Incentiv
es in
the
Malay
World
Southea
st Asia,
Surprisi
ngly
para milisi asing (contohnya, Jamaah
Islamiyah) dan para anggota kelompok
Muslim nir-kekerasan nan ilegal (contohnya,
Al-Arqam Malaysia) telah ditangkap di masa
lalu. Jika “Islamisme” mengacu pada ideologi
politik dan proyek sosial yang bercita-cita
untuk memanfaatkan negara dan perangkat
Rethink
ing
Approa
ches to
the
Study of
Thai
Foreign
hukumnya untuk Islamisasi dari atas ke
bawah dalam masyarakat, berdampingan
Policy
Behavio
urs
juga dengan upaya pendidikan, negara
Brunei sendiri telah dengan penuh semangat
ikut serta dalam gerakan “Islamisme” sejak
tahun 1980an.
Menurut sejarah, sebuah kitab hukum yang
diilhami Islam ada di Brunei di masa sebelum
penjajahan, berdampingan dengan
kebiasaan / adat. Selama masa pendudukan
Celebra
ting
Muham
mad’s
Birthda
y in
Yogyak
arta
Inggris (1906–1959, di bawah protektorat
sejak 1888) pejabat kolonial menganjurkan
para sultan tentang “memutakhirkan” urusan
keagamaan, yang bertujuan untuk suatu
proses pelembagaan dan kodifikasi yang
diatur dengan baik yang mengikuti
pemahaman Inggris tentang pembangunan-
Legitim
acy and
Military
Rule in
Today’s
Thailan
d
negara dan kerangka pemikiran hukum. Hal
ini menghasilkan serangkaian aturan hukum,
dimulai dengan Pengesahan Undan-undang
Hukum Islam tahun 1912, dan pendirian
sejumlah lembaga baru. Terlepas dari
persoalan ini, hukum Islam terbatas pada
bidang hukum keluarga dan pribadi, meski
beberapa tindak pidana yang diatur oleh
Reel
Justice:
Filipino
Action
Movies
in a
Time of
Killing
agama termasuk juga. Kekuasaan para sultan
menjadi terbatas pada persoalan agama dan
adat, namun mereka menggunakan bidang
ini untuk memperkuat kedudukan dan
kekuasaan simbolik mereka. Pada tahun
1959, Brunei menjadi mandiri dalam urusan
dalam negeri. Undang Undang Dasar tahun
1959 menekankan karakter bangsa sebagai
“Islam” dan “Melayu”. UUD tersebut tidak
membahas hak perorangan, kecuali untuk
“praktik … dalam kedamaian dan
The
ColourCoded
Movem
ents as
a Space
to
Enhanc
e
Women’
s
Political
Power
kkerukunan” beragama (Pasal 3).
Sultan Hassanal Bolkiah on a poster in the capital
The rise
of
Bandar Seri Begawan
Dasar-dasar dalam pemerintahan
keagamaan yang diletakkan pada masa
penjajahan, meski agak bertentangan, justru
menyediakan “bahasa kelembagaan” bagi
massmobilizi
ng
politics
in
Indones
ia
berbagai kebijakan emansipatoris yang
sesuai dengan Islamisasi pada masa pascapenjajahan. Hal-hal ini memuat hukum Islam
yang baru dan perkembangan lebih jauh dari
pengaruh sistem pemerintahan keagamaan
dan perbedaan jabatan. Pada tahun 1990,
sebuah kelompok kerja memulai meneliti
undang-undang yang ada untuk
menyeleraskannya menjadi “sejalan dengan
Islam” (Müller 2015:321). Hal ini ditujukan
atas undang-undang yang diadopsi dari
Inggris yang berlaku sejajar dengan Hukum
Misund
erstand
ing the
Interne
t,
Misund
erstand
ing the
Users:
Cases
from
Thailan
d
Syariah dalam sistem ganda. Pada tahun
1991 dan 1992, penjualan minuman keras
dan daging babi dilarang. Birokrasi negara
menjadi semakin menaruh perhatian untuk
mencabut aturan hukum yang dinilainya
(terutama oleh Mufti Negara) sebagai
“penyimpangan” dari “Islam yang hakiki”,
dimulai dengan pelarangan ajaran Bahai
(Müller 2015:328), diikuti oleh daftar “ajaran
yang menyimpang”. Sejalan untuk menjamin
bahwa ruang diskusi non-negara Islam tidak
akan bisa ada, birokrasi bermaksud untuk
“menyucikan” budaya Muslim-Melayu dari
unsur-unsur “takhayul” (Müller 2015: 327ff).
The
Product
ion of
Shared
Space:
Notes
on
Indones
ian
Migrant
Worker
s in
Hong
Kong
and
Japan
Mendefinisikan dan menentang segala
“penyimpangan” itu adalah kerja utama
birokrasi, di samping kerja sosial dan amal,
penyiaran, pembangunan dan pemeliharaan
masjid, penulisan kotbah salat Jumat, dan
urusan naik haji. Lembaga yang berpengaruh
meliputi Departemen Mufti Negara Bagian,
Kementrian Agama, Pusat Dakwah Islam, dan
Bagian Pengawasan Akidah (Ajaran agama).
An
Arms
Race in
Southea
st Asia:
The
Claims
and
Realitie
s
Dewan Agama (MUIB) memiliki “kewenangan
utama” dalam masalah-masalah Islam di
bawah Sultan, yang memberikan saran
padanya. Komite Hukum dipimpin oleh
Mufti. “Rulings” (sebuah istilah yang
digunakan sebagai persamaan kata dalam
aturan hukum bahasa-Inggris Brunei sama
dengan fatwa) yang dikeluarkan Dewan
adalah “mengikat semua Muslim (Syafi’i) …
yang bertempat tinggal di Brunei” seketika
The
good
child’s
duties:
childho
od in
militari
zed
Thailan
d
Sultan atau MUIB memerintahkan
pengumumannya dalam Berita Negara.
Negara-Islam menganut ajaran Sunni Syafi’i,
dan semua Muslim Brunei diharapkan untuk
mengikutinya.
Birokrasi bertujuan untuk menerapkan
kaidah Islam untuk “mewajibkan apa yang
benar dan melarang apa yang salah”. Bagian
Pengawasan Akidah, contohnya,
membenarkan semua pekerjaannya dengan
mengutip kaidah ini. Organisasi
Revitali
sing
Cooper
atives
of
Agricult
ural
Commu
nities:
OTOP
Organis
ations
in Thai
Villages
pendahulunya didirikan pada tahun 1986
setelah perkara “kesurupan”, yang diduga
disebabkan oleh sihir atau kemasukan arwah
(Müller 2015:328). Kekuatannya berangsurangsur bertambah. Bagian ini memiliki subunit yang mempunyai sasaran khususnya
sub-bidang yang digolongkan dalam
“penyimpangan”, di samping tata usaha,
pelaksanaan dan pengawasan. Lembaga ini
mendorong keterlibatan masyarakat,
memiliki saluran telepon cepat 24-jam, dan
memelihara jaringan informan, dua di
antaranya sudah penulis wawancarai pada
tahun 2017. Sarana lain untuk memperkuat
kekuatan negara dalam bidang Islam adalah
The
Constit
utional
Court in
the
2016
constitu
tional
draft: A
substitu
te King
for
Thailan
d in the
postBhumib
ol era?
fatwa-fatwa, yang hanya dapat dikeluarkan
oleh Mufti Negara. Mengeluarkan “fatwa
yang tidak sah” dapat dihukum selama-
Vietna
m’s
lamanya dua tahun hukuman penjara.
“Mencemooh” atau “menghina” fatwa Mufti
dapat dihukum hingga tiga tahun. Kasus
pelanggaran seperti itu jarang pernah terjadi,
dan sementara itu, kasus-kasus
“penyimpangan” biasanya diselesaikan di
luar pengadilan melalui “teguran” atau
Urban
Middle
Class:
Rapidly
Growin
g,
Slowly
Awaken
ing
“penyuluhan”.
Langkah terakhir dalam menyusun negaraIslam Brunei secara kelembagaan adalah
KUHP Syariah 2013 (SPCO). Persiapan
dimulai pada tahun 1996, tetapi
pelaksanaannya pertama kali diumumkan
“Family
”
making
in SinoThai
Relatio
ns
oleh Sultan pada tahun 2011 dan secara
resmi dideklarasikan pada 22 Oktober 2013.
SPCO diwujudkan dalam tiga tahapan: Tahap
pertama dimulai pada bulan Mei 2014 dan
meliputi 55 “pelanggaran umum” (ta’zir).
Bagian-bagian yang meliputi hukuman yang
lebih berat (hudud, qisas) menyusul dalam
tahapan kedua dan ketiga. Tahap kedua akan
dilaksanakan 12 bulan setelah Kitab Undang-
Myanm
ar Oil
and
Gas:
Manage
d by the
People
for the
People
undang Hukum Acara Pidana Syariah (CPC)
diundangkan. Sampai pada tahun 2017,
tahap kedua ini disebut telah melalui
“perbaikan akhir” oleh Kementrian Agama
dan Majelis Kejaksaan Agung. Setelah tahap
kedua dimulai (12 bulan setelah CPC), tahap
ketiga akan dimulai 24 bulan setelahnya.
Pelaksanaan bertahap ini bertujuan untuk
“memberi waktu kepada masyarakat dan
Energy
Security
in
Southea
st Asia?
Let’s
start
with
the
Future
aparat penegak hukum agar terbiasa dengan
undang-undang yang baru” (Brunei Times
2014).
Di tahun 2016, Sultan Brunei memberikan
kritik tajam kepada Kementrian Agama
(sehingga mentrinya diganti segera
setelahnya) karena tidak menyelesaikan CPC,
yang dapat membuat SPCO menjadi “terlihat
“Arrest
ed
Develop
ment”
Why
and
how the
Thai
junta
tidak berguna” (dikutip di Müller 2017:213).
SPCO secara terus menerus disebut di media
discipli
nes
labor
pemerintah. Sejumlah tantangan dalam
perubahan struktur peradilan dan
penegakan hukum yang mendasar ini
mungkin telah diremehkan. KUHP
sebelumnya akan terus berlaku, dan
peradilan tampaknya dapat memutuskan
secara praktis kasus-demi-kasus apakah
akan menerapkan SPCO atau KUHP. Untuk
itu, rincian sesuai prosedur tetap harus
ditentukan dalam CPC. SPCO mungkin
utamanya memiliki kegunaan simbolis.
Hukum-hukum yang sudah diundangkan di
“tahap pertama” telah diterapkan hanya
pada beberapa kasus (Müller 2016:167;
Müller 2017:204).
Kritik publik Sultan Brunei terhadap
keterlambatan penyelesaian CPC
menunjukkan bagaimana dalam ketiadaan
pihak oposisi atau masyarakat sipil yang
berdaulat, Sultan memainkan peran tersebut
saat ini juga. Sultan juga mempersoalkan
birokrasi Islam yang ada karena kurang
berhasil dalam penyiaran Islam (dakwah),
dan mengecam kegiatan humas yang
dilakukan (mantan) Mentri dan Wakil Menteri
Agama (Müller 2017:203). Dalam bidang lain
juga, terutama seruannya terkait
penganekaragaman ekonomi, Sultan adalah
pengkritik paling tajam terhadap
pemerintahannya.
Sultan Hassanal Bolkiah with the former President
of the People’s Republic of China, Hu Jintao. Photo:
Wikimedia
Visi 2035: Sebuah “Bangsa yang
Selalu Mengingat Allah”
The
Real
Crisis of
Philippi
ne
Democr
acy
Sultan telah mendeklarasikan tujuan
ekonomi yang ambisius di bawah slogan
Wawasan 2035 (Visi 2035). Slogan tersebut
sejalan dengan tema baru lainnya, Negara
Zikir, sebuah “bangsa yang selalu mengingat
Allah”. Ketergantungan pada minyak dan gas
tetap menjadi tantangan tersendiri. Salah
satu bidang yang diharapkan adalah
“ekonomi Islam”. Namun, pada tahun 2014,
40% dari lulusan Universitas Islam Sultan
Sharif Ali (UNISSA, didirikan pada tahun
2007), adalah pengangguran (Müller
2017:204). Sultan menegaskan bahwa SPCO
dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
UNISSA telah membentuk program gelarganda dalam bidang Hukum dan Hukum
Syariah yang menghasilkan lulusan
pertamanya pada tahun 2016. Sehubungan
dengan itu, Sultan mendeklarasikan bahwa
para lulusan UNISSA harus menjadi
“kekuatan penggerak” dalam pelaksanaan
SPCO dan “mendukung administrasi
pemerintahan” (dikutip dalam Müller
2017:204). Beberapa modul-kuliah yang
diajarkan di UNISSA membahas mengenai
hukum pidana Islam. Seperti apa orientasi
ideologi para lulusan kajian Islam generasi ini
masih belum jelas. Dahulu, para aktor
birokrasi-Islam telah melancarkan lobi untuk
kebijakan berbasis agama, seperti SPCO, dan
memutuskan isinya.
Dikenal baik oleh masyarakatnya, meski
berusia 71 tahun dan telah menjabat selama
50 tahun, Sultan tetap berada dalam posisi
yang tidak terbantahkan. Proses penggantian
kepemimpinan tampak jelas, karena Sultan
telah lama mempersiapkan Putra Mahkota
dan “Wakil Sultan” al-Muhtadee Billah untuk
menjalankan peran masa depan. Pendekatan
terpadu Sultan dikukuhkan dengan
membagi-bagi modal simbolik dan modal
materialnya dengan sangat canggih di dalam
negara, masyarakat, dan keluarga kerajaan.
Kekuasaan birokrasi agamis yang
terlembagakan akan memastikan
pengaruhnya yang kuat di tahun-tahun
mendatang. Hal itu akan tetap menjadi pusat
legitimasi kekuasaan politik. Masih harus
tetap dilihat bagaimana birokrasi agamis itu
akan berkembang, siapa yang akan menjadi
pemimpinnya di masa depan, dan
bagaimana isi wacana MIB mampu
berkembang.
Dominik M. Müller
Ketua Kelompok Penelitian Emmy Noether
“Birokratisasi Islam dan Dimensi Sosio-legal
di Asia Tenggara“
Institut Max Planck untuk Antropologi Sosial
(Halle, Jerman)
Departemen Hukum dan Antropologi
Bibliografi
Academy of Brunei Studies (2016): “Students
Studying Abroad Urged to Uphold Malay
Islamic Monarchy Values”, 28 August, URL
http://apb.ubd.edu.bn/students-studyingabroad-urged-to-uphold-malay-islamicmonarchy-values/, accessed 18 September
2017.
Brunei Times 2014: Implementation of
Shariah Law. Brunei Times, 15 December.
Brunei Times (2016) “Uphold MIB Values
through Creative Art”, 24 June.
Iik Arifin Mansurnoor 2008: “Formulating and
Implementing a Sharia-guided Legal System
in Brunei Darussalam: Opportunity and
Challenge”. Sosiohumanika 1(2), 219–248.
Muhammad Hadi bin Muhammad Melayong
(2015) “Crown of the People”, Borneo Bulletin,
24 June 2017, URL:
https://borneobulletin.com.bn/crown-of-thepeople/, accessed 18 September 2017.
Mohd Zain Serudin (1996): Melayu Islam
Beraja: Suatu Pendekatan. Bandar Seri
Begawan: Dewan Bahasa dan Pustaka
Müller, Dominik M. (2010) “Melayu Islam
Beraja: Islam, Staat und Politische
Kommunikation in Brunei Darussalam”. In H.
Warnk and F. Schulze (eds.). State and Islam in
Southeast Asia. Wiesbaden: Harrassowitz.
147–170.
Müller, Dominik M. (2015) “Sharia Law and
the Politics of ‘Faith Control’ in Brunei
Darussalam: Dynamics of Socio-Legal Change
in a Southeast Asian Sultanate”.
Internationales Asienforum: International
Quarterly for Asian Studies. 46(3-4): 313–345.
Müller, Dominik M. (2016) “Brunei in 2015: Oil
Revenues Down, Sharia on the Rise“. Asian
Survey. 56(1): 162–167.
Müller, Dominik M. (2017) “Brunei
Darussalam in 2016: The Sultan is Not
Amused”. Asian Survey. 57(1): 199–205.
Sultan Hassanal Bolkiah (1991): Titah. 14
January 1991. URL:
http://www.information.gov.bn/Malay%20Pu
blication%20PDF/EDIT%20TITAH%2019901991.pdf, accessed 18 September 2017.
Notes:
1. slamisasi cukup dapat diartikan sebagai
“bagian penting dari simbol-simbol
Islam, norma-norma, tradisi-tradisi
berkaitan dengan nalar, dan praktik
yang menyertai di dalam satu atau
lebih ranah pengalaman hidup” (Peletz
2015: 145). Istilah ini bermasalah,
antara lain alasannya karena berisiko
menunjukkan pernyataan yang
menurut kaidah yang berlaku yang
tidak disengaja dengan menganggap
sebuah proses terhadap “lebih banyak
Islam”, sedangkan Muslim lainnya
mungkin melihat perkembangan
dengan diberi nama kebalikannya,
yaitu “Islam yang kurang (sebenarnya)”.
2. Muhammad Hadi 2017
3. See e.g. Academy of Brunei Studies
2016; Brunei Times 2016, and author’s
observations at poetry competition,
Bandar Seri Begawan 17 July 2017.
!
(
"
+
&
∠ PREVIOUS
ำนาจิสลามับัฐใน
NEXT ∠
Islamic Authority and the
ประเทศบูไนดาุสซาลาม
State in Brunei
Darussalam
BE THE FIRST TO COMMENT
Leave a Reply
Your email address will not be published.
Comment
Name *
Email *
Website
POST COMMENT
Notify me of follow-up comments by email.
Notify me of new posts by email.
日本語
BAHASA
INDONESIA
Koalisi
ModeratRadikal
atas
Nama
Islam:
Islam
Konserva
tif di
Indonesi
a dan
Malaysia
ภาษาไทย
ム
教の名に
おける穏
健派と過
激派の連
合: ン
ネ
とマ ー
にお
ける保守
的
ム教
ン
Mobilisas
i Islamis
di
Indonesi
a
ネ
にお
ける
ム主義
者の動員
Gerak
laju
Transnas
ionalism
e
Salafiyah
di Asia
Tenggara
東南
におけ
るサ
ー主
義の
ン
ョ
ムの諸
相
Memasu
kkan
Agama
ke dalam
UndangUndang
現代マ
ー
における
宗教の憲
法化と政
治化
TIẾNG VIỆT
แนว่วม
สายกลางุด้วใน
นามของ
ศาสนา
ิสลาม:
ัทิ
ิสลาม
อุัก์
ิยมใน
ินโดีเีย
และ
มาเลเีย
Liên
minh Ôn
hòa-Cấp
tiến
Nhân
danh Hồi
giáo: Chủ
nghĩa Hồi
giáo Bảo
thủ ở
Indonesi
a và
Malaysia
การระดม
มวลชน
ของัทิ
ิสลาม
ิยมใน
ินโดีเีย
Phong
trào Hồi
giáo ở
Indonesi
a
ขบวนการ
ซาลาีับ
การ
เค่อนไหว
้าม
ชาิูป
ักษ์
่างๆ ใน
เอเีย
ตะันออก
เียงใ้
ศาสนาับ
ัฐธรรมู
Những
Phương
thức của
Phong
trào
Xuyên
Quốc gia
Salafi ở
Đông
Nam Á
Thể chế
hóa và
Chính trị
hóa Tôn
dan
Mempolit
isisasi
Agama di
Malaysia
Dewasa
Ini
ญและ
การเือง
ในประเทศ
มาเลเีย
ัจุัน
ネ
・ダ
サ ーム
における
ム
教の権威
と国家
ำนาจ
ิสลามับ
ัฐใน
ประเทศ
บูไนดาุส
ซาลาม
Wewena
ng Islam
dan
Negara
di Brunei
Darussal
am
HOME
ISSUE 22
EDITORIAL COMMITTEE
ISSUE 21
REVIEWS
ARCHIVE
CONTACT
Copyright © 2017 | Kyoto Review of Southeast Asia | All Rights Reserved
UA-21469080-8
Y.A.V.
VIDEOS
giáo ở
Malaysia
Hiện nay
Quyền uy
Hồi giáo
và Nhà
nước ở
Brunei
Darussal
am
ABOUT US