Effect of Method Numbered Head Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra Indonesian Junior Pamulang.

Pengaruh Metode Numbered Head Together (NHT)
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih
di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

Oleh
SEPTIA RAHAYU
NIM: 1110011000022

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTRAK
Septia Rahayu. NIM 1110011000022. Pengaruh Metode Numbered Head
Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di
SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode numbered
head together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di

SMP Al-Zahra Indonesia Pemulang. Metode yang digunakan adalah metode kuasi
eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelasVIII-A dan kelas VIII-C SMP Al-Zahra Indonesia Pemulang. Kelas VIII-C
sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode numbered head together
(NHT) dan siswa VIII-A sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode
puzzle. Instrument yang digunakan adalah tes hasil belajar. Soal tes hasil belajar
yang digunakan sebanyak 30 soal berbentuk pilihan ganda dan setelah melalui
proses uji validitas, terdapat 21 soal yang valid dengan reliabilitas 0,87 dan
termasuk kategori tinggi atau dengan kata lain instrumen ini layak digunakan
dalam penelitian. Teknik analisis data menggunakan metode statistik uji “t” (uji
beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi pada tabel
distribusi “t” pada taraf signifikansi 0,05%.
Temuan hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh penggunaan metode
numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fiqih siswa. Hal ini
ditunjukan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh
nilai thitung > ttabel yaitu 6,43 > 2,042 dengan taraf signifikasi 0,05 %. Selain itu di
lihat dari hasil perhitungan post test kelas eksperimen yang menggunakan metode
numbered head together (NHT) (nilai rata-rata 87) menunjukan nilai yang lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode puzzle (nilai
rata-rata 78). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode mengajar di

numbered head together (NHT) berpengaruh terhadap hasil belajar fiqih siswa.
Kata kunci: Metode Numbered Head Together (NHT), fiqih, hasil belajar.

i

ABSTRACT
Septia Rahayu. NIM 1110011000022. Effect of Method Numbered Head
Together (NHT) to the Student Results on Subjects of Fiqh at Al-Zahra
Indonesian Junior Pamulang..
One characteristic of batik from Cirebon are not found anywhere else is the
motive of "Mega Clouds", which is shaped like a cloud motif lumpy which usually
form a frame on the main picture. Class VIII-C as an experimental class using
numbered heads together (NHT) and the student class VIII-A as a control by using
a puzzle. Instrument used is the achievement test. Achievement test used by 30
multiple choice questions of the test there are 21 questions were valid and
reliability 0.87 including high category or in other words, these instruments are fit
for use in research. Analysis using statistical methods test "t" (difference test), to
test the hypothesis of the research carried out consultation on distribution table
"t" at the significance level of 0.05%.
The findings of this research is the influence of the use of methods of

numbered heads together (NHT) on learning outcomes of students of fiqh. It is
shown from the results of hypothesis testing using t-test obtained tcount> ttable ie
6.43> 2.042 with a significance level of 0.05%. In addition, in view of the results
of post-test calculations using the experimental class were numbered heads
together (NHT) (average value 87) showed higher values than the control class
that uses puzzle method (average value 78). From this study it can be concluded
that the method of teaching in the numbered head together (NHT) effect on
student learning outcomes fiqh.

Keywords: Method Numbered Head Together (NHT), fiqh, learning outcomes.

ii

KATA PENGANTAR
Asalam’alaikum Wr.Wb wr.wb
Al-hamdu lilaahi rabibbil-‘aalamiin. Puji syukur atas rahmat, taufiq dan
hidayaah-Nya yang telah memberikan kelapangaan kepada penulis sehinnga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hanya kepada-Nya penulis memohon
pertolongan dan kemudahan dalam segalaa urusan. Allahumma shali ‘alaa
sayyidina Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah kepada junjungan dan suri tauladan umat manusia, Nabi
Muhammad saw, makhluk mulia yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang
kepada sesama manusia dan membawa kita pada jalan yang di ridhai Allah swt.
Dalam proses penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Ibu Dr.Hj. Nurlena Rifa’i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.

2.

Bapak Dr. H. Abdul Majjid Khon, M.Ag. Kepala Jurusan Pendidikan
Agama Islam.

3.

Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam,

4.

Bapak Tenenji, MA. Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktunya
untuk membimbing dan memotivasi kepada penulis.

5.

Bapak Ghufron, M.Pd. Kepala sekolah SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di
SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.

6.

Bapak Kamil Arifin, M.Pd. Guru PAI di SMP Al-Zahra Indonesia
Pamulang.

7.


Kedua orang tua tercinta ayahanda H. Marsudi dan Ibunda Hj. Kartini,
terima kasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang tercurahkan.

iii

Engkau telah ajarkan penulis tentang kebaikan, arti cinta, makna kehidupan
dan kau telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang.
8.

Kakak dan adik tersayang Istrianingsih MK dan Ahmad Ridho Tamami
MK, serta kakek Karyadi dan nenek Baiyah dan seluruh keluarga besar yang
selalu memberikan dukungan kepada penulis secara moril maupun
nonmoril.

9.

Sahabat-sahabatku yang aku sayangi, Rizki Alfandi, S.Pd.I; Imran Satria
Muchtar, S.Pd.I; Umayroh, S.Pd.I; Cyinthia Aryani, S.Pd.I; Arief Budiman,
S.Pd.i; Lia Lusiana, S.Pd; Heri Kiswanto, SE, Prada. Kukuh Yuda Pradana;
Ela Widayadi, Am.Kep dan Lia Astriana, S.Pd yang selalu membantu

penulis dan memberikan saran dalam menyelasaikan penelitian.

10.

Sahabat Sedulur Jawa, Alis Arsita, Endang Yuniasih, Suprapti, Siti
Maesaroh, Uni Fadlilah dan Yuli Khusnia yang senantiasa membantu dalam
menyelesaikan penelitian.

11.

Adik-adik SMP Al-Zahra Indonesian Pamulang yang telah mendukung
proses berjalannya penelitian, Aura, Fatika, Thoric, Helen, Ecik, Rafael,
Selin, Thiffah, Tatsa dan yang tidak bisa disebutkan satusatu.

12.

Serta teman-teman PAI Kelas A dan Kelas Fiqih angkatan 2010, Himpunan
Mahasiswa Lampung, Kosan ceria, Krudung Ismatul Collection, Kursiwi,
audelia, khozinatun Mazfufah dan tidak bisa disebutkan satu persatu tetapi
tidak mengurangi rasa terimakassih penulis kepada kalian semua, I miss you

forever all.
Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti

untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan, pengorbanan,
harapan dan semoga pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, Amin.
.
Jakarta, 28 Agustus 2014
Wasalam,

Septia Rahayu
iv

DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG SKRIPSI
ABSTRAK. ...................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR. ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... …… 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... …… 8
C. Pembatasan Masalah .................................................................... …… 9
D. Perumusan Masalah Penelitian ..................................................... …… 9
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... …… 9
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... …… 9
BAB

II

KAJIAN

TEORITIK

DAN


PENGAJUAN

HIPOTESIS

PENELITIAN
A. Deskripsi Teori ............................................................................. …… 11
1. Hakikat Belajar PAI………………………………………………..11
2. Hasil Belajar .......................................................................... …… 12

v

a. Pengertian Belajar. ............................................................ …… 13
b. Teori-teori Belajar. ............................................................ …… 14
c. Prinsip-prinsip Belajar. ..................................................... …… 16
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar. .......... …… 18
e. Hasil Belajar. ..................................................................... …… 19
3. Medel pembelajaran Kooperatif learning ............................... ........ 20
a. PengertianPembelajaran.............................................................. 20
b. PengertianPembelajaran Kooperatif.................................. …… 23
c. Konsep Dasar Koopertif Learning…..………………………… 24

d. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Koopertif Learing ……….. 25
e. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif Learning………………….… 26
f. Aturan dasar pembelajaran kooperatif Learning…….………… 26
g. Ketrampilan kooperatif Learning …………………………….. 27
h. Tujuan pembelajaran kooperatif Learning ……………………. 28
4. Metode Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)........ …… 29
a. Pengertian Metode (NHT). ................................................ …… 29
b. Langkah-langkah Penggunaan Metode NHT..................... …… 29
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode NHT. .......................... …… 30
5.

Metode Pembelajaran Crossword Puzzle……………………….… 32

6.

Pengertian Mata Pelajaran Fiqih ……………………………….… 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan. ..................................................... ….… 35
C. Kerangka Berfikir …………………………………………………….. 36
D. Hipotesis Penelitian …………………………………………..………. 39

vi

BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... …… 40
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................................... …… 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... …… 41
D. Variabel Penelitian ....................................................................... …… 42
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... …… 42
F. Instrumen Penelitian...................................................................... …… 42
G. Uji Coba Instrumen. ...................................................................... …… 43
a. Uji Validitas. ........................................................................... …… 43
b. Uji Reliabilitas. ....................................................................... …… 44
c. Uji Taraf Kesukaran Soal. ....................................................... …… 45
d. Daya Pembeda. ........................................................................ …… 45
H. Teknis Analisis Data. .................................................................... …… 46
a. Uji Normalitas. ........................................................................ …… 46
b. Uji Homogenitas. .................................................................... …… 47
c. Uji Hipotesis. .......................................................................... …… 48
I. Hipotesis Statistik. ........................................................................ …… 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMP Al-Zahra Indonesia. ............................................................ 50
B. Uji Coba Instrumen. ............................................................................... 52
1. Validitas. ........................................................................................ 52
2. Reliabilitas. .................................................................................... 52
3. Tingkat Kesukaran. ........................................................................ 52

vii

4. Daya Pembeda. ............................................................................... 53
C. Deskripsi Data. ..................................................................................... 53
1. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada kelas eksperime.…. 53
2. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol . ...... 54
3. Data Hasil Belajar Fiqih Siswa. ..................................................... 55
a. Hasil Pre-Test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . .............. 55
b. Hasil Post-Test kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol . ............. 60
c. Perbandingan hasil pre-test dan post test kelas eksperimen dan kelas
kontrol. ....................................................................................... 64
1. Hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol). .............. 64
2. Hasil post test kelas eksperimen dan kelas kontrol. .............. 66
D. Uji Persyaratan analisis data. ............................................................... 67
1. Uji normalitas data. .................................................................. 67
2. Uji homogenitas data................................................................ 68
E. Pengujian hipotesis dan pembahasan ................................................... 69
1.

Uji Hipotesis Penelitian ........................................................... 69

2. Pembahasan hasil penelitian..................................................... 69
F. Keterbatsan penelitian. ......................................................................... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan. ......................................................................................... 71
B. Impilikasi ............................................................................................. 71

viii

C. Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xii
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Tabel desain penelitian pre-test dan post test control group design ... 40

Tabel 3.2

Tabel matrik variable. ......................................................................... 42

Tabel 3.3

Tabel kriteria reliabilitas soal ............................................................. 45

Tabel 4.1

Tabel klasifikasi tingkat kesukaran butir soal

Tabel 4.2

Tabel klasifikasi tingkat daya pembeda ............................................. 53

Tabel 4.3

Tabel nilai Hasil pre-tes eksperimen .................................................. 55

Tabel 4.4

Tabel disribusi hasil pre-tes ekperimen .............................................. 57

Tabel 4.5

Tabel nilai hasil pre-tes kontrol .......................................................... 57

Tabel 4.6

Tabel disribusi hasil nilai pre-tes kontrol ........................................... 59

Tabel 4.7

Tabel nilai Hasil post-tes eksperimen................................................. 60

Tabel 4.8

Tabel disribusi hasil nilai pos-tes ekperimen ..................................... 61

Tabel 4.9

Tabel nilai post-tes kontrol ................................................................. 62

Tabel 4.10

Tabel disribusi hasil post-tes ekperiimen ........................................... 64

Tabel 4.11

Tabel keterangan diagran hasil pre-tes kelas ekperimen dan

52

kontrol................................................................................................ 65
Tabel 4.12

Tabel keterangan diagran hasil post-tes kelas ekperimen dan
kontrol................................................................................................. 67

Tabel 4.13.

Tabel hasil uji normalitas pre-tes ekperimen dan kontrol .................. 67

Tabel 4.14

Tabel hasil uji normalitas post-tes ekperimen dan kontrol ................. 68

Tabel 4.15

Tabel hasil uji homogenitas ................................................................ 68

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram frekuensi nilai pre-tes kelas ekperimen. ................................56
Gambar 4.2 Diagram frekuensi nilai pre- tes kelas control ......................................59
Gambar 4.3 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas control. ....................................61
Gambar 4.4 Diagram frekuensi nilai post-tes kelas ekperimen. ...............................63
Gambar 4.5 Diagram frekuensi hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas
Control. ................................................................................................65
Gambar 4.6 Diagram frekuensi hasil post test kelas eksperimen dan kelas
Control. ................................................................................................66

xi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional

Bab I Pasal I pendidikan adalah “Usaha sadar

dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlikan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara”.1
Menurut pasal tersebut jelas bahwa peserta didik dalam kegiatan belajar
memerlukan bimbingan setiap saat. Baik oleh orang tua di rumah maupun oleh
lembaga pendidikan yang ada dan perlu juga bagi seorang guru untuk membangun
suasan kelas yang menyenangkan agar tidak monoton.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi
perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa. Bangsa yang mempunyai
peradaban maju adalah bangsa yang mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas, oleh karena itu agar bangsa Indonesia memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas, tentunya harus dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan tentunya berkaitan erat dengan peserta didik,
guru, sistem pendidikan, metode yang digunakan, orang tua dan lingkungan. Bagi
peserta didik, pendidikan sangatlah penting untuk masa depannya. Namun
demikian pada kenyataanya banyak peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam memahami dan mengerti tentang pelajaran yang meraka hadapi, bahkan ada
pula yang memang acuh tak acuh selama proses pembelajaran berlangsung. Hal
ini merupakan ujian terpenting bagi seorang guru.
Perbaikan dan pembaharuan dalam bidang pendidikan perlu dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang
1

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2013), hal. 2

1

2

berkualitas. Peningkatan mutu pendidikan berkaitan erat dengan penyempurnaan
proses belajar mengajar.
Tingkat keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diamati dari dua sisi,
yaitu tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru.
Pemahaman peserta didik berhubungan dengan daya serap seorang peserta didik
dalam pelajaran. Daya serap peserta didik adalah kemampuan atau kekuataan
yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu, salah satunya yaitu untuk
menyerap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dan proses belajar yang
baik akan meningkatkan mutu pendidikan yang baik pula.
Proses pembelajaran ialah suatu proses individu mengubah perilaku dalam
upaya memenuhi tujuan dan kebutuhan hidupnya. Proses pembelajaran adalah
sebuah aktivitas yang terpenting bagi manusia, alasannya yaitu:
1.

Individu akan merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin
dicapai.

2.

Kesiapan (readiness) individu untuk mengetahui kebutuhan dan mencapai
tujuan.

3.

Pemahaman situasi lingkungan.

4.

Menafsirkan situasi yaitu bagaimana individu melihat kaitan berbagai aspek
yang terdapat dalam situasi.

5.

Tindakan balasan (respons).

6.

Akibat (hasil) pembelajaran.2
Dengan pendidikan diharapkan terciptanya manusia Indonesia yang bertakwa

kepada Tuhan, berakhlak mulia, berpengetahuan, cakap dan terampil agar
nantinya dapat membangun kemajuan suatu bangsa. Hal ini sejalan dengan apa
yang tencantum dalam Undang-Undang Sisdiknas yang tertuang pada Bab II pasal
3, ditegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
2

Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati, Teori-Teori Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
Prestasi Pustaka,2011), cet.1, h.15-16

3

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab.3
Lewat pendidikanlah akan diwariskan nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh
bangsa tersebut, oleh karena itu pendidikan tidak hanya berfungsi untuk how to
know, dan how to do, tetapi yang amat penting adalah how to be, bagaimana
supaya how to be terwujud maka diperlukan transfer budaya dan kultur. 4
Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan dapat diharapkan,
proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Evaluasi dibutuhkaan
untuk mengtahui sejauh mana perubahan itu tejadi melalui berbagai kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung. Pendidikan yang berorientasi pada
kemampuan, penilaian juga harus

berorientasi pada penguasaan kemampuan

derajat tertentu, dan bukan pada kenaikan kelas, atau pada kelulusan. Evaluasi
hasil belajar dilakukan atas hasil pengukuran dari penampilan siswa yaitu
kemampuan yang didemostrasikan5.
Keberhasilan suatu pendidikan juga dipengaruhi oleh proses pembelajaran
yang baik. Ada tiga hukum pembelajaran, yaitu:
1. Hukum hasil (law of effect), yang menyatakan bahwa hubungan antara
rangsangan dan perilaku akan makin kokoh bila ada kepuasan dan semakin
diperlemah bila terjadi ketidakpuasan.
2. Hukum latihan (law of exercise), yang menyatakan suatu rangsangan dan
perilaku akan makin kokoh bila sering dilakukan latihan.
3. Hukum kesiapan (law of readiness) yang menyatakan bahwa hubungan
rangsangan dan perilaku akan semakin kokoh bila disertai individu.6
Berbicara mengenai kepribadian guru yang menarik, Dr. Zakiah Daradjat
menjelaskan bahwa guru adalah ”orang yang seharusnya dicintai dan disegani
oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan karena tindak
tanduknya akan diperhatikan oleh murid dan bisa saja akan ditiru karena sejatinya

3

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Op.Cit., h. 6
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
(Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet.1, h.9-10
5
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2001), cet III, h.5-7
6
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. Loc. Cit. hal.17
4

4

guru adalah seorang yang digugu dan ditiru”. Dalam melaksanakan tugasnya
sebagai guru ia harus tabah dan tahu memecahkan berbagai kesulitan dalam
tugasnya sebagai pendidik. Cukup banyak masalah yang memerlukan kesabaran
dan ketabahan guru dalam menghadapi berbagai persoalan terhadap kegiatan
mengajarnya. Salah satunya adalah dalam

cara-cara pengajaran atau metode

pengajaran, baik dari segi macam, kegunaan, ataupun penyesuaiannya.7
Menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 mengenai Guru dan
Dosen pada bab IV pasal 20 tentang kewajiban guru melaksanakan tugas
keprofesionalan, guru berkewajiban :
a.

Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelaajaran bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

b.

Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi , dan seni;

c.

Bertindak objektif dan tidak diskriminasi atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras dan konsidi fisik tertentu, atau status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

d.

Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.8
Seperti yang tertuang pada UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 jelas

disebutkan bahwa seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang
bermutu, meningkatkan kualitas pembelajaran, bertindak objektif dan bertidak
seadil mungkin dalam proses pembelajaran salah satunya dalam pembagian
kelompok diskusi dalam proses pembelajran.
Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari
pencapaian hasil belajar peserta didik. Keberhasilan peserta didik dalam belajar
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor eksternal
yaitu metode pembelajaran, guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran harus
mampu membuat siswa aktif dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran
7

Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),

hlm. 98.
8

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, Undang-Undang SISDIKNAS dan Undang-Undang
Guru dan Dosen (Jakarta:Asa Mandiri, 2009), h. 61

5

aktif guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Faktor internal dalam belajar
meliputi bakat, minat, motivasi, dan kemampuan peserta didik. Kemampuan awal
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik sebelum kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Keanekaragaman kemampuan peserta didik yang ada akan
berpengaruh terhadap penguasan meteri pelajaran yang diajarkan guru di dalam
kelas, dengan demikian guru diharapkan dapat memilih metode yang baik dan
tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif.
Berkaitan dengan kemampuan cara-cara mengajar, maka wajib bagi seorang
guru mengetahui seluruh metode yang terdapat dalam pelaksanaan pengajaran
yang dapat mengajak siswa lebih aktif . Contohnya yaitu dengan menggunakan
metode The Power of Two, Numbered Head Thogether, Jigsaw Learning,
Listening Team, Vidio Critic, Information Search, card Cort, Quiz Team,
Everyone Is A Teacher Here, Poster Session, Mind Maps, Index Cart Match,
Sticking To It dan masih banyak lagi jenis-jenis metode yang dapat digunakan
sebagai sarana penyampaian materi agar tidak monoton. Akan tetapi suatu metode
belum tentu sesuai digunakan pada materi yang sama dengan situasi yang
berbeda. Guru harus memilih metode yang tepat dan sesuai agar pembelajaran
tepat sasaran dan dapat mencapai indikator secara maksimal. Dalam satu kali
pertemuan, guru dapat menggunakan beberapa macam metode, bergantung pada
tujuan, materi, dan situasi peserta didik. Keserasian penggunaan metode ini sangat
bergantung pada pengetahuan guru tentang metodologi yang diuji oleh
pengalaman guru itu sendiri.9
Dalam pembelajaran gunakan teknik-teknik yang sesuai atau adaptasikan
supaya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kita sebagai pemdidik. Tambahkan
kreativitas yang sesuai dengan kemampuan kita, selain itu juga kita harus
memperhatikan kesesuaian metode yang akan dipraktikkan supaya terhindar dari
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terlalu banyak aktivitas yang terdapat
dalam prosedur metode yang dapat membebani peserta didik dan juga buatlah
petunjuk-petunjuk prosedur metode yang mudah dipahami.
9

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), hlm. 131.

6

Metode-metode yang sudah dipilih guru untuk suatu pengajaran dalam
kenyataan

pelaksanaannya

kadang-kadang

bisa

meleset

sehingga

hasil

pengajarannya tidak maksimal. Jika ketidak maksimalan itu terjadi di luar
perencanaan guru, maka perlu juga dilihat dari faktor lainnya. Bisa jadi ketidak
maksimalan itu datang dari lingkungan atau suasana yang sudah tidak nyaman
lagi, misalnya dari waktu jam belajar yang sudah terlalu siang, konsentrasi peserta
didik yang berkurang akibat pelajaran yang berat di jam-jam awal, atau bahkan
dari karakter peserta didik yang sangat “aktif” dalam pembelajaran sehingga kelas
menjadi ramai dan tidak terkendali. Untuk itu guru harus berusaha memperkaya
dirinya dengan pengetahuan metode pembelajaran dan mengganti metode yang
kurang serasi itu dengan metode lain yang lebih sesuai.10
Penempatan peserta didik sebagai subjek belajar, sejatinya menjadikan diri
mereka aktif dalam menyelesaikan materi yang ia hadapi di kelas yang akan
berdampak pada pengalaman hidupnya di luar nanti.
Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) siswa diberi berbagai
macam pengetahuan dan keterampilan antara lain ilmu sains (IPA), ilmu social
(IPS), Pendidikan Agama Islam (PAI) yang di dalamnya terdapat bab-bab mata
pelajaran yang memang sengaja dipisahkan, salah satunya yaitu mata pejaran
Fiqih yang mempelajari tentang cara-cara beribadah dan lain sebagainya. Pada
Umumnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam mengajar dan
menyampaikan materi masih didominasi metode ceramah walaupun dalam
pembelajaran guru sudah menggunakan media pembelajaran yang sudah ada
seperti power point maupun dengan demonstrasi. Berdasarkan observasi awal
yang telah dilakukan di SMP AL-Zahra Indoesia di Pamulang, proses
pembelajaran Fiqih di kelas VIII Al-Zahra Indonesia tahun pelajaran 2013/2014
menunjukkan bahwa pembelajaran Fiqih berlangsung secara monoton. Peserta
didik kurang memahami konsep PAI dan cenderung hanya menghafal apa yang telah
diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar peserta didik pun kurang maksimal.
Kondisi pembelajaran Fiqih dianggap membosankan, maka diperlukan metode

10

Zakiah Daradjat, Op.cit., h. 101-102.

7

yang baru agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Penyajian kegiatan pembelajaran yang kurang bervariasi juga dapat
menimbulkan kejenuhan siswa terhadap materi dan kegiatan pembelajaran.
Interaksi guru dan peserta didik kurang berjalan secara fleksibel akan
mempengaruhi tingkat kefokusan peserta didik dalam menangkap materi
pelajaran, dalam arti guru lebih mendominasi proses pembelajaran dan siswa lebih
banyak diam dan memperhatikan saja. Beberapa guru belum mengembangkan
metode pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik secara aktif dalam
proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didik cenderung pasif, kurang
berkonsentrasi, dan kurang bekerja sama dengan peserta didik lain.
Selain itu, perermasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan
pembelajaran khususnya pada bidang studi Fiqih adalah kurangnya minat peserta
didik dalam pembelajaran yang mengakibatkan kurangnya perhatian mereka
terhadap pelajaran Fiqih yang memang banyak mempelajari tentang tata cara
dalam beribadah dan terkesan berulang-ulang materinya serta meteri pun dapat
mereka temukan di TPA tempat mereka mengaji. Hal ini juga dipengaaruhi
kurangnya motivasi dari orang tua untuk menekankan pentingnya ilmu Fiqih bagi
kehidupan peserta didik, pengulangan materi dari tingkat dasar hingga tingkat
perguruan tinggi yang terkesan membosankan, metode penyampaian materi yang
monoton dan kurang menarik dari guru, dan kurangnya pemanfaatan media dalam
proses pembelajaran oleh guru, serta kurangnya pengetahuan guru dalam
menggunakan media berbasis teknologi untuk menunjang proses pembelajaran.
Untuk itulah perlu adanya metode pendamping selain metode ceramah dalam
kegiatan pembelajaran PAI, Agar kegiatan belajar tidak terkesan monoton dan
membosankan bagi siswa. Metode Numbered Head Together11 merupakan salah
satu solusi untuk mengatasi masalah di atas. Metode NHT merupakan metode
kooperatif untuk membantu peserta didik agar tetap fokus dan mau

11

Untuk penggunakan kalimat Numbered Head Together pada lembar-lembar
berikutnya, penulis menggunakan singkatan NHT agar lebih mudah dalam penyebutan.

8

menyempaikan pendapat selama pembelajaaran berlangsung.12 NHT adalah salah
satu metode pembelajaran dimana dalam tahap awal pelaksanaanya membentuk
kelompok kecil di dalam kelas dan melakukan diskusi kelompok dengan masingmasing peserta didik diberikan nomor, setiap peserta didik mempunyai
kesempatan untuk berkreasi kerena jumlah kelompok relative sedikit, sehingga
peserta didik akan mempunyai kesempatan yang lebih untuk menyampaikan ide
serta lebih mudah dalam berdiskusi dengan teman kelompoknya. Dalam
penggunaan metode ini semua peserta didik dituntut untuk siap dalam menerima
pelajaran karena guru akan memanggil acak nomor yang sudah diberikan kepada
masing-masing peserta didik, peserta didik yang nomornya dipanggil harus maju
kedepan mengerjakan soal yang diberikaan, hal ini untuk melatih kemampuan
peserta didik dalam belajar mandiri serta menyampaikan hasil kerjanya kepada
orang lain.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Metode Numbered Head Together
terhadaap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di SMP Al-Zahra
Indonesia Pamulang”

B. Identifikasi Masalaah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasi antara lain:
1. Kurangnya motivasi dari orang tua untuk menekankan pentingnya ilmu
Fiqih bagi kehidupan siswa.
2. Kurangnya kreativitas guru dalam menghidupkan suasana kelas.
3. Kurangnya kerjasama yang dapat memicu para siswa menjadi pasif.
4. Pengulangan materi dari tingkat dasar hingga tingkat perguruan tinggi
yang terkesan itu-itu saja.
5. Metode penyampaian materi yang monoton dan kurang menarik dari guru.
6. Belum populernya penerapan Model NHT.
12

Mel Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 2009), cet.6, hal. 106

9

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Pemilihan metode NHT dalam

pembelajaran fiqih di SMP Al-Zahra

Indonesia Pamulang.
2. Hasil belajar siswa pada semester genap tahun ajaraan 2014-2015.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka
masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode NHT?
2. Bagainama hasil belajar setelah menggunakan metode NHT?
3. Apakah ada pengaruh pembelajaran yang metode NHT terhadap hasil
belaajar fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan

permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh NHT terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran Fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang.

F. Manfaat Penelitian
Pembelajaran dengan menggunakan penelitian Metode NHT ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitiaan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
dijadikan referensi dan dapat menjadi solusi kepada peneliti dalam
mengembangkan metode pengajaran khususnya untuk mata pelajaran PAI
sehingga peneliti dapat menerapkan metode pengajaran yang lebih
bervariasi kepada para siswa.
2. Secara Praktis

10

a. Bagi Peserta Didik
1) Menumbuhkan kerja sama serta rasa kebersamaan antar siswa.
2) Mengajak siswa untuk menjadi lebih aktif dalam proses belajar.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fiqih.
4) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bervariasi
serta dapat memperoleh pengalaman belajar.
5) Menumbuhkan rasa taanggung jawab pada setiap siswa.
6) Membuat siswas untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin
dalam diskusi kelompok.
b. Bagi Guru
1) Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2) Memberikan masukan mengenai medel pembelajaran kooperatif
NHT.
3) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilannya dalam menghidupakn suasana belajar di
kelas.
4) Mendorong guru untuk mempersiapkan metode belajar yang
bervariasi dalam setiap pembelajaran sehingga membuat belajar
mengajar lebih menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan yang bermanfaat bagi sekolah dalam
rangka perbaikan proses belajar mengajar mata pelajaran PAI
khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya agar hasil
ketuntasan menjadi meningkat.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Memberikan masukan kepada peneliti lain mengenai metode
NHT, sehingga dapat diteliti lebih lanjut mengenai metode
pembelajaran ini.

BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Deskriptif Teori
1. Hakekat Hasil Belajar PAI
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas tentang pendidikan agama Islam terlebih dahulu
perludibahas tentang pengertian pendidikan itu sendiri. Para tokoh berbeda
pendapat dalam mendefinisikan pendidikan. Perbedaan itu disebabkan
karena masing-masing tokoh berbeda dalam memberikan tekanan-tekanan
dan tinjauan terhadap pendidikan.
Istilah pendidikan berasal dari kata didik dan memberikan awalan kata
“Pe” dan akhiran “Kan” yang mengandung arti “Perbuatan”. Istilah
pendidikan ini semua berasal dari bahasa yunani yaitu “Pedadogik” yang
berarti bimbingan yang diberikan kapada anak. . Paedagogy berasal dari
dua kata yaitu paedos yang berarti anak dan agoge yang berarti saya
membimbing atau memimpin. Istilah ini kemudian diterjemahkankedalam
bahasa Inggris dengan “Education” yang berarti pengenbangan anat
bimbingan.13
Dalam pengertian yang sederhan, pendidikan sering dimaknai sebagai
usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan, baik potensi jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai
yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Selain itu dalam pengertiaan
yang umum, pendidikaan juga diartikan dengaan proses bimbingan,
pengajaran dan pelatihan yang dilakukan oleh manusia kepada manusia
lain dalam rangka pencapaian keedewasaan.14

13

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002 ), cet.Ke-4.hlm. 1
Wahdi Sayuti dan Zurinal Z, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan
Pendidikan, (Jakarta: Jakarta Press, 2006), cet.I, h.1-2
14

11

12

Secara terminology, para ilmuan mendefinisikan pendidikan dalam
arti laus pada beberapa versi, salah satunya yaitu menurut Abdul Rahman
An-Nahlawi mengartikan pendidikan “merupakan kegiatan yang betulbetul memiliki tujuan, sasaran, dan target”.15
Sedangkan pendidikan Islam menurut Zahkia Darajat adalah “ suatu
usaha untuk membina dan mengasuh pesrta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang
pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup”.16
Dari beberapa pengertian yang dikemukan oleh beberapa ilmuan
dalam mendefinisikan pendidikan dan pendidikan Islam, maka penulis
mengambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu
proses bimbingan dan bantuan secara sadar dan sengaja terhadap anak
didik dengan berlandaskan kepada ajaran Islam dalam pertumbuhan serta
perkembangan jasmani dan rohajinya. Pendidikan Agama Islam bukan
hanya

sekedar

penambahan

pengetahuan

akan

tetapi

bagaimana

pengetahuan dan pelaksanaan yang telah didapatkan itu dapat dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.

2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.
Pengertian hasil belajar secara etimologi terdiri dari dua kata yaitu kata
“hasil” dan “belajar”, menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “hasil”
adalah sesuatu yang diperoleh dengan usaha. Sedangkan kata “belajar”
adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan itu dapat mengarah

15

Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat,(Bina Insani Press, 1995),h.21
16
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.ke3,h.130

13

kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah
kepada tingkah laku yang lebih buruk.17
Menurut Juliah, hasil belaajar adalah “segala sesuatu yang menjadi
milik siswa sebagai akibat kegiatan belajar yang dilakukannya”.
Dari pengertian diatas kita dapat simpulkan bahwa hasil belaajar
adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setalah dilakukan
melalui proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.18
Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lain dalam dunia
pendidikan. Umumnya hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari pengertian
belajar. Oleh karena itu akan dikemukakan masing-masing kedua kata.

a.

Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu bentuk perubahan atau pertumbuhan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-caraa tingkah laku baru berkat
pengalaman dan latihan.19
Belajar juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan dari belum
mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan
yang terjadi harus secara relative bersifat menetap (permanen) dan tidak
hanya terjadi pada perilaku yang saaat ini Nampak, tetapi perilaku yang
mungkin terjadi di masa yang mendatang. Perubahan yang terjadi
disebabkan oleh pengalaman.20 Sehingga dapat dikatakan bahwa belajar
adalah proses perubahan diri untuk memperoleh pengetahuan. Dan belajar
merupakan hasil dari hal-hal yang dialami seseorang yang relatif tetap
dalam diri seseorang tersebut.
Pengertian belajar diatas sama halnya dengan pengertian belajar
menurut James O. Whittaker, yaitu belajar dapat didefinisikan sebagai
17
18

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1984), h. 81

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Persindo,
2010), cet.III, h.14-15
19
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet.III, h.256.
20
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2008), cet. II, h.82

14

“proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
pengalaman”.21
Adapun

beberapa pendapat lain tentang pengertian belajar yaitu

menurut Slameto yang mengemukakan belajar adalah “suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.”22 Dalam definisi ini dapat dipahami
bahwa belajar harus menunjukan adanya perubahan perilaku yang
disebabkan karena interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang,
perubahan

tersebut

berupa

perubahan

pengetahuan,

pengalaman,

keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan-perubahan tersebut bersifat tetap
dan merupakan hasil pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan
lingkungan.

b.

Teori-teori belajar

Teori belajar meruapakn suatu perangkat prinsip-prinsip yang
terorganisasi menganai peristiwa-peristiwa tertentu dalaam lingkungan.
Karakteristik suatu teori ialah memberikan kerangka kerja yang konseptual
untuk suatu informasi dan dapat prinsip yang dapat diuji. Fungsi teori
dalam pendidikan ialah:
a) Memberikan garis-garis rujukan untuk perencanaan pengajaran.
b) Menilai hasil-hasil yang telah dicapai untuk digunakan dalam ruang
kelas.
c) Mendiagnosis masalah-masalah dalam ruang kelas.
d) Menilai hasil penelitian yang dilaksanakan berdasarkan teori
tertentu.23
21

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) , h. 104
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet.II, h.13
23
Dany Haryanto dan Ratna Yudhawati. op. cit,. cet. I, h.16

22

15

Teori belajar sangat banyak dan beraneka ragam beragam. Setiap teori
yang dirumuskan berdasarkan kajian tentang perilakau dalam proses
belajar. Kajian itu pada intinya menyangkut dua hal, yaitu:
a) Konsep yang menganggap bahwa otak manusia terdiri atas sejumlah
kemampuan potensial (daya-daya), seperti menalar, menginggat,
menghayal, dan lain sebaagainya yang dapat di kembangkan oleh
latihan.
b) Konsep yang menganggap bahwa manusia merupakan suatu system
energi yakni suatu system tenaga yang dinamis yang berupaya
memelihara keseimbangan dalam merespon system energi lain
sehingga ia dapat berinteraksi melalui rasa. System energi ini meliputi
respun terhadap stimulus, motivasi, dan proses penalaran.24

Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang
mendukung pembelajaran dalam sistem pendidikan, yaitu antara;
1) Teori belajar yang di kemukakan oleh Ausubel belajar akan

menghasilkan manfaat bila peserta didik mencoba menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut
Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses menghubungkan
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang
mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta didik.”25
2) Teori Connectinism (Thorndike), belajar pada binatang yang juga

berlaku bagi manusia menurut Thorndike adalah trial and eror.
Thorndike mengemukakan tiga prinsip atau hukum dalam belajar.
Pertama, law of readiness, belajar akan berhasil apabila individu
memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut. Kedua, law of
exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan, ulangan.
24

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008), h. 21
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 25.
25

16

Ketiga, law of effect, belajar akan bersemangat apabila mengetahui
dan mendapatkan hasil yang baik.26
Berdasarkan beberapa teori belajar yang sudah dikemukakan di atas,
seharusnya guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai,
sehingga dapat meningkatkan pemahaman peserta didik. Selain itu guru
juga harus bisa membimbing siswa untuk dapat menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Selain itu dalam
teori

belajar,

pengetahuan,

pengalaman
maka

dalam

sangat

penting

penerapan

untuk

metode

perkembangan

seharusnya

lebih

menekankan aspek melihat dan mengalami langsung tentang materi
pelajaran.

c.

Prinsip-prinsip Belajar

Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini
tentu saja tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan
teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara
tepat. Prinsip-prinsip belajar diantaranya:
a) Perhatian dan Motivasi
Perhatian dan motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila
bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran
itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.
b) Keaktifan
Sebagai “primus motor” dalam kegiatan pembelajaran maupun
kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah

26

perolehan

belajarnya.Untuk

dapat

memproses

dan

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2009), cet-5, h.169

17

mengolah perolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk
aktif secara fisik, intelektual, dan emosional.
c) Keterlibatan langsung/berpengalaman
Siswa dituntut untuk terlibat secara langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan
menyebabkan mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman.
d) Pengulangan
Pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Karena
pengulangan dapat melatih daya-daya jiwa dan dapat membentuk
respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
e) Tantangan
Dengan adanya tantangan siswa dituntut untuk memiliki kesadaran
pada diri sendiri akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh,
memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus
memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan
yang dihadapinya.
f) Balikan dan Penguatan
Dengan adanya balikan dan penguatan siswa akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang sekaligus
merupakan penguat (reinforce) bagi dirinya sendiri.27
g) Perbedaan Individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu
dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sasaran
belajar bagi dirinya sendiri.
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
dengan

adanya

prinsip-prinsip

belajar,

seorang

guru

dapat

mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan
belajar siswa. Guru juga dituntut untuk memusatkan perhatian, mengelola,
27

4, h.4

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010). Cet,

18

menganalisis, dan mengoptimalkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsipprinsip belajar tersebut. 28

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Faktor Internal Siswa
Adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang
meliputi dua aspek, yakni:
(1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang menyangkut
keadaan jasmani individu, yaitu keadaan jasmani, keadaan fungsifungsi jasmani tertentu terutama panca indera.
(

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh Strategi Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Mathaul Huda

0 5 173

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

The Effectiveness of Numbered Heads Together Technique (NHT) Toward Students’ Reading Ability on Descriptive Text A Quasi Experimental Study at the Second Grade of SMPN 2 Tangerang Selatan in Academic Year 2013/2014

1 9 128

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Effect of Method Learning simulation to the Student Results on Subjects of PAI at Junior High School 3 Tangerang South..

1 19 197

Pengaruh strategi pemecahan masalah “ideal” dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap kemampuan berpikir kritis matematik siswa

1 10 208

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Mol Melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Di Kelas X-6 SMAN 8 Kota Tangerang Selatan

0 3 8

The Effectiveness of Numbered Head Together (NHT) to Improve Fluency of Speaking Ability of the 2nd Grade Students at Junior High School MDIA Bontoala Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 1 95