Perbandingan Metode Profile Matching dan Topsis Dalam Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Tempat Gym Terbaik di Kota Medan Chapter III V

14

BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1.

Analisis Masalah
Dalam memilih tempat gym terbaik selama ini hanya dengan cara manual yaitu

langsung ke lokasi tempat gym yang diinginkan. Seiring dengan perkembangan
teknologi, maka dirancang suatu aplikasi yang memudahkan calon para pemain dalam
memilih tempat gym agar hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Pada gambar 3.1.1.merupakan diagram Ishikawa yang dapat digunakan untuk
menganalisis masalah. Bagian kepada atau segiempat yang berada di sebelah kanan
merupakan masalah.Sementara pada bagian tulang merupakan penyebab.

MATERIAL

MAN
Menggunakan sistem


Menghitung kriteria
dan alternatif

Data kriteria
Data alternatif

Ranking tempat
gym terbaik

Metode Profile Matching

Menghitung
running time
Merankingtempat
gym terbaik

Metode TOPSIS

METHOD


MACHINE

Gambar 3.1.1. Diagram Ishikawa untuk analisis masalah

Universitas Sumatera Utara

15

3.2.

Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis kebutuhan sistem merupakan salah satu tahap dimana pada tahap ini akan
dibahas tentang kebutuhan dalam membangun sebuah sistem. Analisis kebutuhan
sistem dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kebutuhan fungsional dan
kebutuhan non-fungsional.
3.2.1. Kebutuhan fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan yang harus diberikan oleh sistem. Hal
yang menjadi kebutuhan fungsional ialah input, output, process, yaitu antara lain

adalah:
1. Sistem harus mampu memberi solusi terhadap sistem pendukung keputusan dalam
memilih tempat gym terbaik di kota Medan dengan mengimplementasikan metode
Profile Matching dan TOPSIS.
2. Sistem dapat menarik kesimpulan dengan output tempat gym yang terbaik.
3. Sistem dapat mengubah kesalahan dalam penginputan dengan menambahkan
button edit dan simpan pada saat penginputan data.
4. Sistem akan menampilkan running time (waktu akses dalam millisecond).

3.2.2. Kebutuhan non-fungsional
Kebutuhan non-fungsional adalah kebutuhan yang diberikan oleh sistem yang
bertujuan untuk mendukung kebutuhan fungsional yang sudah ditentukan. Kebutuhan
non-fungsional dari sistem adalah:
1. Hasil kuisioner
Dalam menentukan nilai perbandingan kriteria global dan alternatif digunakan hasil
kuisioner.
2. Mudah digunakan (user friendly)
Sistem yang akan dibangun harus user friendly, artinya bahwa sistem mudah
digunakan oleh user dengan tampilan (interface) yang sederhana dan mudah
dimengerti.

3. Menjadi referensi

Universitas Sumatera Utara

16

Sistem yang akan dibangun diharapkan mampu menjadi referensi bagi user untuk
memilih tempat gym terbaik yang ada di kota Medan.

3.3.

Analisis Proses
Analisis sistem dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan dari

sistem yang akan dibangun, sebelum membangun sistem terlebih dahulu dilakukan
beberapa tahap analisis untuk mengidentifikasi segala kebutuhan yang akan
diterapkan dalam sistem agar tidak terjadi kesalahan dan sistem yang dibangun akan
optimal.
Sistem yang akan dibangun adalah sistem dengan nama sistem pendukung
keputusan pemilihan gym terbaik di kota Medan. Sistem ini menggunakan dua metode

yaitu metode Profile Matching dan Profile TOPSIS. Kedua metode tersebut akan
dibandingkan dengan menggunakan 10 sampel ,4 kriteria dan running time process.
Sistem ini nantinya akan memberikan alternatif pemilihan tempat gym terbaik di kota
Medan.Pemilihan ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu harga, fasilitas,
kenyamanan dan keamanan.

3.4.

Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem yang dirancang bertujuan untuk menggambarkan kondisi dan
bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang dirancang. Pemodelan sistem
dilakukan dengan membuat use case diagram, activity diagram dan sequence
diagram.
3.4.1. Use case diagram
Diagram use case adalah fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga pengguna
sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan dibangun. Use
caseberperan menggambarkan interaksi antar komponen-komponen yang berperan
dalam sistem yang akan dirancang. Actor dalam use case merupakan user. Use
casediagram dapat dilihat pada gambar 3.4.1. berikut ini:


Universitas Sumatera Utara

17

Gambar 3.4.1.Use Case Diagram

3.4.2.

Activity diagram
Diagram aktivitas merupakan diagram perilaku yang menunjukkan aliran

kontrol dengan penekanan pada urutan dan kondisi arus. Tindakan dikoordinasikan
oleh model kegiatan dapat dimulai karena tindakan lain selesai mengeksekusi. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.4.2.activity diagram mengolah data, pada
gambar

3.4.3.activity

diagram


untuk

meranking

data.

Dan

pada

gambar

3.4.4.untukactivity diagram formperbandingan.

Universitas Sumatera Utara

18

Gambar 3.4.2.Activitydiagram mengolah data


Universitas Sumatera Utara

19

Gambar 3.4.3.Activitydiagram perangkingan data

Universitas Sumatera Utara

20

Gambar 3.4.4.Activity diagram Form Perbandingan

3.4.3. Sequence diagram
Sequence diagram yaitujenis yang paling umum dari diagram interaksi, yang
berfokus pada pertukaran pesan antara sejumlah jalur pesan. Sequence diagram
menggambarkan interaksi dengan berfokus pada urutan pesan yang dipertukarkan,
bersama dengan spesifikasinya. Pada gambar 3.4.5.adalahsequence diagram mengolah
data, pada gambar 3.4.6.adalahsequence diagrammeranking data dan pada gambar
3.4.7. adalahsequence diagram formperbandingan.


Universitas Sumatera Utara

21

Gambar 3.4.5.Sequencediagram mengolah data

Gambar 3.4.6.Sequencediagram meranking data

Universitas Sumatera Utara

22

Gambar 3.4.7.Sequence diagram formPerbandingan

3.5.

Perancangan Sistem

3.5.1. Pembuatan algoritma program

Pembuatan algoritma program yaitu proses penerjemahan langkah-langkah metode
Profile Matching dan metode TOPSIS ke dalam sebuah bahasa pemrograman.
Tahapan yang dilalui dalam pembuatan algoritma program,yaitu:
1. Pembuatan alur proses sistem secara umum.
2. Pembuatan alur proses sistem pendukung keputusan menggunakan metode Profile
Matching dan TOPSIS ke dalam bahasa pemrogram C Sharp (C#).

3.5.2 Alur proses sistem secara umum
Alur proses dalam penentuan tempat gym terbaik di kota Medan dengan metode
Profile Matching dan TOPSIS divisualisasikan dengan flowchart seperti pada gambar

Universitas Sumatera Utara

23

3.5.1. flowchart metode Profile Matching dan gambar 3.5.2. flowchart metode
TOPSIS berikut ini:
Start

Masukkan

kriteria

Menentukan kriteria
Dengan bobot kriteria
Menentukan
Core dan secondary
factor
Menentukan
Gap kopetensi
Menggabungkan
Sub criteria dengan
Secondary factor
Melakukan
perhitungan
Hasil ranking
End
Gambar 3.5.1.flowchart metode Profile Matching

Universitas Sumatera Utara

24

Start

Input kriteria

Membangun matriks
keputusan
Normalisasi
matriks
Matriks
ternormalisasi
Matriks ternormalisasi
terbobot
Matriks
Solusi ideal +Menghitung separasi
matriks
Menghitung
Solusi ideal +Menghitung
alternatif
End

Gambar 3.5.1.Flowchart metode Topsis

Universitas Sumatera Utara

25

3.6.

Perancangan Antarmuka Sistem (Interface)

3.6.1. Halaman menu utama
Tampilan utama yang muncul pertama kali saat sistem dijalankan.Halaman utama ini
terdiri dari tiga menu, yaitu menu Data, menu Metode dan menu
Perbandingan.Tampilan rancangan halaman utama dapat dilihat pada gambar
3.6.1.berikut ini:
Judul skripsi(1)
Metode(2)

Perbandingan(
(5)

Logo
usu(4)

Input data(6)

Gambar 3.6.1.Rancangan halaman menu utama
Keterangan:
Tabel 3.6.1. Keterangan bagian-bagian halaman menu utama
No
1
2
3
4
5
6

Jenis Objek
Form
Menustrip
Menustrip
Picturebox
Datagridview
Button

Keterangan
Nama yang dibuat pada aplikasi yang akan dirancang
Menampilkan menu pilihan
Menampilkan menu pilihan
Menampilkan logo USU
Menampilkan table
Berfungsi untuk menginputkan data

Universitas Sumatera Utara

26

3.6.2. Halaman form input data
Input data(1)
Nomor(2)

(8)

Nama(3)(((3)g

(9)

Fasilitas(4)

(10)

Harga(5)

(11)

Kenyamanan(

(12)

Keamanan(7)

(13)

Input(14)

Gambar 3.6.2. Rancangan halaman form input data
Keterangan:
Tabel 3.6.2. Keterangan bagian-bagian halaman form input data
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Jenis Objek
Form
Label
Label
Label
Label
Label
Label
Textbox
Textbox
Textbox
Textbox
Textbox
Textbox
Button

Keterangan
Berisi nama form yang dibuat
Nomor data responden
Nama gym
Fasilitas data responden
Harga data responden
Kenyamanan data responden
Keamanan data responden
Berisi nomor data responden
Berisi nama nama tempat gym
Berisi bobot nilai untuk kriteria fasilitas
Berisi bobot nilai untuk kriteria harga
Berisi bobot nilai untuk kriteria kenyamanan
Berisi bobot nilai untuk kriteria keamanan
Berfungsi untuk menyimpan data responden

Universitas Sumatera Utara

27

3.6.3. Form Profile matching
Profile matching(1)
Nilai
Fasilitas(3)

(7)

Harga(4)

(8)

Kenyamanan

(9)

Keamanan(6)

(10)

(16)

Persentase(11
Hitung(17)
Core factor(12)

(14)

Secondary

(15)

Gambar 3.6.3 Rancangan form metode profile matching
Keterangan:
Tabel 3.6.3 Keterangan bagian-bagian form metode profile matching
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Jenis Objek
Form
Label
Label
Label
Label
Label
Textbox
Textbox
Textbox
Textbox
Label
Label
Label
Textbox
Textbox

Keterangan
Berisi nama form yang dibuat
Nilai ideal
Fasilatas
Harga
Kenyamanan
Keamanan
Berisi nilai bobot fasilitas
Berisi nilai bobot harga
Berisi nilai bobot kenyamanan
Berisi nilai bobot keamanan
Persentase
Core factor
Secondary factor
Berisi nilai bobot core factor
Berisi nilai bobot secondary factor

Universitas Sumatera Utara

28

16
17

Datagridview
Button

Menampilkan table
Memproses metode profile matching

3.6.4. Halaman form metode topsis
TOPSIS(1)
(2)

Hitung(

Gambar 3.6.4.Rancangan form metode TOPSIS
Keterangan:
Tabel 3.6.4. Keterangan bagian-bagian form metode TOPSIS
No
1
2
3

Jenis Objek
Form
Datagridview
Button

Keterangan
Berisi nama form yang dibuat
Menampilkan table
Memproses metode topsis

Universitas Sumatera Utara

29

3.6.5. Halaman form Perbandingan
Perbandingan(1)
Banyak sample(2)

(3)

(5)

Running

Hitung(
(8)

(7)Gambar

3.6.6.Rancangan h
Running
alaman formPerbandingan

(10)

Keterangan:
Tabel 3.6.5. Keterangan bagian-bagian halaman form Perbandingan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jenis Objek
Form
Label
Textbox
Button
Datagridview
Label
Textbox
Datagridview
Label
Textbox

Keterangan
Berisi nama form yang dibuat
Banyak sample
Tempat sample diinputkan
Hitung
Menampilkan table
Running Time
Menampilkan hasil dari running time
Menampilkan table
Running time
Menampilkan hasil dari running time

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

4.1.

Implementasi Sistem

Untuk mengembangkan suatu perangkat lunak tahapan selanjutnya adalah tahapan
implementasi. Proses implementasi sistem yang terjadi di dalam aplikasi yang
dirancang, yaitu implementasi sistem pendukung keputusan dengan menggunakan
metode Profile matching dan TOPSIS untuk memilih tempat gym terbaik di kota
Medan.
4.1.1. Form menu utama
Di dalam form menu data menampilkan data-data yang telah diinputkan oleh user.
Terdapat pula button input data untuk memasukkan data responden, button edit data
untuk mengubah data jika ada kesalahan dalam penginputan data dan button delete
untuk menghapus data jika ada yang salah. Tampilan form menu utama dapat dilihat
pada gambar 4.1.1. berikut ini:

Gambar 4.1.1. Tampilan form menu utama

Universitas Sumatera Utara

31

4.1.2. Input data

Gambar 4.1.2. Tampilan form input data

4.1.3. Form Profile Matching

Gambar 4.1.3. Tampilan form Profile Matching

Universitas Sumatera Utara

32

4.1.4. Form TOPSIS

Gambar 4.1.4. Tampilan form TOPSIS
4.1.5. Form Perbandingan

Gambar 4.1.5. Tampilan form Perbandingan
4.2.

Pengujian Sistem

Pengujian sistem merupakan merepresentasikan tinjauan ulang yang menyeluruh
terhadap spesifikasi, desain dan pengkodean. Glen Myers menetapkan beberapa aturan
yang dapat dilihat sebagai tujuan dari ujicoba:
a. Ujicoba merupakan proses eksekusi program dengan tujuan menemukan kesalahan.

Universitas Sumatera Utara

33

b. Sebuah ujicoba kasus yang baik adalah yang memiliki probabilitas yang tinggi
dalam menemukan kesalahan-kesalahan yang belum terungkap.
c. Ujicoba yang berhasil adalah mengungkap kesalahan yang belum ditemukan.

Dapat diartikan bahwa tujuan dari ujicoba tersebut adalah mendesain
serangkaian tes yang secara sistematis mengungkap beberapa jenis kesalahan yang
berbeda dan melakukannya dalam waktu dan usaha yang minim.Juga menunjukkan
bahwa fungsi perangkat lunak telah bekerja sesuai spesifikasi dan kebutuhan fungsi
telah tercapai.
Sebelum masuk ke proses pengujian kedua metode tersebut, berikut data-data
responden. Data responden ini sama-sama digunakan kedalam kedua metode tersebut.
Dapat dilihat seperti pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Data Responden
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama gym
The gym center
Manurung gym
Antony futsal & gym
Olympus gym
Metro gym
Mandala gym
Body & fit gym
Gold gym
Milala gym
Tuasan gym

Fasilitas
7
5
6
8
7
4
6
9
6
5

Harga
8
4
6
8
5
6
7
10
5
5

Keamanan
8
5
6
8
6
5
7
10
6
6

Kenyamanan
8
5
6
8
6
6
7
9
4
6

4.2.1. Pengujian proses Profile matching
Langkah-langkah pemecahan masalah untuk menentukan tempat gym terbaik di kota
Medan dengan menggunakan metode Profile matching sebagai berikut:
Prosedur dalam metode profile matching adalah sebagai berikut (Kusrini, 2007) :
1. Pemetaan gap
Gap yang dimaksud adalah perbedaan antara profil pendaftar dengan profil ideal
peserta didik atau bisa ditunjukkan pada rumus di bawah ini:
��� = ������ ��������� − ������ ����� ������� �����

Dapat dilihat pada tabel 4.2.1.berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

34

Tabel 4.2.1. Perhitungan GAP
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama gym
The gym center
Manurung gym
Antony futsal & gym
Olympus gym
Metro gym
Mandala gym
Body & fit gym
Gold gym
Milala gym
Tuasan gym
Nilai
Ideal
The gym center
Manurung gym
Antony futsal & gym
Olympus gym
Metro gym
Mandala gym
Body & fit gym
Gold gym
Milala gym
Tuasan gym

Fasilitas
7
5
6
8
7
4
6
9
6
5

Harga
8
4
6
8
5
6
7
10
5
5

Keamanan
8
5
6
8
6
5
7
10
6
6

Kenyamanan
8
5
6
8
6
6
7
9
4
6

8

7

7

6

-1
-3
-2
0
-1
-4
-2
1
-2
-3

1
-3
-1
1
-2
-2
0
3
-2
-2

1
-2
-1
1
-1
-1
0
3
-1
-1

2
-1
0
2
0
-1
1
3
2
0

2. Pembobotan
Setelah diperoleh gappada masing-masing pendaftar, setiap profil diberi bobot
nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap.
Tabel berikut adalah tabel bobot nilai gap:
dilihat pada tabel 4.2.2.berikut ini:
Tabel 4.2.2.Pembobotan
No

Selisih

Bobot Nilai

1

0

5

2

1

4,5

3

-1

4

4

2

3,5

5

-2

3

6

3

2,5

7

-3

2

8

4

1,5

9

-4

1

Universitas Sumatera Utara

35

Tabel 4.2.3.Normalisasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama gym
The gym center
Manurung gym
Antony futsal & gym
Olympus gym
Metro gym
Mandala gym
Body & fit gym
Gold gym
Milala gym
Tuasan gym

Fasilitas
4
2
3
5
4
1,5
3
4,5
3
2

Harga
4,5
2
4
4,5
3
3
5
2,5
3
3

Keamanan
4,5
3
4
4,5
4
4
5
2,5
4
4

Kenyamanan
3,5
4
5
3,5
5
4
4,5
2,5
3
5

3. Perhitungan dan pengelompokan core dan secondary factor
Setelah menentukan bobot nilai gap untuk seluruh kriteria, setiap subkriteria
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu core factordan secondary factor.
Perhitungan core factor ditunjukkan menggunakan rumus di bawah ini:
��� =
Keterangan:
NCF

: nilai rata-rata core factor

NC

: jumlah total nilai core factor

IC

: jumlah item core factor

∑ ��
∑ ��

Sementara itu, perhitungan secondary factor bisa ditunjukkan dengan rumus
berikut:
��� =
Keterangan:

∑ ��
∑ ��

NCF

: nilai rata-rata secondary factor

NC

: jumlah total nilai secondary factor

IC

: jumlah item secondary factor

Contoh perhitungan core factor dan secondary factor sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

36

kriteria yang akan menjadi core factor adalah fasilitas dan harga. Sedangkan
kenyamanan dan keamanan adalah secondary factor.
����ℎ� ������

���

����ℎ� ������

8,5
4,5 + 4
=
= 4,25
2
2
4,5 + 3,5
8
= =4
=
2
2

=

���

Tabel 4.2.4.Perhitungan dan pengelompokan core dan secondary factor
No

Nama gym

Fasilitas

Harga

Keamanan

Kenyamanan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

The gym center
Manurung gym
Antony futsal & gym
Olympus gym
Metro gym
Mandala gym
Body & fit gym
Gold gym
Milala gym
Tuasan gym

4
2
3
5
4
1,5
3
4,5
3
2

4,5
2
4
4,5
3
3
5
2,5
3
3

4,5
3
4
4,5
4
4
5
2,5
4
4

3,5
4
5
3,5
5
4
4,5
2,5
3
5

Core
factor
4,35
2
3,5
4,75
3,5
2,25
4
3,5
3
2,5

Secondary
factor
4
3,5
4,5
4
4,5
4
4,75
2,5
3,5
4,5

4. Perhitungan penentuan ranking
Perhitungan penentuan ranking dapat ditunjukkan dengan rumus berikut:
����� ��ℎ�� = ∑(�)%�

(5)

Semakinbesar nilai akhir,maka akan semakin besar kesempatan untuk menjadi
peringkat teratas.
Perhitungan nilai akhir dengan persentase kriteria 60% dan 40% adalah sebagai
berikut:
����� ��ℎ�� = (60% × 4,5) + (40% × 4) = 4,15

Universitas Sumatera Utara

37

Sehingga peringakat gym menggunakan metode profile matching adalah :

Tabel 4.2.5.Perankingan metode Profile matching
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama gym
Olympus gym
Body & fit gym
The gym center
Metro gym
Antony futsal & gym
Milala gym
Tuasan gym
Gold gym
Mandala gym
Manurung gym

Gambar 4.2.1. Tampilan form Profile Matching
4.2.2. Pengujian proses metode TOPSIS
Metode TOPSIS merupakan sebuah teknik berdasarkan pada konsep dimana alternatif
terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun
memiliki jarak terpanjangdarisolusi negatif (Kusumadewi, 2006).
Berikut adalah prosedur metode TOPSIS (Sachdeva, 2009):
1. Membangun matriks perbandingan kriteria pada TOPSIS

.

� = ���� �

(1)

Universitas Sumatera Utara

38

Tabel 4.2.6.Data responden
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama gym
The gym center
Manurung gym
Antony futsal & gym
Olympus gym
Metro gym
Mandala gym
Body & fit gym
Gold gym
Milala gym
Tuasan gym

Fasilitas
7
5
6
8
7
4
6
9
6
5

Harga
8
4
6
8
5
6
7
10
5
5

7 8
⎡5 4
⎢6 6
⎢8 8
⎢7 5
X= ⎢
4 6
⎢6 7
⎢9 10
⎢6 5
⎣5 5

8
5
6
8
6
5
7
10
6
6

2. Normalisasi matriks perbandingan kriteria asli

Keamanan
8
5
6
8
6
5
7
10
6
6

Kenyamanan
8
5
6
8
6
6
7
9
4
6

8
5⎤
6⎥
8⎥
6⎥
6⎥
7⎥
9⎥
4⎥
6⎦

Digunakan persamaan berikut untuk mengubah setiap elemen ���� � yang diberikan di

bawah ini:/

�11 =

�11

��� =

�∑5�=1 ��� 2

=

� ��

(2)

�∑��=1 � �� 2

7

√72 + 52 + 62 + 82 + 72 + 42 + 62 + 92 + 62 + 52
=

7

√417

=

7
= 0,343
20,42

Maka didapatkan matriks ��� sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

39

0,343
⎡0,244
⎢0,293

0,391

0,343
rij= ⎢
⎢0,194
⎢0,293
⎢0,440
⎢0,293
⎣0,244

0,381
0,192
0,286
0,381
0,238
0,286
0,333
0,476
0,238
0,238

0,368
0,230
0,276
0,368
0,276
0,230
0,322
0,460
0,276
0,276

3. Membangun matriks ternormalisasi terbobot

0,380
0,237⎤
0,285⎥

0,380

0,285⎥
0,285⎥
0,332⎥
0,427⎥
0,190⎥
0,285⎦

Nilai bobot masing-masing kriteria ditentukan dengan skala satu sampai tiga
berdasarkan prioritas tiap kriteria.
Tabel 4.2.6.Pembobotan
Nilai Bobot
(w)

Kriteria

No
1

Fasilitas

2

2

Harga

3

3

Kenyamanan

2

4

Keamanan

1

Digunakan persamaan berikut untuk mendapatkan elemen yij dari elemen rij yang
diberikan di bawah ini:
��� = �� ���

0,686
⎡0,488
⎢0,586

⎢0,782
0,686
yij= ⎢
0,388

⎢0,586
⎢0,880
⎢0,586
⎣0,488

1,143
0,576
0,858
1,143
0,741
0,858
0,999
1,428
0,714
0,714

(3)
0,736
0,460
0,552
0,736
0,552
0,460
0,644
0,920
0,552
0,552

0,380
0,237⎤
0,285⎥

0,380

0,285⎥
0,285⎥
0,332⎥
0,427⎥
0,190⎥
0,285⎦

4. Penetapan solusi ideal positif (� +) dan solusi ideal negatif (� −)

Untuk untuk menghitung solusi ideal positif � + dan solusi ideal negatif � − dari
masing-masing kriteria digunakan persamaan berikut:

Universitas Sumatera Utara

40
(��� )) = (�1+, �2+, … , ��+)
� + = (���(��1 ), max(��2 ) , … , max⁡

(��� )) = (�1−, �2−, … , ��−)
� − = (���(��1 ), min(��2 ) , … , min⁡

(4)
(5)

� + = (0,880 ; 1,428; 0,920; 0,427)
� − = (0,388; 0,576; 0,460; 0,190)

5. Perhitungan jarak pada setiap kriteria antara solusi ideal positif � +dan solusi ideal
negatif � −.

Untuk menghitung jarak euclideandari setiap alternatif ke �1+ dan �1− menggunakan
persamaan berikut:

�+ = �∑��=1���+ − ��� �

�− = �∑��=1���� − ��−�

2

2

(6)
(7)

Untuk pendaftar pertama:
�+

=�
�−

=�

(0,880 − 0,686)2 + (1,428 − 1,143)2 + (0,920 − 0,736)2 + (0,427 − 0,380)2
= �0,1942 + 0,2852 + 0,1842 + 0,0472 = 0,398
(0,686 − 0,388)2 + (1,143 − 0,576)2 + (0,736 − 0,460)2 + (0,380 − 0,190)2
= �0,2982 + 0,5672 + 0,2762 + 0,1902 = 1,167

Universitas Sumatera Utara

41

Gambar4.2.2. Tampilan form TOPSIS

4.2.3. Perbandingan
Pada form perbandingan ini, menampilkan hasil perbandingan perhitungan antara
metode Profile Matching dan TOPSIS dengan membandingkan kecepatan perhitungan
diantara kedua metode tersebut. Dapat dilihat pada gambar 4.2.11.berikut ini:

Gambar 4.2.3. Tampilan form perbandingan
Dalam form ini menampilkan running time metode Profile Matching dan TOPSIS.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan teori dan pembahasan pada bab sebelumnya dan hasil dari implementasi
sistem pendukung keputusan untuk memilih tempat gym terbaik di kota Medan
menggunakan metode Profile matching dan TOPSIS maka dapat diambil kesimpulan:
1 Metode Profile matching dan TOPSIS telah berhasil diimplementasikan pada sebuah
aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.
2. Berdasarkan implementasi dari aplikasi tersebut dalam memilih tempat gym dengan
menggunakan metode Profile matching dan TOPSIS hasilnya yang didapatkan
diantara kedua metode berbeda. Dimana pada metode Profile matching yang
menjadi peringkat pertama adalah Olympus gym. Sedangkan pada metode TOPSIS,
Gold gym menjadi peringkat pertama.
3. Berdasarkan implementasi dengan metode Profile matching dan TOPSIS dalam
memilih tempat gym, dimana dengan metode TOPSIS lebih cepat dalam proses
perhitungannya. Pada perhitungan running time didapatkan bahwa dengan metode
Profile matching hasil tesnya adalah 4,3564 detik dan metode TOPSIS dengan
hasil 3,7706 detik.Selisih diantara kedua metode tersebut dalam tiga kali pengujian
adalah 0,5858 detik. Sehingga didapatkan metode TOPSIS merupakan metode yang
lebih baik dibandingkan dengan metode Profile Matching.
4. Aplikasi yang dirancang mampu memberikan solusi dengan mengimplementasikan
kedua metode. Pada metode Profile matching, hasil yang didapatkan diperoleh
berdasarkan kriteria harga yang termurah, dalam proses perhitungannya. Gold gym
menjadi pilihan pertama.

Universitas Sumatera Utara

43

5.2. Saran
Untuk proses pengembangan mendatang, adapun saran penulis agar lebih baik lagi
adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini, menggunakan empat kriteria dan sepuluh alternatif. Diharapkan
kedepannya, ditambahkan jumlah jumlah kriteria dan alternatif lebih banyak lagi
agar mendapatkan hasil yang lebih bagus dan pilihan gym yang direkomendasikan
semakin banyak.
2. Pada bagian interface bisa disempurnakan dengan memasukkan unsur gambar 2D
maupun 3D pada tiap-tiap tampilan tempat gym.
3. Penelitian selanjutnya, diharapkan aplikasi yang telah ada bisa dikembangkan
menjadi aplikasi multi-platform.

Universitas Sumatera Utara