Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show (Analisis Wacana Kritis Tentang Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show Master Chef Indonesia Session 3 Di Rcti)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Persaingan (competition) adalah suatu proses sosial ketika berbagai pihak

saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Persaingan
terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat
terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum. Persaingan dilakukan
dengan norma dan nilai yang diakui bersama sehingga kecil kemungkinan
persaingan menggunakan kekerasan atau ancaman dan persaingan dilakukan
secara sehat dan terbuka (Sumadji, 2000: 4).
Perhatikan ilustrasi persaingan dalam kehidupan masyarakat berikut ini:
Tanggal 13 April 2014 merupakan tanggal yang sangat penting bagi Kakak Arif,
karena pada tanggal tersebut dia akan melakukan pembuktian apakah dia dapat
berhasil menjadi juara olimpiade IPA tingkat provinsi atau tidak. Olimpiade
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) tingkat provinsi yang akan
diselenggarakan di Kota Medan tersebut akan diikuti oleh 26 kabupaten/kota
seluruh Sumatera Utara. Kakak Arif akan melakukan persaingan memperebutkan

tiket juara satu agar bisa mewakili Provinsi Sumatera Utara di tingkat nasional.
Hal yang dilakukan oleh Kakak Arif untuk menghadapi persaingan tersebut
adalah meningkatkan ketekunannya dalam belajar dengan lebih banyak
memahami pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan sains. Kakak Arif juga
tidak melakukan satu pun hal untuk menyakiti lawan. Sebaliknya, kompetitornya
dari kabupaten/kota yang lain, juga melakukan hal yang sama dengan apa yang

1

2

dilakukan oleh kakak Arif untuk memenangkan perlombaan. Hal di atas
merupakan salah satu contoh persaingan dalam kehidupan bermasyarakat
(http://sosiologi.yahubs.com).
Persaingan dapat juga diartikan sebagai suatu proses sosial dimana
individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik
perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa
mempergunakan ancaman atau kekerasan. Definisi persaingan sebagai salah satu

bentuk disosiatif yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai
suatu tujuan tanpa melakukan ancaman fisik kepada para pesaingnya (Sumadji,
2000:13). Persaingan disebut juga dengan kompetisi. Persaingan merupakan salah
satu bentuk disosiatif yang paling aman sebab konflik yang terjadi tidak dipicu
oleh kepentingan untuk menjatuhkan atau mencelakakan pihak lawan. Adapun
yang dimaksud lawan adalah bukan pihak-pihak yang harus dikalahkan atau
sampai mencelakakan.
Persaingan adalah suatu kegiatan antar individu dengan individu lainnya
ataupun berkelompok yang bersaing atau berlomba untuk memperebutkan
hasil/tujuan yang sama. Persaingan juga diartikan sebagai proses sosial yang
ditandai dengan adanya saling berlomba atau bersaing antar individu atau antar
kelompok tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu
nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat. Persaingan dalam
batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi, yaitu pertama;
menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif, kedua;

3

sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu
masa mendapat pusat perhatian tersalurkan dengan baik oleh mereka yang

bersaing, ketiga; sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar gender dan
sosial, keempat; menempatkan individu pada kedudukan serta peranan yang
sesuai dengan kemampuannya (Sumadji, 2000: 18).
Persaingan banyak terjadi dalam ruang lingkup kehidupan bermasyarakat
misalnya persaingan dalam bidang kedudukan, contohnya seorang karyawan
tentunya mempunyai keinginan untuk menaikkan jabatannya di dalam
perusahaan. Hal tersebut akan berbanding lurus dengan naiknya gaji dan
kedudukannya di masyarakat. Bidang persaingan ras, ras identik dengan
keturunan dan suku bangsa. Ras dengan warna kulit hitam diidentikkan dengan
ras yang rendah, bodoh, dan miskin. Namun seiring dengan berjalannya waktu,
setiap ras terus berusaha meningkatkan kualitasnya. Hal ini dibuktikan dengan
terpilihnya Barack Husein Obama yang berasal dari ras kulit hitam menjadi
Presiden Amerika Serikat selama dua periode. Hal tersebut menjadi kebanggaan
tersendiri bagi seluruh ras berkulit hitam di dunia. Persaingan bidang ekonomi,
contohnya persaingan harga yang ditawarkan oleh pasar-pasar modern dengan
tempat yang nyaman, murah dan aman.
Persaingan tidak hanya terjadi di dalam ruang lingkup kedudukan, ras, dan
ekonomi tetapi hampir mencakup seluruh aspek kehidupan seperti di bidang seni
misalnya Indonesian Idol, X-Factor, Indonesia Mencari Bakat, dan lain-lain.
Persaingan dalam kompetisi Indonesian Idol ini misalnya, peserta diwajibkan

untuk mengikuti beberapa tahap penyeleksian yang sangat ketat diawali dari
audisi di beberapa kota di Indonesia yang diikuti lebih dari 25.000 peserta. Peserta

4

yang berhasil mendapatkan golden ticket diberikan kesempatan untuk berangkat
ke Jakarta untuk mengikuti tahap audisi selanjutnya.
Proses penyaringan dari 25.000 peserta dari masing-masing kota dilakukan
secara ketat untuk mendapatkan 25 peserta dari masing-masing kota yang
mengharuskan peserta untuk bersaing secara sehat dan terbuka dengan
memberikan penampilan terbaik mereka dalam bernyanyi dan bermain musik
dengan keunikan khas dari suara mereka masing-masing. Proses penyeleksian ini
terus berlangsung hingga diperoleh 13 orang peserta yang masuk ke dalam babak
spektakuler yang kemudian kembali berjuang dan bersaing untuk memperebutkan
juara pertama.
Persaingan tidak hanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat
namun juga terjadi dalam konsep reality show ditelevisi. Reality show adalah
genre acara televisi yang menggambarkan adegan seakan-akan benar-benar
berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum
biasa, bukan aktor ataupun aktris. Acara realitas biasanya menggunakan tema

seperti persaingan, kehidupan sehari-hari seorang selebritas, pencarian bakat, dan
lain sebagainya (Morissan, 2008: 208).
Master Chef Indonesia merupakan suatu ajang pencarian bakat yang
diadopsi dari MasterChef (Inggris) dengan sponsor dari FremantleMedia yang
bekerja sama dengan RCTI. Acara ini pertama kali dimulai pada tahun 2011.
Ajang ini merupakan salah satu program pencarian bakat dalam bidang memasak
yang menyajikan unsur reality show dengan menggunakan tema persaingan yang
dilakukan oleh para peserta dalam menghadapi beberapa tantangan memasak yang
diberikan oleh para juri seperti meniru masakan, menghasilkan masakan dengan

5

kreativitas terbaik yang dimiliki oleh masing-masing peserta dan berlomba-lomba
untuk menjadi peserta terbaik dengan cara berhasil memperebutkan golden pin .
Reality show ini awalnya dipandu oleh tiga orang Chef ternama di
Indonesia pada Master Chef Indonesia Season 1 (2011) yang berperan serta
sebagai juri yaitu Chef Marinka, Chef Juna, dan Chef Tatang yang ketika itu
meninggal dunia lalu digantikan oleh Chef Vindex. Selanjutnya pada Master Chef
Indonesia Season 2 (2012) acara ini dipandu oleh Chef Marinka, Chef Juna dan
Chef Degan. Setelah Master Chef Indonesia Season 2 berakhir, Master Chef

Indonesia Season 3 (2013) ditayangkan kembali pada bulan Juni 2013 dengan juri
yang sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman terbaik dalam bidang
memasak yaitu Chef Marinka, Chef Degan dan Chef Arnold yang ditayangkan di
RCTI setiap hari sabtu dan minggu pada pukul 16.30 – 18.00 WIB.
Program reality show Master Chef Indonesia ini menayangkan sebuah
konsep pencarian bakat dalam bidang memasak dengan jumlah peserta 70 orang
yang dipilih melalui proses seleksi menjadi 50 orang lalu diseleksi kembali
menjadi 30 orang lalu diseleksi kembali hingga mencapai 24 orang yang akhirnya
berhasil masuk untuk mengikuti challenge yang memiliki latar belakang usia,
pendidikan, pekerjaan, suku, tempat tinggal, hobi, jenis kelamin dan budaya yang
berbeda-beda yang dipertemukan dalam suatu ajang pencarian bakat untuk
mencari chef yang memiliki potensi, pengetahuan, dan kreativitas yang baik
dalam bidang memasak untuk menciptakan masakan yang memiliki cita dan rasa
yang baik. Nama-nama peserta yang berhasil lolos dalam seleksi Master Chef
Indonesia Session 3 adalah Angella, Brian, Denty, Ernest, Gio, Kevin, Lilian,
Lius, Maichael, Melati, Nino, Nurul, Patty, Rani, Ratna, Ray, Revaldi, Rissa,

6

Setiyono, Tya, Wiliam, dan Yogi. Proses penyeleksian dilanjutkan hingga

mencapai posisi top ten, top five, top three hingga grandfinal.
Pemandu acara Master Chef Indonesia Session 3 yang berperan serta
sebagai juri memberikan tantangan satu menu masakan kepada para peserta
dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi dengan batasan waktu sekitar empat
puluh lima hingga enam puluh menit untuk menciptakan masakan yang memiliki
rasa yang lezat dan memiliki estetika yang menarik.
Peserta disediakan sejumlah bahan dan resep masakan untuk segera diolah
untuk menjadi masakan yang bercita rasa tinggi dan menarik. Setelah para juri
memberikan aba-aba tanda dimulainya proses memasak, para peserta berlari ke
arah kitchen shop dan dengan waktu yang terbatas peserta memilih bahan
masakan yang akan digunakan untuk memasak sesuai dengan menu masakan yang
diberikan oleh para juri. Dalam proses memasak sesekali para peserta melihat dan
memperhatikan gerak gerik peserta lainnya sambil mengamati kemajuan proses
masakan dari peserta lainnya. Peserta ini juga terlihat kebingungan ketika ia
melihat kompetitornya sudah selesai memasak sebelum waktu yang ditentukan
habis.
Peserta Master Chef Sesssion 3 ini mengeluarkan semua kemampuan,
kreativitas dan pengetahuan yang mereka miliki dalam bidang memasak dan
berusaha menciptakan masakan yang memiliki cita rasa dan estetika yang
menarik. Jika waktu yang sudah diberikan kepada peserta sudah habis maka satu

persatu nama peserta akan dipanggil oleh juri dan peserta harus menghidangkan
makanan ke hadapan para juri untuk segera dicicipi. Beragam komentar, kritik dan
saran dari para juri yang menyakitkan hampir membuat peserta menangis dan

7

kecewa. Namun ada peserta yang berbahagia ketika mendapatkan komentar yang
baik dari para juri sehingga menimbulkan kecemburuan dari para kontestan
lainnya.
Strategi wacana persaingan yang ditonjolkan dalam tayangan reality show
Master Chef Indonesia Session 3 ini juga tampak pada berbagai komentar yang
dilontarkan oleh masing-masing peserta ketika ditanya mengenai kemajuan
pesaingnya dalam kompetisi invention test dengan mengundang salah seorang
keluarga peserta untuk memasak sedangkan tangan peserta dalam keadaan
diborgol misalnya seperti kutipan ;
“Aku ngeliat cara kerja papa ku lama banget ya, aduh aku udah panik
sendiri, cuma aku juga ga bisa bandingin sama peserta yang lain, karena yang
lain kayaknya lancar-lancar aja ya, aduh aku udah gregetan”.
Selain itu wacana persaingan juga tampak pada komentar yang dilontarkan
oleh peserta mengenai keinginan dan harapan mereka untuk menang misalnya

seperti kutipan dari Wiliam yang mengatakan ;
“Dari komentar para juri yang aku dengar semua cukup positif,
kemungkinan besar kayaknya aku sama papaku bisa menjadi pemenang dalam
challenge ini”.
Dari beberapa kutipan tersebut penelitian ini layak untuk diteliti dan
menarik untuk diteliti karena peneliti meyakini ada strategi wacana yang berkaitan
dengan proses produksi wacana persaingan yaitu bagaimana cara pekerja media
menyusun bagian-bagian dari adegan demi adegan dapat menyatu kedalam
tayangan secara utuh. Selain itu, peneliti juga melihat adanya ideologi kekuasaan
secara implisit yang ditampilkan yaitu munculnya beberapa nama produk
makanan, alat memasak, merek sepatu dan lain sebagainya sebagai sponsor dari
acara tersebut sehingga peneliti melihat bahwa ada pesan-pesan kekuasaan

8

tersembunyi yang dengan sengaja ditampilkan oleh pekerja media dari tayangan
Master Chef Indonesia Session 3.
Menurut hasil pengamatan peneliti melalui kumpulan penelitian dan
makalah berupa skripsi, tesis, disertasi ataupun jurnal komunikasi belum pernah
ada penelitian sebelumnya yang meneliti penelitian dengan judul Wacana

Persaingan Dalam Tayangan Reality Show Master Chef Indonesia 3 dengan
menggunakan pisau analisis Teun A. Van Dijk. Oleh sebab itu peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tersebut.
Peneliti memilih tayangan reality show Master Chef Indonesia karena
tayangan ini merupakan acara pencarian bakat dengan unsur reality show.
Tayangan ini juga menampilkan banyak strategi pewacanaan dan peletakan
ideologi dan kekuasaan secara ekspilisit. Selain itu tayangan ini juga
menunjukkan adanya persaingan dalam bidang memasak dengan jumlah peserta
yang cukup banyak. Oleh sebab itu diperlukan penyeleksian dan persaingan yang
sangat ketat diantara masing-masing peserta. Adegan persaingan yang dilakukan
oleh para peserta seperti persaingan untuk merebut golden pin, chef jacket dan lain
sebagainya untuk dapat berhasil meloloskan diri dari pressure test dan lain
sebagainya.
Selain itu tayangan Master Chef Indonesia Session 3 mampu menampilkan
kemampuan dari para peserta dalam memasak dan meniru tantangan menu
masakan dari para juri seolah-olah tanpa menggunakan resep dan menampilkan
kelebihan dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta dalam
bidang memasak untuk bersaing dengan peserta lainnya dan memperebutkan
posisi pemenang juara satu. Master Chef Indonesia Session 3 ini juga merupakan


9

salah satu tayangan reality show yang memiliki rating tertinggi berdasarkan pada
hasil survei AGB Nielson. Selain itu MasterChef Indonesia memenangkan
Panasonic Gobel Awards untuk kategori pencarian bakat terbaik selama 2 tahun
berturut-turut

yaitu

pada

tahun

2012

dan

tahun

2013

(http://id.wikipedia.org/wiki/MasterChef_Indonesia).
Unsur persaingan dalam tayangan reality show dipilih oleh peneliti karena
tayangan Master Chef Indonesia merupakan ajang pencarian bakat dalam bidang
memasak dengan jumlah peserta yang cukup banyak yang berjumlah 25 orang
yang telah berhasil melewati proses penyeleksian yang cukup kuat di antara
masing-masing kontestan dan menghasilkan satu orang kontestan sebagai
pemenang pertama di galerry Master Chef . Proses penyeleksian yang cukup kuat
yang tercipta di antara masing-masing kontestan mengarahkan tema persaingan
menjadi salah satu indikator penting dalam tayangan reality show yang berbasis
ajang pencarian bakat ini.
Konsep nuansa persaingan yang beraneka ragam yang tercipta di antara
masing-masing kontestan, hal ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak berkuasa dengan
menggunakan media wacana persaingan yang ada dalam masyarakat untuk
menghegemoni dan mempengaruhi kesadaran mental masyarakat. Selain itu
wacana persaingan ini juga dijadikan oleh pihak-pihak berkuasa sebagai ajang
bersembunyinya para kapitalis untuk memasarkan produk mereka secara implisit
diantaranya munculnya merek sepatu, merek penyedap rasa makanan, merek
bumbu bahan masakan, dan lain sebagainya sehingga menghasilkan keuntungan
tersendiri bagi pihak-pihak yang berkuasa tersebut melalui media wacana
persaingan yang ada dalam masyarakat.

10

Analisis wacana kritis dipakai untuk meneliti ideologi yang tersembunyi di
dalam teks, bagaimana di dalam teks terdapat sebuah dominasi kekuasaan dan
ketidakadilan dari pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak yang berkuasa tersebut
menggunakan media wacana yang ada dalam masyarakat, khususnya teks berita
untuk menghegemoni dan mempengaruhi kesadaran mental masyarakat. Aspek
bahasa dalam media massa, teks dan segala bentuk wacana di masyarakat
merupakan tempat bersemayamnya kuasa-kuasa yang dipakai oleh pihak-pihak
tertentu untuk melegitimasi dan melanggengkan posisi mereka (Eriyanto, 2001:
224). Oleh sebab itu peneliti menggunakan pendekatan analisis wacana kritis
untuk membongkar ideologi dan strategi pewacanaan apa yang dilakukan oleh
produsen tayangan Master Chef Indonesia Session 3 di RCTI.
Analisis wacana kritis menurut Teun A Van Dijk mengatakan bahwa
penelitian atas wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata,
karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati. Di
sini harus dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi sehingga kita memperoleh
suatu pengetahuan kenapa teks bisa semacam itu. Proses produksi itu melibatkan
suatu proses yang disebut sebagai kognisi sosial. Teks dibentuk dalam suatu
praktik diskursus, suatu praktik wacana. Di sini ada dua bagian : teks yang mikro
yang merepresentasikan suatu topik permasalahan dalam berita, dan elemen besar
berupa struktur sosial.
Van Dijk juga membuat suatu jembatan yang menghubungkan elemen
besar berupa struktur sosial tersebut dengan elemen wacana yang mikro dengan
sebuah dimensi yang dinamakan kognisi sosial. Kognisi sosial tersebut
mempunyai dua arti. Arti pertama ia menunjukkan bagaimana proses teks tersebut

11

diproduksi oleh wartawan/ media, dalam arti kedua ia menggambarkan nilai-nilai
masyarakat itu menyebar dan diserap oleh kognisi wartawan dan akhirnya
digunakan untuk membuat teks berita (Eriyanto 2001:222). Dalam buku Eriyanto,
Van Dijk melihat bagaimana struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan
yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/ pikiran dan kesadaran
membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu. Wacana oleh Van Dijk
digambarkan mempunyai tiga dimensi/ bangunan : teks, kognisi sosial, dan
konteks sosial (Eriyanto, 2001: 223). Oleh sebab itu peneliti memilih model
analisis wacana kritis Teun A Van Dijk karena peneliti ingin melihat struktur
sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam

masyarakat dan

kognisi/ pikiran dan kesadaran membentuk dan berpengaruh terhadap wacana
persaingan dalam tayangan Master Chef Indonesia Session 3 di RCTI.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui mengenai
bagaimana proses produksi , strategi wacana persaingan serta strategi peletakan
ideologi tersembunyi yang terdapat di dalam tayangan reality show Master Chef
Indonesia Session 3 dalam episode top five segmen ke-6 (enam).

1.2. Fokus Masalah
Perumusan masalah sebagai upaya membatasi penelitian agar lebih
terarah, dan tidak terlalu luas dalam fokus penelitian yang sudah ditentukan
(Hariwijaya dan Basri. 2005:59). Berdasarkan latar belakang dan pengertian di
atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan permasalahan pada fokus masalah, kemudian dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

12

1) Bagaimana makna persaingan yang terdapat dalam struktur makro,
superstruktur dan struktur mikro yang disampaikan dalam tayangan reality
show Master Chef Indonesia Session 3 di RCTI dalam segmen ke-6
(enam) episode top three?
2) Dalam analisis wacana kritis, analisis wacana dipakai untuk meneliti
ideologi yang tersembunyi di dalam teks. Ideologi tersembunyi apakah
yang terdapat di dalam struktur wacana (struktur makro, superstruktur dan
struktur mikro) dalam tayangan reality show Master Chef Indonesia
Session 3 dalam segmen ke-6 (enam) episode top three?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui lebih dalam mengenai makna persaingan yang terdapat
dalam struktur makro, superstruktur dan struktur mikro yang disampaikan
dalam tayangan reality show Master Chef Indonesia Session 3 di RCTI
dalam segmen ke-6 (enam) episode top three.
2) Untuk mengetahui ideologi tersembunyi di dalam wacana persaingan yang
terdapat di dalam struktur wacana (struktur makro, superstruktur dan
struktur mikro) yaitu bagaimana di dalam sebuah wacana terdapat sebuah
dominasi kekuasaan dan ketidakadilan dari pihak-pihak tertentu dimana
pihak-pihak yang berkuasa tersebut menggunakan media wacana yang ada
dalam masyarakat, khususnya wacana persaingan untuk menghegemoni
dan mempengaruhi kesadaran mental masyarakat.

13

1.4. Manfaat Penelitian
1) Aspek teoritis, penelitian berdasarkan pendekatan analisa wacana kritis ini
bermanfaat dalam mengungkapan ideologi tersembunyi yang terdapat di
dalam struktur makro, superstruktur dan struktur mikro dalam tayangan
reality show Master Chef Indonesia Session 3 serta kekuasaan-kekuasaan
yang ada didalamnya tentang wacana persaingan serta cara media tersebut
merealisasikan ideologinya secara ekspilisit ke dalam wujud-wujud
kebahasaan dan adegan sebagai sebuah strategi tayangan. Di samping itu,
penelitian ini juga dapat memperkaya bidang kajian analisis wacana kritis.
2) Aspek praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat guna
mengetahui dan memahami ideologi dan strategi media massa, khususnya
media elektronik, dalam mewacanakan sebuah tayangan reality show. Di
samping itu penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
kepekaan para pemirsa dalam melihat ideologi tersembunyi di dalam suatu
tayangan serta strategi yang digunakan oleh pekerja media dalam
mewacanakan sebuah tayangan reality show. Kemudian juga, bisa
dimanfaatkan pada aplikasi dalam kajian atau penelitian lain tentang
wacana media massa secara kritis.

Dokumen yang terkait

Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya Dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Variety Show Cinta Juga Kuya di SCTV terhadap Minat Menonton di Kalangan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU)

0 38 116

Media Literacy Dan Tayangan Reality Show (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Media Lietracy Terhadap Pemilihan Tayangan Termehek-Mehek Di Trans TV Pada Siswa SMP Santo Thomas 1 Medan)

5 93 144

Kemiskinan Dalam Tayangan Charity Reality Show Di Indonesia.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Hubungan Daya Tarik Tayangan Reality Competition Show “Masterchef Indonesia” di RCTI terhadap Minat Menonton

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Hubungan Daya Tarik Tayangan Reality Competition Show “Masterchef Indonesia” di RCTI terhadap Minat Menonton

0 0 24

Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show (Analisis Wacana Kritis Tentang Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show Master Chef Indonesia Session 3 Di Rcti)

0 0 14

Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show (Analisis Wacana Kritis Tentang Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show Master Chef Indonesia Session 3 Di Rcti)

0 1 2

Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show (Analisis Wacana Kritis Tentang Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show Master Chef Indonesia Session 3 Di Rcti)

0 0 42

Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show (Analisis Wacana Kritis Tentang Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show Master Chef Indonesia Session 3 Di Rcti)

0 0 3

Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show (Analisis Wacana Kritis Tentang Wacana Persaingan Dalam Tayangan Reality Show Master Chef Indonesia Session 3 Di Rcti)

0 0 19