Pidato Penjerahan Usul Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana

PENERBITAN CHUSUS
135

PIDATO PENJERAHAN
USUL RANTJANGAN DASAR UNDANG­UNDANG
PEMBANGUNAN NASIONAL SEMESTA BERENTJANA
KEPADA P.J.M. PRESIDEN

diutjapkan dalam Rapat Pleno Istimewa Depernas
pada hari Sabtu tanggal 13 Agustus 1960 dikota Bandung
o16h Prof. Mr H. Muhammad Yamin
Menteri/Ketua Dewan Perantjang Nasional

DEPARTEMEN PENERANGAN R.I.

Paduka jang Mulia Presiden,
jang Mulia para Menteri,
Para Pembesar Sipil dan Militer,
jang Mulia para Kepala Perwakilan Diplomatik,
Para Anggota Panitia Keahlian Pembangunan,
Para Anggota Depernas, dan

Hadirin dan hadirat jang terhormat.
§ 1. Rapat pleno istimewa Depernas pada tanggal 13 Agustus
1960 ini saja buka dan saja akan mulai memberi uraian tentang
maksud dan tudjuan rapat.
Terlebih dahulu raja mengutjapkan terima kasih atas kedatangan
Saudara-saudara sekalian untuk menghadiri rapat pleno istimewa
ini. Saudara-saudara datang dari seluruh tanah Indonesia dari
Sabang sampai Merauke; para wakil diplomatik mewakili segala
negara seluruh dunia.
Sebagai tertjantum dalam Surat undangan jang telah disampaikan kepada Saudara-saudara, maka rapat pleno istimewa ini diada kan untuk menjerahkan usul Rantjangan Dasar Undang-undang
Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama kepada
Presiden Republik Indonesia.
Rapat ini adalah amat penting artinja bagi Depernas dan lebih
penting lagi artinja untuk seluruh Bangsa Indonesia.
Sidang pleno istimewa seperti ini dalam usia Depernas adalah
jang ketiga kalinja sedangkan Anggota-anggota Depernas telah berhadapan dengan Presiden Pemimpin Revolusi Indonesia serta segenap Menteri untuk ke-empat kalinja dalam masa satu tahun jang
lampau, jaitu:
Pertama, pada tanggal 15 Agustus 1959 sewaktu para Anggota
Depernas dilantik di Istana Negara di Djakarta.
Kedua, pada tanggal 28 Agustus 1959 djuga di Istana Negara,

pada ketika mana Presiden telah berkenan memberi Amanat tertulis
dan Amanat jang diutjapkan untuk digunakan sebagai pedoman
berkerdja Depernas. Pada ketika itu segenap Anggota Depernas
menjatakan kepada Paduka Jang Mulia Presiden, bahwa rantjangan
dasar undang-undang pembangunan nasional semesta berentjana
jang pertama akan disiapkan sebelum hari Proklamasi tahun 1960.
3

Ketiga, pada tanggal 9 Djanuari 1960 digedung ini sewaktu
Presiden berkenan menegaskan Amanat pembangunan.
Keempat, sekarang pada hari Sabtu tanggal 13 Agustus 1960,
empat hari sebelum kita merajakan hari Proklamasi jang ke-XV
dalam Tahun 1960, Depernas mengadakan rapat piano istimewa
lagi dengan Presiden ditengah-tengahnja, dengan maksud menjerahkan usul Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional
Semesta Berentjana jang pertama kepada Presiden sebagai bukti
kesanggupan menebus djandji jang telah diutjapkan oleh Depernas
pada tanggal 28 Agustus 1959 di Istana Negara. Sembojan Bangsa
Indonesia dalam menunaikan tekad bulatnja berbunji:
Utang kita bajar
Piutang kita terima.

Hadirin jang terhormat,
§ 2. Depernas dibentuk dengan Undang-undang nomor 80 tahun
1958 dan Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 1959 dan Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1959 mengatur
tugas dan tata tertib bekerdja Depernas. Depernas ditugaskan pertama-tama untuk menjusun rentjana pembangunan Indonesia.
Komposisi Depernas jang disusun manurut perwakilan golongan
dan Lingkungan hidup serta perwakilan daerah-daerah seluruh
Indonesia sesuai dengan sjarat perwakilan menurut Konstitusi
1945, dalam satu tahun jang lampau telah membuktikan bahwa
struktura tersebut adalah sangat bidjaksana karena dapat mentafsirkan detik nadi seluruh Bangsa dan daerah Indonesia.
Disamping tugas membuat rentjana, Depernas ditugaskan pula
mengadakan penindjauan sera melaksanakan pengawasan dan
penilaian atas segala pembangunan jang didjalankan dinegara
kita baik oleh Negara maupun oleh Swasta. Penetapan demikian
itu sangat tepat. Masuk pula kedalam istilah perentjanaan menjusun
rentjana pelaksanaan pembangunan.
Hadirin jang mulia,
§ 3. Sedjarah pembangunan selama 10 tahun jang lampau jaitu
dari tahun 1950 — 1960 menundjukkan, bahwa sebagian besar
dari rantjangan pembangunan tetap tinggal rantjangan diatas kertas,
karena kurangnja djaminan untuk melaksanakan dan kurangnja

pengawasan dan penilaian dari pembangunan tersebut. Faktor ke amanan dan politik adalah pula sangat penting untuk melaksanakan pembangunan.
4

Tugas Depernas ialah mengkordinir segala perentjanaan pem bangunam dinegara kita, agar dapat dihindarkan simpang-siurnja
pemikiran dan tindakan jang selama ini sangat merugikan kita
bersama. Tugas ini amat berat, tidak sadja ditindjau dari sudut
materiil tetapi djuga dari sudut psychologis. Dalam perdjalanan
sedjarah, kita telah demikian biasanja pada pemikiran sendiri,
tindakan sendiri dan kepentingan sendiri dengan sering melupakan
pemikiran bersama, tindakan bersama dan kepentingan bersama.
Perubahan jang ingin ditjiptakan dengan adanja Depernas diterima berbeda-beda. Sebagian melihat Depernas sebagai usaha
mengurangi kompetensi sesuatu instansi, tetapi Rakjat Indonesia
um umnja sangat berterimakasih atas lahirnja Depernas, karena
mereka lebih menginsjafi perlunja pemikiran bersama, tindakan
bersama untuk mengabdi lebih besar kepada kepentingan bersama.
Bangsa Indonesia berpendapat bahwa kemerdekaan jang diproklamirkan 15 tahun jang lampau harus diisi dengan pembangunan
semesta.
Saudara-saudara jang terhormat,
§ 4. Dalam pekerdjaannja selama sebelas bulan jang lampau
Depernas selalu berpedoman pada beberapa naskah nasional jang

kita kenal bersama jaitu:
1. Undang-undang Dasar 1945,
2. Manifesto Politik,
3. Amanat Pembangunan Presiden,
4. Penegasan Amanat Pembangunan Presiden.
Dalam ke-empat naskah tersebut telah ditentukan bahwa tudjuan
seluruh pembangunan adalah mewudjudkan Amanat penderitaan
Rakjat jaitu mentjiptakan masjarakat Indonesia jang adil dan
makmur. Dalam Amanat Presiden telah ditentukan bahwa rantjangan pembangunan jang dibuat harus memenuhi sjarat-sjarat
nasional, semesta, berentjana dan ia harus terdiri dari tri-palo.
Nasional, karena pola tersebut harus menggambarkan keinginan
seluruh daerah dan seluruh lapisan dan golongan bangsa
Indonesia ,dari Sabang sampai ke Merauke. Penebaran projek
pembangunan mendjamin sifat nasional Indonesia, sehingga
ekonomi tidak perlu dibentuk diatas tuntutan-tuntutan jang
tak bermanfaat.
Semesta, karena pola tersebut harus meliputi seluruh lapangan
hidup bangsa dan negara.
5


Berentjana, karena tidak mungkin tertjapai pelaksanaan masjarakat adil dan makmur sekaligus akan tetapi dilaksanakan
setapak demi setapak, tahap demi tahap, tingkat demi tingkat, daerah demi daerah, lapangan demi lapangan, dengan
lain perkataan tidak sekaligus tetapi setjara berentjana, tetapi
dengan tjepat dan deras sesuai dengan irama gelombang
Revolusi Indonesia.
Tri-pola, karma pola tersebut harus terdiri atas 3 pola jaitu:
1. pola projek,
2. pola pendjelasan dan
3. pola pembiajaan.
Kemudian telah ditentukan pula bahwa rantjangan pembangunan
ini akan dinamai Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan
Nasional Semesta Berentjana jang mendjadi haluan pembangunan
bagi negara sesuai dengan istilah dalam Konstitusi Proklamasi
pasal 3.
Achirnja telah ditentukan, bahwa rantjangan tersebut akan disahkan. oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara dan
sesudah disahkan maka tidak ada satu instansipun jang boleh
merubah naskah itu.
§ 5.
Kepada Dapernas ditugaskan untuk menggariskan gambarnja dengan djiwa pelukis jang tegas, kuat dan terang dengan
garis-garis jang berkata kepada Bangsa Indonesia; membuat gambar

jang memberi harapan kepada kita semua; gambar jang dapat
mengadjak Bangsa Indonesia untuk mengerdjakannja; gambar jang
sesuai dengan irama, rasa keperibadian dan tinjauan hidup Bangsa
Indonesia.
Tugas ini amat berat, terlebih-lebih kalau diingat waktu jang
sangat terbatas, pengalaman jang kurang dan sedikitnja tenaga jang
ada pada Dapernas. Tetapi tugas jang berat dirasakan oleh Depernas
mendjadi rungan, karena bertekad bulat hendak mengabdi kepada
Bangsa. Waktu jang terbatas dirasakan mendjadi agak pandjang,
karena Dapernas bekerdja dengan tidak menghiraukan malam atau
siang. Dapernas bekerdja selama ada tjahaja.
Saudara-saudara jang terhormat,
§ 6.
Dalam menjusun rantjangan pembangunan, Dapernas telah
lebih dahulu mengikuti sedjarah pembangunan dalam negara kita
dalam 10 tahun Jang lampau jaitu dari tahun 1950 hingga sekarang.
6

Bukti-bukti pembangunan dalam berbagai lapangan adalah
sebagai berikut:

1. Produksi beras menaik dari 5,7 djuta ton mendjadi 7,9 djuta ton.
Produksi beras tahun 1940 4,7 djuta ton dengan djumlah penduduk 70 djuta orang.
2. Karet alam menurun dari 819.000 ton mendjadi 704.000 ton.
Produksi karet tahun 1940 549.000 ton.
3. Produksi tembakau menaik dari 55.000 ton mendjadi 78.000 ton.
Produksi tembakau tahun 1940 97.000 ton.
4. Kopra menaik dari 739.000 ton mendjadi 1.100.000 ton.
Produksi kopra tahun 1940 594.000 ton tidak termasuk jang
dipakai sendiri oleh rakjat untuk konsumsi.
5. Minjak tanah mentah dari 6,8 djuta ton mendjadi 18,2 djuta
ton.
Produksi tahun 1940 7,9 djuta ton.
6. Gas tanah dari 1 djuta ton mendjadi 2,8 djuta ton.
Produksi gas tanah tahun 1940 1,3 djuta ton.
7. Batu bara menurun dari 800.000 ton mendjadi 637.000 ton.
Produksi tahun 1940 1,4 djuta ton.
8. Listrik dari 184.000 kwh mendjadi 265.000 kwh.
Produksi tahun 1940 180.000 kwh.
Gambaran diatas menundjukkan kemadjuan dan kemunduran.
Sebagai keseluruhan gambaran itu tidaklah menggembirakan, djika

diingat perkembangan zaman dan keadaan.
Berkat kemerdekaan nasional jang telah tertjapai, memang
Bangsa Indonesia telah lama meliwati kepahitan hidup dengan
sembojan kolonial „segobang satu hari”, tetapi kesedjahteraan
belum masuk kedalam taraf Adil dan Makmur jang mendjadi dasar
dan tudjuan pengisian kemerdekaan jang telah kita proklamirkan.
Apabila diteliti anggaran belandja Negara dari tahun 1950 sampai
dengan tahun 1959, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
penting.

1. Belandja pegawai naik dengan 5,5 kali, sedang dalam kenjataannja tingkat penghidupan pegawai semakin rendah.
2. Belandja barang naik dengan 4 kali, sedang kenjataan menundjukkan bahwa kelantjaran-kelantjaran administrasi makin
kendor karena kekurangan alat-alat.
3.
Belandja modal naik dengan 48 kali, sedang pembangunan
jang dilakukan hampir tak berarti.
4.
Pengeluaran naik dengan 4 kali, sedang penerimaan naik
dengan 2,5 kali, sehingga negara setiap tahun mengalami defisit
jang makin besar.

7

5.
6.
7.
8.
9.
10.

Defisit naik dengan 11 kali jang mengakibatkan volume
uang jang beredar dalam masjarakat bertambah besar dengan
tidak diikuti tambahan barang.
Dalam merealisasi anggaran belandja baru satu kali kita
menundjukkan kelebihan (surplus).
Hutang Pemerintah diluar negeri (1958) turun mendjadi
64% jaitu Rp. 2.421,— djuta jang berarti ± Rp. 26,— hutang
devisen per-kapita.
Hutang dalam negeri naik dengan 2 kali jaitu Rp. 4.670,—
djuta jang berarti ± Rp. 51,— hutang per-kapita.
Hutang djangka pendek naik dengan 8,5 kali jaitu Rp.

31.195 djuta, jang berarti ± Rp. 339,— hutang per-kapita.
Hutang pada Bank Indonesia naik dengan 8 kali jaitu
Rp. 24.832,— djuta jang berarti ± Rp. 270,— hutang perkapita.

Dengan demikian maka setiap warga Indonesia telah dibebani
hutang sebanjak:
1.
2.
3.
4.

Rp.




26,—(devisen djangka pandjang)
51,—(djangka pendek)
339, —(hutang djangka pendek)
270, —(hutang pada Bank Indonesia)

Rp.
686, —
Sedangkan pendapatan per kapita adalah Rp. 2500,— setahun.
Semua angka-angka diatas tadi haruslah diprojektir kepada
djumlah penduduk jang setiap tahun bertambah dengan 2,3% dan
usia negara Indonesia merdeka selama 15 tahun serta mengingat
kekajaan alam Indonesia dan achirnja diperbandingkan dengan
kemadjuan negara-negara tetangga jang kira-kira bersamaan waktu
merdeka dengan Indonesia dan jang djauh lebih kurang potensi
alam dan tjatjah-djiwa manusianja.
Sebaliknja dapat kita mentjatat beberapa kemadjuan jang besar,
kadang-kadang jang mengagumkan dalam bidang lain, seperti bidang pendidikan, bidang kesedjahteraan sosial dan bidang kesehatan.

Dalam bidang pendidikan didapati bukti-bukti sebagai berikut:
1. Sekolah Rakjat
Murid
2. Sekolah Menengah
Murid

8

dari




1950
24.775 mendjadi
4.977.304

951

139.213


1960
29.892
6.597.090
2.113
414.780

3. Akademi
dari
47 mendjadi
134
Mahasiswa
,,
1.164

7.636
4.Perguruan Tinggi
Fakultas
,,
17

46,
Mahasiswa

435

32.614.
5. Pemberantasan buta

± 90%
,,
±45%
huruf (antara umur
13 th. — 45 th).
Dalam bidang kesedjahteraan sosial didapati bukti-bukti sebagai
berikut :
1.Bimbingan kader sodari
250 mendjadi
70.000
sial untuk desa
2. Lembaga sosial desa
hingga tahun 1960 sebanjak
13.847
3. Tempat pembudajaan
Suku terasing hingga
tahun 1960
15
4.Panti-panti asuhan

157

238.
5.Parai Karya

54

145
6.Rehabilitasi Tjatjad

1

11
7.Parai Pengasuhan Wanita

4

24
8.Pilot Projek Rehabilita„
,,
si orang gelandangan
hingga tahun 1960
6
9.Tempat Rehabilitasi Wanita sesat hingga tahun
1960
16
10. Gedung-gedung PantiAsuhan didirikan oleh
Dana Bantuan
,,
4

343
Dalam bidang kesehatan didapati bukti-bukti sebagai berikut :
1950
1960
1.Rumah Sakit
dari
664 mendjadi
768
Tempat tidur

63.080

70.624
2.Poliklinik

3.020

4.326
3. T.B.C.
Jang diperiksa hingga
tahun 1960
22,2 djuta
jang disuntik
6,5 ,,
9

4. Frambusia
Ketjamatan jang mempunjai Unit kerdja hingga tahun 1960
Ketjamatan jang dilindungi
Warga jang dilindungi.

1.611
1.560
52 djuta

Gambaran suram haruslah diletakkan disamping gambaran terang
untuk mendapat penilaian pembangunan jang objektif dan djika
didjumlahkan hal-hal jang minus dengan hal-hal jang plus dan segala sesuatu diprojektir atas waktu 15 tahun merdeka, potensi alam
dan potensi manusia Indonesia, maka satu-satunja kesimpulan jang
dapat diambil ialah :
Dalam waktu jang lampau kita seharusnja dapat mentjapai gam baran jang lebih menggembirakan.
Neratja pembangunan kita harus melahirkan satu keinsjafan dikalangan pemimpin-pemimpin Bangsa Indonesia akan kelalaiannja
didjaman jang lampau dan mudah-mudahan lahirlah keinginan
mengedjar ketinggalan dengan langkah jang lebih tjepat dan lebih
besar, agar dapat pertama-tama memberi perbaikan hidup pada
rakjatnja sendiri dan achirnja pada waktu jang tidak terlampau
lama dapat pula menjumbang dengan positif kepada kemakmuran
seluruh umat manusia.
Saudara-saudara jang terhormat,
§ 7. Sebagai situ Dewan Umum maka Depernas dalam sebelas
bulan jang lampau tidak banjak memperdengarkan atau memperkenalkan pekerdjaannja kepada chalajak ramai. Keadaan demikian
mempunjai keuntungan dan kerugian.
Keuntungannja ialah bahwa Depernas dapat bekerdja dengan tenang sebagai seorang pekerdja dalam sebuah laboratorium jang
sedang mentjari penjelesaian sesuatu problim jang sulit.
Kerugiannja ialah bahwa timbul pertanjaan dikalangan masjarakat, dan kadang-kadang djuga dikalangan instansi pemerintah,
apakah gerangan jang dikerdjakan oleh Depernas ?
Pada kesempatan ini dihadapan rapat pleno istimewa ini saja
ingin melaporkan mengenai waktu bekerdja, tiara bekerdja serta
neratja pekerdjaan Depernas.
Sesudah Depernas dilantik pada tanggal 15 Agustus 1959 dan mendengar Amanat pembangunan pada tanggal 28 Agustus 1959, maka
Depernas segera memulai sidang-sidangnja. Sebagian besar dari
10

waktu bekerdja dilaksanakan dikota Bandung karena Depernas bertekad segera ingin bekerdja dan tidak menangguh-nangguhkan
waktu sampai ada gedung untuk berapat dikota Djakarta.
Waktu sebelas bulan itu dapat dibagi sebagai berikut :
1. Masa sidang pleno bulan September, Oktober dan Nopember
1959.
2. Masa sidang Seksi bulan Desember 1959 dan Djanuari Pebruari
1960.
3. Masa sidang Seksi bulan Pebruari dan Maret 1960.
4. Masa sidang Panitia Keahlian Pembangunan dan Panitia-panitia
chusus bulan Maret, April, Mei dan Djuni 1960.
5. Masa sidang Pleno bulan Djuli 1960.
Seluruhnja berdjumlah 5 gelombang masa sidang.
Dalam masa tersebut telah diadakan 34 kali rapat pleno, 196 kali
rapat seksi, 32 kali rapat panitia keahlian pembangunan dan 56
kali rapat panitia-panitia lain.
Dalam djumlah rapat-rapat pleno, seksi dan sebagainja Depernas
tidak menghitung rapat-rapat sub-seksi dan tugas jang diberikan
pada masing-masing anggota untuk mengumpulkan bahan-bahan
atau mempeladjari sesuatu persoalan.
Dalam masa itu telah dibentuk 17 seksi jaitu :
1. Seksi Kemasjarakatan,
2. Seksi Kenegaraan,
3. Seksi Ekonomi/Keuangan,
4. Seksi Sandang/Pangan,
5. Seksi Industri Sandang,
6. Seksi Industri Pangan,
7. Seksi Industri Obat-obat dan Obat-obatan,
8. Seksi Industri,
9. Seksi Distribusi, Komunikasi dan Tourisme,
10. Seksi Pendidikan Tenaga Pembangunan,
11. Seksi Pendidikan,
12. Seksi Kebudajaan,
13. Seksi Penelitian (Research),
14. Seksi Kesedjahteraan Rakjat,
15. Seksi Keamanan/Pertahanan,
16. Seksi Pemerintahan,
17. Seksi Keuangan.
Kemudian dibentuk pula 12 Panitia Keahlian, Pembangunan
untuk memperoleh bahan jang lebih lengkap guna menjempurnakan laporan seksi jang bersesuaian, jaitu :
11

1. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Sandang,
2. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Pangan,
3. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Obat-obat dan
Obat-obatan,
4. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Industri,
5. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Distribusi,
Komunikasi dan Tourisme,
6. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Pendidikan dan
Pendidikan Tenaga Pembangunan,
7. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Kebudajaan,
8. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Penelitian
(Research),
9. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Kesedjahteraan
Rakjat,
10. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Pemerintahan,
11. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Keuangan,
12. Panitia Keahlian Pembangunan untuk bidang Pengerahan
Tenaga Rakjat.
Selain dari Panitia Keahlian Pembangunan tersebut diatas telah
dibentuk pula tiga Panitia Chusus jaitu:
1. Panitia djumlah penduduk (Panitia Johannes).
2. Panitia Pendapatan Nasional (Panitia Kertonegoro).
3. Panitia Sosialisme Indonesia (Panitia Djokosoetono).
§ 8. Depernas bekerdja dengan seksi-seksi dan pleno. Tidak ada
seorang anggotapun jang tidak dimasukkan dalam seksi, jang
bekerdja dengan tugas tertulis dan dengan waktu jang ditentukan.
Hasil seksi sesudah disempurnakan oleh pleno dibawa oleh Pimpinan kesidang pleno untuk didjadikan pendapat pleno Depernas.
Seksi-seksi telah bekerdja dengan giat sekali dibawah tekanan jang
amat berat, karena segala sesuatu harus disiapkan menurut rentjana
waktu jang telah ditentukan.
Dalam perdjalanan waktu telah terdjadi bahwa panitia perumus
beberapa seksi bekerdja 2 sampai 3 minggu siang dan malam
berturut-turut dengan tidak mengenal hari Sabtu dan hari Minggu
agar rentjana waktu dapat ditepati.
Segala instansi baik Pemerintah maupun swasta membantu seksiseksi dengan sepenuh kegiatan dan kerelaan hati.
12

Kehadiran anggota-anggota pada sidang rata-rata 73%.
Panitia-panitia keahlian memberi bantuan jang bernilai kepada
Depernas. Dalam menjempurnakan pekerdjaannja Depernas telah
berhasil mengumpulkan 270 orang tenaga ahli Indonesia dalam
12 bidang pembangunan. Para ahli tersebut memberi sumbangan
jang besar, tidak sadja dalam perentjanaan tetapi nanti djuga dalam
pelaksanaan rentjana. Para ahli Indonesia tersebut memberi keja kinan kepada Depernas, bahwa tenaga-tenaga ahli Indonesia adalah
tinggi mutunja dan mempunjai kapasitet jang besar sekali. Jang
harus kita pikirkan bersama ialah, bagaimana usaha menambah
djumlah tenaga ahli itu dengan setjepat mungkin dan mempergunakan mereka setepat-tepatnja serta memberi penghargaan
kepada mereka jang sebaik-baiknja.
§ 9. Perkenankanlah saja sekarang mengadakan kesimpulan
tentang tjara bekerdja Depernas dalam waktu jang lampau. Pimpinan Depernas telah merumuskan kesimpulan-kesimpulan tersebut
sebagai berikut:
1. Dalam sebelas bulan jang lampau segenap keluarga Depernas
telah bekerdja dengan sungguh-sungguh, baik para Anggota maupun
Sekertariat dengan tidak mengenal siang dan malam dan dengan
tidak menghiraukan soal-soal keuangan.
2. Penjelesaian tugas jang begitu berat didalam waktu jang
begitu singkat hanja mungkin dikerdjakan karena semua anggota
mempunjai tanggung djawab jang mendalam tentang tugas Depernas untuk membantu memperbaiki masa depan bangsa kita.
3. Dalam masa jang lampau terdapat suatu team-work jang
tinggi mutunja antara anggota-anggota seksi dan antara seksi dan
pimpinan Depernas.
Saja sendiri sebagai Ketua Depernas, jang sudah bertahun-tahun
mendjadi anggota Dewan jaitu dalam tiga zaman sedjak 1939
sampai 1957, jaitu 3 kali mendjadi anggota Dewan Perwakilan
Rakjat Republik Indonesia, 1 kali mendjadi anggota Konstituante
dapat menjatakan berdasarkan pengalaman dengan segala kedjudjuran bahwa iklim dan tjara bekerdja Depernas membuka
lapangan jang baru jang lebih luas. Disiplin peribadi anggota
mengundjungi sidang, disiplin peribadi anggota sewaktu bersidang
dapat dibuat mendjadi teladan bagi badan-badan lain dinegara
Republik Indonesia.
§ 10. Neratja pekerdjaan Depernas dalam sebelas bulan jang
lampau adalah sebagai berikut:
1. Amanat Pembangunan Presiden (Tiga kali)
139 halaman.
2. Uraian Menteri Inti dan Djawaban
378 halaman.
3. Naskah-naskah pleno
175 halaman.
13

4.
5.
6.
7.
8.

Risalah Pleno
828 halaman.
Laporan Seksi-seksi
5.381 halaman.
Risalah Panitia Keahlian Pembangunan
1.247 halaman.
Laporan Panitia ehusus
233 halaman.
Memorandum-memorandum dan pendapat
masjarakat
2.010 halaman.
9. Bahan Pleno Terachir
789 halaman.
10. Dasar Azasi + Rantjangan Bidang Pokok
66 halaman.
Djumlah: 11.246 halaman.
Bahan sedjumlah 11.246 halaman telah disusun kembali dan
diperpadat mendjadi 5.100 halaman.
Dalam penjusunan pekerdjaan ini Sekertariat telah bekerdja
dibawah tekanan jang amat berat. Pada kesempatan ini saja ingin
menjampaikan terima kasih Depernas kepada regu-regu jang telah
membantu Sekertariat dalam dua bulan belakangan ini, jaitu:
1. Regu Institut Teknologi Bandung.
2. Regu Balai Pendidikan Guru.
3. Regu Fakultas Pertanian Bogor dan Regu Universitas Indonesia.
4. Regu Universitas Gadjah Mada.
5. Regu Universitas Padjadjaran.
6. Kepala-kepala Kantor dan pertjetakan di Bandung jang telah
menggerakkan aparaturnja memperbanjak dan mendjilid 5.100
halaman dalam tempo 2 kali 24 djam.
Saudara-saudara jang terhormat,
§ 11. Depernas ingin meminta perhatian Sandara-saudara untuk
dua hal jang penting sekali untuk perentjanaan jaitu: djumlah penduduk dan pendapatan nasional.
Dalam mendjalankan pekerdjaannja Depernas sering terbentur
pada angka-angka jang berlainan mengenai penduduk jang diper gunakan sebagai dasar perhitungan oleh berbagai instansi dalam
negara kita. Depernas tidak dapat bekerdja atas angka-angka jang
berlainan itu. Depernas menginsjafi bahwa soal penduduk adalah
soal pokok dalam perentjanaan, karena penduduklah jang mendjadi
tudjuan pembangunan dan penduduk pulalah jang mendjadi pelaksana pembangunan. Keterangan-keterangan jang tepat mengenai
djumlah penduduk adalah satu keharusan dalam setiap penjusunan
rentjana dan dalam pelaksanaan dan penilaian pembangunan.
Didorong oleh keperluan, maka Depernas telah membentuk satu
Panitia Djumlah Penduduk Indonesia jang setjara populer disebut
Panitia Johannes.
Menurut penjelidikan Panitia tersebut jang mempergunakan segala bahan jang ada didalam dan diluar negeri, maka djumlah pen14

duduk pada tahun 1960 adalah 92,7 djuta dan pada tahun 1970
akan mendjadi 116,4 djuta.
Prosentasi kenaikan penduduk jang dipergunakan untuk masa
1960 hingga 1970 adalah 2,3.
Depernas berpendapat bahwa perlu diadakan setjepat mungkin
pentjatatan djiwa untuk mengumpulkan bahan-bahan selengkapnja
mengenai penduduk kita. Depernas bersiap memimpin organisasi
perhitungan tjatjah-djiwa jang akan berlangsung.
§ 12. Pendapatan Nasional.
Depernas berpendapat bahwa kurang bertanggung djawah mempergunakan angka pendapatan nasional bangsa kita pada ketika ini.
Angka-angka jang dipakai oleh beberapa kalangan ialah 206 miljar
untuk tahun 1959, Depernas telah meneliti angka-angka ini dan
dengan menghitungnja berdasarkan sektor produksi, terutama disektor pertanian jang memberikan keterangan jang agak lengkap.
Berdasarkan keterangan jang lampau jang merupakan angka taksiran, maka djumlah pendapatan nasional Indonesia pada ketika
ini tidaklah 206 miljar atau Rp. 2.200 per kapita, tetapi 236 miljar
atau Rp. 2.500 setahun dengan djumlah penduduk sebanjak 92,7
djuta.
Sekali lagi perlu ditandaskan disini bahwa Depernas tidak ingin
mempergunakan angka-angka jang berdasarkan taksinan. Angkaangka ini. dipergunakan hanja sekedar mengarahkan pikiran. Kita
tidak dapat mempertjajai satu angka mengenai pendapatan
nasional, sedangkan djumlah penduduk tidak kita ketahui dengan
pasti.
Depernas berpendapat, bahwa lebih tepat untuk sementara waktu
memakai fakta-fakta sebagai pengukur kemakmuran bangsa Indonesia, sampai terpenuhi pentjatatan penduduk jang baik dan ter penuhi pula pentjatatan kegiatan ekonomi jang sempurna.
§ 13. Perkenankanlah saja kini menguraikan dasar-dasar
pikiran jang dipergunakan oleh Depernas untuk memetjahkan tugas
jang di-berikan oleh Presiden kepadanja.
Tudjuan dari Pembangunan Nasional Semesta Berentjana adalah
SOSIALISME INDONESIA, jaitu tata-masjarakat adil dan makmur
berdasarkan Pantja-sila.
Sosialisme Indonesia bukanlah Sosialisme seperti diartikan oleh
negara-negara Barat atau seperti diartikan oleh negara negara Sosialis asing, tetapi Sosialisme Indonesia berisi perpaduan jang laras
dari unsurunsur keadilan sosial dan unsur unsur Indonesia seperti
tergambar dalam azas Gotong-rojong dan Kekeluargaan jang merupakan tjiri-tjiri pokok dari Keperibadian Indonesia, sesuai dengan
perumusan Sosialisme Indonesia oleh Depernas.
15

Dalam melaksanakan Keadilan Sosial dengan berlandaskan Gotong-rojong dan Kekeluargaan tudjuan jang dikedjar dan akan di laksanakan adalah: Kesedjahteraan bersama, dimana terdapat kemakmuran materiil dan spirituil dalam bentuk kekajaan umum
bendaniah dan rochaniah jang melimpah-limpah serta Pembagiannja jang rata dan merata sesuai dengan sifat perbedaan masing masing warga dalam keluarga bangsa.
Sosialisme Indonesia mengedjar dalam bidang politik untuk tertjapainja negara Indonesia jang pandjang-luas kemashurannja dan
tinggi-unggul martabat dan kewibawaannya, dimana rakjat dan pemerintahnja bersatu-padu dan seia-sekata. mewudjudkan kesedjahteraan bersama.
Dalam bidang ekonomi, Sosialisme Indonesia mengedjar terwudjudnja suatu tata-perekonomian jang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan kekeluargaan, dimana Pemerintah dam Rakjat
atau Negara dan Swasta bekerdja bersama saling isi-mengisi untuk
mendjalankan produksi dan distribusi guna mewujudkan kekajaan
umum jang berlimpah-limpah serta pembagiannja jang adil. Dengan
berpedoman bahwa kemakmuran masjarakatlah jang harus senantiasa diutamakan dan bukan kemakmuran orang-seseorang, dalam
tata-perekonomian kekeluargaan Sosialisme Indonesia, hak milik
perseorangan tetap diakui tetapi ditundukkan kepada batas-batas
jang ditentukan oleh fungsi sosialnja dalam usaha bersama dibawah
pimpinan Pemerintah Nasional. Tata-perekonomiian Sosialisme Indonesia berpedoman dasar bahwa tudjuan dari segala usaha dalam
lapangan ekonomi dan keuangan adalah untuk mewudjudkan keadilan dan melenjapkan pendjadjahan dalam bentuk apapun serta
pemberantasan perbudakan jang memandang manusia hanja sebagai
alat untuk kepentingan sendiri atau golongan sendiri.
Dalam bidang kemasjarakatan, Sosialisme Indonesia mengedjar
tertjapainja suatu masjarakat jang aman tenteram dean sedjahtera,
dimana para warganja dapat senantiasa bekerdja dengan aman dan
atas dasar kekeluargaan dam gotong-rojong, dan terdjamin adanja
tjukup makanan, pakaian dan perumahan, pemeliharaan kesehatan
dan pendidikan serta djaminan hari tua bagi setiap warganja. Pula,
masjarakat Sosialis Indonesia harus dapat memberikan djaminan
bahwa setiap warganja dapat menikmati dan memperkembangkan
kebudajaannja serta menjempurnakan hidup kerochaniannja, hingga
sungguh-sungguh terlaksanalah kesedjahteraan lahir-bathin.
Sosialisme Indonesia sebagai rumusan dari Amanat penderitaan
rakjat, dimulai pembangunannja sedjak saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, jang merupakan sumber inspirasi dan hikmat kebidjaksanaan dalam mendjalankan Revolusi Indonesia sebagai
tjetusan dari Amanat penderitaan rakjat.
16

§ 14. Djangka waktu rentjana delapan tahun atau satu windu.
Depernas mempergunakan djangka waktu 8 tahun atan satu
windu, jaitu dari tahun 1961 — 1969 untuk Rentjana I ini.
Penentuan djangka waktu tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan :
a. Projek-projek dalam Rentjana I memerlukan waktu jang agak
pandjang untuk pengesahan dan persiapan administratip.
b. Banjak diantara projek adalah baru sama sekali jang memerlu kan penindjauan (survey) dan penelitian (research).
c. Pemilihan alat-alat dan mesin jang tjotjok serta pembuatannja
memerlukan banjak waktu.
d. Perhubungan dan pengangkutan didalam negara kita masih
sangat lambat.
e. Tenagauenaga untuk melaksanakan projek harus disediakan.
f. Produksi jang berarti sebagai hasil kebanjakan projek-projek
besar baru dapat diharapkan dalam tahun ke-4.
Djangka waktu 8 tahun meliputi keseluruhan planning. Dalam
djangka waktu itu ada mentjana jang berdjalan 3, 4 dan 5 tahun.
Dalam djangka waktu 3, 4 dan 5 tahun itu diharapkan projek projek tersebut sudah dapat memperkembangkan diri (self generating) dengan tidak memerlukan investasi setjara luar biasa. Dari
sekarang djuga harus dipikirkan apakah tidak sebaiknja sesudah
Rentjana I berachir dimulai sekaligus melaksanakan dua rentjana
jaitu:
Rentjana djangka pendek jang meminta waktu pelaksanaan 5
hingga 8 tahun, dan rentjana djangka pandjang jang memerlukan
waktu 15 hingga 20 tahun. Dalam rentjana djangka pendek dimasukkan soal-soal pembangunan biasa dan dalam rentjana djangka pandjang dimasukkan soal-soal jang mempunjai kedudukan amat penting dalam kehidupan negara, seperti industri badja, Batik, djalan djalan dan perkapalan.
§ 15. Djumlah investasi untuk Rantjangan I ini adalah sebesar
Rp. 240,— miljar atan untuk tiap tahun Rp. 30 miljar.
Djumlah investasi setiap tahun seperti tersebut diatas dihitung
dalam persentase diari pendapatan nasional 1960 adalah kira-kira
13%.
Persentase ini diambil atas dasar pertimbangan:
1. Tingkat penghidupan rakjat Indonesia dewasa ini sudah sedemikian rendahnja dan rakjat tidak mungkin lagi dibebani kewadjiban memikul pembiajaan jang besar djumlahnja. Oleh
karena itu maka pembiajaan pembangunan semesta sedapatdapatnja dilakukan tanpa defisit spading dan tanpa kenaikan
padjak.
17

2. Rentjana I ini harus diberi fungsi sebagai djalan untuk memperoleh pengalaman membangun dalam arti luas, waktu untuk
mempersiapkan tenaga membangun setjara besar-besaran dan
memberi landasan untuk Rentjana II dan Rentjana-rentjanaselandjutnja.
3. Dalam hampir semua bidang pembangunan masih harus dilakukan penelitian jang mendalam dan seksama untuk memberi djaminan sebesar-besarnja akan tindakan jang ingin dikerdjakan.
Investasi sebesar 13% dari pendapatan nasional setiap tahun bukanlah merupakan djumlah jang absolut sebab masih ada investasi
jang sedang/akan dikerdjakan oleh Departemen-departemen, Pemerintah Daerah dan pihak Swasta jang belum dimasukkan dalam
Rentjana I int. Apabila investasi tersebut diatas diperhitungkan
seluruhnja maka djumlah investasi dalam pembangunan semesta
akan berdjumlah minimal 15% dari Pendapatan Nasional 1960.
§ 7.6. Djumlah investasi sebesar Rp. 240 miljar disebarkan diantara
bidang Pembangunan seperti dibawah ini:
No.
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.

VII.
VIII.

DJUMLAH
Djumlah
Projek
%
Projek tjadangan

Bidang
Mental dan Rochani
1. Pendidikan
2. Kebudajaan
Penelitian
Kesedjahteraan Rakjat
Pemerintahan
Pembangunan chusus
Produksi
1. Industri
2. Pangan
3. Sandang
4. Perobatan
Distribusi
(Distribusi dan Komunikasi)
Keuangan
(Termasuk tourisme)
Djumlah

18

7,42

25,16

43
9
16
11
6
1

81
8
7
6
144

14
5


3


8



3

4,70

3



100,—

335

1,11
2,58
1,51
12,50
45,02

33

§ 17. Dasar-dasar pikiran tambahan adalah sebagai berikut:
1. Depernas membangun atas pokok-pokok pikiran:
a. Sedapat-dapatnja tidak diadakan defisit spending;
b. Sedapat-dapatnja tidak diadakan kenaikan padjak;
c. Sedapat-dapatnja tidak mengganggu anggaran belandja tahunan negaan.
2. Sumber-sumber pokok jang dipergunakan untuk pembiajaan
pembangunan ialah kekajaan alam.
3. Tjara mengusahakan sumber-sumber tersebut dipedomani oleh
pasal 33 Undang-undang Dasar dan Amanat pembangunan Presiden dengan djalan kerdja-sama ekonomi dan teknik dengan
pihak asing dalam waktu sesingkat mungkin.
4. Kerdja-sama ekonomi dan teknik itu didasarkan pada pikiran:
a. Indonesia membutuhkan luar negeri dan luar negeri membutuhkan Indonesia.
b. Jang dibantu harus mendjadi lebih kuat untuk dapat membantu dirinja sendiri dan dikemudian hari sanggup pula
membantu pihak lain.
5. Projek-projek pembangunan dibagi 2 jaitu:
a. Projek jang dibangun untuk menambah kesedjahteraan rakjat
dan jang disebut Projek A.
b. Projek jang dibangun atau diperkembangkan untuk mentjari
biaja mendjalankan Projek A. dan jang disebut Projek B.
6. Hubungan antara anggaran belandja tahunan dan anggaran belanja Pernbangunaan harus dilihat dalam rangka pikiran dibawah ini:
a. Tekanan pada anggaran belandja tahunan akan berkurang
banjak karena sebagian besar belandja modal dipindahkan
pada anggaran belandja pembangunan.
b. Penetapan anggaran belandja tahunan bertambah dalam
bentuk bea dan tjukai, puim dan puex serta padjak karena
kegiatan pembangunan.
c. Dengan mengadakan penghematan dilapangan anggaran belandja tahunan setjara sungguh-sungguh, maka pada anggaran
belandja tahunan dapat diberi tugas memperbaiki nilai rupiah
kita jang diharap akan tertjapai dalam tiga a empat tahun.
7. Penilaian pembangunan untuk rentjana pertama ini sebaiknja
didasarkan pada fakta-fakta jang njata dan tidak pada kenaikan
pendapatan nasional.
19

Saudara-saudara jang terhormat,
§ 18. Selandjutnja dapatlah saja terangkan bahwa tugas Depernas
tidak berachir dengan pembuatan rentjana ini. Menjatakan keperluan dan keinginan rakjat tidaklah tjukup. Dewan Perantjang Nasional harus sanggup membantu mewudjudkan keinginan rakjat itu.
Dewan Perantjang Nasional harus sanggup membantu menukar rentjana diatas kertas mendjadi pabrik, menukar rentjana mendjadi
kapal dan dok, mendjadi sekolah Rakjat, mendjadi rumah sakit dan
sebagainja. Depernas tidak mengingini rentjana tetap tinggal diatas
kertas.
Tugas jang terletak dihadapan Depernas sesudah rentjana ini diterima oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara ialah:
1. Membantu memberi penerangan akan arti rentjana pembangunan kepada semua golongan dan lapisan diseluruh tanah-air.
2. Membantu mengadjak seluruh masjarakat agar bergotong-rojong
mengerdjakan rentjana ini.
Revolusi Nasional Indonesia harus masuk dalam tingkat Revolusi
Pembangunan Indonesia.
Depernas mengetahui dengan sungguh-sungguh, bahwa kita dihadapkan kepada masa pelaksanaan jang amat sulit. Suatu rentjana
pembangunan tidak mungkin dilaksanakan dengan andjuran sadja,
tetapi hanja dapat diwudjudkan dengan memeras keringat. Depernas
mengerti bahwa pidato tidak mungkin mentjiptakan pabrik, dan
sembojan tidak muangkin membuat waduk besar. Indonesia adil dan
makmur hanja dapat dibentuk dengan bekerdja bersungguh-sungguh. Masjarakat sosialis hanja dapat dibina dengan bekerdja keras.
Tugas jang dihadapi sekarang djauh lebih besar dan lebih berat
daripada tugas perentjanaan. Tetapi Depernas ingin menandaskan
bahwa watak Pemimpin, watak sesuatu bangsa dapat melaksanakan
sesuatu program raksasa.
Saudara-saudara jang terhormat,
§ 19. Depernas telah sanggup mengerdjakan tugasnja dalam waktu
jang ditentukan ditengah-tengah beraneka-warna kesulitan. Pokok
modal Depernas ialah tjita-tjita membangun jang diberikan pengandjur Soekarno. Depernas telah mentjoba dalam batas waktu dan
materi jang disediakan serta pengalaman jang kurang mengguriskan
beberapa garis sebagai garis permulaan dalam usaha menggambarkan dan mentjapai masjarakat adil dan makmur pada waktu jang
akan datang.
Pekerdjaan ini adalah mungkin pertama-tama karma restu berisi
dorongan Presiden, bantuan Menteri Pertama, kerdja-sama dengan
20

para Menteri, sumbangan pikiran para Anggota Panitia Keahlian
Pembangunan dan achirnja sumbangan berharga seluruh Anggota
Depernas dan Sekertariatnja, didorong oleh kejakinan bahwa perlu
diadakan pembangunan tjara besar-besaran dengan segera.
Kepada semua pihak jang telah membantu pelaksanaan pekerdjaan ini dan djuga kepada I.C.A. jang telah membantu Depernas dengan mesin-mesin kantor, Pimpinan Depernas atas nama seluruh
keluarga Depernas menjampaikan terima kasih jang sebesar-besarnja.
Kami sangat berbesar hati sebagai seorang arsitek muda jang baru
beladjar dapat menjelesaikan rentjana pertamanja mengenai rumah
batu ketjil jang akan dibangun.
Depernas mengingini supaja pembangunan rumah batu ketjil itu
dapat dilaksanakan dengan segera. Hal demikian akan memberi ke puasan kepada siperentjana muda. Tetapi keinginan Depernas sebagai arsitek muda adalah lebih dalam dari kepuasan perasaan sadja.
Depernas melihat dibelakang rentjana rumah batu jang ketjil jang
akan dibangun itu keluarga penghuni jang masih hidup dalam gubuk
jang tua dan botjor-botjor jang setiap waktu dapat runtuh.
Tamsil ini adalah agak sentimentil.
Setjara po1itis-ekonomis Depernas melihat rentjana ini sebagai
satu-satunja djalan jang pasti dan tjepat untuk mentjiptakan masjarakat sosialis Indonesia jang telah diamanatkan oleh Penderitaan
Rakjat pada kita bersama.
Revolusi telah membentuk organisasi politik jang bernama negara
kesatuan Republik Indonesia. Dizaman depan Republik Indonesia
akan meliputi masjarakat sosialis.
§ 20. Depernas mengetahui bahwa ia harus membantu dalam mempersiapkan pelaksanaan rentjana ini. Bantuan itu telah ditetapkan
oleh sidang pleno terachir dalam sidang pleno jang lalu sebagai
berikut:
1. Depernas mengetahui dengan sungguh-sungguh bahwa djumlah
tenaga untuk melaksanakan pekerdjaan routinepun sudah sangat
kurang. Dengan bertambahnja sekian banjak projek baru maka
kita akan mengalami kekurangan tenaga jang lebih besar. Oleh
karena itu dalam bulan Oktober jang akan datang Depernas akan
mengadakan suatu pendidikan darurat untuk menambah djumlah
tenaga pembangunan terutama djumlah tenaga perentjana, agar
dapat membantu pelaksanaan dari pembangunan semesta ini.
Depernas telah memutuskan untuk mendidik sedjumlah 150 tenaga dalam waktu 6 bulan dan 4 rombongan berturut-turut, sehingga dalam waktu 2 tahun djumlah tenaga kita bertambah
dengan 600 orang. Rentjana peladjaran atau curiculum akan
21

disusun sedemikian rupa sehingga merupakan satu rentjana jang
kompak dan praktis tertudju pada pelaksanaan rentjana pembangunan semesta nanti.
Sementara itu pada pihak Universitas akan diandjurkan membuka djurusan Science in Planning pada salah satu fakultasnja,
sehingga pendidikan darurat ini dapat diganti dengan jang biasa
jang lebih sempurna. Tugas ini telah diserahkan oleh P1eno Depernas kepada saudara Wakil Ketua I Depernas.
2. a. Depernas alum berusaha mendaftarkan semua tenaga dan
alat-alat besar jang ada didalam negara kita dan akan merentjanakan suatu sistim kerdja jang dapat memberi djaminan akan
pelaksanaan pembangunan dalam waktu jang ditentukan.
b. Tenaga-tenaga diluar negeri harus segera didaftarkan dengan
teliti supaja semua mereka itu dapat diarahkan pada pelaksanaan pembangunan ini.
c. Depernas dalam waktu singkat akan mengadakan suatu rentjana pengiriman tenaga keluar negeri jang disesuaikan dengan
pelaksanaan projek-projek ini dikemudian hari.
d. Kemudian akan disusun suatu rentjana untuk mendatangkan
para instruktur asing di Indonesia.
e. Sebagai tim akan berikut perlu disusun suatu rentjana pendidikan untuk menambah 5 golongan tenaga dalam waktu jang
singkat baik didalam maupun diluar negeri.
Tenaga-tenaga jang dimaksud ialah:
1. Sekurang-kurangnja 100 ahli geologi,
2. Sekurang-kurangnja 50 ahli marine science,
3. Sekurang-kurangnja 50 ahli kehutanan,
4. Sekurang-kurangnja 50 ahli penggunaan tanah dan
5. Sekurang-kurangnja 20 ahli statistik,
untuk disebarkan dikemudian hari diseluruh tanah air guna
mengadakan inventarisasi kekajaan alam kita dan mengolah
segala keterangan dikantor pusat. Tugas telah diserahkan
oleh pleno Depernas kepada saudara Wakil Ketua II Depernas.
3. a. Depernas telah mengalami kesu1itan-kesulitan mengenai keterangan penduduk dan perangkaan statistik dizaman jang lampau. Keadaan demikian kurang bertanggung djawab djika diteruskan berlarut-larut. Oleh karena itu maka dalam bulan
Oktober Depernas akan mendirikan sebuah Lembaga Penduduk
untuk mu1ai mempeladjari soal-soal tersebut.
b. Selandjutnja Depernas membutuhkan suata statistik pembangunan. Lebih bidjaksana dan hemat djika Biro Pusat Statistik
22

dimasukkan kedalam organisasi Depernas dan disesuaikan dengan
keperluan Depernas daripada membuat jang baru.
c. Depernas dalam waktu singkat akan merentjanakan satu
sistim untuk mengawasi dan menilai pembangunan agar dapat
dipenuhi tugas mengawasi dan menilai pembangunan jang ditugaskan oleh Undang-undang pembentukannja kepada Depernas.
P1eno Depernas telah menegaskan soal-soal tersebut kepada
saudara Wakil Ketua III Depernas.
4. Sebagai bantuan Depernas dalam pelaksanaan Rentjana maka
Depernas telah memutuskan dalam sidang plenonja jang baru
lampau untuk meminta kepada Pemerintah agar dipertimbangkan:
1. menugaskan Depernas mengkordinir pelaksanaan pembangunan atas nama Pemerintah.
2. menugaskan Depernas menjesuaikan rentjana dengan perobahan zaman dan keadaan (adjustment).
5. Bank Pembangunan Indonesia.
Data semula, jaitu semendjak bulan September Jang lalu, Depernas berpendapat. bahwa sjarat mutlak untuk melantjarkan
pembangunan ialah adanja suatu bank tersendiri untuk melakukan Pembiajaan pembangunan. Depernas berpendapat bahwa
sebaiknja Depernas diikut-sertakan dalam dewan pengawas bank
tersebut agar dapat memberi bantuan tentang policy penggunaan
fonds jang torsedia don policy penentuan personalia jang men djamin berhasilnja suatu projek.
§ 21. Depernas tidak bertele-tele menjelesaikan tugas jang dipikulkan oleh Presiden kepadanja. Depernas mengharapkan supaja
Pemerintah dan Madjelis Permusjawaratan Rakjat tidak bertele-tele
pula menjelesaikan usul Naskah Rantjangan Dasar Undang-undang
Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama ini.
§ 22. Pada rapat pleno istimewa ini Depernas mengambil kesempatan menjampaikan harapan-harapannja kepada semua hadirin
dan pembatja terbitan Depernas nanti, jang memegang peranan
penting dalam kehidupan negara dan bangsa Indonesia.
Dalam bidang keruhanian maka Pembangunan Semesta ini
menghubungkan Depernas dengan Rakjat Indonesia. Dan dibidang
pelaksanaan sudah semestinjalah segala organisasi pembangunansemesta dibentuk untuk kepentingan Rakjat dengan mendengar
Depernas, djadi djuga dengan Depernas.
23

Selandjutnja Depernas mengharapkan agar rentjana ini dapat
didjalankan dalam waktu jang lebih singkat dengan biaja jang lebih
murah sebagai akibat daripada kegembiraan bekerdja untuk membangun dan kebanggaan nasional. Iklim demikian akan pasti tertjapai djika para Pemimpin Indonesia memberi pimpinan dengan
segala kedjudjuran pikiran dan segala kedjudjuran perbuatan.
Disamping itu diharapkan devosi Jang mendalam dari semua
pelaksana. Membangun. dengan chidmat akan pasti diberkati oleh
Tuhan Jung Maha kuasa.
Depernas mengharapkan supaja pembangunan semesta dimulai
pelaksanaannja segera pada permulaan tahun 1961, setelah Republik Indonesia mentjapai usia dua windu.
Kemudian diharapkan supaja waktu rentjana pertama itu mendjadi waktu persiapan jang sungguh-sungguh untuk menjesuaikan
rentjana pembangunan nasional semesta jang kedua jang hendaknja
lebih luas dan lebih sempurna.
Semoga rentjana ini dapat mendekatkan kita semua kepada
masjarakat adil dan makmur jang mendjadi tjita-tjita dan idamidaman kita bersama.
Saudara-saudara jang terhormat,
§ 23. Presiden telah memberi nama-nama karakteristik pada
tahun-tahun jang lampau waktu kita merajakan hari kemerdekaan
kita.
Tahun 1957 disebut tahun Tantangan.
Tahun 1958 disebut tahun Ketentuan.
Tahun 1959 disebut tahun Penemuan kembali Revolusi kita.
Depernas mengharapkan agar Presiden dapatlah menjebut windu
jang akan datang ini „windu pembangunan semesta”.
Mudah-mudahan dengan berkat Tuhan jang Maha Esa terbentuklah hendaknja masjarakat adil dan makmur dilingkungan negara
kesatuan Republik Indonesia dalam abad ke-XX ini djuga sebagai
hikmat revolusi nasional Indonesia jang berdasarkan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Paduka Jang Mulia Presiden,
§ 24. Perkenankanlah saja sekarang sebagaiKetua Depernas membatjakan surat penjerahan usul Rantjangan. Dasar Undang-undang
Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama ini atas
nama seluruh keluarga Depernas jang terdiri atas 77 Anggota dan
131 pegawai.
24

Paduka Jung Mulia Presiden,
§ 25. Kami keluarga Depernas merasa sangat terhormat pada rapat
Pleno Istimewa ini, jaitu pada hari Sabtu tanggal 13 Agustus 1960,
tepat dua hari sebelum hari pelantikan anggota Depernas tahun
jang lampau dan tepat 4 hari sebelum Hari-Proklamasi Kemerdekaan tahun 1960 dirajakan, dapat menjerahkan usul Rantjangan Dasar
Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Rentjana I untuk djangka waktu delapan tahun atau satu windu
(1961-1969) kepada Paduka Jang Mulia sesuai dengan tekad bulat
kami jang dinjatakan pada tanggal 28 Agustus 1959 pada Rapat
Pleno Istimewa di Istana Negara di Djakarta.
1. Rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Rentjana I ini terdiri dari 5100 halaman.
2. Bahan tersebut disusun menurut angka-angka Proklamasi jang
sakti jaitu: „tudjuh belas (djilid), delapan (buku), sembilan
belas empat puluh lima (pasal)”.
3. Untuk mendapat gambaran jang djelas tentang bahan keseluruhannja, maka Depernas telah menjusunnja sebagai berikut:
a. Seluruh bahan telah dituang dalam 8 buku:

Buku kesatu
Buku kedua
Buku ketiga
Baku keempat
Buku kelima
Buku keenam
Buku ketujuh
Buku kedelapan
.....................

: Pokok-pokok Pembangunan Nasional
Semesta Berentjana.
: Rantjangan bidang pokok Projek
Pembangunan Nasional Semesta Beren-tjana.
: Bidang Mental/Rohani dan Penelitian.
: Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan
dan Keamanan/Pertahanan.
: Bidang Produksi.
: Bidang Distribusi.
: Bidang Keuangan.
: Uraian Menteri-menteri.
: Lampiran .............................

b. Kedelapan buku tadi dibagi lagi dalam 17 djilid,
Djilid I
: Pendahuluan.
Djilid II
: Sosialisme Indonesia
Tripola Pembangunan
Pola Projek

26

Djilid III

: Garis Bestir Pembangunan
Pola Pembiajaan
Pelaksanaan dan Penutup.
Djilid IV
: Pola Pendjelasan bidang:
Kemasjarakatan, Kenegaraan
Ekonomi/Keuangan, Sandang/Pangan
Bidang Pokok Projek Pembangunan.
Djilid V
: Pola Pendjelasan bidang:
Kebudajaan dan
Pendidikan.
Djilid VI
: Pola Pendjelasan bidang:
Pendidikan.
Djilid VII
: Pola Pendjelasan Bidang:
Pendidikan Tenaga Pembangunan.
Djilid VIII
: Pola Pendjelasan bidang:
Peneltian.
Djilid IX
: Pola Pendjelasan bidang:
Penelitian.
Djilid X
: Pola Pendjelasan bidang:
Pendidikan Tenaga Pembangunan.
Djilid XI
: Pola Pendjelasan bidang:
Kesedjahteraan Rakjat.
Djilid XII
: Pola Pendjelasan hidang:
Pemerintahan dan
Keamanan/Pertahanan.
Djilid XIII
: Pola Pendjelasan bidang:
Pangan dan Sandang.
Djilid XIV
: Pola Pendjelasan bidang:
Industri, termasuk Obat-obatan.
Djilid XV
: Pola Pendjelasan bidang:
Distribusi,
Komunikasi dan
Turisme.
Djilid XVI
: Pola Pendjelasan bidang:
Keuangan.
Djilid XVII
: Uraian Menteri-menteri.
c. Keseluruhan bahan dibagi-bagi pula dalam 1945 pasal
(paragrap).
26

4. Segenap keluarga Depernas mengharapkan, supaja bahan ini
dapat dipergunakan untuk penjusunan Dasar Undang-undang
Pembangunan Nasional Semesta Berentjana jang pertama jang
hendaknja disampaikan dalam waktu singkat kepada Madjelis
Permusjawaratan Rakjat untuk disahkan.
5. Segenap keluarga Depernas mengharapkan supaja Windu Pembangunan pertama dapat segera dimulai dalam tahun 1961
dengan isjarat ajunan tjangkul pertama oleh P.J.M. Presiden
sendiri pada tempat keramat tjetusan Proklamasi Kemerdekaan
di Pegangsaan Timur 56, Djakarta.
6. Segenap keluarga Depernas mengharapkan supaja Pembangunan
Nasional Semesta Berentjana merupakan sumbangan angkatan
Bangsa Indonesia 1961 dalam suasana Revolusi Indonesia untuk
mengisi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia jang luhur dan
tjemerlang.
Bandung, 13 Agustus 1960.
Dewan Perantjang Nasional
Menteri/Ketua,
Prof. Mr. H. MUHAMMAD YAMIN.

27

PIDATO PENUTUP RAPAT PLANO ISTIMEWA
DEPERNAS DIKOTA BANDUNG PADA
TANGGAL 13-8-1960.
Hadirin jang terhormat,
§ 26. Paduka Jang Mulia Presiden telah berkenan memberi Amanatnja. Segala sesuatu telah kita perhatikan dengan seksama.
Atas nama seluruh kaluarga Depernas saja mengutjapkan banjak
terima kasih atas Amanat tersebut.
Adapun atjara lain tidak ada lagi. Oleh sebab itu saja achirilah
rapat pleno istimewa ini dengan mengutjapkan diperbanjak-banjak
terima kasih atas kehadiran Saudara-saudara.
Rapat Pleno Istimewa ini saja tutup.

28