Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian
Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menaikkan,
mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, baik sumber daya
alam maupun sumber daya manusia, bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
yang sebesar-besarnya.
Pembangunan harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus
menerus serta meluas untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, kebutuhan dana
untuk pembiayaan pembangunan dan keperluan rutin semakin meningkat sesuai
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang kita inginkan. Kebutuhan dana untuk
pembiayaan pembangunan dan keperluan rutin diatur oleh pemerintah lewat
keuangan negara.
Pada awal dekade 1980-an situasi perekonomian mulai menghadapi berbagai
kendala, sebagai akibat kondisi lingkungan dunia internasional pada saat itu, di
antaranya yang paling berpengaruh dalam kehidupan dan stabilitas perekonomian
Indonesia adalah terjadinya fluktuasi harga minyak di pasaran dunia yang selanjutnya
mempengaruhi nilai ekspor minyak bumi Indonesia dan hal ini menyebabkan
penurunan penerimaan pemerintah dari sektor migas yang pada gilirannya
berpengaruh


pula

terhadap

kemampuan

pemerintah

dalam

membiayai

pengeluarannya, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.

Universitas Sumatera Utara

Adanya fluktuasi harga minyak bumi yang tidak menentu di pasaran dunia,
maka Indonesia tidak dapat lagi mengandalkan sumber penerimaan dari sektor migas.
Untuk itu pemerintah terus berusaha mencari alternatif pembiayaan dalam negeri di

luar sektor penerimaan migas sebagai sumber dana dalam meningkatkan kegiatan
pembangunan.
Unsur terbesar penerimaan negara diluar migas adalah penerimaan pajak,
dengan demikian kebijaksanan perpajakan mempunyai peranan yang sangat
menentukan dalam upaya penyediaan dana yang cukup bagi pelaksanaan
pembangunan nasional. Penerimaan dari berbagai sumber perpajakan mutlak harus
berhasil ditingkatkan secara berarti.
Untuk lebih mengoptimalkan penerimaan negara di sektor perpajakan,
berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah. Salah satunya adalah dengan Tax
Reform (penyempuraan Undang-Undang Perpajakan) sejak tahun 1983, 1991, 1994,
1997, kemudian diubah lagi pada tahun 2000. Karena sejalan dengan adanya
perkembangan perekonomian, Undang-Undang Perpajakan yang lama ternyata tidak
sesuai lagi dengan sosial ekonomi masyarakat Indonesia baik dari sisi kegotong
royongan nasional maupun dari laju pembangunan nasional yang telah dicapai, juga
belum dapat menggerakkan peran dari semua lapisan Subjek Pajak dalam
menghasilkan penerimaan negara.
Melalui reformasi perpajakan pada tahun 1983 sistem perpajakan di Indonesia
telah berubah dari official assesment system menjadi self assesment system, di mana
dalam official assesment system wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang


Universitas Sumatera Utara

terutang oleh Wajib Pajak terletak pada fiskus atau aparat pajak. Wajib Pajak bersifat
pasif, jadi fiskuslah yang lebih aktif mencari Wajib Pajak dan menentukan berapa
jumlah pajak yang harus dibayar, sedangkan dalam self assesment system wajib pajak
diberi kepercayaan untuk, menentukan, menghitung, memperhitungkan, menyetor
dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang harus dibayar kepada Kantor Pelayanan
Pajak di mana wajib pajak terdaftar (Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang kemudian dirubah lagi dengan
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga
Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata
Cara Perpajakan). Pada self assesment system, penerapan sistem ini bukan berarti
wajib pajak diberi kebebasan penuh untuk memenuhi kewajiban pajak semaunya,
sebab di dalam undang-undang telah diatur mekanisme kontrol serta sanksi-sanksi
bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar dan
tepat waktu.
Penerimaan dari sektor pajak memiliki kontribusi besar terhadap penerimaan
kas Negara, oleh karena itu perlu dioptimalkan penerimaannya. Pemungutan pajak
dengan self assessment system diharapkan dapat meningkatkan penerimaan Negara,
tapi fenomena yang terjadi ketika diterapkan sistem ini mulai tahun 1984 hingga

sekarang tidak berjalan secara optimal, hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya
potensial loss pada sektor pajak di Indonesia, meskipun secara umum tiap tahun
jumlah penerimaan pajak meningkat. Jumlah peningkatan penerimaan pajak di setiap
Kantor Pelayanan Pajak umumnya memang meningkat tapi peningkatan ini terjadi

Universitas Sumatera Utara

seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang secara umum penghasilannya di
atas Penghasilan tidak Kena Pajak (berdasarkan UU PPh No.36 Tahun 2008 PTKP
ditentukan sebesar Rp.15.840.000) jika dilihat dari sudut penerimaan PPh Orang
Pribadi.
Potensial loss yang cukup signifikan ini terjadi hampir di seluruh wilayah
Indonesia, termasuk di kota Medan yang dikenal sebagai kota terbesar ketiga di
Indonesia, yang memiliki banyak sarana pendukung untuk kelancaran perdagangan.
Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini perbandingan antara rencana dan realisasi
penerimaan PPh OP di kota Medan.
Tabel 1.1. Realisasi Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan Tahun
2010
KPP
Realisasi Penerimaan

Rencana
Medan Barat
21.281.216.854,00
20.230.050.000,00
Medan Belawan
52.742.575.082,00
55.951.065.000,00
Medan Timur
67.928.640.002,00
48.064.410.000,00
Medan Polonia
113.775.775.601,00
163.310.930.000,00
Medan Kota
44.179.107.949,00
62.765.960.000,00
Medan Petisah
53.265.341.225,00
67.513.000.000,00
Medan Madya

471.707.578.002,00
696.563.140.000,00
Jumlah
824.880.234.735,00 1.114.398.555.000,00

Persentase
105,20
95,29
197,89
69,67
70,39
78,90
67,72
74,02

Sumber: Modul Penerimaan Negara 2010

Kota Medan sebagai kota metropolitan dimana di dalamnya banyak sekali
kegiatan usaha, perdagangan dan industri, tentu saja banyak potensi penerimaan dari
Wajib Pajak Orang Pribadi yang bisa digali dari pelaku / pemilik usaha dan pemberi

kerja, tetapi kenyataannya, realisasi penerimaan dari jenis PPh Orang Pribadi seperti
tersebut pada Tabel 1.1. masih belum mencapai sasaran yang diharapkan dan belum
bisa menjadi andalan dalam pencapaian penerimaan pajak secara keseluruhan.

Universitas Sumatera Utara

Potensi penerimaan PPh Orang Pribadi masih sangat besar dan diharapkan dapat
menjadi andalan penerimaan pajak di kota Medan di masa mendatang.
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi juga dipengaruhi oleh
banyaknya jumlah wajib pajak, semakin banyak wajib pajak maka akan semakin
besar pula penerimaan PPh, pembayaran pajak penghasilan dilakukan oleh para wajib
pajak tentunya tidak terlepas dari pendapatan atau upah yang mereka terima, upah
yang diterima oleh para pekerja selama satu tahun tentunya akan menjadi pendapatan
per kapita penduduk yang ada pada daerah tersebut, pendapatan per kapita suatu
daerah akan tinggi apabila jumlah penduduk di daerah tersebut memiliki pekerjaan,
untuk mendapatkan pekerjaan tentunya harus adanya kesempatan kerja yang luas di
daerah tersebut, untuk meningkatkan kesempatan kerja pada suatu daerah sangat
ditentukan oleh adanya investasi yang akan membuka kesempatan kerja. Sehingga
dapat disimpulkan penerimaan PPh orang pribadi tidak terlepas dari jumlah wajib
pajak, upah minimum, pendapatan per kapita, dan investasi.

Melihat begitu pentingnya peran sektor pajak sebagai tulang punggung
penerimaan negara, perlu upaya dari pemerintah untuk memaksimalkan penerimaan
pajak. Salah satu caranya adalah dengan menggali potensi penerimaan pajak. Sunset
Policy merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menggali potensi penerimaan
pajak. Ketentuan mengenai Sunset Policy diakomodir dalam Pasal 37 A UndangUndang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
Tanggal 17 Juli 2007 (selanjutnya disingkat UU KUP). Dalam pasal tersebut,
ketentuan Sunset Policy diberikan dalam kategori, Wajib Pajak Orang Pribadi dan

Universitas Sumatera Utara

Wajib Pajak Badan yang menyampaikan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan
(SPT Tahunan) sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih
harus dibayar menjadi lebih besar dan dilakukan dalam jangka waktu 1 tahun sejak 1
Januari 2008, akan diberikan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas
keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak.
Dilatar belakangi oleh pemikiran di atas, maka penulis memiliki ketertarikan
untuk meneliti dan mengambil topik tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kota Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan?
2. Bagaimana pengaruh Upah Minimum Kota Medan terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan?
3. Bagaimana pengaruh Pendapatan per Kapita terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan?
4. Bagaimana pengaruh Penanaman Modal di kota Medan terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan?
5. Bagaimana pengaruh penerapan Sunset Policy tahun 2008 (variabel dummy)
terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan?

Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan.

2. Untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Kota Medan terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan.
3. Untuk menganalisis pengaruh Pendapatan Per Kapita terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan.
4. Untuk menganalisis pengaruh Penanaman Modal terhadap Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan.
5. Untuk menganalisis pengaruh penerapan Sunset Policy tahun 2008 (variabel
dummy) terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di Kota Medan

1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak yang ada di kota Medan mengenai
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi penerimaan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi.
2. Untuk menambah wawasan, baik penulis sendiri, maupun pemerhati pajak
terutama di dalam menganalisa variabel-variabel yang mempengaruhi penerimaan

Universitas Sumatera Utara


Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan sebagai referensi bagi peneliti sejenis di
masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara