Desain Eksperimen Dalam Proses Produksi Minyak Kelapa Dengan Cara Basah Tradisional

r"···'··"· . . .
:i

ᄋセNB@

cj
ーセZ@

Kode/Nama Rumpun:43S.!Teknik Industri

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DANA PNBP

15000760

DESAIN EKSPERJMEN DALAM PROSES PRODUKSI
MINYAK KELAPA DENGAN CARA BASAH TRADISIONAL

Oleh:
Kbalida Syabputri, ST, MT


197806132008122001

Tuti Sarma Sinaga, ST, MT

197108111997022001

Rabmi M Sari, ST, MM(T)

198005062008122003

Dibiayai oleb Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Universitas
Sumatera Utara Tabun Anggaran 2014, sesuai dengan Surat Perjanjian
Pelaksanaan Penugasan Penelitian Dana PNBP USU
Nomor:7377IUN5.1.RlKEU/2014,
Tanggal17 September 2014

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014


--'

LEMBARPENGESAHAN
1.

2.
3.

4.

5.
6.
7.
8.

Judul Penelitian : DESAIN EKSPERIMEN DALAM PROSES PRODUKSI
MINYAK KELAPA DENGAN CARA BASAH
TRADISIONAL
: Teknik Industri
Bidang Penelitian

Ketua Peneliti
: Khalida Syahputri, ST, MT
a. Nama
: 1978061320081222001
b. NIP
: 0853 6228 4482
c. Telp/HP
: Penata Muda / III b
d. PangkatJGol
: TeknikiTelmik Industri
e. Fakultas
: Tuti Sarma Sinaga, ST, MT
a. Nama anggota peneliti (1)
: 197108111997022001
NIP
: TeknikiTeknik Industri
FakultaslDepartemen
: 0812653 8582
Telp
:

Rahmi M Sari, ST, MM (T)
b. Nama anggota peneliti (2)
: 198005062008122003
NIP
: TeknikiTeknik Industri
FakultaslDepartemen
: 08126454143
Telp
: Lab. Proses Manufaktur
Lokasi Penelitian
: 6 (enam) bulan
Waktu Penelitian
: Rp. 10.000.000,Biaya yang diusulkan
: Dana PNBP USU TA 2014
Sumber Dana
Medan, 27 Nopember 2014
Ketua P neliti

.r
Khal 、セ。ィーオエイゥL@

ST, MT
1978 6132008122001
•• ·.. MengetahuilMenyetujui:
" セ・ュ「。ァ@
Penelitian
>, .

ProfDr.. Ir.Harmein Nasution, MSIE
NIP. f95Q05251980031003

DAFTARISI

DAB

HALAMAN

HALAMAN PENGESAHAN
DAFTARISI
ADSTRAK
DAB

I

HALAMAN
PENDAHULUAN ..................................................................................... .
1.1 . Latar Belakang .................................................................................. ..
1.2. Ruang Lingkup Penelitian '" ...................... ........ ...... ............. .............. 2
1.3. Keutamaan Penelitian ......................................................................... 2

II

LANDASAN TEORI
2.1. Kelapa................................................................................................

4

2.2. Santan Kelapa ........... .......... ..................... ........... ........... ..... .......... .....

6

2.3. Minyak Kelapa...................................................................................


7

2.4. Proses Pengolahan Minyak Kelapa ...................................................

8

2.5. Kegunaan dan Manfaat Minyak Kelapa ............................................ 11
2.6. Perbandingan Minyak Kelapa dengan Minyak Nabati Lainnya ........ 12
2.7. Desain Eksperimen ........................... ...... .......................................... 12
2.8. Fungsi Desain Eksperimen ............................................................... 14
2.9. Istilah dalam Desain Eksperimen ..................................................... 14
2.10. Prinsip Dasar Desain Eksperimen ...................................................... 17
2.11. Neraca Bahan (Material Balance)...................................................... 19

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

IV.

3.1. Tujuan Penelitian ..............................................................................


21

3.2. Manfaat Penelitian...........................................................................

21

METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian ................................................................................ 22
4.2. Pre-Eksperimen Proses Produksi Minyak Kelapa .............................. 22

- -- -- --r---

DAFTAR lSI (lanjutan)

HALAMAN

BAB

V.


VI.

4.3. Pengolahan dan Analisa Data Awal......................................

23

4.4. Perancangan Desain Eksperimen ..........................................

24

4.5. Luaran Penelitian ..................................................................

24

HASIL YANG DICAPAI

5.1. HasH Proses Pre Eksperimen Minyak Kelapa .... ............. .....

25


5.2. Hasil Desain Eksperimen Minyak Kelapa .............................

26

5.3. Material Balance ........ ............. ............................. ..... ...... ........ .....

30

KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ...........................................................................

33

6.2. Saran ..................................... ........................................... ......

33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


----

ABSTRAK

Pembuatan minyak kelapa merupakan tindakan pasca panen yang sangat penting untuk
buah kelapa. Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa.
Minyak kelapa sering dipergunakan sebagai bahan baku industri dan pembuatan
minyak goreng. Se1ain itu, minyak kelapa baik digunakan untuk meningkatkan
kesehata.l1 masyar!t.kat Teknjk pembuatan minyak kelapa yang baik dapat meningkatkan
dan menjaga kualitas dan kuantitas minyak yang dihasilkan. Minyak kelapa dapat
diekstrak dari daging buah kelapa. Mengekstrak minyak dari daging buah kelapa
merupakan teknik pembuatan tradisional yang masih sering dipergunakan karena mudah
dilakukan serta tidak memerlukan banyak biaya. Namun masih terdapat kelemahan pada
teknik tersebut yaitu rendahnya rendemen yang dihasilkan. Desain suatu eksperimen
bertujuan untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
diperlukan dan berguna dalam melakukan penyelidikan persoalan yang dibahas.
Meskipun demikian, dalam rangka uSaha mendapatkan semua informasi yang berguna
itu, hendaknya desain dibuat sesederhana mungkin. Penyelidikan juga hendaknya
dilakukan seefisien mungkin mengingat waktu, biaya, tenaga dan bahan yang hams
digunakan. Oleh karena itu, penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses
produksi minyak kelapa tersebut harns dilakukan dengan teliti. Dari hasil perhitungan
ANAVA menunjukkan FA < Ftabel artinya tidak terdapat efek yang signifikan dari
faktor lama penggorengan terhadap hasil proses produksi minyak kelapa, FB > Ftabel Ho
ditolak, artinya terdapat efek yang signifikan dari faktor umur ke1apa terhadap hasil
proses produksi minyak kelapa, untuk F AB < Ftabel Ho diterima, artinya tidak terdapat
efek yang signifikan dari interaksi antara lama penggorengan dengan umur kelapa
terhadap hasil proses produksi minyak kelapa serta perhitungan material balance dari
semua proses produksi rninyak kelapa dapat dilihat secara keseluruhan bahwa output
pada masing-masing proses sama dengan jumlah input.

BABI

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kelapa (Cocos nucifora L.) teimasuk ke dalam famili Palmae, ordo Aracules,

salah satu anggota terpenting dari klas Monocotyledone, Genus Cocos adalah monotypic
yang hanya mempunyai satu-satunya spesies yaitu Cocos nucifera L. Kelapa
dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai
tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa juga adalah sebutan
untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp
yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi,
anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang
sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung,
wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.
Endosperma buahkelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di
dinding dalam batok (daging buah kelapa) adalah sumber penyegar. Daging buah muda
berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan.
Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan efek
penyegar atau penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak
melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini
disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya
diperas dan cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan
dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai yang disebut dengan kopra.
Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya.
Pembuatan minyak kelapa merupakan tindakan pasca panen yang sang at penting
untuk buah kelapa. Minyak kelapa merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa.
Minyak kelapa sering dipergunakan sebagai bahan baku industri dan pembuatan
minyak goreng. Selain itu, minyak kelapa baik digunakan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat.

1

Teknik pembuatan minyak kelapa yang baik dapat meningkatkan dan menjaga
kualitas dan kuantitas minyak yang dihasilkan. Minyak kelapa dapat diekstrak dari
daging buah kelapa. Mengekstrak minyak dari daging buah kelapa merupakan teknik
pembuatan tradisional yang masih sering dipergunakan karena mudah dilakukan serta
tidak memerlukan banyak biaya. Narnun masih terdapat kelemahan pada teknik tersebut
yaitu rendahnya rendemen yang dihasilkan.
Pada penelitian ini akan dilakukan kegiatan proses pengolahan minyak kelapa
dengan metode basah tradisional. Penelitian ini nantinya akan bekeIja sarna dengan
beberapa instansi yang terkait dalarn membantu untuk tercapainya tujuan yang lebih
maksimal. Dalarn penelitian ini akan dilakukan dua tahapan eksperimen, yang
dilakukan. Tahap pertama dilakukan pre eksperimen baru kemudian dilakukan desain
eksperimen yang sebenarnya untuk melihat faktor-faktor yang benar-benar berpengaruh
dalarn proses produksi minyak kelapa. Penelitian ini dilakukan untuk dapat membuat
minyak kelapa dengan cara basah tradisional kemudian dapat mengaplikasikan desain
eksperimen untuk mendapatkan minyak kelapa yang berkualitas sesuai dengan standar
yang ada.

1.2.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan memaharni proses pengolahan minyak kelapa dengan metode
tradisional.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas minyak kelapa dengan
menggunakan analisis desain eksperimen.
3. Mengetahui keseimbangan bahan dengan analisa terhadap material input, output dan
wastellimbah dalam setiap tahapan proses produksi minyak kelapa.

1.3.

Keutamaan Penelitian
Salah satu proses pembuatan minyak kelapa yang paling sederhana adalah

dengan metode tradisional dengan cara basah. Cara basah tradisional ini sangat
sederhana dan dapat dilakukan dengan menggunakan peral3.tan yang biasa terdapat pada
dapur keluarga. Pada cara ini, mula-mula dilakukan ekstraksi santan dari kelapa parut.
Kemudian santan dipanaskan untuk menguapkan air dan menggumpalkan bagian bukan

2

minyak yang disebut biondo. BIondo ini dipisahkan dari minyak. Terakhir, biondo
diperas untuk mengeluarkan sisa minyak.
Desain suatu eksperimen bertujuan untuk memperoleh atau mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan
penyelidikan persoalan yang dibahas. Meskipun demikian, dalam rangka usaha
mendapatkan semua informasi yang berguna itu, hendaknya desain dibuat sesederhana
mungkin. Penyelidikan juga hendaknya dilakukan seefisien mungkin mengingat waktu,
biaya, tenaga dan bahan yang harns digunakan. Oleh karena itu, penentuan faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam proses produksi minyak kelapa tersebut harns dilakukan
dengan teliti.

3

2.1.

1

Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L.) tennasuk ke dalam famili Palmae, ordo Aracuies,

salah satu anggota terpenting dari klas Monocotyledone, Genus Cocos adalah monotypic
yang hanya mempunyai satu-satunya spesies yaitu Cocos nucifera L. Kelapa
dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai
turnbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Ke1apa juga adalah sebutan
untuk buah yang dihasilkan turebuhan ini.
Kelapa merupakan tanaman tropika yang dapat turnbuh dengan baik pada
kondisi suhu rata-rata diantara 24-29 °C, suhu minimum tidak kurang dari 20°C,
dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun antara 1700-2000 mm dan tidak
kurang dari 1200 mm.
Tanaman kelapa menghendaki intensitas sinar matahari yang tinggi dengan
jumlah penyinaran tidak kurang dari 2000 jam per tahun. Kelapa dapat tumbuh pada
berbagai jenis tanah. Syarat-syarat tanah yang baik untuk perturnbuhan ke1apa adalah
struktur baik, peresapan air dan tata udara baik, pennukaan air tanah letaknya cukup
dalam (minimal 1 meter dari pennukaan tanah), dan keadaan air tanah hendaknya dalam
keadaan bergerak (tidak menggenang) dengan pH tanah optimal 6.0 - 8.0.
Terdapat dua jenis varietas kelapa, yaitu ke1apa genjah (dwarft coconut) dan
kelapa dalam (tall coconut). Hasil persilangan kedua varietas tersebut dihasilkan kelapa
hibrida yang diharapkan merniliki sifat-sifat baik dari kedua induknya. Di Indonesia,
terdapat beberapa varietas tall coconut diantaranya adalah mapanget, tenga, bali, palu,
sawarna, dan takome. Varietas kelapa genjah yang dikenal di Indonesia adalah kelapa
genjah kuning nias, bali, raja, dan salak. Kelapa hibrida yang dikenal di Indonesia
adalah Ke1apa Hibrida Indonesia KHINA-l, KHINA-2, KHINA-3, KHINA-4dan
KHINA-5.

1

http://id.wikipedia.orglwikiIKelapa

4

Ciri-ciri yang dapat diamati pada varietas tall coconut yaitu mempunyai batang
yang lebih tinggi dan besar dan dapat tumbuh mencapai 30 meter atau lebih dengan
batang yang biasanya tumbuh membesar, serta mulai berbuah usia 6- 8 tahun setelah
tanam. Tetapi dapat mencapai umur 100 tahun atau lebih. Varietas genjah mempunyai
ciri-ciri bentuk batang ramping dari pangkal sampai ke ujung, tinggi batang mencapai 5
meter atau lebih, dan berbuah lebih cepat (3-4 tahun setelah tanam).
Buah kelapa berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar kepala
manusia, terdiri dari lima bagian, yaitu esokarp (kulit luar), mesokarp (sabut), endokarp
(tempurung), daging buah dan air kelapa Buah kelapa disusun oleh 25% esokarp dan
mesokarp, 12% endokarp, 28% daging buah, dan 25% air kelapa. Daging buah kelapa

sendiri mengandung 52% air, 34% minyak, 3% protein, 1,5% karbohidrat, dan 1% abu.
Pada Gambar 2.1 dapat dilihat penampang melintang buah kelapa.

Gambar 2.1. Bagian-Bagian Buah Kelapa

Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut,
tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai.
Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil
dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Kayunya kurang baik
digunakan untuk bangunan. Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal,
peJepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang. warna daun hijau
kekuningan. Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea,
terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal
karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal.

5

Buah besar, diameter 10 em sampai 20 em atau bahkan lebih, berwama kuning,
bijau, atau eoklat, buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut
sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air, endokarp
melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam
endokarp. Endospennium berupa eairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa
padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua, embrio keeil dan
baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp
yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi,
anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang
sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung,
wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.
Endosperma buah kelapa yang berupa eairan serta endapannya yang melekat di
dinding dalam batok (daging buah kelapa) adalah sumber penyegar. Daging buah muda
berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan.
Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetra1 racun dan efek
penyegar atau penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak
melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan eairan endosperma. Mutasi ini
disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya
diperas dan cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan
dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai yang disebut dengan kopra.
Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya.

2.2.

San tan Kelapa 2
Santan adalah cairan putih kenta! yang dihasilkan dari kelapa yang diparut dan

kemudian dip eras bersama air.Santan mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai
penyedap rasa pada masakan agar lebih gurih. Pada masa dahulu, santan akan diperas
dari kelapa yang diparut dan dicampur dengan air panas sebelum diperas.
Pada masa kini, terdapat mesin pemeras santan bagi. Untuk penggunaan mesin,
kelapa yang diparut tidak perIu dieampurkan dengan air, dan pati santan yang terhasil

2

http://id.wikipedia.orglwiki/Santan

6

adalah murni 100%. Terdapat juga santan instan atau siap saji dalam paket yang cuma
perlu ditambah air panas sebelum digunakan.
Santan mengandung senyawa nonylmethylketon, dengan suhu yang tinggi akan
menyebabkan bersifat volatile dan menimbulkan bau yang enak. Mengekstraksi santan
dapat dilakukan melalui pemerasan dengan tangan lalu dilakukan penyaringan.
Pemarutan merupakan tahap pendahuluan dalam memperoleh santan. Pemarutan
bertujuan untuk menghancurkan daging buah dan merusak jaringan yang mengandung
santan sehingga santan mudah keluar dari jaringan tersebut. Pemerasan dengan
menggunakan tangan untuk memberikan tekanan pada hasil parutan dan memaksa
santan keluar dari jaringan.
Santan dapat mengalami destabilisasi oleh beberapa mekanisme destabilisasi
yaitu:
1.

Pembentukan krim dan sedimentasi yang disebabkan oleh gaya gravitasi pada fasefase yang densitasnya berbeda.

2.

Flokulasi atau pengelompokan (clutering), sete1ah flokulasi, globu1alemak bergerak
sebagai kelompok bukannya individu. Flokulasi tidak melibatkan kerusakan lapisan
tipis antar permukaan, yang dalam keadan normal mengelilingi masing-masing
globula, dan demikian tidak melibatkan perubahan ukuran globula asli. Muatan
elektrostatik yang kurang cukup pada permukaan merupakan penyebab utama
flokulasi.

3.

Koalesensi (coalescence) yang melibatkan pecahnya lapisan tipis antar pe11l1ukaan,
penggabungan globula-globula, dan penurunan areal antar permukaan.

2.3.

Minyak Kelapa3
Minyak kelapa merupakan minyak yang diperoleh dari kopra (daging buah

kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya. Kandungan minyak pada daging
buah kelapa tua diperkirakan mencapai 30%-35%, atau kandungan minyak dalam kopra
mencapai 63-72%. Minyak kelapa sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan
senyawa trigliserida yang tersusun atas berbagai asam lemak dan 90% diantaranya
merupakan asam lemak jenuh. Selain itu minyak kelapa yang belum dimumikan juga

3

Ahmad.2008. Teknologi Proses Pengolahan Minyak Kelapa.Jumal Internet.

7

mengandung sejwnlah kecil komponen bukan lemak seperti fosfatida, gum, sterol (0,060,08%), tokoferol (0,003%), dan asam lemak bebas

«

5%) dan sedikit protein dan

karoten. Sterol berfungsi sebagai stabilizer dalam minyak dan tokoferol sebagai
antioksidan. Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat
ditentukan oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya . Minyak kelapa
kaya akan asam lemak berantai sedang (Cg- C 14), khususnya asam laurat dan asam
meristat. Adanya asam lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi
membuat minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa
senyawaan yang berbahaya di dalam tubuh manusia.

2.4.

Proses Pengo laban Minyak Kelapa
Proses ekstraksi minyak kelapa dengan skala pabrik keeil, dapat dijelaskan

dengan langkah-langkah berikut:
1.

Daging kelapa segar dieuci bersih dan kemudian digiling atau diparut dengan
penggilingan atau parutan.

2.

Potongan-potongan daging kelapa yang digiling, kemudian dimasukkan dalam
wajan penggorengan yang telah berisi minyak goreng panas pada suhu 110

0

e-

1200 e selama 15-40 menit. Proses ini tergantung dari suhu dan rasio daging kelapa
giling dan minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng. Hams diperhatikan
bahwa selama proses penggorengan, wajanjangan diisi terlalu penuh karena daging
ke1apa giling yang digoreng eepat menguap dan menghasilkan minyak sehingajika
terlalu penuh akan bisa twnpah. Meningkatnya suhu dalam wajan akan
menghasilkan uap air dari penggorengan daging kelapa giling. Jika uap tersebut
sudah tidak ada lagi berarti penggorengan sudah se1esai dan akan terlihat bahwa
daging kelapa giling akan berubah warnanya dari warna kekuning-kuningan
menjadi kecoklatan.
3.

Untuk mempercepat pemisahan butiran kelapa panas dengan unsur minyak dapat
dilakllkan dengan cara mengaduk-aduknya dengan sendok panjang. Butiran yang
sudah berpisah dari minyak kemudian dikeluarkan dari wajan dengan menggunakan
saringan berbentuk sekop (serok) yang kemudian dimasukkan pada tong kecil
sementara minyak hasil penggorengan dibiarkan mengalir ke tempat penampungan
melalui jaringan pipa/selang yang sudah tersedia.
8

4.

Butiran-butiran kelapa yang sudah dikeluarkan tadi masih mengandung minyak
yang banyak. Oleh karena itu, dengan menggunakan gerobak dorong atau secara
manual, butiran kelapa diangkat ke mesin peras dan kemudian dilakukan
pemerasan. Minyak yang dihasilkan dari proses ini kemudian ditampung di tangki
sementara dan kemudian dialirkan pada tangki penyimpanan.

5.

Minyak kelapa dapat langsung dikemas dalamjerigen untuk langsung dijual.
Untuk memperoleh mutu minyak kelapa yang lebih baik, biasanya dilakukan

proses refined, bleached, deodorized (RBD). Proses-proses ini dapat dilakukan dengan
cara:
1.

Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi asam lemak
bebas.

2.

Penambahan bahan penyerap warna, biasanya menggunakan arang aktif agar
dihasilkan minyak yang jernih.

3.

Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan
senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.
Secara garis besar proses pembuatan minyak ke1apa dapat dilakukan dengan

dengan cara pengolahan minyak kelapa cara basah, dengan cara : Minyak kelapa
diekstrak dari daging kelapa segar, atau dikenal dengan proses basah. Pembuatan
minyak dengan cara basah dapat dilakukan melalui pembuatan santan terlebih dahulu
atau dapat juga di pres dari daging kelapa setelah digoreng.
Kemudian santan kelapa merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut
dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan teIjadi
pemisahan bagian yang kaya dengan minyak dengan bagian yang miskin dengan
minyak. Bagian yang kaya dengan minyak disebut sebagai krim, dan bagian yang
miskin dengan minyak disebut dengan skim. Krim lebih ringan dibanding skim, karena
itu krim berada pada bagian atas, dan skim pada bagian bawah.
Untuk menghasilkan minyak dari proses basah dapat dilakukan dengan beberapa
earn, yaitu:
a.

Cara Basah Tradisional
Cara basah tradisioilal sering juga disebut dengan cara basah penggorengan karena
dalam proses untuk menghasilkan minyak kelapa menggunakan cara penggorengan
atau pemanasan. Cara ini sangat sederhana sehingga dapat dilakukan dengan
9

menggunakan peralatan yang biasa terdapat pada dapur keluarga. Pada cara ini,
mula-mula dilakukan ekstraksi santan dari kelapa parut. Kemudian santan
dipanaskan dengan cara penggorengan untuk menguapkan air dan menggumpalkan
bagian bukan minyak yang disebut blondo.
Ddging kt'ldpd

1

1. ---- p----p'
I

l

1- - - - - - - - - - -..

I

I

Daging Kelapa Gilingan

I Pellggort'lIg111l t------..
I Polong.tIl Kelapa Pan."

I p・ャァセjH。ー@

Penggilingan

I

I

Kethak/Bunakil

r---=--I\=Ii'-l}-c'ak-'K=-re-:--la-p-a- - . ,

Gambar 2.2. Proses Pengolahan Minyak Kelapa Cara Basah dengan
Pen ggoren gan
b.

Cara Basah Fermentasi
Cara basah fermentasi agak berbeda dari cara basah tradisional. Pada cara basah
fermentasi, santan didiamkan untuk memisahkan skim dari krim. Selanjutnya krim
clifermentasi untuk memudahkan penggumpalan bagian bukan minyak (terutama
protein) dari minyak pada wa.lctu pemanasan. Mikroba yang berkembang selama
fennentasi, terutama mikroba penghasil asam. Asam yang dihasilkan menyebabkan
protein santan mengalami penggumpalan dan mudah dipisahkan pada saat
pemanasan.

c.

Cara basah Sentrifugasi
Pada cara ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi agar terjadi pemisahan skim dari
krim. Pada proses sentrifugasi, santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan
3000-3500 rpm. Sehingga terjadi pemisahan fraksi kaya minyak (krim) dari fraksi
miskin minyak (skim). Selanjutnya krim diasarnkan dengan menambahkan asam
asetat, sitrat, atau HCI dengan pH berkisar 4. Setelah itu santan dipanaskan dan
10

diperlakukan seperti cara basah tradisional atau cara basah fermentasi, kemudian
diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian
bukan minyak. Skim santan diolah menjadi konsentrat protein berupa but iran atau
tepung.

2.5.

Kegunaan dan Manfaat Minyak Kelapa

Berikut ini adalah berbagai kegunaan dan manfaat minyak kelapa:
a.

Sebagai obat-obatan:
1. Sebagai obat pereda sakit gigi
2. Penurun panas pada bayi dan anak
3. Masuk angin, pilek, dan pegal-pegal
4. Sebagai obat diare
5. Sebagai obat penyakit kulit (panu/kadas/kurap).
6. Mengobati varises dan bengkak pada kaki

b.

Untuk menjaga kesehatan:
1. Memperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah
2. Meredakan stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh
3. Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko diabetes
4. Memperbaiki penyerapan kalsium dan magnesium tulang
5. Penyembuhan dan perbaikanjaringan tubuh
6. Mendukung dan membantu fungsi kekebalan tubuh
7. Membantu melindungi tubuh dari kanker payudara dan kanker colon

c.

Sebagai bahan pembuat produk lain:
1. Bahan pembuat sabun

2. Bahan pembuat shampoo dan lotion
3. Bahan pembuat deteIjen
4. Bahan pembuat kosmetik
5. Bahan pembuat mentega
6. Sebagai minyak goreng

11

2.6.

Perbandingan Minyak Kelapa dengan Minyak Nabati Lainnya
Setiap minyak nabati memiliki sifat dan ciri tersendiri yang sangat ditentukan

oleh struktur asam lemak pada rangkaian trigliseridanya. Minyak kelapa kaya akan
asarn lemak berantai sedang (C g

-

C14 ), khususnya asarn laurat dan asarn meristat.

Adanya asarn lemak rantai sedang ini (medium chain fat) yang relatif tinggi membuat
minyak kelapa mempunyai beberapa sifat daya bunuh terhadap beberapa senyawaan
yang berbahaya di dalarn tubuh manusia. Sifat inilah yang didayagunakan pada
pembuatan minyak kelapa murni.
Ada beberapa gugus asarn lemak dalam minyak dan lemak. Umumnya asarn
Jemak dikelompokkan dalam asarn lemak rantai pendek, asarn lemak rantai medium,
dan asarn lemak rantai panjang. Rantai pendek dan medium dalam hal ini memiliki sifat
yang sarna. Kedua jenis inilah yang terkandung dalam minyak kelapa mumi.
Minyak kelapa berdasarkan kajian ilmiah adalah minyak yang paling aman dan
paling sehat. Kandungan asam lemak rantai sedangyang mencapai 92% adalah paling
tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya. MCF A ini dalam tubuh lang sung diserap
oleh dinding usus tanpa me1alui proses hidrolisis ataupun enzimatik terlebih dahulu.
Keuntungan lainnya adalah jika minyak ke1apa digunakan untuk menggoreng, struktur
kimianya tidak akan berubah sarna sekali karena 92% jenis asam lemaknya sudah dalam
bentuk lemak jenuh. Sedangkan untuk minyak nabati lainnya, apabila digunakan untuk
menggoreng,

maka akan

menjadi

kental

karena teIjadi

proses polimerisasi

(pengumpalan). Disarnping itu minyak kelapa juga tidak menghasilkan trans fatty acid
dan radikal bebas yang bersifat toksik (racun) dan karsigonik (penyebab kanker).

2.7.

Desain Eksperimen 4
Desain eksperimen yaitu suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah

tindakan yang benar-benar terdefinisikan) sedemikian sehingga informasi yang
berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat
dikumpulkan. Dengan kata lain, desain sebuah eksperimen merupakan langkah-langkah
lengkap yang perlu diambil jauh sebe1um eksperimen dilakukan agar data yang

4

Sudjana. Desain dan Analisis Eksperimen. (Bandung: Tarsito, 1994). HIm. 15-26

12

semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis objektif
dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang dibahas.
Suatu eksperimen dapat dikatakan sebagai sebuah atau sekumpulan tes yang
dilakukan melalui perubahan-perubahan yang tereneana baik terhadap variabel input
dari suatu proses atau sistem. Dengan demikian, dapat diselidiki dan diketahui penyebab
dari perubahan-perubahan output sebagai respon dari eksperimen tersebut.
Dari suatu desain eksperimen yang baik akan diperoleh pengetahuan yang objektif
tentang kemungkinan yang dapat tetjadi pada respon dari suatu proses apabila dilakukan
perubahan pada input proses. Ada tiga prinsip dasar dalam desain eksperimen, yaitu
(Montgomery, 1997): :


Measurement Material



Environment Machines Method



Man Problem

Tujuan dilakukannya eksperimen adalah untuk: (Montgomery, 1997)
a. Menentukan variabel yang berpengaruh.
b. Menentukan nilai X agar variabilitas dalam Y keeil.
c. Menentukan nilai X agar Y selalu berada di dekat harga nominal yang
dikehendaki.
d.

Menentukan nilai X agar pengaruh Z1, Z2, Z3, ... Zq dapat seminimal mungkin.

Langkah penuntun untuk melakukan desain eksperimen adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dan menentukan masalah.
b. Pemilihan faktor, level, dan range.
c. Pemilihan variabel respon.
d. Pemilihan desain eksperimen yang meliputi pertimbangan akan ukuran sampel,
pemilihan urutan percobaan dan penentuan penggunaan blocking (batasan
pengacakan yang lain).
e. Pelaksanaan eksperimen.
f. Analisa statistik data.

g. Kesimpulan.
Selain itu, ada tiga macam respon, yaitu:
a. Higher Better (semakin tinggi, semakin baik).

13

ᄋLセN@

セゥ[o^vsiar@
セNゥSL@

セ@ セ[G@

..

セ@

;A;:; SU/""!ATFR/.l, lrfARA
...... セNGL[@

....... セM

........- . ..,..." .... セ@ .',>-< GNセ@

b. Lower Better (semakin rendah, semakin baik), Inisal untuk jumlah kecacatan, pasti
diinginkan yang paling kecillsedikit.
c. Nominal The Best (semakin mendekati target/standar, semakin baik).

2.S.

Fungsi Desain Eksperimen
Biasanya eksperimen digunakan untuk mempelajari performansi proses atau

sistem yang umumnya divisualisasikan seperti kombinasi mesin, metode, manusia, dan
sumber daya lainnya yang mempengaruhi proses perubahan input menjadi output. Oleh
sebab itu, perlu adanya suatu pendekatan statistik yang diaplikasikan pada proses
eksperimen. Beberapa aplikasi dari metode desain eksperimen dalam hal pengembangan
proses, yaitu: (Montgomery, 1997)
a. Untuk memperbaiki hasil proses.
b. Untuk mengurangi variabilitas dan mendekati nilai target yang diinginkan.
c. Untuk mengurangi waktu pengembangan.
d. Untuk mengurangi biaya keseluruhan (overall cost).
Desain eksperimen juga digunakan sebagai metode dalam membuat suatu desain
(Engineering Design) untuk suatu produk baru atau memperbaiki yang sudah ada.

Beberapa aplikasi dari metode desain eksperimen dalam hal Engineering Design, antara
lain: (Montgomery, 1997)
a. Evaluasi dan membandingkan konfigurasi dasar desain.
b. Evaluasi altematif-altematif material.
c. Pemilihan parameter-parameter desain sehingga proses dapat beIjalan baik
dalam variasi kondisi yang beraneka ragam dan mutu produk tetap teIjaga.
d. Menentukan parameter desain produk yang utama yang mempengaruhi
performance produk.

2.9. Istilah Dalam Desain Eksperimen
Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam desain eksperimen, yaitu:
berbeda-beda. Metode factorial design adalah salah saiu metode yang digunakan dalam
desain eksperimen untuk banyak faktor yang mana tiap faktor tersebut memiliki level
lebih dari dua, sebagai contoh untuk 3 level yaitu:


Level low atau rendah (-1)
14



Level intennediate atau menengah (0)



Level high atau tinggi (1)
Dengan adanya tiga level faktor yang berbeda menyebabkan hubungan sebab

akibat antara respon dengan faktor-faktor dapat dimode1kan/digambarkan secara
kuadratik (kurva). Metode factorial design biasanya digunakan untuk masalah optimasi.
Metode ini cocok digunakan untuk keadaanlkondisi yang mana ada banyak faktor yang
mempengaruhi respon.
Metode factorial design merupakan metode yang efisien karena tidak hanya
melihat dari penyebab utama saja tetapi juga melihat penyebab lainnya yang juga
berpengaruh. Caranya dengan mengkombinasikan faktor/level yang ada dan dari semua
kcmbinasi faktor/level tersebut dipilih yang paling optimal.
Response surface method merupakan metode dengan prosedur bertahap dalam

mengidentifikasikan nilai optimal respon. Identifikasi nilai optimal respon dilakukan
berdasarkan derajat polinomial dari model regresi suatu desain eksperimen. Apabila
model regresinya merupakan polinomial derajat dua atau kuadratik (second order
model) maka akan ada gambar kurva respon yang berarti telah didapati daerah respon

optimal. Dari daerah respon optimal ini selanjutnya dapat ditentukan level faktor-faktor
yang dapat menghasilkan suatu respon yang optimal. Apabila dari suatu desain
eksperimen diperoleh model regresinya merupakan polinomial derajat satu atau linier
(first order model) maka respon belum optimal. Dengan kata lain respon diduga masih

dapat dioptimalkan dengan mengubah (menaikkanlmenurunkan) nilai level faktorfaktor.
Langkah-Iangkah penelitian dengan response surface method adalah sebagai

berikut:
a. Studi literatur response surface.
b. Menentukan faktor, jumlah dan range level.
c. Menentukan respon dan mempelajari bagaimana mengukumya.
d, Menyusun rancangan eksperimen orde I.
e. Melakukan eksperimen sesuai rancangan orde I.
f.

Mengolah hasil eksperimen orde I.

g. Menentukan faktor signifikan.
h. Menyusun rancangan eksperimen orde II.
15

1.

Melakukan eksperimen sesuai rancangan orde II.

J.

Mengolah hasil eksperimen orde II.

k. Menentukan titik stasioner atau titik optimum dari model orde II.

1.

Menarik kesimpulan dan review secara keseluruhan.

Hubungan antara respon (Y) dan variabel bebas (X) adalah:
Y = f(XI, X2, X 3, ..... ,Xk) + e (2.1)
Keterangan:

Y

Variabel respon

=

Xi = Variabel bebas atau faktor (i = 1,2,3, ... ,k)

e = Error
Untuk mengetahui hubungan antara Y dan Xi dapat dilakukan dengan menggunakan

first order model dan second order model.
First order model digunakan untuk mencari daerah optimum.
Second order model digunakan untuk mencari titik optimum.
First order model:
Y = Po + L pjXj + E (2.2)

Second order model:
Y = Po + L PiXi + L PiXi

2 + L L PijXiXj + e (2.3)

ej =LYi- Y

Keterangan:
Po = Koefisien regresi (koefisen konstan)
Pi = Koefisien regresi linier variabel faktor ke-i
Xi = Variabel faktor ke-i
Pii = Koefisien regresi kuadratik variabel faktor ke-i
Xj

=

Variabel faktor ke-j

pij = Koefisien regresi interaksi antar variabel faktor ke-i dan ke-j
E=

Kesalahan eksperimen

Apabila pada eksperimen awal diperoleh model regresi dengan nilai-nilai koefisien
regresi dari perhitungan level faktor-faktor yang dikodekan (coded variable factors),

16

maka level baru suatu faktor perIu diubah dahulu ke dalam besaran level faktor yang
sebenarnya (natural variable Jactors).

2.10. Prinsip Dasar Desain Eksperimen
Untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang lazim digunakan dan dikenal, maka
sebelumnya perlu dikenal istilah yang herkaitan dengan prinsip-prinsip tersebut, di
antaranya adalah perlakuan, kekeliruan eksperimen, dan unit eksperimen. Perlakuan
adalah sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit eksperimen
dalarn ruang lingkup desain yang dipilih. Perlakuan ini bisa berbentuk tunggal atau
teIjadi dalarn bentuk kombinasi.
Unit eksperimen merupakan unit yang dikenai perlakuan tunggal (mungkin
merupakan gabungan beberapa faktor) dalarn sebuah replikasi eksperimen dasar.
Sedangkan kekeliruan eksperimen menyatakan kegagalan dari dua unit eksperimen
identik yang dikenai perlakuan untuk memberikan hasil yang sarna. lni bisa teIjadi
karena, misalnya kekeliruan waktu menjalankan eksperimen, variasi antara unit
eksperimen dan pengaruh gabungan semua faktor tambahan yang mempengaruhi
karakteristik yang sedang dipelajari.
Tentu saja kekeliruan eksperimen ini hendaknya diusahakan supaya teIjadi
sekecil-kecilnya. Cara yang lazim ditempuh untuk menguranginya antara lain dengan
jalan menggunakan bahan eksperimen yang homogen, menggunakan informasi yang
sebaik-baiknya tentang variabel yang telah ditentukan dengan tepat, melakukan
eksperimen seteliti-telitinya dan menggunakan desain eksperimen yang lebih efisien.
Prinsip-prinsip dasar eksperimen terdiri dari tiga prinsip yaitu sebagai berikut :
1.

Replikasi, di sini diartikan pengulangan eksperimen dasar. Replikasi ini diperlukan
karena beberapa hal yaitu :
a. Memberikan taksiran kekeliruan eksperimen yang dapat dipakai untuk
menentukan panjang interval konfiden (selang kepercayaan)
b. Menghasilkan taksiran yang lebih akurat untuk kekeliruan eksperimen
c. Memungkinkan untuk diperoleh taksiran yang lebih baik mengenai efek rata-rata
suatu faktor.

2.

Pengacakan, hal ini menyebabkan pengujian menjadi berlaku yang menyebabkan
pula memungkinkannya data dianalisis, dengan anggapan seolah-olah asumsi
17

tentang independen dipenuhi. Pengacakan memungkinkan kita untuk melanjutkan
langkah-Iangkah berikutnya dengan anggapan soal independen sebagai suatu
kenyataan.

Selain untuk memperkecil adanya korelasi antar pengamatan,

pengacakanjuga merupakan suatu cara untuk menghilangkan bias.
3.

Kontrol lokal merupakan langkah-Iangkah yang berbentuk penyeimbangan,
pemblokan unit-unit eksperimen yang digunakan dalam desain. Kontrol lokal
menyebabkan desain lebih efisien, yaitu menghasilkan prosedur pengujian dengan
kuasa yang lebih tinggi.
Berikut ini adalah analisa varians terdiri dari berbagai model, diantaranya :
a. Model Tetap atau Model I
Apabila peneliti hanya mempunyai a buah taraf faktor A dan hanya b buah
taraf faktor B dan semuanya digunakan dalam eksperimen yang dilakukan,
maka model yang diambil adalah model tetap. Ini berarti bahwa taraf
masing-masing

faktor

tetap

banyaknya

dan

ke

semuanya

untuk
digunakan

dalam eksperimen.
b. Model Acak atau Model II (Model Komponen Varians)
Bayangkan adanya tiga buah populasi taraf faktor-faktor A, B, dan C. Dari
masing-masing populasi tadi sebanyak a taraf A, b buah taraf B, c buah taraf C
telah diambil secara acak. Jika semua taraftiap faktor yang telah

diambil tadi

terdapat di dalam eksperimen yang dilakukan maka diperoleh model acak atau
model II.
c. Model Campuran atau Model III
Eksperimen yang hanya terdapat a buah taraf faktor A, hanya terdapat b

buah

taraf faktor B dan sebanyak c buah taraf faktor C yang diambil secara acak dari
sebuah populasi yang terdiri atas semua faktor C akan memberikan model
campuran dengan a dan b tetap sedangkan c acak.
d. Model campuran ( a tetap, b dan c acak)
Model ini akan tetjadi bila dalam eksperimen yang dilakukannya, peneliti
terlibat dengan sebuah sampel acak dari sebuah populasi yang terdiri dari semua
taraf faktor hanya sebanyak a buah taraf faktor A, semuanya digunakan
sebanyak b buah faktor B yang telah diambil secara acak dari sebuah populasi
terdiri atas semua taraf faktor B sebanyak c buah faktor C yang merupakan C.
18

2.11. Neraca Bahan (Material Balancei
Neraca atau kesetimbangan pada bahan diperlukan dalam proses pengolahan
minyak kelapa. Dari sini dapat diketahui tingkat efisiensi suatu mesin. Neraca bahan
menunjukkan analisis kuantitatif terhadap material input, output, dan wastellimbah pada
setiap tahapan proses produksi. Pada prinsipnya neraca bahan adalah hukum kekekalan
dari sebuah benda, yaitu massa fluida yang diproduksikan dikurangi dengan massa
fluida yang diinjeksikan sama dengan massa fluida mula-mula dikurangi dengan massa
fluida yang tersisa. Adapun prosedur dalam membuat neraca bahan adalah sebagai
berikut.
1. Menyiapkan sistem diagram aliran (jlow diagram) proses produksi dimana neraca
bahan akan dibuat.
2. Meietakkan semua informasi dan data yang akan digunakan pada diagram aliran.
3. Menyusun persamaan reaksi yang teIjadi dalam proses.
4. Memilih sebagai dasar perhitungan.
Hal-hal tersebut dapat diselesaikan dengan hukum kekekalan massa, yakni:
"Massa tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan dalam perubahan massa"
Sebuah sistem terbuka (jlow system) adalah sebuah sistem dengan materi
dipindahkan melalui batas sistem, yaitu memasuki si stem , meninggalkan sistem,
ataupun keduanya. Sebuah sistem tertutup (batch system) adalah sistem dimana tidak
ada perpindahan materi selama jangka waktu yang diinginkan. Adapun rum us untuk
kesetimbangan material adalah sebagai berikut:
Total Massa Masuk = Total Massa Keluar
Massa masuk merupakan massa yang masuk ke dalam sistem, massa keluar
merupakan massa yang keluar dari sistem, dan akumulasi massa merupakan akumulasi
massa dalam sistem. Akumulasi massa dapat bernilai negatif atau positif. Pada
umumnya, neraca bahan dibangun dengan memperhitungkan total massa yang
melampaui suatu sistem. Pada perhitungan teknik kimia, neraca massa juga dibangun
dengan memperhitungkan total massa komponen-komponen senyawa kimia yang
melalui sistem (contoh: air) atau total massa suatu elemen (contoh: karbon). Bila dalam

5

Paul N. Cheremisiminoff. 1995. Waste Minimazation and Cost Reduction/or Process Industries. USA:
Noyes Publication. (Halaman: 79-83)

19

sistem yang dilalui teIjadi reaksi kimia, maka ke dalam persamaan neraca massa
ditambahkan variabel produksi sehingga persamaan neraca massa menjadi:
Massa Masuk + Produksi

=

Massa Keluar + Akumulasi Massa

Variabel produksi pada persamaan neraca massa termodifikasi merupakan laju
reaksi kimia. Laju reaksi kimia dapat berupa laju reaksi pembentukan ataupun laju
reaksi pengurangan. Oleh karena itu, variabel produksi dapat bemilai positif atau
negatif. Neraca massa dapat beIjenis integral atau diferensial. Suatu neraca massa
integral menggunakan pendekatan kotak hitam dan berfokus pada karakteristik
menyeluruh dari sistem. Sementara itu, neraca massa diferensial berfokus pada detail
yang teIjadi dalam sistem (yang juga mempemgaruhi karakteristik menyeluruh). Untuk
membuat sutau neraca massa integral, pada aWalnya harns diidentifikasi batasan sistem,
bagaimana

sistem

terhubung

dengan

lingkungan

mempengaruhi sistem.

20

dan

bagaimana

lingkungan

BABIII
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan memahami proses pengolahan minyak kelapa dengan metode
tradisional.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses produksi minyak
kelapa dengan menggunakan analisis desain eksperimen.
3. Mengetahui keseimbangan bahan dengan analisa terhadap material input, output dan
waste!1imbah dalam setiap tahapa proses produksi minyak kelapa.

3.2.

Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat yang dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan tentang proses produksi minyak kelapa
2. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses produksi minyak
kelapa melalui eksperimen yang dilakukan berulang kali.
3. Menganalisis material balance yang tetjadi dalam setiap tahapan proses produksi
minyak kelapa.

21

BABIV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1.

Lokasi Penelitian
Peneliiian ini akan dilaksanaka..l pada Laboratorium Proses

セLQ。ョオヲ」エイ@

di

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan
direncanakan akan dilaksanakan dalam kurun waktu 6 (enam) bulan.

4.2.

Pre-Eksperimen Proses Produksi Minyak Kelapa

Penelitian diawali dengan melakukan pre-eksperimen proses produksi minyak kelapa.
Dalam beberapa kali replikasi, diamati pengaruh faktor lama penggorengan dan umur
kelapa yang digunakan. Penentuan level untuk tiap faktor terse but dalam preeksperimen ini bertujuan agar level yang digunakan lebih valid. Pada pre-eksperimen
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melakukan proses produksi
minyak kelapa dengan metode tradisional antara lain adalah sebagai berikut:
1.

Ketiga butir kelapa ditimbang dengan menggunakan timbangan digital guna
mengetahui berat awal kelapa.

2.

Ketiga butir kelapa kemudian dicuci sebelum dibelah untuk menghilangkan sisasisa sabut kelapa.

3.

Ketiga butir kelapa yang telah ditimbang kemudian dibelah dengan menggunakan
parang menjadi 6 belahan kelapa.

4.

Air kelapa ditampung ke dalam baskom lalu ditimbang dengan timbangan digital,
begitu juga dengan keenam belahan kelapa. Berat keduanya kemudian dicatat.

5.

Belahan kelapa kemudian diparut dengan menggunakan mesin pamt dan hasil
parutan ditampung di baskom.

6.

Hasil parutan kelapa dan batok kelapa kemudian ditimbang dengan timbangan
digital lalu dicatat beratnya.

7,

Selanjutnya, menentukan proporsi kelapa dan air kelapa yang akan dicampur untuk
membuat santan dengan ditimbang di timbangan digital. Perbandingan kelapa dan

22

air kelapa adalah 2 : 1. Pencampuran air ke1apa ke hasil parutan dilakukan tiga kali
dengan proporsi masing-masing adalah 4: 3 : 3.
8.

Proporsi air kelapa yang pertama dituangkan ke parutan kelapa kemudian parutan
diperas dengan menggunakan kain saring sehingga menghasilkan santan. Santan
ditampung ke dalam baskom bersih dan kemudian disaring lagi dari kotoran yang
ikut エ・セ」。ューオイ@

9.

ke dalam santan.

Langkah ketujuh diulangi untuk proporsi air kelapa kedua dan ketiga.

10. Parutan kelapa yang te1ah kering kemudian ditimbang di timbangan digital.
11. Baskom berisi santan ditimbang guna mengetahui berat santan yang dihasilkan.
12. Kemudian santan dimasak di atas api sedang sampai santan habis menjadi blondo
kering dan minyak, minyak yang dihasilkan inilah yang disebut minyak kelapa.
Pada langkah ini, santan yang dimasak diaduk terus menerus tanpa j eda waktu
berhenti untuk menghindari pecahnya santan yang rnengakibatkan tidak
terbentuknya rninyak kelapa.
13. Botol penampungan minyak ditimbang sebelurn diisi dengan rninyak kelapa guna
mengetahui berat bersih botoL
14. Setelah dingin, rninyak kelapa kemudian disaring dengan menggunakan saringan
dan dimasukkan ke dalam botol dengan bantuan corong.
15. Botol yang telah berisi minyak kelapa kemudian ditimbang dengan tirnbangaJ2
digital, berat ini adalah bruto minyak kelapa.
16. BIondo kering yang ikut dihasilkan dari proses pemasakan santan kemudian
ditirnbang.

4.3.

Pengo)ahan dan Analisa Data Awal
Tahapan pengolahan dan analisis data awal setelah pre-eksperimen selesai

dilakukan, meliputi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi minyak
kelapa yang dihasilkan. Faktor tersebut meliputi controllable factor (dapat dikendalikan)
dan uncontrollable factor (tidak dapat dikendalikan).

23

4.4.

Perancangan Desain Eksperimen
Langkah se1anjutnya adalah memilih beberapa controllable factor. Disini

ditentukan faktor-faktor dan level yang signifikan berdasarkan pre-eksperimen proses
produksi minyak kelapa. Daesain eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan
eksperimen faktorial 2 x 2, dengan 2 faktor dan 2 taraf.

4.5.

Luaran Penelitian
Luaran penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah mengetahui

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas minyak kelapa yang diproduksi
dengan metode cara basah tradisional' Selain itu dilakukan perhitungan material balance
yang akan menunjukkan analisis kuantitatif pada setiap tahapan proses produksi dalam
rangka peningkatan efisiensi dalam proses pembuatan minyak ke1apa. Hasil ini dapat
diimplementasikan atau diaplikasikan pada home industry ataupun UKM yang
memproduksi minyak kelapa dengan tujuan untuk meningkatkan hasil produksinya agar
memiliki daya saing yang lebih baik lagi.

24

BABV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.

Hasil Proses Pre Eksperimen Minyak Kelapa
Penelitian diawali dengan melakukan pre-eksperimen dalam proses produksi

minyak kelapa. Dalam beberapa kali replikasi, diamati pengaruh faktor lama
penggorengan dan umur kelapa yang digunakan dalam proses produksi minyak kelapa.
Penentuan level untuk tiap faktor tersebut dalam pre-eksperimen ini bertujuan agar level
yang digunakan lebih valid. Hasil pengamatan dari proses pre eksperimen dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.1. Basil Pengamatan pada Pre-Eksperimen (ml)
Lama penggorengan

Umur kelapa

(menit)

6 bulan

80

3,0

Mulai ada

90

4,5

Ada

110

5,0

Mengering

120

3,0

Kering

Keterangan

TabeI5.2. Hasil Pengamatan pada Pre-Eksperimen (ml)
Lama Penggorengan

UmurKelapa

(menit)

7 bulan

75

3,5

Mulai ada

85

5,0

Ada

95

6,0

Mengering

115

4,0

Kering

25

Keterangan

Tabel 5.3. Hasil Pengamatan pada Pre-Eksperimen (ml)

Lama penggorengan

Umur Kelapa

(menit)

8 bulan

75

4,0

85

VセX@

95

7,0

Mengering

115

6,5

Kering

Keterangan
Mulai ada
Ada

Tabel 5.4. Hasil Pengamatan pada Pre-Eksperimen (ml)

Lama penggorengan

UmurKelapa

(menit)

Diatas 8 bulan

75

4,5

Mulai ada

85

6,8

Ada

95

7,5

\Mengering

115

6,0

Kering

Keterangan

Dari hasil pre-eksperimen yang dilakukan, dapat dilihat dari data di atas bahwa
faktor temperatur dan umur kelapa sangat berpengaruh terhadap proses produksi minyak
kelapa yang dihasilkan. Dari hasil pre-eksperimen kemudian dilakukan desain
eksperimen berdasarkan faktor dan level dari hasil pre-eksperimen sebelumnya.

5.2.

Hasil Desain Eksperimen Minyak Kelapa
Berdasarkan hasil pre-eksperimen maka dipilih factor dan level yang dianggap paling

berpengaruh terhadap proses produksi minyak kelapa yaitu faktor lama penggorengan pada
waktu 85 menit dan 95 menit serta untuk umur kelapa 8 bulan dan di atas 8 bulan. Berikut ini
adalah desain

eksperimen dengan eksperimen faktorial 2 x 2 yang dilakukan sebanya