S KUP 06 13 Slide Pengisian SPT Tahunan Badan dan OP PP No. 46 Tahun 2013 01

Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak

Pelaporan SPT Tahunan
Wajib Pajak Badan dan
Orang Pribadi
Kategori Wajib Pajak
PP Nomor 46 Tahun 2013

PJ.091/KUP/S/005/2014-01

Agenda
• Sekilas PP Nomor 46 Tahun 2013
• Studi Kasus
• Cara Pengisian SPT Tahunan PPh

Sekilas
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 46 TAHUN 2013

Objek Pajak

 Penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dengan peredaran bruto
tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun.
 Tidak termasuk Penghasilan dari usaha adalah
penghasilan dari jasa sehubungan dengan
pekerjaan bebas.

 Peredaran bruto merupakan peredaran bruto dari
usaha, termasuk dari usaha cabang.

Subjek Pajak
Orang Pribadi
Badan, tidak termasuk BUT,
yang menerima penghasilan dari usaha dengan
peredaran bruto tidak melebihi Rp4,8 miliar
dalam 1 (satu) Tahun Pajak.

Pengecualian Subjek Pajak

 WP OP yang melakukan kegiatan usaha

perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya
menggunakan sarana atau prasarana yang dapat
dibongkar pasang, baik yang menetap maupun tidak
menetap dan menggunakan sebagian atau seluruh
tempat untuk kepentingan umum yang tidak
diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan,
misalnya pedagang makanan keliling, pedagang
asongan,
warung
tenda di trotoar,
dan
sejenisnya.
 WP Badan yang belum beroperasi secara komersial
atau yang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah
beroperasi secara komersial memperoleh peredaran
bruto melebihi Rp4,8 miliar.

Tarif
 Atas penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dengan peredaran bruto tidak

melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun dikenai PPh final
dengan tarif sebesar 1% (satu persen) dari jumlah
peredaran bruto setiap bulan dari setiap tempat usaha

 Pajak Penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif
1% (satu persen) dikalikan dengan dasar pengenaan
pajak, yaitu jumlah peredaran bruto setiap bulan dari
setiap tempat usaha

PPh Terutang = 1% x Peredaran
Bruto Setiap Bulan

Dasar Penentuan Dikenakan PPh Final
Pengenaan PPh didasarkan pada peredaran bruto dari usaha
dalam 1 (satu) tahun dari Tahun Pajak terakhir sebelum Tahun
Pajak yang bersangkutan yang tidak melebihi Rp4,8 Miliar.

2012

Omzet

perdagangan Rp4
miliar

2013
 dikenai PPh Umum
s.d. saat berlaku PP
46 Tahun 2013
 PPh final 1% Juli
s.d. Des 2013
meskipun total
omzet tahun berjalan
misalnya Rp5 miliar

2014
Jika omzet 2013
Rp5 miliar maka
tahun 2014
dikenai dengan
Tarif Umum
Ketentuan UU PPh


Dalam hal pada tahun berjalan, penghasilan bruto sudah melebihi Rp4,8
miliar, tetap dikenai PPh final sampai dengan akhir Tahun Pajak dan tahun
berikutnya dikenai ketentuan PPh umum.

Dasar Penentuan Dikenakan PPh Final (1)
2013

2014

2015

Dasar Penentuan Untuk Dikenakan PPh Final (2)
 Dasar penghasilan bruto Rp4,8 miliar untuk dapat
dikenai PPh final :
penghasilan bruto tahun terakhir (setahun atau
disetahunkan, dalam hal tahun terakhir meliputi kurang
dari 12 bulan).

 Dalam hal WP baru terdaftar pada Tahun Pajak yang

sama sebelum PP ini berlaku  dasar Peredaran
Bruto adalah: akumulasi peredaran bruto dari bulan
berdiri s.d. bulan sebelum PP ini berlaku, yang
disetahunkan.

 Dalam hal WP baru terdaftar setelah PP ini berlaku 
dasar peredaran bruto adalah: penghasilan bruto
bulan pertama disetahunkan.

Penghasilan yang Dikenai PPh Final
Tersendiri
 Penghasilan yang telah dikenai PPh dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan tersendiri
(a.l. konstruksi), tidak dikenai PPh yang bersifat final
berdasarkan PP ini.
 Peredaran bruto usaha Wajib Pajak yang bersangkutan
dalam 1 (satu) tahun tidak melebihi Rp4,8 miliar tidak
dikenai PPh yang bersifat final berdasarkan PP ini,
tetapi mengikuti ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan yang mengatur mengenai
pengenaan pajak atas penghasilan tersebut.


Penghasilan dari Luar Negeri
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas
penghasilan dari luar negeri yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dapat dikreditkan terhadap Pajak
Penghasilan yang terutang berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Pajak Penghasilan dan peraturan
pelaksanaannya.
(sesuai ketentuan Pasal 24 UU PPh dan aturan pelaksanaan yang mengatur
tentang Kredit Pajak Luar Negeri)

Kompensasi Rugi
 WP yang menyelenggarakan pembukuan dapat
melakukan kompensasi kerugian dengan penghasilan
yang tidak dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.
 Ketentuan kompensasi rugi adalah :
o berturut-turut sampai dengan 5 tahun.
o tahun dikenai PPh final 1% tetap menjadi bagian dari
periode 5 tahun tsb.
o kerugian pada tahun dikenai PPh final 1% tidak dapat

dikompensasikan pada tahun berikutnya.

Skema Kompensasi Rugi
2012

2014

2011
2013

2015
Dikenai PPh Final
dan mengalami
kerugian

2010

Jangka Waktu Kompensasi Kerugian
Rugi pada
Tahun Pajak

2010

Kompensasi atas
Kerugian Tahun
2010 tidak dapat
dikompensasi di
Tahun Pajak 2014

Kerugian dari penghasilan
yang dikenai PPh Final pada
Tahun Pajak 2014 tidak dapat
dikompensasi ke Tahun
Pajak berikutnya

Pengisian SPT Tahunan PPh WP
Badan terkait Aturan PP Nomor 46
Tahun 2013

Deskripsi Wajib Pajak
PT Murai Batu berdiri sejak Januari 2011 dan telah terdaftar sebagai Wajib

Pajak pada KPP Pratama Subulussalam. PT Murai Batu bergerak dalam bidang
usaha perdagangan alat tulis kantor. PT Murai Batu memiliki peredaran bruto
pada tahun 2012 sebesar Rp. 678.000.000 sehingga memenuhi kriteria untuk
dikenai PPh berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013. Data Wajib Pajak selengkapnya
sebagai berikut :

Nama Wajib Pajak
NPWP
Jenis Usaha
Alamat

:
:
:
:

PT Murai Batu
01.234.567.8-107.000
Perdagangan
Jalan Harapan Indah No.9, Subulussalam, Aceh Tenggara


Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Laporan Laba Rugi
PT MURAI BATU
Laporan Laba/Rugi
Periode 1 Jan s.d. 31 Des 2013
Peredaran Usaha
Harga Pokok Penjualan
Saldo Awal
Pembelian
Tersedia Dijual
Persediaan Akhir
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto Usaha
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Gaji
Biaya Penyusutan
Biaya Alat Tulis Kantor
Biaya Perjalanan Dinas
Biaya Bunga
Biaya Sewa Gedung
Biaya Telepon dan Listrik
Total Biaya
Laba Neto Usaha
Pendapatan dan Biaya Lain
Pendapatan Bunga Tabungan
Pajak Bunga Tabungan
Total Pendapatan dan Biaya Lain
LABA NETO

Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp

Rp

865.000.000

Rp
Rp

(700.000.000) +
165.000.000

Rp
Rp

(59.000.000) +
106.000.000

Rp

1.600.000 +

(125.000.000)
(675.000.000) +
(800.000.000)
100.000.000 +

(25.000.000)
(15.375.000)
(2.125.000)
(3.000.000)
(5.000.000)
(5.500.000)
(3.000.000) +

2.000.000
(400.000) +

Rp

107.600.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Neraca
PT MURAI BATU
NERACA
Per 31 Desember 2013
AKTIVA

KEWAJIBAN

Aktiva Lancar
Kas
Bank
Piutang Dagang
Persediaan
Jumlah Aset Lancar

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

98.225.000
180.000.000
250.000.000
100.000.000
628.225.000

Aktiva Tetap
Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap
Total AKTIVA

Rp
Rp
Rp
Rp

101.500.000
(46.125.000)
55.375.000
683.600.000

Hutang Bank
Jumlah KEWAJIBAN
+

+
+

EKUITAS
Modal
Laba Ditahan TahunTahun Sebelumnya
Laba Tahun Berjalan
Jumlah EKUITAS

Rp 100.000.000
Rp 100.000.000

+

Rp 500.000.000
Rp (24.000.000)
Rp 107.600.000
Rp 583.600.000

+
+

Total KEWAJIBAN dan
EKUITAS

Rp 683.600.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

PPh Pasal 22 Tahun 2013

Peredaran Bruto Januari – Desember 2013

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

80.000.000
90.000.000
70.000.000
40.000.000
60.000.000
120.000.000
95.000.000
50.000.000
60.000.000
70.000.000
80.000.000
50.000.000
865.000.000

Laba/Rugi Fiskal Tahun Pajak sebelumnya

Rugi Tahun Pajak :
2011
Laba Tahun Pajak :
2012

Rp.

(75.000.000)

Rp.

51.000.000

Pemotong/Pemungut
NPWP Pemotong/Pemungut
Jenis Transaksi/Penghasilan
DPP
PPh Dipotong/ Dipungut
Tanggal Transaksi

:
:
:
:
:
:

Bendahara Instansi X
00.123.456.7-XXX.000
Pengadaan Barang
Rp. 40.000.000
Rp.
600.000
2 Juli 2013

PPh Pasal 4 ayat (2) Tahun 2013
Pemotong/Pemungut
NPWP Pemotong/Pemungut
Jenis Transaksi/Penghasilan
DPP
PPh Dipotong/ Dipungut

:
:
:
:
:

Bank X
21.321.654.7-XXX.000
Bunga Bank
Rp. 2.000.000
Rp. 400.000

PPh Final sesuai PP 46
Masa Pajak
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

Peredaran Bruto
Rp
95.000.000
Rp
50.000.000
Rp
60.000.000
Rp
70.000.000
Rp
80.000.000
Rp
50.000.000
Rp
405.000.000

PPh (1 %)
Rp
950.000
Rp
500.000
Rp
600.000
Rp
700.000
Rp
800.000
Rp
500.000
Rp
4.050.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Rincian Biaya
Biaya untuk periode Januari – Juni 2013 :

Harga Pokok Penjualan
Biaya Gaji
Biaya Penyusutan
Biaya Alat Tulis Kantor
Biaya Perjalanan Dinas
Biaya Bunga
Biaya Sewa Gedung
Biaya Telepon dan Listrik
Jumlah

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

380.000.000
10.000.000
7.687.500
1.000.000
3.000.000
2.500.000
2.750.000
1.500.000
408.437.500

Rincian Aset Tetap dan Biaya Penyusutan
Harta
Berwujud

Bulan /
Tahun
Perolehan

Harga Perolehan

Akumulasi
Penyusutan Awal
Tahun 2013

Januari 2011

Rp. 3.500.000

Rp. 1.750.000

Rp. 1.750.000 Garis Lurus

Rp. 875.000

Mesin Ketik Januari 2011
Meja Kursi Januari 2011

Rp. 500.000
Rp. 2.000.000

Rp. 250.000
Rp. 1.000.000

Rp. 250.000 Garis Lurus
Rp. 1.000.000 Garis Lurus

Rp. 125.000
Rp. 500.000

Komputer

Nilai Sisa Buku
Fiskal Awal
Tahun 2013

Metode
Penyusutan

Penyusutan
Fiskal Tahun
2013

Lemari
Motor

Januari 2011
Januari 2011

Rp. 1.500.000
Rp. 14.000.000

Rp. 750.000
Rp. 7.000.000

Rp. 750.000 Garis Lurus
Rp. 7.000.000 Garis Lurus

Rp. 375.000
Rp. 3.500.000

Mobil
Jumlah

Januari 2011

Rp. 80.000.000
Rp. 101.500.000

Rp. 20.000.000
Rp. 30.750.000

Rp. 60.000.000 Garis Lurus
Rp. 70.750.000

Rp. 10.000.000
Rp. 15.375.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH
KASUS 1 KE SPT TAHUNAN PPh
WP BADAN (FORMULIR 1771)?

Pengisian SPT Contoh Kasus 1
Dalam Kasus 1 Formulir yang harus diisi oleh PT Murai Batu sebagai berikut :
A. Lampiran Khusus :
1) Lampiran Khusus 1A
2) Lampiran Khusus 2A
3) Lampiran Khusus 8A-2
B. Form Induk dan Lampiran :
1) Form 1771 – VI
2) Form 1771 – V
3) Form 1771 – IV
4) Form 1771 – III
5) Form 1771 – II
6) Form 1771 – I
7) Form 1771 – Induk

LAMPIRAN KHUSUS :
LAMPIRAN KHUSUS 1A
LAMPIRAN KHUSUS 2A
LAMPIRAN KHUSUS 8A-2

1. Pengisian Form Lampiran Khusus 1A:

Mobil dimasukkan ke bagian Kelompok 2

Komputer, Mesin Ketik, Meja
Kursi, Lemari dan Motor
dimasukkan ke Kelompok 1

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 2A:

Laba/Rugi Fiskal Tahun Pajak sebelumnya

Rugi Tahun Pajak :
2011
Laba Tahun Pajak :
2012

Rp.

(75.000.000)

Rp.

51.000.000

Diambil dari penghitungan
Netto Fiskal Form 1771-I

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A-2 (1/2):

Transkrip Elemen dari
Neraca diisi berdasarkan
Neraca Wajib Pajak

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A-2 (2/2):

Transkrip Elemen dari
Laporan Laba/Rugi diisi
berdasarkan Laporan
Laba/Rugi Wajib Pajak
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

FORM INDUK DAN LAMPIRAN :
FORM 1771 – VI
FORM 1771 – V
FORM 1771 – IV
FORM 1771 – III
FORM 1771 – II
FORM 1771 – I
FORM 1771 – INDUK

Rekonsiliasi Fiskal dan Penghitungan PPh Terutang:

1. Pengisian Form 1771 – VI :

Diisi dengan Daftar Penyertaan
Modal pada Perusahaan Afiliasi
(dalam contoh kasus ini tidak
ada)

Diisi dengan Daftar Utang
dari Pemegang Saham
dan/atau Perusahaan Afiliasi
(dalam contoh kasus ini tidak
ada)

Diisi dengan Daftar Piutang
dari Pemegang Saham
dan/atau Perusahaan Afiliasi
(dalam contoh kasus ini tidak
ada)
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Pengisian Form 1771 – V :

Diisi dengan Daftar
Pemilik Modal di PT Murai Batu
meliputi rincian Nama, Alamat,
NPWP dan Jumlah Modal
Disetor serta persentase
kepemilikan modal.
Berdasarkan neraca jumlah
modal PT Murai Batu adalah
500.000.000
Diisi dengan Daftar Susunan
Pengurus dan Komisaris
meliputi Nama, Alamat,
NPWP dan jabatan
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Pengisian Form 1771 – IV :
Diisi dengan PPh Final atas Bunga Tabungan
dengan tarif 20 %

Diisi dengan Perhitungan Penghasilan
Usaha Dengan Peredaran Bruto Tertentu
sesuai dengan PP – 46 dengan tarif 1 %.

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

4. Pengisian Form 1771 – III :

Diisi dengan Kredit Pajak Dalam Negeri dalam kasus ini
PPh Pasal 22 terkait Pengadaan Barang :

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

5. Pengisian Form 1771 – II :

Diisi
berdasarkan
data rincian
HPP dan Biaya
di Laporan
Laba/Rugi PT
Murai Batu.

Dipindahkan ke Form 1771-I
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

6. Pengisian Form 1771 – I :

Diisi dengan peredaran usaha dari laporan Laba/Rugi

Diisi dari Form 1771-II
Diisi dengan pendapatan dari luar usaha (i.e : dari Tabungan)
pada Laporan Laba/Rugi
Diisi dengan jumlah seluruh Penghasilan Neto atas Penghasilan
yang dikenai PPh Final, yaitu sebagai berikut :
1. Penghasilan Neto Bunga Tabungan : 2.000.000 – 400.000 =
1.600.000.
2. Penghasilan Neto dari Usaha Januari – Juni :
405.000.000 – 350.562.500 = 54.437.500
Total = 56.037.500

Dipindahkan ke Formulir 1771 Huruf A Angka 1.
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

7. Pengisian Form 1771 – Induk (1/2) :
Diisi dengan tahun pajak
Diisi dengan identitas Wajib Pajak (PT Murai Batu)

Diisi dengan status Pembukuan/Laporan Keuangan (dalam hal
ini PT Murai Batu tidak diaudit)

Diisi dari Form 1771-II
Diisi dengan Laba/Rugi Fiskal
Tahun Pajak sebelumnya :
75.000.000 – 51.000.000 =
24.000.000

Dihitung dengan menggunakan Tarif PPh Pasal 31E ayat (1)

Diisi dengan kredit pajak dalam Negeri (dari Form 1771-III)

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

7. Pengisian Form 1771 – Induk (2/2) :

Diisi dengan perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 Tahun
Berjalan (DIKOSONGKAN KARENA MEKANISME PP 46)

Diisi dengan PPh Final dan Penghasilan Tidak termasuk Objek
Pajak (dari Formulir 1771-IV

Diisi dengan chek list lampiran yang
dilaporkan

Diisi dengan Tanda Tangan dan Nama
Pengurus/Kuasa

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Pengisian SPT Tahunan PPh WP
Badan terkait Aturan PP Nomor 46
Tahun 2013

Deskripsi Wajib Pajak
PT Murai Batu berdiri sejak Januari 2011 dan telah terdaftar sebagai Wajib
Pajak pada KPP Pratama Subulussalam. PT Murai Batu bergerak dalam bidang
usaha perdagangan alat tulis kantor. PT Murai Batu memiliki peredaran bruto
pada tahun 2012 sebesar Rp. 678.000.000 sehingga memenuhi kriteria untuk
dikenai PPh berdasarkan PP No. 46 Tahun 2013. Data Wajib Pajak selengkapnya
sebagai berikut :

Nama Wajib Pajak
NPWP
Jenis Usaha
Alamat

:
:
:
:

PT Murai Batu
01.234.567.8-107.000
Perdagangan
Jalan Harapan Indah No.9, Subulussalam, Aceh Tenggara

Perbedaan dengan Contoh Kasus 1 adalah pada contoh 2
PT Murai Batu tidak mengalami kerugian pada tahuntahun sebelumnya dan memiliki PPh Pasal 25 yang telah
dibayar pada Masa Pajak 2013
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Laporan Laba Rugi
PT MURAI BATU
Laporan Laba/Rugi
Periode 1 Jan s.d. 31 Des 2013
Peredaran Usaha
Harga Pokok Penjualan
Saldo Awal
Pembelian
Tersedia Dijual
Persediaan Akhir
Harga Pokok Penjualan
Laba Bruto Usaha
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Gaji
Biaya Penyusutan
Biaya Alat Tulis Kantor
Biaya Perjalanan Dinas
Biaya Bunga
Biaya Sewa Gedung
Biaya Telepon dan Listrik
Total Biaya
Laba Neto Usaha
Pendapatan dan Biaya Lain
Pendapatan Bunga Tabungan
Pajak Bunga Tabungan
Total Pendapatan dan Biaya Lain
LABA NETO

Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

Rp
Rp

Rp

865.000.000

Rp
Rp

(700.000.000) +
165.000.000

Rp
Rp

(59.000.000) +
106.000.000

Rp

1.600.000 +

(125.000.000)
(675.000.000) +
(800.000.000)
100.000.000 +

(25.000.000)
(15.375.000)
(2.125.000)
(3.000.000)
(5.000.000)
(5.500.000)
(3.000.000) +

2.000.000
(400.000) +

Rp

107.600.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Neraca
PT MURAI BATU
NERACA
Per 31 Desember 2013
AKTIVA

KEWAJIBAN

Aktiva Lancar
Kas
Bank
Piutang Dagang
Persediaan
Jumlah Aset Lancar

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

357.225.000
180.000.000
250.000.000
100.000.000
887.225.000

Aktiva Tetap
Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset Tetap
Total AKTIVA

Rp
Rp
Rp
Rp

101.500.000
(46.125.000)
55.375.000
942.600.000

Hutang Bank
Jumlah KEWAJIBAN
+

+
+

EKUITAS
Modal
Laba Ditahan TahunTahun Sebelumnya
Laba Tahun Berjalan
Jumlah EKUITAS

Rp 100.000.000
Rp 100.000.000

+

Rp 500.000.000
Rp 235.000.000
Rp 107.600.000
Rp 842.600.000

+
+

Total KEWAJIBAN dan
EKUITAS

Rp 942.600.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

PPh Pasal 22 Tahun 2013

Peredaran Bruto Januari – Desember 2013
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

80.000.000
90.000.000
70.000.000
40.000.000
60.000.000
120.000.000
95.000.000
50.000.000
60.000.000
70.000.000
80.000.000
50.000.000
865.000.000

Pemotong/Pemungut
NPWP Pemotong/Pemungut
Jenis Transaksi/Penghasilan
DPP
PPh Dipotong/ Dipungut
Tanggal Transaksi

:
:
:
:
:
:

Bendahara Instansi X
00.123.456.7-XXX.000
Pengadaan Barang
Rp. 40.000.000
Rp.
600.000
2 Juli 2013

PPh Pasal 4 ayat (2) Tahun 2013
Pemotong/Pemungut
NPWP Pemotong/Pemungut
Jenis Transaksi/Penghasilan
DPP
PPh Dipotong/ Dipungut

:
:
:
:
:

Bank X
21.321.654.7-XXX.000
Bunga Bank
Rp. 2.000.000
Rp. 400.000

PPh Pasal 25

PPh Final sesuai PP 46
Masa Pajak
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Jumlah

PPh Pasal 25
200.000
200.000
200.000
350.000
350.000
350.000
1.650.000

Masa Pajak
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah

Peredaran Bruto
Rp
95.000.000
Rp
50.000.000
Rp
60.000.000
Rp
70.000.000
Rp
80.000.000
Rp
50.000.000
Rp
405.000.000

PPh (1 %)
Rp
950.000
Rp
500.000
Rp
600.000
Rp
700.000
Rp
800.000
Rp
500.000
Rp
4.050.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Rincian Biaya
Biaya untuk periode Januari – Juni 2013 :

Harga Pokok Penjualan
Biaya Gaji
Biaya Penyusutan
Biaya Alat Tulis Kantor
Biaya Perjalanan Dinas
Biaya Bunga
Biaya Sewa Gedung
Biaya Telepon dan Listrik
Jumlah

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

380.000.000
10.000.000
7.687.500
1.000.000
3.000.000
2.500.000
2.750.000
1.500.000
408.437.500

Rincian Aset Tetap dan Biaya Penyusutan
Harta
Berwujud

Bulan /
Tahun
Perolehan

Harga Perolehan

Akumulasi
Penyusutan Awal
Tahun 2013

Januari 2011

Rp. 3.500.000

Rp. 1.750.000

Rp. 1.750.000 Garis Lurus

Rp. 875.000

Mesin Ketik Januari 2011
Meja Kursi Januari 2011

Rp. 500.000
Rp. 2.000.000

Rp. 250.000
Rp. 1.000.000

Rp. 250.000 Garis Lurus
Rp. 1.000.000 Garis Lurus

Rp. 125.000
Rp. 500.000

Komputer

Nilai Sisa Buku
Fiskal Awal
Tahun 2013

Metode
Penyusutan

Penyusutan
Fiskal Tahun
2013

Lemari
Motor

Januari 2011
Januari 2011

Rp. 1.500.000
Rp. 14.000.000

Rp. 750.000
Rp. 7.000.000

Rp. 750.000 Garis Lurus
Rp. 7.000.000 Garis Lurus

Rp. 375.000
Rp. 3.500.000

Mobil
Jumlah

Januari 2011

Rp. 80.000.000
Rp. 101.500.000

Rp. 20.000.000
Rp. 30.750.000

Rp. 60.000.000 Garis Lurus
Rp. 70.750.000

Rp. 10.000.000
Rp. 15.375.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH
KASUS 2 KE SPT TAHUNAN PPh
WP BADAN (FORMULIR 1771)?

Pengisian SPT Contoh Kasus 2
Dalam Kasus 2 Formulir yang harus diisi oleh PT Murai Batu sebagai berikut :
A. Lampiran Khusus :
1) Lampiran Khusus 1A
2) Lampiran Khusus 8A-2
B. Form Induk dan Lampiran :
1) Form 1771 – VI
Pada contoh kasus
2) Form 1771 – V
2 tidak perlu
3) Form 1771 – IV
mengisi Lampiran
4) Form 1771 – III
Khusus 2 A karena
PT Murai Batu
5) Form 1771 – II
tidak mengalami
6) Form 1771 – I
kerugian fiskal
7) Form 1771 – Induk

LAMPIRAN KHUSUS :
LAMPIRAN KHUSUS 1A
LAMPIRAN KHUSUS 8A-2

1. Pengisian Form Lampiran Khusus 1A:

Mobil dimasukkan ke bagian Kelompok 2

Komputer, Mesin Ketik, Meja
Kursi, Lemari dan Motor
dimasukkan ke Kelompok 1

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A-2 (1/2):

Transkrip Elemen dari
Neraca diisi berdasarkan
Neraca Wajib Pajak

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Pengisian Form Lampiran Khusus 8A-2 (2/2):

Transkrip Elemen dari
Laporan Laba/Rugi diisi
berdasarkan Laporan
Laba/Rugi Wajib Pajak
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

FORM INDUK DAN LAMPIRAN :
FORM 1771 – VI
FORM 1771 – V
FORM 1771 – IV
FORM 1771 – III
FORM 1771 – II
FORM 1771 – I
FORM 1771 – INDUK

Rekonsiliasi Fiskal dan Penghitungan PPh Terutang:

1. Pengisian Form 1771 – VI :

Diisi dengan Daftar Penyertaan
Modal pada Perusahaan Afiliasi
(dalam contoh kasus ini tidak
ada)

Diisi dengan Daftar Utang
dari Pemegang Saham
dan/atau Perusahaan Afiliasi
(dalam contoh kasus ini tidak
ada)
Diisi dengan Daftar Piutang
dari Pemegang Saham
dan/atau Perusahaan Afiliasi
(dalam contoh kasus ini tidak
ada)

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

2. Pengisian Form 1771 – V :

Diisi dengan Daftar
Pemilik Modal di PT Murai Batu
meliputi rincian Nama, Alamat,
NPWP dan Jumlah Modal
Disetor serta persentase
kepemilikan modal.
Berdasarkan neraca jumlah
modal PT Murai Batu adalah
500.000.000

Diisi dengan Daftar Susunan
Pengurus dan Komisaris
meliputi Nama, Alamat,
NPWP dan jabatan
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Pengisian Form 1771 – IV :
Diisi dengan PPh Final atas Bunga Tabungan
dengan tarif 20 %

Diisi dengan Perhitungan Penghasilan
Usaha Dengan Peredaran Bruto Tertentu
sesuai dengan PP – 46 dengan tarif 1 %.

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

4. Pengisian Form 1771 – III :

Diisi dengan Kredit Pajak Dalam Negeri dalam kasus ini
PPh Pasal 22 terkait Pengadaan Barang :

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

5. Pengisian Form 1771 – II :

Diisi
berdasarkan
data rincian
HPP dan Biaya
di Laporan
Laba/Rugi PT
Murai Batu.

Dipindahkan ke Form 1771-I
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

6. Pengisian Form 1771 – I :

Diisi dengan peredaran usaha dari laporan Laba/Rugi

Diisi dari Form 1771-II
Diisi dengan pendapatan dari luar usaha (i.e : dari Tabungan)
pada Laporan Laba/Rugi
Diisi dengan jumlah seluruh Penghasilan Neto atas Penghasilan
yang dikenai PPh Final, yaitu sebagai berikut :
1. Penghasilan Neto Bunga Tabungan : 2.000.000 – 400.000 =
1.600.000.
2. Penghasilan Neto dari Usaha Januari – Juni :
405.000.000 – 350.562.500 = 54.437.500
Total = 56.037.500

Dipindahkan ke Formulir 1771 Huruf A Angka 1.
Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

7. Pengisian Form 1771 – Induk (1/2) :
Diisi dengan tahun pajak
Diisi dengan identitas Wajib Pajak (PT Murai Batu)

Diisi dengan status Pembukuan/Laporan Keuangan (dalam hal
ini PT Murai Batu tidak diaudit)

Diisi dari Form 1771-II
Berbeda dengan Contoh 1, pada contoh kasus 2, ini
dikosongkan karena tidak ada kerugian fiskal tahun
sebelumnya
Dihitung dengan menggunakan Tarif PPh Pasal 31E ayat (1)
Diisi dengan kredit pajak dalam Negeri (dari Form 1771-III)

Diisi dengan PPh Pasal 25
yang telah dibayar

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

7. Pengisian Form 1771 – Induk (2/2) :

Diisi dengan perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 Tahun
Berjalan (DIKOSONGKAN KARENA MEKANISME PP 46)

Diisi dengan PPh Final dan Penghasilan Tidak termasuk Objek
Pajak (dari Formulir 1771-IV)

Diisi dengan chek list lampiran yang
dilaporkan

Diisi dengan Tanda Tangan dan Nama
Pengurus/Kuasa

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan
kewajiban bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Pengisian SPT Tahunan PPh WP
Orang Pribadi terkait Aturan PP
Nomor 46 Tahun 2013

Deskripsi Studi Kasus
A. I nfor m a si U m um
Dokter Ahmad Rais seorang Wajib Pajak yang berprofesi sebagai
dokter anak dengan status belum menikah bertempat tinggal di
Surabaya dengan NPWP 05.321.616.6-615.000. Penghasilan
yang diterima selama tahun 2013 diperoleh dari beberapa
sumber yaitu penghasilan jasa dokter dari praktek di Rumah
Sakit Medika Utama, penghasilan dari praktek dokter di klinik
pribadinya yang berlokasi di Surabaya, dan penghasilan dari
usaha apotek yang dimilikinya. Ahmad Rais telah mengajukan
ijin menyampaikan surat pemberitahuan penggunaan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto untuk perhitungan PPh Tahun
Pajak 2013 ke KPP Pratama Surabaya Rungkut.

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban
bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam
peraturan perpajakan yang berlaku.

Deskripsi Studi Kasus
B. Dat a -Dat a
Selama tahun pajak 2013 penghasilan yang diterima adalah
sebagai berikut:
No.

Bulan

Penghasilan
jasa dokter di
Rumah Sakit
Medika

Penghasilan dari

Jumlah

praktek dokter di

Peredaran

klinik pribadinya

Bruto Apotek

1

Januari

23.000.000

15.000.000

20.000.000

2

Februari

24.000.000

12.000.000

22.000.000

3

Maret

20.000.000

11.000.000

23.000.000

4

April

21.000.000

13.000.000

20.000.000

5

Mei

25.000.000

15.500.000

21.000.000

6

Juni

20.000.000

14.000.000

25.000.000

7

Juli

25.000.000

12.500.000

22.000.000

8

Agustus

24.000.000

12.750.000

20.000.000

9

September

22.500.000

13.750.000

23.000.000

10

Oktober

23.500.000

14.250.000

26.000.000

11

November

22.000.000

11.150.000

25.250.000

12

Desember

25.000.000

14.000.000

24.000.000

275.000.000

158.900.000

271.250.000

Total

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban
bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam
peraturan perpajakan yang berlaku.

Deskripsi Studi Kasus
B. Dat a -Dat a
Data pembayaran PPh yang dibayar sendiri dan PPh yang
dipotong/dipungut oleh pihak lain sebagai berikut:
No.

Bulan

1

Januari

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

PPh Pasal 21 atas
Penghasilan
jasa dokter di Rumah Sakit
Medika
575.000
600.000
500.000
525.000
1.275.000
1.500.000
1.875.000
1.800.000
1.687.500
1.762.500
1.650.000
1.875.000
15.625.000

PPh Pasal 25

1.000.000
1.000.000
1.000.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000

16.500.000

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban
bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam
peraturan perpajakan yang berlaku.

Deskripsi Studi Kasus
B. Dat a -Dat a
Peredaran bruto atas usaha apotek selama tahun 2012 adalah
sebesar Rp1.450.000.000,00. Sehingga sejak masa Juli 2013
atas usaha apotek tersebut termasuk dikenai Pajak Penghasilan
yang bersifat final menurut Peraturan Pemerintah nomor 46
Tahun 2013. Pajak Penghasilan yang dibayar adalah sebagai
berikut:
No.
1
2
3
4
5
6

Bulan
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

PPh Pasal 4 ayat (2)
yang bersifat final
220.000
200.000
230.000
260.000
252.500
240.000
1.402.500

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban
bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam
peraturan perpajakan yang berlaku.

Deskripsi Studi Kasus
B. Dat a -Dat a
Data-data lain selama tahun 2013 sebagai berikut:




membayar zakat melalui Badan Amil Zakat sebesar
Rp16.500.000,00;
Daftar harta dan kewajiban
Da fta r Ha rta Pa da a khir Ta hun 2013
No

1
2

Ura ia n Ase t

Nila i Pe ro le ha n (Rp)

Ta hun Pe ro le ha n

Ruma h d i Ja la n Rung kut
M a d ya 10

550.000.000

2005

Ta na h d i Siw a la nke rto no .

300.000.000

2007

225.000.000

2010

40.000.000

2009

175.000.000

2012

103 A
3

M o b il

4

Ta b ung a n d i Ba nk Ha ra p a n
C a b a ng Sura b a ya

5

De p o sito d i Ba nk M ulia
C a b a ng Rung kut

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban
bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam
peraturan perpajakan yang berlaku.

Pembahasan Studi Kasus
Menghitung PPh yang terutang untuk tahun pajak 2013
No .
A.

Jum la h ( Rp )

Ura ia n
Pe ng hitung a n p e ng ha sila n ne to

1 Pe ng ha sila n ne to d a ri p e ke rja a n b e b a s:

a.

Pra ktik d i Rum a h Sa kit Me d ika
45% x Rp 275.000.000

b.

123.750.000

Pra ktik d i klinik p rib a d i
45% x Rp 158.900.000

71.505.000

Pe ng ha sila n ne to d a ri usa ha d a n p e ke rja a n b e b a s

195.255.000

2 Pe ng ha sila n ne to d a ri usa ha

Pe ng ha sila n usa ha a p o tik b ula n Ja nua ri sa m p a i d e ng a n Juni 2013

B.

( 30% x Rp 131.000.000,00)

39.300.000

Jum la h Pe ng ha sila n Ne to

234.555.000
1 6 .5 0 0 .0 0 0

Za ka t

Jum la h Pe ng ha sila n ne to se te la h za ka t
C.

2 1 8 .0 5 5 .0 0 0

PTKP ( TK) :

W a jib Pa ja k se nd iri

24.300.000

Jum la h PTKP
D.

Pe ng ha sila n Ke na Pa ja k

E.

PPh Te ruta ng

x

24.300.000
1 9 3 .7 5 5 .0 0 0

a.

5%

50.000.000

2.500.000

b.

15% x 143.755.000

21.563.250

PPh ya ng te ruta ng

2 4 .0 6 3 .2 5 0

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban
bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam
peraturan perpajakan yang berlaku.

Pembahasan Studi Kasus
Penghitungan angsuran PPh Pasal 25 untuk Tahun Pajak 2014:









Penghasilan Neto seluruhnya
Rp 234.555. 000,00
Penghasilan Neto Usaha Apotik
Rp 39.300.000,00 (-)
Jumlah Penghasilan Neto setelah pengurangan usaha apotek
Rp 195.255.000,00
Zakat atas Penghasilan
Rp 16.500.000,00 (-)
Jumlah Penghasilan Neto setelah pengurangan zakat
Rp 178.755.000,00
PTKP TK/0
Rp 24.300.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak
Rp 154.455.000,00
PPh Terutang:
5% x Rp 50.000.000,00
Rp 2.500.000,00
15% x Rp104.455.000,00
Rp 15.668.250,00
-------------------------(+)
Rp 18.168.250,00
 Kredit Pajak PPh Ps. 21 Tahun Pajak 2013
Rp 15.625.000,00
-------------------------- (-)
Rp. 2.543.250,00
 Angsuran bulanan PPh Ps.25 Tahun Pajak 2013:
1/12 x Rp2.543.250,00
: Rp
211.937,00
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 yang harus dibayar setiap masa pajak pada tahun 2014
setelah bulan disampaikannya SPT Tahunan adalah sebesar Rp 211.937,00.

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi
Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan
perpajakan yang berlaku.

BAGAIMANA PENGISIAN CONTOH
KASUS 3 KE SPT TAHUNAN PPh
WP OP (FORMULIR 1770)?

STEP 1
Isi Tahun Pajak , Metode Pembukuan, dan Identitas

1770

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

IDENTITAS

PERHATIAN



Tahun Pajak

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
MEMPUNYAI PENGHASILAN :
USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
• DARI
NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
• DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA
DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
• YANG
• DARI PENGHASILAN LAIN



SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN

: 0 5

3 2 1

NAMA WAJIB PAJAK

: A H M A D

JENIS USAHA/PEKERJAAN BEBAS

: D O K T E R

NO. TELEPON/FAKSIMILI

: 0 3 1

PERUBAHAN DATA

:

6 1 6

Periode
Pembukuan

2 0 1 3
0 1 1 3
BL

s.d

TH

1 2 1 3
BL

x NORMA

TH

PEMBUKUAN

SPT PEMBETULAN KE - ……….

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Metode
Pencatatan

6



BERI TANDA " X " DALAM

6 1 5

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

R A I S
KLU : 8 6 2 0 2

3 0 2 0 2 7 4

LAMPIRAN TERSENDIRI

Identitas
Wajib Pajak

/ -

X TIDAK ADA

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban
bagi Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam
peraturan perpajakan yang berlaku.

STEP 2

1770 - IV

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN



LAMPIRAN - IV

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Masukkan Harta, Kewajiban, dan Susunan Keluarga

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI





HARTA PADA AKHIR TAHUN
KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN
DAFTAR SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

:

0

5

NAMA WAJIB PAJAK

:

A

H

M

3

2

A

D



R

6

1

6

A

I

S

0

6

6

1



0
1

0

0

1
3

3
1

s.d

TH

2
BL

NORMA

BERI TANDA " X " DALAM

5

1

BL

x

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

1

2

1

3
TH

PEMBUKUAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0

BAGIAN A : HARTA PADA AKHIR TAHUN
NO.

JENIS HARTA

TAHUN PEROLEHAN

HARGA PEROLEHAN
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

a

KETERANGAN
(5)

1

Rumah di Jalan Rungkut Madya 10

2005

550.000.000

NOP: 62.32.060.033.009.0245.0

2

Tanah di Siwalankerto no. 103 A

2007

300.000.000

NOP: 65.58.070.032.007.0123.0

3

Mobil

225.000.000

BPKB: L. 3842752.7

4

Tabungan di Bank Harapan Cabang
Surabaya

2009

40.000.000

5

Deposito di Bank Mulia Cabang Rungkut

2012

175.000.000

c

b

2010

-

6
7
8
9
10
dst

JUMLAH BAGIAN A

No

a

1.290.000.000

JBA

Uraian Aset

Harga Perolehan

Tahun Perolehan

1

Rumah di Jalan Rungkut Madya 10

550.000.000

2005

2

Tanah di Siwalankerto No. 103 A

300.000.000

2007

3

Mobil

4

Tabungan di Bank Harapan Cabang Surabaya

40.000.000

2009

5

Deposito di Bank Mulia Cabang Rungkut

175.000.000

2012

b

225.000.000

c

2010

Peringatan: Simulasi kasus ini hanya berlaku terbatas untuk contoh kasus yang telah disebutkan dan tidak menggugurkan kewajiban bagi Wajib Pajak
untuk mengisi SPT-nya secara benar, lengkap, jelas, dan ditandatangani sebagaimana telah ditentukan dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

STEP 3

LAMPIRAN - III

1770 - III

SPT





KEM ENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PER H ATI AN :



NAMA WAJIB PAJAK

BAGIAN A :

TAHUNAN PPh W AJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT
FINAL
PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

:

0

5

:

A

H

PENGHASILAN YANG

NO

M

3

2

A

D



ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

1
R

6

1

6

A

I

S

6

1

5



0

0
1

BL

0

3

s. d

TH

1

2

1

3
TH

PEM BUKUAN
(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0

DASAR PENGENAAN
PAJAK/PENGHASILAN BRUTO

PPh TERUTANG
(Rupiah)

(3)

(4)

(2)

1.

BUNGA DEPOSITO, TA BUNGA N, DISKONTO SBI, SURA T BERHA RGA
NEGA RA

-

-

2.

BUNGA /DISKONTO OBLIGA SI

-

-

3.

PENJUA LA N SA HA M DI BURSA EFEK

-

-

4.

HA DIA H UNDIA N

-

-

5.

PESA NGON, TUNJA NGA N HA RI TUA DA N TEBUSA N
PENSIUN Y A NG DIBA Y A R SEKA LIGUS

-

-

6.

HONORA RIUM A TA S BEBA N A PBN / A PBD

-

-

7.

PENGA LIHA N HA K A TA S TA NA H DA N/A TA U BA NGUNA N

-

-

8.

BA NGUNA N Y A NG DITERIMA DA LA M RA NGKA BA NGUNA N
GUNA SERA H

-

-

9.

SEWA A TA S TA NA H DA N/A TA U BA NGUNA N

-

-

10.

USA HA JA SA KONSTRUKSI

-

-

11.

PENY A LUR/DEA LER/A GEN PRODUK BBM

12.

BUNGA SIMPA NA N Y A NG DIBA Y A RKA N OLEH KOPERA SI
KEPA DA A NGGOTA KOPERA SI

-

-

13.

PENGHA SILA N DA RI TRA NSA KSI DERIV A TIF

-

14.

DIV IDEN

-

15.

PENGHA SILA N ISTRI DA RI SA TU PEMBERI KERJA

-

16.

PENGHA SILA N LA IN Y A NG DIKENA KA N PA JA K FINA L
DA N/A TA U BERSIFA T FINA L

17.

JUMLA H (1 s.d. 16)

BAGIAN B :

3
BL

NORM A

BERI TANDA " X " DALAM

0

1

1

N
o

DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

JENIS PENGHASILAN

(1)

6

2

x

PENGHASILAN ISTERI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Masukkan Peredaran Bruto Dari Usaha Dagang/Jasa
dan PPh Pasal 4 (2) Final Yang Terhutang

-

-

-

Bulan

PPh Pasal 4
Ayat (2) Final

1

Juli

220.000

2

Agustus

200.000

3

September

230.000

4

Oktober

260.000

5

November

252.500

6

Desember

240.000

Total

1.402.500

140.250.000

1.402.500
1.402.500

PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

NO

SUMBER/JENIS PENGHASILAN

PENGHASILAN BRUTO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

1.

BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH

2.

WARISAN

3.

BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM, PERSEKUTUAN,
PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI

4.

KLAIM ASURANSI KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, BEASISWA

5.

BEASISWA

6.

PENGHASILAN LAIN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

-

-

-

-

JUMLAH BAGIAN B

BAGIAN C :

-

JBB

-

PENGHASILAN ISTERI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH
(Rupiah)

PENGHASILAN NETO ISTERI YANG DIKENAKAN PAJAK SECARA TERPISAH

-

Peringatan:
Simulasi kasus ini hanya berlaku
terbatas untuk contoh kasus yang
telah
disebutkan
dan
tidak
menggugurkan
kewajiban
bagi
Wajib Pajak untuk mengisi SPT-nya
secara benar, lengkap, jelas, dan
ditandatangani sebagaimana telah
ditentukan
dalam
peraturan
perpajakan yang berlaku.

STEP 4

LAMPIRAN - II

1770 - II

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN,
PPh YANG DIBAYAR/DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN
PPh DITANGGUNG PEMERINTAH

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERHATIAN :



SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

:

0

5

NAMA WAJIB PAJAK

:

A

H

BAGIAN A :

2

A

D



ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

1
R

6

1

6

A

I

S

6

6

1



2
0

BERI TANDA " X " DALAM

0

0

1

BL

x

5

0
1

1
3

s.d

TH

NORMA

3
1

2

1

BL

3

No

TH

Bulan

PEMBUKUAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0

1

Januari

NAMA
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK

(1)

(2)

RS MEDIKA

NPWP
PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK
(3)

02.331.551.5-615.000

BUKTI
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN

JENIS PAJAK : PPh PASAL
21/ 22/23/24/26/DTP *)

JUMLAH PPh YANG DIPOTONG /
DIPUNGUT
(Rupiah)

2

Februari

(7)

NOMOR

TANGGAL

(4)

(5)

(6)

10/01//MS/2013

31 JANUARI
2013

PPH PASAL 21

575.000

3

Maret

PPH PASAL 21

600.000

2

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

20/02//MS/2013

27 FEBRUARI
2013

4

April

3

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

04/03//MS/2013

28 MARET 2013

PPH PASAL 21

500.000

4

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

13/04//MS/2013

30 APRIL 2013

PPH PASAL 21

525.000

5

Mei

5

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

11/05//MS/2013

28 MEI 2013

PPH PASAL 21

1.275.000

6

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

15/06//MS/2013

28 JUNI 2013

PPH PASAL 21

1.500.000

7

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

13/07//MS/2013

29 JULI 2013

PPH PASAL 21

1.875.000

8

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

21/08//MS/2013

29 AGUSTUS
2013

PPH PASAL 21

1.800.000

PPH PASAL 21

1.687.500

9

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

05/09//MS/2013

30 SEPTEMBER
2013

10

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

20/10//MS/2013

30 OKTOBER
2013

PPH PASAL 21

1.762.500

11

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

07/11//MS/2013

28 NOVEMBER
2013

PPH PASAL 21

1.650.000

12

RS MEDIKA

02.331.551.5-615.000

12/12//MS/2013

30 DESEMBER
2013

PPH PASAL 21

1.875.000

13

a

6

Juni

a

7

Juli

8

Agustus

9

September

10

Oktober

11

November

12

Desember

PPh Pasal 21
atas Penghasilan
di RS Medika
575.000

DAFTAR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK LAIN, PPh YANG DIBAYAR / DIPOTONG DI LUAR NEGERI DAN PPh
DITANGGUNG PEMERINTAH

NO

1

M

3

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Masukkan Daftar Bukti Potong PPh Pasal 21/22/23/24/26/DTP

600.000
500.000
525.000
1.275.000
1.500.000
1.875.000
1.800.000
1.687.500
1.762.500
1.650.000
1.875.000

14

Total

15
dst

JUMLAH BAGIAN A

JBA

15.625.000

Pindahkan Jumlah Bagian A Kolom 7 ke Formulir 1770 Angka 15

15.625.000

STEP 5

HALAMAN 2

LAMPIRAN - I

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

1770 - I

PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI YANG MENGGUNAKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

PERHATIAN :



• NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
• PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN
• PENGHASILAN DALAM NEGERI LAINNYA


SEBELUM MENGISI BACALAH BUKU PETUNJUK PENGISIAN

NPWP

:

0 5

3 2 1

NAMA WAJIB PAJAK

:

A H M A D

R A

6

2 0 1 3
0 1 1 3
BL

s.d

TH

6 1 5



BERI TANDA " X " DALAM

1 2 1 3
BL

x NORMA

ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

6 1 6

TAHUN PAJAK

FORMULIR

Masukkan Penghasilan dari Usaha/Pekerjaan Bebas
/Sehubungan Pekerjaan/Penghasilan Lainnya

TH

PEMBUKUAN

(KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

0 0 0

I S

Jumlah peredaran bruto
dari penghasilan jasa dokter
di RS Medika sejak bulan
Januari 2013 s/d Desember 2013

BAGIAN B: PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
(BAGI WAJIB PAJAK YANG MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO )
NO.

JENIS USAHA

PEREDARAN USAHA
(Rupiah)

NORMA
(%)

PENGHASILAN NETO
(Rupiah)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1

DAGANG

2

INDUSTRI

3

JASA

4

PEKERJAAN BEBAS

5

USAHA LAINNYA

JUMLAH BAGIAN B

Jumlah peredaran bruto
dari usaha apotek sejak bulan
Januari 2013 s/d Juni 2013

131.000.000,00

30%

39.300.000

+
Jumlah peredaran bruto
dari penghasilan praktek dokter
di klinik pribadinya sejak bulan
Januari 2013 s/d Desember 2013

433.900.000,00

45%

JBB

195.255.000

234.555.000
Pindahkan Jumlah Bagian B Kolom (5) ke Formulir 1770 Angka 1

Pindahkan Angka Ini ke STEP-6

STEP 6
Isi Penghasilan Neto Yang Diambil Dari Lampiran –I,
Halaman 2, Bagian B, C, dan D

Pindahan Dari Lampiran – I,
Halaman 2, Bagian C,
Kolom Penghasilan Neto
(Lihat STEP-5)
*) Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3)

RUPIAH *)

1. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI DARI USAHA DAN/ATAU PEKERJAAN BEBAS
A. PENGHASILAN NETO

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 1 Jumlah Bagian A atau Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian B Kolom 5]

2. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN

234.555.000

2

[Diisi dari Formulir 1770 - I Halaman 2 Jumlah Bagian C Kolom 5]

]

3. PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LA