Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

  JMP Online Vol 2, No. 3, 302-312. © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PERENCANAAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI MANAJERIAL DI GUGUS IV KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER Hasyim Dinas Pendidikan Kabupaten Jember

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Tujuan dari penelitian tindakan kepengawasan Dikirim : 29 Maret 2018 sekolah ini adalah: meningkatkan kompetensi perencanaan Revisi pertama : 31 Maret 2018 manajerial kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Diterima : 02 April 2018 Kabupaten Jember melalui supervisi manajerial. Jenis Tersedia online : 04 April 2018 penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan

  Kata Kunci :

Kompetensi kuantitatif

  Perencanaan Manajerial, Supervisi Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2016 Manajerial, Kepengawasan Sekolah sampai dengan Juni 2016 semester 2 tahun pelajaran

  2015/2016. Sedangkan tempat dilaksanakan penelitian Email : drs.hasyimjember@gmail.com tindakan sekolah ini di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang terdiri dari SDN Andongsari 01, SDN Andongsari 02, SDN Andongsari 04, SDN Andongsari 05, SDN Andongsari 06, SDN Pontang 01, SDN Pontang 02, SDN Pontang 03, SDN Pontang 04, SDN Pontang 05. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah gugus

  IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember sebanyak 10 orang. Teknik wawancara dalam penelitian digunakan untuk memperoleh sejumlah keterangan dari kepala sekolah tentang penerapan supervisi manajerial oleh pengawas untuk meningkatkan kompetensi perencanaan

manajerial kepala sekolah.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa supervisi manajerial oleh peneliti dinilai dapat meningkatkan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah, mulai dari pra-siklus dengan hasil rata- rata guru yang awalnya baik meningkat menjadi pada siklus I peningkatan tersebut dapat dilihat dari rata-rata kemampuan guru dalam menyusun RPP kurikulum 2013, kemudian menjadi sangat baik pada siklus II.

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam mempengaruhi kelangsungan hidup manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pernyataan tersebut sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Pendidikan Nasional. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

  ”. Pendidikan mulai diberikan kegenerasi muda sejak dini supaya membangun dan terbentuk karakter anak untuk hidup mandiri. Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

  Kepala sekolah merupakan guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah sehingga ia pun harus memiliki kompetensi yang disyaratkan memiliki kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pada sekolah, kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan guru bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari. Rendahnya kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Rendahnya kinerja guru harus diidentifikasi penyebabnya. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru.

  Kompetensi manajerial dapat diartikan sebagai kemampuan mengelola sumber daya melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Kunandar (2007:1) “kepala sekolah sebagai manajer harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, meliputi: 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3) pengarahan/pengendalian, dan

  4) pengawasan.” Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah menuju pada peningkatan mutu pendidikan secara umum, dan sekolah serta pembelajaran secara khusus. Secara spesifik supervisi yang ditujukan bagi peningkatan mutu sekolah dari segi pengelolaan disebut dengan supervisi manajerial. Hal ini tentu tidak kalah penting dibandingkan dengan supervisi akademik yang sasarannya adalah guru dan pembelajaran. Tanpa pengelolaan sekolah yang baik, tentu tidak akan tercipta iklim yang memungkinkan guru bekerja dengan baik.

  Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran. Supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya (Kemendiknas, 2011: 20).

  Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah Direktorat Tenaga Kependidikan, (2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi

  

yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan

peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi,

pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM)

kependidikan dan sumberdaya lainnya .

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan pemaparan latar belakang yang dijelaskan diatas, pengawas mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial dalam meningkatkan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember? 2. Bagaimana upaya yang dilakukan pengawas dalam meningkatkan kompetensi perancanaan manajerial kepala sekolah melalui supervisi manajerial di gugus IV

  Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember?

  Tujuan Perbaikan

  Berdasarkan rumusan malah diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk meningkatkan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember melalui supervisi manajerial.

  2. Untuk Mengetahui upaya yang dilakukan pengawas dalam meningkatkan kompetensi perancanaan manajerial kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember melalui supervisi manajerial.

  Manfaat Perbaikan

  Penelitian ini dibuat agar bermanfaat bagi : 1. Manfaat bagi kepala sekolah, penelitian ini bisa dibuat sebagai acuan dan pemahaman dalam perencanaaan manajerial kepala sekolah melalui program supervisi manajerial.

  2. Manfaat bagi pengawas, penelitian ini bisa dijadikan tolak ukur dalam menjalankan program supervisi manajerial dalam meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah.

  KAJIAN PUSTAKA Pendidikan

  Pendidikan merupakan suatu proses, teknik, dan metode belajar dalam mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain dengan sistematis dan terorganisir yang berlangsung dalam kurun waktu yang relative lama. Pendidikan merupakan bentuk hubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan secara menyeluruh (Hasibuan 2012:58).

  Tujuan Pendidikan

  Tujuan dari pendidikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pendidikan. Sesuatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan yang jelas dan diasumsikan sebagai nilai. Adapun tujuan pendidikan yang dijelaskan oleh Tirtarahardja (2010:62) yaitu : a.

  Tujuan umum pendidikan nasional yaitu untuk membentuk manusia pancasila.

  b.

  Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan tertentu untuk mencapainya.

  c.

  Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau mata pelajaran.

  d.

  Tujuan instruksional yaitu tujuan materi kurikulum yang berupa bidang.

  e.

  Studi terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan, terdiri atas tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.

  Indikator Tingkat Pendidikan

  Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, yaitu terdiri dari:

  a. Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

  b. Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

  c. Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

  Kepala Sekolah

  Kepala sekolah merupakan seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah Sudarwan, (2013:26). Meskipun sebagi guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap aplikasi prinsif-prinsif administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah.

  Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik,di sisni berarti dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan.

  Seorang kepala sekolah hendaknya dapat meyakinkan kepada masyarakat bahwa segala sesuatunya telah berjalan dengan baik, termasuk perencanaan dan implementasi kurikulum, penyediaan dan pemanfaatan sumber daya guru, rekruitmen sumber daya peserta didik, kerjasama sekolah dengan orang tua, serta lulusan yang berkualitas.

  Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah dasar.

  Campbell, Corbally & Nyshand, dalam Rahmad, (2016:58) mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah dasar, yaitu: a.

  Peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung, b. Peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor, disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua lingkungan organisasi, dan c.

Peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan

  negosiator.

  Menurut Sergiovanni, dalam Rahmad, (2016:58) membedakan tugas kepala sekolah menjadi dua, yaitu tugas dari sisi administrative process atau proses administrasi, dan tugas dari sisi task areas bidang garapan pendidikan. Tugas merencanakan, mengorganisir, mengkoordinir, melakukan komunikasi, mempengaruhi, dan mengadakan evaluasi merupakan komponen-komponen tugas proses. Program sekolah, siswa, personel, dana, fasilitas fisik, dan hubungan dengan masyarakat merupakan komponen bidang garapan kepala sekolah dasar.

  Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

  Wahjosumidjo (2010:27) mendifinisikan kepala sekolah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran..

  Akdon & Riduwan (2010:21) menyatakan bahwa definisi kemampuan manajerial adalah seperangkat ketrampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efesien.

  METODE PENELITIAN Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 hingga Juni 2016 di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sungai Lala. Sebagai subjek penelitian adalah Kelompok B dengan jumlah siswa 15 orang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

  Desain Penelitain

  Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya memiliki 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

  

Tabel 1. Standar Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dasar Berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

  Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Indikator  Ketrampilan konseptual (conceptual skill)

  Kemampuan analisis Kemampuan berpikir rasional

   Ahli atau cakap berbagai

   macam konsepsi Kemampuan menganalisis

   berbagai kejadian Kemampuan mengantisipasi

   perintah.

   menganalisis Kemampuan macam-macam kesempatan dan problem sosial.

   Ketrampilan teknis (technical skill) menguasai Ketrampilan metode pembelajaran.

   menguasai Ketrampilan proses pelaksanaan pembelajaran.

   menguasai Ketrampilan prosedur dan teknis pelaksanaan pembelajaran.

   serta mendayagunakan sarana dan peralatan untuk mendayagunakan kegiatan pembelajaran.

  Kemampuan memanfaatkan

   Ketrampilan hubungan manusia (human untuk Kemampuan

  ) memahami perilaku manusia

  skill dalam bekerja sama.

   untuk Kemampuan memahami isi hati, sikap dan motif orang lain. untuk

   berkomunikasi dengan jelas dan efektif.

  Kemampuan

   menciptakan Kemampuan kerjasama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis.

   berperilaku Kemampuan yang dapat diterima.

  Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007

  Subjek dan Tempat Penelitian

  Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang terdiri dari sepuluh sekolah SD dengan subjek yang diteliti adalah sebanyak 10 (sepuluh) orang. Gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang dimaksud diantaranya adalah SDN Andongsari 01, SDN Andongsari 02, SDN Andongsari 04, SDN Andongsari 05, SDN Andongsari 06, SDN Pontang 01, SDN Pontang 02, SDN Pontang 03, SDN Pontang 04, SDN Pontang 05. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah melalui supervisi manajerial oleh pengawas.

  Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang beralamat di Kecamatan Ambulou Kabupaten Jember. Waktu palaksanaan penelitian ini, adalah pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, yang di mulai sejak Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Dalam Penelitian ini menggunakan 3 siklus, yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.

  Tekik Pengumpulan Data

  Data dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

  Teknik Analisis Data

  Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis data penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan (Sugiyono, 2010:9).

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pra Siklus

  Sebelum dilakukan tindakan siklus I terlebih dahulu peneliti melakukan pengamatan mengenai perencanaan manajerial yang telah dibuat oleh kepala sekolah. Berdasarkan hasil perolehan persentase tentang kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dapat dijelaskan rincian perolehan persentase sesuai kategori pada tabel berikut:

  

Tabel 2. Rekapitulasi Kategori Kemampuan Kepala Sekolah dalam Melakukan

Perencanaan Manajerial Refleksi Awal / Pra Siklus

  No Kategori Frekuensi Persentase

  1 Sangat baik 0 %

  2 Baik 5 50 %

  3 Cukup 5 50 %

  4 Kurang 0 % Jumlah 10 100 %

  Sumber : Hasil penelitian (2016) diolah Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada penilaian kompetensi manajerial kepala sekolah tidak ada kepala sekolah yang mendapatkan kategori sangat baik dan kurang. Kepala sekolah yang mendapatkan kategori baik adalah sebanyak 5 orang atau sebesar 50%. Kepala sekolah yang mendapatkan kategori cukup adalah sebanyak 5 orang atau sebesar 50%.

  Siklus I

  Berdasarkan keadaan yang telah diamati pada pra-siklus dengan melihat kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial, peneliti melakukan tindakan supervisi manajerial untuk memperbaiki kemampuan sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial. Pada pelaksanaan siklus I dilakukan empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

  

Tabel 3. Hasil Penilaian Kompetensi Perencanaan Manajerial Siklus I

Jumlah Resp. Jumlah Nilai Rata-Rata Kategori (%) Nilai Nilai

  10 1134.20

  76.80 Baik Sumber : Hasil penelitian (2016) diolah

  Berdasarkan hasil rekapitulasi mengenai kompetensi manajerial kepala sekolah pada siklus I didapatkan hasil rata-rata kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial adalah sebesar 76.80% yang berada dalam kategori baik. Berdasarkan hasil perolehan persentase tentang kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dapat dijelaskan rincian perolehan persentase sesuai kategori pada tabel berikut:

  

Tabel 4. Rekapitulasi Kategori Kemampuan Kepala Sekolah dalam Melakukan

Perencanaan Manajerial Refleksi Siklus I

  No Kategori Frekuensi Persentase

  1 Sangat baik 0 %

  2 Baik 10 100 %

  3 Cukup 0 %

  4 Kurang 0 % Jumlah 10 100 %

  Sumber : Hasil penelitian (2016) diolah Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada penilaian kompetensi manajerial seluruh kepala sekolah masuk dalam kategori baik. Setelah melakukan tindakan supervise manajerial kepada masing-masing kepala sekolah dilakukan wawancara kepada masing-masing kepala sekolah terkait pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh pengawas.

  Siklus II

  Pada pelaksanaan Siklus II dilakukan empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

  

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Kategori Kemampuan Kepala Sekolah dalam

Melakukan Perencanaan Manajerial Siklus II

  No Kategori Frekuensi Persentase

  1 Sangat baik 9 26.7 %

  2 Baik 1 73.3 %

  

Lanjutan Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Kategori Kemampuan Kepala Sekolah

dalam Melakukan Perencanaan Manajerial Siklus II

  3 Cukup 0 %

  4 Kurang 0 %

  5 Kurang sekali 0 0 % Jumlah 10 100 %

  Sumber : Hasil penelitian (2016) diolah Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kategori kompetensi manajerial kepala sekolah tidak ada kepala sekolah yang mendapatkan kategori cukup, kurang dan kurang sekali. Kepala sekolah yang mendapatkan kategori sangat baik adalah sebanyak 1 orang atau sebesar 10%. Kepala sekolah yang mendapatkan kategori baik adalah sebanyak 9 orang atau sebesar 90%.

  Pembahasan

  Berdasarkan hasil yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada umumnya kepala sekolah masih belum maksimal dalam hal melakukan perencanaan manajerial sebelum dilakukannya tindakan supervisi manajerial oleh pengawas, hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya perencanaan yang telah disusun masih jauh dari kata baik. Kepala sekolah belum menerapkan kriteria pencapaian program sekolah dengan baik. Perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang juga masih kurang.

  Pada umumnya kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial sudah baik setelah dilakukannya tindakan supervisi manajerial oleh pengawas, kepala sekolah sudah dapat melakukan perencanaan manajerial sesuai dengan ketentuan. Kepala sekolah sudah menerapkan perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang yang baik, kekurangan tentang penetapak kriteria pencapaian program sekolah juga sudah diperbaiki.

  Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dapat dijelaskan bahwa adanya penerapan supervisi manajerial oleh pengawas untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dapat dikatakan berhasil, hal tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh peneliti, dimana pada pra-siklus didapatkan hasil bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah masuk dalam kategori baik namun masih ada banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

  Setelah dilakukan tindakan siklus I hasil kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dan masuk dalam kategori baik. walaupun sama dari kategori yang sebelumnya yaitu baik, namun pada siklus I terdapat peningkatan pada rata-rata kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial kekurangan yang perlu diperbaiki dan untuk mencapai indikator keberhasilan sehingga dilakukan siklus II sebagai tindakan untuk menyempurnakan dan mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Setelah dilakukan tindakan pada siklus II didapatkan hasil rata-rata kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial berada dalam kategori sangat baik hasil tersebut meningkat dari siklus I yang masuk kategori baik. Pada siklus II kesalahan dan kekurangan yang dilakukan oleh kepala sekolah telah diperbaiki dengan baik melalui aktivitas pembinaan oleh pengawas dengan menerapkan supervisi manajerial sehingga peneliti tidak perlu lagi melakukan tindakan lanjutan karena pada siklus II hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan nilai minimal yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan, sehingga penelitian yang dilakukan berakhir pada siklus II. Namun pengawas tetap melakukan pembinaan diluar penelitian dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kualitas perencanaan manajerial yang disusun oleh kepala sekolah sehingga kemampuan kepala sekolah juga meningkat.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan yang dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pada pembinaan dengan penerapan supervisi manajerial oleh pengawas dinilai dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial, hal tersebut dapat dilihat melalui hasil observasi dan penilaian yang dilakukan oleh peneliti meningkat secara signifikan mulai dari pra-siklus dengan hasil rata-rata baik meningkat menjadi baik dengan peningkatan pada nilai rata- ratanya pada siklus I dan menjadi sangat baik pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya penerapan supervisi manajerial oleh pengawas dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial.

  2. Efektivitas upaya yang dilakukan oleh pengawas sebagai peneliti dalam meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial adalah dengan memberikan masukan kepada kepala sekolah, memberikan koreksi terhadap perencanaan manajerial yang telah disusun, untuk perbaikan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti dapat mengajukan beberapa saran yang dijelaskan sebagai berikut:

  1. Perlu adanya pelaksanaan pendampingan penerapan supervisi manajerial oleh kepala sekolah yang berkesinambungan untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial yang lebih berkualitas. Sehingga diharapkan hasil yang dicapai dalam menghasilakn perencanaan manajerial yang berkualitas menjadi lebih baik dan menghasilkan mutu kepala sekolah dengan kemampuan melakukan perencanaan manajarial yang mumpuni.

  2. Perlu adanya pengembangan program supervisi yang lebih baik dari segi kualitas, dengan menerapkan supervisi yang lain untuk membandingkan hasil yang didapatkan. Sehingga dalam proses untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dapat dilakukan pertimbangan pemilihan pelaksanaan supervise dengan tujuan untuk lebih efektif dan efisien.

  DAFTAR PUSTAKA Akdon & Riduwan. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Cet. Alfabeta.

  Hasbullah. 2011. Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Rajawali Pers

Hasibun. 2012 “Manajemen Sumber Daya Manusia”.Jakarta : PT Bumi Aksara

  Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi.

  Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nengah dan Kusmaningtiyas. 2013. Pengaruh kompetensi kepemimpinan diri, sistem penghargaan, lingkungan kerja, terhadap komitmen pada profesi dan profesionalisme Guru SMA Negeri di Bali. Journal. Ilmu ekonomi dan manajemen, IX

  Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang “Standar Kepala sekolah/madrasah”.

  Sudarwan. 2013. Profesionalisme dan Etika Profesi Guru.Bandung: Alfabeta. Tirtarahardja. 2010. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka cipta. Undang-Undang Nomor

  Undang- Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang “Pendidikan Nasional”. Undang-

  Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang “Guru dan Dosen”. Wahjosumidjo. 2010. Kepemimpinan Kepala Sekola Tinjauan Teoritik dan Permasalahan Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.