DOCRPIJM_0ac2223ba3_BAB II2 BAB II Gambaran & Kondisi Wilayah.pdf

  GAMBARAN DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN SIJUNJUNG

2.1. Wilayah Administrasi

2.1.1. Profil Geografi

  Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi

  2 Sumatera Barat dengan luas wilayah 3.130,40 Km atau sekitar 313.040 Ha.

  Kabupaten Sijunjung terbentang pada posisi geografis 0 18’ 43” LS - 1 41’ 46” & 101 30’ 52” BT – 100 37’ 40” BT, dengan ketinggian terendah antara 120 - 225 mdpl dan tertinggi antara 118 – 1.335 mdpl.

  Kabupaten Sijunjung memiliki letak yang cukup strategis karena terletak berdekatan dengan propinsi tetangga dan dilalui oleh Jalan Lintas Sumatera yang merupakan jalur utama di Pulau Sumatera.

  Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Sijunjung adalah : Sebelah utara : berbatasan dengan Kab.Tanah Datar Sebelah selatan : berbatasan dengan Kab.Dharmasraya Sebelah barat : berbatasan dengan Kab.Solok dan Kota Sawahlunto Selah timur : berbatasan dengan Kab.Kuantan Singingi Prop.Riau

  Kabupaten Sijunjung merupakan daerah beriklim tropis kering yang memiliki musim kering lebih lama dari pada musim hujan karena jauh dari lautan dengan curah hujan rata-rata 243,33 mm/bulan atau 12,6 hari /bulan dengan temperatur antara 21-33C. Dari pantauan alat pengukur pada sejumlah daerah, curah hujan pada tahun 2010 rata-rata sebesar 243,33 mm, dengan curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan April sebesar 370,00 mm dan daerah Padang Sibusuk merupakan daerah yang paling tinggi curah hujannya, mencapai 284 mm rata-rata selama tahun 2010.

  Kondisi dan topografi Kabupaten Sijunjung bervariasi antara bukit, bergelombang dan dataran. Kabupaten Sijunjung dilewati oleh sekitar 8 sungai besar dan kecil.

  Komposisi penggunaan lahan saat ini dengan persentase terbesar adalah hutan yaitu 51,03 persen, perkebunan 23,21 persen, kebun campuran 3,87 persen, padang/semak belukar 6,12 persen, kampung permukiman 1,57 persen, sawah 3,68 persen dan sisanya untuk keperluan pertambangan, industri serta tanah terbuka.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel lampiran.

  Tabel 2.1.Kondisi Geografis Umum Kabupaten Sijunjung No. Uraian Keterangan

  1. Letak geografis 0°18'43" LS - 1°41'46" LS 101°30'52" BT - 100°37'40" BT

  2. Batas daerah :

  • Utara : Kab.Tanah Datar - Selatan : Kab. Dharmasraya - Barat

    : Kab. Solok & Kota Sawahlunto

    - Timur : Kab. Kuantan Sengingi, Prop.Riau

  3. Ketinggian 118 m - 1.335 m dpl

  4. Luas 3.130,8 Km² atau 313.080 Ha

  5. Rata-rata hari hujan 9,9 hari/bulan

  6. Rata-rata curah hujan 242.67 mm/bulan

  7. Suhu 21° - 33° C

  8. Jumlah sungai 8 buah

  9. Panjang sungai 578 Km

  10. Panjang jalan negara 105,91 Km

  11. Panjang jalan provinsi 50,20 Km Panjang jalan 12. kabupaten 1047,80 Km

Tabel 2.2 Sungai-sungai yang mengalir di Kab.Sijunjung Lebar

  No Nama Sungai Sungai Wilayah yang dialiri (m)

  1. Batang Palangki ± 25 m Kec. IV Nagari (Nag.Palangki, Muaro Bodi,Koto Tuo) Kec.Sijunjung (Nagari Muaro) 

  2. Batang Ombilin 30 m Kec.Koto VII (Nag.Tanjung, Pdg.Laweh) Kec.Sijunjung (Nag.Muaro) 

  3. Batang Sukam

  25 Kec.Sijunjung (Nag.Sijunjung) 

  20

  4. Batang Su mpur Kec.Sp.Kudus (Nag.Silantai, Sp.Kudus, Manganti, Sisawah) 

  5. Batang Kuantan

  80 Kec.Sijunjung (Nag.Muaro, KSilokek, Durian Gadang) Kec.Kamang Baru (Nag.Pdg Tarok, Sei.Betung)

  

  25

  6. Batang Takung Kec.Kamang Baru ( Nag.Sei.Lansek, Muaro Takuang) Kec. Tj.Gadang 

  20

  7. Batang Sinamar Kec.Sp.Kudus (Nag.Kumanis) Kec. Koto VII (Nag.Tanjuang, Guguak) 

  20

  8. Batang Kulampi Kec.Sijunjung (Nag.Muaro) Kec. Tj.Gadang

Tabel 2.3 Luas Lahan Menurut penggunaannya No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase

  1. Kampung / pemukiman 4,901.75

  1.57

  2. Industri

  19.00

  0.01

  3. Pertambangan 607.00

  0.19

  4. Sawah :

  • Irigasi teknis 9,300.00

  2.97

  • Non irigasi / tadah hujan 2,228.00

  0.71

  5. Tanah kering 31,322.00

  10

  6. Kebun campuran 12,102.00

  3.87

  7. Perkebunan 72,681.00

  23.21

  8. Hutan 159,764.75

  51.03

  9. Padang alang-alang/ 19,146.00

  6.12 semak belukar

  10. Perairan darat

  18.75

  0.01

  11. Tanah terbuka/tandus/ 885.50

  0.28 rusak/kosong

  12. Lainnya 104.25

  0.03 Jumlah 313,080.00 100.00

2.2. Demografi dan Urbanisasi

  2.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan pendataan yang dilakukan, jumlah penduduk Kabupaten

  Sijunjung pada tahun 2012 tercatat sebanyak 207.474 jiwa yang tersebar di 8 Kecamatan atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen dibanding jumlah penduduk tahun 2011. Dari 207.474 jiwa tersebut, terdiri dari 103.589 jiwa adalah laki-laki dan sisanya sebanyak 103.885 jiwa adalah penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin tercatat sebesar 99,72.

  Permasalahan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Sijunjung dalam kependudukan adalah :

  • jumlah penduduk yang relatif sedikit dibandingkan dengan luasnya wilayah permukiman - masih kurang meratanya penyebaran penduduk di Kabupaten Sijunjung.
  • masih sedikitnya kesempatan bagi perempuan untuk ikut serta dalam kegiatan pembangunan daerah.
  • masih rendahnya angka harapan hidup penduduk Kabupaten Sijunjung.

  2.2.2 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung pada tahun 2012 tercatat sebanyak 207.474 jiwa yang tersebar di 8 kecamatan. Dengan demikian jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 1,59 persen dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2011.

  Komposisi penduduk menurut jenis kelamin pada tahun 2012 terbanyak adalah penduduk perempuan, dengan rincian 103.589 jiwa adalah laki- laki dan sisanya sebanyak 102.885 jiwa adalah penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin tercatat sebesar 99,72.

Tabel 2.4 Banyaknya penduduk menurut Kecamatan dan Jenis kelamin

  Rasio

Penduduk

No. Kecamatan Jumlah Jenis Laki-laki Perempuan

  Kelamin

  1 Kamang Baru 21.558 20.864 42.422 103,33

  2 Tanjung Gadang 11.400 11.742 23.142 97,09

  3 Sijunjung 20.752 20.859 41.611 99,49

  4 Lubuk Tarok 7.060 7.273 14.333 97,07

  5 IV Nagari 7.193 7.245 14.438 99,28

  6 Kupitan 6.186 6.543 12.729 94,54

  7 Koto VII 16.796 16.726 33.522 100,42

  8 Sumpur Kudus 11.735 11.610 23.345 101,08 Jumlah 102.680 102.862 205.542 99,82

  2.2.3 Laju Pertambahan Penduduk Laju pertambahan penduduk Kabupaten Sijunjung rata-rata sejak tahun 1995 adalah 1,91 %.

Tabel 2.5 Laju pertumbuhan penduduk Kab. Sijunjung

  Penduduk No. Kecamatan Rata-rata Laki-laki Perempuan

  1 Kamang Baru 2,59 2,71 2,65

  2 Tanjung Gadang 1,40 1,23 1,31

  3 Sijunjung 1,66 1,41 1,53

  4 Lubuk Tarok 1,42 1,54 1,48

  5 IV Nagari 2,95 2,62 2,78

  6 Kupitan 1,67 1,57 1,62

  7 Koto VII 2,14 2,14 2,14

  8 Sumpur Kudus 1,88 1,59 1,74

  2.2.4 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung yang dapat menamatkan

  Pendidikan Sarjana (S1/DIV) pada tahun 2011 tercatat sebanyak 4.170 orang (2,03 % dari jumlah penduduk) .sedangkan penduduk 10 tahun keatas yang dapat menamatkan D III tercatat sebanyak 3.570 orang ( 1,74 % dari jumlah penduduk).

  Jumlah penduduk 10 tahun keatas tahun 2011 yang tidak/belum memiliki ijazah tercatat cukup banyak, yaitu 44.729 orang ( 21,76 % dari jumlah penduduk).

  2.2.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian/Tingkat Kesejahteraan.

  Penduduk Kabupaten Sijunjung yang termasuk usia kerja(usia diatas 15 tahun) tahun 2010 tercatat sejumlah 133.754 orang atau 66,27 % dari jumlah penduduk.terdiri dari 65.768 laki-laki dan 67.986 perempuan. Dari jumlah tersebut yang bekerja sejumlah 85.057 jiwa atau sekitar 63,59 % .

  Adapun sektor pekerjaan yang dilakoni oleh penduduk Kabupaten Sijunjung antara lain adalah di sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan bidang jasa-jasa, yaitu di sektor transportasi & komunikasi serta bekerja di sektor lainnya.

  2.2.6 Kesehatan.

  Jumlah sarana kesehatan seperti Puskesmas hingga tahun 2011 sebanyak 12 unit, Puskesmas Keliling sebanyak 12 unit dan Puskesmas Pembantu sebanyak 46 unit. Untuk menunjang kegiatan pada sarana kesehatan tersebut, tahun 2011 terdapat 47 orang dokter dan 14 orang dokter gigi yang tersebar di seluruh kecamatan. Sementara itu terdapat 231 orang bidan, 186 orang perawat, 18 orang tenaga kesehatan masyarakat, dan 28 orang tenaga asisten apoteker.

  Dari total penduduk yang ada, sekitar 86 % penduduk telah menikmati pelayanan kesehatan modern. Artinya 14 % masyarkat Sijunjung masih memilih pelayanan kesehatan secara tradisional. Hal ini terjadi karena beberapa faktor seperti kemampuan ekonomi dan budaya serta akses atau jarak yang terlalu jauh. Dari sisi ekonomi, pemerintah telah memberikan kemudahan bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan modern secara gratis melalui kartus sehat. Dari sisi budaya, masih banyaknya kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang bertentangan dengan ilmu medis dan masih banyak masyarakat yang mengabaikan persoalan kesehatan mengakibatkan mereka belum memanfaatkan layanan kesehatan modern yang disediakan oleh pemerintah. Pada tahun 2011, warga miskin berjumlah 52.702 orang yang semuanya telah memiliki kartu sehat. Warga miskin ini mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas.

  Selama tahun 2011 jumlah kunjungan masyarakat ke Puskesmas mencapai 7.343 pasien. Dari 7.343 pasien tersebut 4.725 pasien merupakan pasien baru, sedangkan 2.618 pasien lainnya merupakan pasien yang telah terdaftar di Puskesmas sebelumnya. Dari jumlah kunjungan tersebut, Puskesmas Sijunjung di Kecamatan Sijunjung merupakan Puskesmas yang paling banyak dikunjungi, yaitu 1.536 pasien. Puskesmas yang paling sedikit dikunjungi pasien adalah Puskesmas Nagari Aie Amo di Kecamatan Kamang Baru yaitu hanya 72 pasien.

  Dari data yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung selama tahun 2011 terdapat 4.485 persalinan, dengan perincian 4.260 atau 94,98 persen merupakan kelahiran yang ditolong oleh medis, dan sisanya merupakan kelahiran yang dibantu oleh dukun beranak.

  Salah satu indikasi keberhasilan Kabupaten Sijunjung dalam bidang kesehatan dapat dilihat dari berkurangnya jumlah balita bergizi buruk. Pada tahun 2011, dari 2.916 balita terdapat 75 balita atau 2,57 persen. Angka ini mengalami penurunan 4,82 persen dari tahun 2010.

  Dalam rangka peningkatan kualitas dan kesehatan penduduk, pemerintah Kabupaten Sijunjung telah meningkatkan Program Keluarga Berencana. Dari perhitungan yang dilakukan oleh BKKBN, maka PUS (Pasangan Usia Subur) di Sijunjung termasuk relatif tinggi dibanding daerah lainnya. Jumlah PUS di Kabupaten Sijunjung adalah 32.735 jiwa. Tahun 2005 realisasi pencapaian PUS aktif (peserta KB) mencapai 90 % atau 3.758 PUS dari yang target yang ditetapkan sebesar 4.155 jiwa.

  Sosialisasi dan peningkatan program Keluarga Berencana terus dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kegiatan seperti porgram penyuluhan keluarga berencana melalui PUS baru, pencegahan dan pengaturan jarak kelahiran bagi PUS aktif dan program lainnya. Selain itu pemerintah juga menyediakan alat kontrsepsi dan pelayanan KB secara cuma-cuma bagi penduduk dengan target dan prioritas masyarakat miskin.

  Disamping pembangunan kesehatan secara fisik, pembangunan dibidang kesehatan juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas standar hidup penduduk Sijunjung. Kondisi yang ada saat ini memperlihatkan masih banyak yang harus diperbaiki dalam pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Indikator-indikator kesehatan yang ada memperlihatkan kualitas kesehatan penduduk Sijunjung tahun 2007 sebagai berikut : angka kematian ibu melahirkan yang mencapai 272 per 100 ribu kelahiran hidup, angka kematian bayi sekitar 22,75 (sekitar 85 bayi per 3861 kelahiran) dan angka kematian balita sebesar 25,19.

  Tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita diduga disebabkan oleh banyak faktor. Faktor utama adalah ISPA, tetanus dan kekurangan gizi. Faktor lain adalah faktor lingkungan dan prilaku penduduk dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sewaktu hamil dan melahirkan, seperti pola makanan, jarak kelahiran dan jumlah anak. Masalah kurang gizi terutama pada balita pada tahun 2005 menyebabkan kasus gizi buruk mencapai 732 per 21.176 balita.

  Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam bidang kesehatan di kabupaten Sijunjung meliputi : Sarana dan Prasarana kesehatan yang masih kurang.  Pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan masih belum optimal

   Tenaga kesehatan yang masih kurang  Masih sedikitnya masyarakat yang menerima pelayanan medis secara modern.

   Masih tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan.

   Untuk lebih jelasnya, tabel-tabel lampiran berikut dapat memberikan gambaran tentang kesehatan di Kabupaten Sijunjung.

Tabel 2.6 Banyaknya Rumah Sakit, Puskesmas Menurut Kecamatan

  Puskesmas BP ABRI No. Kecamatan RSU Puskesmas Puskesmas Keliling Pembantu Swasta Kamang Baru

  1

  3

  3

  9 - - Tanjung

  2 Gadang -

  1

  1

  7 - Sijunjung

  3

  1

  2

  2

  8

  2 4 -

  1

  1

  3 - Lubuk Tarok

  5 IV Nagari -

  1

  1 3 - Kupitan

  6

  1

  1

  4 - - Koto VII 7 -

  1

  1

  6 - Sumpur Kudus

  8

  2 2 - 6 - Jumlah -

  12

  12

  46

  2 Tabel 2.7 Banyaknya Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sijunjung menurut

  Kecamatan

  Ahli Dokter Dokter Dokter

No. Puskesmas Bidan Perawat Kes.

  Spesialis Umum Gigi Masy.

  Sungai

  1 Langsek

  4

  1

  16

  17

  1 Kamang

  2

  6

  2

  14

  19

  2 Air Amo

  3

  1

  2

  18

  8

  2 Tanjung

  4 Gadang 2 -

  25

  19

  1

  5 Sijunjung

  3

  3

  27

  24

  1 Gambok

  6

  6

  1

  23

  26

  1 Lubuk Tarok

  7

  4

  1

  17

  9

  2

  8 Muaro Bodi

  5

  1

  16

  11

  2 Padang

  9 Sibusuk

  4

  2

  16

  17

  2 Tanjung

  10 Ampalu

  5

  1

  28

  19

  4

  11 Kumanis

  4

  1

  20

  13

  1

  12 Sumpur Kudus

  3

  2

  11

  16

  1 Jumlah -

  47 14 231 186

  18

  2.2.7 Pendidikan Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh keberhasilan program pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu daerah. Oleh sebab itu program pemerintah memprioritaskan pendidikan merupakan program yang sangat penting dan utama dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia.

  Program utama dalam bidang pendidikan adalah pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun. Target wajib belajar 9 tahun adalah anak usia sekolah dalam rentang usia 7-15 tahun, untuk mendapatkan pendidikan pada pendidikan dasar dari SD sampai SMP. Kinerja wajib belajar 9 tahun dapat dilihat dari angka partisipasi murni (APM) dan APK (Angka Partisipasi Kasar) untuk SD dan SMP.

  Selama tahun 2011, jumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Sijunjung bertambah sebanyak 206 unit dengan jumlah lokal total sebanyak 1.417 lokal dan murid sebanyak 30.216 orang. Jumlah tenaga pengajar mencapai 2.204 orang, dengan rincian 1.384 orang guru kelas, 239 orang guru agama, 190 guru olahraga, dan 211 orang guru mata pelajaran lain-lainnya. Tenaga pengajar tersebut memiliki jenjang pendidikan yang bervariasi, diantaranya tercatat 299 orang guru berpendidikan D-1 ke bawah, 1.072 orang guru berpendidikan D-2, 10 orang guru berpendidikan D-3 / Sarjana Muda dan 641 orang guru berpendidikan D-4 / S-1. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah di bidang pendidikan antara lain adalah :

   dan menegah. Masih kurangnya sarana dan prasarana pendidikan terutama pendidikan  menegah (SLTP dan SLTA). Masih rendahnya kualitas pendidikan di Kabupaten Sijunjung.  Masih relatif sedikit lulusan SLTA yang dapat melanjutkan ke pendidikan

  Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti pendidikan tinggi

   tinggi.

2.3. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

  2.3.1 Profil Ekonomi Kabupaten Sijunjung merupakan daerah pertanian, kinerja sektor pertanian berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan dan pembangunan ekonomi daerah. Sektor pertanian merupakan tulang punggung dalam memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja penyerapan tenaga kerja disektor pertanian mencapai 33.347 jiwa laki-laki dan 13.369 jiwa perempuan atau 54.29% dari jumlah angkatan kerja.

  Melihat dari perkembangannya, ekonomi kabupaten Sijunjung selama tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 5,74 % dan jika dibandingkan dengan tahun 2009 dapat dikatakan terjadinya kenaikan laju pertumbuhan karena pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sijunjung mencapai angka 5,23 %.

  2.3.2 Profil Sosial Budaya Kondisi sosial budaya daerah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam beraktifitas dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kondisi sosial budaya meliputi kependudukan, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan agama. Secara umum sektor-sektor tersebut akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan pembangunan daerah. Untuk melaksanakan pembangunan daerah secara komprehensif maka kondisi sosial budaya daerah menjadi faktor yang sangat penting diperhatikan oleh pemerintah. Dengan memahami keadaan sosial budaya ini akan meningkatkan keberhasilan suatu kegiatan di daerah tersebut.

  2.3.3 Kesejahteraan Sosial.

  Pelaksanaan pembangunan bidang kesejahteraan sosial selama beberapa tahun belakangan ini baik secara nasional maupun di daerah cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pemberdayaan anak terlantar dan santunan kepada manula. Untuk kabupaten Sijujung pembangunan kesejahteraan sosial telah dilaksanakan dengan baik dari waktu ke waktu. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial yang telah dilakukan adalah dalam bentuk : (a) penyuluhan sosian untuk kesehateraan, (b) bimbingan sosial dasar, (c) bimbingan sosial kemasyarakatan, (d) bimbingan sosial khusus, (e) kontak karang taruna, (f) penyantunan anak terlantar, dan (g) rehabilitasi sosial.

  Indikasi pembangunan kesejahteraan sosial ialah dengan tersedia panti sosial anak berjumlah 4 buah dan telah dihuni oleh 130 orang anak asuh. Jumlah pekerja sosial yang bekerja di panti tersebut sebanyak 58 orang. Untuk organisasi sosial ada sebanyak 6 buah diantaranya untuk menampung anak jalanan, untuk pembinaan anak-anak cacat.

  Namun demikian dengan telah dilaksanakannya beberapa program kegiatan kesejahteraan sosial seperti diatas, saat sekarang ini di kabupaten Sijunjung masih mempunyai permasalahan yang menuntut penangan secara tepat dan cepat. Hal ini ditunjukan oleh jumlah keluarga miskin, banyaknya jumlah keluarga dengan status pra sejahtera, dan masih banyaknya jumlah anak terlantar dan fakir miskin yang masih tinggi.

  2.3.4 Agama Kehidupan beragama, penduduk kabupaten Sijunjung berjalan cukup baik. Mayoritas, penduduk kabupaten Sijunjung adalah beragama islam. Dari jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak 205.542 jiwa, sebanyak 205.085 jiwa menganut agama islam dan sisanya menganut agama lain.

  Pelaksanaan pembangunan dibidang agama merupakan salah satu pembanguna hak dasar masyarakat, yaitu hak untuk memeluk agama dan beribadah menurut keyakinan pemeluknya. Hal in idijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 pada XI pasal 29 ayat (1) dan (2) yang menjelaskan bahwa negara menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan keyakinannya. Supaya pembangunan dibidang agama berjalan dengan baik dilakukanlah kegiatan-kegiatan yang menunjang seperti peningkatan pemahaman beragama dan kualitas pelayanan beragama serta kehidupan beragama.

  Dalam hal tersebut diatas, dapat dilihat dari pembangunan prasarana dan sarana agama yang tersedia sampai sekarang yang relatif meningkat. Sampai tahun 2011 jumlah mesjid yang tersedia sebanyak 176 buah dan mushola 802 buah. Upaya peningkatan mutu pendidikan agama bagi masyarakat dilakukan melalui penyediaan tenaga pendidik agama atau pemuka agama. Jumlah pemuka agama, baik ulama, khatib, maupun mubalig juga sudah sangat banyak yaitu berjumlah 177 orang ulama dan 415 mubalig dan 106 orang penyuluh agama. Tekait dengan pembinaan generasi muka yang berhubungan dengan kehidupan beragama ini mengalami peningkatan yang sangat berarti. Indikasi ini terlihat dari jumlah TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) yang awalnya tahun 2003 berjumlah 362 buah dan tahun 2006 meningkat menjadi 446 buah dan TPSQ (Taman Pengajian Seni Al-Quran) berjumlah hanya 60 buah pada tahun 2003 menjadi 132 buah pada tahun 2006 dan tahun 2011 menjadi 666. Hal ini disebabkan karena dikeluarkannya PERDA No. 1 Tahun 2003 tentang baca tulis Al-Quran.

  Namun demikian, masih banyak permasalahan yang timbul dalam pembinaan agmaa pada masyarakat secara umum. Pembinaan pada masyarakat masih bersifat kognitif dan masih belum pad aspek pengamalan dan penghayatan serta masih belum terlihat aktifitas kehidupa nsehari-hari. Selanjutnya di kabupaten ini belum tersedia guru dan mubalig yang mempunyai kualitas yang handal da nmencukupi untuk melawan arus globalisasi (pengaruh dari luar) sehingga pengamalan bisa beragama dikalahkan oleh arus ini. Fenomena ini sudah telah banyak melanda masyarakat dan berakibat lahirlah tingkah polah yang menyimpang dari ajaran agama.

  2.3.5 Pemuda dan Olah Raga Untuk mencapai peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satu langkah yang ditempuh adlaah pembangunan pemuda dan olah raga. Dalam hal pembangunan pemuda telah dilakukan penyuluhan-penyuluhan dan pembinaan terhadap organisasi kepemudaan agar terus berpartisipasi aktif dalam pembangunan melalui karang taruna, penyuluhan tentang narkoba serta akibat- akibatnya bila mengkomsumsi barang tersebut, pengawasan terhadap peredaran buku porno, meminimalisir tindakan yang mengarah perkelahian antar Nagari melalui pendekatan ninik mamak dan pemerintahnagari. Guna mencapai tujuan diatas diadakanlah kegiatan-kegiatan olah raga ditengah masyarakat sekaligus untuk masyarakat mau dan mampu mencintai olah raga sebagai usaha menjaga kesehatan serta menjadi salah satu kebutuhan hidup.

  Namun demikian masih banyak persoalan kepemudaan yang belum teratasi, terutama persoalan yang berhubungan dengan aspek globalisasi yang mengakibatkan memudarnya nilai-nilai budaya Minangkabau di kalangan generasi muda. Persoalan tersebut terlihat dengan tingginya pengangguran, perkelahian antar nagari, narkoba, pornografi, pornoaksi dll. Hal ini akan menyebabkan terjadinya anarkis, kriminalitas ditengah-tengah masyarakat dan menurunnya semangat hidup.

  2.3.6 Kebudayaan.

  Budaya merupakan hasil karya manusia dengan berbagai bentuk yang mempunyai nilai-nilai luhur dan harus dipertahankan kelestariannya pada saat sekarang ini. Budaya yang ada itu bila terkontaminasi oleh budaya lain akan berakibat hilangnya budaya aslinya. Budaya masyarakat Kabupaten Sijunjung merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang dilandasi nilai-nilai luhur berdasarkan Pancasila. Budaya Minangkabau juga merupakan bagian budaya masyarakat kabupaten ini yang melandaskan agama dengan istilah adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah.

  Pembangunan kebudayaan mencakup aspek pembinaan dan pengembangan serta promosi daerah yang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor kultur sosial seiring ilmu dan teknologi sosial. Untuk itu diadakan berbagai kegiatan antara lain : penggalian sejarah dan budaya, pelestarian nilai- nilai budaya yang hidup da berkembang, membina dan melestarian kesenian tradisional sebagai media informasi, komunikasi dan hiburan rakyat dan mengakomodasi budaya global dan menempatkan dalam kerangka budaya lokal. Pembangunan dibidang seni budaya dengan jalan pembangun pilar “ budi dan segenap daya masyarakat” akan terlihat dengan semakin banyaknyabermunculan sanggar-sanggar dan grup kesenian di setiap nagari. Untuk memotivasi sekaligus mempublikasi/promosi kegiatan kegiatan tersebut perlu penyelenggaraan festifal dan pagelaran kesenian dengan memanfaatkan dunia telesinema sehingga promosi budaya dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna.

  Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kebudayaan antara lain rendahnya pengetahunan pengelolaan budaya dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya tersebut. Akibatnya nilai-nilai budaya yang ingin dilestarikan sering hilang, padahla nilai-nilai yang terkandung didalamnya sangat tinggi. Selain itu rendahnya perhatian masyarakat terhadap nilai budaya daerah dan sangat mudahnya menyerap budaya yang datang dari luar. Untuk memecahkan persoalan yang timbul ini diperlukan kebijakan pembangunan yang berlandaskan nilai luhur budaya Minangkabau.

  2.3.7 Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya

  2.3.7.1 Sub Bidang Air Minum Air bersih yang layak untuk dikonsumsi adalah kebutuhan dasar masyarakat yang wajib dijamin keberadaannya oleh pemerintah. Untuk itu, pemerintah Kabupaten Sijunjung memfasilitasi pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana air minum bagi masyarakat.

  • Air bersih perkotaan (PDAM) = 02,80 %
  • Air bersih perdesaan = 47,21 %

  5 13.438 1 132 Sei.Tambang Sei. Kunyit Gravitasi 20 11.074 3 250

  7. Koto VII Tj.Ampalu Ds.Kabun Gravitasi 20 12.819 - 621

  6. Kupitan Pd. Sibusuk Sungai Lasi Pompa 10 67.573 1 1.113

  63

  4

  IV Nagari Palangki Sungai Malutu Gravitasi 5 21.579

  4. Lubuk Tarok Lubuk Tarok Bt.Karimo Gravitasi 10 15.546 1 298 5.

  3. Sijunjung Ma.Sijunjung Ds.Kabun Gravitasi 20 87.344 3 1.991 Sijunjung Pudak Gravitasi 15 32.115 6 446

  Gravitasi 5 17.799 - 457

  2. Tanjung Gadang Tj.Gadang Durian Tampuk

  1. Kamang Baru Sei.Lansat Bt.Langsat Gravitasi 5 7.714 2 233 Ma.Takung Bt.Kasambi Gravitasi

  Kebutuhan akan air bersih bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Sijunjung telah dapat dipenuhi, yaitu dengan cara:

  Umum SR

  Panjang Jaringan Pipa Hidran

  No. Kecamatan Unit PDAM Sumber Air Sistem Kapasitas (lt/dt)

Tabel 2.8 Sumber Air dan Kapasitas Terpasang PDAM Kab. Sijunjung

  Cakupan pelayanan air minum di Kabupaten Sijunjung baru mencapai 50,01 % yang terdiri :

  PDAM memiliki 11 unit pengolahan air Skala Ibu Kota Kecamatan (IKK) dengan Kapasitas terpasang total 175 Liter / detik., 5 unit Pengolahan Lengkap dan selebihnya pengolahan sederhana. Kondisi saat ini 5 unit rusak (tidak berfungsi) dan 2 unit rusak ringan. jumlah pelanggan saat ini adalah 5.753 pelanggan atau lebih kurang 13,99 % dari jumlah penduduk.

   Air bersih yang berasal dari air tanah (sumur gali, sumur bor) ataupun mata air yang dapat melayani masyarakat yang belum terlayani oleh PDAM atau WSLIC/PAMSIMAS.

   Air bersih perdesaan yang dibangun dengan DAK Air Minum  Air bersih perdesaan yang dibangun dengan program WSLIC/PAMSIMAS.

   Pelayanan air minum yang dikelola oleh PDAM, yang telah dapat melayani 5.753 pelanggan dari seluruh penduduk di 8 Kecamatan dengan 11 unit pelayanan

  8. Sumpur Kudus Sp. Kudus Bt.Suami Gravitasi 20 - - 149 Jumlah 332.569 24 5.753

Tabel 2.9 Banyaknya Pelanggan dan Pemakai Air PDAM di Kabupaten

  Sijunjung

  No. Jenis Pelanggan Jumlah Pelanggan Jumlah Pemakaian Air

  

1 Rumah Tangga 5.462 927.142

  

2 Perkantoran 120 51.684

  

3 Niaga 105 31.781

  4 Kran Umum 11 3.986

  5 Badan Sosial 52 18.236

  6 Hotel / Penginapan 1 1.002

  7 Hilang 2 559.537 Jumlah 2010 5.753 1.593.368

  2.3.7.2 Sub Bidang Sampah Pelayanan persampahan di wilayah Kabupaten Sijunjung masih sangat terbatas, karena persampahan hanya baru dilaksanakan dan dikelola di beberapa wilayah saja. Keadaan sekarang, daerah yang sudah terlayani persampahannya terbatas untuk daerah Kecamatan Sijunjung, terutama daerah ibukota di Muaro Sijunjung. Sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Sijunjung saat ini masih berupa perlakuan (treatment) yang bersifat konvensional, yaitu pengambilan sampah dari pewadahan yang ada, seperti pewadahan dari perumahan dan pasar yang kemudian langsung dibawa dan diurug ke TPA Muaro Batuk. TPA ini secara konstruksi masih berupa TPA open dumping yang belum memenuhi persyaratan, baik secara teknis maupun secara estetika.

  Pemerintah Daerah baru memiliki 1 unit TPA Pola Open Dumping yang terletak di Muaro Batuk  10 km dari Muaro yang dimobilisasi dengan 2 unit dump truck pengangkut sampah serta 7 unit becak pengumpul. Dengan sarana dan prasarana yang ada baru mampu melayani sebagian kecil dari timbulan sampah yang dihasilkan oleh Kota Muaro yang merupakan ibukota Kabupaten Sijunjung. TPA ini saat sekarang hanya memiliki luas  2.5 Ha.

  Data persampahan Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada uraian berikut:

  1. Kondisi saat sekarang Penduduk yang terlayani adalah penduduk yang berdomisili pada Kecamatan Sijunjung. Jumlah penduduk Kecamatan Sijunjung tahun 2011 adalah 41.611 jiwa. Asumsi timbulan sampah sebesar 1,75 l/o/hr (SNI 19-

  3964-1994). Maka, jumlah sampah yang dihasilkan adalah = 1,75 l/o/hr x

  3

  41.611 orang = 72.819 l/hari = 72,82 m /hari Namun, pada saat sekarang dengan 2 truk yang tersedia, hanya 1 truk yang aktif beroperasi, sedang 1 truk lagi tidak beroperasi dengan alasan maintenance. Dengan 1 truk yang beroperasi, hanya melayani 1 trip yaitu melayani sebagian kecil daerah Muaro Sijunjung (jalan-jalan protokol dan komplek perumahan).

  3 Dengan peralatan angkut (truk) sebanyak 2 unit dan kapasitas angkut 5 m ,

  3

  maka hanya 5 – 6 m sampah yang dapat diangkut, sedangkan sisanya ditangani sendiri oleh masyarakat, seperti ditimbun di halaman rumah masing-masing, dibakar, atau dibuang ke pinggir sungai.

  2. Proyeksi ke depan Dari data jumlah penduduk Kecamatan Sijunjung beberapa tahun terakhir, dapat dilakukan proyeksi jumlah penduduk ke depan. Pada pembahasan ini dilakukan proyeksi penduduk hingga tahun 2027 melalui pendekatan- pendekatan eksisting. Namun, data yang ditampilkan untuk tahun 2009 – 2013.

Tabel 2.10 Proyeksi Jumlah Penduduk Kec. Sijunjung Tahun 2009 – 2013

  No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) 1. 2009 41831 2. 2010 42667 3. 2011 43521 4. 2012 44391 5. 2013 45279

  Selanjutnya, dihitung jumlah timbulan yang dihasilkan oleh penduduk yang berada di Kecamatan Sijunjung, yaitu dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.11Timbulan yg dihasilkan penduduk Kec. Sijunjung Th 2009 – 2013

  Jumlah V non V domestic V total

  No. Tahun Penduduk domestik

  3

  3

  (m /hr) (m /hr)

  3

  (jiwa) (m /hr) 1. 2009 41831

  43.92

  8.78

  52.71 2. 2010 42667

  44.80

  8.96

  53.76 Jumlah V non V domestic V total

  No. Tahun Penduduk domestik

  3

  3

  (m /hr) (m /hr)

  3

  (jiwa) (m /hr) 3. 2011 43521

  45.70

  9.14

  54.84 4. 2012 44391

  46.61

  9.32

  55.93 5. 2013 45279

  47.54

  9.51

  57.05 Keterangan:

  Volume sampah yang dihitung untuk domestik dengan tingkat pelayanan 60% Volume non domestik diasumsikan 20% dari Volume sampah domestik

  2.3.7.3 Sub Bidang Air Limbah Pengelolaan air limbah domestik/rumah tangga di Kabupaten Sijunjung pada umumnya masih belum memenuhi syarat perilaku hidup bersih dan sehat, dimana kondisi prasarana air limbah tersebut belum sepenuhnya dapat memutus kontak manusia dengan tinja dan memutus kontak tinja dengan lingkungan.

  Sebagian masyarakat, terutama di perdesaan masih menggunakan sungai sebagai tempat buang air besar. Sementara di perkotaan, rumah tangga yang sudah memiliki MCK, belum seluruhnya dilengkapi dengan septictank yang kedap air dan peresapan. Bahkan di kawasan perumahan yang dibangun oleh pengembang, kondisi pengelolaan air limbahpun belum sepenuhnya memenuhi ketentuan teknis pengelolaan limbah, karena septictank yang disediakan pengembang masih memungkinkan terjadinya kontak tinja dengan lingkungan akibat septictank yang tidak kedap air dan tidak dilengkapi dengan peresapan.

  Untuk pelayanan lumpur tinja rumah tangga tersebut, pemerintah memiliki 1 unit truck tinja, tetapi belum memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).

  2.3.7.4 Sub Bidang Drainase Sistem drainase yang ada di Kabupaten Sijunjung merupakan drainase yang dibagun secara parsial dengan jaringan tersier, sekunder dan primer. Kondisi ini tentu saja tidak akan mampu mengatasi persoalan genangan air secara tuntas, karena pembangunan drainase tidak didahului oleh penyusunan master plan/outline plan, sehingga tidak didapatkan gambaran kebutuhan sistem drainase yang sebenarnya, sesuai dengan kondisi geografis dan topografi wilayah, curah hujan dan tataguna lahan.

  Saat ini pemerintah sudah membangun jaringan drainase yang sebagian besar masih berfungsi dengan baik. Tetapi karena perencanaan dan pembangunan yang dilakukan secara parsial, seringkali pembangunan drainase di suatu kawasan menjadi persoalan bagi kawasan lain, karena terkesan hanya memindahkan genangan air dari satu kawasan ke kawasan lain, bukan ke badan penerima air yang seharusnya.

  Persoalan lain yang juga merupakan faktor penghalang dalam pembangunan dranase adalah tataguna lahan yang sudah menyimpang dari peruntukannya. Banyak pembangunan yang dilakukan di daerah yang seharusnya menjadi area resapan air atau di tempat-tempat yang seharusnya menjadi jalur aliran air, tanpa memberikan alternatif pemecahan masalah air hujan.

  2.3.7.5 Sub Bidang Tata Bangunan Lingkungan Penataan Bangunan dan Lingkungan termasuk salah satu tugas bidang

  Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sijunjung. Pemerintah Kabupaten Sijunjung saat ini sudah memilik Peraturan Daerah (Perda) tentang bangunan Gedung. Untuk pelaksanaan Pembinaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Kabupaten Sijunjung belum memiliki Institusi/Lembaga dan Tim Ahli Bangunan Gedung.

  Saat ini Kabupaten Sijunjung memiliki 2 unit Mobil Unit Pemadam Kebakaran, 1 unit kondisi baik dan 1 unit kondisi rusak tetapi belum memiliki hidran kebakaran.

  2.3.7.6 Sub Bidang Pengembangan Permukiman Prasarana permukiman terdiri dari : jalan lingkungan, saluran drainase, jaringan air bersih, prasarana persampahan (Gerobak sampah, TPS dll) dan prasarana limbah. Jalan lingkungan yang sudah dibangun terdiri dari jalan aspal dan jalan dengan perkerasan kaku (rigid beton).

  Pada saat ini di Kabupaten Sijunjung telah dibangun sebanyak 6 (enam) komplek perumahan bersubsidi untuk MBR khususnya PNS/TNI/POLRI.Dan mengingat kebutuhan akan rumah bersubsidi masih sangat tinggi, maka dapat diperkirakan bahwa akan muncul beberapa komplek perumahan lagi khususnya yang berdekatan dengan wilayah ibukota.PSD pada komplek-komplek perumahan ini sebagian telah terbangun baik yang menggunakan dana APBD maupun APBN.Sedangkan untuk permukiman-permukiman swadaya masih terdapat banyak kekurangan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti pembangunannya yang sporadis dan tidak terkendali, lokasi yang terpencar-pencar dan terpencil serta tidak adanya Rencana Induk Sistim.