BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH - DOCRPIJM 1503910430Bab 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah Terbaru 15 Oktober 2016

  BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH Dalam rancangan akhir dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

  daerah Kabupaten Pegunungan Arfak, aspek yang dikaji meliputi aspek Geografi dan Demografi, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan aspek Daya saing daerah. Berikut penjelasan dari masing-masing aspek.

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

1. Luas dan Batas Wilayah

  Tabel II-1. Daerah Administrasi Distrik dan Jumlah Kampung Kabupaten Pegunungan Arfak.

  6

  Luas wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak adalah 2.773,74 km

  2

  15 Jumlah - 166 Sumber: Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, Tahun 2014.

  10 Testega Testega

  21

  9 Catubow Catubow

  29

  8 Hingk Hingk

  37

  7 Minyambow Minyambow

  6 Membey Membey

  No Distrik Ibukota Distrik Jumlah Kampung

  8

  , membawahi 10 distrik dan 166 kampung (desa); Data daerah administrasi Kabupaten Pegunungan Arfak, disajikan pada tabel berikut.

  11

  4 Taige Taige

  13

  3 Anggi Igenbay

  12

  2 Didohu Iranmeba

  12

  1 Sururey Sururey

  5 Anggi Gida Tomrok

  Batas-batas wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak adalah:

  • : Distrik Warmare, Distrik Tanah Rubuh, dan Distrik Prafi Sebelah Utara Kabupaten Manokwari.
  • Sebelah Timur : Distrik Oransbari, Distrik Ransiki, dan Distrik Neney Kabupaten Manokwari Selatan.
  • : Distrik Moskona Utara dan Distrik Manimeri Kabupaten Sebelah Selatan Teluk Bintuni, dan Distrik Dataran Isim Kabupaten Manokwari Selatan.
  • : Distrik Sidey Kabupaten Manokwari, dan Distrik Kebar Sebelah Barat Kabupaten Tambrauw.

2. Letak dan Kondisi Geografis

  Letak Geografis Kabupaten Pegunungan Arfak, sebagai berikut: Bagian Utara : 0º55’ Lintang Selatan; Bagian Selatan: 1º40’ Lintang Selatan; Bagian Barat : 133º10’ Bujur Timur; Bagian Timur : 134º05’ Bujur Timur.

  Gambar II-1. Data Fisiografi Kabupaten Pegunungan Arfak.

  Sumber: Draft RTRW Kabupaten Pegunungan Arfak, 2015.

  Ketinggian wilayah (altitude) Kabupaten Pegunungan Arfak adalah 300 – 1.800 meter di atas permukaan laut. Dari segi luas wilayah menurut distrik, Testega merupakan distrik dengan wilayah paling luas (75.515 ha atau 19,65% dari luas wilayah Kabupaten Pegaf), diikuti distrik Catubouw (72.237 ha atau

  18,80% dari luas wilayah Kabupaten Pegaf); sedangkan distrik dengan luas wilayah paling sempit adalah Membey (10.370 ha atau 2,37% dari luas wilayah Kabupaten Pegaf), diikuti distrik Anggi (14.114 ha atau 3,67% dari luas wilayah Kabupaten Pegaf).

  Dari segi fisiografi, distrik dengan persentasi wilayah paling banyak masuk dalam kategori extremly steep (sangat curam dengan kemiringan >40%) adalah Minyambouw (73,83%), diikuti oleh Membey (66,32%); sedangkan distrik dengan flat (kategori berbukit dengan kemiringan <2%) dan very gentle (bergelombang dengan kemiringan 2 - 8%) adalah Anggi (17,61%), diikuti oleh Taige (8,91%). Data Profil Kabupaten Pegaf Tahun 2013 menyatakan bahwa hanya 20% wilayahnya memiliki kemiringan 0-25° (datar), selebihnya 80% wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25° (bergelombang/berbukit).

  3. Kondisi Topografi

  Sebagaimana diuraikan pada sub bab letak dan kondisi geografis daerah di atas, dapat terlihat bahwa mayoritas wilayah Kabupaten Pegaf adalah sangat curam yang berarti berbanding lurus dengan ketinggian tempat, maka topografi wilayah ini berkisar antara 15 - 2.940 meter di atas permukaan laut (dpl). Kondisi topografi wilayah yang demikian, mengharuskan perencanaan yang berbasis pada pemanfaatan lahan yang baik dan konservasi sumberdaya tanah, air, agar terhindar dari bahaya banjir dan longsor.

  Sebagian besar (80%) wilayah Kabupaten Pegaf memiliki kelas lereng adalah curam dengan tingkat kemiringan >75%. Kondisi tersebut merupakan kendala utama bagi pemanfaatan lahan baik untuk pengembangan sarana sarana dan pra sarana fisik, demikian juga pengembangan pertanian dalam arti luas dalam skala besar.

  4. Kondisi Geologi

  Proses terbentuknya Pegunungan Arfak banyak dipengaruhi oleh lipatan dan patahan/sesar, yakni Sesar Sorong (SFZ), Sesar Ransiki (RFZ), Sesar Lungguru (LFZ), dan Sesar Tarera-Aiduna (TAFZ). Keadaan faktual ini dapat menyebabkan daerah Kabupaten Pegunungan Arfak termasuk kawasan rawan bencana khususnya gempa bumi. Secara umum, kondisi geologi didominasi oleh batuan sedimen liat berlempung, batuan endapan tersier, dan batuan endapan kuarter. Dengan formasi batuan terdiri dari batuan sedimen batu kapur, pasir, lanau, dan pluton. Batuan di Kabupaten Pegunungan Arfak merupakan endapan batuan berumur tersier sangat tua yang terdiri dari sedimen klasik, vulkanik, dan karbonat. Umumnya berwarna abu-abu hingga kecokelatan dan bersifat keras.

  Struktur tanah di Kabupaten Pegunungan Arfak terdiri dari jenis aluvial (18,7%), mediterania (2,44%), podsolik merah kuning (10,41%), podsolik cokelat keabuan (7,57%), tanah kompleks (complex of soil) (49,21%), latosol (4,5%), dan organosol (7,17%). Secara umum, jenis tanah yang ada terdiri dari tanah kapur kemerahan, tanah endapan aluvial dan tanah aluvial muda. Kedalaman efektif tanah rata-rata di atas 25 cm, kedalaman ini hampir merata diseluruh wilayah distrik kecuali di wilayah pegunungan kapur.

  Kawasan rawan bencana longsor terdapat di hampir semua distrik dan kampung-kampung di wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak. Dikatakan demikian, sebab distrik dan kampung-kamung di wilayah kabupaten ini terletak di lembah-lembah kecil (uvale) yang dikelilingi/dipagari oleh pegunungan yang menjulang tinggi.

5. Kondisi Hidrologi

  Curah hujan yang tinggi mencukupi ketersediaan air dan sumber air di Kabupaten Pegunungan Arfak. Selain, terdapat 2 danau, hal ini ditunjukkan pula oleh banyaknya sungai yang mengalir di setiap distrik. Hampir di setiap kampung terdapat sungai kecil untuk kepentingan minum, cuci, dan kakus Namun, terdapat beberapa sungai penting di beberapa distrik, seperti pada tabel berikut.

  Tabel II-2. Sungai-sungai pada Beberapa Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak.

  No Distrik Sungai

  1 Anggi Irai, Igebaya, dan Bnggimun

  2 Anggi Gida Mueng, Ingisrow, Induk, dan Way

  3 Membey Usir, Preo, Mengir, Nggui, Meskisi, dan Kik

  4 Sururey Duhubeya, Biori, Sururey, dan Debeidena Sumber: Profil Kabupaten Pegunungan Arfak, 2014.

  Kondisi topografi kabupaten Pegaf yang curam dengan sejumlah spot kecil berupa uvalla dan lembah kecil, maka pengembangan irigasi dalam skala besar sulit dikembangkan, tetapi bisa dikembangkan irigasi skala kecil untuk pengembangan tanaman pertanian dan sumber listrik tenaga air.

6. Kondisi Klimatologi

  82,00

  7. Juli 27,13 45,67 179,77 20,67

  85,67

  8. Agustus 27,08 52,00 229,27 20,67

  83,33

  9. September 27,57 48,67 142,53 19,00

  83,33

  10. Oktober 27,68 61,00 118,30 15,33

  11. Nopember 27,60 47,33 286,53 22,00

  6. Juni 27,63 41,67 240,87 21,33

  83,33

  12. Desember 27,77 39,67 267,13 20,33

  83,3

  Rata-rata 27,49 47,39 260,82 20,92

  84,22 Sumber: Diolah dari Kabupaten Manokwari dalam Angka (2009-2013).

  Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan tahunan adalah 260,82 mm, rata-rata hari hujan per bulan adalah 20,92 hari. Suhu udara minimum 27,08 °

  C, sedangkan suhu maksimum 27,80 ° C dengan rata-rata suhu udara adalah 27.49 ° C, rata-rata kelembaban udara adalah 84,07%. Berdasarkan keadaan iklim sebagaimana disajikan di atas, maka dapat dilakukan klasifikasi iklim yang mengacu pada Schmidt dan Fergusson, bahwa rata-rata curah hujan tahunan yang ditunjukkan dengan curah hujan (mm) tiap bulan, jika kondisi curah hujan <60 mm, maka bulan tersebut dikategorikan bulan kering, sedangkan jika kondisi curah hujan 60 – 100 mm maka dikategorikan bulan lembab, selanjutnya jika curah hujan >100 mm maka dikategorikan bulan basah. Merujuk pada kondisi curah hujan di wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak, maka dapat dijelaskan bahwa wilayah tersebut termasuk dalam tipe iklim A karena semua bulan merupakan bulan basah dengan curah hujan >100 mm.

  85,00

  Data iklim Kabupaten Pegunungan Arfak yang didalamnya mencakup suhu udara, lama penyinaran, curah hujan, hari hujan, dan kelembaban udara selama 5 tahun terakhir, disajikan seperti pada tabel berikut.

  Tabel II-3. Data Iklim Selama 5 Tahun Terakhir 2011-2015

  Udara (%)

  Kabupaten Pegunungan Arfak Bulan Suhu

  Udara (ºC)

  Lama Penyinaran

  (%) Curah

  Hujan (mm)

  Hari Hujan

  (hari) Kelembaban

  1. Januari 27,48 43,67 327,70 21,67

  5. Mei 27,80 54,00 314,47 20,67

  84,00

  2. Februari 27,40 47,33 330,03 20,67

  84,33

  3. Maret 27,35 44,67 411,23 24,00

  84,67

  4. April 27,40 43,00 322,00 22,67

  86,00

  84,67 Secara spasial, sebaran curah hujan pada wilayah kabupaten Pegunungan Arfak dapat dikelompokkan atas 4 zona, yaitu zone 1 (curah hujan = 2.750 mm/tahun; zone 2 (curah hujan = 3.500 mm/tahun); zone 3 (curah hujan = 4.500 mm/tahun); dan zone 4 (curah hujan = 5.500 mm/tahun), maka Kabupaten Pegunungan Arfak termasuk dalam zona 1 kerena curah hujannya adalah 3.129,84 mm/thn.

7. Penggunaan Lahan

  Data citra menurut distrik menunjukkan bahwa sebaran luas lahan menurut tipe penutupan lahan di Kabupaten Pegaf (Situasi tahun 2015) yang didalamnya mencakup badan air, hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, permukiman, pertanian lahan kering, padang rumput (savana), semak belukar, dan tanah terbuka. Data ini penting untuk diketahui agar dalam perencanaan pembangunan fisik, dilakukan secara cermat dan berhati-hati sesuai dengan daya dukung lingkungan yang ada.

  Data menunjukkan bahwa Testega merupakan distrik dengan Hutan Lahan Kering Primer terluas (97,87% atau 19,12% luas Kabupaten Pegaf), diikuti Distrik Didohu (87,45%), dan Sururey (75,90%); sedangkan yang paling rendah adalah Distrik Anggi Gida (35,55%), diikuti oleh Distrik Anggi (54,91). Dapat diinformasikan bahwa berdasarkan kategori tipe tutupan lahan hutan, yakni: Badan Air, Hutan Lahan Kering Primer, Hutan Lahan Kering Sekunder, Pemukiman, Pertanian Lahan Kering, Savana, Semak Belukar, dan Tanah Terbuka, bahwa tutupan lahan di setiap distrik masuk dalam kategori Hutan Lahan Kering Primer dengan presentasi mulai dari 35,55% sampai dengan 97,41%.

  Lahan di Kabupaten Pegaf sebagian besar tertutup hutan dataran tinggi (hutan primer dan sekunder), rumput, perdu, serta pada ketinggian di atas 2.000 mdpl sudah ditumbuhi jenis vegetasi berdaun jarum yang mengindikasikan sebagai zona alpin. Sebagian lahan di daerah ini digunakan untuk pemukiman dan sebagian lagi untuk areal pertanian—terutama pertanian ladang berpindah (shifting cultivation)—yang ditanami berbagai jenis tanaman pangan seperti ubi- ubian dan sayuran.

  Pegaf merupakan kabupaten dengan sebagian besar wilayahnya masuk dalam kawasan Hutan Lindung (HL) dan Cagar Alam, yakni Cagar Alam Pegunungan Arfak (CAPA). Testega merupakan distrik dengan kawasan CAPA terluas (98,51% dimana 66.030 ha wilayah distrik ini merupakan kawasan CAPA), diikuti Distrik Membey 74,31%, dan Distrik Anggi (58,20%). Selanjutnya dapat diinformasikan pula mengenai distribusi kawasan distrik menurut kawasan HL, bahwa Catubouw merupakan distrik dengan kawasan HL paling luas (93,02%), diikuti Distrik Sururey (90,74), dan distrik Minyambouw (85,28%).

  Dapat dinyatakan bahwa 80% wilayah Kabupaten Pegaf termasuk dalam kawasan HL dan CAPA. Oleh sebab itu, dalam perencanaan pemanfaatan ruang untuk pembangunan di Kabupaten Pegaf agar dilakukan secara hati-hati agar tidak bertabrakan dengan aturan mengenai pengelolaan pemanfaatan kawasan dan/atau implikasi pemanfaatan kawasan dalam kaitan dengan bahaya ekologis atau sustainabilitas wilayah.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

  Pengembangan wilayah secara keseluruhan di Kabupaten Pegunungan Arfak (PEGAF) dapat dilaksanakan secara terarah dan tepat sasaran jika diketahui potensi sektor unggulan ekonomi wilayah yang merupakan prime

  mover pembangunan di PEGAF. Salah satu pendekatan yang sering digunakan

  dalam menentukan potensi unggulan wilayah (sektor basis dan non basis) adalah metode LQ (location quontient), secara matematis formula LQ dapat ditulis sebagai berikut :

  / . = / . .

  

.

  Dimana : X ij = derajat aktifitas ke-i di wilayah ke-j, X i. = total aktifitas di wilayah ke-j, X j = total aktifitas ke-j di semua wilayah dan X..= derajat aktifitas total wilayah. Hasil perhitungan dengan metode LQ menghasilkan tiga (3) kategori nilai LQ sebagai berikut : (a) LQ > 1; artinya komoditas ini menjadi basis atau menjadi sumber pertumbuhan. Komoditas ini memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor keluar wilayah. (b) LQ = 1; komodita tergolong non basis, tidak memiliki keunggulan komparatif. Produksi-nya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam wilayah sendiri dan tidak dapat diekspor ke luar wilayah. (c) LQ < 1; komoditas ini juga termasuk non basis, tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam wilayah dan harus di import dari luar wilayah.

  Sehingga komoditas yang memiliki nilai LQ > 1 merupakan standar normatif untuk ditetapkan sebagai komoditas unggulan.

1. Pertanian

  Sektor pertanian hingga saat ini masih memberikan kontribusi terbesar dalam pembangunan ekonomi wilayah di Kabupaten Pegunungan Arfak. Hal ini terlihat dari sumbangsih sektor pertanian terhadap PDRB kabupaten sebesar 72,60% (Gambar II-2) didukung oleh tersedianya sumberdaya lahan yang digunakan secara khusus bagi intensifikasi pertanian termasuk aktifitas peternakan.

  Gambar II-2. Besaran Kontribusi Sektor-Sektor Perekonomian Terhadap PDRB

  Kabupaten Pegunungan Arfak

KONTRIBUSI SEKTOR PEREKONOMIAN TERHADAP PDRB PEGAF

  Pertambangan & Penggalian (0.18%) Industri (0%)

  Pertanian, Listrik, Gas & Air (72.60%)

  Bersih (1.02%) Bangunan (3.63%) Perdagangan,

  Hotel, Restoran, (0.05%) Pegangkutan & Komunikasi (0%)

  Keuangan, Persewaan, Jasa Jasa-Jasa, Perusahaan (0

  (22.53%) %) Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah).

  Kontribusi yang besar dari sektor pertanian, selain didukung oleh sumberdaya lahan, juga ditunjang oleh peran keluarga petani dalam mengupayakan komoditas-komoditas pertanian meliputi sub sektor tanaman pangan, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan. Tabel II-4. berikut menunjukkan jumlah rumah tangga petani yang mengusahakan berbagai komoditas sub sektor tanaman pangan. Data pada Tabel II-4. menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga terbanyak yang mengupayakan tanaman pangan padi ladang, palawija dan jagung hanya berada di Distrik Minyambouw (27,63%) dan Distrik HIngk (23,85%). Nilai LQ untuk sub sektor tanaman pangan di Kabupaten Pegaf, tahun 2015 disajikan pada Tabel II-5. Keragaan penyebaran komoditas tanaman pangan berpotensi di Kabupaten PEGAF menurut nilai LQ berdasarkan kategori basis dan non basis disajikan pada Tabel II-5. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat 3 jenis pengelompokan komoditas tanaman pangan yang diidentifikasi dari 10 wilayah distrik di Kabupaten PEGAF yaitu padi ladang, palawija dan jagung. Hasil analisis pada Tabel II-5 tersebut menunjukkan bahwa sub sektor tanaman pangan yang mempunyai nilai LQ > 1 berpotensi menjadi sektor unggulan (leading sector) yang dapat dikembangkan sebagai prime mover perekonomian khususnya sub sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten PEGAF.

  Tabel II-4. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Pangan Menurut Distrik, Kabupaten Pegunungan Arfak

  No Distrik Jumlah Rumah Tangga Nisbah (%)

  1 Sururey 347

  6.62

  2 Anggi 324

  6.18

  3 Taige 312

  5.95

  4 Membey 224

  4.27

  5 Menyambouw 1449

  27.63

  6 Catubouw 418

  7.97

  7 Testega 176

  3.36

  8 Didohu 487

  9.26

  9 Anggigida 257

  4.90

  10 Hingk 1251

  23.85 Total 5245 100.00 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah) Tabel II-5. Nilai LQ Sub Sektor Tanaman Pangan Kabupaten Pegunungan Arfak

  Nilai LQ No Distrik Padi Ladang Palawija Jagung

  1 Sururey

  1.48

  0.01

  2 Anggi

  1.13

  0.74

  3 Taige

  1.45

  0.07

  4 Membey

  0.75

  1.54

  5 Menyambouw

  2.76

  0.76

  1.48

  6 Catubouw

  1.29

  0.40

  7 Testega

  1.30

  0.39

  8 Didohu

  1.20

  0.60

  9 Anggigida

  1.24

  0.50

  10 Hingk

  1.02

  0.98 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, Tim UNIPA, 2015.

  Jumlah Rumah Tangga yang mengusahakan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Pegunungan Arfak disajikan pada Tabel II-6. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa rumah tangga petani yang mengusahakan pertanian sub sektor tanaman hortikultura terbanyak berada di Distrik Minyambouw (33,19%) dan Distrik Hingk (25,02%). Jenis tanaman hortikultura yang diusahakan oleh masyarakat di kedua distrik tersebut adalah tanaman cabe, bawang merah, kentang, kunyit, dan sayuran. Selanjutnya, analisis nilai LQ untuk tanaman hortikultura disajikan pada Tabel II-7. Hasil analisis nilai LQ menyatakan bahwa tanaman hortikultura yang diusahakan oleh masyarakat di wilayah PEGAF terdiri dari cabai, bawang merah, kentang, kunyit, dan sayuran. Besaran nilai LQ masing-masing sub sektor tanaman hortikultura dapat dilihat pada berikut.

  Tabel II-6. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Hortikultura Menurut Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak

  No Distrik Jumlah Rumah Tangga Nisbah (%)

  1 Sururey 290

  6.74

  2 Anggi 334

  7.76

  3 Taige 284

  6.60

  4 Membey 224

  5.20

  5 Menyambouw 1429

  33.19

  6 Catubouw 356

  8.27

  7 Testega

  7

  0.16

  8 Didohu

  48

  1.11

  9 Anggigida 256

  5.95

  10 Hingk 1077

  25.02 Total 4305 100.00 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah) Tabel II-7. Nilai LQ Sub Sektor Tanaman Hortikultura Kabupaten Pegunungan Arfak

  No Distrik Nilai LQ Cabe B.Merah Kentang Kunyit Sayuran

  1 Sururey

  0.00

  2.95

  1.38

  0.00

  0.58

  2 Anggi

  0.00

  0.15

  1.98

  0.00

  0.83

  3 Taige

  0.00

  0.00

  1.56

  0.00

  1.03

  4 Membey

  5.87

  2.33

  0.73

  0.00

  0.53

  5 Menyambow

  0.83

  0.43

  0.46

  0.12

  1.34

  6 Catubouw

  0.69

  0.85

  0.85

  0.00

  1.12

  7 Testega

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00

  8 Didohu

  0.00

  0.20

  1.94

  0.00

  0.83

  9 Anggigida

  1.15

  1.53

  1.41

  0.00

  0.73

  10 Hingk

  0.29

  0.50

  0.79

  4.55

  1.20 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, Tim UNIPA, 2015.

  Hasil analisis pada tabel di atas menunjukkan bahwa potensi pengembangan wilayah berdasarkan unggulan sub sektor tanaman hortikultura dapat dijelaskan bahwa komoditi yang memiliki nilai LQ>1 untuk tanaman cabe dapat dikembangkan di Distrik Membey dan Anggi Gida, bawang merah dapat diupayakan pengembanganya di Distrik Sururey, Membey dan Anggigida, tanaman kentang dapat dikembangkan di Distrik Sururey, Anggi, Taige, Didohu dan Anggigida, tanaman kunyit dapat dikembangkan di Distrik Hingk, tanaman sayuran di Distrik Taige, Minyambouw, Catubouw, dan Hingk.

  Jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman perkebunan di Kabupaten Pegunungan Arfak menurut distrik disajikan pada Tabel II-8. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa sebaran dan jumlah rumah tangga yang mengusahakan tanaman perkebunan pisang, jambu, dan mangga adalah rumah tangga petani yang berasal dari Distrik Minyambouw (60,06%), Distrik Catubouw (20,13%) dan Distrik Hingk (19,81%). Keragaan penyebaran sub sektor tanaman perkebunan yang berpotensi dikembangkan pada wilayah distrik di Kabupaten PEGAF sesuai hasil analis LQ disajikan pada Tabel II-9. Data pada Tabel II-9, menunjukkan hasil analisis bahwa secara agro-ekologis wilayah distrik Minyambouw memiliki potensi untuk mengembangkan tanaman perkebunan khususnya jeruk dan mangga, distrik Catubouw dan distrik Anggigida berpotensi dikembangkan tanaman perkebunan pisang, distrik Hingk berpotensi bagi pengembangan tanaman pisang dan mangga.

  Tabel II-8. Jumlah Rumah Tangga Usaha Tanaman Perkebunan Menurut Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak

  No Distrik Jmlah Rumah Tangga Nisbah (%)

  1 Sururey

  0.00

  2 Anggi

  0.00

  3 Taige

  0.00

  4 Membey

  0.00

  5 Menyambouw 376

  60.06

  6 Catubouw 126

  20.13

  7 Testega

  0.00

  8 Didohu

  0.00

  9 Anggigida

  0.00

  10 Hingk 124

  19.81 TOTAL 626 100.00 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

  Selain sektor pertanian, sebaran rumah tangga petani yang mengusahakan ternak dapat di lihat pada tabel berikut. Jenis ternak yang diusahakan oleh masyarakat adalah sapi potong, kambing, babi, ayam lokal, itik, dan itik manila.

  Tabel II-9. Nilai LQ Sub Sektor Tanaman Perkebunan, Tahun 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

  .

  No Distrik Nilai LQ Pisang Jeruk Mangga

  1 Sururey

  0.00

  0.00

  0.00

  2 Anggi

  0.00

  0.00

  0.00

  3 Taige

  0.00

  0.00

  0.00

  4 Membey

  0.00

  0.00

  0.00

  5 Menyambouw

  0.69

  1.62

  1.26

  6 Catubouw

  1.58

  0.00

  0.08

  7 Testega

  0.00

  0.00

  0.00

  8 Didohu

  0.00

  0.00

  0.00

  9 Anggigida

  1.59

  0.00

  0.00

  10 Hingk

  1.30

  0.21

  1.22 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, Tim UNIPA, 2015

  Tabel tersebut menunjukkan bahwa rumah tangga terbanyak yang mengusahakan ternak berada di Distrik Menyambouw (38,05%) disusul oleh Distrik Anggigida (11,15%), Distrik Membey (10,06%), Distrik Didohu (9,92%) dan Distrik Catubouw (8,13%), sedangkan jumlah rumah tangga petani yang paling sedikit mengusahakan ternak berada di Distrik Taige (2,01%). Pengembangan sub sektor perikanan menunjukkan bahwa jenis usaha perikanan yang dilakukan oleh masyarakat adalah perikanan darat/budidaya. Kajian terhadap sub sektor peternakan yang berpotensi bagi pengembangan wilayah dapat di lihat pada tabel berikut.

  Tabel II-10. Jumlah Rumah Tangga Usaha Peternakan Menurut Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak

  No Distrik Jmlah Rumah Tangga Nisbah (%)

  1 Sururey 326

  7.89

  2 Anggi 295

  7.14

  3 Taige

  83

  2.01

  4 Membey 416

  10.06

  5 Menyambouw 1573

  38.05

  6 Catubouw 336

  8.13

  7 Testega

  98

  2.37

  8 Didohu 410

  9.92

  9 Anggigida 461

  11.15

  10 Hingk 136

  3.29 Total 4134 100.00 Sumber :Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

  Hasil analisis pada tabel tersebut, menunjukkan bahwa potensi pengembangan khususnya ternak lokal khususnya babi dan ayam kampung berpotensi dikembangkan pada semua distrik, sedangkan ternak introduksi seperti sapi potong berpotensi dikembangkan di Distrik Menyambouw, Catubouw, dan Hingk, ternak kambing berpotensi dikembangkan di Distrik Membey, Menyambouw, dan Hingk, ternak itik dan itik manila dapat dikembangkan di Distrik Menyambouw, Anggigida, dan Taige.

  Tabel II-11. Nilai LQ Sub Sektor Peternakan Tahun 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

  2.25

  Jumlah rumah tangga yang terlibat dalam usaha sub sektor perikanan darat/budidaya disajikan pada Tabel

  0.00 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014, Tim UNIPA, 2015

  0.00

  1.10

  0.89

  1.32

  1.61

  10 Hingk

  0.00

  1.23

  Tabel II-12 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Darat/Budidaya Menurut Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak No Distrik Jumlah Rumah Tangga Nisbah (%)

  0.84

  0.00

  0.00

  9 Anggigida

  0.00

  0.00

  1.17

  0.92

  0.00

  0.00

  II-12. Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang mengusahakan perikanan darat/budidaya terbanyak berada di Distrik Taige (40,18%), sedangkan jumlah rumah tangga yang paling sedikit mengusahakan sub sektor perikanan darat/budidaya terdapat di Distrik Testega (13,39%).

  1 Sururey

  0.00

  6 Catubouw

  0.00 Total 112 100.00 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

  10 Hingk

  0.00

  9 Anggigida

  0.00

  8 Didohu

  13.39

  15

  7 Testega

  0.00

  21.43

  28

  24

  5 Menyambouw

  0.00

  4 Membey

  40.18

  45

  3 Taige

  0.00

  2 Anggi

  25.00

  8 Didohu

  0.00

  No Distrik Nilai LQ Sapi Potg Kam-

  0.00

  0.35

  0.03

  1.96

  0.00

  0.00

  3 Taige

  0.00

  0.00

  0.92

  1.15

  0.00

  4 Membey

  2 Anggi

  0.00

  0.00

  0.01

  1.98

  0.00

  0.15

  1 Sururey

  Itik Itik Manila

  Bing Babi Ayam Lokal

  6.76

  0.79

  1.16

  6 Catubouw

  0.93

  0.00

  0.00

  7 Testega

  0.00

  0.86

  0.76

  1.22

  0.72

  1.07

  0.00

  2.12

  3.21

  1.26

  0.68

  1.71

  1.67

  5 Menyambouw

  0.00

  0.63

  1.88

  0.19

  Upaya pengembangan wilayah pada sub sektor kehutanan berpotensi dikembangkan pada beberapa distrik, dilihat dari jumlah rumah tangga yang mengusahakan aktifitas pertanian sub sektor kehutanan seperti pada Tabel II-13. Tabel tersebut memperlihatkan bahwa jumlah rumah tangga terbesar yang mengusahakan sub sektor kehutanan berada di Distrik Hingk (43,55%) dan terendah di Distrik Catubouw (1,61%). Jenis usaha kehutanan yang dilakukan terdiri dari penangkapan satwa liar dan pemungutan hasil hutan. Melalui pendekatan dengan metode LQ di atas, komoditas unggulan masing-masing subsektor pertanian di PEGAF dapat dihitung dengan data dasar jumlah rumah tangga yang mengusahakan sub sektor pertanian; sedangkan sub sektor peternakan dihitung dengan data dasar populasi ternak per distrik tahun 2014.

  Tabel II-13. Jumlah Rumah Tangga Usaha Kehutanan Menurut Distrik Tahun 2015 Kabupaten Pegunungan Arfak

  .No Distrik Jumlah Rumah Tangga Nisbah (%)

  1 Sururey

  0.00

  2 Anggi

  0.00

  3 Taige

  0.00

  4 Membey

  0.00

  5 Menyambouw

  33

  26.61

  6 Catubouw

  2

  1.61

  7 Testega

  6

  4.84

  8 Didohu

  10

  8.06

  9 Anggigida

  19

  15.32

  10 Hingk

  54

  43.55 Total 124 100.00 Sumber :Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2014 (data diolah)

2. Pertambangan dan Energi

  Hingga saat ini kontribusi sektor pertambangan terhadap pembangunan di Kabupaten PEGAF sebesar 0.18%, diharapkan ke depan sektor ini mampu berperan sebagai engine growth di Kabupaten PEGAF. Potensinya yang cukup besar merupakan peluang bagi investor untuk berinvestasi di sektor ini. Potensi sumberdaya alam di sektor pertambangan dan galian meliputi seng, tembaga, uranium, timah, dan emas. Potensi tambang dan sebarannya di Kabupaten PEGAF dapat dilihat pada tabel berikut.

  Tabel II-14. Potensi Bahan Tambang dan Sebarannya Berdasarkan Distrik Kabupaten Pegunungan Arfak, Tahun 2015.

  Potensi Bahan Tambang Distrik Volume Cadangan Timah Anggi Deposit mineral belum diketahui, kandungan timah berkisar antara 345-685 Senk dan Tembaga Anggi Deposit mineral belum diketahui dan sampai saat ini potensi belum dimanfaatkan Batu Gamping Didohu 13,92 Miliar Ton

  Granit Anggi Volume cadangan sebesar 96.83 Miliar metric ton Sumber : RTRW Provinsi Papua Barat, 2009.

  Potensi sumber energi lainnya adalah PLTA yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber listrik untuk penerangan selama 24 jam terutama di Distrik Menyambouw dan Distrik Testega.

  3. Industri Pengolahan

  Sektor industri selama periode 2013-2015 belum memberikan kontribusi nyata (0.00%) terhadap pembentukan PDRB Kabupaten PEGAF. Peluang investasi di sektor ini dalam skala ekonomi belum memiliki potensi, namun demikian potensi pengembangan terhadap industri pengolahan kedepannya dapat dikembangkan home industry misalnya pembuatan minyak buah merah di Distrik Testega.

  4. Konstruksi

  Kontribusi sektor bangunan selama periode 2013-2015 terhadap PDRB Kabupaten PEGAF sebesar 3,63%. Kontribusi sektor ini akan terus meningkat seiring dengan berjalannya pembangunan terutama pembangunan fisik. Saat ini konstruksi masih difokuskan kepada penyediaan sarana pemerintah agar lebih efektif dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

  Serapan tenaga kerja lokal pada sektor ini masih sangat rendah, hal ini disebabkan tenaga kerja lokal yang tersedia belum terampil/belum memiliki skill dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan kontruksi. Kedepannya pendampingan dan pelatihan bagi tenaga kerja perlu dilakukan guna menjawab kebutuhan tenaga kerja terdidik dalam pengembangan sektor bangunan.

  5. Hotel dan Pariwisata

  Kontribusi sektor ini masih sangat kecil (0.05%) terhadap PDRB Kabupaten PEGAF. Sektor ini berpotensi dikembangkan kedepannya, ditunjang dengan upaya pemerintah daerah dalam mengembangkan pariwisata. Upaya- upaya yang dilakukan berupa promosi di tingkat regional maupun nasional untuk memperkenalkan potensi wisata di Kabupaten PEGAF. Informasi potensi pariwisata Kabupaten PEGAF dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel II-15.

  Potensi Pariwisata di Kabupaten Pegunungan Arfak No Potensi Objek Wisata Lokasi Keterangan

  1 Goa Alam Distrik Anggi Panorama Alam

  2 Danau Anggi Giji Distrik Anggi Luas 2.500 Ha

  3 Danau Anggi Gida Distrik Anggi Gida Luas 2.500 Ha

  4 Pegunungan Kobrey Distrik Anggi Rumah Kaki Seribu

  5 Pegunungan Arfak Distrik Cagar Alam 45.000 Ha & Minyambouw Kupu– Kupu Sayap Burung. Sumber : RTRW Kabupaten Manokwari, 2013

  a. Rencana pengembangan potensi pariwisata dapat dilakukan dengan :  Membangun jalur transportasi wisata;  Menata kawasan pariwisata dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan budaya;  Membangun sarana dan prasarana pendukung pariwisata seperti homestay, hotel, dan restoran.

  6. Transportasi dan Komunikasi

  Transportasi dan komunikasi merupakan urat nadi pembangunan ekonomi di Kabupaten PEGAF. Saat ini pemerintah daerah PEGAF sedang giat membangun, merawat dan memperbaiki jalur jalan dari dan ke PEGAF baik melalui Kabupaten Manokwari maupun melalui Kabupaten Manokwari Selatan. Arahan pengembangan ruas jalan sesuai dengan rencana struktur ruang, memberikan gambaran terkait bagaimana pemerintah daerah mengintegrasikan hubungan antar wilayah distrik melalui jalur jalan darat, jalur penerbangan udara maupun membangun sistem komunikasi dengan provider yang dapat menyediakan jangkauan layanan yang lebih baik.

  7. Perbankan dan Investasi

  Sektor perbankan dan investasi selama periode 2013-2015 belum memberikan kontribusi bagi pembentukan PDRB Kabupaten PEGAF, selama periode tersebut, sumbangsihnya masih 0.00%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena belum ada investor yang tertarik menanamkan modalnya di Kabupaten PEGAF. Potensi pengembangan sektor perbankan dan investasi ke depan dapat dilakukan dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan membangun kerja sama dengan lembaga keuangan daerah.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

  Data hasil analisis Citra Landsat dalam Dokumen Studi Identifikasi Permasalahan dan Analisis Kebutuhan Pembangunan Daerah Kabupaten Pegaf (2015), menyatakan bahwa mayoritas wilayah Kabupaten Pegaf masuk dalam kategori curam sampai sangat curam. Distrik dengan persentasi wilayah paling banyak masuk dalam kategori extremly steep (sangat curam dengan kemiringan >40%) adalah Minyambouw (73,83%), diikuti oleh Membey (66,32%), Testega (60,96%), Sururei (56,97%), Taige (55,75%), dan Catubouw (49,61%); sedangkan distrik lain menyebar pada kategori kemiringan lahan curam (steep) dengan persentase kemiringan 26-40 persen adalah Catubouw (39,83%), Anggi Gida (35,74%), Anggi (34%), dan Hingk (30,76)%. Distrik dengan kategori flat (berbukit dengan kemiringan <2%) dan very gentle (bergelombang dengan kemiringan 2 - 8%) adalah Anggi (17,61%), diikuti oleh Taige (8,91%).

  Mayoritas lokasi pemukiman penduduk berada di uvalla-uvalla (lembah kecil) dan banyak lagi di urat-urat gunung serta lokasi dengan kemiringan di atas 45%, bahwa kondisi ini dapat dinyatakan sebagai “berbahaya’. Keadaan ini memungkinkan terjadi bencana alam sewaktu-waktu. Oleh sebab itu, perencanaan pembangunan fisik hendaknya direncanakan untuk menahan gempa yang berpotensi terjadi, masyarakat juga diingatkan untuk tidak menebang pohon di daerah hulu sungai (kali-kali kecil) yang mengalir di sekitar pemukiman.

  Kawasan rawan bencana longsor terdapat di sebagian besar wilayah Distrik Minyambouw, Distrik Didohu, dan Distrik Catubuow. Gerakan tanah/ longsor merupakan jenis bencana alam yang paling relatif sering terjadi, karena tingkat kejadiannya yang hampir setiap tahun atau setiap musim hujan, maka sering menimbulkan bencana kerusakan dan korban jiwa, walaupun dimensi bencana gerakan tanah relatif kecil jika dibandingkan dengan bencana gempa bumi atau letusan gunung api.

  Jenis gerakan tanah yang sering terjadi di daerah Kabupaten Pegaf adalah longsoran tanah dan material dengan tingkat waktu kejadian antara sangat lambat hingga cepat, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang sangat mempengaruhi terhadap waktu kejadian longsoran adalah curah hujan (air) yang menjenuhi tanah penutup yang sangat tebal. Oleh karena itu, longsoran sering terjadi pada musim hujan sehingga permukiman yang ada dan berkembang di Kabupaten Pegaf harus menerapkan konsep permukiman yang ramah terhadap bencana gerakan tanah.

  Kawasan rawan bencana banjir terdapat di sebagian besar wilayah Distrik Minyambouw, Distrik Didohu, Distrik Catubouw, Distrik Testega dan Distrik Anggi. Banjir merupakan salah satu masalah yang terjadi di Kabupaten Pegunungan Arfak. Kriteria kawasan rawan banjir secara umum adalah: (1) Daerah sepanjang sungai dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 4 meter di atas permukaan air sungai; dan (2) Daerah dengan kemiringan di bawah 5%. Daerah yang dialiri sungai dengan sedimentasi tinggi di atas 20.000 m³/tahun. Sebagaimana kita ketahui bersama dan diberitakan oleh Harian Cahaya Papua Edisi Senin Tanggal 18 April 2016 bahwa pada Hari Minggu 17 April 2016 terjadi bencana Longsor di Distrik Hink Kabupaten Pegaf yang menelan korban hilang sebanyak 2 jiwa.

2.1.4. Demografi

  Data demografi Kabupaten Pegaf yang utama dalam laporan ini meliuti: jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, struktur penduduk, tingkat kepadatan penduduk, ratio jenis kelamin, dan angka ketergantungan penduduk. Data jumlah penduduk Kabupaten Pegaf dan distribusi menurut jenis kelamin dan kelompok umur, yang dijadikan sebagai dasar analisis rasio jenis kelamin dan tingkat ketergantungan penduduk, seperti pada tabel berikut:

  Tabel II-16. Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2015.

  Kabupaten Pegunungan Arfak No Kelompok Jenis Kelamin Jumlah Umur (thn) Laki-laki Perempuan 1 0 – 4 1.370 1.372 2.742

  2 5 – 9 1.481 1.449 2.930 3 10 – 14 1.498 1.407 2.905 4 15 -19 1.036 1.285 2.321 5 20 – 24 1.515 1.848 3.363 6 25 – 29 1.623 1.824 3.447 7 30 – 34 1.660 1.603 3.263 8 35 – 39 1.027 954 1.981 9 40 – 44 880 784 1.664

  10 45 – 49 566 434 1.000

  11 50 – 54 334 244 578 12 55 – 59 159 128 287 13 60 – 64

  91 82 173 14 65 – 69

  30

  21

  51 15 70 – 74

  10

  4

  14 16 75+

  4

  6

  10 Jumlah 13.284 13.445 26.729 Sumber : Kabupaten Pegunungan Arfak Dalam Angka, 2015.

  Berdasarkan tabel di atas., bahwa jumlah penduduk Kabupaten Pegaf adalah 26.729 jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 13.284 jiwa, dan perempuan 13.445 jiwa. Berdasarkan tabel tersebut, nampak bahwa struktur penduduk Kabupaten Pegaf termasuk dalam struktur penduduk muda, karena masing-masing kelompok umur pada selang 20 – 34 tahun memiliki proporsi terbanyak (>3.000 jiwa), diikuti kelompok umur antara 0 – 19 tahun (>2.000 jiwa); sedangkan pada kelompok 35 – 64 tahun hanya berksar 1.900 jiwa - 173 jiwa saja. Data kependudukan Kabupaten Pegaf di atas, dapat disajikan dalam bentuk piramida penduduk, seperti pada gambar berikut.

  Gambar II-3. Piramida Penduduk Tahun 2013 di Kabupaten Pegunungan Arfak

  Demografi 75 + 70 - 74

  65 -69 )

  60 - 64 n u

  55 - 59 h a

  50 - 54 (T r

  45 - 49 u

  40 - 44 m

  35 - 39 U

  Perempuan k

  30 - 34 o p

  25 - 29 Laki-laki m

  20 - 24 lo e

  15 - 19 K

  10 - 14 5 - 9 0 - 4 2000 1000 1000 2000 3000

  Jumlah Penduduk (Jiwa) Sumber: Hasil Olahan dari BPS dan IPM Kabupaten Pegaf, 2013.

  Dari segi angka ketergantungan penduduk (dependency ratio), hasil analisis tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk 0-14 tahun sebanyak 8.577 jiwa dan jumlah penduduk umur >64 tahun sebanyak 75 jiwa, sedangkan jumlah penduduk umur 14 – 64 tahun sebanyak 18.077 jiwa, maka rasio ketergantungan penduduk untuk Kabupaten Pegaf sebesar 47,86 atau 48. Artinya, setiap 100 penduduk yang produktif secara ekonomi di Kabupaten Pegaf harus menanggung 48 penduduk tidak produktif. Data kependudukan menurut distrik mengenai jumlah penduduk menurut jenis kamin, luas wilayah, jumlah rumah tangga, dan kepadatan penduduk disajikan pada tabel berikut.

  Tabel II-17. Data Luas Wilayah, Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Jumlah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Distrik , Tahun 2015.

  Kabupaten Pegunungan Arfak Jenis Kelamin Luas Rmh Kepdatan

  No Distrik Jmlah 2 (km ) Laki2 Permp Tangga Penduduk

1 Sururey 407,44

  1.340 1.442 2.782 969 6,83 Didohu 176,44 2 802 851 1.653 480 9,39 Anggi 256,80 3 1.140 1.116 2.256 498 8,79 Taige 112,13 4 722 716 1.438 314 12,82 Anggi Gida 199,41 5 686 738 1.424 299

  7.14 Membey 49,58 6 589 585 1.174 226 23,68 Minyambow 335,70 7 3.490 3.500 6.990 2.014 20,82 Hingk 365,08 8 3.030 2.023 6.053 1.818 16,58 Catubow 373,72 9 1.049 1.030 2.079 491 5,56 Testega 497,82 10 436 444 880 217 1,77

  2.773,74 Jumlah 13.284 13.445 26.729 7.326 96,40 Rata-rata 277,37 1.328 1.345 2.673 7.326 9,64 Sumber: Diolah dari Kabupaten Pegaf dalam Angka (2015).

  Data tabel di atas menunjukkan bahwa luas Kabupaten Pegaf adalah

  2

  2.773,74 km ; sedangkan jumlah penduduk sebanyak 26.729 jiwa, sehingga apabila jumlah penduduk tersebut didistribusi menurut luas wilayah, maka rata- rata tingkat kepadatan penduduk (population dencity) adalah 9,64 orang (10 jiwa)

  2

  per km . Terlihat bahwa Membey merupakan distrik dengan tingkat kepadatan

  2

  penduduk per luas wilayah paling tinggi (24 orang per km ), diikuti Distrik

2 Minyambouw (21 jiwa per km ); sedangkan distrik dengan tingkat kepadatan

  2

  penduduk terendah adalah Testega (2 jiwa per km ), diikuti Catubouw (6 jiwa per

  2 km ).

  Meskipun population dencity per distrik di Kabupaten Pegaf adalah rendah, namun mencermati keadaan fisiografis wilayah yang masuk dalam

  kategori extremly sleep (sangat curam), maka sesunguhnya jumlah penduduk

  tiap distrik tersebut apabila didistribusikan menurut luas wilayah yang produktif secara pertanian (arable land dencity), maka wilayah Kabupaten Pegaf termasuk tingkat kepadatan tinggi, dimana distrik Membey merupakan yang terpadat, diikuti Minyambouw, dan Testega Dikaji dari segi rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah 0,99, artinya setiap 100 penduduk perempuan, 99 orang di antaranya adalah laki-laki. Angka (rate) ini menunjukkan keadaan yang seimbang antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Data kependudukan sebagaimana disajikan pada kedua tabel di atas, dapat dibuat ringkasan indikator kependudukan seperti pada tabel berikut.